Anda di halaman 1dari 7

Komunikasi dan Media Sosial

(Communications and Social Media)


Errika Dwi Setya Watie
(errikadwisw@yahoo.com)
Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Semarang

Abstract
Media presents to be a part of human life. The presence and the development of
internet bring a new way of how to communite in social life. Social media presents and
changes the communication paradigm in today's society. Communication in social me-
dia is not limited by distance, time, and space. It could happen anywhere, anytime,
without having a face to face talking. Even social media can negate social status that is
often as a barrier in communication.
Social media has changed the world. Levels of communication merged into one
container called a social media. The rise of many consequences must also be wary of, in
the sense of social media opens up the opportunity of each individual involved in it to
issue his opinion freely. However, self-control should be shared, in order to have free-
dom of communication which does not violate ethical boundaries and does not offend
others.

Kata Kunci : Komunikasi, Media social.

PENDAHULUAN tatap muka. Bahkan media sosial


Masyarakat modern saat ini mampu meniadakan status sosial, yang
hampir tidak mungkin tidak terkena sering kali sebagai penghambat
paparan media. Disadari atau tidak, me- komunikasi. Dengan hadirnya Twitter,
dia dengan segala kontennya hadir Facebook, Google+ dan sejenisnya,
menjadi bagian hidup manusia. Seiring orang-orang tanpa harus bertemu, bisa
dengan perkembangan jaman, kehadiran saling berinteraksi. Jarak tak lagi
media makin beragam dan berkembang. menjadi masalah dalam berkomunikasi.
Awalnya komunikasi dalam me- Lama waktu terakhir bertemu pun juga
dia berjalan hanya searah, dalam arti tak lagi menjadi masalah. Teman yang
penikmat media hanya bisa menikmati telah 20 tahun tak bertemu pun bisa
konten yang disajikan sumber media. saling menemukan dan menjalin
Namun seiring perkembangan jaman, komunikasi lagi. Dan karena
orang awam sebagai penikmat media kemudahan penggunaannya, hampir
tidak lagi hanya bisa menikmati konten bisa dikatakan, siapa saja bisa
dari media yang terpapar padanya, mengakses dan memanfaatkan media
namun sudah bisa ikut serta mengisi sosial.
konten di media tersebut. Media sosial telah banyak
Muncul dan berkembangnya in- merubah dunia. Memutarbalikkan
ternet membawa cara komunikasi baru banyak pemikiran dan teori yang
di masyarakat. Media sosial hadir dan dimiliki. Tingkatan atau level
merubah paradigma berkomunikasi di komunikasi melebur dalam satu wadah
masyarakat saat ini. Komunikasi tak yang disebut jejaring sosial/media
terbatas jarak, waktu, ruang. Bisa terjadi sosial. Konsekuensi yang muncul pun
dimana saja, kapan saja, tanpa harus juga wajib diwaspadai, dalam arti media

