Anda di halaman 1dari 116

MANAJEMEN BANGSAL

DENGAN PENERAPAN
SP2KP

BIDANG KEPERAWATAN RSUD


ULIN BANNJARMASIN 2017
SISTEM PEMBERIAN
PELAYANAN
KEPERAWATAN
PROFESIONAL
( SP2KP )
Pendahuluan

KEBIJAKAN DEPKES DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN

Direktur Bina Pelayanan Keperawatan

Disajikan pada Peningkatan Kemampuan Teknis


Perawat dalam Sistem Pemberian Pelayanan
Keperawatan di Rumah Sakit
tanggal 25 Mei 2009
TUJUAN

UMUM KHUSUS

Diterapkannya 1.Diperolehnya pemahaman yg sama dlm


SP2KP di RS penerapan SP2KP di RS
2. Diperolehnya gambaran penerapan SP2KP di
RS
3. Diperolehnya masukan u/ penyempurnaan
4. Diperolehnya RTL penerapan SP2KP di RS
Latar Belakang

Dalam manajemen askep metoda pemberian pelayanan


keperawatan yg digunakan merupakan faktor penting dalam
menentukan mutu askep

Model / metoda pemberian asuhan memberikan gambaran


jelas ttg tugas, tanggung jawab & kewenangan perawat dalam
menyelesaikan asuhan,
Fenomena Keperawatan

Fenomena keperawatan adalah penyimpangan /


tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia ( bio
psiko sosial spiritual ), mulai dari tingkat individu
sampai pd tingkat masyarakat yg juga tercermin pd
tingkat sistem organ fungsional sampai subseluler
Fenomena yg menjadi
tanggung jawab perawat
1. Bernafas normal
2. Makan dan minum cukup
3. Eliminasi
4. Bergerak dan mempertahankan sikap yang dibutuhkan
5. Tidur dan istirahat
6. Memilih, menentukan dan mengganti pakaian
7. Mempertahankan suhu tubuh normal
8. Mempertahankan kebersihan tubuh
9. Menghindari bahaya lingkungan
10.Berkomunikasi dengan orang lain
11.Membantu melaksanakan ibadah sesuai kepercayaan
12.Melakukan pekerjaan yang dapat memberikan kepuasan
13.Bermain/berpartisipasi
14.Belajar menemukan suatu yang baru
Kewajiban Perawat

Mengatasi fenomena yang menjadi tanggung


jawabnya

Menggunakan pendekatan penyelesaian masalah


(proses keperawatan) dalam mengatasi fenomena
keperawatan
Metoda

1. Metoda fungsional (SEBAIKNYA TIDAK DIGUNAKAN )


2. Metoda tim
3. Metoda keperawatan primer
4. Metoda kasus
5. Metoda moduler
6. Manajemen kasus,
7. Partnership model
8. Patient Care Centre (Pelayanan yg berfokus kepada pasien)
Rumah Sakit dapat
menetapkan
metoda yang paling
memungkinkan
untuk dilaksanakan.
2. METODA TIM

Metoda tim merupakan suatu metoda pemberian askep o/


sekelompok perawat (Tim) kepada sekelompok pasien

Perawat profesional yg berijazah, berpengalaman serta


memiliki pengetahuan dibidangnya ditunjuk u/ memimpin
sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan askep
thd sekelompok pasien
Metoda TIM
Kepala Perawat - Ners

Pimpinan Tim Pimpinan Tim


- Ners - Ners

Angg.Tim : Ners, Pr Angg.Tim : Ners, Pr


Dipl, Per. Pembantu Dipl, Per. Pembantu

PASIEN PASIEN
Konsep Dasar Penerapan Metoda tim

Ketua tim harus perawat profesional, mampu menggunakan


berbagai tehnik kepemimpinan, manajemen & komunikasi
efektif.
Ketua tim harus membuat keputusan ttg prioritas perencanaan,
supervisi, & evaluasi askep.
Komunikasi efektif u/ menjamin kontinuitas renpra melalui
berbagai cara terutama melalui tertulis
Anggota tim harus menerima &menghargai kepemimpinan
ketua tim
Ketua tim membantu anggotanya u/ memahami & melakukan
tugas sesuai dgn kemampuan mereka.
Peran kepala ruang penting dalam metoda tim.
Tugas & tanggung jawab kepala perawat

1). Menetapkan standar kinerja yg diharapkan


2). Membantu menetapkan sasaran unit/rgn
3). Memberikan kesempatan & bantuan pd ketua tim u/
pengembangan kepemimpinan/mnjm
4). Menjadi narasumber /konsultan bagi tim
5). Mendorong staf meningkatkan kemampuan
6). Menciptakan iklim komunikasi yg terbuka
Tugas & tanggungjawab ketua tim:

1). Mengkaji & mempertimbangkan intervensi rencana askep


2). Mengkoordinasikan rencana keperawatan dgn tindakan
medis
3). Membagi tugas & memberi bimbingan melalui konferensi
4). Mengevaluasi kualitas asuhan, hasil & mendokumentasikan
Tugas & tanggung jawab anggota tim:

1). Merawat pasien di unit perawatan.


2). Melaksanakan instruksi keperawatan yg tertera dalam
rencana keperawatan termasuk program pengobatan.
3). Melaporkan asuhan yg dilakukan, & respon pasien
Keuntungan:

1). Memanfaatkan semua kekuatan anggota tim.


