Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

DARING 24 AGUSTUS – 12 SEPTEMBER 2020

WAHYU HARDIYANTO
2019740166

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JAKARTA 2020
JADWAL HARIAN SEBAGAI PENGELOLA KEPERAWATAN
Di Ruang: ANNAS RSIJ PONDOK KOPI

No Nama Mhs Bulan


24 25 26 27 28 29 31 11 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12
SYAIFUL
1 ANWAR R P T P P P T R P T P P P T R P T P
WAHYU
2 HARDIYANTO T R P T P P P T R P T P P P T R P T
ENDANG
3 SUPARTO P T R P T P P P T R P T P P P T R P
4 EKA TRI DIANA P P T R P T P P P T R P T P P P T R
5 MARDHATILA P P P T R P T P P P T R P T P P P T
6 PUTI PATIMAH T P P P T R P T P P P T R P T P P P
7 PRASETYO EDI P T P P P T R P T P P P T R P T P P
LAPORAN PENDAHULUAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN
(KEPALA RUANGAN)
25 AGUSTUS 2020

Disusun oleh:
Wahyu Hardiyanto
2018727038

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
JAKARTA
2020
A. KONSEP METODE TIM
Metode tim merupakan metode yang menggunakan tim yang terdiri atas anggota
yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok
pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/ grup yang terdiri atas tenaga
profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
Metode ini biasa digunakan pada pelayanan keperawatan di unit rawat inap, unit rawat
jalan, dan unit gawat darurat. ( Nursalam, edisi 5 ; 171 )
Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu seorang
perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif.
Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/ketua tim.
Selain itu ketua tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota grup/tim.
Selain itu ketua tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota grup/tim. Sebelum
tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu
anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan. Selanjutnya ketua
tim yang melaporkan pada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan/asuhan
keperawatan terhadap klien.
Tim keperawatan dikembangkan pada tahun 1950-an dalam upaya mengurangi
masalah yang berhubungan dengan fungsi pengorganisasian pelayanan pasien. Banyak
yang percaya meskipun terus-menerus kekurangan staf perawat professional, system
pelayanan pasien harus dikembangkan untuk mengurangi pelayanan yang terpilah-pilah
dari metode keperawatan fungsional. Dalam keperawatan tim, tenaga pendukung
berkolaborasi dalam memberikan pelayanan terhadap sekelompok pasien di bawah
arahan seorang perawat professional. Seorang ketua tim bertanggung jawab mengetahui
kondisi dan kebutuhan seluruh pasien yang dirawat oleh tim. Kewajiban ketua tim
bergantung kepada kebutuhan pasien dan beban kerja, termasuk membantu anggota
tim, memberikan pelayanan langsung kepada pasien, mendidik pasien dan melakukan
koordinasi terhadap aktivitas pasien. Melalui komunikasi tim yang terus-menerus,
pelayanan kompehensif akan dapat diberikan kepada pasien meskipun relative banyak
staf pendukung.
Pelaksanan konsep tim sangat tergantung  pada filisofi ketua tim apakah
berorientasi pada tugas atau pada klien. perawat yang berperan sebagai ketua tim
bertanggung jawab untuk mengetahui  kondisi dan kebutuhan semua pasien yang ada di
dalam timnya dan merencanakan perawatan klien. tugas ketua  tim meliputi: mengkaji
anggota tim, memberi arahan perawatan untuk klien, melakukan pendidikan kesehatan
mengkoordinasikan aktivitas klien.
Keperawatan tim biasanya berkaitan dengan pola kepemimpinan demokratis.
Anggota tim diberikan otonomi sebanyak mungkin dalam mengerjakan tugas meskipun
juga berbagi dalam tanggung jawab dan tanggung gugatnya. Mengakui nilai-nilai
individual karyawan dan memberikan otonomi kepada anggota tim akan menghasilkan
kepuasan kerja yang tinggi.

B. TUJUAN METODE TIM


Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan adalah :
1. Untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif pasien
sehingga pasien merasa puas.
2. Dapat meningkatkan kerja sama dan koordinasi perawat dalam melaksanakan tugas,
memungkinkan adanya transfer  of knowladge dan transfer of experiences diantara
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
3. Meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dan motivasi perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan
4. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
5. Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
6. Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda

Sesuai dengan tujuan tersebut maka tugas dan tanggung jawab keperawatan
harus benar benar di arahkan dan di rencanakan secara matang untuk keberhasilan
asuhan keperawatan. sebagaimana di ketahui bahwa satu tim keperawatan terdiri dari
dua orang perawat atau lebih yang bekerja sama dalam pemberian asuhan keperawatan.
ketua tim seharusnya perawat profesional yang sudah berpenngalaman dalam
memberikan asuhan keperawatan dan di tunjuk oleh perawat kepala ruang (nurse unit
manager). selanjutnya, ketua tim akan melaksanakan tugas yang di delegasikan oleh
perawat kepala ruang bersama sama denga anggota tim. tugas dan tanggung jawab
ketua tim menjadi hal
yang harus di perhatikan secara cermat. tugas dan tanggung jawab tersebut
diarahkan untuk melakukan pengkajian dan penyusunan rencana keperawatan untuk
setiap pasien yang berada di bawah tanggung jawabnya, membagi tugas kepada semua
anggota tim dengan mempertimbangkan kemampuan yang di miliki anggota tim dan
kebutuhan pasien yang harus dipenuhi, mengontrol dan memberikan bimbingan kepada
anggota tim dalam melaksanakan tugasnya apabila diperlukan, melakukan evaluasi
terhadap hasil kerja anggota tim, menerima laporan tentang perkembangan kondisi
pasien dan anggota tim.

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE TIM


a. KELEBIHAN DARI METODE TIM
1. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan;
3. Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah di atasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim.
4. Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
5. Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda dengan
aman dan efektif
6. Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat
dipertanggungjawabkan
7. Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama bertugas
b. KELEMAHAN DARI METODE TIM
1. Komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim,
yang biasanya mebutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu-
waktu sibuk.
2. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau
berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
3. Akuntabilitas dalam tim kabur
4. Tidak efisien bila dibandingkan dengan model fungsional karena membutuhkan
tenaga yang mempunyai keterampilan tinggi.

D. TANGGUNG JAWAB DALAM METODE TIM


a. FUNGSI SEBAGAI KEPALA RUANGAN
1. Perencanaan :
a. Menunjukan ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing-masing;
b. Mengikuti serah terima pasien pada sif sebelumnya;
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien : gawat, transisi, dan
persiapan pulang, bersama ketua tim;
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan
kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur penugasan/ penjadwalan;
e. Merencakan strategi pelaksanaan keperawatan;
f. Mengikuti visit dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan
medis yang dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien;
g. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk kegiatan
membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan, membimbing penerapan
proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan, mengadakan diskusi
untuk perpecahan masalah, serta memberikan informasi kepada pasien atau
keluarga yang baru masuk;
h. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri;
i. Membantu membimbing peserta didik keperawatan;
j. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.

2. Pengorganisasian :
a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan;
b. Merumuskan tujuan metode penugasan;
c. Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas;
d. Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua tim, dan
ketua tim membawahi 2-3 perawat;
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain;
f. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan;
g. Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik;
h. Mendelegasikan tugas, saat kepala ruang tidak berada ditempat kepada ketua
tim;
i. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien;
j. Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya;
k. Identifikasi masalah dan cara penanganannya.

3. Pengarahan :
a. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim;
b. Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan baik;
c. Memberi motivasi dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap;
d. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan
asuhan keperawatan pada pasien;
e. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir;
f. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya;
g. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.

4. Pengawasan :
a. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomuni langsung dengan ketua tim
maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang di berikan kepada
pasien;
b. Melalui supervisi :
1) Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati sendiri,
atau melalui laporan langsung secara lisan, dan memperbaiki/ mengawasi
kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga;
2) Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftra hadir ketua tim,
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat
selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (dokumentasikan),
mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas;
3) Evaluasi;
4) Mengevaluasi upaya pelasanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah di susun bersama ketua tim;
5) Audit keperawatan.

b. PERAN SEBAGAI KEPALA RUANGAN


1 Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawatan primer
2 Orientasi dan merencanakan karyawan baru
3 Menyusun jadual dinas
4 Memberi penugasan pada perawat asisten/asosiat (PA)
5 Evaluasi kerja
6 Merencanakan /menyelenggarakan pengembangan staf
BAGAN SISTEM ASUHAN KEPERAWATAN “TEAM NURSING”

KEPALA
RUANGAN

KETUA KETUA KETUA


TIM TIM TIM

ANGGOT ANGGOT ANGGOT


A A A

PASIEN/KL PASIEN/KL PASIEN/KL


IEN IEN IEN
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2002. Manajemen keperawatan, aplikasi dalam praktik


keperawatan profesional. Penerbit : Salemba Medika
Ratna Sitono, Yulia. 2006. Metode praktik keperawatan profesional di
Rumah Sakit Jakarta : EGC
Russel C, Swanburg. 2000. Pengantar kepemimpinan dan manajemen
keperawatan unutk perawatan klinis. Jakarta : EGC
LAPORAN PENDAHULUAN
METODE PENUGASAN KA TIM DAN PENILAIAN TINGKAT
KETERGANTUNGAN PASIEN

Disusun Oleh :
Wahyu Hardiyanto
2018727038

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
KETUA TIM
A. Peran sebagai ketua tim
1. Fungsi:
a. Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangannya yang
didelegasikan oleh kepala ruangan.
b. Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi kinerja anggota tim/pelaksana.
c. Mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai kebutuhan pasien
d. Mengembangkan kemampuan anggota tim/pelaksana.
e. Menyelenggarakan konferensi
2. Uraian Tugas
a. Perencanaan:
b. Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya bersama kepala
ruangan.
c. Bersama kepala ruangan melakukan pembagian tugas untuk anggota
tim/pelaksana
d. Menyusun rencana asuhan keperawatan.
e. Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan keperawatan.
f. Memberi pertolongan segera pada pasien dengan masalah kedaruratan.
g. Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan.
h. Mengorientasikan pasien baru.
i. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

b. Pengorganisasian dan ketenagaan:


a) Merumuskan tujuan dari metode penugasan keperawatan tim.
b) Bersama kepala ruangan membuat rincian tugas untuk anggota tim/pelaksana
sesuai dengan perencanaan terhadap pasien yang menjadi tanggung
jawabnya dalam pemberian asuhan keperawatan.
c) Melakukan pembagian kerja anggota tim/ pelaksana sesuai dengan tingkat
ketergantungan pasien.
d) Melakukan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan lain.
e) Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim/ pelaksana.
f) Mendelegasikan tugas pelaksanaan proses keperawatan kepada anggota
tim/pelaksana.
g) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
c. Pengarahan:
a) Memberi pengarahan tentang tugas setiap anggota tim/ pelaksana.
b) Memberikan informasi kepada anggota tim/ pelaksana yang berhubungan
dengan asuhan keperawatan.
c) Melakukan bimbingan kepada anggota tim/ pelaksana yang berhubungan
dengan asuhan keperawatan.
d) Memberi pujian kepada anggota tim/ pelaksana yang melaksanakan tugasnya
dengan baik, tepat waktu, berdasarkan prinsip, rasional dan kebutuhan
pasien.
e) Memberi teguran kepada anggota tim/pelaksana yang melalaikan tugas atau
membuat kesalahan.
f) Memberi motivasi kepada anggota tim/pelaksana.
g) Melibatkan anggota tim/ pelaksana dari awal sampai dengan akhir kegiatan.
h) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
d. Pengawasan:
a) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan
anggota tim/ pelaksana  asuhan keperawatan kepada pasien.
b) Melalui supervisi: melihat/ mengawasi pelaksanaan asuhan keperawatan dan
catatan keperawatan yang dibuat oleh anggota tim/ pelaksana serta
menerima/ mendengar laporan secara lisan dari anggota tim/pelaksana
tentang tugas yang dilakukan
c) Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala yang terjadi pada saat itu
juga
d) Melalui evaluasi
1. Mengevaluasi kinerja dan laporan anggota tim/ pelaksana dan
membandingkan dengan peran masing-masing serta dengan rencana
keperawatan yang telah disusun.
2. Penampilan kerja anggota tim/ pelaksana dalam melaksanakan tugas.
3. Upaya peningkatan kemampuan, keterampilan dan sikap.
e) Memberi umpan balik kepada anggota tim/ pelaksana.
f) Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut.
g) Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
h) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
e. Gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan:  demokratik, otokratik, pseudo
demokartik, situasional, dll
f. Peran manajerial: informasional, interpersonal, decisional.

A. Penilaian ketergantungan Pasien


Klasifikasi pasien adalah metode pengelompokkan pasien menurut jumlah dan
kompleksitas persyaratan perawatan mereka. Dalam banyak sistem klasifikasi, pasien
dikelompokkan sesuai dengan ketergantungan mereka pada pemberi perawatan dan
kemampuan yang diperlukan untuk memberikan perawatan.
Tujuan Sistem klasifikasi Pasien adalah untuk mengkaji pasien dan pemberian nilai
untuk mengukur jumlah usaha yang diperlukan untuk memenuhi perawatan yang
dibutuhkan pasien (Gillies, 1994). Menurut Swanburg, tujuan klasifikasi pasien adalah
untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga yang dibutuhkan dan menentukan nilai
produktivitas.
Setiap kategori deskriptor empat perawatan (aktifitas sehari-hari, kesehatan umum,
dukungan pengajar serta emosional, dan perlakuan sekitar pengobatan) dipakai untuk
menunjukkan karakteristik dan tingkat perawat yang dibutuhkan pasien di dalam
klasifikasi tersebut. Klasifikasi pasien sangat menentukan perkiraan kebutuhan tenaga.
Hal ini dilakukan untuk menetapkan jumlah tenaga keperawatan sesuai dengan kategori
yang dibutuhkan untuk asuhan keperawatan klien di setiap unit.
Sistem klasifikasi Pasien
1. Kategori keperawatan klien menurut Swanburg (1999) terdiri dari :
a) Self-care
Klien memerlukan bantuan minimal dalam melakukan tindak
keperawatan dan pengobatan. Klien melakukan aktivitas perawatan diri
sendiri secara mandiri. Biasanya dibutuhkan waktu 1-2 jam dengan waktu
rata-rata efektif 1,5 jam/24 jam.
b) Minimal care
Klien memerlukan bantuan sebagian dalam tindak keperawatan dan
pengobatan tertentu, misalnya pemberian obat intravena, dan mengatur
posisi. Biasanya dibutuhkan waktu 3-4 jam dengan waktu rata-rata efektif
3,5 jam/24 jam.

c) Intermediate care
Klien biasanya membutuhkan waktu 5-6 jam dengan waktu rata-rata
efektif 5,5 jam/24 jam.
d) Mothfied intensive care
Klien biasanya membutuhkan waktu 7-8 jam dengan waktu rata-rata
efektif 7,5 jam/24 jam.
e) Intensive care
Klien biasanya membutuhkan 10-14 jam dengan waktu rata-rata efektif
12 jam/24 jam.

2. Metode lain yang sering digunakan di Rumah Sakit adalah metode menurut
Donglas (1984), yang mengklasifikasi derajat ketergantungan pasien dalam tiga
kategori, yaitu perawatan miniaml, perawatan intermediate, dan perawatan
maksimal atau total.
a) Perawatan minamal
Perawatan ini memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi
ini adalah klien masih dapat melakukan sendiri kebersihan diri, mandi, dan ganti
pakaian, termasuk minum. Meskipun demikian klien perlu diawasi ketika
melakukan ambulasi atau gerakan. Ciri-ciri lain pada klien dengan klasifikasi ini
adalah observasi tanda vital dilakukan setiap shift, pengobatan minimal, status
psikologis stabil, dan persiapan pprosedur memerlukan pengobatan.
b) Perawatan intermediate
Perawatan ini memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi
ini adalah klien masih perlu bantuan dalam memenuhi kebersihan diri, makan dan
minum. Ambulasi serta perlunya observasi tanda vital setiap 4 jam. Disamping
itu klien dalam klasifikasi ini memerlukan pengobatan lebih dan sekali. Kateter
Foley atau asupan haluarannya dicatat. Dan klien dengan pemasangan infus serta
persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
c) Perawatan maksimal atau total
Perawat ini memerlukan waktu 5-6jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi ini
adalah klien harus dibantu tentang segala sesuatunya. Posisi yang diatur,
observasi tanda vital setiap 2 jam, makan memerlukan selang NGT (Naso Gastrik
Tube), menggunakan terapi intravena, pemakaian alat penghisap (suction), dan
kadang klien dalam kondisi gelisah/disorientasi
Metode Douglas
Bagi pasien rawat inap, standar waktu pelayanan pasien adalah:
a.      Perawatan minimal memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam
b.      Perawatan intermediate memerlukan waktu : 3-4 jam/24 jam
c.      Perawatan maksimal/total memerlukan waktu : 5-6 jam/24 jam

Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Kategori I : perawatan mandiri. Kriteria pada klasifikasi ini adalah pasien
masih dapat melakukan sendiri kebersihan diri, mandi, ganti pakaian, makan,
minum, penampilan secara umum baik, tidak ada reaksi emosional. Pasien
perlu diawasi ketika melakukan ambulasi atau gerakan. Pasien perlu dilakukan
observasi setiap sif, pengobatan minimal dan persiapan prosedur memerlukan
pengobatan.
b. Kategori II : perawatan intermediate. Kriteria pasien pada klasifikasi ini
adalah memerlukan bantuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti
makan, mengatur posisi waktu makan, memberi dorongan agar makan,
bantuan dalam eliminasi dan kebersihan diri, tindakan perawatan untuk
memonitor tanda-tanda vital, memeriksa produksi urine, fungsi fisiologis,
status emosional, kelancaran drainase (infus), bantuan dalam pendidikan
kesehatan serta persiapan pengobatan memerlukan prosedur.  
c. Kategori III : perawatan total. Kriteria pasien pada klasifikasi ini adalah tidak
dapat melakukan sendiri kebutuhan sehari-harinya, semua kebutuhan dibantu
oleh perawat, penampilan pasien sakit berat, pasien memerlukan observasi
tanda-tanda vital setiap dua jam, menggunakan selang nasogatrik (NGT),
menggunakan terapi intra vena, pemakaian alat penghisap (suction) dan
kadang pasien dalam kondisi gelisah/disorientasi.
Douglas menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam satu unit perawatan
berdasarkan klasifikasi pasien, di mana masing-masing kategori memiliki nilai
standar per shift, yaitu pada tabel di bawah ini.

Tabel. Nilai standar Jumlah Perawat per Shift Berdasarkan Klasifikasi pasien
Klasifikasi Pasien
Jumlah
Minimal Parsial Total
Pasien
P S M P S M P S M
1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,21 0,21 1,08 0,90 0,60
Dst

DAFTAR PUSTAKA

Douglas, Laura Mae. (1992) The effective Nurse : Leader and Manager ., 4 Th. Ed,.Mosby -
year book, Inc.

Gillies , DA., (1994),. Nursing Management a System Approach, 2nd.ed., W. B. Saunders.


Jurnal keperawatan Volume 1 tahun 2000 . , FIK UI.

Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (1998). Management Decision Making for Nurses (3rd ed)
Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher

Nursalam.(2002). Manajemen keperawatan, aplikasi dalam praktik keperawatan professional.


Penerbit: Salemba Medika

Swanburg, R.C, (1993) Iintroduction leadership & nursing for Clinical nurses., Jones &
Bartlett Publisher Inc
LAPORAN KARU TANGGAL 25 AGUSTUS 2020

 Kelola pelayanan keperawatan diruangan tersebut dengan menggunakan fungsi-fungsi


manajemen
1) Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
a) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga keperawatan serta tenaga lain sesuai
kebutuhan,
b) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan sesuai
kebutuhan.
c) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan atau asuhan keperawatan
yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.

