Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENERAPAN TEORI DIRI SENDIRI BERDASARKAN TEORI

JOHARI WINDOWS

TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN KARAKTER

Dosen Pengampu Mata Kuliah: Ns.Edi Yuswantoro,S.Kep.,M.Kep

Disusun Oleh: Kelompok 8

1. Ega Salsabilla Arnasya (P17240201004)


2. Rokhma Mista Febrianah (P17240203025)

(Tingkat 2A)

PROGRAM STUDI
D3 KEPERAWATAN TRENGGALEK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
September 2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdullilah penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena
atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul
“Penerapan Teori Diri Sendiri Berdasarkan Teori Jauhari Windows” yang disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Karakter.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari ada banyak hambatan dan
kesulitan. Hambatan dan kesulitan itu akhirnya dapat diatasi karena adanya bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Ns.Edi Yuswantoro,S.Kep.,M.Kep dosen mata kuliah Pendidikan Karakter
serta teman-teman yang telah mendukung dalam proses pembuatan makalah ini. Semoga
awal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki keterbatasan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dari pembaca pada
umumnya.

Trenggalek, 11 September 2021

Kelompok 8
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan sosial, setiap orang (individu) dengan orang lain (individu lain)
selalu berinteraksi karena semua orang atau manusia adalah makhluk sosial yaitu
makhluk yang selalu membutuhkan orang lain. Proses interaksi sosial terjadi melalui
kontak sosial dan komunikasi. Tanpa keduanya,proses interaksi sosial takkan pernah
terjadi karena keduanya merupakan syarat mutlak untuk melakukan interaksi. Kontak
sosial dapat terjadi walaupun tanpa komunikasi.
      Dalam berkomunikasi seharusnya seorang komunikator mengetahui siapa dirinya dan
siapa lawan yang di ajaknya untuk berkomunikasi. Maka oleh sebab itu, diperlukan untuk
mempelajari teory johari window. Dimana seseorang dapat melihat siapa dirinya dari
segala kekurangan dan kelebihan. Dari sifat uang tertutup sampai sifat yang terbuka
diketahui oleh orang lain. Hal ini sangat dibutuhkan dalam berkomunikasi. Agar
komunikasi dapat berjalan secara efektif.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian konsep diri?
2. Apa-apa saja factor yang mempengaruhi konsep diri?
3. Apa saja pengaruh konsep diri pada komunikasi interpersonal?
4. Bagaimana teori johari windows?

1.3. Tujuan
Diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk :
1. Menjelaskan pengertian konsep diri
2. Menjelaskan factor yang mempengaruhi konsep diri
3. Menjelaskan pengaruh konsep diri pada komunikasi interpersonal
4. Menjelaskan teori johari windows
1.4. Manfaat
1. Memahami pengertian konsep diri
2. Memahami factor yang mempengaruhi konsep diri
3. Memahami pengaruh konsep diri pada komunikasi interpersonal
4. Memahami teori johari windows
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Pengertian Konsep diri


Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang
lain (Stuart dan Sudeen, 1998). Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan
kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan
dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Sedangkan menurut Beck,
Willian dan Rawlin (1986) menyatakan bahwa konsep diri adalah cara individu
memandang dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional intelektual , sosial dan spiritual.
Konsep diri merupakan faktor yang paling penting dan menentukan dalam
komunikasi antar pribadi. Kunci keberhasilan hidup adalah konsep diri konseling. Konsep
diri memainkan peranan yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup
seseorang, karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai sesuatu operating sistem.
Konsep diri dapat mempengaruhi kemampuan berfikir seseorang.
Untuk memahami diri sendiri, Joseph Luft dan Harrington Ingham memperkenalkan
sebuah konsep yang dikenal dengan nama “Johari Window” sebagai perwujudan
bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain yang digambarkan sebagai sebuah
kaca jendela yang terdiri atas empat bagian, yakni Terbuka (open Wilayah area),
Wilayah buta (blind area), Wilayah Tersembunyi (hidden area), dan Wilayah Tak
Dikenal (unknown area).

