LANDASAN TEORI
Fuchs memberika dua pernyataan singkat tentang bagaimana media juga media sosial dalam
masyarakat konteporer dipengaruhi oleh kekuatan tersebut.
Pertama, media sosial merupakan media yang memiliki struktur ke;emilikan yang spesifik.
Jika kekuatan ekonomi yang ada dimedia spsial terdistrubiusi secara asimetris, kelas atau
kelompok khusus khalayak dianggap sebagai pemilik media sosial.
Kedua, media sosial memiliki struktur keputusan yang sangat spesifik, jika kekuatan politik
di media sosial terdistribusi secara asimetris, kelas atau kelompok khusus memiliki kekuatan
untuk memutuskan. Namun apabila kekuatan politik di media sosial terdistrubusi secara
simetris, setiap pengguna atau setiap orang di edia sosial memiliki peluang terlibat dalam
menggambil keputusan.
Ketiga, media sosial memiliki mekanisme khusus terkait kepopukeran dan reputasi dari
generasi oenggunanya. Jika di media sosail kekuatan badaya berlangsung secara asimetris,
reputasi dan kehadiran penggunanya tergantung dari bagaiman pengguna tersebut
memberikan perhatian maupun memaknai kehadiran pengguna media sosial lainnya. Jika
berlangsung secara simetris, setiap pengguna media sosial memiliki peluang yang sama untuk
hadir dan diperhatikan.
b. Informasi (Information)
Informasi menjadi entitad yang penting dari edia sosial. Sebab tidak seperti media-media
lainnya di internet, pengguna media sosial mengkreasikan representasi identitasnya,
memproduksi konten, dan melakukan interaksi berdasarkan informasi. Informasi di produksi,
dipertukarkan, dan dikonsumsi yang menjadikan informasi itu komoditas bernilai sebagai
bentuk baru dari kapitalisme yang dalam pembahasan sering disebut dengan istilah, seperti
informational ( Castells, 2004), serta pengetahuan atau knowing ( Trift, 2005 dalam gane &
Beer, 2008).
2.2 Perkembangan Pariwisata
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan
disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan
pemerintah daerah. Priwisata adalahh keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan wisatawan (Karyono,
1997:15). Kegiatan pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia
baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah Negara lain. Kegiatan tersebut
menggunakan kemudahan, jasa dan faktor penunjang lainya yang diadakan oleh pemerintah
dan atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan.
Definisi pariwisata menurut Yoeti (1996:108) adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk
sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud
bukan untuk berusaha atau atau mencari nafkah ditempat yang dikujungi tetapi semata-mata
untuk menikmati perjalanan hidup guna bertamasya dan rekreasi atau memenuhi keinginan
yang beraneka ragam . The Ecotourism Society (1990) medefinisikan pariwisata adalah suatu
bentuk perjalan wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi
lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat.
Sebagaimana diketahui, pariwisata sudah ada sejak dimulainya peradaban. Manusia berpidah
dari suatu tempat ke tempat lain dengan motif tertentu. Kemdian seiring dengan
perkembangan zaman, pariwisata pun ikut berkembang. Sampai hari ini pariwisata telah
menjadi bagian dari industri besar yang mampu menghasilkan devisa bagi banyak Negara.
Pariwisata merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama
menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali oleh kegiatan yang semula hanya
dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relative kaya pada awal abad ke-20, kini telah
mejadi bagian hari hak asasi manusia. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi juga
mulai dirasakan di negara berkembang. UNWTO (United Nation of World Tourism
Organization) memprediksi bahwa industri pariwisata akan menjadi salah satu industri besar
di dunia yang berkembang dengan pesat.
Sektor pariwisata di Indonesia masih menduduki peranan yang sangat penting dalam
menunjang pembangunan nasional sekaligus merupakan salah satu faktor yang sangat
strategis untuk meningkatkan pedapatan masyarakat dan devisa negara. Perkembangan
pariwisata di Indonesia dapat dilihat dari mingkatnya angka kunjungan wisatawan, baik
wisatawan manca negara maupuun wisatawan lokal.
Ada lima hal penting yang mendasari kegiatan pariwisata:
1) Perjalanan wisata yang bertanggung jawab, artinya bahwa semua pelaku kegiatan
wisata harus bertanggung jawab terhadap dampak yang ditimbulkan dari kegiatan
pariwisata terhadap lingkungan alam dan budaya.
