Anda di halaman 1dari 45

Wahyu Kuncoro, S.T., M.

Medkom
081 2320 8565
E-mail: wahyukuncoro@untag-sby.ac.id
PENGERTIAN PENDAPAT UMUM
Yang dimaksud dengan ”Umum / publik” merupakan suatu bentuk
kelompok (sosial) yang kolektif, yang tidak permanen.

Ini melukiskan kelompok manusia yang berkumpul scara spontan dengan


syarat-syarat al :
1. Dihadapi oleh suatu persoalan ( issue )
2. Berbeda pendapatnya mengenai persoalan ini dan berusaha
untuk menanggulangi persoalannya
3. Sebagai akibat keinginan mengadakan diskusi dengan mencari jalan
keluar

Herbert Blumer :
Dari segi Sosiologi, bahwa istilah Publik digunakan untuk suatu kelompok
orang yang al :
1. Dikonfrontasikan / dihadapkan pada suatu issu
2. Memiliki perbedaan pendapat tentang issue dan
3. Terlibat dalam diskusi mengenai issue itu.
WALTER LIPPMANN,
 Mengenai publik dalam ”Public Opinion” adalah pendapat-
pendapat mengenai suatu keadaan yang sudah lalu.
 Reaksi pendapat-pendapat menurut Lippmann adalah
sedemikian lambatnya, sehingga perkembangan tidak sesuai
lagi dengan gambaran yang dimiliki publik.
 Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa publik
merupakan kelompok manusia yang mempunyai pendapat
tertentu mengenai suatu persoalan/kejadian yang terjadi dalam
masa lampau. Walaupun kejadian itu terjadi pada masa lampau,
dan publik ataupun kelompok hidup dalam masa sekarang.
 Dengan demikian maka hubungan antara kelompok publik dan
pendapat adalah sangat erat sehingga pendapat umum adalah
pendapat.
 Dalam meneliti pendapat umum, yang mana nilainya sebagai
kekuatan politik, maka istilah ”publik” diketemukan dalam arti
yang berbeda-beda lagi, maksudnya tidak lagi dalam arti
komunikan pada umumnya ataupun pendapat seperti pada
LIPPMANN, akan tetapi juga sebagai kelompok individu
intelektual umpamanya.
BEBERAPA FILSAFAT TENTANG PENDAPAT UMUM

John Locke :
Pemikiran Locke mengenai kemerdekaan mempunyai hubungan erat
dengan kemerdekaan memeluk dan hidup sesuai ajaran agama masing-
masing, sehingga demokrasi untuk Locke adalah bukan dimaksudkan
sebagai bentuk pemerintah, tetapi untuk kebebasn mental (spirit)
anggota masyarakat, demi kehidupan anggota-anggotanya

John Milton
Menurutnya, kebebasan mengeluarkan pendapat dan kebebasan pers,
merupakan ”domestic or private liberty”.

Charles de Montesquieu
dalam bukunya l’ Esprit des lois (1748) melihat kebebasan anggota
masyarakat dalam hubungan kenegaraan, dimana negara hanya
merupakan pelaksana dan pengawas kebebasan itu, agar supaya
manusia dapat berkembang sesuai dengan yang dimaksudkan oleh
Tuhan
PENDAPAT UMUM SEBAGAI KEKUATAN POLITIK
Dalam zaman yunani kuno, dialam demokrasi langsung ini yang diartikan
dengan ”umum” adalah :
Kaum terpelajar dan Politisi
Orang yang menaruh perhatian pada perkembangandan persoalan
masyarakat Athena ataupun Roma
Kumpulan manusia yang datang di Roma ataupun Agora untuk ikut
menjatuhkan hukuman atas seorang tertuduh/terdakwa

JOHN LOCKE, penulis buku putih Inggris (1688-1689) berpendapat


bahwa general opinion merupakan kelompok orang yang sebagai ”private
men”. Orang-orang ini sebenarnya tidak mempunyai wewenang untuk
membuat undang-undang, akan tetapi dengan diam-diam menyatakan
persetujuan ataupun penolakannya.
Rousseau, pernah menyebut pendapat umum sebagai Ratu Dunia,
bahwa pendapat umum merupakan ”dunia” yang tidak dapat ditaklukkan
Raja-raja zaman Absolutisme, kecuali hanya bila Ratu Dunia ini sudi dibeli
sehingga menjadi budak dari Raja
PROSES PEMBENTUKAN OPINI PUBLIK

CIRI-CIRI OPINI PUBLIK


 Mengenai sesuatu issue yang dianggapnya actual, orang
sudah bisa memperbincangkan tanpa acara, waktu, dan
tempat.
 Dalam perbincangan itu masing-masing pihak mengajukan
pendapatnya berlandaskan fakta, perasaan (sentiment),
prasangka (prejudice), harapan, ketakutan atau
kekhawatiran, kepercayaan, pengalaman, pendirian,
ramalan-ramalan akan pelbagai kemungkinan, aspirasi,
tradisi dan keyakinannya.
Dengan demikian suatu bentuk penilaian mengenai persoalan
actual yang dipertentangkan itu dan didukung oleh sejumlah
orang telah tercapai, dan inilah yang kita kenal dengan
sebutan Social Judgment atau penilaian social
PROSES PEMBENTUKAN OPINI PUBLIK

Menurut Clyde L. King (1955 : 12). Menurutnya, opini


public adalah penilaian social terhadap sesuatu
persoalan yang penting dan berarti, berdasarkan proses
pertukaran pikiran yang sadar dan rasional oleh
publiknya
Doob dan Childs. Lowrence W. Doob (1948: 35)
mengatakan bahwa opini public menunjukkan sikap
penduduk yang menjadi anggota social yang sama

Harwood I. Childs (1940: 44) menyebut opini public


sebagai kumpulan (koleksi) opini individual tentang soal-
soal yang bersangkutan.
Perbedaan interaksi social didalam masyarakat demokratis dan
diktatoris hanyalah terletak pada berlangsungnya interaksi
dimaksud :
Dalam masyarakat yang demokratis, interaksi berlangsung
dengan cara mengemukakan pendapat dan pikiran secara
bebas dan terbuka
Sedangkan dalam masyarakat diktatoris, interaksi hanya
mungkin berlangsung apabila menyangkut hal-hal yang disetujui
oleh penguasa saja

Jadi dalam masyarakat demikian tidak ada lagi proses diskusi


atau clashes of views and opijnions (pertentangan pendapat dan
pandangan) terbuka

Dengan demikian opini public yang dihasilkan itu tidak bisa


diekspresikan (dinyatakan) kepada umum, dan hanya berupa
suatu onderstroom (riak di bawah permukaan air) yang tidak
terlihat.
IDENTIFIKASI OPININ PUBLIK
Adalah hal yang amat sulit untuk mengenai opini public yang
tersembunyi, apalagi yang terpendam sebagai onderstroom
Beberapa pakar hanya mau berbicara tentang opini public
terbatas pada pendapat dan pikiran yang diekspresikan saja
Albig (1956: 4) menjelaskan bahwa opini public itu adalah
sesuatu pernyataan mengenai masalah yang controversial

Hovland (1953:6) mengemukakan bahwa opini itu dapat


dianggap sebagai jawaban dengan kata-kata (verbal answers)
yang dinyatakan oleh seorang insan dalam rangka merespons
rangsangan yang disampaikan kepadanya

Menurutnya, dalam menghadapi suatu rangsangan mungkin


saja seseorang akan mengajukan pertanyaan kepada dirinya
sendiri sehingga terjadi suatu internal dialog (Intrapersonal
Communication).
INTENSITAS OPINI PUBLIK
Istilah public merujuk kepada sekumpulan orang yang :
Dikonfrontasikan dengan suatu masalah
Memperhatikan bagaimana mengatasi masalah itu
Terlibat dalam mempersoalkan masalah tersebut

Bogardus (1951: 7), menyatakan bahwa public itu adalah sejumlah besar
orang yang satu dengan lainnya bisa tidak saling mengenali, namun
semuanya mempunyai perhatian dan minat yang sama terhadap suatu
masalah.
Opini public bersifat kreatif yang tumbuh karena terproses dalam
pertentangan pendapat. Kendati tidak ada kata sepakat, opini public selalu
bergerak kea rah suatu penyelesaian (Blumer, 1953: 43).

SUBYEK OPINI PUBLIK


Subyek opini public bisa sesuatu hal, mode, keadaan, kondisi,
kebijaksanaan, seseorang tokoh, dan sebagainya. Asal saja bersifat
kontroversif, maka itulah yang menjadi subyek dari opini public.
Subyek Opini Publik
 Subyek opini public bisa sesuatu hal, mode, keadaan,
kondisi, kebijaksanaan, seseorang tokoh, dan
sebagainya.
 Bersifat kontroversif, maka itulah yang menjadi
subyek dari opini public.
 Albig, berpendapat bahwa opini itu dinyatakan kepada
hal-hal yang controversial atau paling sedikit terdapat
pandangan yang berlainan terhadap hal-hal dimaksud.
 Catatan : Hal-hal yang dapat ditunjukkan dengan tegas
dan dapat dibuktikan secara nyata, tidak bias menjadi
subyek suatu opini. Misalnya seorang anak mungkin
akan memberikan jawaban lain dalam menghitung tiga
kali tiga. Hal tersebut bukan opini, melainkan suatu
kekeliruan
KONSEP OPINI PUBLIK
Personal opinion, adalah penafsiran insani tentang hal-
hal yang terhadapnya tidak terdapat pandangan yang
sama
Private opinion, adalah bagian dari opini personal yang
tidak dinyatakan secara terbuka, namun karena sebab
tertentu tersimpan secara pribadi oleh orang yang
bersangkutan
Majority opinion, (mayoritas opini) adalah opini yang
dinyatakan atau sekurang-kurangnya dirasakan lebih dari
separuh jumlah orang yang menaggapinya
Minority opinion, adalah suatu konklusi yang didukung
oleh kurang dari sejumlah kelompok yang berkepentingan
Coalition opinion, yakni beberapa opini minoritas yang
menggabungkan diri agar terwujud suatu mayoritas opini
KONSEP OPINI PUBLIK
Consensus opinion, Konsensus berarti mufakat bersama,
karena itu opini consensus merupakan bentuk opini yang
memiliki kekuatan lebih dari mayortas opini, saling tenggang
satu sama lain, segala sesuatu diselesaikan secara
musyawarah berdasarkan pertimbangan kepentingan bersama
sehingga tercapai kata sepakat .

General opinion, bentuk lain yang sifatnya lebih kuat di


masyarakat. Opini ini berakar pada tradisi dan adapt istiadat,
berkembang sejak dahulu sampai sekarang dan diterima
sebagaimana adanya tanpa dengan adanya kesadaran kritis
dari setiap generasi. Opini seperti ini berlandaskan pada nilai
dan norma yang berbentuk sanksi social, sehingga
mempersoalkannya berarti mempermasalahkan kaidah-kaidah
social yang sesungguhnya tidak bias dipersoalkan lagi karena
telah diterima bersama menurut tradisi dan adapt istiadat
PRINSIP-PRINSIP OPINI PUBLIK

Bauer (1934: 669) menggolongkan opini public dalam dua


jenis, yaitu opini public yang statis dan opini public yang
dinamis
Opini public yang statis dapat dilihat manifestasinya dalam
bentuk kebiasaan tradisional, norma dan adat istiadat.
Opini public seperti ini bersifat irasional dan berhubungan
erat dengan kebiasaan yang tidak berubah.
Sedangkan opini public yang dinamis sifatnya lebih
rasional, dan terbentuk karena seni persuasi berupa
kegiatan publisitas yang sistematis dengan menggunakan
peristiwa-peristiwa sejarah tertentu atau kejadian yang
ada saat itu, sebagai materi propaganda dan agitasi
Adapun seni persuasi menurut Bauer, walaupun
sebenarnya merupakan factor yang datang dari luar,
fungsi yang terbesar adalah untuk membentuk,
mengembangkan dan mematangkan opini public

Ferdinand Tonnies mencatat tiga tahap perkembangan


suatu opini public yaitu :
Luftartig, adalah opini public laksana uap, yang tahap
perkembangannya masih terombang ambing mencari
bentuknya yang nyata

Flussige, mempunyai sifat seperti air, dengan bentuknya


yang nyata, namun masih bias dialirkan menurut saluran
yang dikehendali. Sedangkan
Festige, adalah opini public yang sudah solid (kuat)
PENGERTIAN & PRINSIP MASSA
Prof. Dr. P.J. Bouman
 Massa adalah salah satu istilah ilmu masyarakat yang oleh
karena perbedaan perbedaan dalam penggunaan bahasa
tidak mudah diberi acuannya.
 Kadang perkataan tadi dipergunakan untuk menandakan
suatu golongan yang besar, kadang juga untuk suatu
gerombolan pendengar atau penonton yang besar pada
umumnya (yang tidak ada organisasinya dan yang ada
ikatan dan persamaan jiwanya pada tingkat yang rendah).
 Selanjutnya Bouman mengatakan bahwa “dalam massa
kepribadian, kepercayaan seseorang menjadi menurun,
sedangkan emosi/perasaan naik, sehingga tidak jarang
massa dapat bertindak atau berbuat sesuatu yang keji
secara bersama-sama, kemudian tidak satu orangpun mau
bertanggung jawab”.
Ensiklopedi Indonesia
Berasal dari bahasa latin, dalam bahasa Inggris mass.
Massa adalah penggolongan orang-orang yang
setujuan dan berpendirian sama, hubungannya agak
tetap misalnya kaum buruh yang berorganisasi,
gerombolan murid-murid sekolah yang berdemonstrasi
menuntut diturunkannya harga-harga buku
Herbet Blumer
Pertama,
 massa terdiri dari orang-orang yang berasal dari semua
lapisan kehidupan (masyarakat) dan semua dapat
dibedakan dalam strata social, massa dapat berwujud
penduduk yang berbeda posisi kelasnya, dan berbeda
lapangan kerjanya, berbeda dalam hasil kebudayaan
yang dimilikinya serta berbeda dalam kekayaannya.
 Dg kata lain Massa itu terdiri dari orang-orang yang
berasal dari berbagai lapangan dan tingkatan dalam
masyarakat yang sifatnya heterogen.
Kedua,
 massa adalah kelompok yang anonym atau lebih tepat
terdiri dari individu yang anonym (tidak saling kenal satu
sama lain).
Ketiga,
 dimana berada dalam interaksi yang sebentar atau
berubah karena pengalaman antara para anggota massa.
Mereka pada umumnya terpisah secara phisik satu sama
lain dan sifatnya anonym, tidak mempunyai kesempatan
untuk untuk saling mempengaruhi seperti pada anggota
Crowd.
Keempat,
 organisasi pada massa sangat longgar dan tidak mampu
untuk bertindak dengan memusatkan atau
mempersatukan sasaran sebagai Crowd. Jika dipersingkat
maka :
1. Massa terdiri dari orang-orang yang berasal dari segala
lapangan kehidupan dan tingkatan dalam masyarakat,
karena sifatnya heterogen.
2. Mereka tidak saling kenal satu sama lain (anonym)
3. Anggota massa tidak terdapat interaksi dan pertukaran
pengalaman, karena itu mereka terpisah satu sama
lain, hingga mempunyai sedikit kesempatan untuk
“milling” seperti yang ada pada Crowd. Milling atau
perputaran dimana para individu berputar dan
berkeliling tidak tertentu dan tanpa tujuan yang nyata.
4. Massa sangat longgar dalam ikatan organisasi atau
bahkan tidak mempunyai organisasi secara jelas
sehingga akibatnya tidak mampu bertindak secara
teratur dan terarah seperti yang terdapat dalam Crowd.
Dr. Gerhart D. Wiebe

Seorang ahli psikologi dari Columbia


Broadcasting System di AS. Dilihat dari segi
psikologis massa tidak menunjukkan suatu status
dalam masyarakat atau no status connotation
akan tetapi yang jelas massa menunjukkan suatu
jumlah orang yang sangat banyak
Prof. Dr. C. A. mennicke
 Membagi massa menjadi dua. Massa Abstrak dan Massa
Konkrit.
1) Massa Abstrak adalah sejumlah atau sekumpulan manusia
dimana sama sekali belum mempunyai ikatan yang berupa
satu kesatuan norma, emosi, motif dan berbagai
kepentingan dsb. Meskipun demikian mereka telah
berkumpul atau bergerombol menjadi satu sebagai suatu
akibat adanya dorongan yang sama. Hal ini mungkin karena
perhatian, kepentingan, nasib dsb yang menjadi dasar
mereka berkerumun atau berkumpul. Akan tetapi dorongan
tsb belum sedemikian kuatnya sehingga sewaktu-waktu
mereka msaih dapat bubar atau membubarkan diri.
2) Adapun massa yang Konkrit adalah sekelompok manusia
yang sudah terikat oleh suatu norma-norma tertentu,
mempunyai ikatan batin, ikatan motif tertentu.
Prof. Dr. C. A. mennicke
Dengan kata lain ialah bahwa massa konkrit itu mempunyai :
 Ikatan batin dalam hal ini termasuk pula persoalan motif,
persamaan solidaritas, emosi, rencana kerja atau program.
 Persamaan norma, mereka telah mempunyai peraturan serta
norma tersendiri dan ini sebagai akibat dari selalu berkumpul.
 Mempunyai struktur yang jelas, jadi bukan lagi merupakan
kumpulan orang-orang yang bersifat menggerombol begitu
saja, tetapi sudah terbentuk suatu organisasi, dengan
pimpinan yang tetap, pembagian kerja serta tujuan yang pasti.
 Mempunyai potensi yang dinamis, dengan bentuknya yang
konkrit itu massa dapat merupakan gerakan, atau mempunyai
fungsi gerakan. Misalnya gerakan pramuka, gerakan pemuda
dlsb.
Massa yang abstrak dapat dianggap sebagai embrio dari massa
yang konkrit. Dengan demikian massa yang abstrak ini dapat
berubah menjadi massa yang konkrit. Demikian sebaliknya.
Kompetensi Opini Publik :
Emory S. Bogardus (1951: 17) berpendapat bahwa opini
public mempunyai kompetensi berupa pengaruh yang tidak
sedikit dalam kehidupan social. Opini public memiliki empat
hal kompetensi yaitu :
1) Opini public memperkuat undang-undang sebab undang-
undang tanpa dukungan darinya hanya akan merupakan
huruf-huruf “mati” saja.
2) Opini public memberi kekuatan hidup bagi badan dan
lembaga social
3) Opini public adalah kekuatan pokok yang menghidupi
dasar-dasar social dan
4) Opini public adalah pendukung moral utama dalam
masyarakat.
 Pendapat Bogardus ini mendapat dukungan dari William Mc
Dougall (1920: 265) dengan mengemukakan bahwa memang
opini public mendorong terciptanya suatu undang-undang
serta memperkuatnya, namun menurutnya, itu bukan berarti
langsung dapat membuat undang-undang , sebab biasnya
undang-undang tercipta pada generasi kemudian setelah
tercetusnya suatu opini public.
 Disamping adanya aliran yang berpendapat bahwa opini
public berkompetensi dalam mengadakan re-adaptasi prinsip-
prinsip lama terhadap kondisi-kondisi baru, mewujudkan
norma social baru, menciptakan dasar social baru,
mengembangkan peraturan baru bagi tatanan kehidupan
social yang baru, ada pula aliran yang menyangsikan
kompetensi opini public.
 Aliran ini mengatakan bahwa tidak semua yang dikatakan
opini public itu adalah opini public yang sesungguhnya, sebab
dalam hal ini terdapat apa yang disegut gejala rationalization,
projection, identivication dan bandwagon-effect.
 Rationalization, adalah pengajuan alasan-alasan semu
(pseudologis) yang sifatnya membenarkan diri didalam
menerangkan perbuatannya sendiri setalah tindakannya
dilakukan (LaPiere, 1953: 13).
 Misalnya tindakan Israel yang telah mengadakan proses
rationalization terhadap agresinya pada pertengahan
Juni 1967 dengan menyatakan bahwa serangannya itu
adalah “membela diri” karena gabungan Negara Arab
yang sewaktu-waktu dapat menyerangnya.
 Dengan proses rationalization itu seseorang atau suatu
pihak dapat membentuk opini public yang
menguntungkan baginya
 Projection, adalah opini public yang terbentuk saat seseorang
tokoh / pemimpin mengemukakan opini seolah itu adalah opini
dari pengikutnya, bahkan disebutkannya sebagai suara dari
sebagian besar masyarakat.
 Jadi proses projection berlangsung pada saat seseorang atau
pemimpin itu menyuarakan personal opinion miliknya sebagai
opini public.
 Hal demikian merupakan suatu manipulasi, namun
sesungguhnya prosesnya wajar karena seorang tokoh /
pemimpin mempunyai tugas untuk mengemban opini yang
diamanahkan pengikutnya kepadanya, sehingga jika hendak
menyampaikan opini tentang sesuatu yang controversial ia
tidak perlu lagi meminta opini para pengikutnya.
 Menantang opini sepertinya dipandang sebagai menantang
nilai da norma, bahkan menentang kelompoknya sendiri.
 Dalam keadaan seperti ini yang bersangkutan akan disebut
sebagai pengkhianat atau penyeleweng.
 Identification, kelaikan dari projection dimana jika proses
projection berlangsung berdasarkan anggapan bahwa
orang lain berpikir seperti kita berpikir sendiri, maka
proses identification berjalan atas dasar pemikiran bahwa
kitapun mempunyai pikiran yang sama seperti orang lain
dalam menanggapi suatu masalah.
 Sebenarnya, dalam prakteknya proses projection dan
identification itu tidak berlangsung terpisah. Kedua prose
situ merupakan kegiatan yang saling mengisi satu dengan
yang lain dan proses keduanya terjadi pada saat yang
sama.
 Ketika seorang tokoh atau pemimpin memproyeksikan
pendapatnya sebagai opini public, saat itu pula
berlangsung identifikasi opini masyarakat atas pendapat
tokoh / pemimpin itu, sehingga masyarakat menerima
pendapat itu sebagai opini pribadinya dan lambat laun
mereka pun lupa tentang asal mula datangnya opini yang
diterimanya itu.
 Bandwagon-effect, opini public yang terbentuk pada
saat sejumlah kekuatan social secara militan dan dinamis
mengutarakan opininya bersama-sama pada saat yang
bersamaan.
 Biasanya kelompok social yang bersangkutan membagi-
bagikan kekuatannya di pelbagai tempat yang dianggap
strategis untuk kemudian dengan pelbagai cara yang
mencolok menyampaikan opininya secara simultan dan
sporadic guna menimbulkan kesan seolah opini tersebut
adalah opini public yang didukung oleh masyarakat.
 Sifat yang spektakuler dan ramai-ramai dalam
mengutarakan opini adalah ciri yang khas dari proses ini.
 Tindakan demonstrasi, penyampaian petisi, pawai,
pengiriman surat atau telegram secara beramai-ramai
adalah cara yang umum dilakukan sebagai teknik
pembentukan opini public melalui bandwagon
Opini yang terbentuk oleh gejala rationalization,
projection, identification dan bandwagon-effect
adalah opini public juga. Sebab gejala-gejala itu
merupakan cara dalam upaya pembentukan opini
public. Ini membuktikan bahwa opini public bias
dibentuk, dalam arti direncanakan dan
dimanipulasikan dalam pelbagai kegiatan
propaganda, publisitas, PR, jurnalistik, periklanan
dan metode komunikasi lainnya
Daftar Pertanyaan :

1. Menurut pendapat saudara mungkinkah suatu opini publik


terbentuk tanpa melalui proses komunikasi……? Berikan
alasannya.
2. Bagaimana proses komunikasi itu membentuk suatu opini
yang terkait dengan unsur-unsur komunikasi.

3. Apa bedanya massa, crowd dan mob.


4. Sebutkan karakteristik dari opini publik.
5. Salah satu yang mempengaruhi terbentuknya opini publik
adalah “Persepsi”. Mengapa…? Jelaskan.
ELEMENTS IN THE COMMUNICATIONS PROCESS
Sender (Encoder) Receiver (Decoder)

Message : Verbal & Non Verbal

Perceptions
Perceptions

Channel : (Formal / Informal)

Feedback : Verbal & Non Verbal

Communications skill
Communications skill Attitudes and Experience
Attitudes and Experience Mental Abilities
Mental Abilities (kecakapan/kepandaian)
Komunikasi
menyarankan
bahwa suatu
pikiran, suatu
makna, atau
suatu pesan
dianut
secara sama.
Massa
Massa
Massa
Crawd
Crawd
Mob
Crawd atau Mob…..??
KARAKTERISTIK OPINI PUBLIK
1. Isi → (opini tentang sesuatu), menyangkut Tokoh Politik,
Kontroversi, Volume orang yang merasakan kontroversi itu
2. Arah → (percaya dan tidak percaya, mendukung dan
menentang. Kontroversi menuju pada pencapaian
konsensus)
3. Intensitas → (kuat, sedang atau lemah). Tuntutan massa
yang beropini → Opinin Massa, Opini Kelompok atau Opini
Rakyat.
Opini Massa, Pengungkapan tidak terorganisasi yang
disebut sebagai Publik.
Opini Kelompok, muncul melalui alat kontrol sosial
yang terorganisir → negosiasi.
Opini Rakyat, penjumlahan opini perseorangan.
Proses pengolahan informasi, yang dinamakan
komunikasi interpersonal, meliputi sensasi,
persepsi, memori dan berfikir.
PERSEPSI :
ialah proses memberi makna pada sensasi sehingga
manusia memperoleh pengetahuan baru. → mengubah
sensasi menjadi informasi.

SENSASI : Proses menangkap stimuli.

MEMORI :
Proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali.

BERFIKIR :
Mengolah dan memanipulasikan informasi untuk memenuhi
kebutuhan atau memberikan respon.
Untag Surabaya
2022

Anda mungkin juga menyukai