THE MESSENGER, Volume III, Nomor 1, Edisi Juli 2011 69


sosial semakin membuka kesempatan Komunikasi massa terdiri dari pesan-
tiap individu yang terlibat di dalamnya pesan yang ditransmisikan ke sasaran
untuk bebas mengeluarkan audience yang benyak dan tersebar luas,
pendapatnya. Akan tetapi kendali diri dengan menggunakan Koran, majalah,
harusnya juga dimiliki, agar kebebasan televisi, radio, dan internet. (Adler &
yang dimiliki juga tidak melanggar Rodman, 2006: 8). Sehingga bisa
batasan dan tidak menyinggung pihak dikatakan, media-media yang digunakan
lain. dalam menyampaian pesan dalam
komunikasi massa disebut sebagai me-
KOMUNIKASI dia massa.
Mendefinisikan kata komunikasi
sebenarnya tidaklah semudah MEDIA SOSIAL
kelihatannya. Orang dengan masing- New media merupakan media
masing latar belakangnya, bisa yang menawarkan digitisation, conver-
mendefisikan kata komunikasi dengan gence, interactiviy, dan development of
cara yang berbeda. Dalam hal ini network terkait pembuatan pesan dan
definisi dibutuhkan tentunya untuk penyampaian pesannya. Kemampuanya
membantu studi yang dilakukan. Simbol menawarkan interaktifitas ini
dalam “bahasa” komunikasi adalah memungkinkan pengguna dari new me-
sesuatu yang digunakan untuk dia memiliki pilihan informasi apa yang
menunjukkan sesuatu yang lain, dikonsumsi, sekaligus mengendalikan
berdasarkan kesepakatan kelompok keluaran informasi yang dihasilkan ser-
orang. (Sobur, 2006 : 157). Karena itu ta melakukan pilihan-pilihan yang
kata komunikasi disini dipahami diinginkannya. Kemampuan
sebagai proses manusia merespon menawarkan suatu interactivity inilah
perilaku simbolik dari orang lain. (Ad- yang merupakan konsep sentral dari
ler & Rodman, 2006: 4). Bahasa, kata, pemahaman tentang new media. (Flew,
gesture, tanda, merupakan bagian dari 2002: 11-22)
symbol yang digunakan manusia dalam Munculnya virtual reality,
mendefinisikan sesuatu atau komunitas virtual identitas virtual
menyampaikan sesuatu ke orang lain. merupakan fenomena yang banyak
Sehingga bagaimana bahasa, kata, ges- muncul seiring dnegan hadirnya new
ture, tanda digunakan manusia adalah media. Fenomena ini muncul karena
apa yang dipelajari dalam ilmu new media memungkinkan
komunikasi, termasuk juga bagaimana penggunanya untuk menggunakan
implikasi yang muncul dari penggunaan ruang seluas-luasnya di new media,
berbagai symbol tersebut. memperluas jaringan seluas-luasnya,
Komunikasi yang dilakukan dan menunjukkan identitas yang lain
manusia berjalan di berbagai level dengan yang dimiliki pengguna tersebut
komunikasi. Mulai dari komunikasi in- di dunia nyata. (Flew, 2002: 25)
trapersonal, komunikasi interpersonal, Sebutan media baru/ new media
komunikasi kelompok, komunikasi ini merupakan pengistilahan untuk
publik, hingga komunikasi massa. menggambarkan kerakteristik media
Komunikasi massa merupakan level yang berbeda dari yang telah ada selama
komunikasi terbesar, dimana cakupan ini. Media seperti televisi, radio,
sasaran komunikasinya bisa dikatakan majalah, koran digolongkan menjadi
terbanyak, orang yang terlibat media lama/ old media, dan media in-
didalamnyapun juga terbanyak. ternet yang mengandung muatan

THE MESSENGER, Volume III, Nomor 1, Edisi Juli 2011 70


interaktif digolongkan sebagai media akhir sosial. Alan Touraine melihat
baru/ new media. Sehingga bahwa proses akhir sosial ini sebagai
pengistilahan ini bukan lah berarti akibat modernisasi yang telah mencapai
kemudian media lama menjadi hilang titk ekstrimnya dewasa ini, yang disebut
digantikan media baru, namun ini sebagai hipermodernisasi kontemporer.
merupakan pengistilahan untuk Proses sosial ini kini dipercepat dan
menggambarkan karakteristik yang mencapai keadaan maksimal di tangan
muncul saja. media internet yang menciptakan
Media sosial/ social media atau berbagai informasi relasi sosial. Realitas
yang dikenal juga dengan jejaring sosial yang ada ini membuat individu-individu
merupakan bagian dari media baru. penikmatnya seolah saling berlomba
Jelas kiranya bahwa muatan interaktif dalam sebuah arena duel, kontes
dalam media baru sangatlah tinggi. Me- tantangan, rayuan, dan godaan
dia sosial, dikutip dari Wikipedia, masyarakat konsumer. (Piliang,
didefinisikan sebagai sebuah media 2004:233)
online, dengan para penggunanya bisa Akhir sosial juga ditandai oleh
dengan mudah berpartisipasi, berbagi, transparasi sosial, yaitu satu kondisi
dan menciptakan isi meliputi blog, lenyapnya kategori sosial, batas sosial,
jejaring sosial, wiki, forum dan dunia hirarki sosial yang sebelumnya
virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki membentuk suatu masyarakat. Jaringan
merupakan bentuk media sosial yang informasi menjadi bersifat transparan
paling umum digunakan oleh dan virtual tatkala tak ada lagi kategori-
masyarakat di seluruh dunia. kategori moral yang mengikatnya dan
(http://id.wikipedia.org/wiki/Media_sos ukuran-ukuran nilai yang
ial). membatasinya. Party-line merupakan
Ardianto dalam buku Komunikasi gambaran masyarakat cyber kita yang
2.0 mengungkapkan, bahwa media tenggelam di dalam ekstasi komunikasi.
sosial online, disebut jejaring sosial Orang yang terbuai dalam komunikasi
online bukan media massa online di dalam dunia cyber bisa tenggelam di
karena media sosial memiliki kekuatan dalamnya dan terbawa arus gaya
sosial yang sangat mempengaruhi opini komunikasi yang ada, hingga tak jarang
publik yang berkembang di masyarakat. bisa seolah menjadi sosok lain, yang
Penggalangan dukungan atau gerakan jauh beda dengan dunia nyatanya.
massa bisa terbentuk karena kekuatan (Piliang, 2004:234-235)
media online karena apa yang ada di Terpaan media, interaksi dalam
dalam media sosial, terbukti mampu media di abad informasi saat ini,
membentuk opini, sikap dan perilaku seringkali membuat diri orang yang
publik atau masyarakat. Fenomena me- terlibat di dalamnya tak lebih dari
dia sosial ini bisa dilihat dari kasus Prita bentukan media. Christoper Wulf dalam
Mulyasari versus Rumah Sakit Omni artikelnya “The Temporaly of World-
International. Inilah alasan mengapa View dan Self Image, mengatakan
media ini disebut media sosial bukan bahwa pandangan dunia dan citra diri
media massa. (Ardianto, 2011: xii) memang tak bisa dipisahkan. Cara
manusia memandang dunia dalah cara
DUNIA VIRTUAL menusia memandang dirinya, dan cara
Tak bisa dipungkiri jika kemajuan manusia memahami dirinya adalah cara
teknologi informasi saat ini justru manusia memahami dunia. Heidegger,
menggiring masyarakat global ke arah dalam artikelnya “The Age Of World

THE MESSENGER, Volume III, Nomor 1, Edisi Juli 2011 71


Picture” mengungkapkan bahwa mengendalikan dirinya untuk tidak
dengan berkembangbiaknya citraan di menerjang batasan etika yang ada.
dunia, maka dunia tempat manusia Mekanisme terkait konsep diri ini
hidup tak lebih dari sebuah ontology digunakan untuk menuntun perilaku dan
citraan. Citraan-citraan yang disajikan sikap yang ditampilkannya (West &
media, pada akhinya menjadi cermin Turner, 2008: 102-103). Walau
tempat kita berkaca, menunjukkan memang tak bisa dipungkiri pengaruh
ekssistensi kita. (Piliang, 2004:166- lingkungan sosial dan budaya juga
167). Kehadiran dunia virtual semakin berperan dalam menentukan bagaimana
mengukuhkan citraan-citraan yang seseorang akan berperilaku dan
dibentuk ini. bersikap.
Memang tak bisa dipungkiri, Darmastuti, dalam buku
bahwa manusia modern saat ini sangat Komunikasi 2.0, mengutip pernyataan
tergantung hidupnya pada teknologi. Stanley J Baran dan Edward T Hall,
Kehadiran internet yang diikuti dengan bahwa komunikasi adalah dasar dari
munculnya media sosial di dalamnya suatu budaya. Komunikasi dan budaya
membawa pula berbagai masalah etika adalah pasangan tak terpisahkan.
berkomunikasi. Penggunaan identitas Perubahan pada salah satu sisi akan
palsu untuk kepentingan yang “negatif”, merubah sisi yang lainnya. Darmastuti
penyebaran dan pengunduhan materi menambahkan bahwa komunikasi
yang dilindungi hak cipta atau materi dengan media sosial akan membawa
yang dilarang, merupakan hal yang pengaruh pada:
melanggar etika dan dilarang. Namun 1. Kepercayaan, nilai, dan sikap
kebebasan yang ditawarkan internet 2. Pandangan dunia
terutama dalam hal ini media sosial, 3. Organisasi sosial
seolah membuat matinya kepekaan 4. Tabiat manusia
etika. Apa yang harusnya tidak 5. Orientasi kegiatan
dilakukan, menjadi “nampak wajar” 6. Persepsi diri dan orang lain
dilakukan. Bahkan tak jarang ada yang (Darmastuti, 2011: 218)
menganggapnya bukan suatu kesalahan
dengan berbekal berbagai pembenaran LEVEL KOMUNIKASI DALAM
yang dimunculkan. MEDIA SOSIAL
Dunia virtual akhirnya membawa Level komunikasi terdiri dari
fatamorgana, ilusi realita bagi setiap komunikasi intrapersonal, komunikasi
pengguna yang tak memiliki kendali interpersonal, komunikasi kelompok,
diri. Tentunya konsep diri berpengaruh komunikasi publik, dan komunikasi
disini. Konsep diri merupakan massa. Tiap level komunikasi memiliki
seperangkat persepsi yang relatif stabil cirri dan karakter tersendiri. Utari dalam
yang dipercaya seseorang mengenai Komunikasi 2.0, menyatakan, bahwa
dirinya sendiri. Mead berpendapat perkembangan media baru membawa
bahwa karena manusia memiliki konsep konsekuensi pergeseran dan perubahan
diri, maka mereka memiliki mekanisme dalam teori-teori komunikasi massa.
untuk berinteraksi dengan dirinya. Karakteristik media yang selama ini
Artinya ketika konsep diri seseorang dikenal, melebur dalam media baru. Ini
bahwa dia adalah orang yang karena terbentuknya mass-self
memegang etika dalam berinteraksi dan comunication. Dalam media baru ada
berkomunikasi dengan orang lain, maka kombinasi antara komunikasi interper-
orang tersebut akan mampu sonal dengan komunikasi massa.

THE MESSENGER, Volume III, Nomor 1, Edisi Juli 2011 72


Karena menjangkau khalayak secara yang terlibat di dalamnya bisa
global maka bisa dikatakan komunikasi berkomunikasi. Hal ini tak mungkin
massa, dan pada saat yang sama karena dilakukan dalam kontak tatap muka,
pesan yang ada dibuat, diarahkan, dan termasuk juga jika menggunakan media
dikonsumsi secara personal, maka komunikasi konvensional seperti
dikatakan komunikasi interpersonal. telepon, hal ini terkait dengan biaya dan
(Utari, 2011:52-53) perbedaan waktu. Komunikasi secara
Komunikasi interpersonal online dalam hal ini dilihat lebih murah,
merupakan dipahami sebagai cepat, dan mudah. (Adler & Rodman,
komunikasi yang melibatkan dua orang 2006:189-190).
atau komunikasi yang secara Komunikasi massa, merupakan
kontekstual merupakan komunikasi in- level komunikasi terbesar dengan
terpersonal. Komunikasi interpersonal cakupan sasaran komunikasi terbanyak.
secara kontekstual memang sangat Komunikasi massa terdiri dari pesan-
berbeda dari komunikasi kelompok, pesan yang ditransmisikan ke sasaran
meskipun terjadi dalam kelompok kecil. audience yang benyak dan tersebar luas,
Komunikasi interpersonal mensyaratkan dengan menggunakan koran, majalah,
keterlibatan penuh pihak yang terlibat. televisi, radio, dan internet. (Adler &
Jika salah satu pihak menarik diri dari Rodman, 2006: 8). Kondisi ini juga
percakapan maka komunikasi interper- ditemui dalam media sosial. Apa yang
sonal pun praktis akan berakhir. Jelas, diungkapkan seseorang dalam media
kondisi ini juga berlaku di media sosial. sosial, akan bisa dilihat khalayak
Dalam media sosial, komunikasi tak banyak, sehingga komunikasi massa
terjadi secara interaktif jika pihak yang terjadi.
diajak berkomunikasi menarik diri dari Dalam media sosial, komunikasi
percakapan yang ada. Jika pertukaran interpersonal dan komunikasi massa
informasi tidak terjadi, maka pihak melebur menjadi satu. Saat seseorang
pemberi informasi, dalam hal ini mengunggah sesuatu kemudian
pemilik akun media sosial hanya ditanggapi pihak lain, lalu terjadi
melakukan komunikasi searah, namun interaksi, maka komunikasi interper-
begitu ada pihak lain yang menanggapi sonal terjadi. Disaat yang sama, saat
apa yang dituliskannya dan terjadi seseorang mengunggah sesuatu, apa
interaksi maka komunikasi interperson- yang diunggahnya bisa dilihat dan
al terjadi. (Adler & Rodman, 2006:188- dinikmati khalaak banyak, sehingga
189) pada saat yang sama komunikasi massa
Bagi banyak orang, online com- juga terjadi, sebab komunikasi massa
munication justru mempermudah tidak mensyaratkan adanya keterlibatan
terbentuknya hubungan interpersonal aktif semua pihak.
yang dekat. Karena melalui komunikasi
secara online, tiap individu yang terlibat PENUTUP
cenderung lebih berani mengungkapkan Dengan kehadiran dunia virtual,
pendapatnya, dan membuka dirinya membuka kesempatan tiap pihak yang
untuk lebih dikenal orang lain. terlibat untuk mengeksistensikan
Komunikasi dalam media sosial tak dirinya dengan lebih luas. Apalagi bagi
terikat waktu, siang ataupun malam, mereka yang aktif di social media.
pihak yang terlibat didalamnya tetap Melalui status, komentar, notes, dan
bisa terlibat aktif. Juga tak terikat ruang, berbagai fasilitas dalam social media
dengan siapapun di penjuru dunia pihak tersebut banyak orang berusaha

THE MESSENGER, Volume III, Nomor 1, Edisi Juli 2011 73


menunjukkan keberadaannya dengan namun keleluasaan tersebut haruslah
terus meng-update segala tetap terkendali, agar manfaat yang ada
perkembangan yang ada. Suatu bisa dinikmati dengan lebih maksimal.
perkembangan yang jika di dunia nyata
tak mungkin disampaikan, maka di DAFTAR PUSTAKA
dunia Social Media, perkembangan ini Aspikom, Komunikasi 2.0, Yogyakarya:
bisa menjadi konsumsi publik secara Mata Padi Pressindo, 2011.
umum. Burton, Graeme, Media dan Budaya
Komunikasi dalam media sosial Populer, Yogyakarta: Jalasutra,
menjadi lebih kompleks. Dua level 2008.
komunikasi melebur menjadi satu. Flew, Terry, New Media: An Introduc-
Komunikasi interpersonal melebur tion. New York: Oxford Universi-
dengan komunikasi massa. Pada saat ty Press, 2002.
orang mengunggah sesuatu, dan terjadi Griffin, E.M. A First Look At Commu-
interaksi dengan pihak lain, maka nication Theory. Sixth Edition.
komunikasi interpersonal terjadi, dan New York: McGraw Hill, 2006.
disaat yang sama terjadi juga Littlejohn, S.W & Karen A. Foss, Theo-
komunikasi massa, sebab apapun yang ries of Human Communication,
diunggah bisa langsung dinikmati dan Eight Edition, USA: Thomas
dilihat khalayak banyak. Wadsworth, 2005.
Dengan kenyataan bahwa apa Piliang, Yasraf Amir. Dunia Yang
yang bersifat pribadi bisa menjadi Dilipat. Yogyakarta: Jalasutra,
konsumsi publik tersebut, membuat 2004.
kehadiran media sosial kiranya perlu Sobur, Alex, Semiotika Komunikasi,
diperhatikan lagi. Bukan untuk Bandung: Remaja Rosdakarya,
menghentikan perkembangannya, tapi 2006.
untuk memaksimalkan penggunaannya. Ronald B. Adler & George Rodman,
Kesadaran diri setiap pengguna penting Understanding Human Communi-
untuk ditingkatkan, mengingat apa yang cation, New York: Oxford Uni-
diunggah akan bisa mempengaruhi citra versity Press, 2006.
diri, dan apa yang diunggah bisa West, Richard & Turner, Lynn H,
berpengaruh pada hubungan yang Pengantar Teori
terjalin dengan pihak lain. Komunikasi:Analisis dan Aplikasi
Kebebasan berpendapat, (Introduction Communication
keleluasaan berbagi yang ditawarkan Theory: Analysis and Application,
media sosial hendaknya bisa disikapi Jakarta: Salemba Humanika,
secara bijak oleh penggunanya. Dengan 2008.
tetap berpegang pada etika komunikasi http://teknologi.kompasiana.com/intern
yang kuat, maka kendali diri niscaya et/2012/02/12/jejaring-sosial-
akan bisa didapatkan. Kesadaran bahwa menggantikan-komunikasi-face-
konten yang telah diunggah ke internet to-face/ - diakses tanggal 28
termasuk di media sosial, pada dasarnya Februari 2012
telah menjadi milik umum. Sehingga
kewaspadaan dan mawas diri sangat http://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosi
dibutuhkan ketika kita bertukar atau al - diakses tanggal 28 Februari
menyebarkan informasi. Dengan kata 2012
lain komunikasi di media sosial
memang menjadi lebih luas dan leluasa,

THE MESSENGER, Volume III, Nomor 1, Edisi Juli 2011 74


THE MESSENGER, Volume III, Nomor 1, Edisi Juli 2011 75

Anda mungkin juga menyukai