A. Pengertian Kulit
Manusia memiliki lapisan terluar yang menyelimuti seluruh tubuhnya. Secara kasat
mata, lapisan tersebut terkesan hanya berfungsi sebagai penahan benturan agat tidak
terjadi peradangan pada organ dalam. Secara logika empiris, bisa dikatakan lapisan
tersebut hanya melindungi tulang dan daging serta rumah untuk aliran darah. Lapisan
tersebut biasa dikenal dengan sebutan kulit. Kulit adalah lapisan atau jaringan yang
menyelimuti seluruh tubuh dan melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar
(Syaifuddin, 2009). Kulit atau sistem integumen merupakan organ tubuh manusia
yang paling besar karena fungsinya sebagai pembungkus seluruh tubuh manusia.
Rata-rata kulit yang membungkus manusia memiliki luas sebesar 1,67 m 2 (Michael,
2012). Rambut, kuku, kelenjar juga merupakan bagian dari kulit. Dalam ruang lingkup
sains, kulit tidak hanya terdapat pada luar saja yang dapat dilihat oleh mata, tetapi
jaringan-jaringan yang lebih kompleks dalam pembentukan kulit terdapat pada kulit
Jika dilihat dari ruang lingkupnya, kulit dibagi menjadi dua bagian yakni secara
memiliki ketebalan yang bervariasi. Bagian kulit tertipis terletak pada sekitar mata
dalam artian bagian tersebut sangatlah sensitif. Sedangkan bagian kulit paling tebal
terletak pada telapak kaki dan telapak tangan yang memiliki garis- garis tertentu.
Gunanya untuk mengidentifikasi seseorang secara psikologi. Kulit tebal ini sangat
yang membentuk kulit luar (epidermis) dan jaringan penunjang yang membentuk kulit
bagian dalam (dermis). Dalam teorinya, kulit bagian dalam yang bekerja untuk
memberikan kepekaan terhadap suatu rangsangan. Pada kulit bagian dalam, jika
berguna sebagai reseptor. Reseptor tersebut berada pada lapisan kedua dari kulit yang
mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung syaraf (Ridwan, 2014). Reseptor ini
juga sebagai indikator untuk memperoleh kesan umum dengan melihat perubahan
pada kulit bagian luar. Secara fungsional, kulit bagian dalam merangsang apa yang
diterima oleh kulit bagian luar kemudian ditampilkan kembali secara fisik sehingga
dapat dilihat oleh mata. Ini menunjukkan bahwa kulit bagian dalam memiliki struktur
B. Struktur Kulit
Lapisan paling luar terdiri atas lapisan epitel gepeng (epitel yang berbentuk seperti
sisik ikan apabila dilihat dari permukaan epitel, sel-selnya tampak berbentuk
polygonal). Unsur utamanya adalah sel-sel keratinosit dan sel melanosit. Lapisan
epidermis akan tumbuh terus menerus. Hal tersebut dikarenakan lapisan sel induk
terluar dari epidermis akan terkelupas dan gugur (Syaifuddin, 2009). Siklus
pengelupasan yang terjadi dikarenakan lapisan induk yang terus bermitosis terjadi
selama 6-8 minggu (Michael, 2012). Epidermis (kulit ari) terdiri dari beberapa
lapis sel. Sel-sel ini berbeda tingkat pembelahan sel secara mitosis. Lapisan
permukaan dianggap sebagai akhir keaktifan sel, lapisan tersebut terdiri atas lima
lapis yakni:
a. Stratum Korneum: lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel tanduk, gepeng,
kering, dan tidak berinti. Sitoplasmanya diisi dengan serat keratin, makin ke
luar letak sel makin gepeng seperti sisik lalu terkelupas dari tubuh. Sel yang
terkelupas akan digantikan oleh sel lain. Zat tanduk merupakan keratin lunak
yang susunan kimianya berada dalam sel-sel keratin keras. Lapisan tanduk
hampir tidak mengandung air karena adanya penguapan air, elastisnya kecil,
dan sangat efektif untuk pencegahan penguapan air dari lapisan yang lebih
dalam.
b. Stratum lusidium: lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang sangat
gepeng dan bening. Membran yang membatasi sel-sel tersebut sulit terlihat
Lapisan ini ditemukan pada daerah tubuh yang berkulit tebal seperti telapak
c. Stratum granulosum: lapisan ini terdiri atas 2-3 lapis sel poligonal yang agak
masuknya benda asing, kuman, dan bahan kimia masuk ke dalam tubuh.
d. Stratum spinosum: lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel berbentuk kubus
dan poligonal, inti terdapat di tengan dan sitoplasmanya berisi berkas serat
yang terpaut pada desmosom (jembatan sel). Desmosom merupakan sel induk
epidermis yang banyak terdpat pada membran sel. Sel ini aktif bermitosis
sampai orang meninggal. Seluruh sel terikat rapat lewat serat-serat tersebut
yang banyak bersentuhan atau menahan beban dan tekanan seperti tumit dan
e. Startum malpigi: unsur-unsur lapis taju yang mempunyai susunan kimia yang
khas. Inti bagian basal lapis taju mengandung kolestrol dan asam- asam
berbatasan dengan dermis dibawahnya dan terdiri atas selapis sel berbentuk
kubus.
jaringan epidermis terdiri dari 80% sel-sel keratin yang memiliki lima lapisan
diatas. Dibawah ini akan dipaparkan 20% sel pembentuk epidermis yang
f. Melanosit
lapisan basal, tampak sebagai sel jernih besar. Reaksi dopa yang positif pada
(lebih besar pada ras berkulit gelap), radiasi ultraviolet yang meningkatkan
lebih rendah. Lapisan yang lebih dangkal yang berfungsi untuk melindungi
membahayakan.
dalam stratum korneum, tetapi biasanya sudah tidak lagi tertutup oleh
membran.
Epidermis
Sel-sel Langerhans adalah sel-sel dendrit jernih yang terletak diantara sel-sel
startum spinosum. Sel-sel ini dianggap sebagai sel yang memproses antigen.
Pada penelitian imunohistokimia, sel ini positif S100 protein. Pada mikroskop
elektron, sel-sel ini kekurangan melanosom, tetapi mengandung organel khas
Sel-sel langerhans adalah sel utama dalam epidermis yang bertanggung jawab
yang mendasari dermatitis kontak alergi, kulit leishmaniasis, dan infeksi virus
sarkoidosis, dan dermatitis kontak. Sel langerhans juga berkurang ketika ada
kekebalan manusia.
h. Sel-sel Merkel
basal epidermis. Sel-sel ini tidak dapat dikenali dengan potongan histologik
mempertemukan epidermis dan dermis antara satu sama lain serta untuk
memberikan perlawanan terhadap gaya geser dari luar. Penghubung ini juga
dari dermis-epidermis ini hampir seluruhnya terbuat dari keratinosit basal dengan
Batas dermis sangat suli ditentukan karena menyatu dengan lapisan subkutis
(hipodermis), ketebalannya antara 0,5-3 mm, beberapa kali lebih tebal dari
epidermis, dan dibentuk dari komponen jaringan pengikat. Derivat dermis terdiri
atas bulu, kelanjar minyak, kelenjar lendir, dam kelenjar keringat yang
membenam jauh ke dalam dermis. Dermis bersifat ulet dan elastis yang berguna
untuk melindungi bagian yang lebih dalam. Pada perbatasan antara epidermis dan
epidermis dan demirmis). Kulit jangat terdiri atas serat-serat kolagen, serabut-
Lapisan kulit dalam (dermis) mengandung jaringan ikat, kelenjar sebasea dan
subkutan yang mengandung lemak, kelenjar keringat dan sisa folikel rambut. Di
dalam dermis juga terdapat pembuluh darah. Pembuluh darah ini fungsinya tidak
hanya menyehatkan sel-sel di kulit, tetapi juga membantu mengontrol suhu pada
tubuh dan memberikan variasi pada warna kulit. Kulit yang berwarna merah bisa
jadi disebabkan oleh demam, sinar matahari, atau peradangan. Kulit yang
berwarna biru mungkin disebabkan oleh peningkatan jumlah atas berkurangnya
hemoglobin sekunder terhadap hiposika. Kulit yang berwarna kuning bisa saja
disebabkan oleh meningkatnya kadar bilirubin dalam darah. Warna kulit yang
Setidaknya letak saraf-saraf yang berfungsi sebagai sensorik terletak pada dermis.
Dalam dermis terdapat ujung saraf bebas yang sebagian besar berfungsi sebagai
sensor. Saraf ini memberikan variasi sensasi yang berbeda yang mana dalam kulit
mampu merasakan sensani sentuhan, panas, dingin, dan sakit. Saraf ini juga
analgesik yakni sejenis obat bius yang biasa digunakan dalam pembedahan agar
a. Lapisan papilia
Lapisan papila terdiri atas serat kolagen halus, elastin dan retikulin yang
unsur kulit. Serat retulin dermis membentuk alas dari serabut yang masuk ke
b. Lapisan Retikulosa
Lapisan retikulosa mengandung jaringan pengikat rapat dan serat kolagen.
retikulin, dan banyak serat elastin. Sesuai dengan arah jalan serat-serat
Bahan dasar dermis merupakan bahan matrik amorf yang membenam pada
serat kolagen dan elastin. Turunan kulit glikosaminoglikans utama kulit adalah
berbagai tempat, bahan dasar ini bersifat sangat hidro filik. Lapisan ini terdiri
atas anyaman jaringan ikat yang lebih tebal dan didalamnya ditemukan sel-sel
fibrosa, sel histiosit, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf, kandung
rambut kelenjar sebasea, kelenjar keringat, sel lemak, dan otot penegak
rambut.
fibroblast dan makrofag, juga terdapat sel lemak yang berkelompok. Selain
juga sel jaringan ikat bercabang dan berpigmen pada lingkungan epidermis
yang banyak mengandung pigmen. Selain itu dalam dermis juga ditemukan
serat otot polos yang tersusun membentuk berkas dihubungkan dengan folikel
rambut. Serat ini bertebaran di seluruh dermis dalam jumlah yang cukup
bersangkutan mengerut. Di dalam kulit kulit muka dan leher sejumlah serat
otot rangka berakhir pada jalinan serat elastin halus pada dermis.
4. Hipodermis
Hipodermis adalah lapisan bawah kulit (fasia superfisialis) yang terdiri atas
jaringan pengikat longgar, komponen serat longgar, elastis dan sel lemak. Sel-sel
lemak membentuk jaringan lemak pada lapisan adiposa yang terdapat pada
terdapat lobulus lemak yang merata, hipodermis membentuk bantal lemak yang
disebut pannikulus adiposus. Pada daerah perut, lapisan ini dapat mencapai
ketebalan tiga cm, sedangkan pada kelopak mata, penis dan skrotum lapisan
kelenjar keringat dan folikel rambut. Dalam lapisan hipodermis terdapat anyaman
pembuluh arteri, pembuluh vena, dan anyaman saraf yang berjalan sejajar dengan
permukaan kulit dibawah dermis. Lapisan ini mempunyai ketebalan bervariasi dan
mengikat kulit secara longga terhadap jaringan di bawahnya. Batas khusus yang
epidermis saluran kehilangan dinding dan menjadi saluran khusus melewati epitel.
Secara fungsional kelenjar ini berperan dalam pengaturan suhu tubuh dengan
Kelenjar ini juga peka terhadap stres kejiwaan terutama kelenjar yang terdapat
pada telapak tangan dan telapak kaki. Kelenjar keringat besar yang terdapat pada
ketiak, areola mamae, labium mayus, dan sekitar anus menghasilkan sekret lebih
kental daripada kelenjar keringat kecil. Saluran keluar dari kelenjar ini bermuara
dalm folikel rambut. Kelenjar keringat besar ini kurang bergelung, lumen
sekresinya lebih besar, dan membentuk lapisan yang lebih sempurna di antara
membran sel dan sel epitel, yang berfungsi hanya setelah pubertas. Kelenjar
penggetah lilin yaitu kelenjar serumen yang terdapat pada liang telinga luar dan
kelenjar pada tepi kelopak mata termasuk dalam golongan kelenjar keringat besar.
C. Saraf Kulit
dilengkapi banyak saraf sensorik. Di dalam jaringan subkutan terdapat berkas besar
serat saraf yang cabang-cabangnya menuju beberapa pleksus di dalam daerah retikular
papilar dan subepitel. Didalam semua lapisan kulit dan hipodermis terdapat banyak
badan akhir sel saraf. Folikel rambut dipersarafi secara terpisah dari ujung-ujung bebas
saraf sensoris tidak bermielin yang terdapat di dalam atau dekat epidermis, selain serat
saraf sensorik terdapat saraf eferen simpatis yang mempersarafi pembuluh darah, otot
Jaringan saraf kulit mengandung sensor somatik dan serat simpatik otonom. Sensor
fiber (ujung saraf bebas) atau dalam hubungannya dengan struktur yang spesial
(reseptor korpuskula) memiliki fungsi pada setiap titik di tubuh sebagai reseptor
sentuhan, rasa sakit, suhu, gatal, dan rangsangan mekanik. Ketebalan dan jenis dari
berbeda-beda dalam tubuh tergantung pada lokasinya. Reseptor tersebut sangat tebal
Saraf sensor secara umum menyediakan beruas-ruas kulit, namun ada beberapa batas
yang tidak tepat dan menyebabkan persarafan tumpang tindih pada bagian tertentu.
