Anda di halaman 1dari 13

Nama : Yessica Fauziah Suparman

NPM : 182050419
Mata Kuliah : Ekologi dan Psikologi Media
Dosen : Erwin Kustiman S.I.Kom M.I.Kom
Tugas :1

Teori Determinisme Teknologi Marshal Mc Luhan

Determinasi adalah suatu paham yang menganut tentang seluruh kejadian yang ada di
masa lalu mempengaruhi apa yang ada di masa depan dan sering kali hal tersebut datang
atau mempengaruhi tanpa disadari oleh masyarakat (Definiton of Determinism).
Sementara Teknologi adalah segala sesuatu hal yang diciptakan oleh manusia dengan
maksud dan tujuannya untuk mengurangi beban hidup dan lebih membantu manusia itu
sendiri untuk menjalani kehidupannya. Teknologi dipengaruhi oleh manusia yang
membuatnya dengan adanya nilai-nilai yang masuk di dalam teknologi yang diciptakan,
Sehingga determinisme teknologi dapat diartikan sebagai sebuah hal yang terjadi dimasa
depan karena perkembangan dari teknologi yang ada di zaman dahulu ke zaman yang
lebih maju, perkembangan tersebut memberikan dampak di kehidupan manusia dengan
atau tanpa disadari telah memberikan sebuah pengaruh, baik itu cara pemikiran, budaya
maupun di kehidupan masyarakat.

Teknologi telah banyak membuat masyarakat lebih mengefisienkan dan juga


mengefektifkan suatu hal yang dahulunya dianggap sebagai suatu hal yang sangat tabu
untuk dilakukan menjadi sesuatu yang jauh lebih berguna. Tak jarang di zaman dahulu,
banyak peneliti komunikasi yang meyakini bahwa sebuah kegiatan yang penting hal
untuk bertatap muka secara langsung adalah sebuah hal yang paling mendasar atau paling
penting dari sebuah komunikasi, sementara dengan sebuah perantara yang membuat
komunikasi tersebut menjadi komunikasi yang tidak langsung dianggap sebagai sebuah
cara berkomunikasi yang buruk, atau tidak ideal.
Teori ini dikemukakan oleh Marshall McLuhan pertama kali pada tahun 1962 dalam
tulisannya The Guttenberg Galaxy: The Making of Typographic Man. Ide dasar teori ini
adalah bahwa perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi akan
membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi membentuk individu
bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya
mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang
lain. Misalnya dari masyarakat suku yang belum mengenal huruf menuju masyarakat
yang memakai peralatan komunikasi cetak, ke masyarakat yang memakai peralatan
komunikasi elektronik.

McLuhan berpikir bahwa budaya kita dibentuk oleh bagaimana cara kita berkomunikasi.
Paling tidak, ada beberapa tahapan yang layak disimak. Pertama, penemuan dalam
teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya. Kedua, perubahan di dalam
jenis-jenis komunikasi akhirnya membentuk kehidupan manusia. Ketiga, sebagaimana
yang dikatakan McLuhan bahwa “Kita membentuk peralatan untuk berkomunikasi, dan
akhirnya peralatan untuk berkomunikasi yang kita gunakan itu akhirnya membentuk atau
mempengaruhi kehidupan kita sendiri”. Kita belajar, merasa dan berpikir terhadap apa
yang akan kita lakukan karena pesan yang diterima teknologi komunikasi menyediakan
untuk itu. Artinya, teknologi komunikasi menyediakan pesan dan membentuk perilaku
kita sendiri. Radio menyediakan kepada manusia lewat indera pendengaran (audio),
sementara televisi menyediakan tidak hanya pendengaran tetapi juga penglihatan (audio
visual). Apapun yang diterpa dari dua media itu masuk ke dalam perasaan manusia dan
mempengaruhi kehidupan sehari-hari kita. Selanjutnya, kita ingin menggunakannya lagi
dan terus menerus. Bahkan McLuhan sampai pada kesimpulannya bahwa media adalah
pesan itu sendiri (the medium is the message).

