Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 1

KOMUNIKASI TERAUPETIK JOHARI WINDOWS

Mata Kuliah Komunikasi

DISUSUN OLEH : TIARA FRANCISKA

NIM : PO.71.20.1.19.089

NO. PERPUSTAKAAN NASIONAL : 19082800638

TINGKAT : 1B

DOSEN PEMBIMBING : Dr. Ira Kusumawaty,S.Kp,M.Kes

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

Tahun Ajaran 2019/2020


Pembahasan

Komunikasi Teraupetik Johari Window

Gambaran kesadaran diri ditunjukkan oleh Johari Window yang terdiri dari 4
kuadran dimana setiap kuadran menggambarkan perasaan, tingkah laku, dan pikiran
seseorang. Perubahan pada satu kuadran mempengaruhi kuadran yang lain.

Kuadran 1

Open self atau wilayah terbuka merupakan suatu keadaan dimana


seseorang saling terbuka terhadap dirinya sendiri maupun orang
lain. Pada wilayah terbuka ini, seseorang akan terbuka mengenai
sifat, perasaan, kesadaran, perilaku, dan motivasi. Open self dalam
ilmu psikologi digambarkan dengan sifat extrovert pada diri
seseorang.

Orang yang berada pada wilayah terbuka lebih mudah menjalin


komunikasi dengan siapapun. Hal ini berpengaruh terhadap
interaksi antara individu atau kelompok untuk menciptakan
komunikasi yang efektif. Seseorang yang berada dalam wilayah
terbuka ini seperti ketika baru mengenal seseorang, ia lebih
cenderung melemparkan senyum, menyapa lebih awal, menjabat
tangan, dan lebih banyak bercerita mengenai dirinya sendiri. (Baca
juga: Sejarah Perkembangan Ilmu Komunikasi)
Dalam diri kita terdapat daerah terbuka (Open). Open self adalah
bagian dari diri kita yang menyajikan semua informasi, perilaku,
sifat, perasaan, keinginan, motivasi, dan ide yang diketahui oleh diri
sendiri dan orang lain. Informasi yang diketahui oleh diri sendiri
dan orang lain ini mencakup antara lain nama diri, warna kulit, usia,
agama, sikap terhadap politik, hobi, dan sebagainya.

Menurut Joseph Luft, makin kecil bagian open self, makin buruk
komunikasi berlangsung. Komunikasi tergantung pada tingkat
keterbukaan di mana kita membuka diri kepada orang lain dan
kepada diri kita sendiri. Jika kita tidak mengizinkan orang lain
mengetahui tentang diri kita, komunikasi antara kita dan orang lain
tersebut akan mengalami kesukaran, untuk tidak menyebut tidak
mungkin. Untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan
orang lain, kita harus memperlebar daerah open self .

Sebagai contoh; X mengetahui nama Z dan demikian sebaliknya.


Dan jika mereka menel;usuri ke webside pribadi masing-masing
diri, maka mereka akan saling mengetahui apa yang menjadi
kesukaan/ketertarikan masing-masing. Kuadran terbuka bisa juga
mencakup tidak hanya informasi faktual, tetapi juga bagaimna
perasaan, motivasi, perilaku, keinginan, kebutuhan, dan lain- lain.
Dari si X atau pun Z, pokoknya informasi-informasi yang bisa
mewakili diri individu. Ketika kita bertemu dengan orang-orang
baru, ukuran kuadran terbuka tidak terlalu luas. Sejak setelah ada
waktu tersisihkan untuk saling bertukar informasi, lain halnya
ketika proses mendalami seseorang, Jendela (shades) akan bergerak
ke bawah atau ke kanan, menempatkan lebih banyak informasi ke
dalam Jendela Terbuka 

Kuadran 2

Blind self atau wilayah buta merupakan kondisi dimana orang lain
dapat memahami sifat, perasaan, pikiran, dan motivasi seseorang,
tetapi orang tersebut tidak dapat memahami dirinya sendiri.
Wilayah buta ini sering terjadi dalam interaksi manusia yang dapat
menimbulkan kesalahpahaman atau permasalahan lainnya.

Seseorang yang berada dalam blind self cenderung tidak dapat


menciptakan komunikasi efektif, sehingga timbul berbagai
permasalahan. Misalnya, orang yang biasanya bersikap ‘sok’ asik
ketika bertemu dengan orang baru, padahal dirinya sendiri
merupakan seorang yang pendiam. Ia tidak dapat menilai dirinya
sendiri sebagaimana sifat, perilaku, dan pikiran yang ia miliki, tetapi
orang lain dapat menilainya. Hal ini sering disebut sebagai orang
yang ‘munafik’.

Dalam diri kita terdapat daerah yang disebut daerah buta (blind).
Self adalah segala hal tentang diri kita yang diketahui orang lain
namun tidak diketahui oleh diri kita sendiri.

Karena adanya daerah buta atau blind, akan membuat komunikasi


menjadi tidak efektif, maka kita harus mengusahakan agar daerah
ini jangan terlalu besar dalam diri kita. Menghilangkannya sama
sekali adalah tidak mungkin, namun kita harus berusaha untuk
menyusutkannya.

Sebagai contoh, ketika X makan malam direstoran dengan Z, lalu


ketika telah menempel sesuatu entah itu remah makan atau apa, di
wajah X, maka X tidak akan tahu, sedangkan Z sangat leluasa untuk
segera mengetahui ada sesuatu menempel di wajah X. Pada saat Z
mengatakan ada sesuatu di wajah X, maka jendela akan mengarah
ke kanan, memperluas daerah "diri terbuka". 

Kuadran 3

Hidden self atau wilayah tersembunyi/ rahasia adalah keadaan


dimana seseorang memiliki kemampuan untuk menyembunyikan
atau merahasiakan sebagian hal yang dianggap tidak perlu untuk
dipublikasikan kepada orang lain. Hal-hal yang dimaksud bisa
berupa sifat, perilaku, motivasi, atau pemikiran. Misalnya,
seseorang yang sudah bersahabat lama belum tentu dapat terbuka
sepenuhnya ketika menceritakan kisah hidupnya seperti masalah
keluarga dan masalah cinta karena ada beberapa orang yang merasa
malu, takut, atau kecewa apabila menceritakan hal-hal tersebut
kepada orang lain. Konsep ini terbagi menjadi dua, yaitu:

Over disclosed, yaitu seseorang terlalu banyak menceritakan


rahasianya, sehingga kemungkinan hidden self lebih kecil. Hal ini
membuat seseorang berada di wilayah terbuka.

Under disclosed, yaitu seseorang sedikit menceritakan rahasianya,


tetapi hanya pada bagian-bagian tertentu, sehingga seseorang
cenderung berada di wilayah rahasia. (Baca juga: Dasar
Komunikasi)
Dalam diri kita terdapat wilayah tersembunyi. Wilayah ini berisi apa
– apa yang kita ketahui dari diri kita sendiri atau dari orang lain
yang kita simpan untuk diri sendiri, yang orang lain tidak
mengetahuinya. Misalnya, kita menyimpan sendiri rahasia
kesuksesan kita, ketakutan kita akan sesuatu, masalah keluarga,
kondisi keuangan yang buruk, dan sebagainya.

Dalam menyingkapkan diri kita pada orang lain (yang dikenal


dengan konsep self disclosure, yang akan kita pelajari pada bagian
berikut) terdapat dua ekstrim. Pada suatu ekstrim, kita menceritakan
semua tentang diri kita pada orang lain. Disini berarti daerah hidden
self sangat kecil. Pada ekstrim yang lain, kita sama sekali tidak
mencerminkan tentang diri kita pada orang lain. Orang – orang
seperti ini umumnya takut membuka diri, antara orang lain karena
takut ditertawakan dan ditolak. Pda ekstrim ini, daerah hidden self
sangat besar.

Contohnya saja dalam website pribadi, X tidak pernah menyebutkan


apa salah satu rasa favorit eskrim yang paling disukainya, informasi
tersebut merupakan kuadran tersembunyi X, namun ketika X
membuka rahasianya dengan mengatakan bahwa coklat adalah
eskrim kesukaannya, maka X mendorong kuadrannya ke bawah
sehingga sedikit memperluas "diri terbuka" atau arena.

Kuadran 4

Unknown self atau wilayah tak dikenal merupakan kondisi


seseorang yang tidak dapat memahami dirinya sendiri bahkan orang
lain pun tidak dapat mengenalinya. Wilayah ini merupakan wilayah
yang tidak dapat menciptakan interkasi dan komunikasi yang efektif
karena keduanya sama-sama merasa tidak ada pemahaman.
Unknown self disebut juga sebagai konsep diri tertutup atau
introvert, dimana seseorang tidak mau menerima masukan atau
feedback dari orang lain.Demikian penjelasan terkait bagaimana
konsep teori Johari Window sebagai salah satu teori komunikasi

Dalam diri kita terdapat wilayah yang tidak dikenal (unknown).


Daerah unknown self adalah aspek dari diri kita yang tidak
diketahui baik oelh diri kita sendiri maupun orang lain. Kita
mungkin akan mengetahui aspek dari diri yang tidak dikenal ini
melalui kondisi kondisi tertentu, misalnya melalui hipnotis.
Walaupun sulit untuk mengetahuinya, kita harus menyadari bahwa
aspek ini ada dalam diri kita.
Kebanyakan daerah tertutup ini dijumpai pada anak-anak muda dan
orang-orang yang minim pengalaman atau kepercayaan diri.

Berikut beberapa faktor daerah tertutup yang mempengaruhinya:

1. Tingkat kemampuan yang dibawah rata-rata atau sedikit mendapat kesempatan,


kepercayaan diri yang minim, dan kurang berlatih. 
2. Kemampuan alami, bahwa seseorang tidak menyadarinya. 
3. Ketakutan atau menghindari diri bahwa mereka memiliki potensi untuk terjangkit
penyakit yang tidak diketahui. 
4. Terkondisikan oleh perilaku atau kebiasaan sedari kecil.  Daerah/diri tertutup ini juga
dipengaruhi oleh perasaan terkesan atau perasaan- perasaan tidak nyaman lainnya
yang berakar pada kejadian-kejadian formatif dan pengalaman pahit pada masa lalu,
yang mempengaruhi si individu secara berkelanjutan. Untuk pekerjaan dan dalam
konteks organisasi, Jendela Johari sebaiknya tidak digunakan pada kasus di atas.

Klarifikasi Nilai

Walaupun hubungan perawat-klien merupakan hubungan


timbal balik tetapi kebutuhan klien selalu diutamakan. Perawat
sebaiknya mempunyai sumber kepuasan dan rasa aman yang cukup
sehingga tidak menggunakan klien untuk kepuasan dan
keamanannya.

Jika perawat mempunyai konflik, ketidakpuasan, sebaiknya


perawat menyadari dan mengklarifikasi agar tidak mempengaruhi
hubungan perawat-klien. Dengan menyadari sistem nilai yang
dimiliki perawat, misalnya kepercayaan, seksual, ikatan keluarga,
perawat akan siap mengidentifikasi situasi yang bertentangan
dengan sistem nilai yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA

Anjaswarni, Tri. 2016. Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta : Pusdik SDM


Kesehatan.

Sarfika, Rika, dkk. 2018. Buku Ajar Keperawatan Dasar 2 Komunikasi Teraupetik
dalam Keperawatan. Padang : Andalas University Press.

Lestari, Sri Puji. 2010. Komunikasi Teraupetik. Jakarta : KOMKEP PJ

Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Penerbit buku
kedokteran EGC.

Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : Penerbit buku
kedokteran EGC.

Townsend, Mary C. 2010. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri. Buku Saku
Diagnosis Keperawatan Psikiatri Edisi 5. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.

Stuart, Gail W dan Sandra J. Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3.
Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.

Copel, Linda Carman. 2007. Kesehatan Jiwa dan Psikiatri Pedoman Klinis Perawat.
Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.

Sarfika, Rika, dkk. 2018. Buku Ajar Keperawatan Dasar 2 Komunikasi Teraupetik
dalam Keperawatan. Padang : Andalas University Press.

Anda mungkin juga menyukai