Persarafan otonom tidak mengikuti pola yang sama secara persis karena serat
postganglionik didistribusikan pada kulit berasal dari rantai ganglia simpatik dimana
Ujung saraf bebas merupakan saraf yang paling lebar dan merupakan reseptor sensorik
yang paling penting bagi tubuh. Ujung saraf bebas secara umum dapat ditemukan di
dermis papilia yang letaknya tepat dibawah epidermis, pada serat lamina basal yang
Reseptor kospuskular ini memiliki kapsul dan di dalam intinya mengandung saraf-
saraf dan komponen non saraf. Kapsul ini merupakan kelanjutan dari perineurium, dan
intinya terdapat serat yang dibungkus oleh sel schwann. Ukuran reseptor ini
tergantung pada posisinya pada kulit. Semakin dalam letaknya pada kulit maka
ukurannya semakin besar. Untuk jenis dan pada usia tertentu, reseptor ini akan terus
Secara mekanik, dengan adanya saraf pada kulit yang berfungsi sebagai reseptor
manusia bisa merasakan sensasi suhu. Manusia bisa membedakan suhu mulai dari
yang sangat ekstrim (sekitar -10o C) hingga yang cukup panas (sekitar 60o C). Pada
rentang temperatur yang berbeda yang hal ini disajikan dalam neuron sensorik pada
kulit. Bagian inilah yang sangat penting dalam tubuh manusia untuk sebagai reseptor
atas keadaan lingkungan yang kemudian di terjemahkan sebagi suatu perasaan oleh
kulit.
1. Kuku
benda-benda yang memiliki ukuran yang kecil dan digunakan untuk menggaruk.
Kuku terdiri dari akar kuku di bagian proksimal dan badan kuku di bagian distal.
Akar kuku di lapisi oleh kulit, dan badan kuku merupakan bagian yang tampak
dari kuku . Pada tepi lateral dan proksimal kuku di lapisi oleh lipatan kuku, dan di
bagian tepi berlekatan dengan lekuk kuku.
Pada kuku pertumbuhan terjadi sepanjang garis datar lengkung dan sedikit miring
tadi kemudian membelah untuk alur kuku dan sel epidermis yang paling dalam
proliferasi dan diferensiasi sel di bagian bawah matriks, lempeng kuku yang
terbentuk terdorong keluar dari alur dan perlahan-lahan meluas di atas permukaan
bawahnya menjadi dasar kuku. Lempeng kuku sendiri terletak di dalam alur kuku
dan menjadi berbentuk U bila dilihat dari atas dan di apit lipatan kulit yaitu di
dinding kuku. Di sini tidak terdapat kelenjar keringat ataupun folikel rambut.
Epidermis dasar kuku, matriksnya paling tebal di bagian proksimal dan disinilah
terutama terjadi pertumbuhan kuku dan dan laju mitosis disini tinggi. Sel-selnya
mengandung banyak fibril sitoplasma yang hilang pada tahap akhir setelah sel
menjadi homogen, menjadi zat tanduk dan menyatu dengan lempeng kuku. Tidak
pernah di jumpai granula keratohialin di dalam sel matriks, dan keratin kuku di
sebut keratin keras. Pada lapisan dalamnya, matriks kuku mungkin mengandung
melanosit sehingga lempeng kuku mungkin berpigmen terutama pada ras hitam.
Stratum corneum dari lipatan kuku tumbuh ke dalam badan kuku yang di sebut
hyponychium. Daerah yang mengental pada bagian stratum corneum. Akar kuku
dan badan kuku melekat pada dasar kuku, bagian proksimal dari matriks kuku.
