Anda di halaman 1dari 13

TEORI KOMUNIKASI MEDIA

1. Teori Pengembangan
George Gerbner menyatakan bahwa televisi mengahadirkan cara untuk
memandang dunia. Televisi adalah sebuiah sistem penceritaan yang tersentralisasi.
Melebihi penghalang historis buku dan mobilitas, televisi telah menjadi sumber umum
dari sosialisasi dan informasi sehari-hari dari populasi yang heterogen. Disebut
pengembangan karena televisi diyakini sebegai agen penyetara budaya atau
mengembangkan suatu budaya.
Contoh: PT Unilever mengeluarkan produk terbarunya yaitu pond’s flawless white yang
dapat memutihkan dan menghilangkan jerawat serta bekas noda hitam di wajah.
Pihak dari unilever meminta kepada media televisi bekerjasama sebagai agen
sosialisasi untuk mengiklankan produknya sehingga bisa diketahui oleh
masyarakat di seluruh Indonesia.
2. Teori Dugaan
Philip palmgreen menciptakan sebuah penjabaran bahwa kepuasan yang kita cari
dari media ditentukan oleh sikap dan keyakinan kita terhadap media dan penilaian
tentang material ini. Ketika kita memperoleh pengalaman dengan sebuah program, genre
atau media, kepuasan yang kita dapatkan selanjutnya akan mempengaruhi keyakinan juga
memperkuat pola penggunaan kita.
Contoh: Acara televisi yang ditayangkan di metro TV yaitu Mario Teguh Goldenways,
acara ini merupakan suatu yang bisa merubah cara pandang kita kearah yang
lebih baik. Jadi bagi audience yang telah menonton acara tadi menilai dirinya
juga bisa melakukan hal-hal yang baik, Kemudian untuk selanjutnya anda akan
terus menonton acara itu untuk memenuhi rasa ketertarikan anda terhadap
program acara tersebut.
3. Teori Ketergantungan
Sandara ball – rokeach dan Melvin deflor yang pertama kali mengusulkan teori
ketergantungan. Dalam modelnya mereka mengajuka sebuah hubungan integral antara
audiens, media, dan masyarakat yang lebih luas. 2 faktor yang menentukan sebarapa
tergantungnya kita pada media :
 Anda akan menjadi lebih tergantung pada media yang memenuhi beberapa
kebutuhan anda daripada media yang hanya sedikit memuaskan
 Jika keadaan sudah stabil, ketergantungan pada media akan menurun
Contoh: Pada berita gempa sumbar yang ditayangkan oleh banyak media, tetapi pada saat
itu metro TV lebih menayangkan berita yang cukup lengkap dan dianggap kongkrit oleh
audiencenya oleh karena itu masyarakat atau penonton lebih cendrung menonton metro
TV dari pada media televisi yang lain. Namun disaat berita tersebut telah berakhir, maka
mereka pun lambat laun akan kembali lagi ke pilihan awal mereka, yaitu media televisi
yang biasa mereka tonton.
4. Teori masyarakat massa
Teori masyarakat massa memberikan suatu gambaran mengenai kehidapan massa
di mana kehidupan komunitas dan identitas etnik telah tergantikan oleh relasi yang
mengandung karakter depersonalisasi seluruh masyarakat.para penganut teori masyarakat
massa memberi alasan mengenai teori yang mereka bangun. Alasan yang dikemukakan
adalah bahwa perkembangan cepat yang terjadi dalam komunikasi telah meningkatkan
kontak manusia, sehingga pada akhirnya telah membuat masyarakat mengalami saling
ketergantungan yang lebih besar dibandingkan di masa lalu. Namun ternyata saling
ketergantungan ini kemudian mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan yang
mempengaruhi semua masyarakat. Ketidakseimbangan ini berbentuk saling
ketergantungan yang secara bersamaan membuat manusia semakin teralienasi satu
dengan yang lain. Yang terjadi adalah keterputusan relasi komunitas dan keluarga, serta
juga dipertanyakannya nilai-nilai lama.
Contoh: Bagaimana masyarakat Badui di pedalaman Jawa Barat yang masih teguh
memelihara tradisi mereka, dengan menolak kehadiran media massa. Relasi
sosial mereka masih sangat dipengaruhi oleh tradisi yang bersendi nilai-nilai
lama. Kondisi yang sangat berbeda pada masyarakat Sunda yang telah berada di
Kota Bandung yang sudah banyak menerima terpaan media. Relasi sosial
mereka, terutama dengan keluarga dan tetangga, pasti lebih longgar
dibandingkan dengan masyarakat Badui. Bisa jadi mereka tidak akan mengenal
tetangga yang berada di sebelah rumah. Kondisi ini dapat dengan mudah kita
jumpai di berbagai perumahan mewah yang saling teralienasi satu dengan yang
lain.
5. Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan (Uses and Gratification Theory)
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan  adalah salah satu teori komunikasi
dimana titik-berat penelitian dilakukan pada pemirsa sebagai penentu pemilihan pesan
dan media.Pemirsa dilihat sebagai individu aktif dan memiliki tujuan, mereka
bertanggung jawab dalam pemilihan media yang akan mereka gunakan untuk memenuhi
kebutuhan mereka dan individu ini tahu kebutuhan mereka dan bagaimana memenuhinya.
Media dianggap hanya menjadi salah satu cara pemenuhan kebutuhan dan individu bisa
jadi menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan mereka, atau tidak menggunakan
media dan memilih cara lain.
Contoh: Film horror secara umum menghasilkan respon yang sama pada pemirsanya,
lagipula banyak orang sebenarnya telah menghabiskan waktu di depan TV lebih
banyak daripada yang mereka rencanakan. Menonton film itu sendiri telah
membentuk opini apa yang dibutuhkan pemirsa dan membentuk harapan-
harapan.

