Kalimat hamdalah "alhamdulillah" dan berharap semoga kita semua berada di dalam
lindungan Allah Tuhan yg maha esa
Perkenalkan
Nama saya syahrus sidieq
Dengan NIM A2001356//
Mahasiwa semester 3 //
Prodi komunikasi penyiaran islam/ biasa di singkat KPI
Dan saya berasal dari sekolah tinggi agama islam al-fatah/ biasa di kenal STAI AL-
FATAH//
Bertempatan di jalan pesanter pasirangin cileungsi bogor
untuk teman" semua, dimna pun kalian berada, saya ingin sedikit sharing atau berbagi
pengetahuan yang saya punya/ dan pasti banyak kekurangan di dalamnya/ jadi jika ada
masukan kritik dan saran, bisa banget komen di kolom komentar,..
jadi saya tu mau sedikit shering, tentang satu mata kuliah dalam prodi saya,
yaitu teori komunikasi, dalam mata kuliah Teori komunikasi kita di ajarkan tentang
apa saja pemyebab atau hambatan yg sering terjadi saat berkomunimasi, dan bagai
mana cara mengatasinya
Karena dalam mata kuliah teori komunikasi ini ada banyak sub sub tema
Kali ini saya akan mengangkat satu tema, yaitu toeri spiral of silent (atau yang bisa di
sebut teori sepiral keheningan)
Cuma sebelum masuk ke pembahasan ada sedikit cuplikan sebgai bentuk gambaran
dan contoh,
*cuplikan
Asumsi teori spiral keheningan Menurut Richard West dan Lynn H. Turner dalam
buku Introduction Communication Theory: Analysis and Application (2008), Noelle-
Neumann menyatakan bahwa ada tiga asumsi penting dalam teori spiral keheningan.
Berikut penjelasannya:
Asumsi kedua: orang secara terus-menerus menilai iklim dari opini publik
Noelle-Neuman berpendapat bahwa setiap individu mendapat opini publik dari dua
sumber/ yakni observasi pribadi serta media//
Observasi pribadi atau personal didasarkan pada pengamatan individu mengenai suatu
hal//
Dalam kejadian ini/ individu mampu mendengarkan pendapat orang lain, serta
menggabungkannya dengan pendapat mereka sendiri. Walau begitu, Noelle-Neumann
menegaskan bahwa sering kali observasi pribadi tentang opini publik mengalami
distorsi, dan tidak akurat. Baca juga: Teori Agenda Setting dalam Komunikasi Massa
Disebut pluralistic ignorance (pengabaian pluralistik) saat apa yang diperkirakan
individu sebagai pandangan atau pendapat mayoritas, ternyata keliru. Sementara itu,
dari segi pengaruh media terhadap opini publik, Noelle-Neumann bersikeras jika
dampak media sering kali tidak langsung. Karena pada dasarnya manusia punya sifat
sosial yang memungkinkan mereka berbicara soal pendapat atau pengamatan mereka
terhadap suatu hal kepada orang lain.
Asumsi ketiga: perilaku publik dipengaruhi evaluasi opini publik Perilaku publik bisa
berupa berbicara mengenai suatu topik atau memilih tetap diam. Individu cenderung
memilih berkomunikasi ketika mereka merasa ada dukungan tentang suatu topik.
Namun, individu akan lebih memilih tetap diam, jika ternyata orang lain tidak
mendukung topik tersebut. Noelle-Neumann memercayai bahwa orang tidak suka
mendiskusikan topik yang tidak punya dukungan mayoritas. Individu juga cenderung
enggan mengungkapkan pendapat pribadinya yang berbeda atau bertentangan dengan
pendapat mayoritas.