Media tak lain adalah alat untuk memperkuat, memperkeras dan memperluas fungsi dan
perasaan manusia. Dengan kata lain, masing-masing penemuan media baru yang kita
betul-betul dipertimbangkan untuk memperluas beberapa kemampuan dan kecakapan
manusia. Misalnya, ambil sebuah buku. Dengan buku itu seseorang bisa memperluas
cakrawala, pengetahuan, termasuk kecakapan dan kemampuannya. Seperti yang sering
dikatakan oleh masyarakat umum, dengan buku, kita akan bisa “melihat dunia”.
Mengikuti teori ini, ada beberapa perubahan besar yang mengikuti perkembangan
teknologi dalam berkomunikasi. Masing-masing periode sama-sama memperluas
perasaan, dan pikiran manusia. McLuhan membaginya ke dalam empat periode. Di dalam
masing-masing kasus yang menyertai perubahan itu atau pergerakan dari era satu ke era
yang lain membawa bentuk baru komunikasi yang menyebabkan beberapa macam
perubahan dalam masyarakat.

Pertama-tama adalah era kesukuan atau a Tribal Age. Menurut McLuhan, pada era purba
atau era suku zaman dahulu, manusia hanya mengandalkan indera pendengaran dalam
berkomunikasi. Komunikasi pada era itu hanya mendasarkan diri pada narasi, cerita,
dongeng tuturan, dan sejenisnya. Jadi, telinga adalah “raja” ketika itu, “hearing is
believing”, dan kemampuan visual manusia belum banyak diandalkan dalam komunikasi.
Bagi masyarakat primitif di era kesukuan, pendengaran adalah hal yang paling penting.
Peran otak menjadi sangat penting sebagai wilayah yang mengontrol pendengaran.
Dengan pengenalan huruf lambat laun masyarakat berubah ke era tulisan. Era ini
mendudukkan kekuatan penglihatan sepenting pendengaran.

Kedua, era tulisan atau The Age of Literacy. Dengan memasuki era tulisan terjadi
perubahan yang penting dan perasaan serta pikiran manusia semakin diperluas. McLuhan
menyebutkan bahwa perubahan dengan penggunaan tulisan sebagai alat berkomunikasi
menjadi pendorong munculnya ilmu matematika, filsafat dan ilmu pengetahuan yang lain.
Manusia telah menemukan alfabet atau huruf sehingga tidak lagi mengandalkan lisan,
melainkan mengandalkan pada tulisan.

Ketiga, era cetak atau The Print Age. Masih ada kesinambungan dengan alfabet, namun
lebih meluas manfaatnya karena telah ditemukan mesin cetak. Keempat, era elektronik
atau The Electronic Age. Contoh dari teknologi komunikasi yaitu telepon, radio,
telegram, film, televisi, komputer, dan internet sehingga manusia seperti hidup dalam
global village. Teknologi komunikasi yang digunakan dalam media massa tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia atau menurut Em Griffin (2003 : 344) disebut nothing
remains untouched by communication technology.

Dalam perspektif McLuhan, bukan isi yang penting dari suatu media, melainkan media
itu sendiri yang lebih penting atau medium is the message. Contoh yang dapat ditemui
dalam realita yaitu perkembangan teknologi yang semakin maju membuat segalanya
serba ingin cepat dan instan. Teknologi sebagai peralatan yang memudahkan kerja
manusia membuat budaya ingin selalu dipermudah dan menghindari kerja keras maupun
ketekunan. Teknologi juga membuat seseorang berpikir tentang dirinya sendiri. Jiwa
sosialnya melemah sebab merasa bahwa tidak memerlukan bantuan orang lain jika
menghendaki sesuatu, cukup dengan teknologi sebagai solusinya. Akibatnya, tak jarang
kepada tetangga dekat kurang begitu akrab karena telah memiliki komunitas sendiri,
meskipun jarak memisahkan, namun berkat teknologi tak terbatas ruang dan waktu.
Solusi agar budaya yang dibentuk di era elektronik ini tetap positif, maka harus disertai
dengan perkembangan mental dan spiritual. Diharapkan informasi yang diperoleh dapat
diolah oleh pikiran yang jernih sehingga menciptakan kebudayaan-kebudayaan yang
humanis.

Marshall McLuhan, pernah mengatakan bahwa the medium is the mass- age. Media
adalah era massa. Maksudnya adalah bahwa saat ini kita hidup di era yang unik dalam
sejarah peradaban manusia, yaitu era media massa. Terutama lagi, pada era media
elektronik seperti sekarang ini. Media pada hakikatnya telah benar-benar mempengaruhi
cara berpikir, merasakan, dan bertingkah laku manusia itu sendiri. Kita saat ini berada
pada era revolusi, yaitu revolusi masyarakat menjadi massa, oleh karena kehadiran media
massa tadi. McLuhan memetakan sejarah kehidupan manusia ke dalam empat periode: a
tribal age (era suku atau purba), literate age (era literal/huruf), a print age (era cetak), dan
electronic age (era elektronik). Kalau mau kita lihat saat ini tidak ada satu segi kehidupan
manusia pun yang tidak bersinggungan dengan apa yang namanya media massa. Mulai
dari ruang keluarga, dapur, sekolah, kantor, pertemanan, bahkan agama, semuanya
berkaitan dengan media massa. Hampir-hampir tidak pernah kita bisa membebaskan diri
dari media massa dalam kehidupan kita sehari-hari.
McLuhan juga menyebutkan bahwa media massa adalah ekstensi atau perpanjangan dari
inderawi manusia (extention of man). Media tidak hanya memperpanjang jangkauan kita
terhadap suatu tempat, peristiwa, informasi, tapi juga menjadikan hidup kita lebih efisien.
Lebih dari itu media juga membantu kita dalam menafsirkan tentang kehidupan kita.
Dalam perspektif McLuhan, media itu sendiri lebih penting daripada isi pesan yang
disampaikan oleh media tersebut. Misalkan saja, mungkin isi tayangan di televisi
memang penting atau menarik, akan tetapi sebenarnya kehadiran televisi di ruang
keluarga tersebut menjadi jauh lebih penting lagi. Televisi, dengan kehadirannya saja
sudah menjadi penting, bukan lagi tentang isi pesannnya. Kehadiran media massa telah
lebih banyak mengubah kehidupan manusia, lebih dari apa isi pesan yang mereka
sampaikan.

Dilema yang kemudian muncul seiring dengan semakin pesatnya perkembangan


teknologi komunikasi adalah bahwa manusia semakin didominasi oleh teknologi
komunikasi yang diciptakannya sendiri. Teknologi komunikasi bukannya dikontrol oleh
manusia namun justru kebalikannya, kita yang dikontrol oleh mereka.Sebagai contoh,
betapa gelisahnya kita kalau sampai terlewat satu episode sinetron kesayangan yang
biasanya kita tonton tiap hari. Atau mungkin kalau kita sudah lebih dari seminggu tidak
membuka halaman Facebook di internet. Satu hari saja tidak menonton televisi mungkin
kita akan merasa betapa kita telah ketinggalan berapa banyak informasi hari itu.

Kemajuan teknologi telah membuat perubahan pada diri manusia karena teknologi
membentuk diri manusia, dimana mereka berfikir, bersikap dalam suatu masyarakat atau
menentukan pilihan berdasarkan teknologi yang mempengaruhinya.

Teori Determinisme Teknologi pertama kali dikemukakan oleh Marshall McLuhan di


tahun 1962 melalui tulisannya yang berjudul The Guttenberg Galaxy: The Making of
Typographic Man dengan pokok gagasan dari teori ini adalah bahwa pola kehidupan
masyarakat manusia, khususnya aspek interaksi sosial diantara mereka, ditentukan oleh
perkembangan dan jenis teknologi yang dikonsumsi oleh masyarakat itu sendiri
(McLuhan. 1994:108).

McLuhan berpendapat bahwa media merupakan faktor utama yang paling


memperngaruhi hal lainnya. Secara umum, teori determinisme teknologi ini berusaha
menjelaskan bagaimana sebuah teknologi terutama media sangat berpengaruh dalam
menentukan bagaimana individu dalam masyarakat memikirkan, merasakan dan
melakukan suatu tindakan tertentu.

Dasar pemikirannya adalah perubahanperubahan cara manusia untuk berkomunikasi


membentuk keberadaan kita dan sebagai budayawan ia berpendapat bahwa budaya itu
terbentuk berdasarkan bagaimana kemampuan kita untuk berkomunikasi. Untuk
memahami pernyataan di atas, teori ini mempunyai tiga kerangka urutan pemikiran,
yaitu:

1) Penemuan-penemuan hal baru dalam bidang teknologi komunikasi menyebabkan


perubahan budaya
2) Perubahan komunikasi manusia membentuk eksistensi kehidupan manusia
3) “We shape outr tools, and they in turn shape us”. McLuhan. (Kita membentuk
alat-alat yang kita perlukan dan sekarang giliran alat-alat itu yang membentuk diri
kita) (Saefudin, 2008:384)

Atas tiga kerangka urutan pemikiran tersebut McLuhan menyatakan bahwa media
merupakan inti dari peradaban manusia. Dominasi media dalam sebuah masyarakat
menentukan dasar organisasi sosial manusia dan kehidupan kolektifnya (Saefudin,
2008:384).

Teori determinisme teknologi semakin berkembang seiring dengan perkembangan


teknologi komunikasi yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan media massa
juga interaksi sosial antar sesama manusia dengan ditemukan dan masuknya internet
dalam kehidupan sehari-hari. Internet mengubah dunia sekaligus manusia. Pesatnya
perkembangan teknologi komunikasi melahirkan media baru atau media sosial sebagai
media interaktif yang menggunakan jaringan internet membuat seluruh belahan dunia
terhubung dengan mudah.

Lebih luas diungkapkan bahwa media baru yang muncul akibat inovasi teknologi dalam
bidang media meliputi televisi kabel, satellites, teknologi optic fiber dan komputer.
Dengan teknologi seperti ini, pengguna bisa secara interaktif membuat pilihan serta
menyediakan respon produk media secara beragam (Croteau, 1997:12).

Determinisme teknologi berawal dari asumsi bahwa teknologi adalah kekuatan kunci
dalam mengatur masyarakat. Dalam paham ini struktur sosial dianggap sebagai kondisi
yang terbentuk oleh materialistic teknologi. Lain halnya dengan analisis Feenberg yang
mengemukakan dua premis determinisme teknologi yang bermasalah. Pertama, teknologi
berkembang secara unlinear dari konfigurasi sederhana kearah yang lebih kompleks.
Kedua, masyarakat harus tunduk pada perubahanperubahan yang terjadi dalam dunia
teknologi itu (Smith dalam Saefullah, 2007:28).

Jika dikaitkan dengan tutupnya media sosial Path, maka dapat di paparkan bahwa
teknologi membentuk manusia bagaimana ia berfikir, bersikap dan menentukan
pilihannya dan kehadiran media baru ini semakin membuat koneksi antar manusia
menjadi lebih mudah terhubung dalam berinteraksi sekaligus mendapatkan informasi
yang dibutuhkannya karena manusia adalah objek dari teknologi itu sendiri.