6. Teori komunikasi klasik: teori informasi

Teori komunikasi kontemporer yang merupakan perkembangan dari teori


komunikasi klasik melihat fenomena komunikasi tidak fragmatis. Artinya, komunikasi
dipandang sebagai sesuatu yang kompleks-tidak sesederhana yang dipahami dalam teori
komunikasi klasik. teori informasi yang berkembang setelah perang dunia II . Teori yang
termasuk ke dalam tradisi sibernetik ini mengkaji bagaimana mengirim sejumlah
informasi yang maksimum melalui saluran yang ada.

7. Teori Pengaruh Tradisi

Teori pengaruh komunikasi massa dalam perkembangannya telah mengalami


perubahan yang kelihatan berliku-liku dalam abad ini. Dari awalnya, para peneliti
percaya pada teori pengaruh komunikasi “peluru ajaib” (bullet theory) Individu-individu
dipercaya sebagai dipengaruhi langsung dan secara besar oleh pesan media, karena media
dianggap berkuasa dalam membentuk opini publik.
Contoh: Pada iklan sikat gigi pepsodent, dalam iklan ini di tayangkan semenarik mungkin
agar penonton percaya dengan yang di iklankan terebut. Sehingga penonton pun
tertarik untuk memakai sikat gigi tersebut.

8. Teori Persamaan Media

Teori ini pertama kali dikenalkan oleh Byron Reeves dan Clifford Nass (professor
jurusan komunikasi Universitas Stanford Amerika) dalam tulisannya The Media
Equation: How People Treat Computers, Television, and New Media Like Real People
and Places pada tahun 1996. Media Equation Theory atau teori persamaan media ini ingin
menjawab persoalan mengapa orang-orang secara tidak sadar dan bahkan secara otomatis
merespon apa yang dikomunikasikan media seolah-olah media itu manusia Dengan
demikian, menurut asumsi teori ini, media diibaratkan manusia. Teori ini memperhatikan
bahwa media juga bisa diajak berbicara. Media bisa menjadi lawan bicara individu
seperti dalam komunikasi interpersonal yang melibatkan dua orang dalam situasi face to
face.

