Anda di halaman 1dari 11

THEORY OF COMMUNICATION

The Media:
Spiral of Silence
Theory
Arie Dwirisky - 2440112241
Fuad Fahreza - 2440124903
David Kevin Hehamony - 2440081910
Odilia Siringo Ringo - 2440028400

01
Spiral of Silence Theory pada awalnya
dikemukakan oleh Elisabeth Noelle-Neumann
yang merupakan ilmuan politik asal Jerman,
lahir pada tanggal 19 Desember 1916 dan
meninggal pada tanggal 25 Maret 2010.
Teori ini muncul karena adanya keengganan
seseorang untuk mengemukakan
pendapatnya yang mungkin tidak sama
dengan pendapat kebanyakan orang atau
mayoritas.

02
Spiral of Silence Theory atau Teori
Spiral Keheningan adalah sebuah teori
media yang lebih memberikan perhatian
pada pandangan mayoritas dan
menekan pandangan minoritas.
Secara bahasa, teori spiral keheningan diambil dari kata ‘Spiral’ yang berarti
suatu perputaran lingkaran dan ‘Keheningan’ yang berarti sunyi.
Mereka yang menjadi minoritas cenderung menyembunyikan pendapatnya
ketika berada di dalam lingkungan mayoritas. Begitupun sebaliknya, mayoritas
akan jauh lebih percaya diri dalam mengungkapkan perasaan atau
pendapatnya.

03
Dalam ilmu komunikasi, teori spiral keheningan adalah salah
satu dari teori komunikasi massa di mana seseorang memiliki
opini dari berbagai isu, namun terdapat keraguan dan
ketakutan untuk memberikan opininya karena merasa
terisolasi, sehingga opini tidak bersifat terbuka alias tertutup

04
SPIRAL KEHENINGAN MEMILIKI
4 UNSUR POKOK:

3. Pernyataan individu akan


1.Media Massa
suatu hal
2.Komunikasi antarpribadi 4. Persepsi orang lain
dan interaksi sosial tentang persoalan yang
dilontarkan

05
Ketika minoritas sedang berada di
kelompok mayoritas, maka munculah
keheningan.
Elisabeth Noelle-Neummann
mengasumsikan:

1.Masyarakat mayoritas akan mengancam individu


yang menyimpang dengan mengisolasi minoritas.
2.Rasa takut akan isolasi membuat individu untuk
setiap saat mencoba menilai iklim opini.
3.Perilaku publik dipengaruhi oleh penilaian akan
opini publik.

06
Opini dan Masyarakat
Dalam menghadapi berbagai isu yang dianggap sebagai kontroversial atau pemecah
kerukunan, maka akan terbentuk kesan tentang opini tersebut. Masyarakat
mencoba menentukan opini tersebut bersifat mayoritas atau tidak, dan sejalan
dengan mereka atau tidak.
Pada hakikatnya spiral keheningan ini muncul karena adanya pengucilan terhadap
kaum minoritas. Littlejohn (1996) menyampaikan bahwa “mengikuti arus memang
relatif menyenangkan, tapi itupun bila mungkin, karena anda tidak bersedia
menerima apa yang tampak sebagai pendapat yang diterima umum, paling tidak
anda dapat berdiam diri, supaya orang lain dapat menerima anda.”

07
Hubungan Media dengan Opini
Sebagian besar masyarakat sulit membedakan dan menyangkal
pengaruh media terhadap pandangan seseorang, walaupun opini
publik sebenarnya merupakan pandangan pribadi. Hal ini disebabkan
karena adanya individu yang ‘tidak berdaya’ di hadapan media yang
dikarenakan dua alasan, di antaranya:
1. Sulitnya mendapatkan publisitas suatu sudut pandang, dan
2. Fitnah dari media yang disebut sebagai (pillory function atau
fungsi pasungan)
.

08
Neolle-Neumann (1973)
mengemukakan bahwa spiral keheningan mengajak kita kembali kepada teori media
massa yang perkasa, yang mempengaruhi hampir setiap orang dengancara yang
sama.

08
Saverin & Tankard (2001)
menyampaikan 3 cara media massa dalam mendistribusikan opini
publik, di antaranya:
1.Media massa membentuk kesan tentang opini yang dominan.
2.Media masa membentuk kesan tentang opini mana yang sedang meningkat.
3.Media masa membentuk kesan tentang opini mana yang dapat disampaikan di muka umum tanpa
menjadi tersisih.

09
Kesimpulan
Teori spiral keheningan lebih berfokus pada suatu pandangan seseorang yang telah
didefinisikan oleh media. Pada umumnya, kebanyakan orang akan memilih diam ketika mereka
merasa berada di lingkungan minoritas dan merasa pendapat mereka telah dibatasi. Karena
mereka merasa enggan untuk menyampaikan pendapat mereka dan takut dikucilkan.
Sedangkan orang yang memiliki sudut pandang mayoritas akan lebih banyak bersuara dan
berkoar.

10

Anda mungkin juga menyukai