SPIRAL OF SILENCE
KELOMPOK 13 :
Zidni
UNIVERSITAS PASUNDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas Teori Komunikasi tentang "Spiral Of
Silence".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Ersyad
Muttaqien, S.Kom.I, M.I.Kom selaku dosen mata kuliah Teori Komunikasi yang telah memberikan
pengetahuan tentang mata kuliah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika beliau tidak
memberikan penjelasan terlebih dahulu.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah teori komunikasi ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah Teori Komunikasi ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………….......1
LATAR BELAKANG……………………………………….…………….1
BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………….……….2
SPIRAL OF SILENCE…………………………………………………………….2
BAB 3…………………………………………………………………………...…7
KESIMPULAN……………………………………………………………………7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...…8
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sejak awal kemunculannya pada tahun 1972, teori spiral of silence menyedotperhatian
bidang keilmuan sosial (Lynda Lee 2004, p. 339). Beberapa penelitianmenggunakan teori ini sebagai
basis utama dalam menganalisa masalah. Teori Spiral of silence merupakan sebuah teori tentang
berubahnya public opinion. Dalam teori iniElisabeth Noelle-Neumann (1984) berasumsi bahwa
individu memiliki opini tentangberbagai isu, akan tetapi, ketakutan akan terisolasi menentukan
apakah individu itu akan mengekspresikan opini-opininya secara umum.
Publik opinion dalam teori ini didefinisikan menjadi dua yakni public opinionsebagai
sebuah rasionalitas dan public opinion sebagai suatu kontrol sosial. Sebagai sebuah rasionalitas
public opinion dijelaskan lebih pada pendapat sosial kebanyakan orang tentang suatu isu
berdasarkan pada pengetahuan mereka tentang isu tersebut. Sedangkan sebagai sosial kontrol adalah
sebuah opini yang dibuat sebagai bentuk penghindaran pada isolasi sosial.
Ketakutan isolasi sosial menjadi garis bawah teori ini. Seseorang tidak mengatakan
pendapat mereka (jika itu minoritas) dan cenderung diam demi menghindari isolasi. Dalam
perkembangannya teori ini sering membuat kesalah pahaman, ada banyak konsep yang tidak jelas
sehingga masih menimbulkan jejak sampai sekarang. Efeknya masih vis a vis,dibuktikan dengan
adanya beberapa penelitian menolak teori ini dan sebagian lagi masih menggunakan teori ini sebagai
pisau analisisnya.
Pergeseran media juga memberikan tantangan tersendiri bagi teori spiral of silence. Kini
opini tidak hanya bergulir dalam dunia nyata saja melainkan memiliki lingkungan baru yakni
lingkungan virtual yang memberikan fenomena baru dalam eksistensi teorispiral of silence.
PEMBAHASAN
SPIRAL OF SILENCE
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam kesimpulannya, Spiral of Silence dapat memengaruhi banyak hal dalam kehidupan
kita, baik itu dalam diskusi informal dengan teman atau dalam debat publik. Namun, dengan
memahami alasan di balik rasa takut kita dan melatih kemampuan kita dalam menyatakan pendapat
yang terbuka dan konstruktif, kita dapat mengatasi Spiral of Silence dan menciptakan lingkungan
yang lebih inklusif
Teori spiral of silence pada intinya menjelaskan bagaimana suatu opini publik dibentuk
melalui pengaruh media massa, yang mana media massa cenderung mendukung pandangan
mayoritas dan menekan pandangan minoritas. Masyarakat dari kelompok pandangan mayoritas yang
memegang kekuasaan akan memberikan ancaman berupa isolasi terhadap mereka yang dianggap
kelompok pandangan minoritas, sehingga mereka yang mempunyai pandangan minoritas cenderung
memilih untuk bungkam dibandingkan menyuarakan pendapatnya karena takut akan isolasi yang
diberikan masyarakat dari kelompok mayoritas.
Semakin dekat seseorang percaya bahwa pendapat yang dimilikinya serupa dengan opini
publik yang berlaku, semakin mereka bersedia mengungkapkan opini mereka secara terbuka di
depan umum.
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia.