Anda di halaman 1dari 18

PEDOMAN INTERNAL

PROGRAM KESEHATAN JIWA

BLUD PUSKESMAS BRAMBANG


Jl. Raya Brambang No. 144 Kec. Diwek Kab. Jombang
Kode Pos : 61471 Telp. (0321) 865734
E-mail : puskesmasbrambang@gmail.com
Tahun 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT, Pedoman internal Program


KeswaPuskesmas Brambang dapat kami selesaikan sebagai dasar acuan
pelaksanaan upaya pelayanan Keswa di Puskesmas Brambang.
Disadari bahwa mungkin masih ada kekurangan-kekurangan yang ditemui
dalam pedoman ini, untuk itu sangat diharapkan saran-saran, masukan dan kritik
yang bermanfaat/ membangun demi kelengkapan dan kesempurnaan pedoman
ini.
Akhirnya diucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah bekerja keras sejak penyusunan draf, uji coba
sampai ditetapkannya standar ini.

Jombang, 2 Januari 2021


Mengetahui,

Kepala BLUD Puskesmas Brambang Programer Keswa

drg. Novie Soesilowati, M.KP Duwi Titik Indriyani, Amd.Kep.


Pembina Tk. I
NIP. 197512022007012011
DAFTAR ISI

BAB I PEDOMAN KESEHATAN JIWA........................................................... 1


A. Pendahuluan............................................................................................. 1
B. Latar Belakang......................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................... 4
D. Kegiatan Pokok dan Rencana Pokok....................................................... 4
E. Cara Melaksanakan Kegiatan.................................................................. 5
F. Sasaran..................................................................................................... 5
G. Ruang Lingkup......................................................................................... 5
H. Batasan Operasional Kesehatan Jiwa....................................................... 5
I. Landasan Hukum..................................................................................... 6
BAB II STANDART KETENAGAAN............................................................... 7
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia.......................................................... 7
B. Distribusi Ketenagaan.............................................................................. 7
C. Jadwal Pelaksanaan kegiatan................................................................... 7
BAB III STANDART FASILITAS..................................................................... 8
A. Denah Ruangan BP1................................................................................ 8
B. Standart Fasilitas...................................................................................... 8
C. Peralatan................................................................................................... 8
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN........................................................ 9
BAB V PENYEDIAAN LOGISTIK................................................................... 11
BAB VI KESELAMATAN SASARAN............................................................. 13
BAB VII KESELAMATAN KERJA.................................................................. 14
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU................................................................. 15
BAB IX PENUTUP............................................................................................. 16
PEDOMAN KESEHATAN JIWA

BAB I
A. PENDAHULUAN

Sehat adalah keadaan sejahtera, fisik mental dan social dan tidak sekedar
terbebas dari keadaan cacat dan kematian. Definisi sehat ini berlaku bagi
perorangan maupun penduduk (masyarakat). Derajat kesehatan masyarakat
dipengaruhi oleh empat faktor yang saling berinteraksi, yaitu lingkungan,
perilaku, keturunan dan pelayanan kesehatan. Kesehatan jiwa adalah suatu
kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif
sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan
semua segi kehidupan manusia dengan ciri menyadari sepenuhnya kemampuan
dirinya, mampu menghadapi tekanan hidup yang wajar, mampu bekerja
produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya, dapat berperan serta dalam
lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya, merasa
nyaman bersama dengan orang lain.