2) Melaksanakan fungsi pelaksanaan, meliputi :


a) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang rawat
b) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain
sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
c) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawatan baru atau tenaga lain
yang akan bekerja di ruang rawat.
d) Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai ketentuan atau standar.
e) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerjasama
dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan diruang rawat inap.
f) Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksanaan perawatan dan tenaga lain
yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
g) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dibidang perawatan antara lain
melalui pertemuan ilmiah.
h) Mengenal jenis dan kegunaan barang atau peralatan serta mengusahakan
pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar tercapai pelayanan optimal.
i) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan bahan lain
yang diperlukan diruang rawat.
j) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu
dalam keadaan siap pakai.
k) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan inventarisasi peralatan.
l) Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya, meliputi
penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas yang ada
cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari diruangan
m) Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite) unutk pemeriksaan
pasien dan mencatat program pengobatan, serta menyampaikan kepada staf
untuk melaksanakannya.
n) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya diruang rawat menurut
tingkat kegawatannya, infeksi dan non infeksi, untuk memindahkan pemberian
asuhan keperawatan.
o) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk mengetahui
keadaannya dan menampung keluhan serta membantu memecahkan masalah
yang dihadapinya
p) Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama pelaksanaan
pelayanan perawatan berlangsung
q) Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien atau keluarga dalam batas
kewenangannya.
r) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
s) Memelihara dan mengembangkan sistem peralatan dan pelaporan asuhan
keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan secara tepat dan benar
untuk tindakan keperawatan selanjutnya.
t) Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruang yang lain, seluruh
kepala bidang, kepala bagian, kepala instalasi, dan kepala unti di RS.
u) Menciptakan dan memelihara susunan kerja yang baik antara petugas, pasien
dan keluarganya, sehingga memberi ketenangan.
v) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.
w) Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan pasien, kemudian
memeriksa dan meneliti saat pengkajian sesuai dengan diitnya.
x) Memelihara buku register dan buku catatan medik.
y) Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan kegiatan lain
diruang rawat.

3) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian, meliputi :


a) Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan.
b) Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan
dan ketrampilan di bidang perawatan.
c) Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan perawatan serta obat-
obatan secara efektif dan efisien.
d) Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan
keperawatan serta mencatat kegiatan lain diruang rawat.

 Perhatikan pembagian TIM dengan memperhatikan SDM yang ada dan jumlah pasien
yang dirawat

Kepala Ruangan
Wahyu Hardiyanto

Ketua TIM Ketua TIM


Endang Suparto Prasetyo Edi
Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana
1. Syaiful Anwar 1. Puti Fatimah
2. Eka Tri Diana 2. Mardhatila

Pasien Kelolaan Pasien Kelolaan

 Pasien 4  Pasien 1
 Pasien 5  Pasien 2
 Pasien 3
 Pasien 6
 Nilai ketergantuan pasien

Pasien 1 parsial care


Pasien 2 parsial care
Pasien 3 parsial care
Pasien 4 total care
Pasien 5 total care
Pasien 6 minimal care

 Hitung kebutuhan tenaga pada shift tersebut


Ruang rawat ANNAS dengan 6 pasien (1 pasien dengan perawatan minimal, 3 pasien
dengan perawatan parsial, dan 2 pasien dengan perawatan total) jumlah perawat yang
dibutuhkan untuk jaga pagi adalah:

Dinas Pagi
Minimal 1x0.17 = 0.17
Parsial 3x0.81 = 2.43
Total 2x0.72 = 1.44 +
Jumlah = 4.04 = 4

Dinas Sore
Minimal 1x0.14 = 0.14
Parsial 3x0.45 = 1.35
Total 2x0.60 = 1.2 +
Jumlah = 2.69 = 3

Dinas Malam
Minimal 1x0.10 = 0.1
Parsial 3x0.21 = 0.63
Total 2x0.40 = 0.8 +
Jumlah = 1.53 = 2

Laporan Harian Perawat Pelaksana


Tanggal : 26 Agustus 2020

Nama Kepala Ruangan : Endang Suparto


Nama Ketua TIM : Eka Tri Diana
Nama PP : 1. Wahyu Hardiyanto
: 2. Mardhatila

Kondisi pasien :
Tn. F (30 tahun) pasien baru denga DHF. Pasien panas hari ke 4, kesadaran composmentis.
TD 100/70 mmHg, suhu: 38ºc, nadi: 90x/m. tampak petehiae di lengan dan daerah paha,
nyeri tekan pada daerah perut kuadran kanan atas. Pasien mengeluh lemas, pusing, mual dan
tidak nafus makan. Infus terpasang dengan RL 30tpm. Di UGD sudah masuk 500 cc dalam
waktu 4 jam. Hasil lab: Hb 15 mg/dL. Ht 48. trombosit 90.000

DS:

 Pasien mengeluh lemas, pusing, mual dan tidak nafus makan


DO:

 Kesadaran composmentis. TD 100/70 mmHg, suhu: 38ºc, nadi: 90x/m


 Tampak petehiae di lengan dan daerah paha
 Nyeri tekan pada daerah perut kuadran kanan atas.
 Infus terpasang dengan RL 30tpm.
 Di UGD sudah masuk 500 cc dalam waktu 4 jam.
 Hasil lab: Hb 15 mg/dL. Ht 48. trombosit 90.000

Dx Keperawatan : Resiko syok hipovolemik

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan suhu pasien
dalam batas normal

Kriteria hasil:
1. Suhu pasien normal ( 36,5 – 37 )
2. Pasien tidak lemas
3. Trombosit normal (150000-400000 )
4. Nadi tidak teraba lemah
5. Akral hangat
6. Mukosa bibir lembab dan nyeri tekan abdomen hilang

Intervensi :
1. Monitor ttv
2. Monitor status cairan meliputi intake dan output
3. Monitor hasil lab (trombosit)
4. Kaji adanya tanda-tanda syok
5. Kolaborasi dalam pemberian terapi cairan
6. Berikan makanan sesuai diet yang dianjurkan

Implementasi
1. Memonitor ttv
2. Memonitor status cairan meliputi intake dan output
3. Memonitor hasil lab (trombosit)
4. Mengkaji adanya tanda-tanda syok
5. Berkolaborasi dalam pemberian terapi cairan

Evaluasi :
S: Pasien mengatakan masih lemas, mual dan muntah
O: Keadaan umum: sakit sedang, kesadaran: composmentis Terpasang terapi IVFD RL
500cc 30tpm. TD: 110/74 mmHg, N: 87x/m, S: 37.8ºc, RR: 20x/m. terapi diberikan
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan

\
TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN METODE SBAR

 S (Situation)
Tn. F (30 tahun) pasien baru dengan DHF. Masalah keperawatan resiko syok hipovolemik
 B (Background)
Pasien panas hari ke 4, kesadaran composmentis. TD 100/70 mmHg, suhu: 38ºc, nadi: 90x/m.
tampak petekie di lengan dan daerah paha, nyeri tekan pada daerah perut kuadran kanan atas.
Infus terpasang dengan RL 30tpm.. Hasil lab: Hb 15 mg/dL. Ht 48. trombosit 90.000
 A (Assesment)
Pasien mengeluh lemas, pusing, mual dan tidak nafus makan, Di UGD sudah masuk 500 cc
dalam waktu 4 jam
 R (Recommendation)
Pantau intake output pasien
Pantau hasil lab pasien
Monitor tanda-tanda vital
Kolaborasi pemberian cairan dan terapi

Yang Menerima Yang Menyerahkan

(Mardhatila) (Wahyu Hardiyanto)


LAPORAN KEGIATAN KETUA TIM

Hari/Tgl : 27 Agustus 2020


Ruang :Annas 1
‫ــــــــــــــــــم هللاِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح ْي ِم‬
ِ ‫س‬
ْ ِ‫ب‬
A. FUNGSI PERENCANAAN
Jam
Jam07.30 Preconfren :Operan dengan shift sebelumnya , sisa pasien ada 6 orang.
wib Rencana harian kebutuhan alat yang di perlukan selama shift.

Menilai ketergantungan pasien bersama kepala ruangan


 Tn. A (35 th) dengan diare hari perawatan ke 2. Kesadaran: cm, TD
110/70 mmHg, N.84x/mt, Sh. 37. Pasien terpasang Infus RL 20 tts/mt,
sore ini kolf terakhir, hasil lab elektrolit dalam batas normal. Pasien,
mules tidak ada, porsi makanan di habiskan dan BAB lembek hari ini 1x.
Terapi dalam bentuk injeksi stop, hanya terapi oral l. Mobilisasi
kekamar madi tanpa bantuan.
MINIMAL CARE

 Tn. B (50 th) dengan CHF dirawat hari ke 4. Kesadaran cm, Td. 130/90
mmHg, N. 100x/mnt, RR. 20x/mnt. Pasien mengeluh lemas berkuang,
nafas spantan tanpa bantuan O2, Infus sudah di up namun masih
menggunakan penflon untuk akses intravena, obat-obatan dalam bentuk
oral dan injeksi. Aktivitas pasien turun dari TT dengan bantuan kuri
roda.
PARSIAL CARE

 Tn.C (55 th) di rawat hari ke 4 dengan CKD, kesadaram cm, Td. 140/90
mmHg, N. 84x/mnt, RR 24x/mn, sh 37. Pasien dilakukan HD 2x
seminggu senin dan kamis. O2 terpasang 3L/mnt, Urine 500cc/24 jam,
mobilisasi ke kamar madi dibantu dengn kursi roda. Terapi dalam bentuk
oral. Minum dibatasi. Hari ini jadwal HD pk 17.
PARSIAL CARE

 Tn D ( 40 th) dirawat hari ke 5 dengan luka bakar grade II, 25% di


daerah lengan, dada dan sebagian perut. Kesadaran, Cm, tanda-tanda
vital stabil. Pasien mengeluh nyeri sedang pada darah luka bakar.
Perawatan luka dilakukan setiap pagi, kondisi luka membaik, infus sudah
di up, terapi dalam bentuk oral. Makan/minum sendiri di tt, lmobilisasi
turun dari TT dengan kursi roda.
PARSIAL CARE

 Tn.E (70 th) dirawat hari ke 6 dengan Geriatric Problem, Kesadaran cm,
Td. 110/ 70 mmHg, N. 78x/mnt, sh. 36.5, RR 20x/mnt. Pasien nafsu
makan membaik, porsi makan yang dihabiskan ¾ porso, Infus terpasang
dex 5% 20 tt/mnt, bila habis boleh di Up. D/c terpasang hari ke 6,
direncanakankan diganti kondom kateter. Mobilisasi di tempat tidur.
Terapi dalam bentuk oral.
TOTAL CARE

 TN.F (30 th) pasien baru dengan DHF. Pasien panas hari ke 5, Kesadaran
cm, Td 100/70 mmHg, Sh. 37,5, N. 94x/mnt. Tampak petehiae di lengan
dan daerah paha, nyeri tekan pada daerah perut kwdran kanan atas.
Pasien mengeluh, lemas, pusing, mual dan tidak nafsu makan. Inf
.terpasang dgn RL 30 tts/mnt. Hasil Lab jam 12: HB.15 mg/dl, HT 48,5,
Trombosit 80.000. jam 18 akan diabil lagi pemeriksaan HB, HT,
Trombo
PARSIAL CARE

Hitung kebutuhan tenaga pada shift tersebut ( shift Pagi )


Ruang rawat ANNAS dengan 6 pasien (4 pasien dengan perawatan parsial, dan
1 pasien dengan perawatan total dan 1 pasien dengan perawatan minimal )
jumlah perawat yang dibutuhkan untuk jaga pagi adalah:
Dinas Pagi
1x0,17 = 0,17
4x 0,27= 1,08
1x 0,36 = 0,36 +
Total = 1,61 = 2

Menyusun rencana asuhan keperawatan


1. Tn. A dengan dx medis diare
DS:
• Pasien mengatakan sudah tidak mules, makan dihabiskan dan BAB
lembek hari ini 1x
DO:
• Kesadaran: Composmentis. TD: 110/70 mmHg, N: 84x/mt, Suhu: 37ºc
• Pasien terpasang Infus RL 20 tpm
• Hasil lab dalam batas normal
• Mobilisasi kekamar mandi tanpa bantuan
DX Keperawatan: Gangguan pola eliminasi BAB
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
pola eliminasi BAB kembali normal
Kriteria hasil:
• Penurunan frekuensi defekasi
• Konsistensi BAB lunak
• Peristaltic kembali normal
Intervensi :
1. Observasi frekuensi dan karakteristik defekasi
2. Tingkatkan tirah baring
3. Lakukan pemeriksaan kulit perineal dan jaga dari gangguan integritas
4. Kolaborasi pemberian antidiare

2. Tn. B (50 th) dx medis CHF


DS:
• Pasien mengeluh lemas sudah berkurang

DO:
• Kesadaran: Composmentis, TD: 130/90 mmHg, N: 100x/mnt, RR.
20x/mnt.
• Nafas sudah tanpa bantuan O2
• Terpasang venflon
• Aktivitas dibantu kursi roda
DX Keperawatan : Intoleransi aktifitas

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan


pasien bertoleransi terhadap aktifitas
Kriteria Hasil:
1. Mampu melakukan aktifitas sehari-hari secara mandiri
2. Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan alat
Intervensi:
1. Monitoring tanda-tanda vital
2. Kaji keadaan umum pasien secara komprehensif
3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi akvitas yang mampu dilakukan
4. Latih pasien untuk melakukan aktifitas sesuai dengan kemampuan pasien

3. TN.C (55 th) dx medis CKD


DS: -
DO:
• Kesadaran: Composmentis, TD: 140/90 mmHg, Suhu: 37ºc, N: 84x/mnt.
RR: 24x/m
• Terpasang o2 nasal kasul 3lpm
• Mobilisasi dibantu dengan kursi roda
• Minum dibatasi
DX Keperawatan: Pola napas tidak efektif
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam pola napas
kembali efektif
Kriteria Hasil
1. Tidak menggunakan otot bantu napas
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal
Intervensi:
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Berikan posisi semi fowler
3. Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan
4. Kolaborasi pemberian oksigen

B. FUNGSI PENGORGANISASIAN
Membagi asuhan keperawatan Tim II kepada perawat pelaksana
Perawat I (Br. Prasetyo Edi pasien Tn.A dan Tn.B)
Perawat II (Zr. Puti Fatimah pasien Tn. C)

C. FUNGSI PENGARAHAN
Jam 13.00 Supervisi
wib Perawat 1 (Br. Edi)
Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat catatan perkembangan
pasien Tn. A dan Tn.B
Perawat 2 (Zr. Puti)
Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat catatan perkembangan
pasien Tn.C

D. FUNGSI PENGONTROLAN
Jam 13.30 Post conference dan menulis dokumentasi
wib Memeriksa kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan
Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas
Operan dengan dinas selanjutnya

Mengetahui:
Kepala Ruang Ketua Tim
Fasilitator

(...............................)
(..............................)
Laporan Harian Perawat Pelaksana
Tanggal : 28 Agustus 2020

Nama Karu : Zr. Mardhatila


Nama Katim : Br. Endang Suparto
Nama PP : Br. Syaiful Anwar
: Br. Wahyu Hardiyanto

Kondisi pasien :
Tn. B (50 th) dengan CHF dirawat hari ke 5. Kesadaran composmentis, TD: 130/90 mmHg,
Nadi: 100x/mnt, RR. 20x/mnt. Keluhan lemas sudah tidak ada. Terapi bentuk oral, Aktivitas
pasien turun dari tempat tidur dengan bantuan kursi roda.

DS:

 Pasien mengatakan keluhan lemas sudah tidak ada


DO:
 Kesadaran composmentis, TD: 130/90 mmHg, Nadi: 100x/mnt, RR. 20x/mnt.
 Terapi bentuk oral,
 Aktivitas pasien turun dari tempat tidur dengan bantuan kursi roda.

DX 1 : Intoleransi aktivitas
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien
bertoleransi terhadap aktifitas
Kriteria Hasil:

 Mampu melakukan aktifitas sehari-hari secara mandiri


 Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan alat

Intervensi :
 Monitor tanda-tanda vital
 Kaji keadaan umum pasien secara komprehensif
 Bantu pasien untuk mengidentifikasi akvitas yang mampu dilakukan
 Latih pasien untuk melakukan aktifitas sesuai dengan kemampuan pasien

Implementasi
1. Monitoring tanda-tanda vital
2. Megkaji keadaan umum pasien secara komprehensif
3. Membantu pasien untuk mengidentifikasi akvitas yang mampu dilakukan
4. Melatih pasien untuk melakukan aktifitas sesuai dengan kemampuan pasien

Evaluasi :
S: Pasien mengatakan sudah tidak lemas
O: Kesadaran: composmentis. TD: 118/87mmHg. N: 87x/m. S: 36ºc. pasien ke kamar mandi
dibantu oleh keluarga
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN METODE SBAR

 S (Situation)
Tn. B (50 th) sudah 5 hari perawatan. Dx medis CHF, masalah keperawatan: intoleransi
aktivitas
 B (Background)
keluhan lemas sudah tidak ada. Terapi bentuk oral, Aktivitas pasien turun dari tempat tidur
dengan bantuan kursi roda.
 A (Assesment)
Kesadaran composmentis, TD: 130/90 mmHg, Nadi: 100x/mnt, RR. 20x/mnt
 R (Recommendation)
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Kaji keadaan umum pasien secara komprehensif
3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi akvitas yang mampu dilakukan
4. Latih pasien untuk melakukan aktifitas sesuai dengan kemampuan pasien

Yang Menerima Yang Menyerahkan


Laporan Harian Perawat Pelaksana
Tanggal : 29 Agustus 2020

Nama Karu : Zr. Puti Fatimah


Nama Katim : Zr. Eka Tri Diana
Nama PP : Br. Syaiful Anwar
: Br. Wahyu Hardiyanto

Kondisi pasien :
TN H (45th) pasien baru dari UGD dengan fraktur cruris terbuka 1/3 dextra . Dari UGD
direncanakan operasi Cito pk 17, sudah di jadwalkan dari UGD. Luka mengeluarkan darah
terlihat darah merembes dibalutan luka, kaki pada didaerah fraktur dilakukan pembidaian.
Infus terpasang dgn NaCl. Ekspresi wajah pasien tegang dan skala nyeri 7. Hasil lab hb 11
mg/dl, Ht 42, Trombosit 150.00, leukosit.10.000.
Data Subjektif:
 Pasien mengatakan nyeri hebat
Data Objektif:
 Kes CM, TD: 130/90 mmHg, N: 90x/menit, S: 36,7, RR: 21x/menit
 Hasil lab hb 11 mg/dl, Ht 42, Trombo 150.000 leukosit.10.000.
 Luka mengeluarkan darah, terlihat darah merembes dibalutan luka
 Kaki pada didaerah fraktur dilakukan pembidaian
 Infus terpasang dgn NaCl
 Ekspresi wajah pasien tegang dan skala nyeri 7.

Dx Keperawatan: Nyeri Akut


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah
keperawatan nyeri dapat teratasi

Kriteria Hasil:
 Skala nyeri 1-3
 Pasien tidan meringis kesakitan menahan nyeri
 Ekpreis wajah pasien rileks
 Nyeri hilang

Intervensi :
 Kaji tanda-tanda vital
 Kaji skala nyeri (P,Q,R,S,T)
 Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
 Atur posisi pasien elevasi
 Berikan lingkungan yang nyaman bagi pasien
 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik sesuai indikasi
 Kolaborasi untuk dilakukan operasi Cito pk 17

Implementasi
 Mengkaji tanda-tanda vital
 Mengkaji skala nyeri (P,Q,R,S,T)
 Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
 Mengatur posisi pasien elevasi
 Memberikan lingkungan yang nyaman bagi pasien
 Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik sesuai indikasi
 Berkolaborasi untuk dilakukan operasi Cito pk 17

Evaluasi
S: Pasien mengatakan nyeri berkurang
O: . Luka mengeluarkan darah terlihat darah merembes dibalutan luka, kaki pada didaerah
fraktur dilakukan pembidaian. Infus terpasang dgn NaCl. Ekspresi wajah pasien tenang dan
skala nyeri 5
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN METODE SBAR

 S (Situation)
Tn. H (45th) pasien baru dari UGD dengan fraktur cruris terbuka 1/3 dextra . Dari UGD
direncanakan operasi Cito pk 17, sudah di jadwalkan dari UGD.
 B (Background)
Luka mengeluarkan darah terlihat darah merembes dibalutan luka, kaki pada didaerah fraktur
dilakukan pembidaian. Infus terpasang dgn NaCl. Ekspresi wajah pasien tegang dan skala
nyeri 7
 A (Assesment)
Hasil lab Hb 11 mg/dL, Ht 42, Trombosit 150.000, leukosit. 10.000.
 R (Recommendation)
1. Kaji tanda-tanda vital
2. Kaji skala nyeri (P,Q,R,S,T)
3. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
4. Atur posisi pasien elevasi
5. Berikan lingkungan yang nyaman bagi pasien
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik sesuai indikasi
7. Kolaborasi untuk dilakukan operasi Cito pk 17

Yang Menerima Yang Menyerahkan


Laporan Harian Perawat Pelaksana
Tanggal : 31 Agustus 2020

Nama Karu : Br. Prasetyo Edi


Nama Katim : Br. Syaiful Anwar
Nama PP : Br. Wahyu Hardiyanto
: Zr. Puti Fatimah

Kondisi pasien :
Tn. J (55 th) Pasien baru masuk dari UGD dengan Stroke. GCS 12 (E3, V4, M5), Hemi
parese sinistra, bicara Pelo. TD: 160/90 mmHg, N: 90x/mn, Sh: 37, RR.24x/m. Pasien
terpasang O2 nasal 2lpm, Infus Dex 5% 20 tpm, kateter urin terpasang, NGT terpasang.
Keluarga mengatakan setelah bangun tidur pasien biasanya kekamar mandi, namun pagi tadi
tidak bisa turun dari tempat tidur dan bicara pelo, pasien kemudian dibawa ke UGD.

Data Subjektif:
 Keluarga mengatakan klien sulit untuk menggerakan tangan dan kaki sebelah kiri
Data Objektif:
 Klien mengalami hemiparese sinistra
 Kekuatan otot kanan 5-5
 Kekuatan otot kiri 3-3
 ROM menurun

Dx Keperawatan: Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuskuler


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam mobiltas fisik klien akan
meningkat
Kriteria Hasil
Kekuatan otot klien meningkat
 ROM meningkat
 Klien dapat beraktivitas secara bertahap
 TTV dalam batas normal

Intervensi
 Monitor TTV sebelum dan selama latihan ROM
 Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
 Ajarkan klien dan keluarga latihan ROM aktif dan pasif

Implementasi
 Memonitor TTV sebelum dan selama latihan ROM
 Menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
 Mengajarkan klien dan keluarga latihan ROM aktif dan pasif

Evaluasi
S: -
O: GCS 12 (E3, V4, M5), Hemi parese sinistra, bicara Pelo. TD: 160/90 mmHg, N:
90x/mn, Sh: 37, RR.24x/m. Pasien terpasang O2 nasal 2lpm, Infus Dex 5% 20 tpm, kateter
urin terpasang, NGT terpasang
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN METODE SBAR

 S (Situation)
Tn. J (55 th) Pasien baru masuk dari UGD dengan Stroke. Masalah keperawatan gangguan
mobilitas fisik b.d gangguan neuromuskuler
 B (Background)
Pasien terpasang O2 nasal 2lpm, Infus Dex 5% 20 tpm, kateter urin terpasang, NGT
terpasang.
 A (Assesment)
GCS 12 (E3, V4, M5), Hemi parese sinistra, bicara Pelo. TD: 160/90 mmHg, N: 90x/mn, Sh:
37, RR.24x/m. Keluarga mengatakan setelah bangun tidur pasien biasanya kekamar mandi,
namun pagi tadi tidak bisa turun dari tempat tidur dan bicara pelo, pasien kemudian dibawa
ke UGD
 R (Recommendation)
1. Monitor TTV sebelum dan selama latihan ROM
2. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
3. Ajarkan klien dan keluarga latihan ROM aktif dan pasif

Yang Menerima Yang Menyerahkan


LAPORAN KEGIATAN KETUA TIM

Hari/Tgl : 01 September 2020


Ruang :Annas 1
‫ــــــــــــــــــم هللاِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح ْي ِم‬
ِ ‫س‬
ْ ِ‫ب‬
A. FUNGSI PERENCANAAN
Jam
Jam07.30 Preconfren :Operan dengan shift sebelumnya , sisa pasien ada 6 orang.
wib Rencana harian kebutuhan alat yang di perlukan selama shift.

Menilai ketergantungan pasien bersama kepala ruangan


• Pasien 1
Tn. G (36 th) pasien dengan Typoid hari ke 4. Kes Cm, TD 130/80,
N.90x/mn, s.38. Keluhan lemas Mual berkurang, makan habis 1/2 porsi.
Inf RL 20 tts/mnt. Terapi dalam bentuk oral.
PARSIAL CARE

• Pasien 2:
Tn. J (55 th) Pasien baru masuk dari UGD dengan Stroke. GCS 13(E4,
V4, M5), Hemi parese sinistra, bicara Pelo. TD.150/90 mmHG, N.
90x/mn, Sh. 37, RR.24xmn. Pasien terpasang O2 nasal 2L/mn, Infus Dex
5% 20 tt/mn, kateter Urin terpasang, NGT terpasang.
TOTAL CARE

• Pasien 3:
Tn H (45th) dengan post op fraktur cruris terbuka 1/3 dextra hari ke 3.
Kesadaran Cm, Td 110/70, N 80, Sh.36. Tampak balutan pada daerah
post op kering, Mobilisasi Turun dari tempat tidur menggunakan Kursi
roda, Infus sdh di up, Hb terakhir 14. Terapi dalam bentuk oral. Sore ini
diukur kruk dan kl sudah tersedia rencana latihan jalan.
TOTAL CARE

• Pasien 4:
Tn D ( 40 th) dirawat hari ke 9 dengan luka bakar grade II, 25% di
daerah lengan, dada dan sebagian perut. Kesadaran, Cm, tanda-tanda
vital stabil. Luka mengering, ganti balutan 2 hr sekali, mobilisasi jalan.
Rencana besok boleh pulang.
MINIMAL CARE

• Pasien 5:
Tn I (50 th) pasien dengan Hiperglikemi non ketosis hari perawatan ke 4,
Kes CM, Td 130/90mmHg, n 88x/mn, s 37. Keluhan lemas dan pusing.
Hasil Lab pagi jam 06 GD:230 mg/dl. Infus terpasang dgn NaCl, Diit
DM 1200 cal, terapi bentuk oral
PARSIAL CARE

• Pasien 6:
Tn.F (30 th) pasien baru dengan DHF. Pasien panas hari ke 10,
Kesadaran cm, Td 110/70 mmHg, Sh. 37, N. 100x/mnt, nafsu makan
membaik. Inf .terpasang dgn RL 20 tts/mnt, sebelum pulang di up. Hasil
Lab jam 06: HB.15 mg/dl, HT 45, Trombosit 120.000, Sore ini rencana
pulang
PARSIAL CARE

Menyusun rencana asuhan keperawatan


Tn. G (36 th) pasien dengan Typoid hari ke 4. Kec Cm, TD 130/80, N.90x/mn,
s.38. Keluhan lemas Mual berkurang, makan habis 1/2 porasi. Inf RL 20
tts/mnt. Terapi dalam bentuk oral.
DS:
Klien mengatakan lemas, mual berkurang dan makan habis ½ porsi
DO:
Klien terpasang terapi IVFD RL 20tpm

Dx Keperawatan: resiko gangguan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebtuhan


Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, nutrisi
adekuat
Kriteria hasil:
• Nafsu makan meningkat
• Tidak terjadi penurunan BB yang signifikan
Intervensi
• Monitor BB
• Pantau intake dan output
• Anjurkan makan sedikti tapi sering
• Kolaborasi pemberian terapi

Tn. J (55 th) Pasien baru masuk dari UGD dengan Stroke. GCS 13(E4, V4,
M5), Hemi parese sinistra, bicara Pelo. TD.150/90 mmHG, N. 90x/mn, Sh. 37,
RR.24xmn. Pasien terpasang O2 nasal 2L/mn, Infus Dex 5% 20 tt/mn, kateter
Urin terpasang, NGT terpasang.
DS: -
DO:
GCS 13(E4, V4, M5), Hemi parise sinetra, bicara Pelo. TD.150/90 mmHG, N.
90x/mn, Sh. 37, RR.24xmn. Pasien terpasang O2 nasal 2L/mn, Infus Dex 5% 20
tt/mn, kateter Urin terpasang, NGT terpasang.

Dx Keperawatan: Perfusi jaringan serebral tidak efektif


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam keadekuatan
aliran darah serebral untuk menunjang fungsi otak meningkat
Kriteria hasil:
• Tingkat kesadaran meningkat
• Tekanan darah membaik
• Kognitif meningkat
Intervensi
• Monitor tanda-tanda vital
• Elevasi kepala 30º
• Observasi adanya peningkatan TIK
• Kolaborasi pemberian terapi

Tn D ( 40 th) dirawat hari ke 9 dengan luka bakar grade II, 25% di daerah
lengan, dada dan sebagian perut. Kesadaran, Cm, tanda-tanda vital stabil. Luka
mengering, ganti balutan 2 hr sekali, mobilisasi jalan. Rencana besok boleh
pulang.
DS; -
DO:
Kesadaran, Cm, tanda-tanda vital stabil. Luka mengering, ganti balutan 2 hr
sekali, mobilisasi jalan. Rencana besok boleh pulang.

Dx Keperawatan: Resiko infeksi


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam tanda-tanda
infeksi tidak terjadi
Kriteria hasl:
1. Tidak ada tanda-tanda infeksi
2. Luka membaik
Intervensi
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Pantau tanda-tanda infeksi
3. Ajarkan cara merawat luka
4. Anjurkan makan tinggi protein
5. Kolaborasi pemberian terapi

B. FUNGSI PENGORGANISASIAN
Membagi asuhan keperawatan Tim II kepada perawat pelaksana
Perawat Pelaksana 1: Br. Endang Suparto (Mengelola pasien Tn. G dan Tn. D)
Perawat Pelaksana 2: Zr. Eka Tri Diana (Mengelola pasien Tn. J)

C. FUNGSI PENGARAHAN
Jam 13.00 1. Memberikan pengarahan pada anggota tim
wib 2. Memberikan bimbingan
3. Sharing bersama Br. Endang mengenai ganti balutan luka secara baik
dan benar
4. Memberikan pujian, motivasi
5. Br. Endang dan Zr. Eka sudah sangat baik memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien

D. FUNGSI PENGONTROLAN
Jam 13.30 Post conference dan menulis dokumentasi
wib Memeriksa kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan
Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas
Operan dengan dinas selanjutnya

Mengetahui:
Kepala Ruang Ketua Tim
Fasilitator

(...............................)
(..............................)
LAPORAN KEGIATAN KEPALA RUANGAN

Hari/Tgl : 02 September 2020


Ruang :Annas 1
‫ــــــــــــــــــم هللاِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح ْي ِم‬
ِ ‫س‬
ْ ِ‫ب‬
A. FUNGSI PERENCANAAN
Jam
Jam07.30 Mengikuti operan
wib Konference :
-menjelaskan mengenai jumlah pasien saat ini kepada ketua tim dan pelaksana.
-menjelaskan BOR pasien
-menjelaskan kondisi pasien
Rencana harian kebutuhan alat yang di perlukan selama shift.

Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien

Menilai ketergantungan pasien bersama kepala ruangan


 Tn. G (36 th) pasien dengan Typoid. (MINIMAL CARE)
 Tn. J (55 th) pasien dengan Stroke. (TOTAL CARE)
 TN H (45th) dengan post op fraktur cruris terbuka 1/3 dextra (PARTIAL
CARE)
 Tn D ( 40 th) dirawat hari ke 10 dengan luka bakar grade II (MINIMAL
CARE)
 TN I (50 th) pasien dengan Hiperglikemi non ketosis (MINIMAL
CARE)
 Tn. K (30 th) pasien baru dari UGD dengan Cedera kepala Sedang
(TOTAL CARE)

Menghitung kebutuhan tenaga pada shift tersebut ( shift Pagi )


Dinas Pagi
3x0.51 = 1.53
1x0.27 = 0.27
2x0.72 = 1.44 +
Total = 3.24 = 3

Dinas Sore
3x0.42 = 1.26
1x0.15 = 0.15
2x0.60 = 1.2 +
Total = 2.61 = 3

Dinas Malam
3x0.30 = 0.9
1x0.07 = 0.07
2x0.40 = 0.8 +
Total = 1.77 = 2
Merencakan kebutuhan logistik ruangan
Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan bahan lain
yang diperlukan diruang rawat.

B. FUNGSI PENGORGANISASIAN
Menetapkan sistem penugasan, rentang kendali
Kepala ruangan membawahi 2 ketua tim
Setiap katim membawahi 2 perawat pelaksanan
KATIM 1: Br. Endang Suparto
KATIM 2: Br. Prasetyo Edi

Menjelaskan rincian tugas katim


Katim 1&2 sudah melakukan pengkajaian sampai menetukan
intervensikeperawatan pada pasien yang menjadi tanggung jawabnya

Mengendalikan tenaga di ruang rawat

C. FUNGSI PENGARAHAN
Jam 13.00 Memberikan pengarahan pada katim
wib Memberikan motivasi katim dan pelaksana
Menyemangati katim dan pelaksana agar tetap semangat dalam menjalankan
tugas masing-masing dan untuk sebelum-sebelumnya sudah baik dan
diharapkan untuk selanjutnya semakin baik dan dapat dipertahankan kinerjanya
Memberikan pujian pd staf
Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui laporan
langsung secara lisan dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang
ada saat ini

D. FUNGSI PENGONTROLAN
Jam 13.30 Mengendalikan logistik ruang rawat
wib Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan perawatan serta obat-
obatan secara efektif dan efisien.

Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktik


- Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan
asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain diruang rawat.
- Menciptakan dan memelihara susunan kerja yang baik antara
petugas, pasien dan keluarganya, sehingga memberi ketenangan.  
Mengevaluasi kinerja katim
Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama
Audit keperawatan

Memberikan umpan balik pada kinerja tim


Memberitahukan mana yang benar atau bisa menimbulkan masalah dalam
kinerja (dengan bahasa sopan dan santun serta disertai motivasi)
Operan dengan dinas selanjutnya

Mengetahui:
Kepala Ruang
(.........................................)
Laporan Harian Perawat Pelaksana
Tanggal : 03 September 2020

Nama Karu : Br. Endang Suparto


Nama Katim : Zr. Eka Tri Diana
Nama Perawat Pelaksan : Br. Wahyu Hardiyanto
: Zr. Puti Fatimah

Kondisi pasien :
Tn. J (55 th) Pasien dengan Stroke hari perawatan ke 4. GCS 14 (E5, V4, M5), Hemi parese
sinistra, bicara Pelo. TD.140/90 mmHg, N. 90x/mn, Sh. 37, RR.24x/mn. Pasien terpasang O2
nasal 2L/mn, Infus Dex 5% 20 tt/mn, kateter Urin terpasang, NGT terpasang, bila reflek
menelan bagus rencana NGT di Up. ROM dilakukan pagi dan sore.

 DS:
-
 DO:
1. Kes CM
2. TD.140/90 mmHG, N. 90x/mn, Sh. 37, RR.24xmn.
3. GCS 14(E5, V4, M5)
4. Bicara Pelo.
5. Pasien terpasang O2 nasal 2L/mn,
6. Infus Dex 5% 20 tt/mn
7. Kateter Urin terpasang
8. NGT terpasang

 Dx: Gangguan mobilitas fisik


 Tujuan dan kriteria hasil: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan klien dapat melakukan aktivitas dan mobilitas klien membaik, dengan
kriteria hasil :
1. Mobilitas klien dapat membaik
2. Klien dapat beraktifitas seperti biasa
3. Klien dapat melakukan pergerakan secara perlahan
Intervensi
1. Kaji tanda tanda vital pasien
2. Kaji tingkat kelemahan fisik
3. Ubah posisi klien 2 jam sekali miring kanan dan kiri
4. Fasilitasi melakukan mobilitas fisik, jika perlu
5. Liibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Implementasi
6. Mengkaji tanda tanda vital pasien
7. Mengkaji tingkat kelemahan fisik
8. Mengubah posisi klien 2 jam sekali miring kanan dan kiri
9. Memfasilitasi melakukan mobilitas fisik, jika perlu
10. Meliibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-
hari

Evaluasi
S: -
O: Kes CM. Hemi parise sinetra
TD.140/90 mmHg, N. 90x/mn, Sh. 37, RR.24xmn. GCS 14(E5, V4, M5) bicara Pelo.
terpasang NGT
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Kolaborasi dengan fisioterapi untuk latihan ROM
2. Ubah posisi klien setiap 2 jam sekali
3. Ubah posisi klien miring kanan dan kiri
TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN METODE SBAR

 S (Situation)
Tn. J (55 th) Pasien dengan Stroke. Masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik b.d
gangguan neuromuskuler
 B (Background)
Pasien terpasang O2 nasal 2lpm, Infus Dex 5% 20 tpm, kateter urin terpasang, NGT
terpasang.
 A (Assesment)
GCS 14 (E5, V4, M5), Hemi parese sinistra, bicara Pelo. TD: 140/90 mmHg, N: 90x/mn, Sh:
37, RR.24x/m.
 R (Recommendation)
1. Kaji tanda tanda vital pasien
2. Kaji tingkat kelemahan fisik
3. Ubah posisi klien 2 jam sekali miring kanan dan kiri
4. Fasilitasi melakukan mobilitas fisik, jika perlu
5. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Yang Menyerahkan Yang Menerima


LAPORAN KEGIATAN KETUA TIM

Hari/Tgl : 04 September 2020


Ruang :Annas 1
‫ــــــــــــــــــم هللاِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح ْي ِم‬
ِ ‫س‬
ْ ِ‫ب‬
A. FUNGSI PERENCANAAN
Jam
Jam07.30 Preconfren :Operan dengan shift sebelumnya , sisa pasien ada 6 orang.
wib Rencana harian kebutuhan alat yang di perlukan selama shift.

Menilai ketergantungan pasien bersama kepala ruangan


• Pasien 1
Tn. L (37 th) pasien baru masuk dengan Asma, Keluhan sesak nafas
setelah berberes di rumah. Pasien punya riwayat Asma, namun sudah
lama tidak kambuh. Kesadaran CM, TD. 130/90 mmHg, N:88x/mn, RR:
24x/mn, S: 37. Posisi tidur semi fowler, Wezing (+), O2 diganti dengan
nasal kanul 3L/mnt, Infus terpasang dengan Dex.5% 20 tts/mnt. Terapi
oral dan injeksi
TOTAL CARE

 Pasien 2:
Tn. J (55 th) Pasien dengan Stroke hari perawatan ke 5. GCS 15 (E4,
V5, M6), Hemi parese sinistra, bicara Pelo. TD.130/90 mmHg, N.
80x/mn, Sh. 37, RR.24xmn. Pasien terpasang O2 nasal 2L/mn, Infus Dex
5% 20 tt/mn, kateter Urin terpasang, NGT sdh di Up diit Bubur. ROM
dilakukan pagi dan sore.
PARSIAL CARE

• Pasien 3:
Tn. H (45th) dengan post op fraktur cruris terbuka 1/3 dextra hari ke 6 .
Kesadaran Cm, Td 110/70, N 80, Sh.36. Luka pada post op mengering,
balutan sudah diganti, Mobilisasi jalan menggunakan kruk. Terapi dalam
bentuk, Sore ini rencana pulang.
PARSIAL CARE

• Pasien 4:
Tn M ( 40 th) dengan gastritis kronis, Kesadaran CM, TD 110/60
mmHg, N.88x/mn, RR 20x/mn, S 36. Keluhan lemas, mual dan muntah-
muntah, tidak ada nafsu makan, nyeri bagian epogastrik, skala nyeri 5.
Selama sakit berat badan turun 5 kg lebih dan BB sekarang hanya 45 kg.
Infus terpasang dengan Dex 5%, terapi dalam bentuk oral dan injeksi.
PARSIAL CARE
• Pasien 5:
Tn. M (50 th) pasien baru dengan Ulkus Diabeticum di kaki kanan,
Pasien mempunyai riwayat DM sudah hampir 5 tahun. Luka tampak
basah, pus (+), jaringan nekrotik terdapat disekita luka. Kec CM, TD
180/90 mmHg, N.80, s.37. Keluhan nyeri pada luka, skala nyeri 7. Hasil
GD dari UGD 275 mg/dl. Perawatan luka dilakukan pagi dan sore.
TOTAL CARE

 Pasien 6:
Tn. K (30 th) pasien dengan Cedera kepala Sedang. GCS 15 (E4 V5 M6)
hari perawatan ke 3, TD 130/90, N.88, S:37, Hasil CT scan Tampak
perdarahan di subdural. Inf terpasang dex % 20 tts/mnt. Terapi injeksi
setiap 6 jam, bila habis di ganti oral, Pasien latihan duduk di TT
TOTAL CARE

Menyusun rencana asuhan keperawatan


Pasien 1:
Tn. L (37 th) pasien baru masuk dengan Asma, Keluhan sesak nafas setelah
berberes di rumah. Pasien punya riwayat Asma, namun sudah lama tidak
kambuh. Kesadaran CM, TD. 130/90 mmHg, N:88x/mn, RR: 24x/mn, S: 37.
Posisi tidur semi fowler, Wezing (+), O2 diganti dengan nasal kanul 3L/mnt,
Infus terpasang dengan Dex.5% 20 tts/mnt. Terapi oral dan injeksi.
DS:
Klien mengatakan sesak nafas setelah berberes di rumah
DO:
Pasien punya riwayat Asma, TD. 130/90 mmHg, N:88x/mn, RR: 24x/mn, S: 37.
Posisi tidur semi fowler, Wezing (+), O2 diganti dengan nasal kanul 3L/mnt

