Rumah sakit X memiliki ruang penyakit dalam dengan 22 tempat tidur, perawat berjumlah 8
orang terdiri dari perawat lulusan Ners (Ners X, Y, Z) lulusan D3 (perawat O,P,R,S) kepala
ruangan lulusan D3 dengan pengalaman 10 tahun bekerja. Penanggung jawab asuhan
keperawatan ada 2 orang : 1 lulusan Ners (Ners X) dan 1 lulusan D3 (perawat O) dengan
pengalaman 7 tahun bekerja. Saat ini ada 18 pasien dengan karakteristik pasien:
PERTANYAAN
1. Hitung kebutuhan tenaga diruang tersebut sesuai konsep (Gillies) jika rata-rata BOR
80% dan mayoritas perawat wanita dengan usia 20-40 tahun
2. Hitung kebutuhan tenaga sesuai dengan tingkat ketergantungan (Menurut Douglas)?
3. Buat jadwal dinas sesuai metode penugasan
4. Metode penugasan apa yang sesuai dengan kondisi ketenagaan sesuai dengan kasus.
= 13,725 orang
= 14 orang
Keterangan:
Pagi = 3 orang
Sore = 3 orang
Malam = 2 orang
Jumlah = 9 orang
279
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas perhari di RS X adalah 9 orang
+ 3 orang lepas dinas + 2 orang tenaga Kepala Ruangan dan Wakil = 14 orang
3. Metode Penugasan
Menurut Warstker (1990) adalah 40% tenaga keperawatan shift pagi, 30% untuk shift
sore dan 15% untuk shift malam, off pergantian shift adalah 15%
• Shift pagi 8 orang x 40% = 3 orang
• Shift sore 8 orang x 30% = 2 orang
• Shift malam 8 orang x 15% = 2 orang
• Tenaga yang off 8 orang x 15% = 1 orang
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi dan pasar bebas membuat terbukanya persaingan antar rumah
sakit baik pemerintah maupun swasta. Masyarakat menuntut rumah sakit harus dapat
memberikan pelayanan dengan konsep one step quality service yang artinya seluruh
kebutuhan pelayanan kesehatan dan dan pelayanan yang terakit dengan kebutuhan
pasien harus dapat dilayani rumah sakit secara mudah, cepat, akurat bermutu dan
biaya terjangkau (Ilyas, 2004). Meningkatnya tuntunan kualitas pelayanan serta
meningkatnya pesaing lokal maupun global menuntut rumah sakit untuk menyediakan
sumber daya manusia (SDM) yang profesional
B. Tujuan
TINJAUAN TEORI
Sumber daya manusia merupakan elemen organisasi yang sangat penting. Sumber
daya menasia merupakan pilar utama sekaligus penggerakroda organisasi dalam
upaya mewujudkan visi dan misi, karenanya harus dipastikan sumber daya ini
dikelola dengan sebaik mungkin agar mampu memberikan kontribusi secara optimal.
Maka diperlukanlah sebuah pengelolaan secara sistematis dan terencana agar tujuan
yang diinginkan dimasa sekarang dan masa depan bisa tercapai yang disebut sebagai
sumber daya manusia tujuannya adalah mengelola atau mengembangkan kompetensi
personal agar mampu merealisasikan misi organisasi dalam rangka mewujudkan visi
(Value Media, Januari 2009)
Manajemen ketenagaan RS bertujuan untuk menyediakan personil RS yang efektif
dan produktif bagi RS, yang dapat memberikan pelayanan bermutu, sehingga dapat
memberikan kepuasan kepada pengguna jasa RS. Manjemen SDM di RS perlu
ditangani dengan baik, karena keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan
sasaran serta kemampuan menghadapi tangtangan internal maupun eksternal sangat
ditentukan oleh kemampuan para manajer mengelola RS setepat-tepatnya. (Modul
Manajemen SDM RS FKM UI, 2009).
C. Klasifikasi Pasien
Metode klasifikasi pasien adalah usaha untuk mengukur beban kerja keperawatan
yang meliputi sejumlah kegiatan keperawatn berdasarkan tungkat ketergantungan
pasien. Tingkat ketergantungan pasien dapat dibagi menjadi self care, partial care,
dan complete care. Kegunaan klasifikasi pasien untuk memprediksi jumlah waktu
dan tenaga perawat yang dibutuhkan untuk setiap kategori pasien (Douglass, 2006).
Menurut Rowland (2007) klasifikasi pasien digunakan untuk mengidentifikasi tingkat
pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien.
Format klasifikasi pasien dapat digunakan untuk menentukan keperawatan yang
dibutuhkan oleh pasien. Hasil klasifikasi pasien tersebut dapat menetukan beban
kerja perawat dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan keperawatan.
Hal ini tidak mudah untuk dilakukan karena jenis pasien yang mempunyai
karakteristik tersendiri (Ganong, 2008)
Tujuan metode inin(Swansrburg, 2009)
a. Penyusunan tenaga perawat . metode ini akan menetapkan ukuran waktu yang
dibutuhkan kegiatan keperawatan dan akan digunakan untuk menentukan jumlah
dan kompetensi perawat.
b. Menyusun anggaran biaya tenaga perawat berdasarkan kegiatan yang akan
diberikan kepada pasien.
c. Memudahkan dalam pergantian shift perawat karena sudah jelas perawatan yang
akan diberikan kemudian.
d. Meningkatkan produktifitas perawat.
e. Meningkatkan kualitas pelayanan karena adanya prosedur yang jelas mengenai
jenis perawatan yang diberikan.
Disusun oleh
3A TRANSFER
Bella Thiana Hidayat 2018727005
Samsiah 2018727030
2019