WAHYU HARDIYANTO
2019740166
Disusun oleh:
Wahyu Hardiyanto
2018727038
Sesuai dengan tujuan tersebut maka tugas dan tanggung jawab keperawatan
harus benar benar di arahkan dan di rencanakan secara matang untuk keberhasilan
asuhan keperawatan. sebagaimana di ketahui bahwa satu tim keperawatan terdiri dari
dua orang perawat atau lebih yang bekerja sama dalam pemberian asuhan keperawatan.
ketua tim seharusnya perawat profesional yang sudah berpenngalaman dalam
memberikan asuhan keperawatan dan di tunjuk oleh perawat kepala ruang (nurse unit
manager). selanjutnya, ketua tim akan melaksanakan tugas yang di delegasikan oleh
perawat kepala ruang bersama sama denga anggota tim. tugas dan tanggung jawab
ketua tim menjadi hal
yang harus di perhatikan secara cermat. tugas dan tanggung jawab tersebut
diarahkan untuk melakukan pengkajian dan penyusunan rencana keperawatan untuk
setiap pasien yang berada di bawah tanggung jawabnya, membagi tugas kepada semua
anggota tim dengan mempertimbangkan kemampuan yang di miliki anggota tim dan
kebutuhan pasien yang harus dipenuhi, mengontrol dan memberikan bimbingan kepada
anggota tim dalam melaksanakan tugasnya apabila diperlukan, melakukan evaluasi
terhadap hasil kerja anggota tim, menerima laporan tentang perkembangan kondisi
pasien dan anggota tim.
2. Pengorganisasian :
a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan;
b. Merumuskan tujuan metode penugasan;
c. Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas;
d. Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua tim, dan
ketua tim membawahi 2-3 perawat;
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain;
f. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan;
g. Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik;
h. Mendelegasikan tugas, saat kepala ruang tidak berada ditempat kepada ketua
tim;
i. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien;
j. Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya;
k. Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
3. Pengarahan :
a. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim;
b. Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan baik;
c. Memberi motivasi dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap;
d. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan
asuhan keperawatan pada pasien;
e. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir;
f. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya;
g. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
4. Pengawasan :
a. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomuni langsung dengan ketua tim
maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang di berikan kepada
pasien;
b. Melalui supervisi :
1) Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati sendiri,
atau melalui laporan langsung secara lisan, dan memperbaiki/ mengawasi
kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga;
2) Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftra hadir ketua tim,
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat
selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (dokumentasikan),
mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas;
3) Evaluasi;
4) Mengevaluasi upaya pelasanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah di susun bersama ketua tim;
5) Audit keperawatan.
KEPALA
RUANGAN
Disusun Oleh :
Wahyu Hardiyanto
2018727038
c) Intermediate care
Klien biasanya membutuhkan waktu 5-6 jam dengan waktu rata-rata
efektif 5,5 jam/24 jam.
d) Mothfied intensive care
Klien biasanya membutuhkan waktu 7-8 jam dengan waktu rata-rata
efektif 7,5 jam/24 jam.
e) Intensive care
Klien biasanya membutuhkan 10-14 jam dengan waktu rata-rata efektif
12 jam/24 jam.
2. Metode lain yang sering digunakan di Rumah Sakit adalah metode menurut
Donglas (1984), yang mengklasifikasi derajat ketergantungan pasien dalam tiga
kategori, yaitu perawatan miniaml, perawatan intermediate, dan perawatan
maksimal atau total.
a) Perawatan minamal
Perawatan ini memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi
ini adalah klien masih dapat melakukan sendiri kebersihan diri, mandi, dan ganti
pakaian, termasuk minum. Meskipun demikian klien perlu diawasi ketika
melakukan ambulasi atau gerakan. Ciri-ciri lain pada klien dengan klasifikasi ini
adalah observasi tanda vital dilakukan setiap shift, pengobatan minimal, status
psikologis stabil, dan persiapan pprosedur memerlukan pengobatan.
b) Perawatan intermediate
Perawatan ini memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi
ini adalah klien masih perlu bantuan dalam memenuhi kebersihan diri, makan dan
minum. Ambulasi serta perlunya observasi tanda vital setiap 4 jam. Disamping
itu klien dalam klasifikasi ini memerlukan pengobatan lebih dan sekali. Kateter
Foley atau asupan haluarannya dicatat. Dan klien dengan pemasangan infus serta
persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
c) Perawatan maksimal atau total
Perawat ini memerlukan waktu 5-6jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi ini
adalah klien harus dibantu tentang segala sesuatunya. Posisi yang diatur,
observasi tanda vital setiap 2 jam, makan memerlukan selang NGT (Naso Gastrik
Tube), menggunakan terapi intravena, pemakaian alat penghisap (suction), dan
kadang klien dalam kondisi gelisah/disorientasi
Metode Douglas
Bagi pasien rawat inap, standar waktu pelayanan pasien adalah:
a. Perawatan minimal memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam
b. Perawatan intermediate memerlukan waktu : 3-4 jam/24 jam
c. Perawatan maksimal/total memerlukan waktu : 5-6 jam/24 jam
Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Kategori I : perawatan mandiri. Kriteria pada klasifikasi ini adalah pasien
masih dapat melakukan sendiri kebersihan diri, mandi, ganti pakaian, makan,
minum, penampilan secara umum baik, tidak ada reaksi emosional. Pasien
perlu diawasi ketika melakukan ambulasi atau gerakan. Pasien perlu dilakukan
observasi setiap sif, pengobatan minimal dan persiapan prosedur memerlukan
pengobatan.
