Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PELAKSANAAN

METODE ASUHAN KEPERAWATAN


PROFESIONAL TIM NURSING (MAKP)
DI RUANG MARWAH 4 RSU HAJI SURABAYA

Oleh:
KELOMPOK 2

DEPARTEMEN KEPERAWATAN MANAJEMEN

STIKES PEMKAB JOMBANG


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI KEPERAWATAN

2LEMBAR PENGESAHAN

Laporan

pelaksanaan Metode Asuhan Keperawatan Profesional

(MAKP) Tim Nursing di ruang Marwah 4 RSU Haji Surabaya telah


disahkan sebagai laporan Praktik Manajemen Pendidikan Profesi S1
Keperawatan STIKES Pemkab Jombang

Kelompok 1 :

Iffah Desi R, S. Kep


Yantik Nurfita, S. Kep
Andreas Kristanto, S. Kep
Fitri Luthfi, S. Kep
Tria Prastiwi Putri, S. Kep
Putra Dwiki P, S. Kep
Niswatul Khasanah, S. Kep
Afdal, S. Kep
Wiododo, S. Kep
Teguh Dedi K, S. Kep
Putri Ayu Ambar, S. Kep
Zaeroni Usman, S. Kep
Surabaya,

April 2015

Mengetahui,

Pembimbing Pendidikan

Ririn Probowati, S. Kp. M. Kes

Kepala Ruangan

Lilik Hamida, SST.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis

dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan diorganisasi.


Manajemen mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi
terhdap staf, saran dan prasarana dalam mencapai tujuan.
Manajemen keperawatan merupakan proses bekerja melalui
anggota staf untuk memberikan asuhan keperawatan secara
profesional. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan
keperawatan sebagai salah satu metode pelaknsaan asuhan
secara profesional sehingga diharapkan keduanya saling
menopang.
Adanya tuntutan pengembangan pelayanan kesehatan
oleh masyarakat umum, termasuk didalamnya keperawatan,
merupakan

salah

faktor

yang

harus

dicermati

dan

diperhatikan oleh tenaga perawat, sehingga perawat mampu


untuk berkiprah secara nyata dan ditrima dalam memberikan
sumbang asih bagi kemanusiaan sesuai dengan ilmu dan kiat
serta kewenangan yang dimiliki. Salah satu strategi untuk
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan
keperawatan adalah melakukan manajemen keperawatan
dengan harapan adanya faktor kelola yang optimal mampu
meningkatkan keefektifan pembagian pelayanan keperawatan
sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan.
Ruang Marwah
pelayanan

merupakan

kesehatan

yang

salah

satu

merupakan

unit
tempat

terkecil
yang

memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan


kiatnya secara optimal. namun perlu disadari tanpa adanya
tata kelola yang memadai, kemauan, dan kemampuan yang
kuat serta peran aktif dari semua pihak, maka pelayanan

keperawatan profesional hanyalah akan menjadi teori semata.


Untuk itu maka perawat perlu mengupayakan kegiataan
penyelenggarakan

model

metode

asuhan

keperawatan

profesional atau MAKP khususnya di Ruang Marwah 4 RSU Haji


Surabaya.
Dasar pertimbangan penerapan model sistem pemberian
asuhan keperawatan adalah :
1. Sesuai visi dan misi rumah sakit
2. Ekonomis
3. Menambah kepuasaan pasien, keluarga dan masyarakat
4. Menambah kepuasaan kerja perawat karena dapat
melaksanakan perannya dengan baik
5. Dapat diterapkan proses keperawatan
6. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat
dan tim kesehatan lainnya.
Penerapan

MAKP

harus

mampu

memberikan

asuhan

keperawatan profesional untuk itu diperlukan pebataaan 3


komponen utama yakni :
1. Ketenagaan keperawatan
2. Metode pemberian asuhan keperawatan
3. Dokumentasi keperawatan
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Model metode asuhan keperawatan profesional atau MAKP
dengan model keperawatan tim dapat diterapkan di Ruang
Marwah 4 RSU Haji Surabaya.
2. Tujuan Khusus
a. Mengatur kebutuhan tenaga perawat
b. Mengatur tugas dan kewenangan

perawat

pemberian asuhan keperawatan


c. Melakukan sistem pendokumentasian
d. Meningkatkan
integritas
perawat

dalam

menuju

profesionalisme
e. Meningkatkan komunikasi yang adekuat antara perawat
dan tim kesehatan yang lain.

1.3 Manfaat
1. Bagi pasien dan Keluarga
a.

Mendapatkan pelayanan yang optimal

b.

Tercapainya kepuasan klien dan keluarga yang ada di


Ruang Marwah 4 RSU Haji Surabaya secara optimal terhadap
pelayanan yang telah diberikan.

2. Bagi perawat
a.

Untuk meningkatkan kinerja perawat untuk menjadi lebih


profesional

b.

Terciptanya mutu pelayanan asuhan keperawatan secara


optimal

3. Bagi rumah sakit


a.

Mengetahui masalah-masalah yang ada di Ruang Marwah 4


yang berkaitan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan
secara profesional.

b.

Mempelajari

penerapan

Model

Asuhan

Keperawatan

Profesional (MAKP) yang sesuai dengan kondisi rungan.


4. Bagi Mahasiswa
a.

Mahasiswa

dapat

mengembangkan

kemampuan

kritis

dalam pengelolaan pelayanan keperawatan di ruang rawat


inap.
b.

Dapat memperoleh pengalaman nyata dalam memilih dan


mengaplikasikan

secara

langsung

digunakan di ruangan rawat inap.

MAKP

yang

cocok

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1

Pengerian
Konsep Dasar Model Asuhan Keperawatan Profesional

(MAKP)

Tim.

Metode

tim

merupakan

suatu

metode

pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat


profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok klien
melalui upaya kooperatif dan kolaboratif ( Douglas, 1984).
Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap
anggota

kelompok

merencanakan
sehingga

dan

timbul

mempunyai
memberikan

motivasi

dan

kontribusi
asuhan

rasa

dalam

keperawatan

tanggung

jawab

perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan


keperawatan meningkat. Menurut Kron & Gray (1987)
pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep berikut:
1. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu

menggunakan tehnik kepemimpinan.


2. Komunikasi yang efektif penting

agar

kontinuitas

rencana keperawatan terjamin.


3. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
4. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim
akan berhasil baik bila didukung oleh kepala ruang.
Metode yang digunakan bila perawat pelaksana
terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan dan
kemampuannya.Metode ini menggunakan tim yang terdiri
dari anggota yang berbeda- beda dalam memberikan
asuhan

keperawatan

terhadap

sekelompok

pasien.

Perawat ruangan dibagi menjadi 2 3 tim/ group yang


terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu
dalam satu grup kecil yang saling membantu. Dalam

penerapannya ada kelebihan dan kelemahannya yaitu


(Nursalam, 2007):
a. Kelebihan :

1. Memungkinkan

pelayanan

keperawatan

yang

menyeluruh.
2. Mendukung pelaksanakaan proses keperawatan.
3. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik
mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota
tim.
b. Kelemahan :
1. Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama
dalam

bentuk

konferensi

tim,

yang

biasanya

membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan


pada waktu-waktu sibuk.
2. Akuntabilitas dalam tim kabur.
3. Perawat tidak trampil berlindung pada perawat trampil.
2.2
Konsep Metode Tim
1. Kepemimpinan, kemampuan ini harus dipunyai oleh
Ketua Tim, yaitu perawat profesional (Registered Nurse)
yang ditunjuk oleh Kepala Ruangan untuk bertanggung
jawab

terhadap

sekelompok

pasien

dalam

merencanakan asuhan keperawatan, merencanakan


penugasan kepada anggota tim, melakukan supervisi
dan evaluasi pelayanan keperawatan yang diberikan.
2. Komunikasi yang efektif. Proses ini harus dilaksanakan
untuk

memastikan adanya

kesinambungan asuhan

keperawatan yang diberikan dalam rangka memenuhi


kebutuhan pasien secara individual dan membantunya
dalam mengatasi masalah. Proses komunikasi harus
dilakukan secara terbuka dan aktif melalui laporan, pre
atau

post

conference

atau

pembahasan

dalam

penugasan, pembahasan dalam merencanakan dan


menuliskan asuhan keperawatan dan mengevaluasi
hasil yang telah dicapai.Anggota tim harus menghargai
kepemimpinan ketua tim

3. Ketua

tim sebagai perawat profesional harus mampu

menggunakan berbagai teknik kepemimpinan.

2.3

Tanggung Jawab Perawat Dalam Model Asuhan

Keperawatan Profesional (MAKP) Tim.


1. Tanggung jawab anggota tim:
Memberikan

asuhan

keperawatan

pada

pasien

di

bawah

tanggung jawabnya
Bekerjasama dengan anggota tim dan antar tim.
Memberikan laporan.
2. Tanggung jawab ketua tim:
a. Membuat perencanaan.
b. Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi.
c. Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat
menilai tingkat kebutuhan pasien.
d. Mengembangkan kemampuan anggota.
e. Menyelenggarakan konferensi.
3. Tanggung jawab kepala ruang:
a. Perencanaan
Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan

masing- masing.
Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.
Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat,

transisi dan persiapan pulang bersama ketua tim.


Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan
berdasarkan aktifitas dan kebutuhan klien bersama

ketua tim, mengatur penugasan/ penjadwalan.


Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.
Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi,
patofisiologis,

tindakan

medis

yang

dilakukan,

program pengobatan dan mendiskusikan dengan


dokter

tentang

tindakan

yang

akan

dilakukan

terhadap pasien.
Mengatur dan mengendalikan asuhan keparawatan:

o Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.


o Membimbing penerapan proses keperawatan dan
menilai asuhan keperawatan.
o Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.
o Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga

yang baru masuk RS.


Membantu mengembangkan niat pendidikan dan

latihan diri.
Membantu membimbing

keperawatan.
Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di

terhadap

peserta

didik

rumah sakit.
b. Pengorganisasian
Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
Merumuskan tujuan metode penugasan.
Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara

jelas.
Membuat

rentang

kendali

kepala

ruangan

membawahi 2 ketua tim dan ketua tim membawahi 2

3 perawat.
Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan:
membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada

setiap hari dan lain- lain.


Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.
Mendelegasikan tugas kepala ruang tidak berada di

tempat, kepada ketua tim.


Memberi wewenang kepada

tata

usaha

untuk

mengurus administrasi pasien.


Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
c. Pengarahan
Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada

ketua tim.
Memberikan

melaksanakan tugas dengan baik.


Memberikan
motivasi
dalam

pujian

kepada

anggota

pengetahuan, keterampilan dan sikap.

tim

yang

peningkatan

Menginformasikan hal hal yang dianggap penting


dan

berhubungan

dengan

asuhan

keperawatan

pasien.
Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan

dalam melaksanakan tugasnya.


Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
d. Pengawasan
Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi
langsung dengan ketua tim dalam pelaksanaan
mengenai

asuhan

keperawatan

yang

diberikan

kepada pasien.
Melalui supervisi:
o Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati
sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan
dan memperbaiki/ mengawasi kelemahannya yang
ada saat itu juga.
o Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar
hadir ketua tim, membaca dan memeriksa rencana
keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan
sesudah

proses

keperawatan

dilaksanakan

(didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim


tentang pelaksanaan tugas.
o Mengevaluasi
upaya

pelaksanaan

dan

membandingkan dengan rencana keperawatan yang


telah disusun bersama ketua tim.
o Audit keperawatan.

Gambar sistem pemberian Asuhan Keperawatan Team Nursing


(Marquis & Huston,1998,p. 149)
2.4

Strategi Kerja Tim


Saat pasien baru masuk di ruang rawat, pasien dan

keluarga akan diterima oleh ketua tim dan diperkenalkan


kepada anggota tim yang ada. Kemudian ketua tim
memberikan orientasi tentang ruang, peraturan ruangan,
perawat bertanggung jawab (ketua Tim) dan anggota tim.
Ketua tim (dapat dibantu anggota tim) melakukan
pengkajian, kemudian membuat rencana keperawatan
berdasarkan rencana keperawatan yang sudah ada setelah
terlebih dahulu melakukan analisa dan modifikasi terhadap
rencana keperawatan tersebut sesuai dengan kondisi
pasien. Setelah menganalisa dan memodifikasi rencana
keperawatan, ketua tim menjelaskan rencana keperawatan
tersebut kepada anggota tim, selanjutnya anggota tim
akan melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana
keperawatan dan rencana tindakan medis yang dituliskan
di format tersendiri. Tindakan yang telah dilakukan anggota
tim

kemudian

didokumentasikan

pada

format

yang

tersedia.
Bila anggota tim menerima pasien pada sore dan
malam

hari

atau pada

hari libur,

pengkajian awala

dilakukan oleh anggota tim terutama yang terkait dengan


masalah kesehatan utama pasien, anggota tim membuat
masalah keperawatan utama dan melakukan tindakan
keperawatan dengan terlebih dahulu mendiskusikannya
dengan penanggung jawab sore/malam/hari libur. Saat
ketua

tim

ada,

timkemudian

pengkajian

membuat

dilengkapi

rencana

yang

oleh

ketua

lengkap

dan

selanjutnya akan menjadi panduan bagi anggota tim dalam


memberikan asuhan keperawatan pada pasien.
Pada dinas pagi ketua tim bersama anggota tim
melakukan operan dari dians malam (hanya pasien yang
dirawat oleh tim yang bersangkutan), selanjutnya dengan
anggota

tim

permasalahan

pagi
pasien

melakukan

konferens

untuk

anggota

tiap

tentang
tim,

dan

mengkoordinasikan tugas tiap anggota tim. Selain dengan


dokter anggota tim, ketua tim juga melakukan komunikasi
langsung dengan dokter, ahli gizi dan tim kesehatan lain
untuk membahas perkembangan pasien dan perencanaan
baru

yang

pelu

dibuat.

Selain

itu

mengidentifikasi

pemeriksaan penunjang yang telah ada dan yang perlu


dilakukan selanjutnya. Bila terdapat rencana baru atau
tindakan yang perlu dilakukan, maka ketua tim akan
mengkomunikasikan

kepada

anggota

tim

untuk

melaksanakannya. Jika terdapat tindakan spesifik yang


mungkin tidak dapat dilakukan oleh anggota tim maka
ketua

tim

tersebut.

yang

akan

Terutama

melakukan

melakukan

langsung

intervensi

tindakan
pedidikan

kesehatan kepada pasien dan keluarga akan dilakukan oleh


ketua timyang didasarkan atas hasil pengkajian pada
kebutuhan

peningkatan

pengetahuan.

Pendidikan

kesehatan dapat dilakukan mandiri oleh ketua tim atau

kolaborasi, misalnya ahli gizi untuk penjelasan mengenai


diet pasien yang benar.
Selama anggota tim melakukan asuhan keperawatan
pada pasien, ketua tim akan memonitor tindakan yang
akan dilakukan dan member bimbingan pada anggota tim.
Anggota tim selama melakukan asuhan keperawatan harus
mendokumentasikan seluruh tindakan yang dilakukan pada
format-format yang terdapat pada papan dokumentasi.
Kemudian ketua tim akan memonitor dan mengevaluasi
dokumentasi yang dibuat oleh anggota tim. Setiap hari
ketua tim mengevaluasi perkembangan pasien dengan
mendokumentasikan pada catatan perkembangan dengan
metoda SOAP, catatan perkembangan pasien ini bagi
anggota tim juga menjadi panutan dalam memberikan
asuhan

keperawatan

pada

pasien.

Bila ada pasien yang akan pulang atau pindah ke unit


perawatan

lain,

keperawatan,

ketua
sebagai

tim

akan

inormasi

membuat

resume

tentang

asuhan

keperawatan yang telah diberikan kepada pasien selama


dirawat yang berisi masalah-masalah pasien yang timbul
dan masalah yang sudah teratasi, tindakan keperawatan
yang telah dilakukan dan pendidikan kesehatan yang telah
diberikan.
Pada pergantian dinas pagi-sore dilakukan peran
anggota

tim

Komponen

sore

utama

yang
yang

didampingi

oleh

diinformasikan

ketua

dalam

tim.

operan

antara lain keadaan umum pasien, tindakan/intervensi


yang telah dilakukan dan atau tindakan yang belum
dilakukan, hal-hal penting yang harus diperhatikan oleh
perawat dinas sore dan malam yang berkaitan dengan
perencanaan keperawatan pasien yang akan dibuat oleh
ketua tim. Selanjutnya bila perlu ketua tim melengkapi

informasi penting yang belum disampaikan kepada dinas


sore. Anggota tim juga menulis laporan pagi/sore/malam
pada format yang tersedia.

BAB III
RENCANA PELAKSANAAN

3.1 Rencana Pelaksanaan


a. Pelaksanaan
Tanggal
:
Tempat
: Ruang Marwah RSU Haji Surabaya
Sasaran
: Seluruh klien kelolaan.
Penanggung jawab
: Teguh dedi, S. Kep
b. Rencana Strategis
1. Mendiskusikan bentuk dan penerapan Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) yang akan dilaksanakan
yaitu model Asuhan Keperawatan Tim.
2. Merencanakan kebutuhan tenaga perawat.
3. Melakukan deskripsi tugas dan tanggung jawab perawat.
4. Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga
perawat.
5. Menerapkan model MAKP yang direncanakan.
c. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Pelaksanaan dilakukan di ruang Marwah 4
b) Penentuan struktur organisasi dan jadwal shift MAKP
c) Persiapan status klien
d) Persiapan format pengkajian Diabetes Melitus
2. Evaluasi Proses
Selama pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan
Profesional di Ruang Marwah 4 RSU Haji Surabaya
berjalan sesuai dengan rencana.
3. Evaluasi Hasil
Pemahaman mahasiswa dan perawat Ruang Marwah RSU
Haji

Surabaya

tentang

model

profesional meningkat.

BAB III
PENUTUP

asuhan

keperawatan

4.1

Kesimpulan
Model asuhan keperawatan profesional (MAKP) bertujuan

untuk meningkatkan kinerja perawat secara profesional dalam


melakukan asuhan keperawatan secara optimal pada pasien.
Pemberian asuhan keperawatan secara profesional diharapkan
dapat memberikan kepuasan pada klien yang nantinya akan
akan mampu meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
4.2 Saran
Untuk perawat diharapkan selalu melaksanakan asuhan
keperawatan secara optimal di Marwah 4 dengan lengkap
sesuai dengan protab yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, (2002). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam


Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta.
Gillies, (1989). Managemen Keperawatan Suatu pendekatan
Sistem, Edisi Terjemahan. Alih Bahasa Dika Sukmana dkk.
Jakarta.
..

(2003).

Kumpulan

Materi

Kuliah

Manajemen

Keperawatan : Disampaikan Pada Perkuliahan PSIK FK Unair


(tidak dipublikasikan).

Anda mungkin juga menyukai