Anda di halaman 1dari 13

MASYARAKAT MASSA

Oleh:
1. Alfaridzi Nur Maulana Hafidz 2201010128
2. Irvan Aliya Abdullah 2201010071
3. Michael Setyo W.L 2201010288
4. Merlin Mahdalita 2201010345
5. M. Amin Al Isra 22001010267

Dosen Pengampu:
Rico, M.I.Kom
Pendahuluan
• Berdiskusi mengenai suatu hal adalah hal yang lumrah pada kehidupan manusia. Dua orang atau
lebih yang berdiskusi saling mengemukakan pendapat mereka. Perbedaan pendapat tentu pula
hal yang biasa, karena manusia merupakan makhluk yang memiliki akal sehingga mampu untuk
berpikir dan memiliki sudut pandang yang berbeda antara satu orang dengan orang lain. Namun,
bagaimana jika dalam suatu diskusi terkadap pendapat minoritas dan mayoritas? Akankah diskusi
tetap berjalan lancar? Menurut penelitian Elisabeth Noelle, hal tersebut disebut disebut dengan
opini publik. Yang akhirnya melahirkan sebuah teori bernama spiral keheningan atau spiral of
silence. Menurut teori ini, pendapat kaum minoritas lebih ditekan atau lebih berhati-hati dalam
mengungkapkan pendapatnya. Dikarenakan adanya rasa takut dikucilkan atau terisolasi oleh
kaum mayoritas. Pendapat minoritas biasanya menjadi kontrovensi terhadap pendapat mayoritas.
Karena keadaan ini, orang-orang yang memiliki pendapat mayoritas memiliki kepercayaan diri
untuk menyuarakan pendapat mereka. Penjelasan lebih lanjut tentang teori spiral keheningan kan
dijelaskan lewat makalah ini.
A. Pengertian teori spiral keheningan

• Spiral keheningan adalah sebuah teori media yang lebih memberikan


perhatian pada pandangan mayoritas dan menekan pandangan
minoritas. Mereka yang berada di pihak minoritas cenderung kurang
tegas dalam mengemukakan pandangannya. Teori ini dikemukakan
dari jurnal Spiral of Silence Theory Versus Perkembangan Masyarakat
Sebuah Penjelasan dan Kritik Teori (2019) karya Yan Hendra, teori
spiral keheningan (spiral of silence theory) dikembangkan oleh
Elizabeth Noelle-Neumann.
B. Latar Belakang
Pencetus Teori Spiral
Keheningan
Elisabeth Noelle-Neumann adalah seorang
ilmuan politik di Jerman. Beliau lahirdi Berlin,
19 Desember 1916 dan wafat 25 Maret 2010.
Setelah lulus dari sekolahtinggi di Goettingen
pada musim semi 1935, Elisabeth Noelle
pertama mengikutikursus di akademi seni
pribadi Atelier Breuhaus di Berlin. Seperti
dari musim gugur1935, ia belajar jurnalisme,
sejarah, dan filsafat di Berlin, Koenigsberg,
Munich, danColumbia / Missouri. Pada tahun
1940, ia menerima gelar Phd di Berlin
dengandisertasi tentang “Survei Amerika
Mass Politik dan Pers”.
C. Opini Publik D. Asumsi Teori Spiral Of Silence
• Opini adalah ekspresi dari suatu sikap. Opini dapat • Dengan dasar opini publik, Noelle-Neumann
bervariasi baik dalamintensitas dan stabilitas. menjabarkan adanya tiga asumsipada teoriSpiral of
Noelle-Neumann menyatakan bahwa opini adalah Silenceyang sudah disinggung sedikit diawal. Tiga
tingkatpersetujuan dari populasi tertentu. Dalam asumsi iniantara lain : Masyarakat mengancam
prosesspiral of silence,opini sama artinyadengan individu-individu yang menyimpang dengan adanya
sesuatu yang dianggap berterima.Menggabungkan isolasi; rasa takut terhadap isolasi sangat berkuasa.
kedua definisi tersebut, Noelle-Neumann Rasa takut akan isolasi menyebabkan individu-
mendefinisikan opinipubliksebagai “sikap atau individu untuk setiap saat mencoba menilai iklim
perilaku yang harus diekspresikan seseorang di opini. Pengaruh publik dipengaruhi oleh penilaian
depan publik jika Ia tidak ingin menyebabkan akan opini public Ketiga asumsi tersebut diperoleh
dirinya terisolasi; dalam area-area kontroversiatau oleh Noelle-Neumann dengan cara penelitian
perubahan, opini publik adalah sikap yang dpat yangbertahap. Penelitian- penelitian dilakukan tidak
diekspresikan tanpa harus memunculkan bahaya hanya satu kali melainkan berkali-kali disertai sudut
akan isolasi terhadap dirinya”. pandang yang berbeda.
E. Contoh Kasus
Orde Baru pada Pemerintahan Indonesia. Pada masa pemerintahan ini, masyarakatdi Indonesia tidak diberikan kebebasan
berpendapat dan cenderung dilarang untukmengritik pemerintah.Seolah-olah masyarakat pada masa pemerintahan ini,
taat pada presiden dan maumengikuti semua aturan yang dibuat olehnya. Banyak orang takut bersuara karena, jika
ketahuan bahwa ada yang mengritik kinerja pemerintah maka akan langsungditangkap tak jarang juga ada yang ditangkap
dan kembali dalam keadaan tidakbernyawa.Pada akhirnya, setelah 31 tahun (alm) Soeharto memimpin
pemerintahanIndonesia(1967-1998) para kaumhard coreyaitu mahasiswa menunjukkan suaranyamenentang
pemerintahan yang dipimpin oleh (alm) Soeharto. Meskipun banyakrintangannya, banyak mahasiswa yang jadi korban
selama menyuarakan pendapatnya.
II. Pengertian Teori
Kesenjangan Pengetahuan
Dilansir dari situs Communication Theory, penggagas teori ini, yaitu Phillip Tichenor, George A.
Donohoue, dan Clarice N. Olien pada 1970, mendefinisikan teori kesenjangan pengetahuan
sebagai berikut: Teori kesenjangan pengetahuan sebagai masukan informasi media massa ke
dalam sistem sosial, di mana mereka yang memiliki status sosial ekonomi lebih tinggi cenderung
memperoleh informasi lebih cepat, dibanding mereka yang berstatus sosial ekonomi
rendah."Menurut Dyah Gandasari, dkk dalam buku Pengantar Komunikasi Antarmanusia (2022),
teori kesenjangan pengetahuan adalah teori yang menyatakan bahwa seiring bertambahnya
pengetahuan, akan meningkat pula kesenjangan. Namun, tak sedikit pula yang berpendapat
bahwa peningkatan informasi akan menimbulkan jarak (kesenjangan) di antara berbagai
kelompok sosial.
A. Asumsi Teori
Kesenjangan Pengetahuan
Tichenor, Donohue, dan Olien menyatakan bahwa peningkatan informasi akan memperlebar jurang atau celah pengetahuan
yang ada.Guna membuktikan bahwa asumsinya tepat, ketiga tokoh ini memaparkan lima alasan pentingnya, yaitu:
1. Ada perbedaan keterampilan komunikasi di antara mereka yang berstatus sosial ekonomi rendah dan tinggi.
2. Perbedaan jumlah informasi yang disimpan atau latar belakang ilmu pengetahuan yang diperoleh sebelumnya.
3. Orang dengan status sosial ekonomi lebih tinggi, mungkin memiliki banyak hubungan sosial yang relevan.
4. Mekanisme pajanan, penerimaan, dan daya ingat selektif mungkin berfungsi.
5. Sifat dari media massa itu sendiri, di mana mereka lebih disesuaikan dengan orang berstatus sosial ekonomi tinggi.
Dikutip dari jurnal Teori Komunikasi Massa (Analisis Kontemporer terhadap Teori Information Gaps) (2013) karya Yusri,
asumsi teori kesenjangan pengetahuan adalah:"Ketika arus informasi dalam sebuah sistem sosial meningkat, mereka yang
berpendidikan dan berstatus sosial lebih tinggi akan lebih cepat dan mudah menyerap informasi, dibanding mereka yang
kurang berpendidikan atau berstatus sosial ekonomi rendah."
B. Kekuatan Teori Information Gaps E. Kelemahan Teori Information Gaps
1. Kekuatan teori ini hampir tidak ditemukan karena • Dervin (1980) mengkritik teori kesenjangan informasi
banyak peneliti lain setelah teori ini dikemukakan karena didasarkan pada paradigma komunikasi
mempunyai pendapat berbeda dengan pelopor teori ini. tradisional yaitu sumber-mengirimkan-pesan-ke-
Setidaknya kekuatan teori ini ada karena bisa dijadikan penerima. Dervin mengatakan bahwa pendekatan ini
sebagai dasar pengembangan Teori Information Gaps menyebabkan sindrom “menyalahkan korban”. Dia
seperti yang dilakukan oleh banyak peneliti setelah menyatakan agar kampanye komunikasi (dan riset
Tichenor, Donohue dan Olien sebagai pelopor teori komunikasi) lebih didasarkan pada pengguna. Dalam
tersebut. Mengkritik dan mengembangkan apa yang hal kelemahan, Baran juga mengungkapkan beberapa
sudah diciptakan oleh lebih mudah dari membuat yang
kelemahan Teori Information Gaps sebagai berikut: 1.
baru. Lebih lanjut Teori Information Gapsini sudah
sangat cocok untuk melihat tingkat kesenjangan
Mengasumsikan celah sebagai sebuah disfungsi; tidak
informasi dalam masyarakat yang terkait dengan tingkat semua setuju; 2. Membatasi fokus terhadap celah yang
pendidikan dan perekonomian (sisi penerima informasi melibatkan koflik sosial dan berita; dan 3. Tidak dapat
saja). Dalam hal kekuatan Teoti Information Gaps ini, menunjukkan alasan mendasar dari celah (misalnya
Baran dengan sangat optimis mengungkapkan 4 (empat) sekolah yang jelek atau akses kepada sumber
kekuatan teori ini yaitu: 1. Mengidentifikasikan celah inforrmasi yang terbatas).99Kelemahan Teori
yang berpotensi mengganggu di antara kelompk; 2. Information Gaps ini adalah hanya melihat tingkat
Memberikan ide untuk mengatasi celah; 3. Mendorong kesenjangan informasi berkaitan dengan tingkat
timbal-balik dan aktivitas khalayak dalam komunikasi; pendidikan dan ekonomi saja, tapi tidak melihat banyak
dan 4. Dibangun dalam teori sistem. faktor lain seperti biologis, geografis, agama, profesi,
kelompok dan lain-lain.
C. Pendapat Asas Teori Information Gaps D Aplikasi Teori Information Gaps

• Pendapat asas dari Teori Information Gaps yang dipelopori oleh • Dalam Penelitian Pemikiran Tichenor, Donohue dan Olien
Philip Tichenor, Donohue dan Olien adalah menjelaskan bahwa tentang information gaps di atas sangat mungkin
ketika arus informasi dalam suatu sistem sosial meningkat, diaplikasikan dalam penelitian. Hal ini terlihat bahwa
maka mereka yang berpendidikan tinggi dan yang status sosial pemikiran mereka tentang information gaps tersebut
ekonominya lebih baik, akan lebih mudah, cepat, dan lebih baik
dijadikan sebagai sumber inspirasi oleh banyak peniliti
dalam menyerap informasi dibandingkan mereka yang kurang
pendidikan dengan status sosial ekonominya lebih rendah.
berikutnya yang menaruh perhatian tentang pemikiran
Mareka manyatakan bahwa meningkatnya informasi akan tersebut. Diantara mereka, ada yang melihat kesenjangan
menghasilkan melebarnya jurang/celah pengetahuan daripada informasi di tingkat makro dan ada yang melihat kesenjangan
mempersempitnya. Asumsi Tichernor dan kawan-kawannya informasi di tingkat mikro. Pada tahun 1976 sebagaimana
diperkuat lagi oleh tokoh lain yaitu Everett M. Rogers (1976) tersebut di atas, Everett Rogers memperkuat asumsi yang
yang mengatakan bahwa informasi bukan hanya menghasilkan dikembangkan oleh Tichenor dan kawan-kawannya. Pada
melebarnya knowledge gaps, tetapi juga gaps yang berkaitan tahun 1979, Thunberg mengemukakan pendapat sedikit
dengan sikap dan perilaku. Untuk tujuan pengujian, Techenor berbeda dengan yang dikemukakan oleh Tichenor. Ia
dkk kemudian mengatakan hipotesis kesenjangan pengatahuan mengatakan bahwa kesenjangan yang pada awalnya melebar
dapat dinyatakan dengan dua cara: 1. Dari waktu ke waktu, pada kelompok sosial yang status sosial ekonominya lebih
pemerolehan pengetahuan tentang topik yang banyak sekali rendah akan tertutupi ketika kelompok tersebut menyusulnya
dipublikasikan akan berjalan pada tingkat yang lebih cepat di jika memiliki akses yang lebih baik dari sebelumnya. Model ini
antara orang-orang yang mempunyai pendidikan yang lebih sering disebut dengan “ceiling efect”.
baik daripada di antara orang-orang yang berpendidikan kurang
2. Pada waktu tertentu, seharusnya terdapat korelasi yang lebih
tinggi antara pemerolehan ilmu pengetahuan dan pendidikan
untuk topik-topik yang banyak sekali dipublikasikan di media
daripada untuk topik-topik yang kurang banyak dipublikasikan.
Kesimpulan:
I. Secara sederhana, teori spiral keheningan menggambarkan kondisi II. Teori kesenjangan pengetahuan sebagai masukan
psikologis manusia. Ketika kita berbeda dengan orang lain, ada rasa informasi media massa ke dalam sistem sosial, di mana
takut dan enggan untuk berdiri sendiri di tengah pendapat yang
berbeda
mereka yang memiliki status sosial ekonomi lebih tinggi
cenderung memperoleh informasi lebih cepat,
dibanding mereka yang berstatus sosial ekonomi
rendah."

• MOTTO KELOMPOK: Tiada doa yang lebih indah • PENUTUP: Sekian presentasi kami hari ini, jika
selain doa agar tugas yang datang berderet ini ada kurangnya kami mohon maaf yang sebesar-
cepat selesai besarnya. Semoga apa yang kami sampaikan
berguna untuk diri kami sendiri dan banyak orang
pada khususnya. Selamat sore dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
• WEST, Richard and Lynn H. Turner. 2013 Introducing Communication
Theory : Analysis and application, Jakarta :Salemba Humanika
• https://amp.kompas.com/skola/read/2022/07/22/100000669/teori-k
esenjangan-pengetahuan--pengertian-dan-asumsinya
• Ratnasari. “Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Kesenjangan
Informasi”, h. 331. 95 Severin, Teori Komunikasi, h. 306-307. 96 Ibid. h.
307
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai