Anda di halaman 1dari 7

Teori Komunikasi 19

Tugas 2

Nama : Ycha Ester Sonya Tasya


Nim : 041011811
1. Jelaskan pokok-pokok pemikiran yang ada di
dalam teori Spiral of Silence

2. Jelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi


agar proses Difusi Inovasi berhasil dilakukan

3. Jelaskan pokok-pokok pemikiran dalam teori


Agenda Setting

Jawaban:

1. Media massa adalah sebuah platform yang


sangat penting untuk menyampaikan informasi,
pesan atau berita kepada khalayak. Jenis media
massa sendiri ada berbagai macam mulai dari surat
kabar atau koran, radio, televisi, hingga media
berbasis teknologi digital. Setiap informasi, pesan,
maupun berita yang dikeluarkan oleh media massa
tentu selalu menjadi bahan perbincangan serta
pembentukan opini yang berbagai macam. Opini
yang terbentuk di masyarakat dapat beragam karena
masing-masing orang menerima dampak yang
berbeda-beda dari paparan media, hal ini sesuai
dengan yang dinyatakan dalam teori spiral
keheningan. Spiral of silence theory atau teori spiral
keheningan pertama kali dikenalkan oleh Elisabeth
Noelle-Neumann (1970-an). Dalam penelitiannya,
Noelle-Neumann menyatakan bahwa media
mempengaruhi opini publik. Pengaruh penting dari
media adalah pembentukan opini publik yang secara
langsung berhubungan dengan kebebasan
berpendapat dan memicu timbulnya kelompok
mayoritas serta minoritas. Teori spiral keheningan
menyatakan bahwa orang-orang yang memiliki sudut
pandang minoritas akan cenderung diam dan tidak
banyak berkomunikasi. Sedangkan orang-orang
yang memegang sudut pandang mayoritas akan
lebih terdorong untuk banyak berbicara. Hal ini
sesuai dengan salah satu asumsi dasar teori spiral
keheningan di mana masyarakat umum dapat
mengancam individu yang melenceng dari pendapat
mayoritas dengan isolasi. Ketika mayoritas orang
percaya pada serangkaian nilai yang umum, maka
ketakutan akan isolasi menurun. Namun saat ada
perbedaan pendapat, rasa takut akan isolasi kembali
muncul. Kaum mayoritas yang pandangannya
dominan sering pula didukung oleh media yang
menjadi pembentuk opini publik dalam masyarakat.
Pendapat yang didukung oleh media bisa
mendapatkan pengaruh yang lebih kuat lagi karena
sebagian besar masyarakat percaya pada media
massa. Teori spiral keheningan menyadarkan
gagasan pada tiga asumsi dasar dan berdasarkan
penjelasan mengenai opini publik sebagai latar
belakangnya,yaitu:
1. Asumsi pertama adalah masyarakat yang
menyatakan bahwa memiliki kekuasaan terhadap
pandangan yang menyimpang dan tidak ingin
menyesuaikan pendapatnya dengan ancaman
terisolasi. Spiral kesunyian disebabakan ada
perasaan takut atau terkucil dari lingkungan yang
berbeda pendapat. Teori ini bukan sekedar ikut
ikutan atau berada pada pihak yang menang, tetapi
berusaha untuk menghindari dari situasi yang
teriolasi dari kelompok sosialnya.
2. Asumsi kedua adalah bahwa perasaan khawatir
akan terisolasi menyebabkan individu harus
mengukur iklim pendapat sepanjang waktu. Teori
spiral kebisuan memberikan argumentasi bahwa
orang selalu bertindak sebagai penilai iklim opini
publik orang mengetahui pendapat atau pandangan
mana yang populer yang lebih banyak diterima dan
pandangan mana tidak banyak diterima orang. Hal
tersebut disebut dengan istilah kuasi statistik yaitu
adanya perasaan yang cukup meyakinkan dalam
diri.

2. Manusia sebagai makhluk yang memiliki daya


pikir dan emosi, hidup dalam sistem sosial dan
lingkungan yang selalu berubah serta selalu
berupaya untuk meningkatkan kualitas
kehidupannya. Tuntutan tersebut juga disebabkan
karena setiap saat ekspektasi terhadap apa yang
ingin dicapai selalu berubah ke tingkatan yang lebih
tinggi. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya untuk
mencapai keinginan yang diharapkan. Ketika
pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, atau
institusi tertentu ingin melakukan perubahan pada
masyarakat atau organisasi tertentu ke arah yang
lebih baik, pertanyaannya adalah bagaimana
melakukan perubahan tersebut? Salah satu upaya
melakukan perubahan adalah dengan melakukan
inovasi dalam masyarakat atau institusi tersebut.
Perubahan tersebut, misalnya dilakukan dengan
memasukkan ide-ide baru ke dalam komunitas
masyarakat atau suatu institusi. Ide-ide tersebut
dapat berasal dari luar maupun dari masyarakat itu
sendiri, yang penting bahwa ide tersebut merupakan
sesuatu yang diperkirakan dapat menimbulkan satu
perubahan ke arah yang lebih baik. Sebagai contoh,
ketika kita mengetahui bahwa ternyata pertumbuhan
penduduk Indonesia sangat cepat dan tidak
sebanding dengan pertumbuhan ketersediaan
pangan maka diperlukan suatu upaya untuk
mengendalikan kecepatan pertumbuhan penduduk
tersebut. Pertanyaannya pada saat itu adalah
bagaimana caranya memperlambat kecepatan
pertumbuhan penduduk?, bagaimana menjelaskan
kepada masyarakat tentang hal itu?, lalu
diperkenalkan program Keluarga Berencana oleh
pemerintah. Melihat kondisi seperti ini tentu saja
melakukan inovasi tidak semudah seperti kita
memindahkan air dari suatu ember ke ember yang
lain. Ada suatu proses antara munculnya suatu ide
sampai dengan diterapkan atau ditolak ide tersebut.
Untuk membuat upaya inovasi itu sukses maka kita
harus mengetahui apa itu inovasi dan bagaimana
sebenarnya proses inovasi berlangsung.
Sebenarnya proses masuknya ide-ide baru kepada
masyarakat tidaklah sesederhana itu. Namun
diharapkan dapat memberikan gambaran sederhana
bagi Anda tentang hal itu, misalnya terjadi penolakan
atas ide-ide baru karena dianggap melanggar
norma-norma setempat, tidak sesuai dengan adat
istiadat dan lain-lain. Dapat juga disebabkan karena
faktor internal dalam diri individu masyarakat yang
cenderung tidak mau berubah atau tidak berani
menanggung risiko jika ada akibat yang ditimbulkan
karena perubahan itu. Tujuan dari pemasukan ide-
ide baru ke dalam masyarakat melalui proses
komunikasi ini adalah untuk melakukan perubahan-
perubahan pada masyarakat. Kegiatan ini tidak
hanya untuk negara-negara berkembang saja, tetapi
juga di negara maju. Gagasan baru diharapkan
memperbaiki pengetahuan, perilaku/sikap dalam
masyarakat sehingga terjadi perubahan dalam
masyarakat sesuai tujuan pemasukan ide-ide baru
itu tercapai karena pada dasarnya perubahan sosial
diperlakukan untuk memperbaiki kondisi masyarakat
ke arah yang lebih baik. Dalam upaya memasukkan
gagasan-gagasan baru ke dalam suatu tatanan
masyarakat perlu mencermati beberapa hal karena
masyarakat bukanlah benda mati, misalnya
kebaruan dari gagasan tersebut. Semakin baru
gagasan tersebut semakin besar kemungkinan suatu
gagasan tersebut diterima. Selain itu, juga kegunaan
dari gagasan tersebut. Semakin tinggi tingkat
kegunaannya untuk memecahkan persoalan yang
ada maka tingkat penerimaannya semakin tinggi
pula. Masih banyak faktor lain yang mempengaruhi
tingkat penerimaan suatu gagasan dalam
masyarakat yang akan kita pelajari. Dengan melihat
penjelasan tadi maka muncul beberapa pertanyaan
dalam diri kita, sebenarnya apa yang dimaksud
dengan memasukkan gagasan/ide baru (inovasi),
bagaimana prosesnya, siapa yang berperan, dan lain
sebagainya. Modul ini akan menjelaskan kepada kita
tentang pengertian, elemen-elemen dan karakteristik
inovasi sehingga jika Anda telah selesai mempelajari
modul ini dengan baik maka Anda diharapkan dapat
menjelaskan:
1. pengertian komunikasi inovasi
2. pengertian difusi dan adopsi inovasi
3. elemen-elemen dalam proses difusi inovasi
4. karakteristik inovasi

3. Dalam setiap komunikasi diperlukan topik


yang saling dimengerti satu sama lain agar
terciptanya komunikasi timbal balik yang baik antar
kedua belah pihak baik dari sisi komunikator maupun
komunikan. Komunikasi pada zaman sekarang dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara baik
komunikasi langsung (tatap muka) maupun
komunikasi yang dilakukan secara tidak langsung
(daring) dengan berkembangnya teknologi pada saat
ini juga memudahkan kita untuk saling bertukar
informasi dengan lebih cepat dan mudah. Media-
media komunikasi sekarang juga telah berkembang
jauh lebih modern dan beragam pilihannya tidak
terkecuali untuk media komunikasi yang melibatkan
banyak orang (massa) maka dari itu pilihan media
massa yang beragam tersebut juga harus
disesuaikan dengan aktivitas kita sehari-hari dan
harus lebih cermat dalam menyaring informasi yang
diterima agar terhindar dari banyaknya berita palsu
yang menimbulkan perpecahan melalui isu yang
belum pasti kebenarannya. Teori agenda
diperkenalkan pada tahun 1968 ketika kampanye
pemilihan presiden AS dipelajari. Studi tersebut
berhasil menemukan korelasi yang tinggi antara
bobot berita dan rating pemilih, yang kemudian
menjadi hipotesis teori agenda. Meningkatkan
makna pokok bahasan kepada khalayak (Nuruddin,
2007: 195). Hasil penelitian ini kemudian menjadi
fenomena kunci dalam penciptaan teori agenda oleh
Maxwell McComb dan Donald L. Shaw pada tahun
1972 (Lubis, 2007: 106). Yang pertama diterbitkan
dengan judul “The Agenda Setting Function of the
Mass Media” Opini Publik Triwulanan no. 37 (Bungin,
2006: 279). Maxwell McComb dan Donald L Shaw
kemudian menjadi tokoh utama teori ini ketika para
peneliti menguji teori tersebut, yang empat tahun
setelah penelitian (1968-1972) baru saja
mengumumkan kepada publik bahwa penelitian
mereka mengkonfirmasi hipotesis asalkan mereka
setuju. nama teori agenda setting teori. Penelitian
yang mengarah pada pemilihan presiden AS tahun
1968 juga menjadi latar belakang sejarah munculnya
teori agenda. Meskipun dulu para sarjana memiliki
ide/pandangan yang cenderung disamakan dengan
teori agenda karena pengaruh media yang teramati
terhadap publik. Hanya pada saat itu mereka belum
mencapai titik di mana teori semacam itu dinyatakan
sebagai teori agenda. Secara etimologis, konsep
agenda setting dapat dipahami sebagai penetapan
atau penyusunan agenda/peristiwa/kegiatan. Hal ini
sejalan dengan agenda atau pengaturan kondisi
yang disampaikan oleh beberapa pakar komunikasi
Indonesia. Teori Agenda Setting adalah teori bahwa
media adalah pusat penegakan kebenaran, yang
mampu mengangkat dua elemen, yaitu kesadaran
dan pengetahuan, ke dalam agenda publik. Hal ini
dilakukan dengan meningkatkan kesadaran publik
dan mengarahkan perhatian pada isu-isu yang
dianggap penting oleh media. Apa yang disampaikan
oleh media massa tentunya berpedoman pada
kaidah jurnalistik yang berlaku, apalagi ada jurnalis
di media massa yang mengolah dan menyampaikan
informasi sesuai dengan prinsip jurnalistiknya.
Namun dalam hal ini McCombs dan Shaw
menjelaskan bahwa apa yang diberitakan di media
dianggap penting dan harus diperhatikan oleh
masyarakat luas. Media tidak mempengaruhi pikiran
orang dengan memberi tahu mereka apa yang harus
dipikirkan dan ide atau nilai apa yang mereka miliki,
tetapi dengan memberi tahu mereka masalah dan
isu apa yang harus dipikirkan. Masyarakat umum
cenderung memutuskan bahwa apa yang disiarkan
melalui media massa benar-benar layak untuk
diketahui masyarakat luas dan dipublikasikan.

Anda mungkin juga menyukai