JOHARI WINDOWS
(Tingkat 2A)
PROGRAM STUDI
D3 KEPERAWATAN TRENGGALEK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
September 2021
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdullilah penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena
atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul
“Penerapan Teori Diri Sendiri Berdasarkan Teori Jauhari Windows” yang disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Karakter.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari ada banyak hambatan dan
kesulitan. Hambatan dan kesulitan itu akhirnya dapat diatasi karena adanya bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Ns.Edi Yuswantoro,S.Kep.,M.Kep dosen mata kuliah Pendidikan Karakter
serta teman-teman yang telah mendukung dalam proses pembuatan makalah ini. Semoga
awal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki keterbatasan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dari pembaca pada
umumnya.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk :
1. Menjelaskan pengertian konsep diri
2. Menjelaskan factor yang mempengaruhi konsep diri
3. Menjelaskan pengaruh konsep diri pada komunikasi interpersonal
4. Menjelaskan teori johari windows
1.4. Manfaat
1. Memahami pengertian konsep diri
2. Memahami factor yang mempengaruhi konsep diri
3. Memahami pengaruh konsep diri pada komunikasi interpersonal
4. Memahami teori johari windows
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pada Jendela Johari pertama ini dikenal juga sebagai "daerah bebas aktivitas"
adalah berisikan informasi mengenai personal/individu-perilaku, kebiasaan,
perasaan. Emosi, pengatahuan, pengalaman, keahlian, pandangan, dan lain-lain.
Kemudianm ditetapkan sebagai person (the self/diri) dan kelompok ('other'/orang
lain).
Dengan mencari atau mendapatkan feedback dari orang lain, seharusnya bisa
mengurangi gejala pada Jendela / kuadran ini dan dapat memperluas "diri
terbuka" yang notabenenya adalah untuk meningkatkan kesadaran diri, kuadran
dua ini tidak efektif untuk dibawa ke individu atau kelompok.
Ambil contoh, ketika X makan malam direstoran dengan Z, lalu ketika telah
menempel sesuatu entah itu remah makan atau apa, di wajah X, maka X tidak
akan tahu, sedangkan Z sangat leluasa untuk segera mengetahui ada sesuatu
menempel di wajah X. Pada saat Z mengatakan ada sesuatu di wajah X, maka
jendela akan mengarah ke kanan, memperluas daerah "diri terbuka".
Sekali lagi, ada begitu banyak rahasia yang belum terbongkar, ketika terjadi
upaya untuk saling mengenal dan percaya satu sama lain, maka akan tercipta
suatu kenyamanan dalam membuka diri sendiri, inilah yang dinamakan "self
disclosure”.
Jendela Ideal
Idealnya sebuah jendela diri itu bisa dilihat dari tingginya tingkat kepercayaan
dalam kelompok ataupun hubungan dengan individu lain, jika berada pada jendela ini
ukuran arena atau diri terbuka akan meningkat, dikarenakan tingginya tingkat
kepercayaan dalam kelompok sosial. Norma-norma pun dikembangkan oleh
kelompok untuk saling memberi feedback dan difasilitasi tentunya untuk pertukaran
ini.
Arena/daerah/diri terbuka menyarankan kita untuk membuka diri kepada
anggota kelompok lainnya, karena dengan adanya keterbukaan, anggota kelompok
lain tidak akan bersikap introvert (tertutup) atau malah akan lebih memberikan
pengertiannya. Mereka akan mengerti bagaimana sikap dan sifat kita, dan mengatahui
kita bisa dikritik yang pada akhirnya akan memberikan feedback yang positif pula.
BAB III
PENUTUP