Dx Keperawatan: Pola napas tidak efektif


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, pola napas
adekuat
Kriteria hasil:
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal
2. Napas tidak menggunakan otot bantu
Intervensi
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Observasi jalan napas
3. Berikan posisi semi fowler
4. Kolaborasi pemberian terapi oksigen

Tn. J (55 th) Pasien dengan Stroke hari perawatan ke 5. GCS 15 (E4, V5, M6),
Hemi parese sinistra, bicara Pelo. TD.130/90 mmHG, N. 80x/mn, Sh. 37,
RR.24xmn. Pasien terpasang O2 nasal 2L/mn, Infus Dex 5% 20 tt/mn, kateter
Urin terpasang, NGT sdh di Up diit Bubur. ROM dilakukan pagi dan sore.
DS:
-
DO:
GCS 15 (E4, V5, M6), bicara Pelo. TD.130/90 mmHg, N. 80x/mn, Sh. 37,
RR.24xmn. terpasang O2 nasal 2L/mn, Infus Dex 5% 20 tt/mn, kateter Urin
terpasang, NGT sdh di Up diit Bubur. ROM dilakukan pagi dan sore

Dx Keperawatan: Gangguan mobilitas fisik


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam mobiltas fisik
meningkat
Kriteria hasil:
1. Pergerakan ekstremitas meningkat
2. Kekuatan otot meningkat
3. Rentang gerak meningkat
Intervensi
1. Kaji tanda tanda vital pasien
2. Kaji tingkat kelemahan fisik
3. Fasilitasi melakukan mobilitas fisik, jika perlu
4. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan
sehari-hari

Tn M ( 40 th) dengan gastritis kronis, Kesadaran CM, TN 110/60 mmHg,


N.88x/mn, RR 20x/mn, S 36. Keluhan lemas, mual dan muntah-muntah, tidak
ada nafsu makan, nyeri bagian epigastrik, skala nyeri 5. Selama sakit berat
badan turun 5 kg lebih dan BB sekarang hanya 45 kg. Infus terpasang dengan
Dex 5%, terapi dalam bentuk oral dan injeksi.
DS:
Pasien mengeluh lemas, mual dan muntah-muntah, tidak nafsu makan, nyeri
bagian epogastrik, skala nyeri 5
DO:
Kesadaran CM, TN 110/60 mmHg, N.88x/mn, RR 20x/mn, S 36. berat badan
turun 5 kg lebih dan BB sekarang hanya 45 kg. Infus terpasang dengan Dex 5%

Dx Keperawatan: Gangguan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nutrisi
adekuat
Kriteria hasl:
1. Nafsu makan membaik
2. Nyeri abdomen menurun
Intervensi
1. Pantau intake output
2. Anjurkan makan sedikit tapi sering
3. Pantau BB
4. Kolaborasi pemberian terapi

B. FUNGSI PENGORGANISASIAN
Membagi asuhan keperawatan Tim II kepada perawat pelaksana
Perawat Pelaksana 1: Br. Prasetyo Edi (Mengelola pasien Tn. L)
Perawat Pelaksana 2: Zr. Puti Fatimah (Mengelola pasien Tn. J dan Tn. M)

C. FUNGSI PENGARAHAN
Jam 13.00 1. Memberikan pengarahan pada anggota tim
wib 2. Memberikan pujian, motivasi
3. Br. Edi dan Zr.Puti sudah sangat baik memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien

D. FUNGSI PENGONTROLAN
Jam 13.30 Post conference dan menulis dokumentasi
wib Memeriksa kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan
Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas
Operan dengan dinas selanjutnya

Mengetahui:
Kepala Ruang Ketua Tim
Fasilitator

(...............................)
(..............................)

Laporan Harian Perawat Pelaksana


Tanggal : 05 September 2020
 Nama Karu : Zr. Mardhatila
 Nama Katim : Br. Endang Suparto
 Nama PP : Br. Syaiful Anwar
: Br. Wahyu Hardiyanto

Kondisi pasien :
Tn. J (55 th) dengan Stroke hari perawatan ke 6 GCS 15 (E4, V5, M6), Hemi parese sinistra,
bicara Pelo. TD: 130/90 mmHg, N: 80x/mn, Sh: 37, RR.24x/m. Pasien terpasang O2 nasal
2lpm, Infus Dex 5% 20 tpm, kateter urin terpasang hari ke 6, diit bubur. ROM dilakukan pagi
dan sore

 Data Subjektif:
-
 Data Objektif:
 GCS 15 (E4, V5, M6), Hemi parese sinistra, bicara Pelo. TD: 130/90 mmHg, N:
80x/mn, Sh: 37, RR.24x/m. Pasien terpasang O2 nasal 2lpm, Infus Dex 5% 20 tpm,
kateter urin terpasang hari ke 6, diit bubur. ROM dilakukan pagi dan sore

 Dx Keperawatan: Gangguan mobilitas fisik


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam mobiltas fisik klien akan
meningkat
Kriteria Hasil:
 Pergerakan ekstremitas meningkat
 Kekuatan otot meningkat
 Rentang gerak meningkat

Intervensi
 Kaji tanda tanda vital pasien
 Kaji tingkat kelemahan pasien
 Fasilitasi melakukan mobilitas fisik
 Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
 Implementasi
 Mengkaji tanda tanda vital pasien
 Mengkaji tingkat kelemahan pasien
 Memfasilitasi melakukan mobilitas fisik
 Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-
hari

Evaluasi
S: -
O: Kes CM. Hemi parise sinetra
TD.130/90 mmHg, N. 90x/mn, Sh. 37, RR.24xmn. GCS 15 (E4, V5, M6) Pasien terpasang
O2 nasal 2lpm, Infus Dex 5% 20 tpm, kateter urin terpasang hari ke 6, diit bubur. ROM
dilakukan pagi dan sore
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN METODE SBAR

 S (Situation)
Tn. J (55 th) dengan Stroke perawatan hari ke 6 Masalah keperawatan gangguan mobilitas
fisik
 B (Background)
Pasien terpasang O2 nasal 2lpm, Infus Dex 5% 20 tpm, kateter urin terpasang
 A (Assesment)
GCS 15 (E4. V6. M5), Hemi parese sinistra, bicara Pelo. TD: 130/90 mmHg, N: 80x/mn, Sh:
37, RR.24x/m. diit bubur. Latihan ROM pagi dan sore
R (Recommendation)
 Mengkaji tanda tanda vital pasien
 Mengkaji tingkat kelemahan pasien
 Memfasilitasi melakukan mobilitas fisik
 Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-
hari

Yang Menyerahkan Yang Menerima

Laporan Harian Perawat Pelaksana


Tanggal : 8 September 2020
Nama Karu : Prastyo Edi
Nama Katim : Saiful Anwar
Nama PP : Wahyu Hardiyanto

Kondisi pasien :
TN N (55th) pasien dengan post hipoglokemi, GD saat ini 250 mgdl, sudah di up. Nafas
spontan tanpa bantuan O2. TD 110/70mmHg, N 88 x/mnt, S. 37. Kes Delirium. Pasien minta
pulang

DS:

 Keluarga pasien mengatakan pasien minta pulang

DO:

 Pasien tampak lemah, kesadaran delirium


 GD : 250 mg/ dl
 TTV : TD 110/70mmHg, N 88 x/mnt, S. 37

Dx Keperawatan
Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang Dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan
Ketidakmampuan Untuk Mengabsorbsi Nutrisi

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, nutrisi adekuat
Kriteria hasil:
1. GD normal dan stabil
2. Intake nutrisi dan cairan dalam batas normal
 
Intervensi :
7. Kaji kesadaran dan tanda vital
8. Kaji intake output
9. Pantau GD
10. Berikan makanan sesuai diet yang dianjurkan

Implementasi
1. Mengkaji kesadaran dan tanda vital
2. Mengkaji intake output
3. Memantau GD
4. Memberikan makanan sesuai diet yang dianjurkan

Evaluasi :
S: Keluarga klien mengatakan klien minta pulang
O: Pasien masih tampak lemah. Kesadaran: delirium, TTV :TD. 120/70 mmHg, N:90x/mn,
RR: 18x/ mnt, GD: 250
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan

TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN METODE SBAR


Situation :
TN N (55th) pasien dengan post hipoglokemi, masalah keperawatan ketidakseimbangan
Nutrisi : Kurang Dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan Ketidakmampuan Untuk
Mengabsorbsi Nutrisi
Background :
Infus sudah di up, dokter sudah menjelakan penyakitnya tentang hipoglikemia.
Assesment
GD saat ini 250 mgdl. Nafas spontan tanpa bantuan O2. TD 110/70mmHg, N 88 x/mnt, S.
37. Kes Delirium. Pasien minta pulang
Recommendation
1. Kaji kesadaran dan tanda vital
2. Kaji intake output
3. Pantau GD
4. Berikan makanan sesuai diet yang dianjurkan

Yang Menerima Yang Menyerahkan

(Puti Fatimah) (Wahyu Hardiyanto)


LAPORAN HARIAN KETUA TIM
RUANG ANNAS 1 RSIJ PONDOK KOPI
Tanggal : 9 September 2020
Wahyu Hardiyanto

Tgl/ Fungsi manajemen Kegiatan Keterangan


jam
9/9/20 Perencanaan j. Menerima serah terima Pasien
Jam. askep: Menerima operan dari Tn. J (55 th) Pasien dengan Stroke
07.30- dinas Pagi hari perawatan ke 9. GCS 15(E4,
08.15 k. Memberikan tugas bersama V5, M6), Hemi parise sinetra,
karu, sesuai tingkat bicara Pelo. TD.130/90 mmHG, N.
ketergantungan: 80x/mn, Sh. 37, RR.20xmn. Nafas
spontan tanpa bantuan O2, Infus
sudah di Up, kateter Urin diganti
dengan kondom kateter, Diit Tim.
Mobilisasi duduk di Tempat tidur
dibantu perawat. Fisiotherapi aktif
2 hr sekali ke bagian rehabilitasi.
(PARSIAL CARE)

Pasien
TN N (55th) pasien dengan post
hipoglokemi, GD saat ini 250
mgdl, sudah di up. Nafas spontan
tanpa bantuan O2. TD
110/70mmHg, N 88 x/mnt, S. 37.
Kes Composmentis. Pasien
direncanakan pulang sore ini.
(MINIMAL CARE)

Pasien
Tn M ( 40 th) dengan gastritis
kronis, Kesadaran CM, TN 110/60
mmHg, N.88x/mn, RR 20x/mn, S
36. Keluhan mual tidak ada,
makan habis 1 porsi, nyeri bagian
epogastrik tidak ada. Selama sakit
berat badan turun 5 kg lebih dan
BB sekarang hanya 45 kg. Infus
sudah di Up, terapi dalam bentuk
oral dan injeksi. sore ini rencana
pulang. (PARTIAL CARE)

Pasien
Tn.K (30 th) pasien dengan Cedera
kepala Sedang. GCS 15 (E4 V5
M6) hari perawatan ke 5, TD
130/80, N.88, S:37, Hasil CT scan
Tampak perdarahan di subdural.
Inf terpasang dex 5% 20 tts/mnt.
Terapi oral, mobilisasi turun dr tt
menggunakan kursi roda. Rencana
pulang sore ini (PARTIAL
CARE)

Membagi pasien yang akan di


Kelola pada hari ini. Br. Endang
(Tn. J dengan stroke dan Tn. N
dengan post hipoglikemia)
Zr. Eka (Tn. M dengan gastritis
kronis dan Tn. K dengan cedera
l. Menyusun Renpra kepala sedang).
Pasien
Tn. J (55 th) Pasien dengan
Stroke hari perawatan ke 9. DS:
GCS 15 (E4, V5, M6), Hemi -
parise sinitra, bicara Pelo. DO:
TD.130/90 mmHG, N. 80x/mn, GCS 15 (E4, V5, M6), Hemi
Sh. 37, RR.20xmn. Nafas parise sinitra, bicara Pelo.
spontan tanpa bantuan O2, Infus TD.130/90 mmHG, N. 80x/mn,
sudah di Up, kateter Urin Sh. 37, RR.20xmn. Nafas spontan
diganti dengan kondom kateter, tanpa bantuan O2, Infus sudah di
Diit Tim. Mobilisasi duduk di Up, kateter Urin diganti dengan
Tempat tidur dibantu perawat. kondom kateter, Diit Tim.
Fisiotherapi aktif 2 hr sekali ke Mobilisasi duduk di Tempat tidur
bagian rehabilitasi. (PARSIAL dibantu perawat. Fisiotherapi aktif
CARE) 2 hr sekali ke bagian rehabilitasi

Dx Keperawatan: Gangguan
mobilitas fisik
Tujuan: Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24
jam mobiltas fisik meningkat
Kriteria hasil:
1. Pergerakan ekstremitas
meningkat
2. Kekuatan otot meningkat
3. Rentang gerak meningkat
Intervensi
1. Kaji tanda tanda vital
pasien
2. Kaji tingkat kelemahan
fisik
3. Fasilitasi melakukan
mobilitas fisik, jika perlu
4. Libatkan keluarga untuk
TN N (55th) pasien dengan post membantu pasien dalam
hipoglokemi, GD saat ini 250 pemenuhan kebutuhan sehari-
mgdl, sudah di up. Nafas hari
spontan tanpa bantuan O2. TD
110/70mmHg, N 88 x/mnt, S.
37. Kes Composmentis. Pasien DS:
direncanakan pulang sore ini. -
(PARTIAL CARE)
DO:
- Pasien tampak lemah, kesadaran
delirium
- GD : 250 mg/ dl
- TTV : TD 110/70mmHg, N 88
x/mnt, S. 37

Dx keperawatan
Ketidakseimbangan Nutrisi :
Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
berhubungan dengan
Ketidakmampuan Untuk
Mengabsorbsi Nutrisi
 
Tujuan: Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24
jam, nutrisi adekuat
Kriteria hasil:
3. GD normal dan stabil
4. Intake nutrisi dan cairan
dalam batas normal
 
Intervensi :
11. Kaji kesadaran dan tanda
vital
12. Kaji intake output
Pasien
13. Pantau GD
Tn M ( 40 th) dengan gastritis
14. Berikan makanan sesuai
kronis, Kesadaran CM, TN
diet yang dianjurkan
110/60 mmHg, N.88x/mn, RR
20x/mn, S 36. Keluhan mual
tidak ada, makan habis 1 porsi,
DS:
nyeri bagian epogastrik tidak
Klien mengatakan mual tidak ada,
ada. Selama sakit berat badan
makan habis 1 porsi, nyeri bagian
turun 5 kg lebih dan BB
epogastrik tidak ada
sekarang hanya 45 kg. Infus
DO:
sudah di Up, terapi dalam
Kesadaran CM, TN 110/60 mmHg,
bentuk oral dan injeksi. sore ini
N.88x/mn, RR 20x/mn, S 36,
rencana pulang. (PARTIAL
Selama sakit berat badan turun 5
CARE)
kg lebih dan BB sekarang hanya
45 kg. Infus sudah di Up, terapi
dalam bentuk oral dan injeksi. BB
hari ini naik 47 kg
Dx Keperawatan: resiko gangguan
kebutuhan nutrisi: kurang dari
kebutuhan
Tujuan: setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam,
nutrisi adekuat
Kriteria hasil:
1. Nafsu makan meningkat
2. Tidak terjadi penurunan BB
yang signifikan
Intervensi
Pasien 1. Monitor BB
TN.K (30 th) pasien dengan 2. Pantau intake dan output
Cedera kepala Sedang. GCS 15 3. Anjurkan makan sedikti tapi
(E4 V5 M6) hari perawatan ke sering
5, TD 130/80, N.88, S:37, Hasil4. Kolaborasi pemberian terapi
CT scan Tampak perdarahan di
subdural. Inf terpasang dex 5%
20 tts/mnt. Terapi oral, DS:
-
DO:
GCS 15 (E4 V5 M6) hari
perawatan ke 5, TD 130/80, N.88,
S:37, Hasil CT scan Tampak
perdarahan di subdural. Inf
terpasang dex 5% 20 tts/mnt.
Terapi oral,

Dx Keperawatan:
Perfusi jaringan serebral tidak
efektif
Tujuan: Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24
jam keadekuatan aliran darah
serebral untuk menunjang fungsi
otak meningkat
Kriteria hasil:
1. Tingkat kesadaran
3. Memimpin konfrence meningkat
2. Tekanan darah membaik
3. Kognitif meningkat
Intervensi
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Elevasi kepala 30º
3. Observasi adanya
peningkatan TIK
4. Kolaborasi pemberian
terapi
Konfrence dihadiri 1 KATIM dan
2 Perawata Pelaksana
9/9/20 Pengorganisasian 4. Mendelegasikan Perawat pelaksana 1. Br. Endang
09.00- pelaksanaan askep pada (Tn. J dengan stroke dan Tn. N
13.00 anggota tim dengan post hipoglikemia)

Perawat pelaksana 2 Zr. Eka (Tn.


M dengan gastritis kronis dan Tn.
K dengan cedera kepala sedang).

Br. Endang dan Zr. Eka


5. Menjelaskan rincian tugas memberikan asuhan keperawatan
anggota tim dalam askep secara komprehensif kepada
masing-masing pasiennya

Berkoordinasi dengan dokter


6. Mengkoordinasikan terkait pemberian terapi yang
kolaborasi bersama tim diprogram oleh dokter, dan
kes/profesi lain berkoordinasi dengan ahli gizi
terkait diit yang akan diberikan
kepada pasien.

Isirahat dari jam 11.15 – 12.15 (Br.


7. Mengatur waktu istirahat Endang)
anggota tim Istirahat dari jam 12.15 – 13.15
(Zr. Eka )

1. Tn. J (55 th) Pasien dengan Stroke


8. Mendokumentasikan rencana, fisiotherapi aktif 2 hr
perkembangan pasien pada sekali ke bagian rehabilitasi
CPPT 2. TN N (55th) pasien dengan post
hipoglokemi, rencana pulang sore
ini
3. Tn M ( 40 th) dengan gastritis
kronis rencana pulang
4. Tn. K (30 th) pasien dengan
Cedera kepala Sedang rencana
pulang sore ini

8/9/20 Pengarahan Memberikan pujian, motivasi Mengingatkan Br. Endang dan Zr. Eka
13.00- kepada Br. Endang dan Zr. Eka untuk jaga kesehatan, jangan lupa
13.15 sudah sangat baik memberikan istirahat dan makan. Pintar berbagi
asuhan keperawatan kepada waktu untuk istirahat
pasien

8/9/20 Pengontrolan 1. Mengevaluasi asuhan Tn. J dengan stroke


13.15- keperawatan S-
14.00 O: GCS 15 (E4, V5, M6), Hemi
parise sinitra, bicara Pelo.
TD.130/90 mmHG, N. 80x/mn,
Sh. 37, RR.20xmn. Nafas spontan
tanpa bantuan O2, Infus sudah di
Up, kateter Urin diganti dengan
kondom kateter, Diit Tim.
Mobilisasi duduk di Tempat tidur
dibantu perawat. Fisiotherapi aktif
2 hr sekali ke bagian rehabilitasi
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

Tn. N dengan post hipoglikemia


S: -
O: Pasien tampak lemah,
kesadaran delirium, GD : 250 mg/
dl, TTV : TD 110/70mmHg, N 88
x/mnt, S. 37
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan

Tn. M dengan gastritis kronis


S: Klien mengatakan sudah tidak
mual, namun nafsu baik
O: Kesadaran CM, TN 110/60
mmHg, N.88x/mn, RR 20x/mn, S
36, Selama sakit berat badan turun
5 kg lebih dan BB sekarang hanya
45 kg. Infus sudah di Up, terapi
dalam bentuk oral dan injeksi. BB
hari ini naik 47 kg
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

Tn. K dengan cedera kepala


sedang
S: -
O: GCS 15 (E4 V5 M6) hari
perawatan ke 5, TD 130/80, N.88,
S:37, Hasil CT scan Tampak
perdarahan di subdural. Inf
terpasang dex 5% 20 tts/mnt.
Terapi oral,
f. Melakukan timbang terima A: Masalah belum teratasi
pasien ke shift berikutnya P: Lanjutkan intervensi
g. Operan dengan dinas shift
sore

Pasien sisa 4 dengan tingkat


ketergantungan 1 total care dan 3
parcial care, direncanakan pulang 3
pasien yaitu:
1 TN N (55th) pasien dengan post
hipoglokemi, rencana pulang sore
ini
2 Tn M ( 40 th) dengan gastritis
kronis rencana pulang
3 Tn. K (30 th) pasien dengan
Cedera kepala Sedang rencana
pulang sore ini

Anda mungkin juga menyukai