2.2. Factor-faktor yang mempengaruhi konsep diri


Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsep Diri
a. Orang Lain
Pada dasarnya tidak semua orang mempunyai pengaruh sama terhadap diri kita.
George Herbert Mead menyebutnya (orang-orang yang mempunyai pengaruh
terhadap diri seseorang) dengan "significant others" atau orang lain yang sangat
penting.
 Significant Others
Ketika masih kecil, mereka adalah orang tua kita, saudara-saudara kita, dan orang
-orang yang tinggal satu rumah dengan kita. Richard Dewey dan WY Humber
menamainya dengan "Affective Others" (orang lain yang mempunyai ikatan
emosional dengan kita).
 Pengaruh Orang Lain
 Dari mereka kita perlahan-lahan membentuk Konsep Diri.
 Senyuman, pujian, penghargaan, pelukan mereka menyebabkan kita menilai
diri secara positif.
 Sebaliknya ejekan, cemoohan dan hardikan membuat kita melihat diri secara
negatif.
b. Kelompok Rujukan (Reference Group)
Kelompok Rujukan adalah kelompok yang secara emosional mengikat dan
berpengaruh terhadap Konsep Diri kita.
 Dengan melihat kelompoknya, seseorang berusaha menyesuaikan diri dan
mengarahkan perilakunya sesuai dengan ciri-ciri kelompoknya

2.3. Pengaruh konsep diri terhadap komunikasi interpersonal


Ada beberapa Pengaruh konsep diri pada komunikasi interpersonal, diantaranya adalah
sebagai berikut.
a. Nubuat yang dipenuhi sendiri
Kecenderungan untuk bertingkah laku sesuai dengan konsep diri disebut sebagai
nubuat yang dipenuhi sendiri. Bila diri kita berpikir bahwa kita bodoh, maka kita akan
menjadi benar-benar bodoh. Bila pribadi kita merasa memiliki kemampuan untuk
mengatasi persoalan,maka persoalan apa pun yang kita hadapi pada akhirnya dapat
andaatasi. Kita berusaha hidup sesuai dengan label yang kita lekatkan pada diri kita.
Suksesnya komunikasi interpersonal banyak tergantung dari kualitas konsep diri
anda : positif atau negatif. Menurut William D. Brooksdan Philip Emmert (1976) ada
4 tanda orang yang memiliki konsepdiri negatif, yaitu :
 Peka pada kritik
 Responsif terhadap pujian
 Hiperkritis
 Merasa tidak disenangi orang lain
 Pesimis terhadap kompetisi
Konsep diri yang positif ditandai dengan :
 Merasa setara atau sama dengan orang lain
 Menerima pujian tanpa rasa malu
 Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan
 Mampu memperbaiki dirinya karena sanggup mengungkapkan aspek-aspek
kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya.
 Menyakini nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu serta bersedia
mempertahankannya, walaupun menghadapi kelompok yang kuat.
 Mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa merasa bersalah yang
berlebihan atau menyesali tindakannya jika orang lain tidak menyetujui
tindakannya.
 Tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu untuk mencemaskan apa yang terjadi
besok, apa yang telah terjadi waktu lalu, dan apa yang terjadi pada waktu
sekarang.
 Memiliki kenyakinan pada kemampuan mengatasi persoalan, bahkan ketika ia
menghadapi kegagalan atau kemunduran.
 Sanggup menerima dirinya sebagai orang yang penting dan bernilai bagi orang
lain.
 Cenderung menolak orang lain untuk mendominasi.
 Sanggup mengaku kepada orang lain, bahwa ia mampu merasakan berbagi
dorongan dan keinginan, dari perasaan marah sampai cinta, dari sedih sampai
bahagia, dari kecewa yang mendalam, sampai kepuasan yang mendalam pula.
 Mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatanmeliputi
pekerjaan, permaianan, ungkapan diri yang kreatif, persahabatan atau sekedar
mengisi waktu.
 Peka terhadap kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah diterima,
terutama pada gagasan bahwa ia tidak bisa bersenang-senang dengan
mengorbankan orang lain.
b. Membuka diri
Pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi, dankomunikasi dengan
orang lain meningkatkan pengetahuan tentang dirinya. Dengan membuka diri, konsep diri
menjadi lebih dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita
akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan baru, lebih
cenderung menghindari sikap defensif, dan lebih cermat memandang diri kita dan orang
lain. Hubungan antara konsep diri dapat dijelaskan dengan Johari Window. Dalam Johari
Window diungkapkan tingkat keterbukaan dan tingkat kesadaran tentang diri kita.
c. Percaya diri (self confidence)
Keinginan menutup diri, selain karena konsep diri yang negatif timbul dari kurangnya
kepercayaan kepada kemampuan sendiri. Orang yang tidak menyenangi dirinya merasa
bahwa dirinya tidak akan mampu mengatasi persoalan. Orang yang kurang percaya diri
akan cenderung menghindari situasi komunikasi. Ia takut orang lain akan mengejek atau
menyalahkannya. Ketakutan untuk melakukan komunikasi,disebut commication
apprehension. Orang yang aprehensif dalam komunikasi, akan menarik diri dari
pergaulan.
d. Selektifitas
Konsep diri mempengaruhi prilaku komunikasi kita karena konsep diri
mempengaruhi kepada pesan apa anda bersedia membuka diri, bagaimana kita
mempresepsikan pesan tersebut, dan apa yang kita ingat.
2.4. Teori johari windows
Joseph Luft dan Harrington Ingham, mengembangkan konsep Johari Window sebagai
perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain yang digambarkan
sebagai sebuah jendela. ‘Jendela’ tersebut terdiri dari matrik 4 sel, masing-masing sel
menunjukkan daerah self (diri) baik yang terbuka maupun yang disembunyikan. Keempat
sel tersebut adalah daerah publik, daerah buta, daerah tersembunyi, dan daerah yang tidak
disadari. Berikut ini disajikan gambar ke 4 sel tersebut.
Johari Window memandang Konsep Diri sebagai Komunikasi yg digunakan dalam
kegiatan sehari-hari yg dilaksanakan individu berhubungan erat dengan prilaku itu
sendiri. Komunikasi jg berkaitan dengan asumsi manusia. Johari Windows memiliki 4
konsep dalam teorinya, yaitu :
1. Jendela Johari pada Kuadran - I (Diri Terbuka)

Pada Jendela Johari pertama ini dikenal juga sebagai "daerah bebas aktivitas"
adalah berisikan informasi mengenai personal/individu-perilaku, kebiasaan,
perasaan. Emosi, pengatahuan, pengalaman, keahlian, pandangan, dan lain-lain.
Kemudianm ditetapkan sebagai person (the self/diri) dan kelompok ('other'/orang
lain).

Substansi dari kelompok seharusnya selalu berusaha 'membangun' daerah/diri


terbuka kepada setiap individu, karena ketika bekerja pada wilayah ini dengan
orang lain pada saat paling efektif dan produktif, dan kelompok juga demikian
kondisinya. Diri terbuka ini dapar dilihat pada ruang di mana komunikasi dan
kerja sama yang baik terjadi, bebas dari kerusuhan, ketidakpercayaan,
kebingungan, konflik dan kesalahpahaman.

Kuadran terbuka mempersembahkan hal-hal yang sama-sama diketahui oleh


individu maupun orang lain. sebagai contoh; X mengetahui nama Z dan demikian
sebaliknya. Dan jika mereka menel;usuri ke webside pribadi masing-masing diri,
maka mereka akan saling mengetahui apa yang menjadi kesukaan/ketertarikan
masing-masing. Kuadran terbuka bisa juga mencakup tidak hanya informasi
faktual, tetapi juga bagaimna perasaan, motivasi, perilaku, keinginan, kebutuhan,
dan lain- lain. Dari si X atau pun Z, pokoknya informasi-informasi yang bisa
mewakili diri individu. Ketika kita bertemu dengan orang-orang baru, ukuran
kuadran terbuka tidak terlalu luas. Sejak setelah ada waktu tersisihkan untuk
saling bertukar informasi, lain halnya ketika proses mendalami seseorang, Jendela
(shades) akan bergerak ke bawah atau ke kanan, menempatkan lebih banyak
informasi ke dalam Jendela Terbuka.

2. Jendela Johari pada Kuadran -  II (Diri Buta)

Dengan mencari atau mendapatkan feedback dari orang lain, seharusnya bisa
mengurangi gejala pada Jendela / kuadran ini dan dapat memperluas "diri
terbuka" yang notabenenya adalah untuk meningkatkan kesadaran diri, kuadran
dua ini tidak efektif untuk dibawa ke individu atau kelompok.

Ambil contoh, ketika X makan malam direstoran dengan Z, lalu ketika telah
menempel sesuatu entah itu remah makan atau apa, di wajah X, maka X tidak
akan tahu, sedangkan Z sangat leluasa untuk segera mengetahui ada sesuatu
menempel di wajah X. Pada saat Z mengatakan ada sesuatu di wajah X, maka
jendela akan mengarah ke kanan, memperluas daerah "diri terbuka". 