2). Tim mendukung pengembangan & produktifitas kelompok.
3). Pengambilan keputusan organisasi mendekati groos root
4). Komunikasi antar anggota tim baik
5). Kontribusi dalam tim terpelihara baik.
6). Meningkatnya kepuasan pasien.
7). Biaya efektif.
Kerugian:

1). Perlu ketua tim yg berpengalaman & trampil


2). Perlu staf yang cukup
3). Perlu mix-skill yg sesuai
4). Bila tidak diimplementasikan secara total dpt tjd fragmentasi
5). Sering mendapat kesulitan dalam menetapkan waktu u/
konferensi & membuat rencana keperawatan
3. Metoda Primer

Metode keperawatan primer merupakan suatu metoda


pemberian askep, dimana seorang perawat register
bertanggung jawab & bertanggung gugat u/ memberikan
askep kepada pasien dalam 24 jam.

Dalam metoda ini terdapat hubungan yg dekat &


berkesinambungan antara klien & seorang perawat ttt yg
bertanggung jawab dalam perencanaan, implementasi,
evaluasi & koordinasi askep klien sejak masuk unit perawatan
sampai keluar
Metoda PRIMER

Kepala
Perawat -
Ners

CCM

Perawat
Primer

Perawat asosiet Perawat asosiet Perawat asosiet


bila PP tidak ada bila PP tidak bila PP tidak ada
(pagi) ada (siang) (malam)
CIRI

Terdapat
Akuntabilitas, otonomi, otoritas, advokasi, ketegasan
5 K yaitu, kontinuitas, komunikasi, kolaborasi,
koordinasi dan komitmen

Setiap PP biasanya merawat 4-6 klien dan


bertanggung jawab selama 24jam selama klien
tersebut dirawat di RS atau disuatu unit.
Tugas & tanggung jawab kepala perawat

1). Identifikasi siapa perawat yg layak mjd perawat primer.


2). Beri dukungan & pendidikan.
3). Pastikan semua staf perawat & pemberi asuhan lain
memahami peran perawat primer & asosiet.
4). Menjadi model peran, pembimbing & konsultan.
5). Pastikan & pertahankan mutu asuhan.
6). Kelola aspek fiscal/keuangan.
7). Beri otonomi pd perawat primer u/ menjalankan
delegasi dan pengambilan keputusan yg tepat.
Tugas & tanggungjawab Perawat Primer

1. Memenuhi kebutuhan pasien secara total selama dirawat di


RS
2. Melakukan pengkajian & merencanakan askep secara
komprehensif
3. Berkomunikasi & berkoordinasi dalam pembuatan renpra &
rencana pasien pulang
4. Memberikan askep pada pasien sesuai rencana &
berkoordinasi dgn tim kesehatan lain & kepala ruang
5. Melaksanakan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dgn
lembaga sosial di masyarakat, membuat jadwal perjanjian
klinik, mengadakan kunjungan rumah dll.
Tugas & tanggung jawab perawat asosiet

Melaksanakan tugas &


tanggungjawab perawat primer
bila perawat primer tidak ada
Keuntungan:
1. Memungkinkan PP u/ pengembangan diri melalui implementasi
ilmu pengetahuan
2. Model praktek didasarkan pd pengetahuan
3. Fokus pada kebutuhan pasien
4. Meningkatnya otonomi perawat.
5. Memungkinkan askep diberikan secara komprehensif.
6. Membaiknya kontinuitas & koordinasi asuhan.
7. Meningkatkan kesempatan u/ pengembangan hubungan antara
perawat pasien/keluarga.
8. Peningkatan mutu asuhan, karena Hanya ada 1(satu) perawat
yg bertanggungjawab dlm perencanaan & koordinasi askep,
Jangkauan observasi setiap perawat hanya 4-6 klien, Askep
diberikan secara komprehensif. PP bertanggungjawab selama 24
jam, Rencana pulang klien dapat diberikan lebih awal, Rencana
askep & medik berjalan paralel.
9. Perbaiki retensi perawat
10. Meningkatnya kepuasan perawat, dokter dan pasien/keluarga.
Kerugian:

1). Perlu perawat pendidikan tinggi & berpengalaman.


2). Perlu kemampuan komunikasi yg baik antara perawat primer
dengan rekan perawat ( Perawat asosiet).
3). Perawat primer dapat mengambil tanggung jawab rekan
perawat u/ mengimplementasikan askep yg diberikan.
4). Karena pindah keunit yg berbeda pasien dalam kondisi kritis
kemungkinan mempunyai beberapa perawat primer.
5). Biaya tinggi.
6). LOS menjadi singkat.
Keuntungan Bagi RS

Rumah sakit tidak harus mempekerjakan


terlalu banyak tenaga keperawatan
TETAPI
HARUS perawat yang BERMUTU TINGGI
4.Metoda Kasus

Metoda kasus merupakan sistem pemberian dimana seorang


perawat profesional memberikan askep langsung kpd sejumlah
pasien sewaktu dia bertugas
Dasar pemikiran metoda ini adalah seorang perawat
profesional paling siap u/ melaksanakan semua askep yg
diperlukan pasien
Metoda kasus ini biasa digunakan pada unit perawatan yg
memerlukan keahlian keperawatan pd tingkat ahli, seperti
pada unit perawatan kritis / ruang pemulihan setelah di
anestesi.
Manajemen Kasus I

Administrator
Keperawatan

Manajer kasus Manajer kasus


Peny.Dalam Manajer Kasus OB
Pediatrik
Manajemen Kasus II

Administrator
Keperawatan

Manajer kasus
Manajer kasus Manajer Kasus
Resiko tinggi
Resti Ps Pediatrik Resti Ps OB
Ps. Cardiac arrest
METODA KASUS
Lebih banyak menggunakan
tenaga PERAWAT REGISTER (RN)
dan lebih sedikit tenaga PERAWAT
PRAKTIKAL yang dibutuhkan
5.METODA MODULER

Metoda modifikasi keperawatan tim - primer, yg


dicoba u/ meningkatkan efektifitas konsep
keperawatan tim melalui penugasan modular
Sistem ini dipimpin oleh perawat register (Ners).
Anggota memberikan askep dibawah pengarahan
dari pimpinan Modulnya
Idealnya 2 3 perawat memberikan askep thd 8 12
pasien
Aktifitas tim sebagai suatu kesatuan mempunyai
pandangan yg holistik terhadap setiap kebutuhan
pasien
ALUR KOMANDO MODIFIKASI TIM PRIMER

KARU

KA TIM KA TIM KA TIM

PP PP PP

PP PP PP

PP PP PP

PASIEN PASIEN PASIEN


MODIFIKASI TIM PRIMER

ALASAN

1. keterbatasan pendidikan karena


Pendidikan harus S1
2. Tanggung jawab terfragmentasi pd
berbagai Tim
Alasan

Metode keperawatan primer tidak digunakan secara


murni karena membutuhkan jumlah tenaga
S.Kep/Ners lebih banyak,
Saat ini terdapat beberapa jenis tenaga keperawatan
dgn kemampuan yg berbeda2. Kombinasi metode tim
& perawat primer mjd penting shg perawat dgn
kemampuan yg lebih tinggi mampu mengarahkan&
membimbing perawat lain di bawah tanggung
jawabnya.
Metode tim tidak digunakan secara murni karena
pada metode ini tanggung jawab terhadap askep
terbagi kpd semua anggota tim
Keuntungan

1). Tim mendukung pengembangan & produktifitas kelompok


2). Askep diberikan secara komprehensif.
3). Membaiknya kontinuitas & koordinasi asuhan.
4). Meningkatnya kepuasan pasien.
5). Biaya efektif
Kerugian:

1). Sedikit perawat register yg digunakan u/


mengatasi kondisi pasien yg tidak diharapkan
2). Diperlukan pengalaman & ketrampilan ketua tim.
3). Diperlukan campuran ketrampilan yg tepat
Tugas & tanggung jawab kepala
perawat

1). Memfasilitasi pelaksanaan pemberian askep pasien.


2). Memberikan motivasi pada staf perawat.
3). Melatih perawat u/ bekerjasama dalam pemberian asuhan
Tugas & tanggungjawab Ketua Tim
Moduler

1).Memimpin, mendukung & menginstruksikan perawat non


profesional u/ melaksanakan tindakan keperawatan
2). Memberikan askep pasien (Mengkaji, merencanakan,
melaksanakan & menilai hasil askep)
3). Memberi bimbingan & instruksi kepada perawat partner
kerjanya
Tugas & tanggungjawab Anggota
Tim Moduler

Memberikan askep sesuai dengan yg


ditugaskan ketua tim
6. MANAJEMEN KASUS

Suatu Sistem pemberian askep yg berfokus pada pencapaian


hasil dalam kerangka waktu & sumber yg tepat & efektif
Sering digunakan dalam perangkat pelayanan kesehatan
masyarakat, psikiatri & diadopsi dalam asuhan pasien rawat
inap, berfokus pada populasi semua pasien
Model yg digunakan untuk identifikasi, koordinasi, &
monitoring implementasi kebutuhan pelayanan u/ mencapai
asuhan yg diinginkan dalam periode waktu ttt.
7. Care Centre Model

Penanggung
Jawab Ruangan

Kegiatan pelayanan: Respiratory


service, ECG admission / discharge
phlebotomy, supply management dll.

PASIEN
Kegiatan SP2KP

1. Timbang Terima
2. Ronde Keperawatan
3. Discharge Planning
4. Sentralisasi Obat
5. Supervisi Keperawatan
6. Dokumentasi Keperawatan
1. Timbang
Terima

Ketentuan timbang terima:


a. Dilaksanakan pd setiap pergantian shif
b. Dipimpin o/ perawat primer sbg penanggung jawab.
c. Diikuti perawat, mahasiswa dinas yg telah maupun yg
akan berdinas.
d. Terdapat unsur bimbingan & pengarahan dari
penanggung jawab.
e. Informasi yg disampaikan harus akurat, singkat,
sistematis, menggambarkan keadaan Pasien saat ini &
tetap menjaga kerahasiaan pasien
f. Timbang terima yg dilakukan harus berorientasi pd
permasalahan keperawatan, rencana, tindakan &
perkembangan kesehatan pasien.
Tujuan Timbang terima
adalah :

1. Menyampaikan kondisi & keadaan klien


2. Menyampaikan hal2 yg sudah dilakukan dlm askep pd klien
3. Menyampaikan permasalahan kep klien yg masih ada & yg sudah
terselesaikan.
4. Menyampaikan hal2 penting yg harus ditindak lanjuti o/ dinas
berikutnya
5. Menyusun rencana kerja u/ dinas berikutnya
6. Timbang terima yg efektif dpt dilakukan secara lisan/ tulisan.
7. Timbang terima yg baik bila semua perawat dpt mengikuti
perkembangan klien secara kontinu & dpt meningkatkan
kemampuan komunikasi perawat, kerjasama yg bertanggung jawab
antar anggota tim perawat.
TIMBANG TERIMA

PASIEN
DIAGNOSIS KEPERAWATAN (didukung data)
RENCANA TINDAKAN
TELAH / BELUM DILAKUKAN
PERKEMBANGAN KEADAAN PASIEN
MASALAH
TERATASI / BELUM TERATASI
TERATASI SEBAGIAN
MUNCUL MASALAH BARU
Prosedur Timbang Terima

Persiapan
Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian
shif/overan
Prinsip timbang terima, semua pasien baru masuk &
pasien yg dilakukan timbang terima khususnya
pasien yg memiliki permasalahan yg belum dpt
teratasi serta yg membutuhkan observasi lebih
lanjut.
Kelompok yg akan bertugas menyiapkan buku
catatan
Pelaksanaan

Kedua kelompok dinas sudah siap (shif jaga)


Kepala ruangan membuka acara timbang terima
Ketua Tim (PP) menyampaikan timbang terima pd Ketua Tim
(PP) berikutnya,
hal yg perlu disampaikan dlm timbang terima:
Jumlah pasien
Identitas klien & diagnosa medis
Data (keluhan/subjektif & objektif)
Masalah keperawatan yg masih muncul
Intervensi keperawatan yg sudah & belum dilaksanakan (secara
umum)
Intervensi kolaboratif & dependen
Rencana umum & persiapan yg perlu dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan penunjang dll.
lanjutan

Perawat yg melakukan timbang terima dpt melakukan klarifikasi


Tanya jawab & melakukan validasi terhadap hal2 yg telah
ditimbangterimakan & berhak menanyakan mengenai hal2 yg
kurang jelas
Kepala ruangan menanyakan kebutuhan dasar pasien
Penyampaian yang jelas, singkat & padat
Perawat yg melaksanakan timbang terima mengkaji secara
penuh thd masalah keperawatan, kebutuhan & tindakan yg
telah/belum dilaksanakan serta hal2 penting lainnya selama
masa perawatan
Hal2 yg sifatnya khusus & memerlukan perincian yg matang
sebaiknya dicatat secara khusus u/ kemudian diserahterimakan
kpd petugas berikutnya
Lama timbang terima u/ setiap pasien tidak lebih dari 5 menit,
kecuali pd kondisi khusus & memerlukan keterangan yg rumit.
Penutup

Diskusi
Pelaporan u/ timbang terima dituliskan secara
langsung pd format timbang terima yg
ditandatangani oleh PP yg jaga saat itu & PP yg jaga
berikutnya, diketahui o/ kepala ruangan
Ditutup o/ kepala ruangan
Contoh timbang terima
2. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan
adalah su/ bagian kegiatan askep dgn membahas
kasus ttt dgn harapan adanya transfer pengetahuan
& aplikasi
pengetahuan secara teoritis kedalam praktek kep
secara langsung yg dilakukan oleh perawat
supervisor / konselor, karu, kabid kep dgn
melibatkan seluruh tim keperawatan.
Karakteristik :

Pasien dilibatkan secara langsung


Pasien merupakan fokus kegiatan.
PP & konselor melakukan diskusi
Konselor memfasilitasi kreatifitas
Konselor membantu mengembangkan
kemampuan PP dalam meningkatkan
kemampuan mengatasi masalah.
Peran dan tugas perawat primer & pa

Menjelaskan keadaan & data demografi pasien.


Menjelaskan masalah keperawatan utama.
Menjelaskan intervensi yg dilakukan.
Menjelaskan hasil yg didapat.
Menentukan tindakan selanjutnya
Peran supervisor/Perawat Konselor:

Memberikan justifikasi.
Memberikan reinforcement.
Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi
keperawatan serta rasional tindakan.
Mengarahkan dan koreksi.
Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah di
pelajari.
Tahap ronde
Tahap pra ronde
Penetapan pasien
Persiapan pasien
Informed Concent
Hasil pengkajian / intervensi

Tahap ronde pada bed pasien


Penyajian masalah
Apa yang menjadi masalah
Cross cek data yang ada
Apa yang menyebabkan masalah tersebut
Bagaimana pendekatan (proses, SAK, SOP)
Validasi data

Tahap ronde pada nurse station


Diskusi Karu, PP, Perawat konselor
Analisa Data
Aplikasi hasil analisa dan diskusi
Masalah teratasi
CONTOH RONDE KEP
DISKUSI SAAT RONDE KEPERAWATAN
3. Discharge Planning

Discharge Planning
adalah suatu proses dimana mulainya pasien
mendapatkan pelayanan kes yg diikuti dgn kesinambungan
perawatan baik dlm proses penyembuhan maupun dalam
mempertahankan derajat kes sampai pasien merasa siap u/
kembali ke lingkungannya.

Discharge Planning menunjukkan beberapa proses


formal yg melibatkan team / memiliki tanggung jawab u/
mengatur perpindahan sekelompok orang ke kelompok
lainnya
Tujuan discharge planning

adalah meningkatkan kontinuitas perawatan,


meningkatkan kualitas perawatan &
memaksimalkan manfaat sumber yan kes, dapat
mengurangi hari rawatan pasien, mencegah
kekambuhan, meningkatkan perkembangan
kondisi kes pasien & menurunkan beban
perawatan pd keluarga ( Naylor, 1990 ).
Keuntungan Discharge Planning
1) Bagi Pasien :
- Dapat memenuhi kebutuhan pasien
- Merasakan bahwa dirinya adalah bagian dr proses perawatan
sbg bagian yg aktif & bukan objek yg tidak berdaya.
- Menyadari haknya u/ dipenuhi segala kebutuhannya
- Merasa nyaman u/ kelanjutan perawatan &memperoleh
support sebelum timbulnya masalah.
- Dapat memilih prosedur perawatannya
- Mengerti apa yg terjadi pada dirinya & mengetahui siapa yg
dapat dihubunginya.
2) Bagi Perawat :

- Merasakan bahwa keahliannya di terima & dapat di


gunakan
- Menerima informasi kunci setiap waktu
- Memahami perannya dalam system
- Dapat mengembangkan ketrampilan dalam prosedur
baru
- Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yg
berbeda & cara yg berbeda.
- Bekerja dalam suatu system dgn efektif.
Tugas Kepala Ruangan :
a) Menerima pasien baru
b) Menentukan estimasi lama perawatan

Tugas Perawat Asosiate :


Melaksanakan agenda discharge planning
( pada saat perawatan dan di akhir perawatan)
Tugas Perawat Primer

a) Membuat rencana discharge planning


b) Mengidentifikasi pasien
c) Mempersiapkan pasien:
Kontrak waktu
Obat2an yg dibutuhkan pasien
Mempersiapkan rencana kontrol pasien
Menyediakan format discharge planning
Membuat leaflet
Melakukan tindakan berupa diskusi & demontrasi
Memberikan pendidikan kesehatan
Melakukan evaluasi
Mendokumentasikan discharge planning
Melakukan follow up
4. Sentralisasi Obat

Sentralisasi obat
merupakan salah satu upaya u/ meningkatkan
mutu pelayanan, karena dgn sentralisasi obat
diharapkan dapat diberikannya terapi
(farmakologi pengobatan) secara tepat pasien,
tepat waktu, tepat dosis, tepat cara
pemberian sehingga akan memperpendek
waktu rawat inap.
Tujuan umum:

Meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien,


terutama dalam pemberian obat
Sebagai tanggung jawab & tanggung gugat secara
hukum maupun secara moral
Mempermudah pengelolaan obat secara efektif &
efisien
Tujuan Khusus :

Menyeragamkan pengelolaan obat


Mengamankan obat-obat yang dikelola
Mengupayakan ketepatan pemberian obat dengan
tepat kepada pasien yaitu benar pasien, obat,
dosis, waktu, cara, dan tempat
Teknik Pengelolaan Sentralisasi Obat
Teknik pengelolaan sentralisasi obat
adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yg akan
diberikan kepada pasien diserahkan sepenuhnya kepada
perawat.

Pengeluaran & pembagian obat sepenuhnya dilakukan o/ perawat


Penanggung jawab pengelolaan sentralisasi obat adalah kepala
ruangan yg secara operasional dapat didelegasikan pd staf yg
ditunjuk
Keluarga wajib mengetahui & ikut serta mengontrol penggunaan
obat
Penerimaan obat
Obat yang telah diresepkan & telah diambil o/ klg diserahkan
kpd perawat dgn menerima lembar serah terima obat
Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah
& sediaan (bila perlu) dalam kartu kontrol & diketahui o/
pasien / klg dlm buku masuk obat.
Keluarga / klien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan
obat tersebut akan habis
Pasien / klg u/ selanjutnya mendapatkan salinan obat yg
harus diminum beserta kartu sediaan obat
Obat yg telah diserahkan selanjutnya disimpan o/ perawat
dalam kotak obat
Pembagian obat

Obat yg telah diterima u/ selanjutnya disalin dlm buku dafar


pemberian obat
Obat2 yg telah disimpan u/ selanjutnya diberikan o/ perawat dgn
memperhatikan alur yg tercantum dalam buku dafar pemberian
obat dgn terlebih dahulu dicocokkan dgn terapi di instruksi dokter &
kartu obat yg ada pada pasien
Pada saat pemberiaan obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat & efek samping.
Usahakan tempat / wadah obat kembali ke perawat setelah obat di
konsumsi.
Pantau adanya efek samping pada pasien
Sediaan obat yg ada selanjutnya dicek tiap pagi o/ kepala ruangan /
petugas yang ditunjuk & didokumentasikan dlm buku masukan obat.
Obat2 yg hampir habis akan diinformasikan pd klg & kemudian
dimintakan kepada dokter penanggung jawab pasien
Penambahan obat baru

