Anda di halaman 1dari 4

Nama : Agnes Lorenza Ema Koten

NIM : 2003050056

Semester/Kelas: VI B

Mata Kuliah : Media Massa dan Komunikasi Lintas Budaya

Jurusan: Ilmu Komunikasi

1. Teori Ekologi Media

Teori Ekologi Media diperkenalkan oleh Marshall McLuhan dan Harold Innis pada
tahun 1964. Teori Media (Medium Theory) atau Teori Ekologi Media (Media Ekologi
Theory) ialah studi yang menjelaskan bagaimana media dan proses komunikasi
mempengaruhi persepsi manusia, emosi , perasaan, serta nilai teknologi yang
mempengaruhi suatu komunikasi dengan teknologi yang baru. Pada teori ini
menjelaskan prinsip-prinsip bahwa masyarakat tidak bisa jauh dan lepas dari
pengaruh teknologi serta menjadikan teknologi yang akan tetap menjadi pusat semua
lapisan masyarakat. Disampaikan melalui pikiran dan rasa. Ide McLuhan yang paling
terkenal adalah saluran sebagai kekuatan dominan yang harus dipahami untuk
mengetahui bagaimana media mempengaruhi masyarakat dan budaya.

Adapun asumsi dari teori Ekologi Media sebagai berikut :

1. Media melingkupi setiap tindakan di dalam masyarakat.

Dalam perspektif McLuhan, media tidak dilihat dalam konsep yang sempit, seperti
surat kabar / majalah, radio, televisi, film, atau internet. Dalam konsep yang luas,
McLuhan melihat medium sebagai apa saja yang digunakan oleh manusia.

2. Media memperbaiki persepsi kita dan mengorganisasikan pengalaman kita.

Dalam asumsi kedua teori Ekologi Media melihat media sebagai sesuatu yang
langsung mempengaruhi manusia. Cara manusia memberi penilaian, merasa, dan
bereaksi cenderung dipengaruhi oleh media. Dalam asumsi ini, McLuhan menilai
media cukup kuat dalam membentuk pandangan kita atas dunia.

3. Media menyatukan seluruh dunia.

Dalam asumsi ketiga teori ekologi media menyatakan bahwa setiap peristiwa atau
hal yang dilakukan di belahan dunia lain, dapat diketahui atau menjalar ke belahan
dunia lain. Akibat dari hal tersebut, McLuhan menyebut, manusia kemudian hidup
di sebuah desa global (global village). Media seolah mengikat dunia menjadi
sebuah kesatuan sistem politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang besar. Konsep
Global Village berarti tidak akan ada lagi batasan antar belahan dunia mana pun
untuk saling mengetahui kegiatan satu sama lain. Apa yang terjadi di belahan
Kutub Utara misalnya dalam hitungan sepersekian detik akan dengan mudah
diketahui pula oleh masyarakat di belahan Kutub Selatan.

Dalam perspektif teori ini, pesan bukanlah hal yang mempengaruhi kesadaran kita,
melainkan media. Medialah yang lebih banyak mempengaruhi alam bawah sadar kita.
Media yang membentuk pesan, bukan sebaliknya. Ini berarti media elektronik telah
mengubah masyarakat secara radikal. Masyarakat sangat bergantung pada teknologi
yang menggunakan media dan bahwa mendukung sosial suatu masyarakat
berdasarkan kemampuannya untuk menghadapi teknologi tersebut.

2. Teori Determinisme Teknologi

Marshall McLuhan adalah pencetus dari teori determinisme teknologi ini pada tahun
1962 melalui tulisannya The Guttenberg Galaxy : The Making of Typographic Man.
Dasar teorinya adalah perubahan pada cara berkomunikasi akan membentuk cara
berpikir, berperilaku, dan bergerak ke abad teknologi selanjutnya di dalam kehidupan
manusia. Sebagai intinya adalah determinisme teori, yaitu penemuan atau
perkembangan teknologi komunikasi merupakan faktor yang mengubah kebudayaan
manusia. Di mana menurut McLuhan, eksistensi manusia ditentukan oleh perubahan
mode komunikasi. Dasar pemikirannya adalah perubahan-perubahan cara manusia
untuk berkomunikasi membentuk keberadaan kita dan sebagai budayawan ia
berpendapat bahwa budaya itu terbentuk berdasarkan bagaimana kemampuan kita
untuk berkomunikasi. Untuk memahami pernyataan di atas, teori ini mempunyai tiga
kerangka urutan pemikiran, yaitu:

a. Penemuan-penemuan hal baru dalam bidang teknologi komunikasi menyebabkan


perubahan budaya .
b. Perubahan komunikasi manusia membentuk eksistensi kehidupan manusia
c. “We shape Our tools, and they in turn shape us”. McLuhan. (Kita membentuk alat-
alat yang kita perlukan dan sekarang giliran alat-alat itu yang membentuk diri kita).

Determinisme teknologi berawal dari asumsi bahwa teknologi adalah kekuatan kunci
dalam mengatur masyarakat. Dalam paham ini struktur sosial dianggap sebagai
kondisi yang terbentuk oleh materialistis teknologi. Lain halnya dengan analisis
Feenberg yang mengemukakan dua premis determinisme teknologi yang bermasalah.
Pertama, teknologi berkembang secara unlinear dari konfigurasi sederhana kearah
yang lebih kompleks. Kedua, masyarakat harus tunduk pada perubahan-perubahan
yang terjadi dalam dunia teknologi itu (Smith dalam Saefullah, 2007:28). Jika
dikaitkan dengan tutupnya media sosial Path, maka dapat di paparkan bahwa
teknologi membentuk manusia bagaimana ia berpikir, bersikap dan menentukan
pilihannya dan kehadiran media baru ini semakin membuat koneksi antar manusia
menjadi lebih mudah terhubung dalam berinteraksi sekaligus mendapatkan informasi
yang dibutuhkannya karena manusia adalah objek dari teknologi itu sendiri. Sebagai
media sosial Path dianggap tidak mampu memberikan perubahan yang dibutuhkan
oleh pengguna mengingat teknologi terus berkembang dan berperan dalam
mengendalikan khalayak pengguna media sosial.
3. Peranan Media Massa atau Media baru bagi manusia

Media massa berfungsi menjadi agen perubahan dan rekayasa sosial. Meskipun
berada diluar sistem pemerintahan, media massa memiliki posisi strategis sebagai alat
kontrol sosial dan sumber informasi bagi masyarakat. Media massa adalah salah satu
faktor yang sangat berperan dalam perubahan sosial budaya masyarakat. Peran media
massa dalam perubahan sosial budaya masyarakat selalu terkait dengan difusi inovasi,
di mana perubahan didorong oleh penyebaran pengetahuan baru di masyarakat. Media
massa memiliki peran dalam terjadinya perubahan sosial pada tiga aspek yaitu :

1) Perubahan pola pikir masyarakat,

2) Perubahan sikap masyarakat dan

3) Perubahan budaya.

Perkembangan media baru telah mempengaruhi aspek komunikasi, salah satunya


yaitu dalam mengonsumsi berita maupun berbagi berita di kalangan masyarakat. Dari
sisi pembuat berita, banyak newsroom di media massa akan memantau terlebih dahulu
apa yang menjadi trending topic di media sosial untuk menentukan apa yang menjadi
berita utama mereka. Media sosial merupakan sebuah wadah untuk mendapatkan
sebuah informasi atau sebuah berita dengan cepat, karena jika dilihat pengguna media
sosial cukup besar jumlahnya, dan untuk mengakses media sosial seperti Twitter, dan
Facebook saat ini sanggatlah mudah. Munculnya media berbagi saat ini seperti
Twitter dan Facebook sangat memudahkan masyarakat untuk mengakses sebuah
berita terbaru, contohnya dalam memberitakan sebuah kejadian bencana yang terjadi
di negara lain dengan memanfaatkan media sosial kejadian bencana tersebut akan
dengan cepat tersebar ke negara lainnya, atau bahkan seluruh dunia akan mengetahui
informasi tersebut dengan cukup mengakses media sosial.

Perkembangan di era new media turut mempengaruhi gaya komunikasi dari yang
dahulunya satu arah telah berubah menjadi dua arah dengan menggunakan berbagai
macam jalur. Hanya dengan menggunakan satu alat komunikasi saja, maka seseorang
memiliki kemampuan tidak hanya multitasking, akan tetapi juga multicommunicator.
Bahkan seseorang bisa saja langsung memeriksa kembali dan informasi yang diterima
melalui teknologi media sosial. Jadi seorang dosen tidak bisa sembarangan lagi
memberikan informasi karena setiap mahasiswa memiliki akses untuk
mengkonfirmasi informasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai