Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat bantuannya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ konsep diri positif, analisa
diri dengan johari window untuk menumbuhkan self awareness “ ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah komunikasi teraupetik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang self awareness bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karna itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Terimakasih atas tugas dan diterimanya tugas atau
makalah ini.
i
BAB I PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Johari Window diperkenalkan oleh Joseph Luth dan Harry Ingram,
merupakan perangkat sederhana untuk mengukur kesadaran diri seseorang.
Teori ini berguna dalam mengilustrasikan dan meningkatkan kesadaran diri
serta pengertian bersama individu- individu yang ada dalam suatu kelompok
tertentu. Model ini juga berfungsi dalam meningkatkan hubungan antar
kelompok yang sekaligus mengilustrasikan kembali proses memberi maupun
menerima feedback.
Dalam pelatihan pada umumnya, proses memberi dan menerima
feedback adalah unsur terpenting. Melalui proses tersebut, satu dan yang lainnya
dapat saling mengenali. Mereka juga akan belajar bagaimana pandangan orang
lain terhadap diri mereka. Feedback menginformasikan kepada individu ataupun
kelompok, baik secara verbal maupun non-verbal dalam berkomunikasi.
Informasi yang diberikan seseorang menceritakan kepada yang lain bagaimana
perilaku mereka mempengaruhinya, bagaimana perasaannya, dan apa yang
diterimanya (feedback dan self disclosure). Feedback juga bisa diartikan sebagai
reaksi yang diberikan oleh orang lain, biasanya lebih menonjol pada persepsi
dan perasaan mereka, yang menceritakan bagaimana perilaku seseorang bisa
mempengaruhi mereka.
Jendela Johari digunakan untuk membangun hubungan antar kelompok,
'personal' dikategorikan sebagai kelompok dan 'orang lain' menjadi kelompok
lain. Terdapat empat perspektif Jendela Johari yang biasa disebut dengan
'daerah' atau 'kuadran'. Masing-masing daerah mengandung informasi perasaan,
motivasi, dan lain- lain yang dikenali oleh individu, dengan catatan apakah
informasi tersebut dikenali ataupun tidak terdeteksi oleh si individu, dan apakah
informasi tersebut juga bisa diketahui kelompok lain atau tidak sama sekali.
2
3
individu yang bersangkutan maupun oleh orang lain, hal-hal tersebut di atas bisa
jadi cukup dekat ke permukaan, yang mana cukup positif dan berguna, atau
bahkan bisa jadi aspek- sapek yang lebih dalam dari personaliti seseorang yang
mempengaruhi tingkat perilakunya. Kebanyakan daerah tertutup ini dijumpai
pada anak-anak muda dan orang-orang yang minim pengalaman atau
kepercayaan diri.
Berikut beberapa faktor daerah tertutup yang mempengaruhinya:
1. Tingkat kemampuan yang dibawah rata-rata atau sedikit mendapat
kesempatan, kepercayaan diri yang minim, dan kurang berlatih.
Teori prilaku adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu perilaku tertentu dapat
membedakan pemimpin dan bukan pemimpin pada orang-orang. Konsep teori X
dan Y dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku The Human Side
Enterprise di mana para manajer / pemimpin organisasi perusahaan memiliki
dua jenis pandangan terhadap para pegawai / karyawan yaitu teori x atau teori y.
1) Teori X
Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk
pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil
untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta
jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi,
diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan
perusahaan.
7
2) Teori Y
Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti
halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan
diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan
diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan
kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi
atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala
potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.
Ini adalah salah satu teori kepemimpinan yang masih banyak
penganutnya. Menurut McGregor, organisasi tradisional dengan ciri-cirinya
yang sentralisasi dalam pengambilan keputusan, terumuskan dalam dua model
yang dia namakan Theori X dan Teori.Y.
Teori X menyatakan bahwa sebagian besar orang-orang ini lebih suka
diperintah, dan tidak tertarik akan rasa tanggung jawab serta menginginkan
keamanan atas segalanya. Lebih lanjut menurut asumís teori X dari McGregor
ini bahwa orang-orang ini pada hakekatnya adalah :
BAB III
PEMBAHASAN
SELF AWARNESS
Candra Dewi
Rahayu1, Sri
Mulyani2
1 dan 2 Dosen
Keperawatan FIKES
UNSIQ
ABSTRACT
Introduction and Objective: Important for nurses to be able to take clinical
decisions by involving patients and families in their nursing care so that the
nursing process provided to clients is directed as a reflection process for
both nurses and clients. Objective: How to clinical nursing decisions
making.
Methodology: The methodology used in scientific publications with
qualitative methods using literature review.
Results and conclusions: The literature search results showed that the
decision making process was a reflection of the nurse or client, clinical
nursing decision making must be an interaction between nurse-client,
clinical nursing decision making can be done in every nursing process,
the nurse's duty during the decision making process this was as a facilitator
to provide facilities and support to clients, clinical decision making by
involving clients will increase the level of independence for clients, clinical
decision making required critical thinking skills for nurses. Indonesian
nursing were decision making has not been fully carried out between nurse-
client. The nurse still acts as the sole decision maker. So that further
understanding needed related to clinical nursing decision making in the hope
that the nurse's role will be more apparent as care givers who will
increase public trust in the nursing profession.
Keywords: clinical decision, nursing process,
client involvement.
10
ABSTRAK
Pendahuluan dan tujuan: Penting bagi perawat untuk mampu mengambil
keputusan klinis dengan melibatkan pasien dan keluarga dalam asuhan
keperawatannya sehingka proses keperawatan yang diberikan kepada
klein ini diarahkan sebagai proses refleksi baik bagi perawat ataupun
klien. Tujuan: Mengetahui cara pengambilan keputusan klinis keperawatan.
Metodologi: Metodologi yang digunakan dalam publikasi ilmiah dengan
metoda kualitatif dengan menggunakan literature berupa buku dan jurnal
ilmiah.
Hasil dan kesimpulan: Hasil penelusuran literatur menunjukan bahwa
proses pengambilan keputusan merupakan sebuah refleksi dari perawat
ataupun klien, pengambilan keputusan klinis keperawatan harus ada interaksi
antara perawat-klien, pengambilan keputusan klinis keperawatan dapat
dilakukan dalam setiap proses keperawatan, tugas perawat pada saat
proses pengambilan keputusan ini adalah sebagai fasilitator untuk
memberikan fasilitas dan dukungan pada klien, pengambilan keputusan klinis
dengan melibatkan klien akan meningkatkan tingkat kemandirian bagi klien,
pengambilan keputusan klinis diperlukan kemampuan berfikir kritis bagi
perawat. Yang terjadi di Indonesia pengambilan keputusan belum sepenuhnya
dilakukan bersama antara perawat-klien. Perawat masih berperan sebagai
pengambil keputusan tunggal. Sehingga dibutuhkan pemahaman lebih lanjut
terkait dengan pengambilan keputusan klinis keperawatan dengan harapan
peran perawat akan lebih terlihat nyata sebagai pemberi asuhan yang akan
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap profesi keperawatan.
Kata Kunci: keputusan klinis, proses keperawatan,
keterlibatanklien
11
Berpikir kritis
digambarkan sebagai "sebuah
proses, tujuan untuk membuat
keputusan yang masuk akal
tentang apa yang harus
percaya dan apa yang harus
dilakukan". Pengambilan
keputusan klinis adalah
sebuah proses yang
melibatkan kedua penalaran
diagnostik dan penilaian
klinis. Tindakan dalam ini
tindakan diarahkan sebagai
proses refleksi dari perawat
maupun pasien
16
Tabel 1
Modifikasi Model
Pengambilan keputusan
klinis keperawatan
No Tindakan
Tujuan a. Melakukan
identifikasi
prioritas klien
dalam penanganan
masalah
b. Menjelaskan
gambaran/tujuan
asuhan
keperawatan kod
Intervensi Menetukan
perencanaaan
bersamaa dengan
klien meliputi:
17
perencanaan b.
Membuat
kerangka
acuan
untuk
identifika
si
3 Implementas Mendapingi klien
i kegiatan yang
dalam
bila
merefleksikan
c. dilakukam
intervensi/
klien secara
perencanaan
mandiri
4 Evaluasi Membimbing
yang sudah
klien untuk
disusun sesuai
menentukan
dengan skala
tujuan
prioritasnya
Sumber: selanjutnya
Mihee, 2014
dalam
identifikasi
Tabel diatas menjelaskan
masalah
bahwa pengambilan keputusan
klinis merupakan bagian dari
proses keperawatan dimana
dalam pengambilan
keputusannya harus
melibatkan klien
akan dicapai jika pasien dan keputusan ini jika merujuk pada teori
keluarga mampu mengambil adaptasi amaka kan didapat setelah
keputusan dengan baik dan tepat klien mamu beradapsi dengan
dalam memilih assuhan dan lingkungan dalam hal ini lingkungan
bantuan terkait kondisinya. perawatan klien. Perawat harus
Sehingga diperlukan peran aktif mampu memberikan fassilitas buat
pasien dan keluarga daalam klien untuk mampu mepelajari
pengambilan keputusan klinis lingkungan perawatan reflektif
tersebut. Dalam beberapa learning harus ditepkan oleh perawat
penilitian disebutkan bahwa tugas kepada pasien.
perawat pada saat pengambilan
Tanggung jawab utama
proses pengambilan keputusan ini
saat membina hubungan
adalah sebagai fasilitator untuk
kolaborasi perawat-klien
memberikan fasilitas dan
adalah bahwa perawat
dukungan pada klien (Jan Florin
berperan seebagai leader
2007 dan paaulina Bravo. 20115).
dalam pengambilan keputusan
Pengambilan
klinis keperawatan. Pengalam
pasien dalam keterlibatan
proses keperawatan harus
dihargai dan dapat digunakan
sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan klinis.
Perawat harus memahami
kebutuhan klien dalam setiap
proses keperawatan, sehingga
hubungan perawat klien dalam
pengambilan keputusan
dalam dilakukan dapa setiap
proses keperawatan seperti
terlihat pada gambar berikut:
21
Penentuan tujuan
keperawatan, seorang perawat
harus mengidentifikasi ketertarikan
klien terkait dengan masalah
yang dilami dan prioritas masalah
menurut klien begitu juga dala
perencanaan seorang perawat harus
mampu melakukan identifikasi
terkait dengan gambaran
22
perencanaan. Fase
implementasi perawat Gambar 2; kolaborasi dalam
melakukan pendampingan praktik pemberian asuhan
pada klien dalam kesehatan
merefleksikan intervensi/ Gambar diatas dapar
perencanaan yang sudah susun disimpulkan bahwa
sesuai dengan skala prioritas pengambilan keputusan klinis
yang telah disepakati dengan merupakan bagian dari
klien. kemudian pada tahap kobarorasi klien dan pemberi
evaluasi seorang perawat pelayanan kesehatan dalam
harus mampu membimbing hal ini adalah perawat.
klien sehingga klien mampu Sehingga seorang perawat
menentukan tujuan dituntut mampu untuk
selanjutnya dalam identifikasi melakukan pengambilan
masalah yang dialami klien. keputusan dengan melibatkan
4.1 Kesimpulan
4.2. Saran
24
25
DAFTAR ISI
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………….i
Daftar Isi…………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………….1
1.3 Tujuan………………………………………………………………...1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………..2
2.1 Teori Johari Window Tentang Meningkatkan Kesadaran Diri………2
BAB III PEMBAHASAN…………………………………………….....9
3.1 Jurnal Self-Awarness dengan Hubungan Interpersonal
Perawat-Klien……………………………………………………………..9
BAB IV PENUTUP……………………………………………………..24
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………..24
4.2 Saran………………………………………………………………….24
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………25
iii