Sebagai media sosial Path dianggap tidak mampu memberikan perubahan yang
dibutuhkan oleh pengguna mengingat teknologi terus berkembang dan berperan dalam
mengendalikan khalayak pengguna media sosial. Sebagai media sosial yang digandrungi
oleh kawula muda yang selalu haus akan perubahan-perubahan teknologi juga informasi,
seharusnya Path mampu mengikuti arus perkembangan media sosial yang dituntut harus
selalu mampu memenuhi apa yang menjadi keinginan penggunanya. Path harus bergerak
cepat dalam melakukan perubahanperubahan terhadap fitur-fitur aplikasinya mengingat
individu penggunanya sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Ketika media sosial
lain memiliki fitur terkini yang membuat koneksi menjadi semakin luas dan semakin
mendapatkan apa yang diinginkan dengan mudah, Path tidak melakukan perubahan,
padahal Path adalah media sosial yang pertama menghadirkan ruang private bagi para
penggunanya.

Media sosial lain menghadirkan fitur yang memberikan keuntungan bagi pengguna,
justru Path lebih banyak melakukan perubahan hanya pada fitur stiker sebagai simbol
interaksi antar pengguna Path. Meski perubahan ini menjadi nilai lebih, namun lama
kelamaan pengguna Path menjadi bosan untuk menggunakan media sosial ini, ditambah
lagi dengan diakuisisinya saham Path oleh Daum Kakao, perusahaan asal Korea Selatan
yang melakukan perubahan jumlah pertemanan di Path yang awalnya hanya berjumlah
150 orang menjadi 500 orang membuat mengingkari sendiri konsep awal media sosial
yang memiliki simbol berwarna merah tersebut.Path tidak lagi menjadi media sosial yang
dipilih karena tersedianya ruang private. padahal saat itu hal ini yang membuat pengguna
Facebook dan Twitter beralih menuju Path karena Path dianggap lebih bersifat personal
karena penggunanya bebas berbagi dan menyampaikan apa saja tanpa khawatir akan
diketahui dan dibaca oleh orang lain sebab dengan terbatasnya kuota pertemanan maka
hanya orang-orang terdekat saja yang dapat melihat unggahan tersebut. Seringkali
pemilik akun Facebook, Twitter, Instagram dan Path menuliskan unggahan dan status
yang berbeda-beda baik di Facebook, Twitter, Instagram dan Path dengan alasan
keamanan dan privatisasi. Mereka melakukan unggahan berupa status, foto dll
disesuaikan dengan karakter teman dan interaksi mereka yang ada di media sosial
tersebut. Akibat yang ditimbulkan dengan tidak adanya perubahan dalam fitur
aplikasinya membuat penggunanya merasa bosan karena tidak adanya pembaruan dan
bersifat statis.

Berbeda dengan yang dilakukan Instagram, menyadari bahwa keinginan individu


penggunanya adalah memiliki jaringan yang luas dalam segala hal Instagram lebih jeli
dalam melihat perubahan ini, maka Instagram menghadirkan fitur-fitur baru mengikuti
perkembangan teknologi yaitu fitur Insta Story dan Video Live. Komunikasi yang terjalin
antar khalayak pengguna Instagram menjadi lebih kompleks karena mudah sekali
terhubung oleh apapun dan siapapun. Saat ini Instagram banyak digunakan untuk aktifitas
bisnis online sehingga melahirkan tren baru yaitu Selebgram atau Selebriti Instagram.
Tren saat ini di Instagram adalah pemilik bisnis online mengendorse

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi membawa perubahan besar pada


media massa. Ditandai dengan bermunculannya media baru berupa media online dan
media sosial. Media baru tersebut menawarkan kecepatan informasi nyaris tanpa batas
ruang dan waktu, kebebasan berpendapat, komunikasi antar khalayak yang begitu
komplek yang membuat khalayak menjadi begitu mudah terhubung satu sama lain.
Kehadiran media baru ini sekaligus perlahan-lahan menggeser pola komunikasi antar
khalayak yang awalnya komunikasi dilakukan secara tatap muka, saat ini komunikasi
dilakukan secara virtual melalui media online dan media sosial. Melalui media sosial
khalayak bebas menentukan pilihan informasi apa yang akan dikonsumsinya, bebas
memilih dengan siapa mereka akan berinteraksi, bebas memilih apa yang akan mereka
bagikan. Berbeda dengan media lama yang pola komunikasinya hanya searah dan tidak
adanya interaksi langsung, khalayak cenderung pasif dalam menerima informasi dan
tidak memiliki pilihan informasi yang dibutuhkan sesuai keinginannya. Seiring
perkembangan tersebut perlahan tapi pasti media-media lama mulai ditinggalkan khlayak
dan mereka berpindah ke media baru yaitu media online termasuk media sosial yang
merupakan bagian dari media baru yang menawarkan kecepatan akses informasi.

