Makalah
Dosen Pengampu:
Oleh:
Kelas A
Assalamualaikum, Wr.Wb.
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayahnya kepada penyusun sehingga dapat menyusun makalah yang berjudul
“Self Disclosure”. kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Laily Nur Aisiyah,
S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Interpersonal.
Sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan dukungan dan bantuannya.
Makalah ini telah penyusun buat semaksimal mungkin. Jika masih ada
kesalahan, penyusun bersedia menerima kritik dan saran yang membangun guna
mengembangkan pengetahuan bersama dan penunjang lebih baik lagi untuk
makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran baru kepada pembaca khususnya mahasiswa
Universitas Jember. Akhir kata penyusun ucapkan terimakasih dan mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum, Wr.Wb.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian self disclosure?
1.2.2 Apa dimensi self disclosure?
1.2.3 Apa fungsi self disclosure?
1.2.4 Apa saja faktor-faktor self disclosure?
1.2.5 Bagaimana tingkatan self disclosure?
1.2.6 Bagaimana karakteristik self disclosure?
1.2.7 Bagaimana hubungan self disclosure dan media sosial?
1.2.8 Bagaimana cara self disclosure yang efektif?
1.2.9 Apa saja dampak positif dan negatif self disclosure?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kamus bahasa inggris self mempunyai arti diri, sedangkan disclosure
sendiri mempunyai arti pengungkapan. Jadi dalam arti sempit self disclosure
adalah pengungkapan diri. Sedangkan menurut Supratiknya (1995) pengungkapan
diri adalah mengungkapkan tanggapan atau reaksi seseorang terhadap kejadian
atau situasi yang sedang dia hadapi dan memberikan informasi akan masa lalu
yang berguna untuk memahami tanggapan orang tersebut di masa kini. Menurut
Gainau (2009) pengungkapan diri merupakan tindakan atau reaksi seseorang saat
memberikan informasi pada orang lain yang informasi tersebut mempunyai sifat
pribadi, secara sukarela dan juga disengaja dimaksudkan untuk memberi
informasi yang akurat tentang dirinya. Menurut Barker dan Gaut (1996)
pengungkapan diri itu merupakan suatu kemampuan seseorang dalam
menyampaikan informasi kepada orang lain yang berisi pendapat pikiran,
keinginan, peasaan maupun perhatian. Menurut Karina dan Suryanto (2012)
pengungkapan diri merupakan kemauan individu dalam mengungkapkan
informasi yang mempunyai sifat pribadi atau personal tentang dirinya sendiri
kepada orang lain secara sukarela tanpa paksaan dalam rangka mendekatkan diri
kepada lawan interaksinya. Menurut Papu (2002) pengungkapan diri adalah
memberikan informasi tentang dirinya sendiri kepada orang lain. Informasi yang
diberikan ini bisa berupa perasaan, emosi, cita-cita, pengalaman hidup, dan
sebagainya.
3
menyebutkan bahwa pengertian dari self disclodure adalah suatu bentuk
komunikasi dimana kita menyampaikan suatu informasi tentang diri sendiri yang
disimpan, oleh karena itu self disclosure melibatkan dua orang atau lebih.
Dalam istilah di Indonesia, Self-disclosure disebut sebagai membuka diri atau
penyingkapan diri. Penyingkapan diri adalah membeberkan informasi tentang diri
sendiri. Banyak hal yang dapat diungkapkan tentang diri melalui ekspresi wajah,
sikap tubuh, pakaian, nada suara, dan melalui isyarat-isarat non verbal lainnya
yang tidak terhitung jumlahnya meskipun banyak diantara perilaku tersebut tidak
disengaja, namun, penyingkapan diri yang sesungguhnya adalah perilaku yang
disengaja. Penyingkapan diri tidak hanya merupakan bagian integral dari
komunikasi dua orang, penyingkapan diri telah sering muncul dalam konteks
hubungan dua orang daripada dalam konteks komunikasi lainnya Jadi bisa
disimpulkan bahwa self disclosure adalah suatu bentuk komunikasi kita dalam
menyampaikan informasi kepada orang lain secara sukarela, yang
informasitersebut bersifat pribadi berupa pengalaman, perasaan, emosi, cita-cita
dan sebagainya.
a. Amount
Amount yakni banyaknya dari pengungkapan diri yang bisa diukur dengan
cara mengetahui frekuensi siapa individu yang dipercaya menerima
informasi tersebut dan berapa lama waktu durasi dari pesan self-disclosing
yang diperlukan untuk mengungkapkan pernyataan dari sang pemilik
informasi ke orang lain.
4
b. Valence Self Disclosure
ValenceSelf –Disclosure adalah hal positif atau negatif dari pengungkapan
diri. Individu dapat mengungkapkan hal-hal yang menyenangkan atau
tidak menyenangkan dalam dirinya.
c. Accuracy atau Honesty
Accuracy atau Honesty adalah kebenaran dan kejujuran seseorang saat
mengungkapkan informasi tentang dirinya.
d. Intention
Intention adalah seluas apa seseorang mengungkapkan tentang informasi
apa yang ingin dia ungkapkan, seberapa banyak kesadaran individu untuk
mengontrol informasi yang akan diungkapkan ke orang lain.
e. Intimacy
Intimacy atau keakraban adalah seseorang bisa mengungkapkan secara
detail yang paling intim dalam hidupnya.
Menurut Darlega dan Grzelak (1988) ada lima fungsi self disclosure yakni:
a. Ekspresi (expression).
Dalam hidup manusia kadang mengalami kekecewaan, untuk membuang
semua kekecewaan itu manusia perlu mengungkapkan ekspresi dengan
bercerita pada orang lain untuk membagi perasaannya.
b. Penjernih diri (self-clarification)
Dengan cara saling berbagi rasa dan menceritakan perasaan dan masalah
yang dihadapi ke orang lain, manusia berharap bisa memperoleh
pemahaman dan penjelasan akan masalah yang ia hadapi sehingga pikiran
menjadi jernih dan bisa melihat persoalannya dengan lebih baik.
5
c. Keabsahan sosial (social-validation)
Setelah proses pengungkapkan diri ke orang lain, maka pendengar akan
memberikan tanggapan megenai permasalahan tersebut, maka dengan
demiian akan diperleh suatu informasi yang bisa bermanfaat, dan kita
dapat memperoleh dukungan.
d. Kendali sosial (social control)
Seseorang bisa mengungkapkan atau menyembunyikan informasi tetang
keadaan dirinya yang dimaksudkan bisa mengadakan kontrol sosial,
maksudnya orang akan mengatakan sesuatu yang dapat menimbulkan
kesan baik tentang dirinya.
e. Perkembangan hubungan (relationship development)
Dalam menjalani suatu hubungan maka perlu untuk berbagi rasa dan
informasi tentang diri kita kepada pasangan.
a. Efek diadik.
Pembahsan diatas sudah menjelaskan bahwa self disclosure bersifat timbal
balik. Maka dari itu, keterbukaan dalam diri kita terhadap lawan
komunikasi yang ditanggapi dengan keterbukaan membuat interaksi kita
dengan lawan komunikasi bisa berlangsung. Keterbukaan diri kita
terhadap lawan komunikasi mendorong lawan komunikasi membuka diri
juga terhadap kita. Jadi ini yang dinamakan efek diadik.
b. Ukuran khalaak.
Diatas juga kita membahas self disclosure merupakan salah satu
karakteristik antar pribadi. Oleh sebab itu, self disclosure kemungkinan
besar terjadi pada khalayak kecil. Contohnya dalam komunikasi antar
pribadi atau komunikasi kelompok kecil. Alasannya karena jika khalayak
komunikasi besar maka diri kita akan kesulitan dalam mengotrol dan
6
menerima umpan balik dari lawan komunikasi kita. Jika khalayak
komunikasi itu keil maka diri kita akan dapat dengan mudah mengontrol
situasi dan dapat melihat umpan baliknya. Jika lawan komunikasi
memebrikan respon yang baik terhadap self disclusure maka maka sself
disclosure kita dan lawan komunikasi dapat berlangsung.
c. Topik bahasan.
Biasanya pada awal pembicaraan terhadap lawan komunikasi orang-orang
hanya membicarakan hal yang umum saja. Namun setelah makin akrab
maka pembicaraan akan semakin mendalam. Tidak mungkin kita
membicarakan soal pribadi kita terhadap orang baru kita kenal. Maka dari
itu kita lebih memilih topik yang umum saja untuk dibicarakan misalnya
soal cuaca hari ini, politik secara umum dan kondisi keuangan negara.
d. Valensi.