Contoh: Dalam salah satu media elektronik seperti radio, disana banyak menyajikan
acara-acara yang banyak diminati oleh remaja. Kemudian dalam acara tersebut
bnyak pendengar yang mengirimkan saran atau opini, maka penyiar yang
membawakan acara tersebut akan menanggapi nya secara langsung. Inilah yang
disebut seolah media tersebut diibaratkan seperti manusia, ia bisa menanggapi
secara langsung opini yang diberikan pendengar.

9. Teori Media Klasik

Media merupakan perpanjangan pikiran manusia, jadi media yang menonjol


dalam pengunaan membiasakan massa historis apapun. Seperti media yang mengikat
waktu dan media yang mengikat ruang (memudahkan komunikasi dari suatu tempat
ketempat lain, mendorong perkembangan kerajaan, birokrasi yang besar dan militer) jadi,
media sebagai sebuah pikiran manusia yang diciptakan untuk memaksakan manusia
dikuasai oleh manusia media.
Contoh: Dalam kehidupan selebritis di Indonesia, seperti kehidupan rumah tangga
krisdayanti dan anang hermansyah karena media terlalu ikut campur dan selalu
menyorot dan menayangkan selukbeluk kehidupan keluarganya melalui media
televise sehingga khalayak mengetahui bagaimana hancurnya rumah tangga
mereka.

10. Teori Model Lasswell

Yang menemukan teori ini adalah Harold lasswell, dalam artikel klasiknya tahun
1948 mengemukakan model komunikasi yang sederhana dan yang sering di ikuti banyak
orang, seperti siapa, berbicara apa, dalam saluran yang mana, kepada siapa, dan pengaruh
seperti apa.

Contoh: Pemerintah yang mencanangkan program konversi minyak tanah ke elpiji 3 kg


karena sulitnya mendapatkan minyak tanah saat sekarang ini. dengan ini
pemerintah mengiklankan pemakaian elpiji di televise agar diketahui oleh
khalayak dan khalayak bisa langsung melaksanakan konversi tersebut.

11. Teori Agenda Setting

Teori ini diperkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw. Asumsi teori ini adalah
jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi
khalayak untuk menganggapnya penting. Jadi apa yang dianggap penting media maka
penting juga bagi masyarakat atau khalayak. Dalam hal ini media memiliki efek yang
sangat kuat terutama karena media ini berkaitan dengan proses belajar bukan dengan
perubahan sikap dan pendapat.

Contoh: Pada akhir-akhir ini sumua mediasibuk menayangkan beria tentang sepak bola
piala AFF, sehingga masyarakat pun meras berita ini sangat penting dan tidak
bisa untuk dilewatkan, sementara banyak kasus-kasus yang belm jelas
permasalahannya dilewatkan begitu saja. Jadi apa yang dianggap media penting
untuk diberitakan maka penting juga bagi khalayaknya.
12. Teori The Spiral of Silence

Teori ini dikemukakan oleh Elizabth Noelle-Neuman tahun 1976, berkitan dengan
pertanyaan bagaimana terbentukya pendapat umum. Teori ini menjelaskan bahwa
terbentuknya pendapat umum ditentukan oleh satu proses saling mempengaruhi atara
komunikasi massa, komunikasi antar pribadi dan persepsi individu tentang pendapatnya
dalam hubungannya dengan pendapat orang lain ala masyarakat. Bahwa individu pada
umumnya berusaha untuk menghindari isolasi, dalam arti kesendirian mempertahankan
sikap atau keyakinan tertentu

13. Teori Difusi Inovasi

Teori ini dikemukakan oleh Everett Rogers danpara koleganya. Rogers


menyajikan deskripsi yang menarik mengenai penyebaran dengan proses perubahan
social, diman terdiri dari penemuan, difusi,dan konsekuensi. Perubahan diatas dapat
terjadi secara internal dari dalam kelompok atau secara eksternal melalui kontak dengan
agen-agen perubahan dari dunia luar. Kontak mungkin terjadi secara spontan atau dari
ketidaksengajaan, atau hasil dari rencana bagian agen-agen luar dalam waktu yang
bervariasi. Dalam difusi inovasi ini memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dapat
tersebar. Namun pada realisasinya, satu tujuan dari penelitian difusi adalah untuk
menemukan sarana guna memperpendek keterlambatan ini. setelah terselenggara suatu
inovasi akan mempunyai konsekuensin apakah mereka berfungsi atau tidak, secara
langsung atau tidak langsung, nyata atau laten.

14. Teori Imperialisme Budaya

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Herb Schiller pada tahun 1973. Tulisan
pertama Schiller yang dijadikan dasar bagi munculnya teori ini adalah Communication
and Cultural Domination. Teori imperialisme budaya menyatakan bahwa negara Barat
mendominasi media di seluruh dunia ini. Ini berarti pula, media massa negara Barat juga
mendominasi media massa di dunia ketiga. Alasannya, media Barat mempunyai efek
yang kuat untuk mempengaruhi media dunia ketiga. Media Barat sangat mengesankan
bagi media di dunia ketiga. Sehingga mereka ingin meniru budaya yang muncul lewat
media tersebut. Dalam perspektif teori ini, ketika terjadi proses peniruan media negara
berkembang dari negara maju, saat itulah terjadi penghancuran budaya asli di negara
ketiga. Kebudayaan Barat memproduksi hampir semua mayoritas media massa di dunia
ini, seperti film, berita, komik, foto dan lain-lain. Mengapa mereka bisa mendominasi
seperti itu? Pertama, mereka mempunyai uang. Dengan uang mereka akan bisa berbuat
apa saja untuk memproduksi berbagai ragam sajian yang dibutuhkan media massa.
Bahkan media Barat sudah dikembangkan secara kapitalis. Dengan kata lain, media
massa Barat sudah dikembangkan menjadi industri yang juga mementingkan laba.

15. Teori Dependensi Efek komunikasi massa

Teori ini dikemukakan oleh Sandra Ball-Rokeachdan Melvin L. Defluer (1976),


yang memfokuskan pada kondisi structural atau masyarakat yang mengatur
kecendrungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini berangkat dari sifat
masyarakat modern, dimana madia massa dianggap sebagai system informasi
yangberperan penting dalam proses memelihara, perubahan, dan konflik pada tataran
kelompok, masyarakat dan individu dalam aktivitas social.

Contoh: Seperti bencana guung merapi yang meletus di sleman Yogyakarta, setelah
diberitakan oleh media adanya bencana tersebut, dan berapa banyak korban
yang meninggal akibat bencana tersebut, barulah bantuan datang dan dukungan
moral dari masyarakat di Indonesia serta banyaknya relawan yang membatu
prose evakuasi korban.

16. Teori Determinisme Teknologi (Technological Determinism Theory)


Teori ini dikemukakan oleh Marshall McLuhan pertama kali pada tahun 1962
dalam tulisannya The Guttenberg Galaxy: The Making of Typographic Man. Ide dasar
teori ini adalah bahwa perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi
akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi membentuk individu
bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya
mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang
lain. Misalnya dari masyarakat suku yang belum mengenal huruf menuju masyarakat
yang memakai peralatan komunikasi cetak, ke masyarakat yang memakai peralatan
komunikasi elektronik.
Contoh: Masyarakat yang duluya belum mengenal huruf sampai pada saat sekarag mulai
dari munculnya media-media seperti cetak dan elektronik kemudia saat sekarang
ini telah muncul lagi sarana untuk berkomunikasi yaitu intrenet.

17. Teori Kultivasi


Teori kultivasi (cultivation theory) pertama kali dikenalkan oleh Profesor George
Gerbner ketika ia menjadi dekan Annenberg School of Communication di Universitas
Pennsylvania Amerika Serikat (AS). Tulisan pertama yang memperkenalkan teori ini
adalah “Living with Television: The Violenceprofile”, Journal of Communication.
Awalnya, ia melakukan penelitian tentang “Indikator Budaya” dipertengahan tahun 60-an
untuk mempelajari pengaruh menonton televisi. Dengan kata lain, ia ingin mengetahui
dunia nyata seperti apa yang dibayangkan, dipersepsikan oleh penonton televisi itu?. Itu
juga bisa dikatakan bahwa penelitian kultivasi yang dilakukannya lebih menekankan pada
“dampak”. Menurut teori kultivasi ini, televisi menjadi media atau alat utama dimana
para penonton televisi itu belajar tentang masyarakat dan kultur dilingkungannya.
Dengan kata lain, persepsi apa yang terbangun di benak Anda tentang masyarakat dan
budaya sangat ditentukan oleh televisi. Ini artinya, melalui kontak Anda dengan televisi
Anda belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilai-nilainya serta adat kebiasannya.
Contoh: Orang-orang yang tinggal di tempat pemukiman kumuh yang di ekspos oleh
media televisi dan ditayangkan di TV, maka penonton pun menjadi tahu
bagaimana tempat tinggal di pemukiman kumuh tersebut, dan penonton sendiri
bisa menilai bagaimana orang-orang yang berdomisili di sana.

18. Teori Jarum Suntik


Teori Jarum Suntik berpendapat bahwa khalayak sama sekali tidak memiliki
kekuasaan untuk menolak informasi setelah disuntikkan melalui media komunikasi.
Contoh: Seperti acara-acara yang berbau mistis, jadi karena acara tersebut orang menjadi
terpengaruh dengan gambaran yang di tayangkan di televise, maka akhirnya
merubah sikap penonton jika menemui situasi-situasi yang sama dengan apa
yang mereka tonton.
19. Knowledge Gap
Rasa ingin tahu ini sebenarnya punya teori yang disebut sebagai 'the gap theory'
atau 'teori tentang jarak'. 'Gap theory' ini berkata bahwa sebenarnya rasa ingin tahu timbul
karena ada 'knowledge gap'. Yakni pengetahuan kita tentang sesuatu yang tidak
lengkap/terpotong. Kalau anda tahu sesuatu, lalu anda ingin tahu hal lain sebagai
kelanjutannya itu dinamakan sebagai 'knowlwdge gap'
Contoh: Seperti sinetron yang ditayangkan di televisi yang biasanya cerita dalam sinetron
tersebut bersambung, karena penasaran dengan jalan ceritanya maka penonton
akan terus menonton sinetron tersebut.

TEORI KOMUNIKASI BUDAYA MASYARAKAT

1. Kode-kode Meluas dan Trebatas


Teori Basil Berstein menunjukan bagaimana susunan bahasa yang digunakan
dalam pembicaraan sehari-hari mencerminkan dan membentuk asumsi-asumsi dari
kelompok sosial.

2. Teori Penyebaran Informasi dan Pengaruh


Hipotesis dua langkah Lazarsfeld, menyatakan bahwa informasi mengalir dari
media massa ke pemimpin-pemimpin opini tertentu dalam komunitas yang
memberikan informasinya dengan berbicara pada rekan-rekannya. Teori Penyebaran
Informasi Everett Rogers, menghubungkan penyebaran dengan proses perubahan
sosial yang terdiri atas penemuan, penyebaran (atau komunikasi), dan akibat.

3. Hipotesis dua langkah Lazarsfeld


Para peneliti ini tanpa diduga menemukan bahwa pengaruh media dipengaruhi
oleh komunikasi interpersonal. Pengaruh ini selanjutnya dikenal sebagai hipotesis
arus dua langkah sangat mengejutkan dan memiliki pengaruh yang besar pada
pemahaman kita tentang peran media massa.
4. Relativitas Linguistik
Menurut penelitian Edwar Sapir dan anak didiknya Benjamin Lee Whorf
bahwa ada perbedaan sistaksis dasar antar kelompok bahasa. Hipotesis whorf tentang
relativitas lingustik menyatakan bahwa susunan bahasa sebuah budaya menentukan
perilaku dan kebiasaan berpikir dalam budaya tersebut.

5. Post strukturalisme dan karya dari Michel Foucault


Secara khusus, para ahli post strukturalis menolak gagasan bahwa susunan
bahasa hanyalah bentuk-bentuk alami untuk digunakan oleh individu sebagai alat
bantu komunikasi. Tujuan mereka adalah “mendekonstruksi” bahasa untuk
menunjukan bahwa bahasa dapat dipahami, digunakan, dan disusun dalam banyak
cara. Ketika kita menormalkan pemaknaan dan tata bahasa, kita sebenarnya
membebaskan salah satu bentuk wacana diatas wacana lain yang pada akhirnya selalu
menindas.

6. Speech Codes Theory


Teori yang dipublikasikan Gerry Philipsen ini berusaha menjawab tentang
keberadaan Speech code dalam suatu budaya, bagaimana substansi dan kekuatannya
dalam sebuah budaya. Ia menyampaikan proposisi-proposisi sebagai berikut :
 Dimanapun ada sebuah budaya, disitu ditemukan speech code yang khas.
 Sebuah speech code mencakup retorikal, psikologi, dan sosiologi budaya.
 Pembicaraan yang signifikan bergantung speech code yang digunakan pembicara
dan pendengar untuk memkreasi dan menginterpretasi komunikasi mereka.
 Istilah, aturan, dan premis terkait kedalam pembicaraan itu sendiri.

7. Marxisme
Marx meyakini bahwa masyarakat adalah sarana produksi yang menentukan
struktur dari masyarakat itu. Disebut dengan hubungan superstruktur dasar, gagasan
ini adalah ide bahwa ekonomi adalah dasar dari semua struktur sosial.
8. Etnografi Komunikasi
Penemu tradisi penelitian ini adalah seorang antropolog Dell Hymes. Dia
mengusulkan bahwa lingustik formal saja tidak cukup untuk membongkar sebuah
pemahaman bahasa secara lengkap karena hal ini mengabaikan variabel lain yang
sangat berguna dimana bahasa digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Menurutnya
budaya komunikasi memiliki cara yang berbeda, tapi semua bentuk komunikasi
membutuhkan kode bersama, pelaku komunikasi yang tahu dan menggunakan kode,
sebuah alat, bentuk, keadaan, pesan, topik, apapun mungkin untuk memenuhi syarat
sebagai komunikasi, selama hal itu diterangkannya oleh semua yang menggunakan
kode tersebut.

9. Post kolonialisme
Pendirian post kolonialisme tidak terpisahkan dengan politik, memandang
emansipasi dari susunan opresif ketika mereka terus bergerak dalam wacana barat dan
dalam dunia material. Selain itu teori ini juga berfokus pada neokolonialisme.

10. Anxiety/Uncertainty management Theory (teori pengelolaan kecemasan atau


ketidakpastian)
Teori yang di publikasikan William Gudykunst ini memfokuskan pada
perbedaan budaya pada kelompok dan orang asing. Ia berniat bahwa teorinya dapat
digunakan pada segala situasi dimana terdapat perbedaan diantara keraguan dan
ketakutan. Ia menggunakan istilah komunikasi efektif kepada proses-proses
meminimalisir ketidakmengertian. Penulis lain menggunakan istilah accuracy,
fidelity, understanding untuk hal yang sama.
TUGAS AKHIR
TEORI KOMUNIKASI
“TEORI MEDIA DAN BUDAYA
MASYARAKAT”

OLEH:

RIRI RAHMAULIDYA
0910863066

PRODI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK
UNIVERSITAS ANDALAS
2011

Anda mungkin juga menyukai