Anda di halaman 1dari 7

Apa itu opini public, pencitraan kajian teori dan istilah nya.?

1. Opini
Opini adalah kata yang berarti tangapan atau jawaban terhadap suatu persoalan yang
dinyatakan berdasarakan kata-kata, bisa juga berupa perilaku, sikap, tindakan, pandangan
dan tanggapan, sedangkan pendapat lain opini adalah ekpresi sikap dengan melalui jawaban
positif untuk irforman yang mendukung, jawaban netral dan negatif untuk jawaban yang
tidak mendukung, dan apabila seseorang beropini negatif artinya oang tersebut menolak.

A. Tahap-Tahan pembentukan opini


Asal mula pembentukan opini adalah terletak dalam sebuah persoalan yang
menimbulkan perselisihan yang memiliki potensi untuk berkembang menjadi isu yang
akan menangkap perhatian banyak orang. sebenarnya setiap orang memiliki keluhan dan
harapan yang banyak menimbulkan perselihan. Akan tetapi, seperti yang dikemukan
Davison,”suatu isu mulai berakal hanya jika dikomunikasikan dari satu orang keorang
lain, yang kemudian dilanjudkan dalam percakapan sendiri”suatu isu menjadi umum jika
permasalahanya menyebabkan dampak negative kepada pihak-pihak yang bersangkutan.

Tahap pertama pempublikasikan sebuah layanan ialah munculnya emotion pada


media sosial yang menjadi isu. Yang kedua ialah emoticon yang muncul pada media
sosial tersebut mengambarkan sebuah budaya pada golongan yang tidak sesuai dengan
norma-norma yang ada hal tersebut merangsang komunikasi melalui saluran massa,
interpersonal, dan organisasi maka terbukalah fase ketiga adalah pembentukan sebuah
opini.

B. Karateristik Opini

Opini adalah cara individu mengekspresikan informasi yang diperoleh yang


berdasarkan pada pemahaman individu itu sendiri sehingga dapat ditarik suatu
kesimpulan, individu menyadari adanya kehadiran suatu stimulus, namun individu itu
menginterpretasikan stimulus tersebut, dalam definisi ini mengandung makna :
1. Opini itu tergantung pada sensasi-sensasi yang di dasarkan pada informasi sensori
dasar. Yang dimaksud dengan informasi dasar adalah informasi yang sesungguhnya
terjadi sampai pada alat indera kita, untuk membuat sesuatu agar lebih bermakna
diperlukannya adanya keterlibatan aktif dengan aktifitas indrawi yang behubungan
dengan pengamatan interpretasi.
2. Sensori-sensori itu menimbulkan interpretasi agar persepsi dapat terjadi. Menurut
Deddy Muliana dalam bukunya Ilmu Komunikasi suatu pengantar, pada dasarnya opini
atau cara pandang manusia terjadi menjadi dua, yaitu:
1. Opini terhadap objek
Opini setiap menilai objek atau isu permasalahan tidak selalu sama, terkadang
dalam mengopinikan permasalahan, seseorang dapat melakukan kekeliruan, sebab
terkadang indra seseorang menipu diri orang tersebut, hal tersebut disebabkan
karena:
a. Kondisi yang mempengaruhi pandangan seseorang seperti keadaan cuaca yang
membuat orang fatamorgana, pembiasan cahaya seperti dalam peristiwa ketika
seseorang melihat tongkat yang dimasukkan kedalam air terlihat bengkok
padahal sebenarnya tongkat tersebut lurus, hal inilah yang disebut ilusi.
b. Latar belakang pengalaman yang berbeda antara seseorang dengan orang lain
c. Budaya yang berbeda
d. Suasana psikologis yang berbeda juga membuat persepsi seseorang dengan
orang lain dalam mempersepsikan suatu objek atau isu permasalahan.

C. Opini manusia terhadap persepsi sosial


Opini sosial adalah proses penangkap arti objek-objek sosial dan kejadian yang
dialami seseorang dalam lingkungan orang tersebut Menurut Bremm dan Kassin opini
manusia adalah penilaian yang terjadi dalam upaya manusia memahami orang lain, opini
sosial merupakan sumber penting dalam pola interaksi antar manusia, karena opini sosial
seseorang menetukan hubungan seseorang dengan orang lain.
Untuk memahami opini seseorang dan public tersebut, Menurut R.P.Abelson
bukanlah perkara mudah, karena mempunyai kaitan erat dengan dengan:

a. Kepercayaan dengan sesuatu (belief)


b. Apa yang sebenarnay dirasakan atau mejadi sikapnya (attitude)

2. Opini Publik

Opini publik adalah dapat dipergunakan untuk menandakan setiap pengumpulan


pendapat yang dikemukakan individu-individu, menurut santoso sastropoetro istilah opini
publik sering digunakan untuk menunjuk pendapat-pendapat kolektif dari sejumlah besar
orang.

Opini juga diartikan pendapat, tapi setidaknya ada sebuah ekpresi dari pendapat
tersebut baik secara verbal maupun non verbal. Selama pendapat itu belum di ekpresikan
maka saat itu pendapat itu adalah pendapat pribadi. Menurut leonard W.Dood, suatu isu baru
dikatakan sebagai opini public setelah masyarakat mengungkapkanya.

Berbeda dengan kerumunan, public lebih merupakan kelompok yang tidak


merupakan kesatuan, interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi,
seperti pembicaraan- pembicaraan pribadi berantai, melalui desas-desus, melalui surat kabar,
radio, televise dan flm, alat-alat penghubung ini memungkinkan “public”mempunyai
pengikut yang lebih luas dan lebih besar jumlahnya, public dapat diartikan sebagi sejumlah
orang yang mempunyai minat, kepentingan, atau kegemaran yang sama.

Public dimengerti sebagai bentuk koordinasi kolektif yang memiliki tiga hal yaitu:
(1) identitas lebih kurang sama. (2) setuju atas diagnostic masalah (sebab, tanggung jawab,
dan pemecahan ). (3) ikut terlibat untuk suatu upaya kolektif. Jadi opini selalu kontekstual
terkait dengab budaya dan dinamika perdebatan.

Dalam hal ini , mengapa opini public perlu diungkapkan, karena selama tidak
diungkapkan tidak akan terjalin sebuah komunikasi dan selamanya pendapat itu ada dalam
diri.
Menurut Leonard W.Dood pendapat umum adalah sikap orang-orang mengenai
sesuatu persoalan, dimana mereka merupakan anggota dari sebuah masyarakat yang sama.

Menurut Dra.Djoenaesih S.Sunarjo, ciri-ciri opini adalah

a. Selalu diketahui dari pernyataanya


b. Merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat
c. Mempunyai pendukung dalam jumlah besar

A. Perkembangan opini publik


Opini publik merupakan serapan dari bahasa Inggris publikopinion. Pada awal nya
opini public banyak dikenal dan dipakai pada akhir abad ke-18 dieropa dan Amerika
serikat, pemakaian istilah itu kerutama berkaitan dengan kehidupan sosial pada itu. Istilah
opini public dalam arti modern pertama kali di gunakan oleh Machiavelli, ia mengatakan
bahwa orang yang bijaksana tidak akan mengabaikan opini public mengenai soal-soal
tertentu, seperti pendistribusian jabatan dan ketaikan jabatan. Sementara Rosseau pernah
mengatakan bahwa opini public sebagai “Ratu Dunia”, karena opini public tidak dapat
ditaklukkan oleh raja-raja di zaman otoriterian pada abad ke-17dan ke- 18, kecuali ketika
opini public mau membeli dan menjadi budak para raja, dan dia juga mengatakan bahwa
harus harus bersumber dari kehendak umum.