3. Jendela Johari pada Kuadran – III (Diri Tersembunyi )

Daerah tersembunyi mencakup sensitivitas, ketakutan, agenda tersembunyi,


rahasia, banyak hal yang diketahui oleh seseorang tapi tidak diceritakannya untuk
berbagai alasan. Contohnya saja dalam webside pribadi, X tidak pernah
menyebutkan apa salah satu rasa favorit eskrim yang paling disukainya, informasi
tersebut merupakan kuadran tersembunyi X, namun ketika X membuka
rahasianya dengan mengatakan bahwa coklat adalah eskrim kesukaannya, maka
X mendorong kuadrannya ke bawah sehingga sedikit memperluas "diri terbuka"
atau arena.

Sekali lagi, ada begitu banyak rahasia yang belum terbongkar, ketika terjadi
upaya untuk saling mengenal dan percaya satu sama lain, maka akan tercipta
suatu kenyamanan dalam membuka diri sendiri, inilah yang dinamakan "self
disclosure”.

Informasi dan perasaan-perasaan tersembunyi yang relevan seharusnya bisa


dipindahkan ke daerah/diri terbuka melalui proses 'dis closure'. Intinya, membuka
diri dan mengekspos perasaan & informasi yang relevan melalui proses exposure
dan self disclosure terminologi Jendela Johari, agar dapat memperluas daerah diri
terbuka. Dengan berbagai cerita apa yang kita rasakan dan hal-hal lain seputar
diri akan membantu mengurangi "daerah/diri tersembunyi", di lain pihak, tentu
saja dapat memperluas daerah/diri terbuka, yang tidak lebih baik dari pengertian,
kerjasama, kepercayaan, produktivitas dan keefektipan tim kerja, mengurangi
daerah/diri tersembunyi (hidden area) juga membantu mengurangi kebingungan,
tingakta kesalapahaman, miskin komunikasi, dan lain-lain.    

4. Jendela Johari pada Kuadran – IV (Diri Tak Dikenal)

Kuadran ke empat ini mengandung informasi, perasaan, kemampuan laten,


pengalaman, dan lain-lain yang sama sekali tidak diketahui baik oleh individu
yang bersangkutan maupun oleh orang lain, hal-hal tersebut di atas bisa jadi
cukup dekat ke permukaan, yang mana cukup positif dan berguna, atau bahkan
bisa jadi aspek- sapek yang lebih dalam dari personaliti seseorang yang
mempengaruhi tingkat perilakunya. Kebanyakan daerah tertutup ini dijumpai
pada anak-anak muda dan orang-orang yang minim pengalaman atau kepercayaan
diri.

Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi daerah tertutup:


1. Tingkat kemampuan yang dibawah rata-rata atau sedikit mendapat
kesempatan, kepercayaan diri yang minim, dan kurang berlatih. 
2. Kemampuan alami, bahwa seseorang tidak menyadarinya. 
3. Ketakutan atau menghindari diri bahwa mereka memiliki potensi untuk
terjangkit penyakit yang tidak diketahui. 
4. Terkondisikan oleh perilaku atau kebiasaan sedari kecil.  Daerah/diri
tertutup ini juga dipengaruhi oleh perasaan terkesan atau perasaan-
perasaan tidak nyaman lainnya yang berakar pada kejadian-kejadian
formatif dan pengalaman pahit pada masa lalu, yang mempengaruhi si
individu secara berkelanjutan.

 Jendela Ideal
Idealnya sebuah jendela diri itu bisa dilihat dari tingginya tingkat kepercayaan
dalam kelompok ataupun hubungan dengan individu lain, jika berada pada jendela ini
ukuran arena atau diri terbuka akan meningkat, dikarenakan tingginya tingkat
kepercayaan dalam kelompok sosial. Norma-norma pun dikembangkan oleh
kelompok untuk saling memberi feedback dan difasilitasi tentunya untuk pertukaran
ini.
Arena/daerah/diri terbuka menyarankan kita untuk membuka diri kepada
anggota kelompok lainnya, karena dengan adanya keterbukaan, anggota kelompok
lain tidak akan bersikap introvert (tertutup) atau malah akan lebih memberikan
pengertiannya. Mereka akan mengerti bagaimana sikap dan sifat kita, dan mengatahui
kita bisa dikritik yang pada akhirnya akan memberikan feedback yang positif pula.
BAB III

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai