Audrey Adriana
21043010028
Komunikasi Massa l
2. Information gaps
Asumsi : Teori information gaps mengasumsikan bahwa dalam proses kehidupan,
individu akan menghadapi kesenjangan informasi. Artinya, terdapat celah yang
belum terpenuhi antara informasi yang diketahui dan informasi yang dibutuhkan.
Dari situasi tersebut, maka dibutuhkan usaha untuk mengisi celah yang kosong
melalui pencarian informasi.
Contoh fenomena : seseorang yang tinggal pelosok mungkin tidak mengikuti
informasi mengenai diadakannya beberapa konser k-pop di Jakarta , berbanding
terbalik dengan yang tinggal di perkotaan sebagian besar mereka mengikuti
informasi tersebut bahkan menontonnya.
3. Information Seeking
Asumsi : Teori information seeking berasumsi bahwa individu melalui tahapan-
tahapan tertentu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Pertama-tama,
proses seeking diawali dengan adanya masalah atau pertanyaan yang ingin
diselesaikan oleh individu. Dari sini, individu mulai mencoba untuk
menghubungan informasi yang telah dimiliki dan mencoba menalar jawaban dari
permasalahan. Selain itu kebanyakan audiens atau seseorang cenderung untuk
menghindari informasi yang tidak sesuai dengan image reality-nya karena merasa
membahayakan. (berhubungan dengan teori uses and gratification)
Contoh fenomena : ketika kita melihat informasi mengenai berita peristiwa
kanjuruhan, lalu muncul di beranda tiktok dan melihat salah satu komentar netizen
mengatakan banyak sekali korban jiwa diinjak2 karena gate pintu keluarnya
dikunci dan tidak dibuka. Kemudian kita penasaran apakah hal itu benar2 terjadi ,
sehingga memutuskan untuk mencari informasi lain melalui media yang lebih
terpercaya. Akhirnya ada beberapa artikel yang mengatakan bahwa pintunya bukan
sengaja dikunci , namun memang ada sedikit kerusakan pintu karena jumlah
penonton yang ingin keluar terlalu over. Nah dari situ dapat disimpulkan bahwa
pencarian informasi diseleksi terlebih dahulu.
7. Teori kultuvasi
Asumsi : Teori ini menegaskan bahwa efek yang ditimbulkan oleh media lebih
bersifat kumulatif dan berdampak pada sosial budaya daripada individu. Asumsi
dari teori ini yaitu sajian media dapat memperkuat persepsi khalayak terhadap
realitas sosial. Sehingga akhirnya akan menimbulkan pengaruh jangka panjang
Contoh fenomena : saat ini banyak sekali seseorang yang melakukan sesuatu hal di
media sosial lalu viral dan diundang ke televisi. Pada akhirnya mereka terkenal.
Namun tidak sedikit mereka yang viral karena melakukan hal-hal aneh dan bukan
berprestasi. Tentunya kejadian tersebut mengubah pandangan seseorang bahwa
sekarang di Indonesia menjadi orang terkenal itu mudah tanpa berprestasi.