Self disclosure berhubungan dengan sifat positif dan negatif pada
umumnya orang cenderung menyukai sifat valensi positif atau self
disclosure positif dibandingkan dengan self disclosure negatif. Apalagi
lawan komunikasi kita bukan orang yang kita akrabi. Tetapi jika lawan
komunikasi kita adalah orang yang sangat akrb dengan kita kemungkinan
self dislosure negatif bisa terjadi dalam pembicaraan.
e. Jenis kelamin.
Pada umunya wanita leb9h terbuka dibandingkan dengan pria. Bisa saja
yang diungkapkan oleh wanita merupakan unhkapan streotipikal. Namun,
dalam penelitian memang wanita lebih terbuka dibandingkan dengan pria.
Meskipun begitu bukan berarti pria tidak melakukan self disclosure.
Hanya bedanya wanita mengungapkan dirinya terhadap orang yang
mereka cintai sedangkann pria mengungkapkan dirinya terhadaporang
yang dia percaya.
f. Ras, nasionalitas dan usia.
Hal ini juga busa dikatan dengan bentuk stereotip atas Ras, Naisonalitas,
dan usia. Tetapi, kenyataannya memang ada ras yang menunjukkan ras
tersebut sering melakukan self disclosure dibandingkan dengan ras
7
lainnya. Contohnya saja seperti ras kulit putih Amerika lebih sring
melakukan self dislosure dibandingkan dengan orang Negro. Begitu juga
dengan usia, self disclosure lebih sering digunakan oleh kelompok usia 17-
50 tahun dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih muda ataupun
yang lebih tua.
g. Mitra dalam hubungan
Tingkat keakraban merupakan penentu kedalam dalam self disclosure
sehingga lawan komunikasi atau mitra dalam hubungan akan menentukan
self disclosure. Kita melakukan self disclosure kepada orang terdekat. Dan
kita juga akan melihat bagaimana respon mereka terhadap kita. Jika kita
pandang mereka adalah orang yang hangat dan penuh perhatian maka kita
akan melakukan self disclosure dan jika sebaliknya yang terjadi maka kita
akan lebih memilih menutup diri.
a. Basa basi.
Basa basi adalah tingkat pengungkapan diri yang sifatnya dangkal atau
paling lemah. Artinya walaupun terdapat keterbukaan diantara individu,
namun tidak terjadi hubungan antar pribadi. Dan masing-masing individu
berkomunikasi sekedar untuk memiliki kesopanan.
b. Membicarakan orang lain.
Jadi yang menjadi pembicaraan dalam komunikasi adalah tentang orang
lain atau hal-hal yang diluar pribadinya. Namun pada tingkat ini isi
komunikasi lebih mendalam sedangkan pada tahap ini individu tidak
mengungkapkan diri.
8
c. Menyatakan gagasan atau pendapat.
Disini sudah terjalin hubungan yang sangat erat karena individu mulai
terbuka atau mengungkapkan tentang dirinya kepada individu yang lain,
tetapi hanya sebatas pendapat mengenai hal-hal tertentu.
d. Perasaan.
Terkadang setiap individu satu dengan individu yang lainnya memiliki
gagasan atau pendapat yang sama namun perasaan atau emosi yang
menyertai gagasan atau pendapat setiap individu bisa saja berbeda-beda.
Jadi setiap hubungan yang ingin pertemanan antar pribadi yang sungguh-
sungguh harus berdasarkan hubungan yang jujur, terbuka dan menyatakan
perasaan-perasaan yang mendalam.
e. Hubungan puncak.
Pada tahap ini pengungkapan diri sudah dilakukan secara mendalam,
individu yang menjalin hubungan antar pribadi bisa menghayati perasaan
yang dialami oleh individu yang lainnya. Semua persahabatan yang
mendalam dan sejati sudah seharusnya didasari oleh pengungkapan diri
serta kejujuran yang mutlak.
9
d. Self disclosure bisa bersifat informasi secara khusus. Informasi secara
khusus itu sendiri merupakan rahasia yang diungkapkan kepada orang lain
secara pribadi yang tidak semua orang ketahui.
e. Self disclosure ini juga melibatkan sekurang-kurangnya seorang individu
lain, oleh karena itu keterbukaan diri merupakan informasi yang harus
diterima dan dipahami oleh individu lain.
Keterbukaan diri dapat dilakukan melalui berbagai cara dan dimana saja.
Seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi, keterbukaan diri juga bisa
dilakukan diberbagai media, salah satu yang populer saat ini adalah melalui media
jejaring sosial. Pengguna sering memanfaatkan media jejaring sosial sebagai
tempat dimana mereka mengungkapkan apa yang mereka rasakan dan mereka
alami. Ketika mereka mengungkapkan diri di media jejaring sosial, kita bisa
melihat sisi lain dari pengguna yang tidak kita temukan saat kita sekedar bertatap
muka. Selain itu pengguna akan lebih merasa aman saat membuka siapa dirinya di
jejaring sosial. tetapi sebenarnya pengungkapan diri yang dilakukan di media
jejaring sosial terkadang juga bisa membahayakan pengguna, contohnya saja 2
kasus yang menimpa Dinda April 2014, seorang remaja yang mengumpat ibu
hamil yang meminta tempat duduknya saat di kereta api dan Florence Agustus
2014 lalu yang dilansir merdeka.com , seorang mahasiswa UGM ini mengumpat
kota Yogyakarta saat ia sedang mengantri BBM yang tertulis dalam status di akun
Path mereka. Mereka hanya berniat mengungkapkan kekesalan yang mereka
alami, karena mereka percaya bahwa Path adalah jejaring sosial yang hanya orang
terdekatlah yang mengetahuinya. Itulah contoh kecil pengungkapan diri yang
membahayakan diri sendiri.
Media jejaring sosial adalah wadah satu wadah komunikasi yang sedang
populer saat ini. Dewasa ini, media jejaring sosial pun mengembangkan beberapa
fitur dan aplikasi sehingga memudahkan penggunanya untuk menggunakannya.
Terdapat beberapa jenis media jejaring sosial yang kita jumpai saat ini, seperti
10
media facebook, yang memililki aplikasi untuk membuat profil, mengirimkan
informasi, mengunggah foto, menambahkan teman dll. Adapula jejaring sosial
yang lebih menawarkan aplikasi hanya untuk mengunggah foto, dan mengedit
foto seperti Instagram dan Flickr. Ada juga Youtube yang menwarkan aplikasi
untuk mengunggah video dan menikmati video.
11
Melalui media sosial, siapa pun bisa mengkomunikasikan informasi secara cepat
tanpa hambatan geografis. Pengguna media sosial juga diberi peluang yang besar
untuk mendesain konten sesuai dengan target dan keinginan ke lebih banyak
pengguna. (4) Kendali dan terukur. Dengan sistem tracking yang tersedia pada
media sosial, pengguna bisa mengendalikan/mengukur efektivitas informasi yang
diberikan melalui respons balik serta reaksi yang muncul. Sedangkan pada media-
media konvensional, masih membutuhkan waktu yang lama.
12
d. Mempertimbangkan resiko yang akan muncul.
Hal yang penting dalam memulai self disclosure adalah tidak dengan
membicarakan hal yang membuat lawan komunikasi beresiko ataupun
dengan diri kita sendiri. Topik yang dibicarakan tidak menjadi
boomerang bagi diri kita sendiri atau lawan komunikasi.
Dampak positif dan negatif self disclosure sebagai bentuk komunikasi yang
penting dalam perkembangan suatu hubungan memiliki banyak keuntungan.
Beberapa keuntungan atau dampak positif yang diperoleh dengan melakukan self
disclosure.
a. Self knowledge
Mereka yang telah mengenal seseorang dengan baik akan lebih mengerti
pesan yang disampaikan oleh orang tersebut. Hal ini memungkinkan untuk
13
dapat lebih mengerti dan mengetahui kapan seseorang itu serius atau hanya
bercanda, kapan orang dapat menjadi sarkastik dan sebagainya.
a. Personal risk.
b. Relationship risk.
14
c. Professional risk.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
Barker, L.L. dan Gaut, D.A. 1996. Communication. Massachussets: Allyn and
Bacon.
Dayakisni, T dan Hudaniah. 2006. Psikologi Sosial. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.
Devito, J. A. 1990. KOMUNIKASI ANTAR MANUSIA: KULIAH DASAR, EDISI
KE LIMA. Jakarta: Proffesional Books.
17