DISUSUN OLEH
Anggri juwita wati 2001110051
Mimi Meriana 2001111001
Helda Herawati 2001110135
Wahyu pratama 2001110998
Andreas Christian S 2001114387
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL dan ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
2022
Mengapa Opini Bisa Mempengaruhi Sikap? Berserta Contoh
1. Opini Publik
Noelle-Neumann mendefenisikan opini publik adalah sikap atau tingkah laku yang
ditunjukkan seseorang kepada khalayak jika ia tidak ingin dirinya terisolasi; dalam hal
kontroversial, opini publik adalah sikap yang ditunjukkan seseorang kepada khalayak
tanpa harus membahayakan dirinya sendiri yaitu berupa pengucilan (dalam Morissan,
2008: 72). Untuk mengembangkan opini publik yang positif terhadap suatu badan publik
harus diberi peneranganpenerangan yang lengkap dan objektif mengenai kegiatan-
kegiatan yang menyangkut kepentingan mereka, sehingga dengan demikian akan timbul
pengertian daripadanya.
William Albig mengemukakan bahwa opini publik adalah hasi daripada interaksi
antara individu-individu dalam kelompok apa saja. Ini berarti bahwa opini publik itu
timbul karena adanya interaksi antara individu-individu yang menyatakan pendapatnya
(dalam Abdurrachman, 2001: 51)
- Opini Massa
Merupakan tahap kelanjutan dari opini publik. Opini yang bersifat massa ini beralih
bentuk menjadi tindakan fisik.
- Opini Umum
Pendapat umum merupakan pendapat yang sama dari semua orang dalam suatu
masyarakat mengenai masalah yang menyangkut kepentingan umum (dalam Soemirat
dan Ardianto, 2012: 107-108).
Salah satu faktor pemicu timbulnya opini publik adalah pernyataan opini (expression
of prefences). Berbagai pernyataan bertumpuk disekitar isu tertentu. Pernyataan biasanya
disampaikan melalui kata-kata yang diucapkan atau dicetak dan sewaktu-waktu melalui
gerakgerik, kepalan tinju, lambaian tangan dan tarikan napas panjang. Tindakan yang
dilakukan tentunya merupakan sebuah sikap dari seorang individu yang menjadi pengaruh
terhadap opini publik.
Persepsi yang akan dipengaruhi oleh pendirian dapat membentuk sebuah opini. Opini
yang melewati proses consensus akan segera menjadi opini publik. Persepsi adalah suatu
proses memberikan makna, yang sebenarnya merupakan akar dari opini. Persepsi
ditentukan oleh faktor-faktor seperti :
Opini sendiri mempunyai kaitan yang erat dengan pendirian (attitude/sikap). Abelson
menyebutkan bahwa opini mempunyai unsur sebagai molekul opini, yakni :
c. Perception (persepsi)
Pendirian (Attitude) sering disebut sikap, merupakan opini yang tersembunyi didalam
batin seseorang (latent opinion). Pendirian yang diungkapkan, dalam bentuk apapun
disebut opini (Soemirat & Ardianto, 2005: 109).
Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan antara Opini Publik dan sikap adalah Opini
Publik itu sendiri timbul karena dipengaruhi oleh sikap seorang individu baik dari
pengalaman ataupun kepercayaan seorang individu terhadap sesuatu sehingga jika
terdapat suatu permasalahan atau opini publik yang berhubungan dengan pengalaman
atau kepercayaan mereka maka muncul lah sikap mereka untuk menanggapi suatu hal
dengan opini yang mereka miliki.
Bagaimana Sikap dan Opini Mempengaruhi Kerja dan Tujuan
Seorang PR
Banyak Praktisi PRyang mengabaikan dan tidak mempedulikan opini publik yang ada
dan berkembang di masyarakat mengenai organisasi/ perusahaannya. Akibatnya Praktisi PR
tersebut harus menuai kerugian bahkan bila terus menerus diabaikan tidak mustahil Praktisi
PRharus mengalami kepailitan atau gulung tikar. Untuk itu memperhatikan dan
mempedulikan setiap opini/pendapat publik yang ditujukan kepada organisasi/perusahaan
adalah hal yang cukup penting.
Setiap Praktisi PR mempunyai harapan dan tujuan untuk memperoleh citra atau image
yang positif atas barang dan jasa yang dihasilkannya. Praktisi PR berusaha untuk
menanamkan image yang positif di benak konsumennya. Dengan berbagai usaha dan cara
agar produk atau jasa dari perusahaan mendapatkan citra yang positif dari para konsumennya.
Kotler menjelaskan bahwa “Corporate image is the consumers response to the total offering
and is defined as a sum the belief, ideas and impressions that a public has an organization.”
Artinya, citra perusahaan adalah respon konsumen pada keseluruhan penawaran yang
diberikan perusahaan dan didefinisikan sebagai sejumlah kepercayaan, ide-ide dan kesan
masyarakat pada suatu organisasi.
Kepercayaan, ide-ide dan kesan dari publik atau masyarakat merupakan hal yang
perlu diperhatikan dan dipedulikan. Dengan cara ini, Praktisi PR berarti peka terhadap opini
yang berkembang mengenai organisasinya/ perusahaannya, sehingga publik merasa
diperhatikan. Pada gilirannya, publik memiliki kepercayaan, ide-ide, dan kesan yang positif
pada Praktisi PR. Untuk dapat mencapai hal tersebut Praktisi PR perlu memberikan
kesempatan kepada publik untuk menyampaikan responnya atau tanggapannya. Respon atau
tanggapan yang diberikan publik dapat berupa penilaian, sikap, opini/ pendapat. Dengan
melihat dan mendengar respon publik baik yang positif maupun negatif, Praktisi PR dapat
memahami apa yang menjadi kebutuhan, harapan dan aspirasi public, sehingga respon yang
negatif diupayakan untuk menjadi positif dan melalui opini/pendapat publikpun akan
terbentuk citra yang positif.
Seorang Pr perlu memperhatikan opini publik karena opini dalam sebuah organisasi/
perusahaan sangan mempengaruhi kinerja dari seorang praktisi PR. Isu apapaun yang sedang
berkembang di tengah masyarakat mengenai organisasi/ perusahaan, praktisi PR harus peka
terhadap isu tersebut. Jika praktisi PR tidak peka terhadap isu maka akan mempengaruhi
tujuan organisasi/ perusahaan, dan tentunya kinerja dari seorang PR di pertanyakan. Tidak
dapat dipungkiri bahwa PR bekerja ditentukan oleh opini publik, jika opini yang berkembang
baik maka kinerja PR semakin di percaya dan begitu pula sebaliknya.
Sumber
Setiadarma, A. (2021). Kaitan Public Opinion dan Public Relation. UPN Veteran Jakarta,
XXVI(3), 216–219.