Bila terdapat penambahan / perubahan jenis, dosis /


perubahan rute pemberian obat, maka informasi ini
akan dimasukkan dlm buku masuk obat & sekaligus
dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat
Pada pemberian obat yg bersifat tidak rutin maka
dokumentasi hanya dilakukan pd buku masuk obat &
selanjutnya diinformasikan pd klg dgn kartu khusus obat
Obat khusus
a. Obat dikatakan khusus apabila sediaan memiliki harga yg
cukup mahal, memiliki rute pemberian yg cukup sulit,
memiliki efek samping yg cukup besar / hanya diberikan
dlm waktu ttt / sewaktu saja
b. Pemberian obat khusus dilakukan dgn menggunakan kartu
khusus obat, dilaksanakan o/ perawat primer
c. Informasi yg diberikan pd pasien antara lain nama obat,
kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping,
penanggung jawab pemberian & wadah obat sebaiknya
diserahkan/ditunjukkan pd klg setelah pemberian.
d. Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat.
Contoh loker obat pasien
SUPERVISI KEPERAWATAN
KONSEP DASAR

Dalam fungsi manajemen :

Supervisi merupakan bagian yg terpenting dr tanggung


jawab dari seorang pimpinan, maka dibutuhkan
kemampuan dari seorang perawat profesional / manajer
keperawatan dlm hal supervisi.
Definisi Supervisi
Supervisi
adalah suatu proses u/ mendapatkan sumber2 yg
diperlukan u/ menyelesaikan tugas2nya (Swanburg 1999 )

Korn ( 1987) Supervisi


adalah merencanakan, mengarahkan
membimbing,mengajar,mengobservasi,
mendorong,memperbaiki,mempercayai &mengevaluasi
secara terus menerus dengan sabar sehingga dapat
memberikan askep dengan baik serta menyeluruh
TUJUAN SUPERVISI
1. Mengorientasikan staf dalam pelaksanaan askep
2. Melatih staf dalam melaksanakan askep
3. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugas,peran &
fungsi sbg staf dalam askep
4. Memberikan layanan kemampuan staf & pelaksanaan
keperawatan dlm memberikan asuhan
5. Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yg aman
SASARAN SUPERVISI

1. Pelaksanaan tugas sesuai dng pola


2. Struktur dan hirarki sesuai dgn rencana
3. Pengembangan staf
4. Penggunaan sarana yg tepat guna
5. Sistem dan prosedur yg tdk menyimpang
6. Tugas dan wewenang
7. Tidak ada penyimpangan ; keuangan
,kedudukan serta kekuasaan .
PRINSIP-PRINSIP SUPERVISI

A. Supervisi dalam keperawatan


1. Didasarkan atas hubungan profesional
2. Kegiatan direncanakan dgn matang
3. Bersifat edukatif, suportif
4. Rasa aman pd staf
5. Adanya kerja sama yg demokratis antara
supervisor dan staf
6. Mampu melakukan self evaluation
7. Dapat mengembangkan kelebihan masing masing
8. Mengembangkan diri sesuai dgn kebutuhan
9. Meningkatkan kinerja staf dlm upaya pelaksanaan
keperawatan
B. Prinsif Ilmiah Supervisi Keperawatan
1. Kegiatan supervisi dilaksanakan atas dasar data
objektif
2. Pengumpulan data diperoleh atas berbagai sumber.
3. Dilaksanakan secara sitematis terencana serta terus
menerus.
KARAKTERISTIK SUPERVISI

1. Mencerminkan kegiatan pelayanan askep yg sesungguhnya.


2. Mencerminkan pola organisasi keprwtn yg ada.
3. Kegiatan yg berkesinambungan dan teratur
4. Dilaksanakan oleh atasan langsung
5. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
MODEL-MODEL SUPERVISI

A. Model Konvesional
1. Bersifat pd kegiatan inspeksi
2. Adanya mata-mata dlm mengoreksi orang lain
3. Hanya untuk Mencari kesalahan
4. Model ini masih banyak digunakan di pelayanan keperawatan

B, Model Ilmiah
1.Dilaksanakan secara terencana dan berkesinambungan
2.Sistematis dlm penggunaannya
3. Datanya objektif
4. Adanya pedoman check lis
5. Adanya umpan balik dlm perbaikan
6. Berkaitan erat dengan penelitian
MODEL KLINIS
Supervisi klinis adalah su/ cara u/ mensuport perawat dimana
mereka harus mempertanggung jawabkan kompetensinya sbg
perawat.

Fungsi Supervisi Klinik ( Proctor 1986)


1. Fungsi Formatif -- Untuk mengembangkan ketrampilan &
pemahaman profesi
2. Pemahaman perawat terhadap profesi perawat
3. Fungsi Restorative Supervisi membantu perawat u/ dapat
berhubungan secara profesional
4. Fungsi Normative Supervisor menolong perawat u/
mengembangkan standart keperawatan .
Penerapan Supervisi di RS
A. Self Supervision mengevaluasi pekerjaan sendiri
B. One To One Supervision
Hubungan antar supervisi dan supervisor yg mengarah pd
tujuan belajar yg diinginkan
C. Group Supervision
dimana group perawat bertemu bersama
D. Team Of Staff Supervision
Melibatkan kelompok yg bekerja sbg tenaga kesehatan
Kompetensi Supervisor

1. Pengetahuan
2. Kompetensi Entrepreneurial
3. Kompetensi Intelektual
4. Kemampuan Sosioemosional
5. Kemampuan Berinteraksi

Tugas dan Tanggung jawab


1. Merencanakan tugas sehari-hari
2. Menggunakan kewenangan dengan tepat
SUPERVISI KEPERAWATAN
1, Kepala Ruangan
2. Pengawas Keperawatan
3 Kepala Seksi
4. Kepala Bidang

Sistem Yg Mendukung Penerapan Supervisi :


Preceptorship Instruktur Klinik
Mentorship Perawat Prof yg berpengalaman
Cara Supervisi

Langsung Supervisor telibat langsung dgn kegiatan


Tidak Lansung. Melalui laporan baik lisan maupun
tertulis
Kegiatan Rutin Supervisor
(Bettel, 1997)

1. Sebelum pertukaran shif (15-30 mnt)


Cek Kecukupan fasilitas/sarana/peralatan hari itu
Cek Jadwal kerja

2. Pada waktu mulai shift (15-30 menit)


Cek Personel yg ada
Analisa keseimbangan personil & pekerjaannya
Mengatur pekerjaannya
Mengidentifikasi kendala yg muncul
Mencari solusi penyelesaian masalah
Kegiatan Rutin Supervisorlanjutan

3. Sepanjang hari
4. Sekali dalam sehari (15-30 menit)
Mengobservasi satu personil atau area kerja secara
kontinyu u/ 15 menit
Melihat dgn seksama hal-hal yg terjadi
mis: - keterlambatan pekerjaan
- Lamanya mengambil barang
- Kesulitan pekerjaan
Kegiatan Rutin Supervisorlanjutan

5. Sebelum pulang (15 menit)


Membuat dafar masalah
Berusaha menyelesaikan masalah besok harinya
Pikirkan pekerjaan yg telah dilakukan sepanjang hari
& hasilnya
Lengkapi laporan harian sebelum pulang
Membuat dafar pekerjaan untuk besok
Membawa pulang dan mempelajarinya dirumah
sebelum pergi bekerja
PERAN & FUNGSI KEPALA RUANG

Kepala Ruang:
Seorang tenaga perawat profesional yg diberi tanggung
jawab / wewenang dlm mengelola kegiatan pelayanan
keperawatan disatu ruang
rawat inap (depkes RI, 1999)
PERAN DAN FUNGSI KEPALA RUANG..lanjutan

Tanggung Jawab Kepala Ruang


1. Manajemen personalia/ketenagaan
- penerimaan
- seleksi
- Orientasi
- Pengembangan staf
- Penilaian kinerja
- Promosi
- Penyediaan ketenagaan staf keperawatan
2. Manajemen operasional (POAC)
PERAN DAN FUNGSI KEPALA RUANG..lanjutan

3. Manajemen kualitas pelayanan


- Pengembangan standar asuhan keperawatan
- Program kendali mutu
- Program evaluasi tim
- Persiapan akreditasi pelayanan keperawatan
4. Manajemen Finansial
- Budget
- Cost Control dlm pelayanan keperawatan
PERAN DAN FUNGSI KEPALA RUANG..lanjutan

Kepala Ruang sebagai pemimpin, bertanggung


jawab :
- Membantu staf mencapai tujuan yang ditentukan
- Mengarahkan kegiatan kegiatan keperawatan
- Bertanggung jawab atas tindakan kep. yg dilakukan
- Pelaksanaan keperawatan sesuai standar
- Pencapaian tujuan keperawatan
- memperhatikan kesejahteraan karyawan
- memotivasi bawahan
Dalam pelaksanaan supervisi melalui 3 tahap,
yaitu:

Persiapan

Pada tahap persiapan, kelompok melakukan :


a. Penetapan hari dilakukan supervisi keperawatan.
b. Menetapkan siapa yg menjadi kepala ruang yg akan
mensupervisi dan PP yg akan disupervisi.
c. Menetapkan hal-hal apa saja yg akan disupervisi.
d. Membuat proposal supervisi keperawatan & membuat
format supervisi harian
Pelaksanaan
Supervisi dimulai dgn pembukaan o/ karu & penyampaian tujuan &
manfaat supervisi.
Karu memanggil ketua tim & menyampaikan hal apa yg akan
disupervisi saat itu.
Karu meminta keterangan & informasi seputar sistem
pendokumentasian yg dibuat ketua tim.
Memberikan masukan bila didapati kekurangan dlm sistem
pendokumentasian & memuji bila didapati hal2 yg baik & khusus yg
memberikan nilai lebih kpd ketua tim.

Evaluasi
Mencatat/menuliskan semua masukan & hasil supervisi kedalam
laporan supevisi.
Melakukan evaluasi ulang setelah supervisi setelah waktu yg
ditetapkan.
KESIMPULAN

SUPERVISI KEPERAWATAN DIPERLUKAN UTK MENCAPAI


TUJUAN PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT,

SUPERVISI BUKAN BERARTI MENGHUKUM TETAPI


MEMBERIKAN PENGARAHAN DAN PETUNJUK AGAR PERAWAT
DAPAT MENYELESAIKAN TUGASNYA SECARA EFEKTIF DAN
EFISIEN
DOKUMENTASI
KEPERAWATAN

TIM SP2KP RSUD ULIN BANJARMASIN


98
PENGERTIAN

Kumpulan informasi keperawatan dan


kesehatan klien yang dilakukan oleh perawat
sbg pertanggungjawaban

99
PENGERTIAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN

1. Catatan yang merupakan bukti pelaksanaan keperawatan


2. Catatan tentang tanggapan/respon klien thd tindakan
keperawatan
3. Kumpulan informasi keperawatan & kesehatan klien yg
dilakukan o/ perawat sbg pertanggungjawaban

100
TUJUAN DOKUMENTASI
KEPERAWATAN

a. Mengkomunikasi data klien kpd semua anggota tim


kesehatan.
b. Memberikan bukti-bukti u/ tujuan evalusi hasil
implementasi asuhan keperawatan.
c. Memberi jaminan kepada masyarakat ttg lingkup &
mutu pelayanan keperawatan.
d. Sebagai sumber data u/ dokumentasi yg sah dan u/
tujuan finansial.
e. Menjamin kelanjutan perawatan dimasa mendatang.

101
SYARAT-SYARAT DOKUMENTASI
YANG BAIK

102
1. ISI (Content)
a. Mengandung nilai administrasi: kebijaksanaan, tindakan dan
tanggung jawab.
b. Mengandung nilai hukum: Jaminan adanya kepastian hukum
serta bukti untuk menegakan keadilan bagi klien, anggota tim
kesehatan dan bagi rumah sakit.
c. Mengandung nilai keuangan: Pelayanan yang telah diberikan
dapat di kalkulasi dalam bentuk uang, sebagai sumber
perancanaan keuangan rumah sakitbagi masa mendatang.
d. Mengandung nilai penelitian, bila data/ bahan yang dapat
digunakan sebagai objek penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan.
e. Mengandung nilai edukasi, bila isinya merupakan
perkembangan kronologis dari kegiatan pelayanan kesehatan
yang digunakan sebagai bahan pengajaran di bidang profesi
pemakai.
f. Mengandung nilai dokumentasi.
g. Mencakup keadaan sekarang dan waktu lampau.
103
2. TEKNIK PENCATATAN
1. Ditulis dengan tinta.
2. Menulis nama klien dan tanggal.
3. Tulis Catatan segera.
4. Tulis dgn tepat bagaimana, bilaman & dimana.
5. Selalu memberi tanda tangan dan nama.
6. Membedakan observasi dan interpretasi.
7. Jangan meninggalkan kolom dan interpretasi.
8. Jangan meninggalkan kolom kosong.
9. Pergunakan istilah / simbol
10. Hindari kata kata yg tidak dapat ditukar.
11. Gunakan perkataan klien sendiri
3. METODE PENCATATAN

Metode dokumentasi keperawatan bervariasi,


tergantung pd kebijaksanaan masing2 institusi
pelayanan kesehatan.

1. Berorientasi pd sumber
2. Berorientasi pd masalah.
3. Berorientasi pd masalah, intervensi & evaluasi.

105
TAHAP
1.
PENDOKUMENTASIAN
Format Pengkajian : Berisi pengkajian awal perawat thdp klien yg
baru masuk .
2. Standar rencana keperawatan: Perawat/ketua tim bertanggung
jawab u/ membuat rencana keperawatan berdasarkan analisa data.
3. Format tindakan keperawatan: Menggambarkan rangkaian
tindakan keperawatan shg memungkinkan perawat u/ mencatat
semua tindakan keperawatan yg telah dolakukan.
4. Format evaluasi (catatan perkembangan)
S = Subyektif
O = Obyektif
A = Analisa
P = Plan of care
I = Intervensi
E = Evaluasi
R = Revisi

106
KADEKS OBAT
Format ini berisi informasi ttg obat-obatan
yg diberikan pada klien, diet makanan,
macam-macam pemeriksaan laboratorium
& diagnostik.

107
RESUME KLIEN

Resume klien adalah dokumentasi


keperawatan yg menggambarkan
keadaan klien saat keluar dari ruang
rawat.

108
FAKTOR2 YG DAPAT MENGHAMBAT
PENDOKUMENTASIAN:

1. Kurangnya pemahaman ttg dasar dasar dokumentasi


2. Kurangnya kesadaran ttg pentingnya dokumentasi
keperawatan.
3. Dokumentasi keperawatan dianggap sbg kualitas
maupun kuantitas
4. Keterbatasan tenaga baik dari segi kualitas maupun
kuantitas
5. Format yg tersedia kurang memadai.

109
DAMPAK PENERAPAN DOKUMENTASI
KEPERAWATAN

a. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.


b. Meningkatkan ketrampilan teknis & intelektual u/
pelaksana perawat .
c. Meningkatkan citra keperawatan.
d. Meningkatkan rasa solidaritas & rasa kesatuan perawat.
e. Menghasilkan praktek keperawatan yg profesional
f. Mendukung pengembangan penelitian / riset.
g. Mendukung pengembangan ilmu pengetahuan.
h. Meningkatkan perawat dlm pengambilan keputusan.
i. Meningkatkan kepuasan kerja.

110
KEGIATAN

1. Harian
2. Mingguan
3. Bulanan
Kegiatan Harian

1. Timbang Terima
2. Pre conference
3. Kebersihan pasien & ruangan
4. pelayanan
5. Midle conference
6. Pelayanan
7. Post cenference
8. Dokumentasi
9. Timbang terima
CONTOH PRE CONFERENCE
Kegiatan Mingguan

1. Jumat bersih
2. Case conferen
3. Penyuluhan
4. Dll.
Kegiatan Bulanan

1. Rapat Rutin
2. Penyuluhan
3. Dll.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai