Anda di halaman 1dari 10

Technological Determinism

UNIVERSAL GRACE JOURNAL: SCIENTIFIC MULTIDISCIPLINARY

Konsep Technological Determinism Dalam Penelitian Komunikasi dan


Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Manusia

Muhammad Abrar Azizi


Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga Bireuen Aceh
Email: azizi@iaialaziziyah.ac.id

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami Konsep Technological Determinism
yang digunakan Dalam Penelitian Komunikasi. Adapun kesimpulan dalam
penjelasan ini menemukan bahwa teknologi dan budaya saling bergantung.
Mengabaikan salah satunya akan menghasilkan pemahaman yang kurang
memadai terhadap determinisme teknologi. Namun pernyataan ini memiliki
pandangan yang berbeda. Yang mendukung menyatakan bahwa perkembangan
teknologi sangat menentukan kebutuhan utama manusia. Sedangkan yang
menolak teori determinisme teknologi menjelaskan bahwa manusia sebenarnya
yang menentukan perkembangan teknologi, bukan manusia dipengaruhi oleh
teknologi. Pada dasarnya, kesenjangan antara pendukung dan penentang
determinisme teknologi tidaklah terlalu lebar. Mereka masih berada pada perahu
yang sama. Keduanya mempercayai bahwa teknologi dan masyarakat saling
mempengaruhi, tetapi mereka berbeda dalam tingkat perubahan yang dihasilkan
oleh teknologi. Dan hubungan antara teknologi dan masyarakat pada tataran
praktis pada dasarnya lebih menyerupai kontinum. Determinisme teknologi berada
di dalam kontinum ini. Sebagai sebuah produk intelektual masyarakat, teknologi
dibentuk oleh masyarakat, tetapi ketika teknologi itu telah berkembang,
masyarakat harus menyesuaikan dirinya terhadap teknologi tersebut.

Kata Kunci: Technological, Determinism, Manusia

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi merupakan pembuktian kepada adanya
peradaban dalam kehidupan manusia. Perkembangan pemikiran manusia
mewujudkan teknologi terus berkembang. Perkembangan teknologi merupakan
mutlak hasil dari perkembangan pemikiran manusia. Manusia yang kreatif menjadi
penggerak perkembangan teknologi dalam kehidupan.
Perkembangan teknologi menjadi satu kewajiban bagi manusia untuk
mengikutinya, hal ini sangat disadari sebagaimana misalnya perkembangan
handphone di Indonesia pada tahun 2000, dengan perkembangan handphone di
Indonesia pada tahun 2020. Perubahan ini merupakan bentuk nyata transmigrasi

UNIVERSAL GRACE JOURNAL, Volume 1, Nomor 1, 2023 | 34


Technological Determinism

teknologi yang didasari oleh hasil perkembangan pemikiran manusia dalam


menciptakan inovasi-inovasi ternologi terbarukan, untuk menjadi kemudahan
akses dalam kehidupan.
Determinisme teknologi dalam kehidupan manusia menjadi nilai yang tidak
dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat. Hari ini kehidupan manusia
memerlukan akses dunia yang lebih luas dan membutuhkan akses teknologi yang
lebih mudah, maka kebutuhan ini pasti terbentuk dengan adanya determinisme
teknologi yang terbaru. Oleh karena itu determinisme teknologi perlu dipahami,
supaya dapat memahami lebih mendalam terhadap perkembangan dan pengaruh
teknologi dalam kehidupan manusia.
Determinisme teknologi adalah sebuah teori yang menegaskan bahwa
perubahan yang terjadi dalam perkembangan teknologi sejak zaman dahulu
sampai saat ini memberikan pengaruh yang besar terhadap masyarakat. 1
Determinisme teknologi dapat diartikan bahwa setiap kejadian atau tindakan yang
dilakukan manusia itu akibat pengaruh dari perkembangan teknologi.
Perkembangan teknologi tersebut tidak jarang membuat manusia bertindak di luar
kemauan sendiri. Pada awalnya, manusialah yang membuat teknologi, tetapi
lambat laun teknologilah yang justru memengaruhi setiap apa yang dilakukan
manusia. Zaman dahulu belum ada handphone dan internet. Tanpa ada dua
perangkat komunikasi itu keadaan manusia biasa saja. Tetapi sekarang dengan
ketergantungan pada dua perangkat itu manusia jadi sangat tergantung.
Perkembangan teknologi di sisi lain juga dapat membuktikan bahwa
perkembangan kehidupan manusia terbagi kepada dua kelompok besar yaitu
manusia produsen dan manusia konsumen. Kelompok manusia produsen
merupakan manusia yang memiliki pemikiran inovasi untuk selalu menghasilkan
teknologi-teknologi terbaru. Sedangkan manusia konsumen menjadi kelompok
yang selalu mengonsumsi apapun teknologi yang dihasilkan oleh manusia
produsen. Dengan demikian penelitian ini perlu dilakukan untuk menemukan
bagaimana perkembangan determinisme teknologi dalam kehidupan manusia dan
apa yang menyebabkan teknologi memberi pengaruh dalam kehidupan manusia.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan
menggunakan prosedur statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Penelitian kualitatif
bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap
kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan
terlebih dahulu, tetapi diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan

1Merrit Roe Smith & Leo Marx. 1994. Does Technology Drive History? The Dilemma of
Technological Determinism, Massachussets Institute of Technology.

UNIVERSAL GRACE JOURNAL, Volume 1, Nomor 1, 2023 | 35


Technological Determinism

sosial yang menjadi fokus penelitian, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan
berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut.2

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pendapat Asas Teori
Pencetus teori determinisme teknologi ini adalah Marshall McLuhan pada
tahun 1962 melalui tulisannya The Gutenberg Galaxy: The Making of Typographic
Man. Teori Determinisme Teknologi berangkat dari pernyataan seorang ahli
bernama Marshall McLuhan dalam bukunya yang berjudul Understanding Media
(1964). Menurutnya, teknologi media telah menciptakan revolusi di tengah
masyarakat, yang disebabkan oleh ketergantungan masyarakat kepada teknologi.
Tatanan masyarakat pun terbentuk oleh kemampuan masyarakat menggunakan
teknologi. Bahkan McLuhan melihat bahwa media berperan sebagai pencipta dan
pengelola budaya.
Pemikiran McLuhan mengenai hubungan antara teknologi, media, dan
masyarakat ini disebut dengan technological determinism. Teori determinisme
teknologi adalah paham bahwa teknologi bersifat determinan (menentukan) dalam
membentuk kehidupan manusia. Teori ini juga sering dinamakan teori mengenai
teknologi media, yang menunjukan bahwa teknologi berpengaruh sangat besar
dalam masyarakat atau dengan kata lain, kehidupan manusia ditentukan oleh
teknologi. Menurut McLuhan, teknologi komunikasi menjadi penyebab utama
perubahan budaya. Menurutnya, setiap penemuan teknologi baru, mulai dari
penemuan huruf, penemuan mesin cetak sampai dengan media elektronik
memengaruhi institusi budaya masyarakat (Morissan, 2013: 138-139).
McLuhan mendukung tesisnya mengenai determinisme teknologi dengan
cara menafsirkan sejarah manusia yang dilihat dari perspektif media:
1. The Tribal Age: An Acoustic Community
Menurut McLuhan, suatu penduduk desa di pedalaman adalah merupakan
suatu tempat di mana suatu penginderaan yang berfungsi adalah pendengaran,
peraba, rasa dan bau-bauan telah lama berkembang sebelum adanya
kemampuan dalam penglihatan. Telinga adalah raja dan mendengar adalah
sesuatu yang dapat dipercaya.
2. The Age of Literacy: A Visual Point of View
Pada masa ini masyarakat mulai dapat membaca dan menulis. Di sini
masyarakat sudah mulai dapat membaca melalui pertukaran dari telinga ke
mata. Adanya kemampuan untuk dapat membaca membuat suatu masyarakat
dapat melibatkan diri dalam suatu kelompok. Ketika orang sudah memiliki
kemampuan dalam membaca, pada akhirnya mereka akan menjadi seorang

2Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2006), h. 213.

