Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH TEORI JO HARRY WINDOW DAN

PENGAPLIKASIAANYA DI SALAH SATU PROGRAM DI


INDONESIA
(Dsn. Ilham Salam,SKM, M.Kes)

DISUSUN OLEH :
DESIRE E.A. KANDIO
19704048

PKR/IKM KELAS B
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga berhasil menyelesaikan tugas dalam mata kuliah Komunikasi
Kesehatan dalam bentuk makalah ini dengan judul “Teori Jo Harry Window serta
Pengaplikasiaanya pada salah satu program di Indonesia”
Saya menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

1.1 LATAR BELAKANG 4

BAB II PEMBAHASAN 5

2.1 TEORI JO HARRY WINDOW 5


2.2 PENGAPLIKASIAANYA PADA SALAH SATU PROGRAM DI
INDONESIA 6

BAB III PENUTUP 6

A. KESIMPULAN 7

DAFTAR PUSTAKA 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Komunikasi antar pribadi merupakan aspek yang sangat penting dalam teori komunikasi,
oleh sebab itu perlu diadakan studi lebih lanjut tentang cara yang terbaik untuk
memanfaatkannya, penulis mencoba menganalisa salah satu teori tentang konsep diri diri yang
berkaitan dengan komunikasi antar pribadi untuk menciptakan komunikasi yang lebih baik.
Konsep diri merupakan Faktor yang sangat penting dan menentukan dalam komunikasi antar
pribadi. Kunci keberhasilan hidup adalah konsep diri positip. Konsep diri memainkan peran yang
sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang, karena konsep diri dapat
dianalogikan sebagai suatu operating system yang menjalankan suatu komputer. Terlepas dari
sebaik apapun perangkat keras komputer dan program yang di-install, apabila sistem operasinya
tidak baik dan banyak kesalahan maka komputer tidak dapat bekerja dengan maksimal. Hal yang
sama berlaku bagi manusia.
Konsep diri adalah sistem operasi yang menjalankan komputer mental, yang mempengaruhi
kemampuan berpikir seseorang. Konsep diri ini setelah ter-install akan masuk di pikiran bawah
sadar dan mempunyai bobot pengaruh sebesar 88% terhadap level kesadaran seseorang dalam
suatu saat. Semakin baik konsep diri maka akan semakin mudah seseorang untuk berhasil.
Demikian pula sebaliknya.
Kita dapat melihat konsep diri seseorang dari sikap mereka. Konsep diri yang jelek akan
mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal baru, tidak berani mencoba
hal yang menantang, takut gagal, takut sukses, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa diri tidak
berharga, merasa tidak layak untuk sukses, pesimis, dan masih banyak perilaku inferior lainnya.
Sebaliknya orang yang konsep dirinya baik akan selalu optimis, berani mencoba hal-hal baru,
berani sukses, berani gagal, percaya diri, antusias, merasa diri berharga, berani menetapkan
tujuan hidup, bersikap dan berpikir positip, dan dapat menjadi seorang pemimpin yang handal.
Diatas kita agak banyak membicarakan konsep diri Positif, karena dari konsep diri positif lahir
pula pola perilaku komunikasi antar pribadi yang positip pula yakni melakukan persepsi yg lebih
cermat dan mengungkapkan petunjuk-petunjuk yang membuat orang-lain menafsirkan kita
dengan cermat pula. Komunikan yang berkonsep diri positip adalah Komunikan yg Tembus
Pandang (transparent). Dengan bersikap Tembus Pandang  berarti kita membuka diri, kita
menjadi lebih terbuka terhadap pengalaman-pengalaman gagasan-gagasan baru, lebih cenderung
menghindari sikap defensif serta lebih cermat dalam memandang dan menilai diri kita sendiri
juga orang lain.
Hubungan antara Konsep diri dan membuka diri dapat dijelaskan dengan Johari Window. Dalam
Johari Window tingkat keterbukaan dan tingkat kesadaran tentang diri kita.
BAB II
PEMBAHASAN
TEORI JOHARI WINDOW
Joseph Luft dan Harrington Ingham , mengembangkan konsep Johari Window sebagai
perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain yang digambarkan sebagai
sebuah jendela. ‘Jendela’ tersebut terdiri dari matrik 4 sel, masing-masing sel menunjukkan
daerah self (diri) baik yang terbuka maupun yang disembunyikan. Keempat sel tersebut adalah
daerah publik, daerah buta, daerah tersembunyi, dan daerah yang tidak disadari
1. Open area  adalah informasi tentang diri kita yang diketahui oleh orang lain seperti nama,
jabatan, pangkat, status perkawinan, lulusan mana, dll. Ketika memulai sebuah hubungan,
kita akan menginformasikan sesuatu yang ringan tentang diri kita. Makin lama maka
informasi tentang diri kita akan terus bertambah secara vertical sehingga mengurangi
hidden area. Makin besar open area, makin produktif dan menguntungkan hubungan
interpersonal kita.
2. Hidden area  berisi informasi yang kita tahu tentang diri kita tapi tertutup bagi orang lain.
Informasi ini meliputi perhatian kita mengenai atasan, pekerjaan, keuangan, keluarga,
kesehatan, dll. Dengan tidak berbagi mengenai hidden area, biasanya akan menjadi
penghambat dalam berhubungan. Hal ini akan membuat orang lain miskomunikasi
tentang kita,  yang kalau dalam hubungan kerja akan mengurangi tingkat kepercayaan
orang
3. Blind area yang menentukan bahwa orang lain sadar akan sesuatu tapi kita tidak.
Misalnya bagaimana cara mengurangi grogi, bagaimana caranya menghadapi dosen A,
dll. Sehingga dengan mendapatkan masukan dari orang lain, blind area akan berkurang.
Makin kita memahami kekuatan dan kelemahan diri kita yang diketahui orang lain, maka
akan bagus dalam bekerja tim.
4. Unknown area adalah informasi yang orang lain dan juga kita tidak mengetahuinya.
Sampai kita dapat pengalaman tentang sesuatu hal atau orang lain melihat sesuatu akan
diri kita bagaimana kita bertingkah laku atau berperasaan. Misalnya ketika pertama kali
seneng sama orang lain selain anggota keluarga kita. Kita tidak pernah bisa mengatakan
perasaan “cinta”. Jendela ini akan mengecil sehubungan kita tumbuh dewasa, mulai
mengembangkan diri atau belajar dari pengalaman

Yang dimaksud dengan daerah publik adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh
dirinya dan orang lain. Daerah buta adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh
orang lain tetapi tidak diketahui oleh dirinya. Dalam berhubungan interpersonal, orang ini lebih
memahami orang lain tetapi tidak mampu memahami tentang diri, sehingga orang ini seringkali
menyinggung perasaan orang lain dengan tidak sengaja. Daerah tersembunyi adalah daerah yang
memuat hal-hal yang diketahui oleh diri sendiri tetapi tidak diketahui oleh orang lain. Dalam
daerah ini, orang menyembunyikan/menutup dirinya. Informasi tentang dirinya disimpan rapat-
rapat. Daerah yang tidak disadari membuat bagian kepribadian yang direpres dalam
ketidaksadaran, yang tidak diketahui baik oleh diri sendiri maupun orang lain.
Namun demikian ketidaksadaran ini kemungkinan bisa muncul. Oleh karena adanya perbedaan
individual, maka besarnya masing-masing daerah pada seseorang berbeda dengan orang lain.  
Pengenalan diri dapat dilakukan melalui 2 tahap, tahap yang pertama pengungkapan diri (self-
disclosure) dan tahap yang kedua menerima umpan balik ( Feedback ). Tahap pengungkapan
diri, orang memperluas daerah, sedangkan untuk memperluas daerah B dibutuhkan umpan balik
dari orang lain. Akhirnya, ia akan mempunyai daerah publik (A) yang semakin luas.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Setelah seseorang melakukan upaya mengenali kekuatan dan kelemahan diri, orang lain akan
menyadari siapa saya?  Mengenal diri bukanlah tujuan. Pengenalan diri adalah sebagai wahana
(sarana) untuk mencapai tujuan hidup. Oleh karenanya, setelah seseorang dapat menjawab
pertanyaan siapa saya? maka pertanyaan selanjutnya adalah saya ingin menjadi siapa?  Jawaban
atas pertanyaan tersebut tentunya beragam, sesuai dengan peran-peran yang dimainkannya.
Manusia memiliki kemampuan untuk mengubah atau mengembangkan diri.
DAFTAR PUSTAKA
JalaluddinRakhmat,Psikologi Komunikasi.Cetakan  2004
Helmi, A. F. Dan Ramdhani, N. 1992. Konsep Diri dan Kemampuan Bergaul.
Laporan Penelitian. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.
Koentjoro. 1989. Konsep Pengenalan Diri dalam AMT. Makalah. Dalam Modul Pelatihan AMT.
Jurusan Psikologi Sosial UGM, dalam rangka Lustrum V Fak.
Psikologi UGM, Yogyakarta.
Sumber – Sumber internet

Anda mungkin juga menyukai