2) Kegiatan pariwisata yang dilakukan di daerah-daerah yang masih alami atau di
daerah-daerah yang dikelolah berdasarkan kaidah alam.
3) Tujuan pariwisata selain untuk menikmati pesona alam, juga untuk mendapatkan
tambahan pengatahuan dan berbagai fenomena alam dan budaya.
4) Memberikan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi alam
5) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Pariwisata di Indonesia yang begitu berkembang selain memberikan dampak yang positif
bagi masyarakat, diharapkan juga dapat meminimalisir dampak negatif bagi lingkungan alam
sekitar. Perubahan yang terjadi dari adanya perkembangan pariwisata di Indonesia sangat
rawan memberikan dampak negatif, contohnya polusi sampah ataupun pencemaran
lingkungan. Lingkungan fisik merupakan segala sesuatu yang berada disekitar manusia yang
sifatnya tidak bernyawa, contohnya air, kelembaban udara, tanah, suhu, angina, serta benda
mati lainya (Faizun, 2009).
Pekembangan pariwisata juga tak lepas dari perkembangan infrastruktur. Infrastruktur ini
yaitu infrastruktur yang berkaitan dengan sarana dan prasarana penunjang pariwisata. Sarana
pariwisata merupakan fasilitas yang diperlukan ditempat tujuan wisata yang kemudian
digunakan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang berkunjung (Suwantoro dalam
Batafor, 2016). Sarana pariwisata yang dimaksud yaitu hotel, atraksi wisata, gedung
pertunjukan, angkutan wisata, restaurant, hotel, tempat olahraga, serta toko cendramata
(Suwena, 2010).
Prasarana pariwisata merupakan semua jenis fasilitas yang diharapkan dapat memperlancar
proses perekonomian baik itu sumber daya alam maunpun manusia yang dapat memenuhi
kebutuhan wisatawan (Suwantoro dalam Batafor, 2016). Prasarana pariwisata ini yaitu jalan,
persediaan air bersih, pembangkit tenaga listrik, pengelolaan limbah, tempat pembuangan
sampah, bandara, pelabuhan (Suwena, 2010).
2.3 Daerah Tujuan Wisata
(Leiper dalam Gde Pitana, 2005:99) mengemukakan bahwa suatu daerah tujuan wisata
(destinasi wisata), adalah sebuah susunan sitematis dari tiga elemen. Seorang dengan
kebuthnan wisata adalah inti/pangkal (keistimewaan apa saja atau karakteristik suatu tempat
yang akan mereka kunjungi) dan sedikitnya satu penanda (inti informasi). Seseorang
melakukan perjalanan wisata dengan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menjadi daya tarik
yang membuat seseorang rela melakukan perjalanan yang jauh dan menghabiskan dana
cukup besar. Suatu daerah harus memiliki potensi daya tarik yang besar agar wisatawan mau
menjadikan tempat tersebut sebagai destinasi wisata.
Sebuah daerah yang berkembang menjadi sebuah destinasi wisata dipengaruhi oleh beberapa
hal penting seperti:
1) Menarik untuk klien
2) Fasilitas-fasilitas dan atraksi
3) Lokasi geografis
4) Jalur transportasi
5) Stabilitas politik
6) Lingkungan yang sehat
7) Tidak ada larangan/batasan pemerintah
Suatu harus memiliki berbagai fasilitas kebutuhan yang diperlukan oleh wisatawan agar
kunjungan seorang wisatawan dapat terpenuhi dan merasa nyaman. Tersedianya berbagai
fasilitas kebutuhan akan membuat kunjungan wisata meningkat. Salah satu yang menjadi
daya tarik pada suatu destinasi wisata adalah atraksi, baik itu berupa pertunjukan kesenian,
rekreasi atau penyajian suatu paket kebudayaan lokal yang khas dan dilestarikan. Atraksi
dapat berupa keseluruhan aktifikas keseharian penduduk beserta setting fisik dilokasi desa
yang memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai pertisipasi aktif seperti belajar tari,
bahasa, alat musik, kegiatan sawah, kegiatan air, dan kegiatan budaya masyarakat setempat.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa destinasi wisata merupakan interaksi
antar berbagai elemen. Komponen yang harus dikelolah dengan baik oleh suatu destinasi
wisata adalah wisatawan, wilayah, dan informasi mengenai wilayah. Unsur pokok yang harus
mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata
menyangkut, perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengembangannya.