Anda di halaman 1dari 27

ANALISA DIRI

PERAWAT
SIAPA
SAYA?
Komunikasi terapeutik sangat penting
dilakukan perawat untuk membantu
mengatasi masalah klien.
Alat yang digunakan dalam komunikasi
adalah diri perawat itu sendiri, maka
sebelum melakukan komunikasi
perawat harus melakukan analisa
diri.
Analisa diri meliputi 6 hal:
1.Kesadaran diri
2.Klarifikasi nilai
3.Eksplorasi perasaan
4.Kemampuan menjadi model
5.Berorientasi untuk kepentingan
orang lain (altruism)
6.Ethic dan responsibility
• Perawat harus dapat mengenali
perasaan, perilaku dan
kepribadiannya.
• Dapat menggunakan teori Self
Disclosure yang digambarkan dengan
Johari Window
Apa itu Johari’s Window?

Adalah Jendela yang digunakan untuk melihat


gambaran kesadaran diri seseorang
Istilah JOHARI merupakan gabungan nama
dua orang: JOSEPH LUFT & HARINGTON
INGHAM
Apa itu Kesadaran diri?
Kesadaran Diri

Kesadaran diri: kemampuan seseorang


untuk memahami dirinya sendiri, baik
perilaku, perasaan dan pikirannya sendiri

Covey (1997): kesadaran diri adalah


kemampuan untuk berpikir tentang proses
berpikir itu sendiri
Konsep Kesadaran diri

“Siapakah saya?”
“Mahasiswa seperti apakah saya?”
“Perawat seperti apakah saya?”

Pemahaman dan penerimaan diri akan


membuat perawat menghargai
perbedaan dan keunikan klien/orang
lain
JENDELA JOHARI
(Stuart & Sundeen, 1997)
JENDELA JOHARI

Quadrant I disebut daerah terbuka


(diketahui oleh diri sendiri dan orang lain)
Daerah ini berisikan semua informasi diri
kita, perilaku, sikap, perbuatan, keinginan,
motivasi, gagasan, dan lain-lain yang
diketahui oleh diri sendiri ataupun orang
lain. Besarnya daerah terbuka berbeda-
beda untuk tiap-tiap orang. Semakin luas
daerah terbuka semakin tinggi kesadaran
diri kita dan berarti semakin baik
komunikasi kita. Sebaliknya, semakin
sempit daerah terbuka semakin rendah
kesadaran diri kita dan berarti semakin
buruk komunikasi kita.
JENDELA JOHARI
Quadrant II disebut daerah buta (hanya
diketahui oleh orang lain)
MISALNYA, Daerah ini berisikan semua informasi diri
Ada orang yang tidak kita, perilaku, sikap, perbuatan, keinginan,
sadar memiliki
kebiasaan menutup motivasi, gagasan, dan lain-lain yang
hidung jika malu hanya diketahui orang lain dan kita sendiri
atau sering tidak mengetahuinya. Bentuk perilaku
mengucapkan kata;
e..e… jika bicara dsb. dalam diagram ini sebagian besar adalah
perilaku yang tidak kita sadari atau
pengalaman terpendam yang muncul dan
teramati oleh orang lain. Setiap orang
harus berusaha mengurangi daerah buta
ini supaya dapat memperluas kesadaran
dirinya dan supaya komunikasinya baik.
JENDELA JOHARI
MISALNYA,
Kita menyimpan Quadrant III disebut daerah
sendiri rahasa tertutup/rahasia (hanya diketahui oleh diri
Kesuksesan kita, sendiri)
ketakutan kita akan
Sesuatu, masalah Daerah ini berisikan semua informasi diri
keluarga, dll kita, perilaku, sikap, perbuatan, keinginan,
motivasi, gagasan, dan lain-lain yang
hanya diketahui kita sendiri, sedangkan
orang lain tidak mengetahuinya. Individu
cenderung menyimpan atau merahasiakan
segala sesuatu yang ada pada dirinya dan
tidak terbuka pada orang lain. Mereka
terlalu tertutup dan tidak
mengomunikasikan apa yang dia ketahui
kepada orang lain.
JENDELA JOHARI

Quadrant IV disebut daerah gelap/tidak


dikenal (tidak diketahui, baik oleh diri
maupun orang lain)
Daerah ini berisikan hal-hal yang tidak
diketahui, baik oleh diri sendiri maupun
orang lain. Daerah gelap ini bisa kita buka
dengan cara mengenal dan mengamati
apa yang ada pada diri dan sekitar kita,
melalui interaksi terbuka, jujur, empati, dan
saling percaya. Kita harus mempelajari
hal-hal yang belum kita ketahui ataupun
belum diketahui oleh orang lain.
JENDELA JOHARI
Prinsip Jendela Johari:

• Perubahan satu kuadran akan


mempengaruhi kuadran yang
lain.
• Jika kuadran 1 yang paling kecil,
berarti komunikasinya buruk
atau kesadaran dirinya kurang.
• Kuadran 1 paling besar pada
individu yang mempunyai
kesadaran diri yang tinggi.
1 2 1 2

3 4

3 4
A :
Adalah individu yang kurang memahami diri
sendiri, tingkah lakunya terbatas, perasaannya
kurang terbuka, kurang luas cara pandang dan
variasi hidupnya.
B:
Adalah individu yang terbuka terhadap dunia sekelilingnya,
potensi diri disadari, perasaan dan pikirannnya terbuka
untuk pengalaman –pengalaman hidup yang menyedihkan
dan menyenangkan, pekerjaan, dan sebagainya.
Ia lebih spontan dan bersikap jujur dan apa adanya pada
orang lain.
PERBEDAAN KARAKTERISTIK
ORANG YANG TERBUKA DAN ORANG TERTUTUP

SIKAP TERBUKA SIKAP TERTUTUP


Menilai pesan scr objektif dg Menilai pesan berdasarkan motif
menggunakan data & logika
Membedakan dg mudah, melihat Berpikir simplisis (berpikir hitam
suasana putih) tanpa nuansa
Berorientasi pada isi pesan Bersandar lebih banyak pd sumber
pesan dari pada isi pesan
Mencari informasi dari berbagai Mencari informasi tentang
sumber kepercayaan orang dari sumbernya
sendiri, bukan kepercayaan orang
lain.
Lebih bersifat provisionalisme dan Secara kaku mempertahankan dan
bersedia mengubah kepercayaan memegang teguh sistem
kepercayaan
Mencari pengertian pesan yang tidak Menolak, mengabaikan, menolak
sesuai dengan rangkaian kepercayaan pesan yg tdk konsisten dg sistem
kepercayaan
Kesadaran diri dapat ditingkatkan
melalui 3 cara (Stuart dan Sundeen),
yaitu:

1. Mempelajari diri sendiri


Proses eksplorasi diri sendiri, tentang
pikiran, perasaan, perilaku, termasuk
pengalaman yang menyenangkan,
hubungan interpersonal dan kebutuhan
pribadi.
2. Belajar dari orang lain
Kesediaan dan keterbukaan menerima umpan
balik dari orang lain akan meningkatkan
pengetahuan tentang diri sendiri. Aspek yang
negatif memberi kesadaran bagi individu untuk
memperbaikinya sehingga individu akan selalu
berkembang setiap menerima umpan balik.

3. Membuka diri.
Keterbukaan merupakan salah satu kriteria
kepribadian yang sehat. Untuk ini harus ada
teman intim yang dapat dipercaya untuk
menceritakan hal yang merupakan rahasia.
Selain menggunakan joharry window untuk meningkatkan kesadaran diri,
DeVito (1998) menjelaskan bahwa perawat juga dapat melakukan
pengungkapan dirinya. Dengan cara ini, perawat dilatih untuk jujur dalam
mengungkapkan siapa dirinya. Berikut cara pengungkapan diri yang
dapat dilakukan oleh perawat.
• Ungkapan informasi tentang diri kita sendiri yang biasa kita
sembunyikan.
• Ungkapan hal-hal yang menyangkut diri kita yang tidak
disadari.
• Ungkapan hal-hal yang sebelumnya tidak diketahui orang lain.
• Ungkapan informasi tentang diri kita: pikiran, perasaan, dan
perilaku.
• Ungkapan informasi yang biasa dan secara aktif
disembunyikan.
• Libatkan minimal satu orang untuk lebih banyak
mengungkapkan diri kita (perawat), baik tentang kebaikan,
kejelekan, kelebihan, maupun kekurangan.
DeVito (1997) menjelaskan bahwa untuk meningkat
kesadaran diri dapat dilakukan dengan cara berikut :

• Dialog dengan diri sendiri, melakukan komunikasi


intrapersonal dengan diri sendiri untuk mengenal
aspek-aspek diri.
• Mendengarkan pendapat orang lain tentang diri kita.
• Mengurangi daerah buta dengan terus belajar dari
lingkungan sekitar kita.
• Amatilah diri Anda dari pandangan yang berbeda atau
dari sumber yang berbeda.
• Memperluas daerah terbuka dengan terus-menerus
menjalin komunikasi dan interaksi dengan orang lain.
2. Klarifikasi nilai
(clarification of value )

Perawat melakukan klarifikasi terhadap nilai-nilai yang diyakini yang


mendasari sikap dan tingkah lakunya, misalnya nilai kebersamaan,
kekeluargaan, religi, kebersihan, keindahan, dan lain-lain. Walaupun
hubungan perawat – klien merupakan hubungan timbal balik, tetapi
kebutuhan klien selalu di utamakan. Perawat sebaiknya mempunyai
sumber kepuasan dan rasa aman yang cukup, sehingga tidak
menggunakan klien untuk kepuasan dan keamanannya. Jika perawat
mempunyai konflik, ketidakpuasan, sebaiknya perawat menyadari dan
mengklarifikasi agar tidak mempengaruhi keberhasilan hubungan
perawat – klien. Dengan menyadari sistem nilai yang dimiliki perawat,
misalnya kepercayaan, seksual, ikatan keluarga, perawat akan siap
mengidentifikasi situasi yang bertentangan dengan sistem nilai yang
dimiliki.
3. Eksplorasi perasaan
(feeling exploration)

Perawat harus mampu mengekspresikan perasaan secara


jujur. Hal ini penting dalam rangka meningkatkan kesadaran
kita terhadap perasaan yang disadari atau tidak yang dapat
berpengaruh terhadap keberhasilan hubungan dengan klien.
Perawat perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya,
dan mengontrolnya agar dapat menggunakan dirinya secara
terapeutik (Stuart dan Sundeen, 1987,h.102). Jika perawat
terbuka pada perasaannya maka akan mendapatkan dua
informasi penting yaitu bagaimana responnya pada klien
dan bagaimana penampilannya pada klien. Sewaktu
berbicara dengan klien, perawat harus menyadari
responnya dan mengontrol penampilannya.
4. Perawat sebagai model
peran (nurses as role model)

Perawat sebagai role model maksudnya adalah perawat harus


menjadi contoh yang baik bagi klien. Perawat dengan nilai-
nilai yang dimilikinya harus bersikap dan bertingkah laku yang
dapat dicontoh secara baik oleh klien. Peran ini harus disadari
oleh perawat sehingga perawat harus selalu mengontrol
perilakunya. Perawat yang efektif adalah perawat yang dapat
memenuhi dan memuaskan kehidupan pribadi serta tidak
didominasi oleh konflik, distres atau pengingkaran dan
memperlihatkan perkembangan serta adaptasi yang sehat.
Perawat diharapkan bertanggung jawab atas perilakunya,
sadar akan kelemahan dan kekurangannya. Ciri perawat yang
dapat menjadi role model yaitu, puas akan hidupnya, tidak
didominasi oleh stres, mampu kembangkan kemampuan dan
mempunyai koping adaptif.
5. Berorientasi untuk kepentingan orang lain (altruism)

Perawat harus berorientasi untuk kepentingan orang


lain, bukan dirinya sendiri. Perawat dapat meningkatkan
kesadaran diri secara terus-menerus untuk menyelami
masalah klien dan berpikir untuk selalu berbuat baik
kepada klien. Segala aktivitas yang dilakukan perawat
adalah kepentingan kesembuhan klien atau mencapai
tujuan yang diinginkan klien. Altruisme lebih menitikkan
pada kesejahteraan orang lain. Tidak diartikan secara
altruistik diri juga tidak menampilkan kompensasi yang
adekuat dan pengulangan atau pengingkaran secara
praktis atau pengorbanan diri.
6. Ethic dan responsibility

Perawat harus mengedepankan nilai-nilai dan etika yang


disadarinya serta menunjukkan tanggung jawab yang tinggi.
Keyakinan diri pada seseorang dan masyarakat dapat
memberikan berupa kesadaran akan petunjuk untuk melakukan
tindakan. Kode untuk perawat umumnya menampilkan
penguatan nilai hubungan perawat-klien dan tanggung jawab
dan pemberian pelayanan yang merupakan rujukan untuk semua
perawat dalam memberikan penguatan untuk kesejahteraan
pasien dan tanggung jawab sosial. Pilihan etik bertanggung
jawab dalam menentukan pertanggung jawaban, risiko,
komitmen dan keadilan. Hubungan perawat dengan etik adalah
kebutuhan akan tanggung jawab untuk merubah perilaku.
Dimana harus diketahui batasan dan kekuatan dan kemampuan
yang dimiliki. Juga dilakukan oleh anggota tim kesehatan,
perawat yang setiap waktu siap untuk menggali pengetahuan
dan kemampuan dalam menolong orang lain; sumber-sumber
yang digunakan guna dipertanggung jawabkan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai