PENDAHULUAN
1
teknologi, digital natives memanfaatkan media sosial, contohnya whatsapp,
sebagai sebuah media komunikasi saat kebutuhan sosial dipisahkan oleh letak
geografis. Penggunaan media sosial whatsapp tadi akan secara terus menerus
membentuk sebuah kebiasaan yang pada akhirnya menjadi budaya dalam
berkomunikasi. Fenomena ini tentu akan mengakibatkan pergeseran budaya
komunikasi dari yang konvensional ke arah yang lebih modern,
1.2.2. Apa saja Komunikasi yang tejadi melalui media Melalui Media?
1.3. Tujuan
1.3.2. Untuk Mengetahui Apa saja Komunikasi yang tejadi melalui media
Melalui Media?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan adanya teknologi, tentu akan sangat membantu komunikasi yang kita
lakukan dalam jarak yang jauh. Kita dapat berkomunikasi dalam waktu yang
3
sama tanpa perlu mengkhawatirkan jarak geografis. Bahkan dalam kenyataannya,
teknologi dapat dikatakan menggantikan kehadiran dalam berkomunikasi.
Dengan berubahnya budaya berkomunikasi ini, tentu ada beberapa komunikasi
yang terjalin dalam suatu proses komunikasi tersebut. Diantaranya adalah ;
b) Komunikasi Kelompok
4
c) Komunikasi Organisasi
Komunikasi non verbal melalui media sosial ini tentu sedikit berbeda
dengan komunikasi verbal. Tidak terdapat simbol-simbol seperti ekspresi
wajah atau nada bicara dalam proses berkomunikasi. Oleh karena itu, ada
inovasi untuk meciptakan emoticons atau stiker wajah yang dapat
menggantikan ekspresi wajah kita saat berbicara. Emoticons dan stiker ini
juga membantu dalam proses komunikasi non verbal menjadi lebih cepat
dan menarik.
Media komunikasi adalah sebuah esensi dari masyarakat dan melalui hal itu
sejarah dibentuk oleh media yang dominan digunakan pada massanya. Pada
masyarakat yang memiliki budaya oral, mereka melakukan komunikasi dengan
cara berbicara secara langsung, kemudian informasi yang didapat melalui
pembicaraan tersebut dijadikan panduan untuk menjalani hidup. Sementara, pada era
media baru ini informasi cenderung dikomodifikasi menjadi sebuah bahan yang
dapat menghasilkan materi. Teori ini dikembangkan oleh Marshall McLuhan dan
Harold Adam Innis, yang Joshua Meyrowitz sebut sebagai teori ‘medium’.
5
Premis dasar dari teori ini mengatakan bahwa sebuah media harus ditinjau
sebagai sebuah alat untuk menciptakan setting sosial baru, sebuah setting yang
mempengaruhi struktur sosial masyarakat yang tidak dapat direduksi.
Teori medium dari McLuhan dan Innis (Littlejohn dan Foss, 2009 : 648)
mengemukakan hubungan antara indra manusia yang diperlukan untuk
menggunakan media dan struktur dari media itu sendiri. Media tersebut akan
menjadi perpanjangan indra manusia untuk membentuk dunianya. Dalam teori
medium penekanan tak ada dalam isi media, tetapi pada sifat dan struktur media
dan ini mengubah cara berpikir yang memiliki pengaruh sosial dan psikologi.
Penggunaan media sosial oleh digital natives telah membangun budaya
berkomunikasi. Budaya ini didasari oleh nilai-nilai yang dianut dalam diri digital
natives mengenai cara mereka bertindak dalam penggunaan media komunikasi.
Dilihat dari tahun kelahirnnya, digital natives ini adalah mereka yang lahir di atas
tahun 1980. Namun, secara garis besar, digital natives adalah mereka yang tumbuh
ketika teknologi mulai berkembang. Dengan kata lain, mereka hidup di dalam
lingkungan yang telah didigitalisasi tidak ada lagi sistem analog. Mereka semua
memiliki akses untuk saling terhubung di teknologi digital. Dan mereka semua
memiliki keterampilan untuk menggunakan teknologi tersebut. Degan latr
belakang budaya yang berbeda, mereka belajar, bekerja, menulis, dan saling
berinteraksi satu sama lain dengan cara yang sangat berbeda dari cara orang
sebelumnya tumbuh, yaitu diolah dengan teknologi digital.
Fakta menarik lainnya dari digital natives adalah bahwa mereka mereka memiliki
pola berinterkasi yang berbeda dengan orangtuanya. Gasser dan Pal-frey (2008)
menambahkan bahwa:
1. Generasi ini berbeda. Mereka belajar, bekerja, menulis, dan berinteraksi dengan
orang lain melalui cara yang berbeda dengan generasi sebelumnya.
2. Mereka lebih memilih untuk membaca blog dibandingkan dengan surat kabar.
3. Mereka lebih memilih untuk bertemu orang lain secara online sebelum
bertemu seccara langsung.
6
4. Mereka mungkin tidak mengetahui bentuk kartu perpustakaan meskipun
memilikinya mereka mungkin tidak pernah menggunakannya.
5. Mereka mendapatkan musik secara online seringkali secara gratis dan illegal
daripada membelinya di toko musik.
6. Mereka lebih suka mengirimkan instant message (IM) daripada mengangkat
telepon dari teman untuk mengatur waktu pertemuan pada siang hari.
7. Mereka mengadopsi dan bermain dengan binatang peliharaan melalui They
Virtual Neopets online daripada bermain dengan hewan peliharaan
sesungguhnya.
8. Mayoritas aspek kehidupan mereka interaksi sosial, pertemanan, aktivitas
kemasyarakatan dimediasi oleh teknologi digital.
Era media baru ditandai dengan apa yang disebut konvergensi media. Secara
struktural media berarti integrasi dari tiga aspek, yakni telekomunikasi, data
komunikasi, dan komunikasi massa dalam satu medium. Di media baru,
khalayak memiliki otoritas dalam membangun teks serta memanfaatkan
medium. Media baru juga memberikan keleluasaan khalayak untuk
mentransformasikan dirinya untuk memanfaatkan khalayak lainnya. Dimana
komunikasi yang dilakukan pada media baru lebih interaktif.
Budaya siber beranjak dari fenomena yang muncul di ruang siber serta media
siber. Budaya pada dasarnya merupakan nilai-nilai yang muncul dari proses
interaksi antar individu, dalam konteks ini yaitu pengalaman individu dan atau
antar individu dalam menggunakan serta terkait dengan media. Nilai-nilai ini
diakui, baik secara langsung maupun tidak, seiring dengan waktu yang dilalui
dalam interaksi tersebut.
7
untuk pesan-pesan menggunakan teks atau simbol dalam bentuk tulisan atau
emotikon dan secara langsung dapat dipahami oleh kedua belah pihak.
Ini bermakna bahwa pada media baru khalayak tidak sekedar ditempatkan
sebagai objek yang menjadi sasaran dari pesan. Di era media interaktif, khalayak
dimungkinkan untuk melakukan umpan balik langsung dan bahkan khalayak di
era media interaktif bisa menjadi konsumen dan saat itu juga menjadi produsen
dari informasi. Namun dalam komunikasi termediasi komputer selalu saja ada
bahasa universal, misalnya penggunaan emoticons atau ekspresi diri di dunia
siber dalam percakapan atau komunikasi yang diekspresikan melalui teks, simbol
atau lambang, yang harus dipahami.
1. Minimnya filter terhadap konten – konten internet yang kurang begitu sesuai
dengan kebudayaan lokal atau Indonesia. Sebagai contoh adalah situs – situs
pornografi.
8
2. Cyber crime kejahatan internet marak terjadi di akhir – akhir ini bahwa cyber
crime merupakan tindakan kriminal yang dilakukan melalui teknologi
informasi, komputer, atau alat – alat elektronik lainnya.
3. Kredibilitas, munculnya banyak blog atau open source maka juga akan
menimbulkan banyak pertanyaan mengenai kredibilitas dari informasi yang
ditampilkan di internet. Setiap orang bisa menulis dan menyebarkankannya di
internet, di sisi lain seseorang juga sebagai konsuman dari literature lain.
Komunikasi pada masa analog dan digital, era media konvensional dan
media baru. Pergeseran ini ditandai dengan penggunaan media yang jauh
berbeda, dimana pada era sekarang hampir semua komunikasi berlangsung
di dalam teknologi media. Contoh yang paling terasa bagi kita saat ini
adalah berkomunikasi dengan orang lain, jarak geografis yang jauh sekarang
bukan lagi menjadi masalah dengan hadirnya fitur mengirim pesan seccara
online, yaitu WhatsApp.
9
merupakan sebuah media komunikasi yang dapat menggantikan komunikasi
langsung. Fitur chat, voice call atau video call.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
10
WhatsApp. Dengan kehadiranya ini, komunikasi antar budaya dapat dipermudah
dan lebih cepat serta tidak perlu khawatir akan jarak geografis yang jauh.
Dengan memasuki era media baru, segala bentuk komunikasi dan informasi
aklebih mudah dan melalui proses media atau termedia.
3.2. Saran
Komunikasi antar budaya pada era media baru ini semakin dipermudah
karena adanya kemajuan teknologi. Jika sebelumnya untuk dapat berkomunikasi
dengan orang lain harus melakukan tatap muka langsung, sekarang dapat
dipermudah dengan adanya media. Kehadiran WhatsApp diharapkan dapat
membantu setiap orang untuk berkomunikasi dengan baik dalam menyapaikan
informasi. Bagi Pengguna WhatsApp, diharapkan juga dapat menggunakan media
yang tersedia dengan baik dan tidak disalahgunakan manfaat dan kelebihannya.
11