b. Kategori II : perawatan intermediate. Kriteria pasien pada klasifikasi ini
adalah memerlukan bantuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti
makan, mengatur posisi waktu makan, memberi dorongan agar makan,
bantuan dalam eliminasi dan kebersihan diri, tindakan perawatan untuk
memonitor tanda-tanda vital, memeriksa produksi urine, fungsi fisiologis,
status emosional, kelancaran drainase (infus), bantuan dalam pendidikan
kesehatan serta persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
c. Kategori III : perawatan total. Kriteria pasien pada klasifikasi ini adalah tidak
dapat melakukan sendiri kebutuhan sehari-harinya, semua kebutuhan dibantu
oleh perawat, penampilan pasien sakit berat, pasien memerlukan observasi
tanda-tanda vital setiap dua jam, menggunakan selang nasogatrik (NGT),
menggunakan terapi intra vena, pemakaian alat penghisap (suction) dan
kadang pasien dalam kondisi gelisah/disorientasi.
Douglas menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam satu unit perawatan
berdasarkan klasifikasi pasien, di mana masing-masing kategori memiliki nilai
standar per shift, yaitu pada tabel di bawah ini.
Tabel. Nilai standar Jumlah Perawat per Shift Berdasarkan Klasifikasi pasien
Klasifikasi Pasien
Jumlah
Minimal Parsial Total
Pasien
P S M P S M P S M
1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,21 0,21 1,08 0,90 0,60
Dst
DAFTAR PUSTAKA
Douglas, Laura Mae. (1992) The effective Nurse : Leader and Manager ., 4 Th. Ed,.Mosby -
year book, Inc.
Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (1998). Management Decision Making for Nurses (3rd ed)
Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher
Swanburg, R.C, (1993) Iintroduction leadership & nursing for Clinical nurses., Jones &
Bartlett Publisher Inc
LAPORAN KARU TANGGAL 25 AGUSTUS 2020
Perhatikan pembagian TIM dengan memperhatikan SDM yang ada dan jumlah pasien
yang dirawat
Kepala Ruangan
Wahyu Hardiyanto
Pasien 4 Pasien 1
Pasien 5 Pasien 2
Pasien 3
Pasien 6
Nilai ketergantuan pasien
Dinas Pagi
Minimal 1x0.17 = 0.17
Parsial 3x0.81 = 2.43
Total 2x0.72 = 1.44 +
Jumlah = 4.04 = 4
Dinas Sore
Minimal 1x0.14 = 0.14
Parsial 3x0.45 = 1.35
Total 2x0.60 = 1.2 +
Jumlah = 2.69 = 3
Dinas Malam
Minimal 1x0.10 = 0.1
Parsial 3x0.21 = 0.63
Total 2x0.40 = 0.8 +
Jumlah = 1.53 = 2
Kondisi pasien :
Tn. F (30 tahun) pasien baru denga DHF. Pasien panas hari ke 4, kesadaran composmentis.
TD 100/70 mmHg, suhu: 38ºc, nadi: 90x/m. tampak petehiae di lengan dan daerah paha,
nyeri tekan pada daerah perut kuadran kanan atas. Pasien mengeluh lemas, pusing, mual dan
tidak nafus makan. Infus terpasang dengan RL 30tpm. Di UGD sudah masuk 500 cc dalam
waktu 4 jam. Hasil lab: Hb 15 mg/dL. Ht 48. trombosit 90.000
DS:
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan suhu pasien
dalam batas normal
Kriteria hasil:
1. Suhu pasien normal ( 36,5 – 37 )
2. Pasien tidak lemas
3. Trombosit normal (150000-400000 )
4. Nadi tidak teraba lemah
5. Akral hangat
6. Mukosa bibir lembab dan nyeri tekan abdomen hilang
Intervensi :
1. Monitor ttv
2. Monitor status cairan meliputi intake dan output
3. Monitor hasil lab (trombosit)
4. Kaji adanya tanda-tanda syok
5. Kolaborasi dalam pemberian terapi cairan
6. Berikan makanan sesuai diet yang dianjurkan
Implementasi
1. Memonitor ttv
2. Memonitor status cairan meliputi intake dan output
3. Memonitor hasil lab (trombosit)
4. Mengkaji adanya tanda-tanda syok
5. Berkolaborasi dalam pemberian terapi cairan
Evaluasi :
S: Pasien mengatakan masih lemas, mual dan muntah
O: Keadaan umum: sakit sedang, kesadaran: composmentis Terpasang terapi IVFD RL
500cc 30tpm. TD: 110/74 mmHg, N: 87x/m, S: 37.8ºc, RR: 20x/m. terapi diberikan
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
\
TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN METODE SBAR
S (Situation)
Tn. F (30 tahun) pasien baru dengan DHF. Masalah keperawatan resiko syok hipovolemik
B (Background)
Pasien panas hari ke 4, kesadaran composmentis. TD 100/70 mmHg, suhu: 38ºc, nadi: 90x/m.
tampak petekie di lengan dan daerah paha, nyeri tekan pada daerah perut kuadran kanan atas.
Infus terpasang dengan RL 30tpm.. Hasil lab: Hb 15 mg/dL. Ht 48. trombosit 90.000
A (Assesment)
Pasien mengeluh lemas, pusing, mual dan tidak nafus makan, Di UGD sudah masuk 500 cc
dalam waktu 4 jam
R (Recommendation)
Pantau intake output pasien
Pantau hasil lab pasien
Monitor tanda-tanda vital
Kolaborasi pemberian cairan dan terapi
Tn. B (50 th) dengan CHF dirawat hari ke 4. Kesadaran cm, Td. 130/90
mmHg, N. 100x/mnt, RR. 20x/mnt. Pasien mengeluh lemas berkuang,
nafas spantan tanpa bantuan O2, Infus sudah di up namun masih
menggunakan penflon untuk akses intravena, obat-obatan dalam bentuk
oral dan injeksi. Aktivitas pasien turun dari TT dengan bantuan kuri
roda.
PARSIAL CARE
Tn.C (55 th) di rawat hari ke 4 dengan CKD, kesadaram cm, Td. 140/90
mmHg, N. 84x/mnt, RR 24x/mn, sh 37. Pasien dilakukan HD 2x
seminggu senin dan kamis. O2 terpasang 3L/mnt, Urine 500cc/24 jam,
mobilisasi ke kamar madi dibantu dengn kursi roda. Terapi dalam bentuk
oral. Minum dibatasi. Hari ini jadwal HD pk 17.
PARSIAL CARE
Tn.E (70 th) dirawat hari ke 6 dengan Geriatric Problem, Kesadaran cm,
Td. 110/ 70 mmHg, N. 78x/mnt, sh. 36.5, RR 20x/mnt. Pasien nafsu
makan membaik, porsi makan yang dihabiskan ¾ porso, Infus terpasang
dex 5% 20 tt/mnt, bila habis boleh di Up. D/c terpasang hari ke 6,
direncanakankan diganti kondom kateter. Mobilisasi di tempat tidur.
Terapi dalam bentuk oral.
TOTAL CARE
TN.F (30 th) pasien baru dengan DHF. Pasien panas hari ke 5, Kesadaran
cm, Td 100/70 mmHg, Sh. 37,5, N. 94x/mnt. Tampak petehiae di lengan
dan daerah paha, nyeri tekan pada daerah perut kwdran kanan atas.
Pasien mengeluh, lemas, pusing, mual dan tidak nafsu makan. Inf
.terpasang dgn RL 30 tts/mnt. Hasil Lab jam 12: HB.15 mg/dl, HT 48,5,
Trombosit 80.000. jam 18 akan diabil lagi pemeriksaan HB, HT,
Trombo
PARSIAL CARE
DO:
• Kesadaran: Composmentis, TD: 130/90 mmHg, N: 100x/mnt, RR.
20x/mnt.
• Nafas sudah tanpa bantuan O2
• Terpasang venflon
• Aktivitas dibantu kursi roda
DX Keperawatan : Intoleransi aktifitas
B. FUNGSI PENGORGANISASIAN
Membagi asuhan keperawatan Tim II kepada perawat pelaksana
Perawat I (Br. Prasetyo Edi pasien Tn.A dan Tn.B)
Perawat II (Zr. Puti Fatimah pasien Tn. C)
C. FUNGSI PENGARAHAN
Jam 13.00 Supervisi
wib Perawat 1 (Br. Edi)
Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat catatan perkembangan
pasien Tn. A dan Tn.B
Perawat 2 (Zr. Puti)
Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat catatan perkembangan
pasien Tn.C
D. FUNGSI PENGONTROLAN
Jam 13.30 Post conference dan menulis dokumentasi
wib Memeriksa kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan
Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas
Operan dengan dinas selanjutnya
Mengetahui:
Kepala Ruang Ketua Tim
Fasilitator
(...............................)
(..............................)
Laporan Harian Perawat Pelaksana
Tanggal : 28 Agustus 2020
Kondisi pasien :
Tn. B (50 th) dengan CHF dirawat hari ke 5. Kesadaran composmentis, TD: 130/90 mmHg,
Nadi: 100x/mnt, RR. 20x/mnt. Keluhan lemas sudah tidak ada. Terapi bentuk oral, Aktivitas
pasien turun dari tempat tidur dengan bantuan kursi roda.
DS:
DX 1 : Intoleransi aktivitas
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien
bertoleransi terhadap aktifitas
Kriteria Hasil:
Intervensi :
Monitor tanda-tanda vital
Kaji keadaan umum pasien secara komprehensif
Bantu pasien untuk mengidentifikasi akvitas yang mampu dilakukan
Latih pasien untuk melakukan aktifitas sesuai dengan kemampuan pasien
Implementasi
1. Monitoring tanda-tanda vital
2. Megkaji keadaan umum pasien secara komprehensif
3. Membantu pasien untuk mengidentifikasi akvitas yang mampu dilakukan
4. Melatih pasien untuk melakukan aktifitas sesuai dengan kemampuan pasien
Evaluasi :
S: Pasien mengatakan sudah tidak lemas
O: Kesadaran: composmentis. TD: 118/87mmHg. N: 87x/m. S: 36ºc. pasien ke kamar mandi
dibantu oleh keluarga
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN METODE SBAR
S (Situation)
Tn. B (50 th) sudah 5 hari perawatan. Dx medis CHF, masalah keperawatan: intoleransi
aktivitas
B (Background)
keluhan lemas sudah tidak ada. Terapi bentuk oral, Aktivitas pasien turun dari tempat tidur
dengan bantuan kursi roda.
A (Assesment)
Kesadaran composmentis, TD: 130/90 mmHg, Nadi: 100x/mnt, RR. 20x/mnt
R (Recommendation)
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Kaji keadaan umum pasien secara komprehensif
3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi akvitas yang mampu dilakukan
4. Latih pasien untuk melakukan aktifitas sesuai dengan kemampuan pasien
Kondisi pasien :
TN H (45th) pasien baru dari UGD dengan fraktur cruris terbuka 1/3 dextra . Dari UGD
direncanakan operasi Cito pk 17, sudah di jadwalkan dari UGD. Luka mengeluarkan darah
terlihat darah merembes dibalutan luka, kaki pada didaerah fraktur dilakukan pembidaian.
Infus terpasang dgn NaCl. Ekspresi wajah pasien tegang dan skala nyeri 7. Hasil lab hb 11
mg/dl, Ht 42, Trombosit 150.00, leukosit.10.000.
Data Subjektif:
Pasien mengatakan nyeri hebat
Data Objektif:
Kes CM, TD: 130/90 mmHg, N: 90x/menit, S: 36,7, RR: 21x/menit
Hasil lab hb 11 mg/dl, Ht 42, Trombo 150.000 leukosit.10.000.
Luka mengeluarkan darah, terlihat darah merembes dibalutan luka
Kaki pada didaerah fraktur dilakukan pembidaian
Infus terpasang dgn NaCl
Ekspresi wajah pasien tegang dan skala nyeri 7.
Kriteria Hasil:
Skala nyeri 1-3
Pasien tidan meringis kesakitan menahan nyeri
Ekpreis wajah pasien rileks
Nyeri hilang
Intervensi :
Kaji tanda-tanda vital
Kaji skala nyeri (P,Q,R,S,T)
Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
Atur posisi pasien elevasi
Berikan lingkungan yang nyaman bagi pasien
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik sesuai indikasi
Kolaborasi untuk dilakukan operasi Cito pk 17
Implementasi
Mengkaji tanda-tanda vital
Mengkaji skala nyeri (P,Q,R,S,T)
Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
Mengatur posisi pasien elevasi
Memberikan lingkungan yang nyaman bagi pasien
Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik sesuai indikasi
Berkolaborasi untuk dilakukan operasi Cito pk 17
Evaluasi
S: Pasien mengatakan nyeri berkurang
O: . Luka mengeluarkan darah terlihat darah merembes dibalutan luka, kaki pada didaerah
fraktur dilakukan pembidaian. Infus terpasang dgn NaCl. Ekspresi wajah pasien tenang dan
skala nyeri 5
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN METODE SBAR
S (Situation)
Tn. H (45th) pasien baru dari UGD dengan fraktur cruris terbuka 1/3 dextra . Dari UGD
direncanakan operasi Cito pk 17, sudah di jadwalkan dari UGD.
B (Background)
Luka mengeluarkan darah terlihat darah merembes dibalutan luka, kaki pada didaerah fraktur
dilakukan pembidaian. Infus terpasang dgn NaCl. Ekspresi wajah pasien tegang dan skala
nyeri 7
A (Assesment)
Hasil lab Hb 11 mg/dL, Ht 42, Trombosit 150.000, leukosit. 10.000.
R (Recommendation)
1. Kaji tanda-tanda vital
2. Kaji skala nyeri (P,Q,R,S,T)
3. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
4. Atur posisi pasien elevasi
5. Berikan lingkungan yang nyaman bagi pasien
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik sesuai indikasi
7. Kolaborasi untuk dilakukan operasi Cito pk 17
Kondisi pasien :
Tn. J (55 th) Pasien baru masuk dari UGD dengan Stroke. GCS 12 (E3, V4, M5), Hemi
parese sinistra, bicara Pelo. TD: 160/90 mmHg, N: 90x/mn, Sh: 37, RR.24x/m. Pasien
terpasang O2 nasal 2lpm, Infus Dex 5% 20 tpm, kateter urin terpasang, NGT terpasang.
Keluarga mengatakan setelah bangun tidur pasien biasanya kekamar mandi, namun pagi tadi
tidak bisa turun dari tempat tidur dan bicara pelo, pasien kemudian dibawa ke UGD.
Data Subjektif:
Keluarga mengatakan klien sulit untuk menggerakan tangan dan kaki sebelah kiri
Data Objektif:
Klien mengalami hemiparese sinistra
Kekuatan otot kanan 5-5
Kekuatan otot kiri 3-3
ROM menurun
Intervensi
Monitor TTV sebelum dan selama latihan ROM
Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
Ajarkan klien dan keluarga latihan ROM aktif dan pasif
Implementasi
Memonitor TTV sebelum dan selama latihan ROM
Menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
Mengajarkan klien dan keluarga latihan ROM aktif dan pasif
Evaluasi
S: -
O: GCS 12 (E3, V4, M5), Hemi parese sinistra, bicara Pelo. TD: 160/90 mmHg, N:
90x/mn, Sh: 37, RR.24x/m. Pasien terpasang O2 nasal 2lpm, Infus Dex 5% 20 tpm, kateter
urin terpasang, NGT terpasang
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN METODE SBAR
S (Situation)
Tn. J (55 th) Pasien baru masuk dari UGD dengan Stroke. Masalah keperawatan gangguan
mobilitas fisik b.d gangguan neuromuskuler
B (Background)
Pasien terpasang O2 nasal 2lpm, Infus Dex 5% 20 tpm, kateter urin terpasang, NGT
terpasang.
A (Assesment)
GCS 12 (E3, V4, M5), Hemi parese sinistra, bicara Pelo. TD: 160/90 mmHg, N: 90x/mn, Sh:
37, RR.24x/m. Keluarga mengatakan setelah bangun tidur pasien biasanya kekamar mandi,
namun pagi tadi tidak bisa turun dari tempat tidur dan bicara pelo, pasien kemudian dibawa
ke UGD
R (Recommendation)
1. Monitor TTV sebelum dan selama latihan ROM
2. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
3. Ajarkan klien dan keluarga latihan ROM aktif dan pasif
• Pasien 2:
Tn. J (55 th) Pasien baru masuk dari UGD dengan Stroke. GCS 13(E4,
V4, M5), Hemi parese sinistra, bicara Pelo. TD.150/90 mmHG, N.
90x/mn, Sh. 37, RR.24xmn. Pasien terpasang O2 nasal 2L/mn, Infus Dex
5% 20 tt/mn, kateter Urin terpasang, NGT terpasang.
TOTAL CARE
• Pasien 3:
Tn H (45th) dengan post op fraktur cruris terbuka 1/3 dextra hari ke 3.
Kesadaran Cm, Td 110/70, N 80, Sh.36. Tampak balutan pada daerah
post op kering, Mobilisasi Turun dari tempat tidur menggunakan Kursi
roda, Infus sdh di up, Hb terakhir 14. Terapi dalam bentuk oral. Sore ini
diukur kruk dan kl sudah tersedia rencana latihan jalan.
TOTAL CARE
• Pasien 4:
Tn D ( 40 th) dirawat hari ke 9 dengan luka bakar grade II, 25% di
daerah lengan, dada dan sebagian perut. Kesadaran, Cm, tanda-tanda
vital stabil. Luka mengering, ganti balutan 2 hr sekali, mobilisasi jalan.
Rencana besok boleh pulang.
MINIMAL CARE
• Pasien 5:
Tn I (50 th) pasien dengan Hiperglikemi non ketosis hari perawatan ke 4,
Kes CM, Td 130/90mmHg, n 88x/mn, s 37. Keluhan lemas dan pusing.
Hasil Lab pagi jam 06 GD:230 mg/dl. Infus terpasang dgn NaCl, Diit
DM 1200 cal, terapi bentuk oral
PARSIAL CARE
• Pasien 6:
Tn.F (30 th) pasien baru dengan DHF. Pasien panas hari ke 10,
Kesadaran cm, Td 110/70 mmHg, Sh. 37, N. 100x/mnt, nafsu makan
membaik. Inf .terpasang dgn RL 20 tts/mnt, sebelum pulang di up. Hasil
Lab jam 06: HB.15 mg/dl, HT 45, Trombosit 120.000, Sore ini rencana
pulang
PARSIAL CARE
Tn. J (55 th) Pasien baru masuk dari UGD dengan Stroke. GCS 13(E4, V4,
M5), Hemi parese sinistra, bicara Pelo. TD.150/90 mmHG, N. 90x/mn, Sh. 37,
RR.24xmn. Pasien terpasang O2 nasal 2L/mn, Infus Dex 5% 20 tt/mn, kateter
Urin terpasang, NGT terpasang.
DS: -
DO:
GCS 13(E4, V4, M5), Hemi parise sinetra, bicara Pelo. TD.150/90 mmHG, N.
90x/mn, Sh. 37, RR.24xmn. Pasien terpasang O2 nasal 2L/mn, Infus Dex 5% 20
tt/mn, kateter Urin terpasang, NGT terpasang.
Tn D ( 40 th) dirawat hari ke 9 dengan luka bakar grade II, 25% di daerah
lengan, dada dan sebagian perut. Kesadaran, Cm, tanda-tanda vital stabil. Luka
mengering, ganti balutan 2 hr sekali, mobilisasi jalan. Rencana besok boleh
pulang.
DS; -
DO:
Kesadaran, Cm, tanda-tanda vital stabil. Luka mengering, ganti balutan 2 hr
sekali, mobilisasi jalan. Rencana besok boleh pulang.
B. FUNGSI PENGORGANISASIAN
Membagi asuhan keperawatan Tim II kepada perawat pelaksana
Perawat Pelaksana 1: Br. Endang Suparto (Mengelola pasien Tn. G dan Tn. D)
Perawat Pelaksana 2: Zr. Eka Tri Diana (Mengelola pasien Tn. J)
C. FUNGSI PENGARAHAN
Jam 13.00 1. Memberikan pengarahan pada anggota tim
wib 2. Memberikan bimbingan
3. Sharing bersama Br. Endang mengenai ganti balutan luka secara baik
dan benar
4. Memberikan pujian, motivasi
5. Br. Endang dan Zr. Eka sudah sangat baik memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien
D. FUNGSI PENGONTROLAN
Jam 13.30 Post conference dan menulis dokumentasi
wib Memeriksa kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan
Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas
Operan dengan dinas selanjutnya
Mengetahui:
Kepala Ruang Ketua Tim
Fasilitator
(...............................)
(..............................)
LAPORAN KEGIATAN KEPALA RUANGAN
Dinas Sore
3x0.42 = 1.26
1x0.15 = 0.15
2x0.60 = 1.2 +
Total = 2.61 = 3
Dinas Malam
3x0.30 = 0.9
1x0.07 = 0.07
2x0.40 = 0.8 +
Total = 1.77 = 2
Merencakan kebutuhan logistik ruangan
Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan bahan lain
yang diperlukan diruang rawat.
B. FUNGSI PENGORGANISASIAN
Menetapkan sistem penugasan, rentang kendali
Kepala ruangan membawahi 2 ketua tim
Setiap katim membawahi 2 perawat pelaksanan
KATIM 1: Br. Endang Suparto
KATIM 2: Br. Prasetyo Edi
C. FUNGSI PENGARAHAN
Jam 13.00 Memberikan pengarahan pada katim
wib Memberikan motivasi katim dan pelaksana
Menyemangati katim dan pelaksana agar tetap semangat dalam menjalankan
tugas masing-masing dan untuk sebelum-sebelumnya sudah baik dan
diharapkan untuk selanjutnya semakin baik dan dapat dipertahankan kinerjanya
Memberikan pujian pd staf
Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui laporan
langsung secara lisan dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang
ada saat ini
D. FUNGSI PENGONTROLAN
Jam 13.30 Mengendalikan logistik ruang rawat
wib Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan perawatan serta obat-
obatan secara efektif dan efisien.
Mengetahui:
Kepala Ruang
(.........................................)
Laporan Harian Perawat Pelaksana
Tanggal : 03 September 2020
Kondisi pasien :
Tn. J (55 th) Pasien dengan Stroke hari perawatan ke 4. GCS 14 (E5, V4, M5), Hemi parese
sinistra, bicara Pelo. TD.140/90 mmHg, N. 90x/mn, Sh. 37, RR.24x/mn. Pasien terpasang O2
nasal 2L/mn, Infus Dex 5% 20 tt/mn, kateter Urin terpasang, NGT terpasang, bila reflek
menelan bagus rencana NGT di Up. ROM dilakukan pagi dan sore.
DS:
-
DO:
1. Kes CM
2. TD.140/90 mmHG, N. 90x/mn, Sh. 37, RR.24xmn.
3. GCS 14(E5, V4, M5)
4. Bicara Pelo.
5. Pasien terpasang O2 nasal 2L/mn,
6. Infus Dex 5% 20 tt/mn
7. Kateter Urin terpasang
8. NGT terpasang
Implementasi
6. Mengkaji tanda tanda vital pasien
7. Mengkaji tingkat kelemahan fisik
8. Mengubah posisi klien 2 jam sekali miring kanan dan kiri
9. Memfasilitasi melakukan mobilitas fisik, jika perlu
10. Meliibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-
hari
Evaluasi
S: -
O: Kes CM. Hemi parise sinetra
TD.140/90 mmHg, N. 90x/mn, Sh. 37, RR.24xmn. GCS 14(E5, V4, M5) bicara Pelo.
terpasang NGT
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Kolaborasi dengan fisioterapi untuk latihan ROM
2. Ubah posisi klien setiap 2 jam sekali
3. Ubah posisi klien miring kanan dan kiri
TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN METODE SBAR
S (Situation)
Tn. J (55 th) Pasien dengan Stroke. Masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik b.d
gangguan neuromuskuler
B (Background)
Pasien terpasang O2 nasal 2lpm, Infus Dex 5% 20 tpm, kateter urin terpasang, NGT
terpasang.
A (Assesment)
GCS 14 (E5, V4, M5), Hemi parese sinistra, bicara Pelo. TD: 140/90 mmHg, N: 90x/mn, Sh:
37, RR.24x/m.
R (Recommendation)
1. Kaji tanda tanda vital pasien
2. Kaji tingkat kelemahan fisik
3. Ubah posisi klien 2 jam sekali miring kanan dan kiri
4. Fasilitasi melakukan mobilitas fisik, jika perlu
5. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Pasien 2:
Tn. J (55 th) Pasien dengan Stroke hari perawatan ke 5. GCS 15 (E4,
V5, M6), Hemi parese sinistra, bicara Pelo. TD.130/90 mmHg, N.
80x/mn, Sh. 37, RR.24xmn. Pasien terpasang O2 nasal 2L/mn, Infus Dex
5% 20 tt/mn, kateter Urin terpasang, NGT sdh di Up diit Bubur. ROM
dilakukan pagi dan sore.
PARSIAL CARE
• Pasien 3:
Tn. H (45th) dengan post op fraktur cruris terbuka 1/3 dextra hari ke 6 .
Kesadaran Cm, Td 110/70, N 80, Sh.36. Luka pada post op mengering,
balutan sudah diganti, Mobilisasi jalan menggunakan kruk. Terapi dalam
bentuk, Sore ini rencana pulang.
PARSIAL CARE
• Pasien 4:
Tn M ( 40 th) dengan gastritis kronis, Kesadaran CM, TD 110/60
mmHg, N.88x/mn, RR 20x/mn, S 36. Keluhan lemas, mual dan muntah-
muntah, tidak ada nafsu makan, nyeri bagian epogastrik, skala nyeri 5.
Selama sakit berat badan turun 5 kg lebih dan BB sekarang hanya 45 kg.
Infus terpasang dengan Dex 5%, terapi dalam bentuk oral dan injeksi.
PARSIAL CARE
• Pasien 5:
Tn. M (50 th) pasien baru dengan Ulkus Diabeticum di kaki kanan,
Pasien mempunyai riwayat DM sudah hampir 5 tahun. Luka tampak
basah, pus (+), jaringan nekrotik terdapat disekita luka. Kec CM, TD
180/90 mmHg, N.80, s.37. Keluhan nyeri pada luka, skala nyeri 7. Hasil
GD dari UGD 275 mg/dl. Perawatan luka dilakukan pagi dan sore.
TOTAL CARE
Pasien 6:
Tn. K (30 th) pasien dengan Cedera kepala Sedang. GCS 15 (E4 V5 M6)
hari perawatan ke 3, TD 130/90, N.88, S:37, Hasil CT scan Tampak
perdarahan di subdural. Inf terpasang dex % 20 tts/mnt. Terapi injeksi
setiap 6 jam, bila habis di ganti oral, Pasien latihan duduk di TT
TOTAL CARE
Tn. J (55 th) Pasien dengan Stroke hari perawatan ke 5. GCS 15 (E4, V5, M6),
Hemi parese sinistra, bicara Pelo. TD.130/90 mmHG, N. 80x/mn, Sh. 37,
RR.24xmn. Pasien terpasang O2 nasal 2L/mn, Infus Dex 5% 20 tt/mn, kateter
Urin terpasang, NGT sdh di Up diit Bubur. ROM dilakukan pagi dan sore.
DS:
-
DO:
GCS 15 (E4, V5, M6), bicara Pelo. TD.130/90 mmHg, N. 80x/mn, Sh. 37,
RR.24xmn. terpasang O2 nasal 2L/mn, Infus Dex 5% 20 tt/mn, kateter Urin
terpasang, NGT sdh di Up diit Bubur. ROM dilakukan pagi dan sore
B. FUNGSI PENGORGANISASIAN
Membagi asuhan keperawatan Tim II kepada perawat pelaksana
Perawat Pelaksana 1: Br. Prasetyo Edi (Mengelola pasien Tn. L)
Perawat Pelaksana 2: Zr. Puti Fatimah (Mengelola pasien Tn. J dan Tn. M)
C. FUNGSI PENGARAHAN
Jam 13.00 1. Memberikan pengarahan pada anggota tim
wib 2. Memberikan pujian, motivasi
3. Br. Edi dan Zr.Puti sudah sangat baik memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien
D. FUNGSI PENGONTROLAN
Jam 13.30 Post conference dan menulis dokumentasi
wib Memeriksa kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan
Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas
Operan dengan dinas selanjutnya
Mengetahui:
Kepala Ruang Ketua Tim
Fasilitator
(...............................)
(..............................)
Kondisi pasien :
Tn. J (55 th) dengan Stroke hari perawatan ke 6 GCS 15 (E4, V5, M6), Hemi parese sinistra,
bicara Pelo. TD: 130/90 mmHg, N: 80x/mn, Sh: 37, RR.24x/m. Pasien terpasang O2 nasal
2lpm, Infus Dex 5% 20 tpm, kateter urin terpasang hari ke 6, diit bubur. ROM dilakukan pagi
dan sore
Data Subjektif:
-
Data Objektif:
GCS 15 (E4, V5, M6), Hemi parese sinistra, bicara Pelo. TD: 130/90 mmHg, N:
80x/mn, Sh: 37, RR.24x/m. Pasien terpasang O2 nasal 2lpm, Infus Dex 5% 20 tpm,
kateter urin terpasang hari ke 6, diit bubur. ROM dilakukan pagi dan sore
Intervensi
Kaji tanda tanda vital pasien
Kaji tingkat kelemahan pasien
Fasilitasi melakukan mobilitas fisik
Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Implementasi
Mengkaji tanda tanda vital pasien
Mengkaji tingkat kelemahan pasien
Memfasilitasi melakukan mobilitas fisik
Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-
hari
Evaluasi
S: -
O: Kes CM. Hemi parise sinetra
TD.130/90 mmHg, N. 90x/mn, Sh. 37, RR.24xmn. GCS 15 (E4, V5, M6) Pasien terpasang
O2 nasal 2lpm, Infus Dex 5% 20 tpm, kateter urin terpasang hari ke 6, diit bubur. ROM
dilakukan pagi dan sore
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN METODE SBAR
S (Situation)
Tn. J (55 th) dengan Stroke perawatan hari ke 6 Masalah keperawatan gangguan mobilitas
fisik
B (Background)
Pasien terpasang O2 nasal 2lpm, Infus Dex 5% 20 tpm, kateter urin terpasang
A (Assesment)
GCS 15 (E4. V6. M5), Hemi parese sinistra, bicara Pelo. TD: 130/90 mmHg, N: 80x/mn, Sh:
37, RR.24x/m. diit bubur. Latihan ROM pagi dan sore
R (Recommendation)
Mengkaji tanda tanda vital pasien
Mengkaji tingkat kelemahan pasien
Memfasilitasi melakukan mobilitas fisik
Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-
hari
Kondisi pasien :
TN N (55th) pasien dengan post hipoglokemi, GD saat ini 250 mgdl, sudah di up. Nafas
spontan tanpa bantuan O2. TD 110/70mmHg, N 88 x/mnt, S. 37. Kes Delirium. Pasien minta
pulang
DS:
DO:
Dx Keperawatan
Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang Dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan
Ketidakmampuan Untuk Mengabsorbsi Nutrisi
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, nutrisi adekuat
Kriteria hasil:
1. GD normal dan stabil
2. Intake nutrisi dan cairan dalam batas normal
Intervensi :
7. Kaji kesadaran dan tanda vital
8. Kaji intake output
9. Pantau GD
10. Berikan makanan sesuai diet yang dianjurkan
Implementasi
1. Mengkaji kesadaran dan tanda vital
2. Mengkaji intake output
3. Memantau GD
4. Memberikan makanan sesuai diet yang dianjurkan
Evaluasi :
S: Keluarga klien mengatakan klien minta pulang
O: Pasien masih tampak lemah. Kesadaran: delirium, TTV :TD. 120/70 mmHg, N:90x/mn,
RR: 18x/ mnt, GD: 250
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
Pasien
TN N (55th) pasien dengan post
hipoglokemi, GD saat ini 250
mgdl, sudah di up. Nafas spontan
tanpa bantuan O2. TD
110/70mmHg, N 88 x/mnt, S. 37.
Kes Composmentis. Pasien
direncanakan pulang sore ini.
(MINIMAL CARE)
Pasien
Tn M ( 40 th) dengan gastritis
kronis, Kesadaran CM, TN 110/60
mmHg, N.88x/mn, RR 20x/mn, S
36. Keluhan mual tidak ada,
makan habis 1 porsi, nyeri bagian
epogastrik tidak ada. Selama sakit
berat badan turun 5 kg lebih dan
BB sekarang hanya 45 kg. Infus
sudah di Up, terapi dalam bentuk
oral dan injeksi. sore ini rencana
pulang. (PARTIAL CARE)
Pasien
Tn.K (30 th) pasien dengan Cedera
kepala Sedang. GCS 15 (E4 V5
M6) hari perawatan ke 5, TD
130/80, N.88, S:37, Hasil CT scan
Tampak perdarahan di subdural.
Inf terpasang dex 5% 20 tts/mnt.
Terapi oral, mobilisasi turun dr tt
menggunakan kursi roda. Rencana
pulang sore ini (PARTIAL
CARE)
Dx Keperawatan: Gangguan
mobilitas fisik
Tujuan: Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24
jam mobiltas fisik meningkat
Kriteria hasil:
1. Pergerakan ekstremitas
meningkat
2. Kekuatan otot meningkat
3. Rentang gerak meningkat
Intervensi
1. Kaji tanda tanda vital
pasien
2. Kaji tingkat kelemahan
fisik
3. Fasilitasi melakukan
mobilitas fisik, jika perlu
4. Libatkan keluarga untuk
TN N (55th) pasien dengan post membantu pasien dalam
hipoglokemi, GD saat ini 250 pemenuhan kebutuhan sehari-
mgdl, sudah di up. Nafas hari
spontan tanpa bantuan O2. TD
110/70mmHg, N 88 x/mnt, S.
37. Kes Composmentis. Pasien DS:
direncanakan pulang sore ini. -
(PARTIAL CARE)
DO:
- Pasien tampak lemah, kesadaran
delirium
- GD : 250 mg/ dl
- TTV : TD 110/70mmHg, N 88
x/mnt, S. 37
Dx keperawatan
Ketidakseimbangan Nutrisi :
Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
berhubungan dengan
Ketidakmampuan Untuk
Mengabsorbsi Nutrisi
Tujuan: Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24
jam, nutrisi adekuat
Kriteria hasil:
3. GD normal dan stabil
4. Intake nutrisi dan cairan
dalam batas normal
Intervensi :
11. Kaji kesadaran dan tanda
vital
12. Kaji intake output
Pasien
13. Pantau GD
Tn M ( 40 th) dengan gastritis
14. Berikan makanan sesuai
kronis, Kesadaran CM, TN
diet yang dianjurkan
110/60 mmHg, N.88x/mn, RR
20x/mn, S 36. Keluhan mual
tidak ada, makan habis 1 porsi,
DS:
nyeri bagian epogastrik tidak
Klien mengatakan mual tidak ada,
ada. Selama sakit berat badan
makan habis 1 porsi, nyeri bagian
turun 5 kg lebih dan BB
epogastrik tidak ada
sekarang hanya 45 kg. Infus
DO:
sudah di Up, terapi dalam
Kesadaran CM, TN 110/60 mmHg,
bentuk oral dan injeksi. sore ini
N.88x/mn, RR 20x/mn, S 36,
rencana pulang. (PARTIAL
Selama sakit berat badan turun 5
CARE)
kg lebih dan BB sekarang hanya
45 kg. Infus sudah di Up, terapi
dalam bentuk oral dan injeksi. BB
hari ini naik 47 kg
Dx Keperawatan: resiko gangguan
kebutuhan nutrisi: kurang dari
kebutuhan
Tujuan: setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam,
nutrisi adekuat
Kriteria hasil:
1. Nafsu makan meningkat
2. Tidak terjadi penurunan BB
yang signifikan
Intervensi
Pasien 1. Monitor BB
TN.K (30 th) pasien dengan 2. Pantau intake dan output
Cedera kepala Sedang. GCS 15 3. Anjurkan makan sedikti tapi
(E4 V5 M6) hari perawatan ke sering
5, TD 130/80, N.88, S:37, Hasil4. Kolaborasi pemberian terapi
CT scan Tampak perdarahan di
subdural. Inf terpasang dex 5%
20 tts/mnt. Terapi oral, DS:
-
DO:
GCS 15 (E4 V5 M6) hari
perawatan ke 5, TD 130/80, N.88,
S:37, Hasil CT scan Tampak
perdarahan di subdural. Inf
terpasang dex 5% 20 tts/mnt.
Terapi oral,
Dx Keperawatan:
Perfusi jaringan serebral tidak
efektif
Tujuan: Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24
jam keadekuatan aliran darah
serebral untuk menunjang fungsi
otak meningkat
Kriteria hasil:
1. Tingkat kesadaran
3. Memimpin konfrence meningkat
2. Tekanan darah membaik
3. Kognitif meningkat
Intervensi
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Elevasi kepala 30º
3. Observasi adanya
peningkatan TIK
4. Kolaborasi pemberian
terapi
Konfrence dihadiri 1 KATIM dan
2 Perawata Pelaksana
9/9/20 Pengorganisasian 4. Mendelegasikan Perawat pelaksana 1. Br. Endang
09.00- pelaksanaan askep pada (Tn. J dengan stroke dan Tn. N
13.00 anggota tim dengan post hipoglikemia)
8/9/20 Pengarahan Memberikan pujian, motivasi Mengingatkan Br. Endang dan Zr. Eka
13.00- kepada Br. Endang dan Zr. Eka untuk jaga kesehatan, jangan lupa
13.15 sudah sangat baik memberikan istirahat dan makan. Pintar berbagi
asuhan keperawatan kepada waktu untuk istirahat
pasien