Anda di halaman 1dari 24

Pendekatan Scientific

Pendekatan Humanistic
Pendekatan Social Science
 Adanya perbedaan penafsiran atas objek ilmu sosial pada
manusia (masyarakat)
Kuantitatif (scientific):
 memandang manusia sebagai benda, Bersumber dari wawasan
filsafat positivistik (aliran positivisme) dari Auguste Comte,
Emille Durkheim.
Kualitatif (humanistic)
 memandang manusia sebagai Ide, bahwa manusia terikat oleh
norma / pranata sosial yang berlaku (holistik). Bersumber dari
wawasan filsafat rasionalistik dan fenomenologi, dari Marx
Weber.
 Menekankan pentingnya objektifikasi yang
berdasarkan atas standar observasi
 Membuat pemisahan yang tegas antara
known dan knower
 Dipergunakan dalam ilmu eksak.
 Mengasosiasikan ilmu dengan prinsip
subyektivitas
 Ilmu merupakan suatu hasil interpretasi
subyektif yang berada dalam diri peneliti
(in here).
 Peneliti (knower) tidak boleh memisahkan
diri dari objek yang diteliti (known)
 Dipergunakan dalam ilmu-ilmu yang
mempelajari sejarah, kebudayaan, sistem
nilai, kesenian, dan pengalaman pribadi.
 Merupakan gabungan atau kombinasi dari
pendekatan scientific dan humanistic

 Diterapkan dalam ilmu pengetahuan sosial,


termasuk ilmu komunikasi
ilmu pengetahuan tingkah laku (behavioral
science) dan ilmu pengetahuan sosial (Social
science)
 Ilmu bergerak naik dari fakta-fakta khusus ke
generalisasi teoritik. Ilmu yg valid dibangun
dari empiri.
 Generalisasi dikonstruksi dari rerata
keragaman individual.
 Menuntut adanya rancangan yg spesifik
obejeknya secara eksplisit.
 Tata fikir melihat kausalitas, korelasi.
Positivisme / Kuantitatif:

 Mengejar data yang terukur, teramati, yang


empiri sensual (yang teramati panca indera)
dan membuat generalisasi atas rerata.
 Menekankan objektivitas berdasarkan
standardisasi observasi.
 Membuat pemisahan yang tegas antara
known dan knower.
 Digunakan dalam ilmu eksak.
 Ilmu yang valid merupakan abstraksi,
simplikasi dari realitas, dan terbukti koheren
dengan sistem logikanya.
 Beberapa argumen rasionalisme:
○ Secara ontologi positivisme lemah dalam hal
membangun konsep teoritik.
○ Dari segi axiologi kebenaran empirik sensual
mendegradasi harkat manusia. Ada kebenaran yang
dapat ditangkap dari pemaknaan manusia atas empiri
sensual.
 Kamampuan manusia untuk menggunakan
fikir dan akal-budi memaknai empiri sensual
itu lebih berarti.

 Secara axiologi terkait dengan kebenaran


(data), ada: empiri sensual, etik, dan logik.
 empiri sensual, dapat diamati kebenarannya
berdasarkan inderawi.
 empiri logik, ketajaman fikir manusia dlm
memberi makna.
Empiri etik, ketajaman akal budi manusia dalam
memberi makna ideal.
Proses berfikir Reflektif dalam rasionalisme,
artinya:
 Tidak terbatas pada proses linier antara sebab
akibat,
 Juga bukan dalam makna induksi dan deduksi
saja,
 Tetapi mondar mandir (reflektif)
 Kamampuan manusia untuk menggunakan
fikir dan akal-budi memaknai empiri sensual
itu lebih berarti.

 Secara axiologi terkait dengan kebenaran


(data), ada: empiri sensual, etik, dan logik.
 empiri sensual, dapat diamati kebenarannya
berdasarkan inderawi.
 empiri logik, ketajaman fikir manusia dlm
memberi makna.
Ada sejumlah nama penelitian yang
berlandaskan filsafat fenomenologi.
 Paradigma naturalistik
 Interaksi simbolik
 Etnometologi
 Humanitik,
 Hermeneutik
 Kualitatif, atau fenomenologi
 Edmund Husserl, bahwa objek ilmu itu tidak
terbatas pada yang empirik (sensual), tetapi
mencakup fenomena yang tidak lain daripada
persepsi, pemikiran, kemauan, dan keyakinan
subjek tentang sesuatu di luar subjek; ada
sesuatu yang transenden.
 Ontologi penelitian yg berlandaskan
fenomenologi sama dengan rasionalisme,
berbeda dengan positivisme.

 Fenomenologi menuntut pendekatan


holistik, melihat objek dalam kontek
“natural” bukan parsial.

 Mengakui 4 kebenaran yaitu empiri: sensual,


logik, etik, dan kebenaran empiri
transendental
FENOMENOLOGI
Edmund husserl (1859-1938) • Filusuf jerman dengan darah
yahudi

• Murid yang malas, sering tidur di


kelas. Namun suka mempelajari hal-
hal diluar pelajaran sekolah.

• Sebelum fokus pada filsafat, husserl


sempat belajar astronomi, fisika dan
matematika

• Banyak mempengaruhi pemikir-


pemikir seperti : martin heidegger,
maurice merlau ponty, jean paul
sarte, jacques derrida dll.
FENOMENOLOGI

vs

Filsafat sebelum fenomenologi fenomenologi

Fenomenologi Husserl adalah ilmu tentang penampakan (fenomena),


berfokus pada studi tentang pengalaman dari kesadaran manusia yang
dilihat dari sudut pandang orang pertama
FENOMENOLOGI

• Husserl ingin mengembalikan perhatian filsafat ke detil-detil keseharian


yang terlupakan karena perhatian filsafat sebelumnya yang selalu di
fokuskan pada ‘esensi’
• fenomenologi husserl adalah sebuah metoda epistemologis yang
menolak presuposisi-presuposisi. Pengalaman dialami seperti bayi yang
baru lahir melihat dunia.
• Semua penjelasan tidak boleh dipaksakan sebelum pengalaman
menjelaskannya sendiri dari dalam pengalaman itu sendiri.
• Metoda untuk menunda presuposisi adalah melalui epoche. Yaitu
menunda/mengurung semua anggapan sebelum pengalaman itu
menjelaskan dirinya sendiri
PENGARUH FENOMENOLOGI
Martin Heidegger (1889 –1976)

Heidegger merupakan filsuf jerman, murid dari husserl

Heidegger adalah tokoh yang kontroversial karena ia pernah


menjadi pendukung nazi dan karena itu dia putus hubungan
dengan sahabat dan gurunya yaitu Husserl yang seorang
yahudi
Filsafat heidegger adalah ontologi yang menggunakan metoda
fenomenologi. Berbeda dengan husserl yang menggunakan
metoda fenomenologi untuk filsafat epistemologis

Pertanyaan Heidegger adalah “What Is ‘is’?”

Descartes : aku berpikir maka aku ada


Heidegger : kamu harus ada dahulu sebelum bisa berpikir
Marx : kamu harus makan dahulu sebelum bisa berpikir

Tokoh-tokoh lain yang terpengaruh fenomenologi : Maurice


Merleau Ponty, Jean Paul Sartre, Jacques Derrida
dll.
MANFAAT FENOMENOLOGI BAGI KITA

• Menyadari kompleksitas hidup keseharian, secara


sadar, perlahan, detik demi detik, membuat kita lebih
menghargai hidup
• Mengalami hal-hal sederhana di sekitar kita dengan
pemikiran yang baru. memancing kreativitas
PERBEDAAN POKOK ALIRAN
. SCIENTIFIC HUMANISTIC
Kreativias individual
Menstandarkan observasi
Memahami tanggapan dan hasil temuan
Mengurangi perbedaan pandangan ttng
hasil pengamatan
Ilmu pengetahuan sbg sesuatu yang Ilmu pengetahuan sbg sesuatu yang
berada di luar dri peneliti berada disini (in here) dalam diri
(pemikiran, interpretasi) peneliti.
Fokus perhatian pada dunia hasil
penemuan Dunia para penemunya sebagai fokus
perhatian
Berupaya memperoleh konsensus
(generalisasi empiris) Mengutamakan interpretasi-interpretasi
alternatif
Pemisahan yang tegas antara known
dan knower. Tidak memisahkan kedua hal tersebut.
Ontology Epistemology Methodology
• POSITIVIST • POSITIVIST • POSITIVIST
• Realist • Dualist Objectivist • Experimental
• Realitas ada di luar sana dan • Peneliti bisa dan perlu manipulatif
di atur oleh hukum-hukum membuat jarak • Pertanyaan
dan mekanisme alamiah dengan objek. penelitian/hipotesis
yang berlaku universal. dinyatakan pada awal
• CONSTRUCTIVIST penelitian, diuji dalam
• CONSTRUCTIVIST • Subjectivist kondisi yang terkontrol.
• Relativist • Peneliti dan realitas • Hermenetic Dialectic
• Realitas hadir sebagai fenomena yang diteliti • Konstruksi mental
konstruksi mental, menyatu ke dalam individu digali dan
dipahamai secara beragam suatu konteks dibentuk secara
berdasarkan pengalaman hermenetik serta
serta konteks lokal diperbandingkan. Secara
objektif
KUANTITATIF KUALITATIF
Teknik penelitian : Kuantitatif  Kualitatif
Kriteria kualitas : Sempit, buatan  Relevansi
Sumber teori : A priori  Dari dasar / grounded
Masalah kausalitas : Dapatkah X -Y  Apakah X menyebabkan Y menurut latar ilmiah
Tipe peng yg digunakan : Proporsional  Instuisi, rasa, pemahaman
Pendirian : Reduksionis  Ekspansionis
Maksud : Verifikasi  Ekspansionis
Instrumen : Daftar pertanyaan  Orang atau pelaku
Waktu menetapkan Lit : Sebelum penelitian  Selama dan sesudah pengumpulan data
& Analisis
Desain penelitian : Pasti  Muncul tiba-tiba, berubah
Gaya : Intervensi  Seleksi, triangulasi
Latar (setting) : Laboratorium  Alamiah, arena kehidupan
Perlakuan : Mapan  Beraneka-ragam, situasional
Satuan kajian : Variabel  Pola, peristiwa
Unsur Kontekstual : Kontrol  Bebas untuk turut campur
TERIMAKASIH
DAN
TETAP SEMANGAT!!
• Garna. Judistira K. Dasar dan Proses Penelitian Sosial. Primaco
Akademika and Judistira Garna Foundation. Bandung. 2009.
• Kerlinger, Fred N. Foundation of Behavioral Science. 2nd ed., New
York: Holt, Rinehart and Winston, Inc., 1973.
• Lexy Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Rosdakarya.
Bandung. 1992.
• Van Dahlen, Deobold. Understanding Educational Research. New
York: McGraw-Hill Book Co., 1973.

Anda mungkin juga menyukai