Menurut Survey Kesehatan Jiwa Rumah Tangga (SKJRT) pada


masyarakat di 11 kota di Indonesia tahun 1995, prevalensi masalah kesehatan
jiwa adalah 185 per 1000 populasi orang dewasa atau paling sedikit satu dari
empat orang pernah mengalami gangguan jiwa dan membutuhkan pelayanan
kesehatan jiwa. Berdasarkan data SUSENAS dan BPS, Direktorat Bina
Pelayanan Kesehatan Jiwa, Direktorat JenderalBina Pelayanan Medik,
Departemen Kesehatan RI dengan mengkaji gangguan jiwa di 16 kota di
Indonesia dari 1996 sampai 2000, menemukan tipe gangguan jiwa dan
proporsinya va.:u, adiksi 44,0%, defisit kapasitas mental 34,0%, disfungsi
mental 16,2%, dan disintegrasi mental 5,8%. Dalam penelitian tersebut juga
diperoleh gambaran gangguan jiwa pada anak-anak, yaitu 104/1000 dan dewasa
140/1000.Keadaan ini semakin meningkat sejalan dengan perubahan ekonomi,
sosial dan budaya.Prevalensi gangguan jiwa pada orang dewasa terdiri dari
psikosis 3/1000, demensia 4/1000, retardasi mental 5/1000, dan gangguan jiwa
lainnya 5/1000.Derajat kesehatan jiwa masyarakat dapat dilihat dari angka
kejadian gangguan jiwa dan disabilitas.Gangguan dan penyakit jiwa termasuk
burden disease.WHO (2001), menyatakan bahwa 12 % dari global burden
disease disebabkan oleh masalah kesehatan jiwa. Angka ini lebih besar dari
penyakit dengan penyebab lainnya . Meskipun tidak tercatat sebagai penyebab
kematian maupun kesakitan utama di Indonesia,bukan berarti kesehatan jiwa
tidak ada atau kecil masalahnya. Kurang terdatanya masalah kesehatan jiwa
disebabkan kesehatan jiwa belum mendapat perhatian. Prevalensi gangguan jiwa
di Indonesia saat ini diperkirakan sudah mencapai 11.6% (Riskesdas,
Departemen Kesehatan RI, 2007).Kesakitan dan kematian karena masalah
gangguan jiwa diketahui semakin meningkat di negara maju. Berbagai masalah
kesehatan jiwa di masyarakat dapat menyebabkan gangguan jiwa yang

1
berdampak menurunkan produktifitas atau kualitas hidup manusia dan
masyarakat.

Dewasa ini Pemerintah telah menyediakan pelayanan kesehatan jiwa


kepada masyarakat melalui sistem pelayanan kesehatan jiwa mulai dari tingkat
primer, sekunder dan tersier .Pelayanan Kesehatan Jiwa di masa lalu bersifat
spesialistik dan dikembangkan untuk RSJ maupun RSU.Sedangkan yang bersitat
umum dilakukan di Puskesmas. RSJ dijadikan pusat rujukan dan pembinaan
pelayanan kesehatan jiwa agar pelayanan kesehatan jiwa dapat diselenggarakan
secara komprehensif.Pelayanan kesehatan jiwa dewasa ini mengalami perubahan
fundamental, dari pelayanan kesehatan jiwa dengan perawatan tertutup menjadi
terbuka. Dalam penanganan gangguan jiwa, pendekatan klinis-individual beralih
ke produktifsosial sesuai dengan berkembangnya konsep kesehatan jiwa
komunitas. Dalam rangka menyelenggarakan pelayanan kesehatan jiwa
komunitas, hingga saat ini belum ada pedoman yang dapat dipergunakan sebagai
acuan secara nasional. Pedoman yang berskala nasional sangat dibutuhkan
untukmemperluas jangkauan dan pemerataan pelayanan, serta standarisasi dan
mutu.

B. LATAR BELAKANG

Tren terkini dalam penyakit jiwa memiliki hubungan kausatif yang


signifikan dengan perubahan sosial yang cepat dan stres negatif yang
ditimbulkannya, dengan pengangguran dan hubungannya dengan bunuh diri
menjadi salah satu faktor kejadian yang paling traumatik. Ada data yang
menunjukkan tingkat sosial ekonomi memiliki efek pada kesehatan jiwa, dan
terutama berdampak pada penyakit depresi, seperti pengurangan jaringan
pendukung dalam keluarga inti yang bertolak belakang dengan keluarga besar
(Basford, 2006). Pada Era Globalisasi dan persaingan bebas ini kecenderungan
terhadap peningkatan gangguan jiwa semakin besar, hal ini disebabkan karena
stresor dalam kehidupan semakin kompleks.Peristiwa kehidupan yang penuh
tekanan seperti kehilangan orang yang dicintai, putusnya hubungan sosial,
pengangguran, masalah dalam pernikahan, kesulitan ekonomi, tekanan di
pekerjaan dan diskriminasi meningkatkan resiko penderita gangguan jiwa
(Suliswati, 2005). Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir
Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2005, menemukan bahwa masalah
kesehatan jiwa berkontribusi 14% tehadap Global Burden of Disease, lebih
tinggi daripenyakit-penyakit lainnya. Masalah gangguan jiwa di Indonesia
dewasa ini cukup prevalen, yaitu 11,6 % untuk gangguan mental emosional di
atas 15 tahun dan 0,46 % untuk gangguan jiwa berat.(Riskesdas 2007). Angka-
angka ini bervariasi menurut daerah, dilihat dari morbiditas seperti angka
skizofrenia (0,2-2 %), depresi (10-15 %) dan disabilitas yang
diakibatkannya.Disabilitas menyebabkan hilangnya hari produktivitas seseorang,
sehingga gangguan jiwa sangat membebani (burden disease). Sebagaimana juga
terjadi di negara-negara lain, kecendrungan meningkatnya disabilitas akibat
gangguan jiwa ini juga telah mendorong tumbuhnya berbagai sarana pelayanan
kesehatan mental.