UNIVERSAL GRACE JOURNAL, Volume 1, Nomor 1, 2023 | 36


Technological Determinism

pemikir yang mandiri. Alat indera yang lebih banyak berfungsi pada masa ini
adalah mata.
3. The Print Age: Prototype of The Industrial Revolution
Pada masa ini McLuhan menyebutnya sebagai masa Revolusi Industri
karena pada masa ini suatu percetakan telah mampu membuat produksi massa
yang khusus. Kebangkitan Nasionalisme diikuti dengan bahasa nasional yang
sudah tetap. Percetakan tidak hanya membuat tentang buku Gutenberg tapi
juga sudah mulai membuat suatu kata-kata atau berita yang dapat diketahui
oleh umum. Masa ini dapat dikatakan bahwa industri media cetak telah
berkembang dan berita-berita yang ada dapat disebarkan dan diketahui oleh
banyak orang.
4. The Electronic Age: The Rise of Global Village
Masa ini merupakan masa kebangkitan yang melahirkan global village, di
mana orang-orang di seluruh dunia berbagi pengalaman dan gagasan secara
serentak. Pada masa ini alat elektronik yang digunakan sudah mulai
berkembang dan canggih. Contoh: media televisi memberikan informasi yang
terjadi di seluruh dunia. Dari televisi ini akan merangsang alat indera kita,
mengubah persepsi kita dan akhirnya mempengaruhi perilaku kita.
Aplikasi Teori Dalam Penelitian Selama Ini
Penelitian-penelitian tentang determinisme teknologi banyak dilakukan
untuk melihat dampak perubahan kehidupan dengan adanya teknologi yang
semakin berkembang. Hal ini dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh
Dinda Anggun Pertiwi, dengan judul “Peran Media Teknologi Komunikasi Dalam
Pelayanan Jasa di PT. Pos Indonesia Kota Samarinda”. Perkembangan
determinisme dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ide dasar teori ini adalah
bahwa perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi akan
membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri.
Teknologi membentuk individu bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam
masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk bergerak
dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain. McLuhan berpikir bahwa
budaya kita dibentuk oleh bagaimana cara kita berkomunikasi. Ada tiga tahapan
yang layak disimak, yaitu:
a. Penemuan dalam teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya,
b. Perubahan dalam jenis-jenis komunikasi akhirnya membentuk kehidupan
manusia,
c. Teknologi komunikasi menyediakan pesan dan membentuk perilaku kita
sendiri.
Penelitian ini menemukan bahwa manusia dimotivasi oleh sejumlah
kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah dan
berasal dari sumber genetis atau naluriah. Hasil penelitian ini dikategorikan
berdasarkan kebutuhan-kebutuhan dalam teori Hirarki Kebutuhan yang terbagi
UNIVERSAL GRACE JOURNAL, Volume 1, Nomor 1, 2023 | 37
Technological Determinism

menjadi 5 tingkat kebutuhan, antara lain: Kebutuhan Fisiologis, Kebutuhan


Keamanan dan Keselamatan, Kebutuhan Sosial, Kebutuhan Penghargaan, dan
Kebutuhan Aktualisasi diri.3
Penjelasan determinisme ini juga diaplikasikan dalam penelitian yang ditulis
oleh Syahril Fajar dengan judul “Perubahan Interaksi Sosial pada Pengguna
Smartphone studi kasus pada Mahasiswa FISIP Universitas Syiah Kuala”.
Penggunaan teori determinisme teknologi untuk dapat menjelaskan bahwa
teknologi mempengaruhi manusia mulai dari adat istiadat, cara berpikir, sosial,
ekonomi dan banyak hal lainnya. McLuhan melihat media sebagai sesuatu hal
utama yang sangat berpengaruh dan menentukan hal lainnya. Secara umum, teori
ini berusaha menjelaskan tentang bagaimana teknologi, terutama media,
bagaimana membentuk individu dalam masyarakat memikirkan sesuatu,
merasakan sesuatu dan melakukan tindakan tertentu.
Menurut Smith (dalam Saefullah, 2007: 28) deteminisme teknologi berawal
dari asumsi bawa teknologi adalah kekuatan kunci dalam mengatur masyarakat.
Dalam paham ini struktur sosial dianggap sebagai kondisi yang terbentuk oleh
materialistik teknologi. McLuhan (dalam Nurudin, 2007: 185) melihat manusia dari
cara berkomunikasi yang menentukan sejarah manusia. Ide dasar teori ini berasal
dari perubahan yang terjadi di berbagai macam cara berkomunikasi akan
membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Teori ini mempunyai tiga
kerangka pemikiran yaitu penemuan-penemuan teknologi terbaru dalam bidang
teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya, perubahan komunikasi
manusia membentuk eksistensi kehidupan manusia, “We shape our tools, and they in
turn shape us” kita membentuk alat-alat yang kita perlukan dan sekarang giliran
alat-alat itu yang membentuk diri kita.
Berdasarkan penelitian ini, menemukan konsep ini sesuai dengan teori
Marshall McLuhan. Dalam kajian ini dapat dipahami bahwa teknologi
mempengaruhi manusia mulai dari adat istiadat, cara berpikir, sosial, ekonomi, dan
banyak hal lainnya. Bahkan menariknya, para pengguna smartphone tidak
menyadari bahwa mereka telah dipengaruhi oleh perkembangan teknologi
smartphone yang dianggap memudahkan dalam melakukan interaksi sosial. Para
pengguna samrtphone menganggap bahwa smartphone sangat membantu dalam
kebutuhan akan informasi dan komunikasi baik antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok.4

3Dinda Anggun Pertiwi, peran media teknologi komunikasi dalam pelayanan jasa di PT. Pos
Indonesia Kota Samarinda, eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 1, 2015,
http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/
4Syahril Fajar dan Martunis, Perubahan Interaksi Sosial pada Pengguna Smartphone studi

kasus pada Mahasiswa FISIP Universitas Syiah Kuala, Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah,
Volume 3, Nomor 2, Mei 2018, http://www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

UNIVERSAL GRACE JOURNAL, Volume 1, Nomor 1, 2023 | 38


Technological Determinism

Kritik Penulis Terhadap Kekuatan dan Kelemahan Teori


Mereka yang menentang determinisme teknologi mengajukan argumen
bahwa teknologi adalah produk kultural dan sosial masyarakat, oleh karena itu
teknologi diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Tidak ada teknologi
yang tercipta secara tidak sengaja. Teknologi diciptakan dengan tujuan untuk
menjadikan hidup yang lebih mudah, nyaman, dan lebih baik. Pada awal
penciptaannya, teknologi dirintis dan dikembangkan oleh para jenius seperti
Edison, Bell, atau Marconi. Sekarang ini, teknologi dikembangkan oleh para peneliti
di laboratorium.
Pada intinya, kaum penentang determinisme teknologi ini meyakini bahwa
teknologi adalah hasil rekayasa masyarakat, oleh karena itu, masyarakatlah yang
menjadi penentu teknologi. Komputer, misalnya, hanyalah kombinasi dari plastik,
logam, dan peralatan elektronik. Tidak ada yang dapat dilakukan oleh komputer.
Tanpa software, komputer hanyalah sebuah alat aneh yang terletak di atas meja di
ujung kamar. Pertanyaannya adalah siapa yang membuat komputer dan juga
software-nya. Pada intinya, masyarakat memiliki peranan yang lebih dominan
ketimbang teknologi.
Di sisi lain, para pendukung determinisme teknologi yang secara teoretis
dapat dikelompokkan ke dalam dua aliran utama, yaitu mereka yang optimis dan
pesimis. Meskipun demikian, keduanya meyakini bahwa teknologi dapat
mengubah masyarakat. Bahkan pada titik tertentu dapat menentukan masa depan
masyarakat. Menurut Mesthene pendapat yang optimistis terhadap teknologi ini
dapat dilacak hingga ke optimisme ilmu pengetahuan pada abad ke-19. Lebih lanjut
Mesthene (1970: 16) mengatakan, “This view has its modern origins in the Baconian
conception of knowledge as power, in the social philosophies such nineteenth-century
thinkers as Saint-Simon and August Comte,” sedangkan pandangan mereka yang
pesimis, masih menurut Mesthene (1970, 17), “… is heir to two different traditions. It
is akin to historical ‘back-to-nature’ attitudes toward the world, such as we associate with
Jean Jacques Rousseau and Henry Thoreau. It also derives from traditional socialist critiques
of the appropriation of technology as capital.”
Satu varian determinisme teknologi adalah determinisme media dari
Marshall McLuhan sebagai salah satu tokohnya. Frase yang sangat terkenal dari
McLuhan adalah ‘the medium is the messsage’. Media yang digunakan untuk
menyampaikan pesan, menurut McLuhan, bukan hanya sekadar alat, tetapi
memiliki peranan yang tertentu. Masyarakat tidak hanya dipengaruhi oleh ‘isi’
tetapi juga dipengaruhi oleh ‘media’ yang digunakan. Buku, misalnya,
memunculkan dampak pola pikir yang linier dan analitis. Buku mengajarkan cara
berpikir linier karena ia mendidik masyarakat untuk berpikir searah dari kiri ke
kanan (atau sebaliknya), di samping itu juga mengajarkan berpikir analitis, karena
buku terbagi ke dalam beberapa bab yang tiap babnya terdiri dari paragraf yang
tersusun dari kalimat dan kalimat ini tersusun dari kata-kata dan kata-kata tersusun
UNIVERSAL GRACE JOURNAL, Volume 1, Nomor 1, 2023 | 39
Technological Determinism

dari huruf-huruf. Perubahan pola pikir ini yang ‘diajarkan’ oleh buku ini telah
mengubah struktur kognitif masyarakat.
Senada dengan pendapat McLuhan, Innis meyakini bahwa media
mempunyai peranan yang penting dalam perubahan masyarakat. Menurut Innis,
seperti yang dikutip oleh Galvin (1994:180),
“A medium of communication has an important influence on the dissemination of
knowledge over space and time. According to its characteristics it maybe better suited to the
dissemination of knowledge over time than over space, particularly if the medium is heavy
and durable and not suited to transportation, or to the dissemination of knowledge over space
than over time, particularly if the medium is light and easily transported. The relative
emphasis on time or space will imply a bias of significance to the culture in which it is
embedded.”
Media, menurut Innis, bukanlah hanya sekadar alat. Kehadiran media
sendiri telah memiliki dampak pada keseluruhan proses penyebaran pengetahuan
atau pesan. Tiap media memiliki bias atas ruang dan waktu. Media yang berbeda
akan memiliki dampak yang berbeda pula. Hal ini karena, bukan hanya isi saja
yang memiliki bias, tetapi juga medianya. Media yang terikat pada ruang (space-
binded) memunculkan masyarakat yang memiliki tradisi oral. Salah satu ciri tradisi
oral adalah hadirnya kelompok kecil masyarakat yang memiliki hak istimewa
dalam menafsirkan pengetahuan. Sebaliknya media-media yang terikat-pada-
waktu (time-binded) memiliki dampak pada munculnya masyarakat yang
cenderung egalitarian yang berakar pada budaya tulisan. Pada masyarakat ini,
setiap orang memilki hak yang sama atas akses terhadap pengetahuan, sehingga
pada masyarakat yang seperti ini, tidak akan ada lagi kelas sosial khusus yang
memiliki hak sebagai satu-satunya penafsir pengetahuan. Lebih jauh lagi, Galvin
(1994:180-181) menyebutkan, “Whereas print solved the problem of producing
standardized communication rapidly and in sufficient quantities to administer large areas,
the development of electronic communication – beginning with telegraphy and moving from
radio to television – solved simultaneously the problems of rapid production and
distribution.”
Teknologi pada perkembangan media tidak lagi hanya sekadar alat. Ia
memiliki peranan yang penting yang tidak dapat diabaikan. Hal ini dapat
dibuktikan dengan perkembangan media saat ini dapat mengatur agenda
masyarakat. Seperti pengaruh agenda setting media terhadap agenda publik.
Keputusan untuk memilih media tertentu akan memberi dampak kepada apa yang
akan timbul dari media tersebut. McLuhan membenarkan pernyataan ini
sebagaimana ketika ia mengatakan ‘the medium is the message’.
Determinisme media memiliki ciri, seperti dikutip dari Dave’s Page for
Technological and Media Determinsim, sebagai berikut:
(1) Media destroy time and space.
(2) The medium is the message.

UNIVERSAL GRACE JOURNAL, Volume 1, Nomor 1, 2023 | 40


Technological Determinism

(3) To create a new medium, the old one has to go.


(4) Whatever media is predominant, then that is what the people will be.
(5) There exists a drive toward efficiency and speed
(6) Childhood is going (disappearance the limit between childhood and
adult).
Meskipun demikian, ada beberapa kritikus yang sependapat dengan
argumen McLuhan tentang determinis media. Salah satunya adalah Evans (1998)
yang mengatakan, Marshal McLuhan and Neil Postman are quick to promote the idea
that print allows logical and analytical thinking to occur.” Furthermore he says, “It is safe
to assume that printing makes knowledge accessible to all, although it needs to be
accompanied with necessary cultural and political conditions making literacy compulsory
for all. However, this does not necessarily lead to society that is much more knowledgeable
than one that uses oral communication as its foundation.

PENUTUP
Adapun kesimpulan dalam penjelasan ini menemukan bahwa teknologi dan
budaya saling bergantung. Mengabaikan salah satunya akan menghasilkan
pemahaman yang kurang memadai terhadap determinisme teknologi. Namun
pernyataan ini memiliki pandangan yang berbeda. Yang mendukung menyatakan
bahwa perkembangan teknologi sangat menentukan kebutuhan utama manusia.
Sedangkan yang menolak teori determinisme teknologi menjelaskan bahwa
manusia sebenarnya yang menentukan perkembangan teknologi, bukan manusia
dipengaruhi oleh teknologi. Pada dasarnya, kesenjangan antara pendukung dan
penentang determinisme teknologi tidaklah terlalu lebar. Mereka masih berada
pada perahu yang sama. Keduanya mempercayai bahwa teknologi dan masyarakat
saling mempengaruhi, tetapi mereka berbeda dalam tingkat perubahan yang
dihasilkan oleh teknologi. Dan hubungan antara teknologi dan masyarakat pada
tataran praktis pada dasarnya lebih menyerupai kontinum. Determinisme
teknologi berada di dalam kontinum ini. Sebagai sebuah produk intelektual
masyarakat, teknologi dibentuk oleh masyarakat, tetapi ketika teknologi itu telah
berkembang, masyarakat harus menyesuaikan dirinya terhadap teknologi tersebut.

UNIVERSAL GRACE JOURNAL, Volume 1, Nomor 1, 2023 | 41


Technological Determinism

DAFTAR PUSTAKA

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.


Andi Abdul Muis, Komunikasi Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2001.
B. Aubrey Fisher, Teori-teori Komunikasi: Perspektif Mekanistis, Psikologis, Interaksional
& Pragmatis, Terj oleh Soejono Trimo, Bandung: Remadja Karya, 1986.
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Karim dan Terj, Semarang: Toha Putra, 1996.
E. Koeswara, Teori-teori Kepribadian, Bandung: Eresco, 1991.
Faizin Aslam, ”Teori Hierarki Maslow Manusia Piramida”, Seputar Indonesia, 8 Juni,
2008.
Hansen Shaevitz, Wanita Super, Yogyakarta: Kanisius, 1989.
Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya1994.
Joseph A Devito, Komunikasi Antar Manusia, Jakarta: Professional Books, 1997.
Kamus
Ardianto, Elvinaro., Komala, Lukiati dan Karlinah, Siti. 2007. Komunikasi Massa:
Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Refika Offset Oetama,
Arifin, Anwar. 2003. Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Cangara, Hafied H, 2006, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Dinda Anggun Pertiwi, peran media teknologi komunikasi dalam pelayanan jasa
di PT. Pos Indonesia Kota Samarinda, eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3,
Nomor 1, 2015, http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/
Effendy, Onong Uchjana. 2001. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.
Remaja RosdaKarya.
Frank G. Goble 1994. Mazhab ketiga psikologi umanistic Abraham Maslow. Jakarta:
Kanisius.
Hidayat, Dedy N. 2007. Pengantar Komunikasi massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Jakob. 2006. Sejarah Sosial Media, Dari Gutenberg sampai Internet. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Merrit Roe Smith & Leo Marx. 1994. Does Technology Drive History? The Dilemma
of Technological Determinism, Massachussets Institute of Technology.
Muhammad Aminullah, Formula Alamin: Alamtologi Communication, Budapest
International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal) Volume
1 No. 4, December 2018, (www.bircu-journal.com/index.php/birci ).

UNIVERSAL GRACE JOURNAL, Volume 1, Nomor 1, 2023 | 42


Technological Determinism

Muhammad Aminullah, Theory of Alamin: A Formation of Universal


Communication Formula, Budapest International Research and Critics
Institute-Journal (BIRCI-Journal) Volume 1 No. 2, June 2018,
(www.bircujournal.com/index.php/birci )
Nurudin (2011) Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Pace, R. Wayne et al (1979) Techniques for effective communication.
Masschusetts – Ontario: Addison Westley Publishing Company. Rogers,
Everett M (1986) Communication Technology. New York: Free Press.
Syahril Fajar dan Martunis, Perubahan Interaksi Sosial pada Pengguna Smartphone
studi kasus pada Mahasiswa FISIP Universitas Syiah Kuala, Jurnal Ilmiah
Mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 3, Nomor 2, Mei 2018,
http://www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

UNIVERSAL GRACE JOURNAL, Volume 1, Nomor 1, 2023 | 43

Anda mungkin juga menyukai