Kemajuan ilmu, teknologi dan ekonomi pada akhir abad ke-18 dan permulaan abad
ke-19 mendorong timbulnya kesadaran yang luas bahwa suara rakyat harus lebih
diperhatikan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam perumusan kebijakan public
atau keputusan yang menyangkut kepentingan public
Opini public kemudian juga digunakan dalam kegiatan public relations yang berkembang
di eropa dan amerika serikat setelah perang dunia kedua. Publik relations dipergunakan
untuk mempegaruhi public dan untuk menbentuk serta membina opini public. Pada abad
ke-20 timbul kesadaran tentang pentingnya melayani kepentingan umum. Dari sini
kemudian opini public menemukan urgensinya baik dalam politik, sosial, dan ekonomi.
Jadilah opini public sebagai kekuatan diantara institusi pemerintahan dan hokum di Negara
terbuka, khusus nya di Indonesia.
Teori Opini publik
1. Teori Masyarakat Massa
Teori masyarakat massa adalah salah satu teori media massa. Teori ini dikembangkan oleh
Fredinand Tonnies, Gustave Le Bon, Jose Ortega y Gasset, dan pemikir Aliran Frankfrut.Teori
masyarakat massa memandang publik sebagai masyarakat yang tidak teratur, tidak berbeda, dan
tidak tahu apa-apa sehingga mudah untuk diperintah oleh para elit politik yang tidak bermoral
dan yang akan memanipulasi opini publik untuk melayani kepentingan elit.
2. Teori Propaganda
Propaganda merupakan salah satu perspektif komunikasi pada opini publik yang berkaitan
dengan efek keperkasaan media.Teori yang digagas oleh Harold Lasswell ini menjelaskan
bagaimana opini publik dapat ditanamkan dan diorganisasikan di sekitar simbol-simbol utama
yakni sebuah gagasan menggunakan kampanye iklan untuk merek berbagai produk konsumen.
3. . Teori Sikap
Teori ini menyatakan bahwa opini publik merupakan ekspresi verbal yang mendasari sikap dan
karenanya pengukuran terhadap opini publik dimungkinkan menyuguhkan pandangan tentang
sikap. Menurut teori sikap, adalah mungkin untuk mengubah sikap dengan mengubah pendapat
dan sebaliknya.
4. Teori Pers
Sebagian besar teori pers atau teori normatif dalam komunikasi massa memiliki konsep utama
opini publik. Teori-teori ini memandang debat publik dan pers merupakan bagian penting dari
politik demokrasi. Fungsi pers adalah memberikan informasi kepada publik. Dan karena itu,
dapat meningkatkan debat publik dan opini publik.
5. . Teori Efek Terbatas
Teori efek terbatas memandang khalayak sebagai makhluk yang berkepala batu. Hal ini
disebabkan khalayak memiliki sistem pertahanan sendiri untuk melawan perubahan terhadap
sikap dan pendapat yang ada.Menurut teori proses selektif dalam komunikasi massa, khalayak
menerapkan komunikasi selektif yang ketat sehingga khalayak dapat menghindar, menolak, atau
menyalahartikan pesan-pesan yang tidak sesuai dengan sikap dan pendapat mereka. Asumsi teori
efek terbatas inilah yang menjadi landasan bagi teori perbedaan individu dalam komunikasi
massa.
6. Teori Agenda Setting
Teori agenda setting yang dikembangkan oleh M. McCombs dan D. Shaw ini berpendapat bahwa
meskipun media tidak dapat mengatakan kepada khalayak apa yang seharusnya dipikirkan oleh
khalayak, tetapi media dapat mengatakan kepada khalayak tentang apa yang harus dipikirkan
oleh khalayak.Karena itu media memiliki pengaruh yang sangat besar dalam memutuskan
sejumlah kecil permasalahan publik atau isu yang akan dipikirkan oleh khalayak.
7. Teori Kesenjangan Pengetahuan
Teori kesenjangan pengetahuan adalah salah satu teori komunikasi massa yang digagas oleh
Phillip Tichenor, George Donohue, dan Clarice Olien ini menyatakan bahwa meningkatnya
jumlah informasi tentang suatu topik akan menciptakan kesenjangan pengetahuan antara mereka
yang mengetahui informasi lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang hanya mengetahui
sedikit informasi.
Para ahli menggunakan teori ini untuk membantu menjelaskan berbagai temuan dalam penelitian
tentang opini publik selama beberapa tahun.
8. Teori Ranah Publik
Ranah publik adalah istilah yang pertama kali dikemukakan oleh Jurgen Habermas sekaligus
merupakan salah satu peran media dalam demokrasi.Ranah publik adalah suatu wilayah dalam
kehidupan sosial dimana setiap individu dapat secara bebas berdiskusi dengan individu lainnya
tentang berbagai permasalahan sosial yang dapat membentuk opini publik dan mempengaruhi
tindakan politik.Diskusi atau debat publik ini dapat terjadi di media massa, rapat-rapat, media
sosial, publikasi akademis, dan dokumen kebijakan pemerintah.
3. Citra
Citra merupakan pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk orang perseroaran,
benda atau organisasi. Dikatakan pula bahwa citra sebagai persepsi seseorang terhadap jati
diri perusahaan atau organisasi, persepsi seseorang terhadap jati diri perusahaan atau
organisasi, persepsi seseorang terhadap perusahaan didasari atas pengetahuan mereka
tetang perusahaan yang bersangkutan (Ardianto, 2011:63). Citra akan mempegaruhi
penilaian public terhadap organisasi. Pengalaman pengalaman tersebut akan menimbulkan
kesan dimata public yang nantinya akan mempegaruhi sikap public terhadap organisasi
tersebut, citra dapat dibentuk melalui strategi tertentu, salah satu strategi pembentukan citra
adalah dengan mengunakan media massa, seperti yang kita ketahui, pada era digitar ini
media massa berkembang dengan sangat pesat, media massa menjadi salah satu alternative
alat komunikasi yang dapat diandarkan karena jangkauan nya yang luas dan kemampuanya
kemampuannya dalam mempegaruhi opini public.

Dalam sebuah organisasi, public relation (PR) memiliki peran untuk menciptakan
opini di benak public mengenai organisasi, opini public menjadi suatu sumber bagi
organisasi untuk mendapatkan citranya, menciptakan citra yang positif merupakan prestasi
dan tujuan utama bagi seorang PR. Pembentukan departemen PR dipercaya sebagai suatu
langkah terbaik bagi perusahaan untuk membentuk citra yang baik bagi perusahaan yang
diwakilinya. Menurut ruslan (2007:46-47) ada empat peran pr, salah satunya adalah good
image maker.dalam hal ini ketika seorang pr menciptakan citra atau publikasi yang positif
merupakan prestasi, reputasi, dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas PR dalam
melaksanakan menajemen PR membagun citra atau nama baik lembaga atau perusahaan
dan produk yang diwakilinya.

Dalam upaya pembentukan citra sebuah organisasi, PR memerlukan sebuah alat


bantu yang akan digunakan sebagai sarana mewujudkan strategi-strategi untuk membagun
citra, salah satu alat yang digunakan oleh PRguna membentuk reputasi dan citra sebuah
organisasi adalah media massa, Menurut Dominick (2007:14) media massa diartikan
sebagai sebuah sarana untuk melakukan komunikasi massa. Sedangkan komunikasi massa
diatikan sebagai proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas, kaateristik media
massa yang mampu menjangkau public yang sangat luas dalam waktu yang bersamaan,
menjadikan media massa sebagai salah satu pilihan bagi PR dalam upaya membagun
komunikasi dengan publiknya, kemampuan media massa dalam hal mempegaruhi opini
public, juga menjadi salah satu kelebihan media massa untuk dijadikan sebagai sarana
pembentukan citra

Perkembangan media masa menuntut adanya perkembangan strategi pemebentukan


citra melalui media massa, hal ini juga mempegaruhi kinerja dan area humas, kerutama
dalam hubungan dengan media,media massa di era digital ini mejadi salah satu alat yang
penting bagi PR untuk membentuk citra perusahaan maupun perorangan.

Anda mungkin juga menyukai