2
Kemajuan ilmu dan teknologi di bidang kedokteran dan kesehatan telah
memberi harapan untuk meningkatkan kualitas hidup dan produktifitas orang
dengan masalah kesehatan jiwa (ODMK). Untuk memenuhi harapan tersebut
dilakukan upaya pemulihan atau rehabilitasi mental untuk membantu ODMK
dapat kembali dan dapat berperan serta aktif di masyarakat.
Sudah menjadi kewajiban pemerintah melalui Departemen Kesehatan
untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada publik secara luas, merata, dan
berkualitas.Sampai sekarang belum ada suatu pedoman yang bisa dipakai oleh
para penyelenggara dalam memberikan pelayanan rehabilitasi mental kepada
klien atau masyarakat di sarana milik mereka.Pedoman tersebut juga sangat
diperlukan oleh masyarakat yang memanfaatkan pelayanan, serta pemerintah
dalam menetapkan standar-standar dan syarat-syarat pengembangan dan atau
penyelenggaraan pelayanan.
Estimasi masalah kesehatan jiwa diwilayah kerja Puskesmas Brambang
dengan rincian sebagai berikut :
ODGJ Berat
0.22 % X Jumlah Penduduk 94

ODGJ Ringan /GME(Gangguan Mental Emosional) 3981


6.5 % X 70% Jumlah Penduduk
Pasung 13
14.3 % X ODGJ Berat
Dengan Dasar hukum Peraturan Kadinkes No.1 Tahun 2018 tentang
Kedudukan,susunan organisasi,tugas pokok dan fungsi serta tata kerja unit
pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, pasal 25 pelaksana
program kesehatan jiwa mempunyai tugas salah satunya menyiapkan data dasar
program kesehatan jiwa, regulasi, kebijakan, pedoman kerja, kerangka acuan dan
standar operasional prosedur (SOP) Program kesehatan jiwa serta melaksanakan
koordinasi pelaksanaan kegiatan program kesehatan jiwa

C. TUJUAN
1. Tujuan umum :
- Menjamin setiap orang dapat mencapai kualitas hidup yang baik menikmati
kehidupan kejiwaan yang sehat , bebas dari ketakutan ,Tekanan, dan
gangguan lain yang dapat mengganggu Kesehatan Jiwa
2. Tujuan khusus
- Meningkatkan akses pelayanan rehabilitasi mental bagi masyarakat.
- Menetapkan kriteria persyaratan penyelenggaraan pelayanan kesehatan jiwa
di sarana rehabilitasi mental.
- Meningkatkan mutu pelayanan sarana rehabilitasi mental
- Pembebasan Pasien pasung.
Dengan demikian diharapkan mereka yang mengalami gangguan
mental semaksimal dapat dipulihkan keadaannya, ditingkatkan kemampuannya
untuk hidup secara mandiridan produktif.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

3
Di dalam gedung
a. Kegiatan Pokok
- Pemeriksaan penderita gangguan jiwa
- Pengobatan penderita gangguan jiwa
- Rujukan penderita gannguan jiwa ke RS
b. Rincian Kegiatan
Pelayanan penderita gangguan jiwa di Puskesmas Brambang di buka setiap
hari senin s/d sabtu pukul 07.15 s/d 12.00.

Di luar gedung
a.Kegiatan pokok
- Kunjungan rumah penderitan gangguan jiwa
- Sosialisasi Kesehatan
- Deteksi Dini ODGJ
- Pelepasan penderita pasung
- Pelaksanaan Poskeswa
b. Rincian kegitan
- Kunjungan penderita gangguan jiwa di lakukan 1 minggu sekali dengan harapan
meningkatkan kualitas program KESWA dalampengembangan sikap profesional
petugas kesehatan dan mengikutsertakan peran serta masyrakat dalam
pembangunan kesehatan
- Sosialisasi dilakukan bersama dengan acara pertemuan di desa
Pemberdayaan Kelompok bertujuan agar pelayanan ODGJ di PKM Wilker
Brambang Diwek terpenuhi 100% dengan cara serta melakukan Deteksi Dini
ODGJ
- Rujukan penderita di lakukan jika ada pasien yag gaduh gelisah dan
mengganggu lingkungan
- Pelepasan pasung dilakukan jika ada kasus ODGJ dipasung
- Poskeswa dibentuk dengan harapan Mempertahankan sehat jiwa dan
meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Di dalam gedung
- Pemeriksaan pasien dan memberikan edukasi pada klg ODGJ
- Pengobatan langsung terhadap pasien
- Merujuk ODGJ ke RS dan RSJ

