Disusun Oleh:
Kelompok 4 (3A7)
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "TEORI
SELF DISCLOSURE DALAM MEDIA SOSIAL” ini dengan tepat waktu tanpa ada
halangan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dr. Aan Widodo, S.I.Kom.,
M.I.Kom. sebagai dosen pengampu mata kuliah Teori Komunikasi yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….……i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..….ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….1
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………….16
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………17
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...………………17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Fungsi media sosial kini berubah dari sekedar pengganti interaksi langsung
menjadi tahapan tersendiri yaitu Pengungkapan Diri atau Self Disclosure, namun
dengan cara yang sangat berbeda. Termasuk ketika membicarakan
permasalahan hidup seseorang di dunia maya, dan akan muncul fenomena
membagi atau menghilangkan privasi secara berlebihan di media sosial yang
juga disebut dengan istilah fenomena Hyperhonest.
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
Gambar 1.1 Analogi Bawang
4
Seperti gambar diatas merupakan contoh keterbukaan diri dari
konsep diri Johari Window yang berkaitan dengan Self Disclosure.
5
c. Anonymity, anonimitas memungkinkan pengungkapan lebih banyak dan lebih
menyeluruh. Adanya fitur anonim membuat seseorang lebih mudah untuk
mengungkapkan segala jenis konten. Hal ini dikarenakan berkurangnya risiko
dalam mengungkapkan secara anonim yang mengakibatkan efek disinhibisi
Faktor pertama yang mempengaruhi keterbukaan diri adalah rasa percaya diri.
Orang yang percaya diri cenderung lebih mudah berbagi informasi pribadi atau
intim. Sebab, mereka yakin dan yakin orang lain akan menerimanya. Sebaliknya,
seseorang yang merasa minder atau malu pada dirinya sendiri mungkin enggan
untuk melangkah maju.
2. Hubungan
3. Target
4. Jenis informasi
5. Gender
6
Gender juga dapat mempengaruhi keterbukaan diri. Misalnya, penelitian
menunjukkan bahwa perempuan cenderung mengungkapkan lebih banyak
informasi dibandingkan laki-laki. Namun, hal ini dapat bervariasi tergantung pada
situasi dan konteks spesifik.
6. Budaya
Budaya juga berperan dalam ekspresi diri. Dalam budaya individualistis seperti
Amerika Serikat, ekspresi diri didorong untuk menciptakan hubungan yang lebih
intim. Di sisi lain, budaya kolektivis, seperti di Asia Timur, cenderung menghargai
privasi dan menghindari keterbukaan diri.
7. Lingkungan
9. Keamanan
7
2.3 Fungsi dari Teori Self Disclosure
Menurut Darlega dan Grzelsk (dalam O Sears, dkk., 1998) ada lima
fungsi pengungkapan diri, yaitu:
1. Penjernihan Diri
2. Ekspresi (expression)
3. Keabsahan Sosial
4. Kendali Sosial
5. Perkembangan Hubungan
8
2.4 Dimensi dari Self Closure
a. Amount
b. Valensi
c. Accuracy
d. Intention,
9
dan tingkat keintiman. Tujuan dari self disclosure adalah untuk
meningkatkan komunikasi dan hubungan, bukan untuk mengalihkan
perhatian, mencari simpati, atau memanipulasi orang lain. Konteks self
disclosure harus relevan dan sesuai dengan situasi, tidak terlalu pribadi,
sensitif, atau kontroversial. Memberi kesempatan kepada lawan bicara
juga merupakan hal yang cukup penting dalam self disclosure, jika hal
tersebut diterapkan. Maka, akan terbentuk suatu komunikasi interpersonal
yang baik dan juga akan membentuk relasi yang kuat antara lawan
komunikasi kita.
Ada beberapa jenis platform yang kita ketahui saat ini, seperti
Facebook, Twitter, LinkedIn, dan Instagram yang memungkinkan kita
sebagai pengguna untuk terhubung dengan teman, keluarga, dan rekan
10
kerja, serta berbagi pemikiran, foto, video, dan informasi lainnya. Adapun
YouTube, Vimeo, dan TikTok yang memungkinkan kita untuk
mengunggah, menonton, dan berbagi video dengan cakupan yang cukup
luas.
BAB III
PEMBAHASAN
Media merupakan sebuah alat bantu yang bisa berupa apa saja,
digunakan untuk menyalurkan pesan dalam rangka mencapai tujuan.
Beragam cara serta sarana dalam berkomunikasi memunculkan
banyaknya media yang digunakan untuk menyampaikan informasi. Media
ini sering disebut media sosial karena digunakan sebagai sarana
komunikasi lintas ruang dan waktu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Dalam hal ini, media sosial Instagram menempati urutan kedua setelah
Facebook, mengungguli jejaring sosial lainnya Instagram merupakan
sebuah media, dalam hal ini Instagram dapat mengakses bagian-bagian
yang sangat private. Dalam kehidupan sehari-hari, keterbukaan diri tidak
hanya terjadi pada komunikasi dan interaksi langsung saja namun dapat
juga terjadi pada media perantara khususnya jejaring sosial. jaringan.
media, dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan individu melalui
jejaring sosial Instagram.
11
tertentu, mulai dari ungkapan deskriptif atau hal-hal umum seperti
kejadian sehari-hari. Pada ungkapan evaluatif atau ungkapan yang ebih
dekat dengan jati diri seseorang yang tidak diketahui orang lain.
Keterbukaan diri di media sosial diungkapkan dalam bentuk foto dan
ekspresi deskriptif.
12
vlog. Dengan adanya YouTube dapat memudahkan seseorang
mengekspresikan dirinya melalui konten-konten yang mereka buat
semenarik mungkin. Banyak para vlogger yang terkenal banyak membuat
konten mengenai Self Disclosure dengan konten tersebut mereka
mendapatkan keuntungan dapat melampiaskan perasaannya dan juga
keuntungan secara materiil tetapi juga ada vlogger yang melakukan Self
Disclosure di YouTube namun tidak mendapatkan keuntungan.
13
orang lain, tanpa ditutup-tutupi identitasnya maupun mengenai konteks
yangsedang dibicarakan.
Salah satu media interaktif yang berkembang pada era ini adalah
media digital termasuk internet. Gadget dengan akses internet semakin
banyak peminatnya sehingga memunculkan aplikasi-aplikasi yang
kompleks seperti aplikasi belanja online, aplikasi nelpon ojek online, dan
aplikasi kencan online. Di era sekarang ini, mencari jodoh semakin
mudah berkat adanya aplikasi kencan online, termasuk Tinder.
14
Sebelum bertemu langsung, pengguna Tinder terlibat dalam interaksi
online di mana pengguna mulai bertukar informasi pribadi dalam proses
pengembangan hubungan yang dikenal sebagai pengungkapan diri.
Penerapan self-disclosure di dalam aplikasi Tinder untuk membangun
hubungan romantis melibatkan tahapan keterbukaan diri antara
pengguna.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
Erti Puspaningrum, A., & Manalu, S. R. (2017). Self Disclosure Pada Media
Sosial Youtube Dalam Bentuk Video Blog. Interaksi Online; Vol 6, No 1:
Januari 2018.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/19114
Muhammad Budyana & Leila Mona Ganiem, Teori Komunikasi Antar Pribadi
17
Manu, N. P. C., Joni, I. D. A. S., & Purnawan, N. L. R. (2017). Self disclosure
pengguna aplikasi kencan online (Studi pada Tinder). E-jurnal Medium1
(1), 1-9
Puspaningrum, A. E., & Manalu, S. R. (2017). Self disclosure pada media sosial
YouTube Dalam Bentuk Video blog. Interaksi Online, 6(1)
18