Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TENTANG KONSEP DIRI DALAM

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Komunikasi Antar Pribadi Dan Kelompok
Dosen Pengampu : Annisagita Sungga Dirgantara M.I.Kom

Oleh:
KELOMPOK I

Rahima Annabila
Hajijah Wagaubin
Wahyu Ramahdana
Steven

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAPUA
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah mengenai “konsep diri dalam komunikasi antar pribadi’ ini bisa
selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapankan pada teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah in masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jayapura, 7 Maret 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

JUDUL.................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4
Latar Belakang....................................................................................................................4
Rumusan Penulisan............................................................................................................4
Tujuan Penulisan...............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................5
Konsep Diri (Johari Lasswell) ............................................................................................5
Proses Pembentukan Persepsi..........................................................................................7
Faktor yang mempengaruhi Persepsi...............................................................................8
BAB III PENUTUP.......................................................................................................10
KESIMPULAN....................................................................................................................10
SARAN..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Konsep diri merupakan faktor yang sangat penting dalam berinteraksi dengan orang lain.
Ketika berinteraksi dengan orang lain, maka terjadilah komunikasi langsung atau yang biasa
disebut komunikasi antar pribadi. Mappiare mengatakan “ self concept secara umum
didefinisikan sebagai keseluruhan pola persepsi diri sebagaimana dirumuskan oleh individu
itu sendiri; atau pemahaman dan pemaknaan seseorang mengenai dan yang berkaitan dengan
diri”.Jadi, konsep diri ialah pandangan dan perasaan kita untuk menilai tentang semua yang
ada pada diri kita, baik dari dalam maupun dari luar. Dengan adanya konsep diri maka kita
akan membangun rasa percaya diri pada diri kita.

Di dalam komunikasi antar pribadi, tentunya setiap manusia menjadi suatu subjek maupun
objek dari sebuah persepsi. Tidak mungkin seorang manusia hanya mempersepsikan orang
lain yang berada di sekitarnya, tetapi juga mempersepsikan tentang dirinya sendiri.

Setiap manusia mempunyai konsep diri masing-masing, konsep diri ini terdiri dari
perasaan ataupun pemikiran mengenai kelebihan dan kelemahan, daya juga aspirasi.  Konsep
diri terbagi menjadi empat bagian; bagaimana individu lain mengambarkan diri kita,
pembandingan diri kita dengan orang-orang yang lain, pembelajaran budaya kita, dan cara
kita menerima dan mencerna pemikiran dan kelakuan kita sendiri.

Persepsi dan diri, keduanya akan mempengaruhi pola-pola interaksi dengan manusia atau
individu lain, dan sangat erat kaitannya dengan proses hubungan interpersonal yang sangat
penting bagi perkembangan sebuah kepribadian.

RUMUSAN PENULISAN
1. Apa maksud dari konsep diri dalam komunikasi antar pribadi?
2. Apa definisi konsep diri menurut Johari Window?
3. Bagaimana proses pembentukan persepsi? Serta
4. Factor apa saja yang dapat mempengaruhi persepsi?

TUJUAN PENULISAN
1. Tahu akan maksud konsep diri dalam komunikasi antar pribadi
2. Dapat mengetahui apa konsep diri menurut Johari window
3. Dapat mengetahui apa proses yang terjadi dalam pembentukan persepsi, serta
4. Factor apa yang dapat mempengaruhi persepsi

BAB II
4
PEMBAHASAAN

KONSEP DIRI (JOHARI WINDOW)


Window atau jendela merupakan suatu hal yang menggambarkan bahwa teori ini memiliki
empat bagian seperti jendela. Johari merupakan singkatan dari dua orang yang menciptakan
teori tersebut, yaitu “Jo” berarti Joseph dan “Hari” berarti Harrington. Komunikasi
merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan dari komunikator kepada komunikan
untuk mencapai makna yang sama. Komunikasi membutuhkan umpan balik dari seseorang
yang artinya bahwa komunikasi tersebut dapat berjalan dengan baik. Komunikasi yang baik
membutuhkan penerapan teori jendela Johari yang berfungsi untuk memahami perasaan,
kesadaran, dan tingkah laku lawan bicara agar terjalin komunikasi yang efektif.
Konsep diri dalam teori Johari window digunakan untuk menciptakan hubungan
intrapersonal dan interpersonal, yang maksudnya ialah hubungan pada diri sendiri dan
hubungan antara diri sendiri dengan orang lain. Konsep teori jendela Johari ini memiliki
empat kamar atau empat perspektif yang masing-masing memiliki istilah dan makna yang
berbeda, dimana setiap makna mengandung pemahaman-pemahaman yang mempengaruhi
pandangan seseorang. Apakah perilaku, perasaan, dan kesadaran yang dimiliki hanya dapat
dipahami oleh dirinya sendiri, hanya dipahami oleh orang lain, atau keduanya dapat
memahaminya.

Adapun konsep teori jendela Johari ini terbagi menjadi empat bagian di antaranya sebagai
berikut:

Gambar 1 KONSEP JOHARI WINDOW

1. Open self atau area terbuka

5
Open self atau area terbuka merupakan suatu keadaan dimana seseorang saling terbuka
terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Pada wilayah terbuka ini, seseorang akan terbuka
mengenai sifat, perasaan, kesadaran, perilaku, dan motivasi. Open self dalam ilmu psikologi
digambarkan dengan sifat extrovert pada diri seseorang.

Orang yang berada pada wilayah terbuka lebih mudah menjalin komunikasi dengan
siapapun. Hal ini berpengaruh terhadap interaksi antara individu atau kelompok untuk
menciptakan komunikasi yang efektif. Seseorang yang berada dalam wilayah terbuka ini
seperti ketika baru mengenal seseorang, ia lebih cenderung melemparkan senyum, menyapa
lebih awal, menjabat tangan, dan lebih banyak bercerita mengenai dirinya sendiri.

1. Blind self atau area buta

Blind self  atau area buta merupakan kondisi dimana orang lain dapat memahami sifat,
perasaan, pikiran, dan motivasi seseorang, tetapi orang tersebut tidak dapat memahami
dirinya sendiri. Wilayah buta ini sering terjadi dalam interaksi manusia yang dapat
menimbulkan kesalahpahaman atau permasalahan lainnya.

Seseorang yang berada dalam blind self cenderung tidak dapat menciptakan komunikasi
efektif, sehingga timbul berbagai permasalahan. Misalnya, orang yang biasanya bersikap
‘sok’ asik ketika bertemu dengan orang baru, padahal dirinya sendiri merupakan seorang
yang pendiam. Ia tidak dapat menilai dirinya sendiri sebagaimana sifat, perilaku, dan pikiran
yang ia miliki, tetapi orang lain dapat menilainya. Hal ini sering disebut sebagai orang yang
‘munafik’.

1. Hidden self atau area tertutup

Hidden self atau area tertutup adalah keadaan dimana seseorang memiliki kemampuan
untuk menyembunyikan atau merahasiakan sebagian hal yang dianggap tidak perlu untuk
dipublikasikan kepada orang lain. Hal-hal yang dimaksud bisa berupa sifat, perilaku,
motivasi, atau pemikiran. Misalnya, seseorang yang sudah bersahabat lama belum tentu dapat
terbuka sepenuhnya ketika menceritakan kisah hidupnya seperti masalah keluarga dan
masalah cinta karena ada beberapa orang yang merasa malu, takut, atau kecewa apabila
menceritakan hal-hal tersebut kepada orang lain. Konsep ini terbagi menjadi dua, yaitu:

 Over disclosed, yaitu seseorang terlalu banyak menceritakan rahasianya, sehingga


kemungkinan hidden self lebih kecil. Hal ini membuat seseorang berada di wilayah
terbuka.
 Under disclosed, yaitu seseorang sedikit menceritakan rahasianya, tetapi hanya pada
bagian-bagian tertentu, sehingga seseorang cenderung berada di wilayah rahasia. 

1. Unknown self atau area gelap

Unknown self atau area gelap merupakan kondisi seseorang yang tidak dapat memahami
dirinya sendiri bahkan orang lain pun tidak dapat mengenalinya. Wilayah ini merupakan
wilayah yang tidak dapat menciptakan interkasi dan komunikasi yang efektif karena
keduanya sama-sama merasa tidak ada pemahaman. Unknown self  disebut juga sebagai
konsep diri tertutup atau introvert, dimana seseorang tidak mau menerima masukan atau
feedback dari orang lain.

6
Jika kita ingin benar-benar mengetahui siapa diri kita, maka kita harus bisa membuka
jendela tersebut selebar mungkin, karena semakin kita memuka lebar jendela itu, maka kita
akan semakin mengerti siapa diri kita. Ada beberapa cara untuk kita agar bisa membuka
jendela itu selebar mungkin:

 Cobalah untuk selalu terbuka kepada orang lain, jangan menjadi orang yang
munafik..dengan berlagak diri kita itu perfect. Dengan adanya keterbukaan, maka
teman-teman kita pun akan bisa terbuka kepada kita
 Bersikaplah apa adanya, karena dengan sikap kita yang natural tanpa dibuat-buat,
maka kita akan mulai bisa menjadi diri kita sendiri
 Mau menerima saran maupun kriktik dari orang lain. Kritikan negative akan membuat
kita semakin baik
 Cobalah untuk berteman dengan siapa saja, jangan hanya pada satu komunitas saja
selama itu membawa dampak yang positif.

PROSES PEMBENTUKAN PERSEPSI

Persepsi merupakan kesan yang diperoleh oleh individu melalui panca indera kemudian
dianalisa (diorganisir), diintepretasi dan kemudian dievaluasi, sehingga individu tersebut
memperoleh makna. Persepsi sesungguhnya memerlukan proses belajar dan pengalaman.
Persepsi dipelajari melalui interaksi dengan lingkungan sekitar. Persepsi seseorang timbul
sejak kecil melalui interaksi dengan manusia lain.

Menurut Walgito (1989), terbentuknya persepsi melalui suatu alur proses, yaitu sebagai
berikut: berawal dari objek yang menimbulkan rangsangan dan rangsangan tersebut mengenai
alat indra atau reseptor. Proses ini dinamakan proses kealaman (fisik). Kemudian rangsangan
yang diterima oleh alat indra dilanjutkan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini dinamakan
proses fisiologis. Selanjutnya terjadilah suatu proses di otak, sehingga individu dapat
menyadari apa yang ia terima dengan reseptor itu, sebagai suatu rangsangan yang
diterimanya. Proses yang terjadi dalam otak/pusat kesadaran itulah dinamakan dengan proses
psikologis. Pada taraf terakhir dari proses persepsi ialah individu menyadari tentang apa yang
diterima melalui alat indra (reseptor).

Terdapat beberapa proses dalam persepsi yang dapat digunakan sebagai bukti bahwa sifat
persepsi itu merupakan hal yang komplek dan interaktif. Adapun proses-proses terjadinya
persepsi adalah sebagai berikut:

1. Stimulus atau situasi yang hadir. Awal terjadinya persepsi diawali ketika seseorang
dihadapkan dengan suatu situasi atau stimulasi. Situasi yang dihadapi itu mungkin
bisa berupa stimulasi penginderaan dekat dan langsung atau berupa bentuk
lingkungan sosiokultur dan fisik yang menyeluruh. 
2. Registrasi. Proses selanjutnya adalah registrasi. Dalam masa ini suatu gejala yang
nampak ialah mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syaraf seseorang
mempengaruhi persepsi. 
3. Interprestasi. Proses ini merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang amat
penting. Proses interpretasi ini tergantung pada cara pendalaman (learning), motivasi,
dan kepribadian seseorang. Pendalaman, motivasi dan kepribadian seseorang akan

7
berbeda dengan orang lain. Oleh karena itu, interpretasi terhadap suatu informasi yang
sama, akan berbeda antara satu orang dengan orang lain.
4. Umpan balik (feedback). Proses ini dapat mempengaruhi persepsi seseorang.
Sebagai contoh, seseorang karyawan yang melaporkan hasil kerjanya kepada
atasannya, kemudian mendapat umpan balik dengan melihat raut muka atasannya.

Menurut Twentinio (2013), seseorang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas objek
yang sama karena tiga proses persepsi, yaitu sebagai berikut:

1. Perhatian Selektif. Orang mengalami sangat bayak rangsangan setiap hari,


kebanyakan orang dapat dibanjiri oleh lebih dari 1.500 iklan per hari. 
2. Distorsi Selektif. Kecenderungan menafsirkan informasi sehingga sesuai dengan
prakonsepsi kita. Konsumen akan sering memelintir informasi sehingga menjadi
konsisten dengan keyakinan awal mereka atas merek dan produk (pandangan
mengenai produk). 
3. Ingatan Selektif. Orang akan melupakan banyak hal yang mereka pelajari, tapi
karena adanya ingatan selektif, orang akan cenderung mengingat hal-hal baik yang
disebutkan tentang produk pesaing.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI

Menurut Rahmatullah (2014), terdapat dua faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang,
yaitu sebagai berikut:

a. Fakor Internal 

Fakor internal merupakan faktor yang mempengaruhi persepsi dari dalam diri individu.
Faktor internal mencakup beberapa hal, antara lain sebagai berikut:

1. Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh
ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk mempersepsi pada tiap orang
berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda. 
2. Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk
memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada
pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang
terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu
obyek. 
3. Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak
energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual
vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu
dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat. 
4. Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang
individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai
dengan dirinya. 
5. Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan
dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk
mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas. 

8
6. Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini
menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi
bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.

b. Faktor Eksternal 

Merupakan faktor yang mempengaruhi persepsi, berupa karakteristik dari lingkungan dan
obek-objek yang terlihat di dalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut
pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseorang
merasakannya atau menerimanya. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi
adalah sebagai berikut:

1. Ukuran dan penempatan dari objek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa
semakin besarnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah dipahami. Bentuk ini
akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek
individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.
2. Warna dari obyek-obyek. Objek-objek yang mempengaruhi cahaya lebih banyak,
akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit. 
3. Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan
latar belakang dan sekelilingnya yang sama sekali diluar sangkaan individu yang lain
akan banyak menarik perhatian.
4. Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna
lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan
dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi. 
5. Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek
yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang
diam.

BAB III

9
PENUTUP

KESIMPULAN

Konsep diri merupakan salah satu faktor yang menunjang komunikasi interpersonal. Setiap
individu harus memiliki konsep diri pada masing-masing individu karena konsep diri sangat
mempengaruhi komunikasi interpersonal. Konsep diri adalah dimana seseorang menilai
terhadap dirinya. komunikasi interpersonal akan mempengaruhi konsep diri seseorang dan
persepsinya. Keterbukaan diri seseorang akan bervariasi, tergantung situasi diri, dan dengan
siapa ia berinteraksi. Misalnya, kepada beberapa orang ia akan merasa nyaman maka ia akan
membuka dirinya secara luas lagi, tetapi untuk orang lain, seseorang bisa saja memilih untuk
menutupnya karena merasa tidak nyaman ataupun tidak didukung. Hal tersebut dilihat dari
bagaimana bagian dari self mereka yang paling mendominasi.

SARAN

Banyak manfaat yang kita dapat dari mengenal diri sendiri. Menurut Osmanoglu (2019)
manfaat dari mengenal diri antara lain meningkatkan subjective well being seiring dengan
meningkatknya hubungan yang positif dengan orang lain. Selain itu, dengan lebih memahami
kekurangan dan kelebihan diri sendiri kita dapat menjadi pribadi yang lebih percaya diri,
meningkatkan resiliensi, memiliki tingkat regulasi diri yang tinggi, menjadi lebih dewasa, dan
mampu mengatasi stres atau tekanan dalam hidup. Selain berperan banyak terhadap diri
sendiri, mengenal diri melalui Johari Window juga banyak digunakan oleh para trainer dalam
membentuk tim yang solid dan harmonis (Chandge, 2018). Dengan menggunakan teknik
Johari Window, antar anggota tim dapat mengetahui dan memahami pribadi masing-masing
sehingga meningkatkan efektivitas dalam komunikasi tim. Komunikasi yang lancar menjadi
salah satu kunci keberhasilan suatu kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/36814704/KONSEP_DIRI_DALAM_KOMUNIKASI_ANTARPRIBADI

https://pakarkomunikasi.com/teori-johari-window-pengertian-konsep

https://haloedukasi.com/teori-johari-window

https://www.kajianpustaka.com/2020/05/persepsi-pengertian-proses-jenis-dan-faktor-yang-
mempengaruhi.html

https://www.bimbingankonseling.web.id/2020/03/pengertian-konsep-diri-dan-jendela.html

https://www.kajianpustaka.com/2020/05/persepsi-pengertian-proses-jenis-dan-faktor-yang-
mempengaruhi.html

https://support.microsoft.com/id-id/windows/memulihkan-file-yang-hilang-di-windows-10-
61f5b28a-f5b8-3cc2-0f8e-a63cb4e1d4c4

https://pikiranmahasiswailkom.wordpress.com/2016/03/29/saya-persepsi-dan-diri/

10

Anda mungkin juga menyukai