Di Luar gedung
- Deteksi dini untuk penentuan sasaran ODGJ
- Kunjungan rumah untuk Penemuan pasien baru
- Pelaksanaan Poskeswa

F. SASARAN
- Tertanganinya penderita gangguan jiwa di fasilitas kesehatan dasar
- Semua penderita yang memiliki masalah kesehatan jiwa
- Semua penderita gangguan jiwa

G. RUANG LINGKUP

4
Adapun ruang lingkup pelayanan Kesehatan jiwa di wilayah Puskesmas
Brambang meliputi:
- Tertanganinya penderita gangguan jiwa di fasilitas kesehatan dasar
- Semua penderita yang memiliki masalah kesehatan jiwa
- Semua penderita gangguan jiwa

H. BATASAN OPERASIONAL KESEHATAN JIWA


Batasan operasinal Kesehatan jiwa adalah untuk menangani penderita
gangguan jiwa dan deteksi dini gangguan jiwa

5
I. LANDASAN HUKUM
Adapun landasan hukum dalam penyelenggaraan pelayanan Kesehatan Jiwa
di Puskesmas Brambang mengacu kepada :
1. Undang-undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2014 tentang
Kesehatan Jiwa
2. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 54 tahun 2017 tentang
Penanggulangan Pemasungan pada Orang Dengan Gangguan Jiwa
3. Buku Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Jiwa di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama 2020
4. Modul pelatihan Intermediate course common mental healty nursing oleh
tim IC cmhn dan dinas kesehatan propinsi JATIM 2017

6
BAB II
STANDART KETENAGAAN

A. Kwalifikasi Sumber Daya Manusia


Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 23
tahun 1996 tentang kesehatan, adalah bahwa petugas kesehatan adalah
petugas yang telah berpendidikan,dan mempunyai ketrampilan sesuai standart
propesinya.
Dan di Puskesmas Brambang untuk petugas Kesehatan Jiwatelah
memiliki sertifikat pelatihan kesehatan jiwasehingga kompeten dalam
memberikan pelayanan kesehatan jiwa

B. Distribusi Ketenagaan
Penanggung jawab program kesehatan jiwa di Puskesmas Brambang
bekerja secara purna waktu sesuai dengan jam dinas dan bilamana diperlukan
dapat bekerja diluar jam dinas dalam rangka koordinasi dan komunikasi
dengan lintas program dan lintas sektor terkait.

C. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

JENIS
No WAKTU PELAKSANA SUMBER TEMPAT
KEGIATAN
DANA
Pengobatan
Setiap hari Dokter Puskesmas
1 langsung
Jam kerja Programer Keswa APBD
terhadap pasien
Bidan Desa
Kunjungan
1 Minggu Programer Keswa Wilker PKM
2 penderita BOK
1x Kader Kesehatan Brambang
gangguan jiwa
Jiwa
Rujukan Dokter
Puskesmas
3 penderita 1 bulan 1x Programer Keswa APBD
gangguan jiwa
Dokter
Programer Keswa
Bila ada Wilayah
4 Lepas pasung Bidan Desa
kasus Puskesmas
Tiga Pilar

Dokter
Perawat ICMHN Gedung
5 POSKESWA 1 Bulan 1x KKJ APBD Pertemuan Desa
Tiga Pilar Diwek

Deteksi Dini Perawat ICMHN


Gedung
Kader (pendataan Tiga Pilar
6 1 Tahun 1x APBD Pertemuan Desa
sasaran ODGJ Kader Kesehatan
Diwek
Baru) Jiwa

7
Pencatatan dan
7 1 Bulan 1x Progamer Keswa Puskesmas
Pelaporan

Dokter -
1 Minggu Perawat ICMHN
8 Pojok Jiwa Puskesmas
sekali KKJ

8
BAB III
STANDART FASILITAS

A. DENAH RUANGAN POJOK JIWA

u
g
g
n
u
lemari
meja

Bed

pasien
pintu

B. STANDAR FASILITAS

Standar fasilitas yang dimiliki oleh Puskesmas Brambang untuk


penyelenggaraan pelayanan kesehatan jiwa meliputi :
1. Ruang Pemeriksaan
2. Ruang tunggu pasien
3. Ruang pelayanan

C. PERALATAN
Peralatan yang dimiliki oleh Puskesmas Brambang Diwek untuk menunjang
pelayanan Kesehatan jiwa meliputi :
1. Tempat tidur pasien
2. Alat pengukur TB/BB
3. Alat pengukur tanda-tanda vital thermometer,tensi meter
4. Buku regester / pencatatan

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

1. Anamnese keluhan utama.


2. Menentukan pasien yang memerlukan perhatian untuk di screening

9
a. Pasien dengan penyakit kronis
b. Pasien dengan keluhan fisik yang diduga ada hubungannya dengan masalah
kejiwaan (keluhan fisik timbul memberat jika ada masalah psikis).
c. Keluhan fisik beraneka ragam atau berganti-ganti, gangguan fisik atau
kelainan organic.
3. Membuat Klasifikasi keluhan
a. Keluhan fisik
- Fisik murni
- Fisik terindikasi mental emosional.
 Keluhan Psikomatis (HT, RA, Tirotoxikosis, Ulcus Pepticum, Colitis
Ulserative, Asma Bronchiale, Neurodermatitis)
 Keluhan fisik banyak dan berganti-ganti
 Penyakit kronis
b. Keluhan mental emosional
- Gangguan tidur
- Gangguan perilaku
- Gangguan emosi
- Gangguan pikiran
4. Medikasi
Obat antipsikotik : Haloperidol 2-3x2-5 mg/hari atau Klorpromazin 2-3x100-
200mg sehari
Monitor efek samping :
 Gejala parkinsonisme ( tremor ,akinesia ) bisa di tanggulangi dengan
antiparkinson oral ( misalnya :trihexifenidil 2mg 1-3 kali sehari )
 Distonia atau spasme akut dapat di tanggulangi dengan suntikan
Benzodiazepin (diazepam 10mg i.m ) atau antiparkinson (dipenhidramin 2 ml
i.m ).
 Akatisia (kegelisahan motorik berat ) bisa di tanggulangi dengan
pengurangan dosis atau Beta bloker
Pelayanan program kesehatan jiwa di Puskesmas Brambang Diwek meliputi
1. Dalam Gedung
 Deteksi dini penderita gangguan jiwa
 Pengobatan gangguan jiwa
 Rujukan penderita gangguan jiwa
2. Luar Gedung
 Kunjungan pasien gangguan jiwa baru
 Sosialsasi kesehatan jiwa
 Mengadakan posyandu kesehatan jiwa

10
BAB V
PENYEDIAAN LOGISTIK

Logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai
perencanaan dan penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan
pemeliharaan serta penghapusan material/ alat-alat. Logistik diartikan pula sebagai
bagian dari instansi yang tetugasnya menyediakan barang yang di butuhkan untuk
kegiatan operasionalnya instansi tersebut dalam jumlah, kualitas dan pada waktu
yang tepat (sesuai kebutuhan) dengan harga serendah mungkin.Adapun kegiatan
logistik meliputi mengadakan pembelian, infentarisasi dan stock kontrol,
penyimpanan dan penyaluran / distribusi serta informasi.
Kegiatan logistik mempunyai tiga tujuan yaitu tujuan operasional, keuangan
dan pengamanan.Tujuan operasional adalah bahwa logistik bagaiman agar tersedia
barang, serta bahan dalam jumlah yang tepat dan mutu yang memadai.Tujuan
keuangan adalah bagaimana upaya tujuan operasional dapat terlaksana dengan biaya
yang serendah-rendahnya.Sedangkan tujuan pengamanan adalah agar persediaan
tidak terganggu oleh kerusakan, pemborosan, penggunaan tanpa hak, pencurian dan
penyusutan yang tidak wajar.
Fungsi manajemen logistik merupakan suatu proses yang terdiri dari fungsi
perencanaan dan penentuan kebutuhan, penggagasan, pengaduan, penyimpanan dan
penyaluran pemeliharaan, serta penghapusan.
a. Fungsi perancanaan dan penentuan kebutuhan
Fungsi perencanaan merupakan fungsi yang mencakup aktifitas dalam
menetapkan sasaran, pedoman dan pengukuran penyelenggaraan dalam
bidang logistik. Sedangkan penentuan kebutuhan adalah rincian dari fungsi
perencanaan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
b. Fungsi penganggaran
Fungsi ini merupakan kegiatan dan usaha untuk merumuskan perincian
penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar, yaitu mata uang dan jumlah
biaya dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang berlaku
terhadapnya.
c. Fungsi pengadaan
Fungsi pengaduan merupakan usaha dan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan
operasional yang telah digariskan dalam fungsi perencanaan, penentuan
kebutuhan maupun penganggaran.
d. Fungsi penyimpanan dan penyaluran
Merupakan pelaksanaan penerimaan dan penyaluran perlengkapan yang telah
diadakan melalui fngsi terdahulu untuk kemudian disalurkan ke instansi
pelaksana.
e. Fungsi pemeliharaan
Adalah usaha untuk mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan daya
hasil barang inventaris.
f. Fungsi penghapusan
Berupa kegiatan dan upaya pembebasan barang dari pertanggung jawaban
yang berlaku.
g. Fungsi pengendalian