Hal ini ditandai dengan banyaknya media cetak lama yang menutup kegiatan
operasionalnya sehingga menimbulkan istilah era “senjakala media lama”. Beberapa
tahun terakhir sejumlah media cetak memutuskan untuk tidak melanjutkan produksi
koran mereka lagi. Sebut saja Sinar Harapan yang tutup pada tahun 1 Januari 2016,
disusul kemudian dengan Jakarta Globe, Koran Sindo, Majalah Femina, Tabloid Soccer,
Harian Bola, Indonesia Finance Today, Majalah Chip, Majalah TRAX, Harian Jurnal
Merdeka, Majalah Remaja Cosmo Girl, Tablid Remaja Gaul dan sederat media cetak
lainnya. Jikamdiperhatikan media cetak yang tutup adalahmmedia cetak ‘senior” yang
sudah puluhanmtahun berada di industri bisnis media, namun pada akhirnya mereka
menyerah juga ketika digitalisasi mulai memasuki industri media cetak. Mereka tidak
bisa nolak pun tidak bisa marah dengan arus globalisasi dan kemajuan teknologi yang
berkembang semakin pesat dan dinamis.

Teori Determinisme Teknologi dikemukakan pertama kali oleh Marshall McLuhan pada
tahun 1962 dalam tulisannya The Guttenberg Galaxy: The Making of Typographic Man.
Ide dasar teori ini adalah bahwa perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara
berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi
membentuk individu bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam masyarakat, dan
teknologi tersebut mengarahkan manusia bergerak dari satu abad teknologi ke teknologi
yang lain (Nurudin, 2011: 184).

Menurut Smith (dalam Saefullah, 2007: 28) determinasi teknologi berawal dari asumsi
bahwa teknologi adalah kekuatan kunci dalam mengatur masyarakat. Dalam paham ini
struktur sosial dianggap sebagai kondisi yang terbentuk oleh materialistik teknologi. Lain
halnya dengan analisis Feenberg yang mengemukakan dua premis determinasi teknologi
yang bermasalah. Pertama, teknologi berkembang secara unlinear dari konfigurasi
sederhana kea rah yang lebih kompleks. Kedua, masyarakat harus tunduk pada
perubahan-perubahan yang tejadi dalam dunia teknologi itu.

Teknologi membentuk individu bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam masyarakat,


hingga akhirnya teknologi tersebut mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad
teknologi ke abad teknologi yang lain. Misalnya, dari masyarakat suku yang belum
mengenal huruf menuju masyarakat yang memakai peralatan komunikasi cetak, ke
masyarakat yang memakai peralatan komunikasi elektronik (Nurudin, 2011: 185).

McLuhan berpikir bahwa budaya dibentuk oleh bagaimana cara masyarakat


berkomunikasi. Paling tidak, ada beberapa tahapan yang layak disimak. Pertama,
penemuan dalam teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya. Kedua,
perubahan di dalam jenis-jenis komunikasi akhirnya membentuk kehidupan manusia.
Ketiga, sebagaimana yang dikatakan McLuhan bahwa, “kita membentuk peralatan untuk
berkomunikasi, dan akhirnya peralatan untuk berkomunikasi yang kita gunakan itu
membentuk atau mempengaruhi kehidupan kita sendiri.”

Teknologi komunikasi yang digunakan dalam media massa tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia atau menurut Griffin disebut nothing remains untouched by
communication technology. Dalam perspektif McLuhan, bukan isi yang penting dari
suatu media, melainkan media itu sendiri yang lebih penting atau yang dikenal dengan
istilah medium is the message.

Inti teori determinisme yaitu penemuan atau perkembangan teknologi komunikasi


merupakan faktor yang mengubah kebudayaan manusia. McLuhan memetakan sejarah
peradaban kehidupan manusia ke dalam empat periode.

! Pertama, the tribal age. Menurut McLuhan, pada era ini dikenal dengan nama era
purba atau era suku zaman dahulu, manusia hanya mengandalkan indera
pendengaran dalam berkomunikasi. Komunikasi pada era ini hanya mendasarkan
diri pada narasi, cerita, dongeng tuturan, dan sejenisnya dimana telinga adalah
“raja”, atau dalam istilah lama orang mengenal paham“hearing is believing”, dan
kemampuan visual manusia belum banyak diandalkan dalam komunikasi.
Sehingga, era primitif ini tergusur dengan ditemukannya alfabet atau huruf.

! Kedua, the age of literacy. Semenjak ditemukannya alfabet atau huruf, maka cara
manusia berkomunikasi banyak berubah. Indera penglihatan kemudian menjadi
dominan di era ini, mengalahkan indera pendengaran. Manusia berkomunikasi
tidak lagi mengandalkan tuturan, tapi lebih kepada tulisan.

! Ketiga, the print age. Era ini dimulai sejak ditemukannya mesin cetak yang
menjadikan alfabet semakin menyebarluas ke penjuru dunia. Kekuatan kata-kata
melalui mesin cetak tersebut semakin merajalela. Kehadiran mesin cetak, dan
kemudian media cetak, menjadikan manusia lebih bebas lagi untuk
berkomunikasi.
! Keempat, the electronic age. Era ini juga menandai ditemukannya berbagai
macam alat atau teknologi komunikasi. Telegram, telpon, radio, film, televisi,
VCR, fax, komputer, dan internet. Manusia kemudian menjadi hidup di dalam apa
yang disebut sebagai global village. Media massa pada era ini mampu membawa
manusia mampu untuk bersentuhan dengan manusia yang lainnya, kapan saja, di
mana saja, dan seketika itu juga.

Dalam perspektif McLuhan, media itu sendiri lebih penting daripada isi pesan yang
disampaikan oleh media tersebut. Misalnya, mungkin isi tayangan di televisi memang
penting atau menarik, akan tetapi sebenarnya kehadiran televisi di ruang keluarga
tersebut menjadi jauh lebih penting lagi. Televisi, dengan kehadirannya saja sudah
menjadi penting, bukan lagi tentang isi pesannnya. Kehadiran media massa telah lebih
banyak mengubah kehidupan manusia, lebih dari apa isi pesan yang mereka sampaikan.

McLuhan membuat meta teoritis asumsi dari teorinya, yakni (1) asumsi ontologism,
manusia akan beradaptasi dengan media yang mereka gunakan sehingga mereka dapat
mengirim dan menerima pesan seperti orang lain; (2) asumsi epistemologis, ada satu
kebenaran dengan mengamati apa yang telah terjadi dari waktu ke waktu. Sebagai
perubahan menengah begitu pula cara masyarakat untuk berkomunikasi. Orang-orang
hanya dapat menggunakan media yang diciptakan (telepon untuk berbicara melalui
saluran atau surat elektronik untuk berbicara melalui komputer). Jika media yang
impersonal (televisi) maka pesan juga adalah impersonal; (3) asumsi aksiologis, teori ini
adalah tujuan dalam diri setiap orang yang akan bertindak dan merasa sama tidak peduli
media apa yang mereka gunakan asalkan menggunakan media yang sama. Nilai tidak
terlibat karena bukti terlihat ketat melalui pengamatan.
Daftar Pustaka

Gamble, Teri and Michael.2009. Communication Works. Seventh edition. New York:
McGraw-Hill
Griffin, Emory A., 2003. A First Look at Communication Theory. 5th edition. New York:
McGraw-Hill
Nurudin, 200. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers

Anda mungkin juga menyukai