Anda di halaman 1dari 5

Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

Nama : Neneng Seprianti


Nim : 203058

1. Jelaskanlah mengenai teori difusi inovasi

Difusi Inovasi adalah teori tentang bagaimana sebuah ide dan teknologi baru tersebar


dalam sebuah kebudayaan. Teori ini dipopulerkan oleh Everett Rogers pada
tahun 1964 melalui bukunya yang berjudul Diffusion of Innovations.
Ia mendefinisikan difusi sebagai proses di mana sebuah inovasi dikomunikasikan
melalui berbagai saluran dan jangka waktu tertentu dalam sebuah sistem sosial.
Inovasi merupakan ide, praktik, atau objek yang dianggap baru oleh manusia atau unit
adopsi lainnya. Teori ini meyakini bahwa sebuah inovasi terdifusi ke seluruh
masyarakat dalam pola yang bisa diprediksi. Beberapa kelompok orang akan
mengadopsi sebuah inovasi segera setelah mereka mendengar inovasi tersebut.
Sedangkan beberapa kelompok masyarakat lainnya membutuhkan waktu lama untuk
kemudian mengadopsi inovasi tersebut. Ketika sebuah inovasi banyak diadopsi oleh
sejumlah orang, hal itu dikatakan exploded atau meledak.
Difusi inovasi sebenarnya didasarkan atas teori pada abad ke 19 dari
seorang ilmuwan Prancis, Gabriel Tarde. Dalam bukunya yang berjudul “The Laws of
Imitation” (1930), Tarde mengemukakan teori kurva S dari adopsi inovasi,dan
pentingnya komunikasi interpersonal.
Tarde juga memperkenalkan gagasan mengenai opinion leadership, yakni ide yang
menjadi penting di antara para peneliti efek media beberapa dekade kemudian. Tarde
melihat bahwa beberapa orang dalam komunitas tertentu merupakan orang yang
memiliki ketertarikan lebih terhadap ide baru, dan dan hal-hal teranyar, sehingga
mereka lebih berpengetahuan dibanding yang lainnya. Orang-orang ini dinilai bisa
memengaruhi komunitasnya untuk mengadopsi sebuah inovasi.

2. Apa kaitan teori difusi inovasi dengan Pengorganisasian dan Pengembangan


Masayarakat?

Manusia dengan akalnya telah dapat menunjukkan kelebihan anugrah Tuhan dengan
kemampuannya menciptakan berbagai macam sarana yang dapat digunakan untuk
menguasai, memanfaatkan dan mengembangkan lingkungannya untuk kemajuan dan
kesejahteraan hidupnya. Pada mulanya ada tiga hal yang menjadi dasar kebangkitan
kemajuan kehidupan umat manusia yaitu diciptakannya bahasa tulis kira-kira lima
atau enam ribu tahun yang lalu, disusul dengan kemampuan mengoperasikan hitungan
sederhana kira-kira seribu tahun kemudian dan diciptakannya mesin cetak sekitar lima
ratus tahun yang lalu. Dengan bahasa tulis kita mampu merekam (mencatat) berbagai
macam informasi secara permanen serta mampu mengirimkan pesan dengan
menerobos keterbatasan ruang dan waktu. Dengan operasi hitung kita dapat mengolah
data kuantitatif yang akurat. Dengan mesin cetak kita dapat menyalin dan
memperbanyak bahan tulisan dengan cara cepat dan rapi serta menyebar luaskannya
ke generasi berikutnya.

Komunikasi dalam definisi ini ditekankan dalam arti terjadinya saling tukar informasi
(hubungan timbal balik), antar beberapa individu secara memusat (konvergen)
maupun memencar (divergen) yang berlangsung secara spontan. Dengan adanya
komunikasi ini akan terjadi kesamaan pendapat antar warga masyarakat tentang
inovasi. Jadi difusi dapat merupakan salah satu tipe komunikasi yang mempunyai ciri
pokok, pesan yang dikomunikasikan adalah hal baru ( inovasi ).

dalam beberapa perkembangan berikutnya, teori Difusi Inovasi senantiasa dikaitkan


dengan proses pembangunan masyarakat. Inovasi merupakan awal untuk terjadinya
perubahan sosial, dan perubahan sosial pada dasarnya merupakan inti dari
pembangunan masyarakat. Rogers dan Shoemaker (1971) dalam Mulyana S (2009)
menjelaskan bahwa proses difusi merupakan bagian dari proses perubahan sosial.
Perubahan sosial adalah proses dimana perubahan terjadi dalam struktur dan fungsi
sistem sosial. Perubahan sosial terjadi dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu:

1. Penemuan (invention) Penemuan adalah proses dimana ide/gagasan baru diciptakan


atau dikembangkan.

2. Difusi (diffusion) Difusi adalah proses dimana ide/gagasan baru dikomunikasikan


kepada anggota sistem sosial

3. Konsekuensi (consequences), Konsekuensi adalah suatu perubahan dalam sistem


sosial sebagai hasil dari adopsi atau penolakan inovasi.

3. Berikan min 3 contoh teori difusi inovasi terkait Kesehatan


a. Teori difusi dan inovasi dalam memperkenalkan BPJS Kesehatan

Difusi inovasi ini dapat dilihat dari program baru pemerintah tentang BPJS
Kesehatan. Setiap masyarakat memiliki sebuah jaminan kesehatan dengan harga yang
terjangkau. Program BPJS Kesehatan memang bukan program pelopor, namun manajemen
membuatnya lebih mudah diakses oleh masyarakat. Proses sosialisasi yang dilakukan melalui
media massa secara massive membuat masyarakat mengetahui akan program tersebut. BPJS
Kesehatan melakukan sebuah inovasi dengan membuat sebuah program aplikasi yang dapat
diakses dengan internet melalui telepon seluler. Hal ini sangat memudahkan masyarakat
dalam melakukan pendaftaran, pencarian informasi bahkan melakukan pembayaran tagihan
tiap bulannya. Inovasi ini dilakukan seiring dengan perkembangan zaman, pada zaman
sekarang semua orang menggunakan internet sebagai penopang hidupnya. Akses yang cepat
dibuat dalam aplikasi BJPS Kesehatan ini agar semua masyarakat dapat menggunakannya
secara cepat dan mudah. Hal ini merupakan inovasi yang terdifusi oleh pemerintah dalam
menyebarkan informasi mengenai program BPJS Kesehatan.

b. TeleCTG (Sehati TeleCTG Bantu Pemeriksaan Ibu Hamil di Pelosok)

adalah layanan kesehatan maternal jarak jauh terpadu, berbasis inovasi dan teknologi tepat
guna, yang secara sinergis memberikan informasi lengkap dan real time mengenai kehamilan.

“Solusi Sehati TeleCTG terdiri dari aplikasi Ibu Sehati, Bidan Sehati, TeleCTG Sehati,
Dashboard Sehati, dan Pusat Konsultasi yang dapat digunakan oleh ibu hamil, bidan, dokter
kandungan, maupun pemerintah pusat dan daerah dalam membuat keputusan, kebijakan, dan
proyeksi lebih jelas,” ujar dr Ari Waluyo SpOG, Co-Founder & Chief Executive Officer
Sehati Group, dalam temu media di Jakarta, beberapa waktu lalu. Salah satu layanan yang
penting dalam program itu ialah pemeriksaan kehamilan oleh bidan setempat. Pemeriksaan
itu mencakup penggunaan alat pemeriksa denyut jantung janin atau CTG portable. Hasil
pemeriksaan tergambar dalam grafik yang akan muncul di layar ponsel si bidan.

TeleCTG adalah alat CTG berbasis portabel yang digunakan untuk memantau denyut jantung
janin dan kontraksi rahim. serangkaian aplikasi yang terintegrasi ini lahir dari analisa terhadap
kondisi kesehatan saat ini, di mana penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi
(AKB) dan juga stunting menjadi prioritas pemerintah.
c. Implementasi Pelayanan Publik: Komunikasi Terapeutik Tenaga Kesehatan
kepada Pasien

Proses komunikasi terapeutik adalah proses penyampaian pesan dari tenaga kesehatan,
sebagai komunikator, kepada pasien dengan tujuan penyembuhan. Implementasi pelayanan
publikmerupakan hal yang penting dalam proses komunikasi tersebut, karena berdampak
langsung pada masyarakat. Beragam masalah tentang layanan Kesehatan bermunculan,
misalnya layanan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat dianggap
minim dan berkualitas rendah, baik dari segi tenaga medis, maupun dari segi sarana dan
prasarana. Glanz & Bishop (2010) yang melakukan penelitian tentang pentingnya pelayanan
publik dalam bidang kesehatan menunjukkan bahwa intervensi kesehatan masyarakat dan
promosi kesehatan yang didasarkan pada teori ilmu sosial dan perilaku lebih efektif.
Perspektif kontemporer berpengaruh menekankan beberapa determinan perilaku kesehatan.
Promosi kesehatan ini tentu menjadi bagian penting dari pelayanan publik kepada
masyarakat.

d. Ilmu kedokteran nano (nanomedicine)

adalah aplikasi medis dari teknologi nano. Istilah nanomedicine sendiri dapat berarti obat-


obatan yang dibentuk dalam skala nano. Ilmu kedokteran nano mencakup aplikasi medis
dari material nano hingga biosensor nano. Satu pertentangan terhadap ilmu kedokteran nano
yaitu mengenai toksisitas dan dampak lingkungan dari material nano.

Dua bentuk penggunaan material nano sebagai obat-obatan sudah diuji pada tikus percobaan,
yaitu berupa selubung nano emas (gold nanoshell) yang digunakan untuk mendiagnosa dan
mengobati kanker, dan liposom sebagai pembantu (adjuvant) vaksin dan sarana untuk
menghantarkan obat. Detoksifikasi juga aplikasi lain dari nanomedicine yang telah diuji di
tikus percobaan. Material dan teknologi nano memungkinkan implan untuk dibuat berukuran
sangat kecil dan mencegah penolakan oleh tubuh. Fungsi penghantaran obat (drug delivery)
menjadi lebih baik karena material nano saat ini mampu dimodifikasi secara detail sehingga
mampu diatur untuk melepas obat ketika menyentuh benda tertentu, seperti sel kanker. Hal
ini diperlukan agar konsumsi obat-obatan tidak menimbulkan efek samping berlebih.
Kemampuan material nano untuk berinteraksi pada sel tertentu menjadikannya bermanfaat
dalam banyak hal, termasuk visualisasi di bidang kedokteran. Zat pewarna (dye) yang terbuat
dari senyawa tertentu dapat dibuat bereaksi dengan sel penyakit seperti sel kanker, yang
kemudian menghasilkan perpendaran (fluoresensi) untuk memudahkan pendeteksian.
Ilustrasi bagaimana partikel nano "mengincar" sel kanker untuk kemudian digunakan
sebagai visualisasi, terapi, dan penyembuhan kanker.

Anda mungkin juga menyukai