11
Merupakan fungsi inti dari pengelolaan perlengkapan yang meliputi usaha
untuk memonitor dan mengamankan keseluruhan pengelolaan logistik.Unsur
kegiatan utama dalam fungsi ini adalah pengendalian inventarisasi dan
ekspedisi.

Adapun kegiatan progran kesehatan jiwa di Puskesmas Brambang pada tahun


2020 meliputi
 Pelayanan pengobatan penderita gangguan jiwa
 Deteksi dini penderita gangguan jiwa
 Rujukan penderita gangguan jiwa
 Kunjungan penderita gangguan jiwa
 Posyandu Kesehatan Jiwa
 Pencatatan dan pelapora
 Sosialisasi kesehatan jiwa
 Pembebasan penderita pasung
Logistik untuk mendukung pelaksanaan program kesehatan jiwa meliputi:
Obat,buku pedoman tentang program Kesehatan jiwa dan formulir pencatatan dan
pelaporan ke Dinkes.

12
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Keselamatan pasien (patient safety) merupakan sebuah sistem yang dijumpai


Puskemas dimana Puskesmas membuat pasien lebih aman, mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan yang tidak diharapkan terjadi.Sistim
keselamatan pasien meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan
resiko.
Departemen kesehatan RI telah membuat dan menerbitkan satu buku Panduan
Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety) yang di dalamnya
terdapat 7 standar yang membahas tentang keselamatan pasien pada tahun 2008
yaitu:
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien.
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien.
Dalam kontek pelayanan kesehatan jiwa yang paling mendasar adalah
konseling yang bertujuan agar penderita dan keluarga mengerti cara perawatan di
rumah untuk itu bagi petugas pelayanan tidak hanya dalam pelayanan tetapi juga
dalam melakukan konseling. Berikut ini adalah yang dilakukan oleh seorang petugas.
Pelayanan kesehatan untuk menghindari ketidaknyamanan sasaran atau klien.
1. Sapa dan perkenalkan diri
2. Sampaikan pesan dengan bahasa yang di mengerti oleh sasaran
3. Gunakan bahasa yang singkat dan jelas tidak bertele-tele
4. Perhatikan norma dan budaya setempat

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Ruang lingkup pelayanan program kesehatan jiwa meliputi pelayanan di


dalam gedung dan pelayanan di luar gedung.Setiap kegiatan pelayanan kesehatan
jiwa lebih menitik beratkan pada upaya pengobatan dan perawatan pasien di rumah

13
Jadi setiap petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan jiwa di
harapkan benar-benar kompeten.

AB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu dalam kegiatan pelayanan kesehatan jiwadapat dilihat


dari indikator mutu pelaksanaan pelayanan kesehatan jiwa dalam rangka
meningkatkan cakupan pengobatan penderita gangguan jiwa.kondisi ini sebaiknya di
nilai setelah pelayanan pengobatan di Puskesmas berjalan beberapa bulan, melalui
upaya evaluasi.
Tatanan yang dianggap berhasil adalah tercapainya cakupan pengobatan
penderita gangguan jiwa sesuai target:
1. Target pengobatan penderita gangguan jiwa oleh Tenaga Kesehatan100
%

14
2. Pelepasan penderita pasung
3. Rujukan penderita gangguan jiwa

BAB IX
PENUTUP

Demikian pedoman pelayanan Kesehatan jiwa di Puskesmas Brambang


Diwek dibuat sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan pengobatan
penderita gangguan jiwa baik di dalam gedung maupun di luar gedung

15

Anda mungkin juga menyukai