Hanya stratum germinativum yang terdapat pada dasr kuku dan matrix kuku lebih
tebal dari dasar kuku dan memproduksi lebih banyak kuku. Dasar kuku dapat
terlihat melalui bagian atas kuku dan tampak berwarna merah muda karma adanya
pembuluh darah di bagian dermis. Bagian kecil dari matrix kuku (lunula) tampak
berwarna putih pada badan kuku, area yang tampak seperti bulan sabit pada dasar
kuku. Jelas terlihat pada ibu jari, tampak putih karna pembuluh darah tidak dapat
besar terjadi pada jari tangan daripada jari kaki. Bila lempeng kuku dicabut secara
paksa, bila matriksnya tidak rusak, maka kuku akan tumbuh kembali dengan
sendirinya.
a. Sebaceous Glands
permukaan kulit seperti yang terdapat pada glans penis, labium minus, dan
kelenjar tarsalis Meibom pada kelopak mata. Kelenjar sebasea tidak terdapat
pada kulit telapak kaki dan tangan. Tiap kelenjar sebasea berkapsul jaringan
ikat tipis. Mereka berupa kelenjar alveolar atau sakular yang membuat lipid.
keluar pendek lebar yang selanjutnya tercurah ke leher folikel rambut. Tiap
alveolus akan terisi penuh dengan epitel berlapis. Epitel bagian sekresi
kelenjar ini terletak di atas membran basal tipis yang pada permukaan
dalamnya diisi sederetan sel kubis kecil yang bersambung dengan sel-sel basal
kolestrol, fosfolipid, dan trigliserida. Intinya mengkerut lalu hilang dan pecah
menjadi massa berlemak dan serpihan sel. Sekret ini disebut sebum, berwujud
kelenjar holokrin sebab getahnya berasal dari hancuran total sel epitel.
Bentuk kelenjar keringat ini tubuler simpleks. Tiap kelenjar terdiri atas pars
butir pigmen. Di antara dasar sel-sel sekretoris dan membran basal (diluar sel
berlapis dua. Tidak terdapat sel terang, sel musigen (gelap) sama dengan yang
a) Merocrine (eccrine)
Ada 3-4 juta kelenjar merocrine pada orang dewasa. Terdapat banyak di
b) Apocrine
(scrotum dan labia mayor) dan di sekitar anus. Kelenjar apokrin menjadi
dasarnya tidak berbau ketika pertama kali keluar, tapi dengan cepat akan
badan.
3. Rambut (pillus)
Tersusun atas sel terkeratinisasi atau sel tanduk yang sudah mati. Ada 3 tahap
1) Lanugo, yaitu rambut yang tidak terpigmentasi; terbentuk pada fetus dalam 3
2) Vellus, yaitu menggantikan Lanugo sewaktu fetus lahir; struktur serupa; tidak
terpigmentasi; terdapat pada seluruh tubuh selain alis dan bulu mata
Struktur rambut jika dilihat secara cross-sectional dibagi menjadi daerah medula
(terdiri dari keratin halus), korteks (terdiri dari keratin keras), dan kutikula (terdiri
dari keratin keras). Pada folikel rambut terdiri dari lapisan dermal root sheath dan
epithelial root sheath. Lapisan epithelial root sheath dibagi lagi menjadi lapisan
Fungsi rambut: (1) Menghindari abrasi, (2) Pelindung organ tertentu, seperti otak
(pada scalp hair) dari radiasi dan suhu tinggi, (3) Fungsi filtrasi, yaitu pada
Vibrassae.
1) Anagen
Sel batang mendorong papila dermal => membentuk epithel root-sheat =>
membentuk matrix rambut => setelah epitel mati (terkeratinisasi), naik dan
terdorong ke papilla
2) Catagen
Sel epithelial rooth sheath mulai apoptosis sehingga folikel mengecil atau
3) Telogen
Tahap istirahat dimana folikel rambut sudah terlepas dari pegangannya (papila
dermal.
E. Fungsi Kulit
Dalam fisiknya yang membungkus seluruh tubuh, secara detail kulit berfungsi sebagai:
1. Fungsi proteksi
terutama yang bersifat iritan; lisol, karbol, asam dan alkali kuat,
Hal di atas terjadi karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit
2. Fungsi absorbsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat,
kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut
3. Fungsi ekskresi
kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keringat di kulit
4. Fungsi persepsi
di epidermis
cukup baik.
Sel pembentuk pigmen atau melanosit terletak di lapisan basal dan sel
ini berasal dari rigi saraf. Jumlah melanosit menentukan warna kulit ras
pigmen kulit melainkan juga oleh tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi
Hb dan karoten.
7. Fungsi keratinisasi
DAFTAR PUSTAKA
Michael F. Rizen, dkk, Menjadi Remaja Sehat: Panduan Remaja Dan Orangtua
Untuk Kesehatan Usia Puber, terj. Rani Sundari Ekawati, (Bandung: Mizan, 2012).
Ridwan Abdullah Sani, Sains Berbasis Alquran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014)