Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN INDIVIDU

MANAGEMEN KEPERAWATAN

Unggul Dalam IPTEK


Kokoh Dalam IMTAK

Disusun Oleh :
HELMI RAMDHANI
2019740118

PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS ILMU


KEPERAWATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JAKARTA
2020
N Bulan : Agustus - September
Nama Mahasiswa
o 25 26 27 28 29 31 1 2 3 4 5 7 8 9 10 1
1 Helmi Ramadhani R P P T P P T P P T T P R P P
2 IkaYunniastuti T R P T P P T P P P P R T P P
3 Lani Rif’a Triyani T P R P T P P T P P R P T P R
4 Surtinah P T P R T P P T P R P P P T P
5 Ulfah Deniati P T P P R T P P R P T P P T P
6 Sugesta Alfiani P P T P P R P R T T P T P P T
7 Cahya Lisda Octaviani P P T P P T R P T P P T P R T
R: Kepala ruangan, T : Ketua Tim, PPelaksana Keterangan:
- Praktik manajemen menggunakan metoda penugasan tim
- Setiap harinya setiap mahasiswa berbagi peran sebagai kepala ruangan, ketua tim,
dan pelaksana sesuai dengan pengaturan jadwal di atas . - Setiap kelompok
bertanggung jawab mengelola sekelompok klien di ruang rawat (6-8 pasien)
Mengetahui:
PembimbingKetua Kelompok

(Ns.Aisyah,SKep.MKep)
LAPORAN PENDAHULUAN
MANAGEMEN KEPERAWATAN
KEPALA RUANGAN

Unggul Dalam IPTEK


Kokoh Dalam IMTAK

Disusun Oleh :
HELMI RAMDHANI
2018727015

PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS ILMU


KEPERAWATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JAKARTA
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPALA RUANGAN

A. Pengertian
Kepala ruangan adalah Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan
tanggung jawab dan mengelola kegiatan pelayanan perawatan di satu ruang rawat.

B. Tugas Pokok dan Tanggung Jawab


Tugas Pokok :
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan Keperawatan di ruang rawat yang
berada di wilayah tanggung jawabnya.
Tanggung Jawab
1. Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan
2. Kebenaran dan ketepatan progam pengembangan pelayanan
keperawatan
3. Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga keperawatan
4. Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru
5. Kebenaran dan ketepatan protab / SOP pelayanan keperawatan
6. Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan pelaksaaan
keperawatan
7. Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat
8. Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan progam bimbingan siswa/mahasiswa
institusi pendidikan keperawatan
C. Kompetensi Kepala Ruangan
1. Keterampilan keperawatan dasar, mencakup proses keperawatan dan
penguasaan terhadap SOP Tindakan Keperawatan.
2. Teknik manajemen waktu dalam pengelolaan unit ruang rawat.
3. Kemampuan belajar informasi baru, termasuk mempergunakan sumber-
sumber untuk belajar.
4. Mempergunakan “positive self talk and thinking”
5. Perilaku assertive
6. Ketrampilan komunikasi
7. Penerapan asek legal dalam pelayanan keperawatan
8. Penerapan aspek etik dalam pelayanan keperawatan
9. Penyelesaian masalah dan berfikir kritis
10.Manajemen stress

D. Uraian Tugas
1. Perencanaan
a. Menunjuk perawat primer dan perawat asosiet serta tugasnya masing-masing.
b. Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien dibantu perawat primer.
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan
tingkat ketergantungan pasien dibantu oleh perawat primer.
e. Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan.
f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan
medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap klien.
g. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan :
1) Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.
2) Membimbing penerapan proses keperawatan.
3) Menilai asuhan keperawatan.
4) Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.
5) Memberikan informasi kepada pasien/keluarga yang baru masuk.
h. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri. i.
Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.
j. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.

2. Pengorganisasian
a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan. b.
Merumuskan tujuan metode penugasan.
c. Membuat rincian tugas perawat primer dan perawat asosiet secara jelas.
d. Membuat rencana kendali, kepala ruangan membawahi 2 perawat primer
dan perawat primer membawahi 2 perawat asosiet.
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat proses
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari.
f. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
g. Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek.
h. Mendelegasikan tugas saat kepala ruang tidak berada di tempat kepada
perawat primer.
i. Mengembangkan kemampuan anggota. j.
Menyelenggarakan konferensi.

3. Pengarahan
a. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada perawat primer.
b. Memberikan pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas dengan
baik.
c. Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
d. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan asuhan keperawatan klien.
e. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya.
f. Meningkatkan kolaborasi.

4. Pengawasan
a. Melalui komunikasi, mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan
perawat primer mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.
b. Melalui supervisi :
1) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui
laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-
kelemahan yang ada saat ini.
2) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir, membaca
dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama
dan sesudah proses keperawatan dilakukan (didokumentasikan),
mendengar laporan dari perawat primer.
c. Evaluasi
1) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disususn bersama.
2) Audit keperawatan.
Jakarta, 25 Agustus 2020

Mahasiswa Pembimbing Ruangan

( Helmi Ramdhani ) ( )

Pembimbing Akademik

(Ns. Aisyah, S.Kep., M.Kep)


Diagnosa Keperawatan
Hipovolemik
Data Masalah Etiologi
DS: Hipovolemik Output berlebih
- Pasien mengatakan lemas, pusing
DO:
Kesadaran CM
GCS: 14 E4M6V4
TTV: TD: 100/60 mmHg, N: 105x/menit, S: 37,
RR: 20x/menit Saturasi 98%
Infus : asering 30 tpm
Turgor kulit membaik
Terpasang : NGT
CRT < 2 detik
Membrane mukosa kering
Terpasang Dower kateter
Jumlah urin : 400cc/6 jam
Hemaktokrit : 60 %
Elektrolit : N :135 , K : 3,5 , CL : 100

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Hipovolemik Setelah dilakukan tindakan 1) Observasi
keperawatan selama 1 x 24
jam diharapkan masalah a. Monitor frekuensi dan
dapat teratasi dengan KH : kekuatan nadi
1. Keadaan umum b. Monitor frekuensi nafas
baik c. Monitor tekanan darah
2.  Tidak kekurangan d. Monitor berat badan
cairan e. Monitor waktu
3.  Demam tidak pengisian kapiler
ditemukan f. Monitor elastisitas atau
4. TD normal turgor kulit
5.  Hematokrit dalam g. Monitor jumlah, waktu
batas normal dan berat jenis urine
h. Monitor kadar albumin
dan protein total
i. Monitor hasil
pemeriksaan serum
(mis. Osmolaritas
serum, hematocrit,
natrium, kalium, BUN)
j. Identifikasi tanda-
tanda hipovolemia (mis.
Frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba
lemah, tekanan darah
menurun, tekanan nadi
menyempit, turgor kulit
menurun, membrane
mukosa kering, volume
urine menurun,
hematocrit meningkat,
haus, lemah,
konsentrasi urine
meningkat, berat badan
menurun dalam waktu
singkat)
k. Identifikasi tanda-tanda
hypervolemia mis.
Dyspnea, edema perifer,
edema anasarka, JVP
meningkat, CVP
meningkat, refleks
hepatojogular positif,
berat badan menurun
dalam waktu singkat)
l. Identifikasi factor resiko
ketidakseimbangan
cairan (mis. Prosedur
pembedahan mayor,
trauma/perdarahan, luka
bakar, apheresis,
obstruksi intestinal,
peradangan pankreas,
penyakit ginjal dan
kelenjar, disfungsi
intestinal)

2) Terapeutik
 Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
 Dokumentasi hasil
pemantauan
3) Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
 Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu

Implementasi dan Evaluasi


Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Hipovolemik 1. Memonitor DS : Pasien mengatakan lemas, pusing
tanda-tanda vital DO :
- TD: 100/60 mmHg
- N: 105x/menit
- S: 37
- RR: 20x/menit
- Saturasi 98%
2. Memonitor DO :
input dan output - Input 250+500cc cairan infus= 750
- Output 400 cc
- IWL = 10 x 60kg= 600x8:24 = 200
Input – output
750 – 600 = 150cc

3. Memantau nilai DO : hematroktit 60 %


laboratorium : Elektrolit
HB,HT,AGD, N : 135
hemaktroktit K : 3,5
dan elektrolit CL : 100

4. Memonitor DO:
tanda dan gejala - Asites (+)
asites - Perut kembung

5.  Memberikan DO :
cairan iv dan Terpasang asering 500 ml 30 tpm
atau oral yang
tepat

6. Berkolaborasi DO:
dengan dokter - S: 37 C
dalam - N 105 x/menit
pemberian
terapi antipiretik
dan analgesik

LAPORAN HAND OVER DENGAN METODE SBAR

Situation Nama : Tn K
Usia : 52 tahun
Diagnosa medis : GED Berat
Tanggal masuk RS/ hari rawat : 24-8-2020 / 2
DPJP : dr
Masalah keperawatan : hipovolemik

Background DS:
- Pasien mengatakan lemas, pusing
DO:
Kesadaran composmentis
GCS: 14 E4M6V4
TTV: TD: 90/60 mmHg, N: 105x/menit, S: 37, RR: 20x/menit saturasi
98%
Infus : asering 30 tpm
Turgor kulit membaik
Terpasang : NGT
CRT < 2 detik
Membrane mukosa kering
Terpasang Dower kateter
Jumlah urin : 400cc/6 jam
Hemaktokrit : 60 %
Elektrolit : N: 135 , K: 3,5, CL: 100
Assesment 1. Memonitor tanda-tanda vital
DS : (-)
DO :
- TD: 100/60 mmHg
- N: 105x/menit
- S: 37
- RR: 20x/menit
- Saturasi 98%

2. Memonitor input dan output


DO :
- Input 250+500cc cairan infus= 750
- Output 400 cc
- IWL = 10 x 60kg= 600x8:24 = 200
Input – output
750 – 600 = 150cc
3. Memantau nilai laboratorium : HB,AGD,hematocrit dan
elektrolit
DO: Hematokrit : 60% , Elektrolit N: 135, K:3,5, CL: 100
4. Memonitor tanda dan gejala asites
Do: perut kembung
5. Memberikan cairan IV atau oral
DO : terpasang asering 500 ml 30 tpm
6. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
antipiretik dan analgesik
DS:
- Pasien mengatakan lemas, pusing, nyeri perut
DO:
- TD 100/60mmHg
- RR 20x/mnt
- S: 37 C
- N : 105x/menit
Recomendation  Monitor keadaan umum
 Monitor TTV
 Monitor input dan output
 Pantau nilai laboratorium : HB,HT,AGD, hemaktroktit
 Monitor tanda dan gejala asites
  Berikan cairan iv dan atau oral yang tepat
 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi antipiretik
dan analgesik

Helmi Ramdhani
2018727015
Hari rabu 26-8-2020

LAPORAN INDIVIDU
LAPORAN TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN METODE SBAR
Tn K 52 tahun klien dokter T dengan GED Berat, kesadaran : CM, terpasang NGT,
cateter terpasang, urnine 400cc/6jam, infus loading dengan asering 2 kolf. TD 100/60.
N:105x/mnt, Suhu 37, RR 20x/mnt saturasi 98%. Dari hasil pengkajian didapatkan
turgor kulit membaik, tampak mobilisasi makan dan minum di TT, mandi di TT.
Situation Nama : Tn K
Usia : 52 tahun
Diagnosa medis : GED Berat
Tanggal masuk RS/ hari rawat : 24-8-2020 / ke 2
DPJP : dr. T
Masalah keperawatan : hipovolemik

Background DS:
- Pasien mengatakan lemas, pusing
DO:
Kesadaran composmentis
GCS: 14 E4M6V4
TTV: TD: 90/60 mmHg, N: 105x/menit, S: 37, RR: 20x/menit saturasi
98%
Infus : asering 30 tpm
Turgor kulit membaik
Terpasang : NGT
CRT < 2 detik
Membrane mukosa kering
Terpasang Dower kateter
Jumlah urin : 400cc/6 jam
Hemaktokrit : 60 %
Elektrolit : N: 135 , K: 3,5, CL: 100
Assesment 7. Memonitor tanda-tanda vital
DS : (-)
DO :
- TD: 100/60 mmHg
- N: 105x/menit
- S: 37
- RR: 20x/menit
- Saturasi 98%

8. Memonitor input dan output


DO :
- Input 250+500cc cairan infus= 750
- Output 400 cc
- IWL = 10 x 60kg= 600x8:24 = 200
Input – output
750 – 600 = 150cc
9. Memantau nilai laboratorium : HB,AGD,hematocrit dan
elektrolit
DO: Hematokrit : 60% , Elektrolit N: 135, K:3,5, CL: 100
10. Memonitor tanda dan gejala asites
Do: perut kembung
11. Memberikan cairan IV atau oral
DO : terpasang asering 500 ml 30 tpm
12. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
antipiretik dan analgesik
DS:
- Pasien mengatakan lemas, pusing, nyeri perut
DO:
- TD 100/60mmHg
- RR 20x/mnt
- S: 37 C
- N : 105x/menit
Recomendation  Monitor keadaan umum
 Monitor TTV
 Monitor input dan output
 Pantau nilai laboratorium : HB,HT,AGD, hemaktroktit
 Monitor tanda dan gejala asites
  Berikan cairan iv dan atau oral yang tepat
 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi antipiretik
dan analgesik

Yang menyerahkan Yang menerima

(Helmi Ramdhani) (dinas malam)

Helmi Ramdhani
2018727015
Hari Kamis 27-8-2020

LAPORAN INDIVIDU
LAPORAN TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN METODE SBAR
Hari rawat ke 4. Tn K 52 tahun klien dokter T dengan GED Berat, kesadaran : CM,
terpasang cateter, urnine 400cc/6jam, TD 110/80. N:90x/mnt, Suhu 36,5, RR 20x/mnt
saturasi 98%. Dari hasil pengkajian didapatkan turgor kulit elastis, tampak mobilisasi
makan dan minum di TT, mandi di TT.
Situation Nama : Tn K
Usia : 52 tahun
Diagnosa medis : GED Berat
Tanggal masuk RS/ hari rawat : 24-8-2020 / ke 4
DPJP : dr. T
Masalah keperawatan : hipovolemik
Background DS:
- Pasien mengatakan lemas, pusing
DO:
Kesadaran composmentis
GCS: 15 E4M6V5
TTV: TD: 110/80 mmHg, N: 90x/menit, S: 36,5, RR: 20x/menit
saturasi 98%
Infus : asering 14 tpm
Turgor kulit elastis
CRT < 2 detik
Membrane mukosa lembab
Terpasang Dower kateter
Jumlah urin : 500cc/6 jam
Hemaktokrit : 40
Elektrolit : N: 135 , K: 3,5, CL: 100
Assesment 13. Memonitor tanda-tanda vital
DS : (-)
DO :
- TD: 110/80 mmHg
- N: 90x/menit
- S: 36,5
- RR: 20x/menit
- Saturasi 98%
14. Memonitor input dan output
DO :
- Input 150+500cc cairan infus= 650
- Output 500 cc
- IWL = 10 x 60kg= 600x8:24 = 200
Input – output
650 – 700 = -50cc
15. Memantau nilai laboratorium : HB,AGD,hematocrit dan
elektrolit
DO: HB:14, L: 800 T:2500 Hematokrit:40 , Elektrolit N: 135,
K:3,5, CL: 100
16. Memonitor tanda dan gejala asites
Do: cairan NGT baik, tiidak kembung
17. Memberikan cairan IV atau oral
DO : terpasang asering 500 ml 14 tpm
18. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
antipiretik dan analgesik
DS:
- Pasien mengatakan lemas, pusing
DO:
- TD 110/80mmHg
- RR 20x/mnt
- S: 36,5 C
- N : 90x/menit
Recomendation  Monitor keadaan umum
 Monitor TTV
 Monitor input dan output
 Rencana aff dower cateter
 Pantau nilai laboratorium : HB,HT,AGD, hemaktroktit
 Berikan cairan iv dan atau oral yang tepat
 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi analgesik

Yang menyerahkan Yang menerima

(Helmi Ramdhani) (dinas malam )


LAPORAN PENDAHULUAN
METODE PENUGASAN KETUA TIM
Disusun Oleh :
HELMI RAMDHANI
NIM. 2018727015

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH JAKARTA
2020

LAPORAN PENDAHULUAN
KETUA TIM
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi sumber-
sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai tujuan dan
obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan. Kelly dan Heidental
(2004) dalam Marquis dan Huston (2000), menyatakan bahwa manajemen keperawatan
dapat didefenisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengawasan untuk mencapai tujuan. Proses manajemen dibagi
menjadi lima tahap yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan
dan pengendalian. Swanburg (2000) menyatakan bahwa manajemen keperawatan
adalah kelompok dari perawat manajer yang mengatur organisasi dan usaha
keperawatan yang pada akhirnya manajemen keperawatan menjadi proses dimana
perawat manajer menjalankan profesi mereka.
Fungsi manajemen akan mengarahkan perawat dalam mencapai sasaran yang akan
ditujunya. Menurut Freeman dan Gilbert (1996) dalam Schlosser (2003) terdapat
beberapa elemen utama dalam fungsi manajemen keperawatan diantaranya yaitu
planning, organizing, actuating (coordinating & directing), staffing, leading, reporting,
controlling dan budgeting.
Metode penugasan adalah suatu pendekatan yang digunakan oleh tim keperawatan
dalam mendesain dan mengorganisasikan pekerjaan sehingga tujuan pelayanan
keperawatan yaitu asuhan keperawatan yang komprehensif, holistik, dan
berkesinambungan dapat tercapai (Suardana, 2009).
Metode penugasan yang digunakan di ruang soka bawah RS PERSAHABATAN
adalah metode Tim. Model asuhan keperawatan tim yaitu pengorganisasian pelayanan
keperawatan oleh sekelompokan perawat kepada sekelompok klien yang dipimpin oleh
perawat teregistrasi dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya.
Pembagian tugas dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/ ketua tim.
Selain itu ketua tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggotannya sebelum tugas
dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota
tim dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan (Mugianti, 2016).
Adalah langkah untuk menetapkan, menggolong-golongkan dan mengatur berbagai
macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang dan pendelegasian
wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam mencapai tujuan organisasi (Muninjaya,
2004).
A. METODE PENUGASAN KEPERAWATAN TIM (TEAM NURSING)
Metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat profesional
memimpin sekelompok tenaga keperawatan dengan berdasarkan konsep kooperatif &
kolaboratif (Douglas, 1992)
Tujuan Metode Tim :
1) Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
2) Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
3) Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda

Konsep Metode Tim :


1) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai
teknik kepemimpinan.
2) Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin.
3) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim.
4) Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik jika
didukung oleh kepala ruang.

Ketua Tim:
1) Pengalaman dan mempunyai ketrampilan manajemen kepemimpinan
2) Harus mampu menentukan prioritas, melakukan supervisi dan evaluasi
3) Mampu memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan filosofi keperawatan
4) Komunikasi efektif
5) Menggunakan semua teknik manajemen dan kepemimpinan.
6) Pelaksanaan metode tim sebaiknya fleksibel

Kelebihan
1) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
3) Memungkinkan komunikasi antar timsehingga konflik mudah diatasi dan
memberikan kepuasan kepada anggota tim.

Kelemahan
1) Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi
tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan
pada waktu-waktu sibuk (memerlukan waktu )
2) Perawat yang belum terampil & kurang berpengalaman cenderung untuk
bergantung/berlindung kepada perawat yang mampu
3) Jika pembagian tugas tidak jelas, maka tanggung jawab dalam tim kabur

B. Fungsi Ketua Tim


- Membuat perencanaan (berdasarkan tugas dan kewenangannya yang didelegasikan
oleh kepala ruangan
- Menyelenggarakan kofrence
- Membuat penugasan, suprvisi dan evaluasi.
- Mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai kebutuhan pasien.
- Mengembangkan kemampuan anggota
C. Tanggung Jawab Ketua Tim
- Perencanaan:
Bersama kepala ruangan mengadakan serah terima setiap pergantian dinas
Melakukan pembagian tugas angota kelompoknya Menyusun rencana keperawatan
yang tepat Menyediakan keperluan untuk melaksanakan asuhan keperawatan
Mengorientasikan klien baru
- Pengorganisasian:
Merumuskan tujuan dari pengorganisasian tim keperawatan Melakukan pembagian
tugas bersama kepala ruangan sesuai dengan perencanaan klien yang menjadi
tanggung jawabnya. Pembagian tugas sesuai dengan tingkat ketergantungan klien
Mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan bersama anggota tim kesehatan yang
lain. Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim Mendelegasikan pelaksanaan
proses asuhan keperawatan kepada anggota tim dan pelimpahan wewenang:
pengambilan keputusan dan penggunaan sumber daya. Membuat rincian tugas
anggota tim meliputi pemberian asuhan keperawatan, kerja sama anggota dan antar
tim Menciptakan kerja sama yang harmonis antar tim dan anggota tim Memberikan
pertolongan segera pada klien dengan kedaruratan Mengikuti visite dokter

- Pengarahan:
Memberi pengarahan tentang tugas setiap anggota tim Memberikan bimbingan
kepada angota tim dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Memberikan teguran ,
pengarahan, kepada nggota tim untuk melaksanakan tugasnya dengan baik:tepat
waktu, berdasarkan prinsip, rasional dan sesuai kebutuhan klien. Menyelesaian
konflik yang terjadi dalam tim Memberikan motivasi kepada anggoa tim dalam
melaksanakan tugasnya Melalui supervisi : melihat/mengawasi proses asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh anggota tim dan melihat catatan yang dibuat
selama proses keperawatan serta mendengarkan laporan secara lisan tentang tugas
yang dilakukan.
- Pengawasan:
Melakukan komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan perawat
pelaksana dalam memberi asuhan keperawatan. Mengevaliasi:Kegiatan dan laporan
dari anggota tim bersama kepala ruangan, penampilan kerja dan proses asuhan
keperawatan, peningkatan kemampuan analisa, psikomotor dan sikap. Melakukan
pencatatan segera tentang hal-hal yang telah dilakukan atau dievaluasi Melakukan
ronde keperawatan bersama kepala ruangan Menilai hasil pekerjaan anggota tim
dan mendiskusikan masalah yang ada Membuat laporan pasien

Metode Tim

Kepala Ruangan

Katim I Katim III

Pelaksana Pelaksana
D. Penilaian ketergantungan Pasien
Klasifikasi pasien adalah metode pengelompokkan pasien menurut jumlah dan
kompleksitas persyaratan perawatan mereka. Dalam banyak sistem klasifikasi, pasien
dikelompokkan sesuai dengan ketergantungan mereka pada pemberi perawatan dan
kemampuan yang diperlukan untuk memberikan perawatan.
Tujuan Sistem klasifikasi Pasien adalah untuk mengkaji pasien dan pemberian nilai
untuk mengukur jumlah usaha yang diperlukan untuk memenuhi perawatan yang
dibutuhkan pasien (Gillies, 1994). Menurut Swanburg, tujuan klasifikasi pasien adalah
untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga yang dibutuhkan dan menentukan nilai
produktivitas.
Setiap kategori deskriptor empat perawatan (aktifitas sehari-hari, kesehatan umum,
dukungan pengajar serta emosional, dan perlakuan sekitar pengobatan) dipakai untuk
menunjukkan karakteristik dan tingkat perawat yang dibutuhkan pasien di dalam
klasifikasi tersebut. Klasifikasi pasien sangat menentukan perkiraan kebutuhan tenaga.
Hal ini dilakukan untuk menetapkan jumlah tenaga keperawatan sesuai dengan kategori
yang dibutuhkan untuk asuhan keperawatan klien di setiap unit.
Sistem klasifikasi Pasien
1. Kategori keperawatan klien menurut Swanburg (1999) terdiri dari :
a) Self-care
Klien memerlukan bantuan minimal dalam melakukan tindak
keperawatan dan pengobatan. Klien melakukan aktivitas perawatan diri
sendiri secara mandiri. Biasanya dibutuhkan waktu 1-2 jam dengan
waktu rata-rata efektif 1,5 jam/24 jam.
b) Minimal care
Klien memerlukan bantuan sebagian dalam tindak keperawatan dan
pengobatan tertentu, misalnya pemberian obat intravena, dan mengatur
posisi. Biasanya dibutuhkan waktu 3-4 jam dengan waktu rata-rata
efektif 3,5 jam/24 jam.
c) Intermediate care
Klien biasanya membutuhkan waktu 5-6 jam dengan waktu rata-rata
efektif 5,5 jam/24 jam.
d) Mothfied intensive care
Klien biasanya membutuhkan waktu 7-8 jam dengan waktu rata-rata
efektif 7,5 jam/24 jam.
e) Intensive care
Klien biasanya membutuhkan 10-14 jam dengan waktu rata-rata efektif
12 jam/24 jam.

2. Metode lain yang sering digunakan di Rumah Sakit adalah metode menurut
Donglas (1984), yang mengklasifikasi derajat ketergantungan pasien dalam tiga
kategori, yaitu perawatan miniaml, perawatan intermediate, dan perawatan
maksimal atau total.
a) Perawatan minamal
Perawatan ini memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi
ini adalah klien masih dapat melakukan sendiri kebersihan diri, mandi, dan ganti
pakaian, termasuk minum. Meskipun demikian klien perlu diawasi ketika
melakukan ambulasi atau gerakan. Ciri-ciri lain pada klien dengan klasifikasi ini
adalah observasi tanda vital dilakukan setiap shift, pengobatan minimal, status
psikologis stabil, dan persiapan pprosedur memerlukan pengobatan.
b) Perawatan intermediate
Perawatan ini memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi
ini adalah klien masih perlu bantuan dalam memenuhi kebersihan diri, makan
dan minum. Ambulasi serta perlunya observasi tanda vital setiap 4 jam.
Disamping itu klien dalam klasifikasi ini memerlukan pengobatan lebih dan
sekali. Kateter Foley atau asupan haluarannya dicatat. Dan klien dengan
pemasangan infus serta persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
c) Perawatan maksimal atau total
Perawat ini memerlukan waktu 5-6jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi ini
adalah klien harus dibantu tentang segala sesuatunya. Posisi yang diatur,
observasi tanda vital setiap 2 jam, makan memerlukan selang NGT (Naso
Gastrik Tube), menggunakan terapi intravena, pemakaian alat penghisap
(suction), dan kadang klien dalam kondisi gelisah/disorientasi

Metode Douglas
Bagi pasien rawat inap, standar waktu pelayanan pasien adalah:
a.      Perawatan minimal memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam
b.      Perawatan intermediate memerlukan waktu : 3-4 jam/24 jam
c.      Perawatan maksimal/total memerlukan waktu : 5-6 jam/24 jam

Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Kategori I : perawatan mandiri. Kriteria pada klasifikasi ini adalah pasien
masih dapat melakukan sendiri kebersihan diri, mandi, ganti pakaian, makan,
minum, penampilan secara umum baik, tidak ada reaksi emosional. Pasien
perlu diawasi ketika melakukan ambulasi atau gerakan. Pasien perlu
dilakukan observasi setiap sif, pengobatan minimal dan persiapan prosedur
memerlukan pengobatan.
b. Kategori II : perawatan intermediate. Kriteria pasien pada klasifikasi ini
adalah memerlukan bantuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti
makan, mengatur posisi waktu makan, memberi dorongan agar makan,
bantuan dalam eliminasi dan kebersihan diri, tindakan perawatan untuk
memonitor tanda-tanda vital, memeriksa produksi urine, fungsi fisiologis,
status emosional, kelancaran drainase (infus), bantuan dalam pendidikan
kesehatan serta persiapan pengobatan memerlukan prosedur.  
c. Kategori III : perawatan total. Kriteria pasien pada klasifikasi ini adalah tidak
dapat melakukan sendiri kebutuhan sehari-harinya, semua kebutuhan dibantu
oleh perawat, penampilan pasien sakit berat, pasien memerlukan observasi
tanda-tanda vital setiap dua jam, menggunakan selang nasogatrik (NGT),
menggunakan terapi intra vena, pemakaian alat penghisap (suction) dan
kadang pasien dalam kondisi gelisah/disorientasi.
Douglas menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam satu unit perawatan
berdasarkan klasifikasi pasien, di mana masing-masing kategori memiliki nilai
standar per sif, yaitu pada tabel di bawah ini.

Tabel. Nilai standar Jumlah Perawat per Shift Berdasarkan Klasifikasi pasien

Jumlah Klasifikasi Pasien


Minimal Parsial Total
Pasien P S M P S M P S M
1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,21 0,21 1,08 0,90 0,60
Dst
DAFTAR PUSTAKA
Douglas, Laura Mae. (1992) The effective Nurse : Leader and Manager ., 4 Th. Ed,.

Mosby - year book, Inc.

Gillies , DA., (1994),. Nursing Management a System Approach, 2nd.ed., W. B.


Saunders.

Jurnal keperawatan Volume 1 tahun 2000 . , FIK UI.

Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (1998). Management Decision Making for Nurses (3rd
ed) Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher

Swanburg, R.C, (1993) Iintroduction leadership & nursing for Clinical nurses., Jones
& Bartlett Publisher Inc

LAPORAN KEGIATAN KETUA TIM

Hari/ Tanggal : Jum’at/ 28.08.2020


Nama : Helmi Ramdhani (KATIM 1)
NPM : 2018727015
A. Fungsi Perencanaan
Jam 15.00 1. Menerima serah terima asuhan keperawatan : total pasien : 3 pasien
s/d 20.00 a. Tn. A 57th dengan DM
b. Tn. B 60th dengan CHF
c. Tn. K 52th dengan GED Berat
2. Membagi tugas bersama karu sesuai tingkat ketergantungan
a. Tn. A : Parsial Care
b. Tn. B : Total Care
c. Tn. K : Parsial Care
3. Memimpin conference
a. Tn. A dengan DM
DS :
 Klien mengatakan makan makanan yang manis
 Klien mengatakan agak sedikit mual
DO :
 Antropometri
BB sebelum sakit : 54 kg
BB sesudah sakit : 50 kg
TB : 157 cm
 Biocemical Data
Hasil Lab :
Hemoglobin 11,5 g/dl
GDS 205 mg/dl
 Clinical Sign
Klien terlihat sudah nafsu makan
Makanan tersisa setengah
 Diitory History
Makanan yang dihabiskan hanya ½ porsi makananya
Suka dengan makanan manis
Tidak ada alergi terhadap makanan atau obat obatan
tertentu

b. Tn. B dengan CHF


DS :
 Klien mengatakan sesak nafas, dada berdebar
 Klien mengatakan sesak terasa saat aktifitas berat maupun
istirahat
DO :
 TD 120/70 mmHg, N 85 x/m, S: 36˚C, RR: 25x/m.
 Infus RL 7 tt/ menit
 Drip Lasix 2,5mg/jam
 Terpasang dowe kateter
 terpasang O2 3lpm
 terapi Cpg 1x75mg, aspilet 1x80mg, sucralfat 3x1, bisoprolol
1x2,5mg

c. Tn. K dengan GED Berat


DS:
 Pasien mengatakan sudah tidak pusing
 Pasien mengatakan badannya sudah tidak lemas
DO:
 Kesadaran composmentis
 GCS: 15 E4M6V5
 TTV: TD: 120/80 mmHg, N: 84x/menit, S: 36,5, RR:
18x/menit saturasi 98%
 Infus : asering 14 tpm
 Turgor kulit elastis
 CRT < 2 detik
 Membrane mukosa lembab
 Jumlah urin : 500cc/6 jam
 Intake : 680 cc
Output : 500 cc
IWL : 200
Balance = - 20
 Hemaktokrit : 45
 Elektrolit : N: 138 , K: 3,5, CL: 105

4. Menyusun rencana perawatan


a. Tn. A dengan DM
DS :
 Klien mengatakan makan makanan yang manis
 Klien mengatakan agak sedikit mual
DO :
 Antropometri
 BB sebelum sakit : 54 kg
 BB sesudah sakit : 50 kg
 TB : 157 cm
 Biocemical Data
Hasil Lab :
Hemoglobin 11,5 g/dl
GDS 205 mg/dl
 Clinical Sign
Klien terlihat sudah nafsu makan
Makanan tersisa setengah
 Diitory History
Makanan yang dihabiskan hanya ½ porsi makananya
Suka dengan makanan manis
Tidak ada alergi terhadap makanan atau obat obatan tertentu

Diagnosa keperawatan: Defisit nutrisi


Intervensi :
1. Monitor TTV setiap 8 jam
2. Monitor Intake & Output
3. Berikan monitor gula darah

b. Tn. B dengan CHF


DS :
 Klien mengatakan sesak nafas, dada berdebar
 Klien mengatakan sesak terasa saat aktifitas berat
maupun istirahat
DO :
 TD 120/70 mmHg, N 85 x/m, S: 36˚C, RR: 25x/m.
 Infus RL 7 tt/ menit
 Drip Lasix 2,5mg/jam
 Terpasang dower kateter
 terpasang O2 3lpm
 terapi Cpg 1x75mg, aspilet 1x80mg, sucralfat 3x1,
bisoprolol 1x2,5mg
Diagnosa Keperawatan: penurunan curah jantung
Intervensi:
 Identifikasi penurunan curah jantung (dyspnea,
kelelahan, edema)
 Monitor tekanan darah
 Monitor aritmia
 Kolaborasi pemberian oksigen
 Kolaborasi tanda tanda aritmia
 Monitor TTV setiap 8 jam
 Monitor intake output

c. Tn. K dengan GED Berat


DS:
 Pasien mengatakn badannya lemas
 Bab 2x konsistensi lunak
DO:
 Kesadaran composmentis
GCS: 15 E4M6V5
 TTV: TD: 120/80 mmHg, N: 84x/menit, S: 36,5, RR:
18x/menit saturasi 98%
 Turgor kulit elastis
 CRT < 2 detik
 Membrane mukosa lembab
 Jumlah urin : 500cc/6 jam
Intake : 650 cc
Output : 500 cc
IWL : 200
Balance = - 50
 Hemaktokrit : 45
Hb : 15 T: 250 L:800
 Elektrolit : N: 136 , K: 3,7, CL: 102
 Infus : asering 20 tpm

Diagnosa keperawatan: resiko hipovolemik


Intervensi :
1. Monitor keadaan umum
2. Monitor TTV
3. Monitor input dan output
4. Pantau nilai laboratorium : HB,HT, hemaktroktit
5. Berikan cairan iv dan atau oral yang tepat
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
analgesik

5. Mengorientasi klien baru : Tn B dengan CHF pasien baru

B. Fungsi Pengorganisasian

Jam 15.00 1. Menjelaskan tujuan pengorganisasian :


s/d 20.00 a. Mempermudah koordinasi antar pihak dalam kelompok
b. Pembagian tugas sesuai dengan kondisi pasien
c. Agar setiap individu mengetahui apa yang akan dilakukan
d. Efisiensi biaya
e. Hubungan antar individu semakin rukun
2. Mendelegasikan pelaksanaan askep pada anggota tim : ketua tim
mendelegasikan pelaksanaan askep Tn. A kepada Perawat
Pelaksanaan Lani , Tn. B kepada Perawat pelaksana Lani, Tn. K
kepada Perawat Pelaksana Ulfah
3. Menjelaskan rincian tugas dalam tim berdasarkan askep : ketua tim
menjelaskan rincian tugas & intervensi untuk dilaksanakan ke pasien
4. Mengkoordinir kolaborasi bersama tim kesehatan lain: tim
berkolaborasi dengan dokter untuk pelaksanaan terapi medis dan ahli
gizi untuk kebutuhan nutrisi
5. Mengatur waktu istirahat anggota tim :
a. Jam 17.00 s/d 18.00 : Tim I (lani, ulfah)
b. Jam 18.00 s/d 19.00 : Tim II (sugesta, cahya)
6. Mendokumentasikan perkembangan pasien pada CPPT

C. Fungsi Pengarahan
Jam 15.00 1. Memberikan pengarahan kepada anggota tim : ketua tim memberikan
s/d 20.00 pengarahan terkait peran dan fungsi anggota tim.
2. Memberikan bimbingan : ketua tim memberikan bimbingan kepada
anggota tim
3. Memberikan informasi : ketua tim memberikan informasi terkait
perkembangan klien kepada anggota tim
4. Melakukan supervisi pemberian askep
a. Lani dalam melakukan tindakan elektrokardiogram dengan baik
b. Ulfah dalam melakukan tindakan melepaskan cateter dengan baik
5. Melibatkan anggota tim sejak awal kegiatan : ketua tim melibatkan
anggota tim dari awal kegiatan sampai dengan selesai
6. Memberikan pujian atau motivasi : ketua tim memberikan pujian dan
motivasi kepada anggota tim yang telah melaksanakan tugasnya
dengan tepat waktu, tepat dalam prinsip tindakan, rasional denngan
kebutuhan pasien nya

D. Fungsi Pengontrolan

Jam 15.00 1. Memberikan umpan balik pada anggota tim atas pelaksanaan renpra :
s/d 20.00 perawat pelaksana telah melakukan peran dan fungsi dengan baik
2. Mengevaluasi asuhan keperawatan :
a. Lani : sudah baik dalam melaksanakan tindakan asuhan
keperawatan
b. Ulfah: sudah baik dalam melaksanakan tindakan asuhan
keperawatan
3. Melakukan timbang terima pasien ke shif berikutnya

Ketua Tim

(Helmi Ramdhani)
Mengetahui:
Kepala Ruangan Fasilitator

(Surtinah) (Ns. Aisyah S.Kep, M. Kep)

Helmi Ramdhani
2018727015
Hari Sabtu 29-8-2020

LAPORAN INDIVIDU
LAPORAN TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN METODE SBAR
Hari rawat ke 6. Tn K 52 tahun klien dokter T dengan GED Berat, kesadaran : CM,
urnine 500cc/6jam, TD 120/80. N:84x/mnt, Suhu 36,5, RR 18x/mnt saturasi 98%. Dari
hasil pengkajian didapatkan turgor kulit elastis, tampak mobilisasi makan dan minum
dengan mandiri
Situation Nama : Tn K
Usia : 52 tahun
Diagnosa medis : GED Berat
Tanggal masuk RS/ hari rawat : 24-8-2020 / ke 6
DPJP : dr. T
Masalah keperawatan : resiko hipovolemik
Background DS:
- Pasien mengatakan lemas
- Klien mengatakan BAB 2x dengan konsistensi lunak
DO:
- Kesadaran composmentis
- Pasien tampak tenang
- GCS: 15 E4M6V5
- TTV: TD: 120/70 mmHg, N: 88x/menit, S: 36,5, RR:
20x/menit saturasi 98%
- Infus : asering 20 tpm
- Turgor kulit elastis
- CRT < 2 detik
- Membrane mukosa lembab
- Jumlah urin : 400cc/6 jam
- Hemaktokrit : 45
- Elektrolit : N: 136 , K: 37, CL: 102
Assesment 19. Memonitor tanda-tanda vital
DS : (-)
DO :
- TD: 120/80 mmHg
- N: 84x/menit
- S: 36,5
- RR: 18x/menit
- Saturasi 98%

20. Memonitor input dan output


DO :
- Input 150+500cc cairan infus= 650
- Output 500 cc
- IWL = 10 x 60kg= 600x8:24 = 200
Input – output
650 – 700 = -50cc
21. Memantau nilai laboratorium : HB,hematocrit dan elektrolit
DO: HB:15, L: 800 T:2500 Hematokrit:45 , Elektrolit N: 136,
K:3,5, CL: 102
22. Memonitor tanda dan gejala asites
DO : Pasien tidak kembung tidak ada nyeri perut
23. Memberikan cairan IV atau oral
DO : terpasang asering 500 ml 20 tpm
24. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
antipiretik dan analgesik
DS:
- Pasien mengatakan sudah tidak lemas
- Pasien mengatakn badannya sudah merasa segar
DO:
- TD 120/80mmHg
- RR 18x/mnt
- S: 36,5 C
- N : 84x/menit
Recomendation  Discharg planing
 Rencana pulang besok

Yang menyerahkan Yang menerima

(Helmi Ramdhani) (dinas malam )

Helmi Ramdhani
2018727015
Hari Swnin 31-8-2020

LAPORAN INDIVIDU
LAPORAN TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN METODE SBAR
Hari rawat ke 1 Tn R 46th masuk rumah sakit dengan tb patu+efusi leura keadaan
umm sakit sedang sesak+ ronchi + sudah dilakukan pleura pungtie minggu malam
cairan + warna kuning kental kultur cairan dilakukan TD 140/80mmHg suhuh 38,8 rr
22x/mnt oksigen terpasang dengan nasal kanul 4lt/mnt infus+ DPJ Sp Paaru terapi
obat diberikan OAT 1x3 tab setiap pagi paracetamol 3x1 tab
Situation Nama : Tn R
Usia : 46 tahun
Diagnosa medis : TB paru+efusi pleura
Tanggal masuk RS/ hari rawat : 31-8-2020 / ke 1
DPJP : dr. sp paru
Masalah keperawatan : bersihan jalan nafa tidak efektif
Background DS:
- Pasien mengatakan sesak
-
DO:
- K Keadaan umum : Sakit sedang
- TD : 140/80 mmhg, N : 96/menit, RR : 22 x/menit, S : 38,8ºC.
- Klien terlihat sesak
- Ronchi(+)
- Cairan kung kental
- Oksingen 4 L dengan nasal kanul
- infus NS 0,9 % 21 TPM/24 jm
- Hb : 14
- AGD Ph : 7,8
- Terapy :OAT 1x3 setiap pagi & pct 3x1
Assesment 25. Memonitor tanda-tanda vital
DS : (-)
DO :
- TD: 130/80 mmHg
- N: 92x/menit
- S: 38,8
- RR: 22x/menit

26. Memonitor pola npas


DS:
- mengatakan masih terasa sesak
DO
- RR 22x/mnt
- Terlihat pakai alat bantu napas nasal kanul 4lt
27. Monitor bunyi napas tambhan
DS
-
DO
- Masih terdengar suara ronchi
28. Lakukan fiso terapi dada

Recomendation - Observasi TTV


- Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
- Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi,
weezing, ronkhi kering)
- Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal

Yang menyerahkan Yang menerima

(Helmi Ramdhani) (dinas malam )

LAPORAN INDIVIDU
LAPORAN TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN METODE SBAR
Hari rawat ke 1 tn J 37 th masuk RS dengan keluhan pusing terasa berputar sejak
kemarin pagi. Muntah + sudah minum obat sakit kepppplasa yang beli ditoko obat
tetapi pusing tidak berkurang keadaan umum sakit sedang suhuh 38, N 98x/mnt TD
150/90mmHg infus terpasang RD 15tpm, oksifen dgean nasal kanul 4lt/mnt
Situation Nama : Tn J
Usia : 37 tahun
Diagnosa medis : vertigo
Tanggal masuk RS/ hari rawat : 31-8-2020 / ke 1
DPJP : dr. U
Masalah keperawatan : nyeeri akut
Background DS:
- Pasien mengatakan keplanya pusing berputar
DO:
- Kesadaran composmentis
- GCS: 15 E4M6V5
- TTV: TD: 150/90 mmHg, N: 98x/menit, S: 38, RR: 20x/menit
- Muntah
- Infus : RD 18 tpm
- Oksingen 4 L
- Nyeri kepala skala 7
Assesment 1. Memonitor tanda-tanda vital
DS : (-)
DO :
- TD: 140/90 mmHg
- N: 94x/menit
- S: 37,8
- RR: 20x/menit
2. Identiifkasi faktor yang ememperbrat dan memperingan nyeri
Ds
- Pasien mengatakan pusing jikalau memikirkan
pekerjaan
Do
- Pasien tampak terlhat seperti memikirkan sesuatu
3. Identifikasi lokasi karakteristik durasi frekuensi kuliatan nyari
DS
- Pasien mengatakan skalaanya nyeri 7 dari 1-10
DO
- P : nyeri pusing
- Q seperti berputar putar
- R dibagian kepala
- S 7 (1-10)
- T hilang timbul
4. Kolaborasi pemberian jenis analgesi dan dosis sesuai indikasi
- Ondansentron 5mg 3x1
- Keterolak 10mg
- Mantigo 3x2
Recomendation  Monitor TTV setiap 8 jam
 lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respon nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
 Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik, sesuai indikasi

Yang menyerahkan Yang menerima

(Helmi ramdhani) (dinas malam )

LAPORAN KEGIATAN KETUA TIM


Hari/ Tanggal : Selasa/ 01.09.2020
Nama : Helmi Ramdhani (KATIM 1)
NPM : 2018727015
E. Fungsi Perencanaan
Jam 15.00 6. Menerima serah terima asuhan keperawatan : total pasien : 6 pasien
s/d 20.00 d. Tn. S 42 th dengan Hepatitis
e. Tn. R 46 th dengan TB Paru & efusi pleura
f. Tn. J 37 th dengan Vertigo
7. Membagi tugas bersama karu sesuai tingkat ketergantungan
d. Tn. S : Partial Care
e. Tn. R: Partial Care
f. Tn. J : Partial Care
8. Memimpin conference
d. Tn. S dengan Hepatitis
DS :
 Klien mengatakan nyeri perut kanan
DO :
 Keadaan umum: sakit sedang
 Sklera mata dan bola mata berwarna kuning
 Infus D5 7 tt/ menit
 Terpasang dower kateter
 TD : 120/80MmHg, N: 80x/mnt, S : 38 C
 Terapi: Inj.SNMC 3x1, curcuma 3x1, ranitidine 2x50mg,
PCT 2x500mg
 Antropometri
BB sebelum sakit : 60 kg
BB sesudah sakit : 55 kg
TB : 158 cm
 Biocemical Data
Hasil Lab :
Hb 10,5 g/dl Ht: 33 Tromb : 150.000 leu: 6.000
GDS 160 mg/dl
SGOT : 130 µ/l SGPT : 90 µ/l
 Clinical Sign
Klien terlihat sudah nafsu makan berkurang
Makanan tersisa setengah
 Diitory History
Diet : B DH2.
Makanan yang dihabiskan hanya ½ porsi
Tidak ada alergi terhadap makanan atau obat obatan tertentu
e. Tn. R dengan TB Paru & efusi pleura
DS :
 Pasien mengatakan sesak berkurang
 Pasien mengakatan demam
DO :
 Keadaan umum : Sakit sedang
 TD : 140/80 mmhg, N : 96/menit, RR : 22 x/menit, S : 38,8ºC.
 Klien terlihat sesak
 Ronchi (+), Wheezing (+)
 Cairan kuning kental
 Oksingen 4 L dengan nasal kanul
 infus NS 0,9 % 21 tpm/24 jam
 Hb : 14 gr/dl
 Hasil AGD : Ph : 7,8, pCO2 35.50 mmHg, pO2 97.00
mmHg,HCO3 22,70 mmol/l, Total CO2 21,70 mmol/l, BE
-1.20 mmol/l, O2 saturasi 99%, standart HCO3 22.3 mmol/l
 Teraphy :OAT 1x3 setiap pagi & pct 3x 500 mg po

f. Tn. J dengan Vertigo


DS:
 Pasien mengatakan pusing seperti berputar berkurang
DO:
 Kesadaran composmentis
 GCS: 15 E4M6V5
 TTV: TD: 150/90 mmHg, N: 98x/menit, S: 38, RR: 20x/menit
 Infus : RD 18 tpm
 Oksingen 4 L
 Nyeri kepala skala 6

9. Menyusun rencana perawatan


a. Tn. S dengan Hepatitis
DS :
 Klien mengatakan nyeri perut bagian kanan berkuramg
 Pasien mengatkan badan terasa lemas
DO :
 Keadaan umum: sakit sedang
 Sklera mata dan bola mata berwarna kuning
 Infus D5 7 tt/ menit
 Terpasang dower kateter
 TD : 120/80MmHg, N: 80x/mnt, S : 38 C
 Terapi: Inj.SNMC 3x1, curcuma 3x1, ranitidine 2x50mg,
PCT 2x500mg
 Antropometri
BB sebelum sakit : 60 kg
BB sesudah sakit : 55 kg
TB : 158 cm
 Biocemical Data
Hasil Lab :
Hb 10,5 g/dl Ht: 33 Tromb : 150.000 leu: 6.000
GDS 160 mg/dl
SGOT : 130 µ/l SGPT : 90 µ/l
 Clinical Sign
Klien terlihat sudah nafsu makan berkurang
Makanan tersisa setengah
 Diitory History
Diet : B DH2.
Makanan yang dihabiskan hanya ½ porsi
Tidak ada alergi terhadap makanan atau obat obatan tertentu
Diagnosa keperawatan: Defisit Nutrisi
Intervensi :
1. Monitor status nutrisi
2. Monitor asupan makanan
3. Monitor berat badan
4. Monitor hasil lab (Hb, Ht, leu, tromb)
5. memberikan makanan tinggi kalori tinggi protein
6. Kolaborasi dengan ahli gizi

b. Tn. R dengan TB Paru & efusi pleura


DS :
 Pasien mengeluh sesak berkurang
 Pasien mengatakan demam
DO :
 Keadaan umum : Sakit sedang
 TD : 140/80 mmhg, N : 96/menit, RR : 22 x/menit, S : 38,8ºC.
 Klien terlihat sesak
 Ronchi (+), Wheezing (+)
 Cairan kuning kental
 Oksingen 4 L dengan nasal kanul
 infus NS 0,9 % 21 tpm/24 jam
 Hb : 14 gr/dl
 Hasil AGD : Ph : 7,8, pCO2 35.50 mmHg, pO2 97.00
mmHg,HCO3 22,70 mmol/l, Total CO2 21,70 mmol/l, BE
-1.20 mmol/l, O2 saturasi 99%, standart HCO3 22.3 mmol/l
 Teraphy :OAT 1x3 setiap pagi & pct 3x 500 mg po

Diagnosa Keperawatan: Bersihan jalan nafas tidak efektif


Intervensi:
1. Observasi TTV
2. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
3. Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi, weezing,
ronkhi kering)
4. Monitor respiratori dan status O2
5. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
6. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
7. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
8. Pertahankan hidrasi yang adekuat untutuk mengencerkan secret
9. Jelaskan pada pasien ttg penggunaan peralatan O2, inhalasi dan
suction bila diperlukan

c. Tn. J dengan Vertigo


DS:
 Pasien mengatakan pusing seperti berputar sudah berkurang
DO:
 Kesadaran composmentis
 GCS: 15 E4M6V5
 TTV: TD: 140/90 mmHg, N: 93x/menit, S: 37,4 RR:
20x/menit
 Infus : RD 18 tpm
 Oksingen 4 L
 Nyeri kepala skala 6

Diagnosa keperawatan: Nyeri


Intervensi :
1. Monitor TTV setiap 8 jam
2. lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
3. Identifikasi skala nyeri
4. Identifikasi respon nyeri non verbal
5. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
6. Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik, sesuai indikasi

10. Mengorientasi klien baru : sampai saat ini belum ada pasien baru

F. Fungsi Pengorganisasian

Jam 15.00 7. Menjelaskan tujuan pengorganisasian :


s/d 20.00 f. Mempermudah koordinasi antar pihak dalam kelompok
g. Pembagian tugas sesuai dengan kondisi pasien
h. Agar setiap individu mengetahui apa yang akan dilakukan
i. Efisiensi biaya
j. Hubungan antar individu semakin rukun
8. Mendelegasikan pelaksanaan askep pada anggota tim : ketua tim
mendelegasikan pelaksanaan askep Tn. S kepada Perawat
Pelaksanaan Lani , Tn. R kepada Perawat pelaksana Surtinah, Tn. J
kepada Perawat Pelaksana Surtinah
9. Menjelaskan rincian tugas dalam tim berdasarkan askep : ketua tim
menjelaskan rincian tugas & intervensi untuk dilaksanakan ke pasien
10. Mengkoordinir kolaborasi bersama tim kesehatan lain: tim
berkolaborasi dengan dokter untuk pelaksanaan terapi medis dan ahli
gizi untuk kebutuhan nutrisi
11. Mengatur waktu istirahat anggota tim :
c. Jam 17.00 s/d 18.00 : Tim I (Lani, Surtinah)
d. Jam 18.00 s/d 19.00 : Tim II (Ulfah, Sugesta)
12. Mendokumentasikan perkembangan pasien pada CPPT

G. Fungsi Pengarahan

Jam 15.00 7. Memberikan pengarahan kepada anggota tim : ketua tim memberikan
s/d 20.00 pengarahan terkait peran dan fungsi anggota tim.
8. Memberikan bimbingan : ketua tim memberikan bimbingan kepada
anggota tim
9. Memberikan informasi : ketua tim memberikan informasi terkait
perkembangan klien kepada anggota tim
10. Melakukan supervisi pemberian askep
c. Lani dalam melakukan tindakan pengambiulan sample darah
padan Tn S
d. Surtinah dalam melakukan tindakan pangambilan sample darah
AGD Tn R
11. Melibatkan anggota tim sejak awal kegiatan : Memberikan pujian
atau motivasi : ketua tim memberikan pujian dan motivasi kepada
anggota tim yang telah melaksanakan tugasnya dengan tepat waktu,
tepat dalam prinsip tindakan, rasional denngan kebutuhan pasien nya

H. Fungsi Pengontrolan

Jam 15.00 4. Memberikan umpan balik pada anggota tim atas pelaksanaan renpra :
s/d 20.00 perawat pelaksana telah melakukan peran dan fungsi dengan baik
5. Mengevaluasi asuhan keperawatan :
c. Lani : sudah baik dalam melaksanakan tindakan asuhan
keperawatan
d. Surtinah: sudah baik dalalm melaksanakan tindakan asuhan
keperawatan
6. Melakukan timbang terima pasien ke shif berikutnya

Ketua Tim

(Helmi Raamdhani)

Mengetahui:
Kepala Ruangan Fasilitator

(Cahya Lisda Octaviani) (Ns. Aisyah S.Kep, M. Kep)


Helmi Ramdhani
2018727015
Hari Rabu 2-9-2020

LAPORAN INDIVIDU
LAPORAN TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN METODE SBAR
1. Tn. S, 42 hari rawat ke 3 dengan keluhan kuning seluruh tubuh dan Nyeri perut
kanan berkurang. Saat ini pasien mengeluh badan terasa lemas. Hasil lab SGOT :
125 µ/l (mikro per liter), SGPT : 89 µ/l (mikro per liter). Melena (-). Pasien masuk di
kamar isolasi. Infus terpasang dengan D5%. Keadaan Umum : CM, TD :
120/80MmHg, N: 84x/mnt, S : 37 C. Pasien diberikan Diet : B DH2. Inj. SNMC
3x1, curcuma 3x1, ranitidine 2x50mg

Situation Identitas Klien : Tn S, usia 42 tahun


Tgl masuk : 31 Agustus 2020, hari perawatan ke 3
Diagnosa Medis : Hepatitis
DPJP : dr. Doni Sp.Pd
Masalah Keperawatan : Defisit nutrisi
Background DS :
 Klien mengatakan nyeri perut kanan berkurang
 Klien mengatakan badan terasa lemas
DO :
Keadaan umum: sakit sedang
Sklera mata dan bola mata berwarna kuning
Infus D5 7 tt/ menit
Terpasang dower kateter
TD : 120/80MmHg, N: 84x/mnt, S : 37 C
Terapi: Inj.SNMC 3x1, curcuma 3x1, ranitidine
2x50mg, PCT 2x500mg
 Antropometri
BB sebelum sakit : 60 kg
BB sesudah sakit : 55 kg
TB : 158 cm
 Biocemical Data
Hasil Lab :
Hb 10,5 g/dl Ht: 33 Tromb : 150.000 leu: 6.000
GDS 160 mg/dl
SGOT : 130 µ/l SGPT : 90 µ/l
 Clinical Sign
Klien terlihat sudah nafsu makan
Makanan tersisa setengah
 Diitory History
Diet : B DH2.
Makanan yang dihabiskan hanya ½ porsi
Tidak ada alergi terhadap makanan atau obat
obatan tertentu

Assesment
1. Monitor status nutrisi
Status nutrisi belum cukup, diit pasien kolaborasi
dengan ahli gizi
2. Monitor asupan makanan
Pasien makan ½ porsi
3. Monitor berat badan
BB sebelum sakit : 60 kg
BB sesudah sakit : 55 kg
4. Monitor hasil lab (Hb, Ht, leu, tromb)
Hb 10,5 g/dl Ht: 33 Tromb : 150.000 leu: 6.000
GDS 160 mg/dl
SGOT : 125 µ/l SGPT : 89 µ/l
5. memberikan makanan tinggi kalori tinggi protein
6. Kolaborasi dengan ahli gizi
Diet : B DH2.
Recommendation 7. Monitor status nutrisi
8. Monitor asupan makanan
9. Monitor berat badan
10. Monitor hasil lab (Hb, Ht, leu, tromb)
11. memberikan makanan tinggi kalori tinggi protein
12. Kolaborasi dengan ahli gizi

Yang menyerahkan Yang menerima

(Helmi) (dinas malam)

Helmi Ramdhani
2019740118
Hari Kamis 3-9-2020
LAPORAN INDIVIDU
LAPORAN TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN METODE SBAR
2. Tn. S, 42 hari rawat ke 4 dengan keluhan kuning seluruh tubuh dan Nyeri perut
kanan berkurang. Saat ini pasien mengeluh badan masih terasa lemas. Hasil lab
SGOT : 15 µ/l (mikro per liter), SGPT : 48 µ/l (mikro per liter), LEU 7000,
trombosit 179000. Melena (-). Pasien masuk di kamar isolasi. Infus terpasang dengan
D5%. Keadaan Umum : CM, TD : 120/80MmHg, N: 84x/mnt, S : 36,7 C. Pasien
diberikan Diet : B DH2. Inj. SNMC 3x1, curcuma 3x1, ranitidine 2x50mg

Situation Identitas Klien : Tn S, usia 42 tahun


Tgl masuk : 31 Agustus 2020, hari perawatan ke 4
Diagnosa Medis : Hepatitis
DPJP : dr. Doni Sp.Pd
Masalah Keperawatan : Defisit nutrisi
Background DS :
 Klien mengatakan nyeri perut kanan berkurang
 Klien mengatakan badan masih terasa lemas
DO :
Keadaan umum: sakit sedang
Sklera mata dan bola mata berwarna kuning
Infus D5 7 tt/ menit
Terpasang dower kateter
TD : 120/80MmHg, N: 84x/mnt, S : 36,7 C
Terapi: Inj.SNMC 3x1, curcuma 3x1, ranitidine 2x50mg, PCT
2x500mg
 Antropometri
BB sebelum sakit : 60 kg
BB sesudah sakit : 55 kg
TB : 158 cm
 Biocemical Data
Hasil Lab :
Hb 10,5 g/dl Ht: 33 Tromb : 179.000 leu: 7.000
GDS 160 mg/dl
SGOT : 15 µ/l SGPT : 48 µ/l
 Clinical Sign
Klien terlihat sudah nafsu makan
Makanan tersisa setengah
 Diitory History
Diet : B DH2.
Makanan yang dihabiskan hanya ½ porsi
Tidak ada alergi terhadap makanan atau obat obatan tertentu

Assesment 7. Monitor status nutrisi


Status nutrisi belum cukup, diit pasien kolaborasi dengan ahli
gizi
8. Monitor asupan makanan
Pasien makan ½ porsi
9. Monitor berat badan
BB sebelum sakit : 60 kg
BB sesudah sakit : 55 kg
10. Monitor hasil lab (Hb, Ht, leu, tromb)
Hb 10,5 g/dl Ht: 33 Tromb : 179.000 leu: 7.000
GDS 160 mg/dl
SGOT : 15 µ/l SGPT : 48 µ/l
11. memberikan makanan tinggi kalori tinggi protein
12. Kolaborasi dengan ahli gizi
Diet : B DH2.
13. Aff dower cateter

Recommendatio 13. Monitor status nutrisi


n 14. Monitor asupan makanan
15. Monitor berat badan
16. Monitor hasil lab (Hb, Ht, leu, tromb)
17. memberikan makanan tinggi kalori tinggi protein
18. Kolaborasi dengan ahli gizi

Yang menyerahkan Yang menerima

(Helmi) (dinas malam)

LAPORAN KEGIATAN KETUA TIM

Hari/ Tanggal : Jum’at/ 4.09.2020


Nama : Helmi Ramdhani (KATIM 1)
NPM : 2019740118

I. Fungsi Perencanaan
Jam 15.00 11. Menerima serah terima asuhan keperawatan : total pasien : 6 pasien
s/d 20.00 g. Tn. S 42 th dengan Hepatitis
h. Tn. R 46 th dengan TB Paru & efusi pleura
i. Tn. HM 40 th dengan CKD
12. Membagi tugas bersama karu sesuai tingkat ketergantungan
g. Tn. S : Partial Care
h. Tn. R: Partial Care
i. Tn. HM : Total Care
13. Memimpin conference
g. Tn. S dengan Hepatitis
DS :
 Klien mengatakan nyeri perut kanan berkurang
 Klien mengatakan badan masih terasa lemas
 Klien mengatakan mual berkurang

DO :
 Keadaan umum: sakit sedang
 Sklera mata dan bola mata kuning berkurang
 TD : 120/80MmHg, N: 84x/mnt, S : 36,7 0 C
 Terapi: Inj.SNMC 3x1, curcuma 3x1, ranitidine 2x50mg, PCT
2x500mg
 Antropometri
BB sebelum sakit : 60 kg
BB sesudah sakit : 57 kg
TB : 158 cm

 Biocemical Data
Hasil Lab :
Hb 10,5 g/dl Ht: 33 Tromb : 179.000 leu: 7.000
GDS 155 mg/dl
SGOT : 15 µ/l SGPT : 48 µ/l
 Clinical Sign
Klien terlihat sudah nafsu makan
Makanan habis 1 porsi
 Diitory History
Diet : B DH2.
Makanan yang dihabiskan 1 porsi
Tidak ada alergi terhadap makanan atau obat obatan tertentu
 Skala nyeri
P : bagian perut kanan
Q : seperti ditusuk tusuk
R : abdomen
S : 4 dari 1-10
T : hilang timbul

h. Tn. R dengan TB Paru & efusi pleura
DS :
 Pasien mengatakan sesak berkurang
 Pasien mengakatan demam tidal ada
DO :
 Keadaan umum : Sakit sedang
 TD : 120/70 mmhg, N : 89 /menit, RR : 21 x/menit, S : 36,8ºC.
 Klien terlihat sesak berkurang
 Ronchi (+) halus, Wheezing (-)
 Oksingen 2 L dengan nasal kanul
 infus NS 0,9 % 20 tpm/24 jam
 Hb : 14 gr/dl
 Hasil AGD : Ph : 7,45, pCO2 39.50 mmHg, pO2 97.00
mmHg,HCO3 24,70 mmol/l, Total CO2 21,70 mmol/l, BE -2
mmol/l, O2 saturasi 99%, standart HCO3 23 mmol/l
 Teraphy :OAT 1x3 setiap pagi & pct 3x 500 mg po

i. Tn. HM dengan CKD


DS:
 Pasien mengatakan sesak
 Pasien mengatakan bengkak diseluruh bdan dan gatal

DO:
 Kesadaran composmentis
 GCS: 15 E4M6V5
 TTV: TD: 180/90 mmHg, N: 90x/menit, S: 36,5, RR: 30 x/menit
 Lab
Ureum 180mg/dl, crreatinin 8mg/dl, HB 77gr/dl
 Piting edema (+) gatal (+) ronchi (+) wheezing (-)
 BB 60kg TB 160cm
 Gatal (+)

14. Menyusun rencana perawatan


a. Tn. S dengan Hepatitis
DS :
 Klien mengatakan nyeri perut kanan berkurang
 Klien mengatakan badan masih terasa lemas
 Klien mengatakan mual berkurang

DO :
 Keadaan umum: sakit sedang
 Sklera mata dan bola mata kuning berkurang
 TD : 120/80MmHg, N: 82x/mnt, S : 36,5 0 C
 Terapi: Inj.SNMC 3x1, curcuma 3x1, ranitidine 2x50mg, PCT
2x500mg
 Antropometri
BB sebelum sakit : 60 kg
BB sesudah sakit : 57 kg
TB : 158 cm
 Biocemical Data
Hasil Lab :
Hb 12,5 g/dl Ht: 37 Tromb : 180.000 leu: 7.100
GDS 160 mg/dl
SGOT :205 µ/l SGPT : 40 µ/l
 Clinical Sign
Klien terlihat sudah nafsu makan
Makanan habis 1 porsi

 Diitory History
Diet : B DH2.
Makanan yang dihabiskan 1 porsi
Tidak ada alergi terhadap makanan atau obat obatan tertentu
 Skala nyeri
P : bagian perut kanan
Q : seperti ditusuk tusuk
R : abdomen
S : 4 dari 1-10
T : hilang timbul

Diagnosa keperawatan: Defisit Nutrisi


Intervensi :
19. Monitor status nutrisi
20. Monitor asupan makanan
21. Monitor berat badan
22. Monitor hasil lab (Hb, Ht, leu, tromb)
23. memberikan makanan tinggi kalori tinggi protein
24. Kolaborasi dengan ahli gizi

b. Tn. R dengan TB Paru & efusi pleura


DS :
 Pasien mengatakan sesak berkurang
 Pasien mengakatan demam tidak ada
DO :
 Keadaan umum : Sakit sedang
 TD : 120/80 mmhg, N : 84 /menit, RR : 21 x/menit, S : 36,6ºC.
 Klien terlihat sesak berkurang
 Ronchi (+) halus, Wheezing (-)
 Oksingen 2 L dengan nasal kanul
 infus NS 0,9 % 20 tpm/24 jam
 Hb : 14 gr/dl
 Hasil AGD : Ph : 7,45, pCO2 39.50 mmHg, pO2 97.00
mmHg,HCO3 24,70 mmol/l, Total CO2 21,70 mmol/l, BE -2
mmol/l, O2 saturasi 99%, standart HCO3 23 mmol/l
 Teraphy :OAT 1x3 setiap pagi & pct 3x 500 mg po

Diagnosa Keperawatan: Bersihan jalan nafas tidak efektif


Intervensi:
10. Observasi TTV
11. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
12. Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi,
weezing, ronkhi kering)
13. Monitor respiratori dan status O2
14. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
15. Pertahankan hidrasi yang adekuat untutuk mengencerkan
secret

c. Tn. HM dengan CKD


DS:
 Pasien mengatakan sesak
 Pasien mengatakan bengkak seluruh badan

DO:
 Kesadaran composmentis
 GCS: 15 E4M6V5
 TTV: TD: 180/90 mmHg, N: 90x/menit, S: 36,5, RR: 30 x/menit
 Lab
Ureum 180mg/dl, crreatinin 8mg/dl, HB 77gr/dl
Piting edema (+) gatal (+) ronchi (+) wheezing (-)
 BB 60kg TB 160cm

Diagnosa keperawatan: kelebihan volume cairan


Intervensi :
7. Monitor TTV setiap Shift
8. Monitor hasil lab ureum creatinn hemoglobin
9. Identifikasi sumber potensial cairan
10. Timbang BB perhari
11. Monitor turgor kulit
12. Kolaborasi pemberian terapi diuretik
13. Jelaskan pada pasien dan kluarga tentang pembatasan cairan

15. Mengorientasi klien baru : mengorientasikan pasien baru dengan CKD

J. Fungsi Pengorganisasian

Jam 15.00 13. Menjelaskan tujuan pengorganisasian :


s/d 20.00 k. Mempermudah koordinasi antar pihak dalam kelompok
l. Pembagian tugas sesuai dengan kondisi pasien
m. Agar setiap individu mengetahui apa yang akan dilakukan
n. Efisiensi biaya
o. Hubungan antar individu semakin rukun
14. Mendelegasikan pelaksanaan askep pada anggota tim : ketua tim
mendelegasikan pelaksanaan askep Tn. S kepada Perawat Pelaksanaan
Lani , Tn. R kepada Perawat pelaksana Lani, Tn. J kepada Perawat
Pelaksana Ika
15. Menjelaskan rincian tugas dalam tim berdasarkan askep : ketua tim
menjelaskan rincian tugas & intervensi untuk dilaksanakan ke pasien
16. Mengkoordinir kolaborasi bersama tim kesehatan lain: tim berkolaborasi
dengan dokter untuk pelaksanaan terapi medis dan ahli gizi untuk
kebutuhan nutrisi
17. Mengatur waktu istirahat anggota tim :
e. Jam 17.00 s/d 18.00 : Tim I (Lani, Ika)
f. Jam 18.00 s/d 19.00 : Tim II (Ulfah, Cahya)
18. Mendokumentasikan perkembangan pasien pada CPPT

K. Fungsi Pengarahan

Jam 15.00 12. Memberikan pengarahan kepada anggota tim : ketua tim memberikan
s/d 20.00 pengarahan terkait peran dan fungsi anggota tim.
13. Memberikan bimbingan : ketua tim memberikan bimbingan kepada
anggota tim
14. Memberikan informasi : ketua tim memberikan informasi terkait
perkembangan klien kepada anggota tim
15. Melakukan supervisi pemberian askep
e. Lani dalam melakukan tindakan pelepasan cateter pada Tn S
f. Ika dalam melakukan tindakan pelepasan infus pada Tn. J
16. Melibatkan anggota tim sejak awal kegiatan : Memberikan pujian atau
motivasi : ketua tim memberikan pujian dan motivasi kepada anggota tim
yang telah melaksanakan tugasnya dengan tepat waktu, tepat dalam
prinsip tindakan, rasional denngan kebutuhan pasien nya

L. Fungsi Pengontrolan

Jam 15.00 7. Memberikan umpan balik pada anggota tim atas pelaksanaan renpra :
s/d 20.00 perawat pelaksana telah melakukan peran dan fungsi dengan baik
8. Mengevaluasi asuhan keperawatan :
e. Lani: sudah baik dalam melaksanakan tindakan asuhan keperawatan
f. Ika: sudah baik dalalm melaksanakan tindakan asuhan keperawatan
9. Melakukan timbang terima pasien ke shif berikutnya

Ketua Tim

(Helmi Ramdhani)
Mengetahui:
Kepala Ruangan Fasilitator

(Surtinah) (Ns. Aisyah S.Kep, M. Kep)

LAPORAN KEGIATAN KETUA TIM

Hari/ Tanggal : Sabtu/ 5.09.2020


Nama : Helmi Ramdhani (KATIM 1)
NPM : 2019740118
M. Fungsi Perencanaan
Jam 15.00 16. Menerima serah terima asuhan keperawatan : total pasien : 6 pasien
s/d 20.00 j. Tn. S 42 th dengan Hepatitis
k. Tn. R 46 th dengan TB Paru & efusi pleura
l. Tn. HM 40 th dengan CKD
17. Membagi tugas bersama karu sesuai tingkat ketergantungan
j. Tn. S : Partial Care
k. Tn. R: Partial Care
l. Tn. HM : Total Care
18. Memimpin conference
j. Tn. S dengan Hepatitis
DS :
 Klien mengatakan sudha tidak nyeri perut kanan
 Klien mengatakan badan terasa segar
 Klien mengatakan sudah tidak mual

DO :
 Keadaan umum: baik
 TD : 120/80MmHg, N: 84x/mnt, S : 36,7 0 C
 Terapi: Inj.SNMC 3x1, curcuma 3x1, ranitidine 2x50mg, PCT
2x500mg
 Antropometri
BB sebelum sakit : 60 kg
BB sesudah sakit : 57 kg
TB : 158 cm

 Biocemical Data
Hasil Lab :
Hb 10,5 g/dl Ht: 33 Tromb : 180.000 leu: 7.100
GDS 160 mg/dl
SGOT : 205 µ/l SGPT : 40 µ/l
 Clinical Sign
Klien terlihat sudah nafsu makan
Makanan habis 1 porsi
 Diitory History
Diet : B DH2.
Makanan yang dihabiskan 1 porsi
Tidak ada alergi terhadap makanan atau obat obatan tertentu
 Skala nyeri
P : bagian perut kanan
Q : seperti ditusuk tusuk
R : abdomen
S : 1 dari 1-10
T : hilang timbul

k. Tn. R dengan TB Paru & efusi pleura


DS :
 Pasien mengatakan sesak berkurang
 Pasien mengakatan demam tidal ada
DO :
 Keadaan umum : Sakit sedang
 TD : 120/80 mmhg, N : 84 /menit, RR : 21 x/menit, S : 36,8ºC.
 Klien terlihat sesak berkurang
 Ronchi (+) halus, Wheezing (-)
 Oksingen 2 L dengan nasal kanul
 infus NS 0,9 % 20 tpm/24 jam
 Hb : 14 gr/dl
 Hasil AGD : Ph : 7,45, pCO2 39.50 mmHg, pO2 97.00
mmHg,HCO3 24,70 mmol/l, Total CO2 21,70 mmol/l, BE -2
mmol/l, O2 saturasi 99%, standart HCO3 23 mmol/l
 Teraphy :OAT 1x3 setiap pagi & pct 3x 500 mg po

l. Tn. HM dengan CKD


DS:
 Pasien mengatakan sesak
 Pasien mengatakan bengkak diseluruh bdan dan gatal

DO:
 Kesadaran composmentis
 GCS: 15 E4M6V5
 TTV: TD: 180/90 mmHg, N: 90x/menit, S: 36,5, RR: 30 x/menit
 Lab
Ureum 180mg/dl, crreatinin 8mg/dl, HB 77gr/dl
 Piting edema (+) gatal (+) ronchi (+) wheezing (-)
 BB 60kg TB 160cm
 Gatal (+)

19. Menyusun rencana perawatan


a. Tn. S dengan Hepatitis
DS :
 Klien mengatakan nyeri perut kanan berkurang
 Klien mengatakan badan masih terasa lemas
 Klien mengatakan mual berkurang

DO :
 Keadaan umum: baik
 TD : 120/80MmHg, N: 82x/mnt, S : 36,5 0 C
 Terapi: Inj.SNMC 3x1, curcuma 3x1, ranitidine 2x50mg, PCT
2x500mg
 Antropometri
BB sebelum sakit : 60 kg
BB sesudah sakit : 57 kg
TB : 158 cm
 Biocemical Data
Hasil Lab :
Hb 12,5 g/dl Ht: 37 Tromb : 180.000 leu: 7.100
GDS 160 mg/dl
SGOT :205 µ/l SGPT : 40 µ/l
 Clinical Sign
Klien terlihat sudah nafsu makan
Makanan habis 1 porsi

 Diitory History
Diet : B DH2.
Makanan yang dihabiskan 1 porsi
Tidak ada alergi terhadap makanan atau obat obatan tertentu
 Skala nyeri
P : bagian perut kanan
Q : seperti ditusuk tusuk
R : abdomen
S : 1 dari 1-10
T : hilang timbul

Diagnosa keperawatan: Defisit Nutrisi


Intervensi :
25. Monitor status nutrisi
26. Monitor asupan makanan
27. Monitor berat badan
28. Monitor hasil lab (Hb, Ht, leu, tromb)
29. memberikan makanan tinggi kalori tinggi protein
30. Kolaborasi dengan ahli gizi
31. Rencana Pulang

b. Tn. R dengan TB Paru & efusi pleura


DS :
 Pasien mengatakan sudah tidak sesak
 Pasien mengakatan sudauh tidak demam
DO :
 Keadaan umum : Sakit sedang
 TD : 120/80 mmhg, N : 84 /menit, RR : 18 x/menit, S : 36,6ºC.
 Klien terlihat rilek tidak sesak
 Ronchi (+) halus, Wheezing (-)
 Tidak ter[asang Oksingen nasal kanul
 infus NS 0,9 % 20 tpm/24 jam
 Hb : 14 gr/dl
 Hasil AGD : Ph : 7,45, pCO2 39.50 mmHg, pO2 97.00
mmHg,HCO3 24,70 mmol/l, Total CO2 21,70 mmol/l, BE -2
mmol/l, O2 saturasi 99%, standart HCO3 23 mmol/l
 Teraphy :OAT 1x3 setiap pagi & pct 3x 500 mg po

Diagnosa Keperawatan: Bersihan jalan nafas tidak efektif


Intervensi:
16. Observasi TTV
17. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
18. Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi,
weezing, ronkhi kering)
19. Monitor respiratori dan status O2
20. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
21. Pertahankan hidrasi yang adekuat untutuk mengencerkan
secret
22. Rencana Pulang=pulang

c. Tn. HM dengan CKD


DS:
 Pasien mengatakan sesak berkurang
 Pasien mengatakan bengkak seluruh badan

DO:
 Kesadaran composmentis
 GCS: 15 E4M6V5
 TTV: TD: 160/90 mmHg, N: 90x/menit, S: 36,5, RR: 26 x/menit
 Lab
Ureum 150mg/dl, crreatinin 7,1mg/dl, HB 8gr/dl
Piting edema (+) gatal (+) ronchi (+) wheezing (-)
 BB 60kg TB 160cm

Diagnosa keperawatan: kelebihan volume cairan


Intervensi :
14. Monitor TTV setiap Shift
15. Monitor hasil lab ureum creatinn hemoglobin
16. Identifikasi sumber potensial cairan
17. Timbang BB perhari
18. Monitor turgor kulit
19. Kolaborasi pemberian terapi diuretik
20. Jelaskan pada pasien dan kluarga tentang pembatasan cairan

20. Mengorientasi klien baru : saat ini belum ada pasien baru

N. Fungsi Pengorganisasian

Jam 15.00 19. Menjelaskan tujuan pengorganisasian :


s/d 20.00 p. Mempermudah koordinasi antar pihak dalam kelompok
q. Pembagian tugas sesuai dengan kondisi pasien
r. Agar setiap individu mengetahui apa yang akan dilakukan
s. Efisiensi biaya
t. Hubungan antar individu semakin rukun
20. Mendelegasikan pelaksanaan askep pada anggota tim : ketua tim
mendelegasikan pelaksanaan askep Tn. S kepada Perawat Pelaksanaan
Surtinah, Tn. R kepada Perawat pelaksana Surtinah, Tn. HM kepada
Perawat Pelaksana Ika
21. Menjelaskan rincian tugas dalam tim berdasarkan askep : ketua tim
menjelaskan rincian tugas & intervensi untuk dilaksanakan ke pasien
22. Mengkoordinir kolaborasi bersama tim kesehatan lain: tim berkolaborasi
dengan dokter untuk pelaksanaan terapi medis dan ahli gizi untuk
kebutuhan nutrisi
23. Mengatur waktu istirahat anggota tim :
g. Jam 17.00 s/d 18.00 : Tim I (Surtinah, Ika)
h. Jam 18.00 s/d 19.00 : Tim II (Sugesta, Cahya)
24. Mendokumentasikan perkembangan pasien pada CPPT

O. Fungsi Pengarahan

Jam 15.00 17. Memberikan pengarahan kepada anggota tim : ketua tim memberikan
s/d 20.00 pengarahan terkait peran dan fungsi anggota tim.
18. Memberikan bimbingan : ketua tim memberikan bimbingan kepada
anggota tim
19. Memberikan informasi : ketua tim memberikan informasi terkait
perkembangan klien kepada anggota tim
20. Melakukan supervisi pemberian askep
g. Surtinah dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan
h. Ika dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan
21. Melibatkan anggota tim sejak awal kegiatan : Memberikan pujian atau
motivasi : ketua tim memberikan pujian dan motivasi kepada anggota tim
yang telah melaksanakan tugasnya dengan tepat waktu, tepat dalam
prinsip tindakan, rasional denngan kebutuhan pasien nya

P. Fungsi Pengontrolan

Jam 15.00 10. Memberikan umpan balik pada anggota tim atas pelaksanaan renpra :
s/d 20.00 perawat pelaksana telah melakukan peran dan fungsi dengan baik
11. Mengevaluasi asuhan keperawatan :
g. Surtinah: sudah baik dalam melaksanakan tindakan asuhan
keperawatan
h. Ika: sudah baik dalalm melaksanakan tindakan asuhan keperawatan
12. Melakukan timbang terima pasien ke shif berikutnya

Ketua Tim

(Helmi Ramdhani)
Mengetahui:
Kepala Ruangan Fasilitator

(Lani Rif’a Triyani) (Ns. Aisyah S.Kep, M. Kep)

NAMA : Helmi Ramdhani


NIM : 2019740118
HARI : Senin, 07-09-2020

 Pasien Tn R, usia 32 th datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas, klien memiliki
riwayat asma dari ibunya. Klien alergi dengan debu, klien juga mengeluhkan batuk
berdahak. Mengi, batuk berdahak warna putih batuk sejak 2hari SMRS, sesak
dirasakan sejak 2 hari SMRS. TD 110/70mmHg N 89x/mnt RR 22x/mnt S 36,5
terpassaang infus RL 500cc 18tpm. Klien mendapatkan terapi caftriaxone 3x1gr iv,
ventolin+pulmicort 3x1
Situation Identitas Klien : Tn. R, 32 tahun
Tgl masuk : 7 September 2020, hari perawatan 1
Diagnosa Medis : Asma Bronchial
DPJP : dr. H
Masalah Keperawatan : bersihan jalan nafas tdk efektif
Background DS:
 Pasien mengatakan mengeluh sesak nafas
 Pasien mengatakan memiliki riwayat asma dari ibunya
 Pasien mengatakan memiliki alergi dengan debu
 Pasien mengeluhkan batuk berdahak

DO:
 Keadaan umum sakit sedang
 CRT 3 detik
 Kesadaran : Compos mentis
 GCS : 14 E4M5V5
 Mengi (+)
 Memiliki riwayat asma dari ibunya
 Batuk berdahak warna putih
 Batuk sejak 2 hari
 Sesak dirasakan sejak 2 hari
 TTV : TD : 110 /70 mmHg N: 89 x/menit S: 36,5°C RR: 25x/
menit
 Therapy :
IVFD RL 500 cc. 18 tts/ menit
O2 dengan nasal kanul 3 liter/menit
Ceftriaxone 3x1 gr injeksi
Ventolin 4x1
Pulmicort 3x1
Ekstra Metil Prednisolon 62,5 (1/2) amp
 BB 62 kg
 Hasil Lab AGD :
PH : 7,4
PO2 :116,30
Saturasi O2 : 97%
 Hasil laboratorium :
- Hb 13.gr/dl
- Ht 40%
- Trombocyt 200 10 ^3µl
- leucocyt 16,89 10^3µl
Assesment 1. mintor TTV
TD 110/70 mmHg N 87x/mnt RR 23x/mnt S 36,5
2. berikan O2 L
pasien terpasang oxygen 3L dengan nasal kanul
3. anjurkan pasien untuk istirahat dan nafas dalam
pasien sesekali menarik napas dalam
4. asukukltasi suara napas catat adanya suara nfas tambhan
adanya suara Mengi(+)
5. kolaborasi berikan bronkodilator
ceftriaxone 3x1 ventolin + pulmicort 3x1 extra
methylprednisolon 62,5 (1/2 amp)
Recommendatio  Berikan O2 3 liter /menit
n  Anjurkan pasien untuk istirahat dan nafas dalam
 Posisikan pasien unruk memaksimalkan ventilasi
 Auskultasi suara nafas, catat adanya suara nafas tambahan
 Kolaborasi berikan bronkodilator
 Monitor respirasi dan status O2
 Monitor status hidrasi

Yang menyerahkan Yang menerima

(Helmi Ramdhani) (Dinas Malam)

Nama KaRu : Helmi Ramdhani


Ruangan : SOKA Bawah
Tanggal : 08 September 2020
Jumlah Ka Tim. : Ka. Tim 1: Ika yunniastuti
Ka. Tim 2: Lani Rif’a Triyani
Jumlah PP : 1. Sugesta
2. Ulfah
3. Cahya
4. Surtinah
Jumlah Klien : 6 klien
N WAKTU KEGIATAN KET
O
1 15.00- Perencanaan
20:00 Operan : Bersama
WIB Konference : Pre/Post KATIM,
 Menjelaskan mengenai jumlah pasien saat ini PP
Jumlah pasien hari ini 6 pasien dari kapasitas total
6 bed
Penggunaan tempat tidur:
6 X 100% = 100 %
6
 Mengindentifikasi tingkat ketergantungan pasien.
Total pasien hari ini 6 orang pasien, dimana berdas
arkan tingkat ketergantungan minimal care, parsial
care, total care
 Total Care : 1 pasien
 Partial Care : 5 pasien
 Minimal care : tidak ada

Terdiri dari:

 Tn. L, 70 tahun, dengan CHF hari 2 perawatan


di RS, total care
 Ny. B, 45 tahun, dengan HIV hari 2 perawatan
di RS, parsial care
 Nn. J, 19 tahun, dengan SLE hari ke 2
perawatan di RS, parsial care
 Tn. R, 32 tahun dengan asma bronkial hari ke 2
perawatan di RS, parsial care
 Tn. C, 55 tahun, dengan hipertensi hari ke 2
perawatan di RS, parsial care
 Tn. K, 28 tahun, dengan TB paru hari ke 4
perawatan di RS, parsial care

Menggunakan rumus douglas 1984


Kebutuhan tenaga sesuai dengan jumlah pasien yan
g ada saat ini:
Shift Pagi
 Total care : 0,36 x 1 = 0,36
 Partial care : 0,27 x 5 = 1,35
 Minimal care : 0,17 x 0 = 0
 Total : 1,71 (2 Perawat)
 Mengindentifikasi jumlah ketenagaan diruang S
OKA bawah yaitu:
Jumlah perawat pelaksana 4 orang dan Ka. Tim
2 orang untuk jumlah ketenagaan saat ini cukup
dengan tingkat ketergantungan parsial 5 pasien
dan 1 pasien total care
Merencanakan kebutuhan logistic
 Set TTV
 Infus RL, asering, Nacl 0,9%
 O2 nasal kanul
 Set kateter
 Set Pengambilan spesimen darah
 Set Infus
 Set Hygine (kapas sublimat dalam kom
tertutup , perlak dan pengalas, cairan aquades
atau Nacl,Bengkok,Korentang, Sarung tangan
steril,pinset anatomi, Duk steril,Urinebag,
plester, dan gunting verban)
 Form pemeriksaan lab

Fungsi Pengorganisasian
 Menetapkan system penugasan tim dalam mem
berikan asuhan keperawatan pada pasien denga
n rentang kendali
 Kepala ruangan membawahi 2 KaTim
 KaTim masing-masing membawahi 2 perawat
pelaksana
3 15.00- Fungsi Pengarahan
20:00
1. Memberi pengarahan pada ketua tim
WIB
Kepala ruangan memberikan pengarahan terhadap
peran dan fungsi ketua tim
2. Memberikan motivasi kepada ketua tim dan
perawat pelaksana
Kepala ruangan memberikan motivasi terkait peran
peran dan fungsi ketua tim dan perawat pelaksana
untuk menjalankan tugasnya dengan sebaik-
baiknya
3. Memberi pujian pada staf
Kepala ruangan memberikan pujian kepada ketua
tim dan perawat pelaksana setelah melakukan
asuhan keperawatan dan tindakan keperawatan
dengan benar
4. Membimbing/superfisi staf
Kepala ruangan melakukan supervise:
a. Ika yunniastuti melakukan supervise tentang
asuhan keperawatan yang dibuat pada sayap
kanan
b. Lani Rif’a Triyani melakukan supervise
tentang asuhan keperawatan yang dibuat pada
sayap kiri
4 15.00- Fungsi Pengontrolan
20:00
WIB Evaluasi Kegiatan
a. Jumlah ketenagaan yang diperlukan untuk ruang SOK
A bawah dengan total pasien kelolaan 6 pasien .
b. Asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai int
ervensi keperawatan
c. Untuk yang dilakukan oleh ketua tim sudah sesuai den
gan standar asuhan keperawatan
d. Peralatan yang digunakan untuk melakukan tindakan k
eperawatan sesuai dengan SPO yang ada dirumah saki
t

Rencana Tindakan Lanjut (RTL)


a. Merencanakan pengembangan SDM
b. Memberikan reward bagi perawat yang kinerjanya bai
k dan senantiasa tersenyum, ramah dan care terhadap p
asien
c. Tetap mengutamakan keselamatan pasien, pencegahan
infeksi rumah sakit dan pelayanan terbaik untuk kesem
buhan pasien
d. Kelengkapan alat kesehatan dan ruangan yang bersih d
an tenang

Mengetahui,

Pembimbing Klinik Kepala Ruangan

(Ns. Aisyah, S.Kep., M.Kep) (Helmi Ramdhani)

NAMA : Helmi Ramdhani


NIM : 2019740118
HARI : Rabu, 09-09-2020
LAPORAN INDIVIDU
LAPORAN TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN METODE SBAR
Tn. C usia 55 tahun datang ke UGD mengeluhkan sakit kepala tengkuk sejak 3 hari SMRS.
Pusing sampai tidak bisa melakukan aktifitas. Nyeri berkurang apa bila pasien beristirahat.
Skala nyeri 6. Pasien mengatakan sudah menderita hipertensi sejak 6 tahun yang lalu dan
jarang control. Badan terasa lemas, tidak nafsu makan.Diagnosa Hypertensi. Terpasang
infus rl 500cc 20 tpm, di berikan terapi amlodipine 3x10 mg /hari, .pasien tampak gelisah
dan bedrest, TD: 170/100mmHg, N:100x/mnt, temp: 37,8ºc, RR 21 x/mnt.
Situation Identitas Klien : Tn. C, 55 tahun
Tgl masuk : 7 September 2020, hari perawatan 3
Diagnosa Medis : Hipertensi
DPJP : dr. H, Sp. PD
Masalah Keperawatan : nyeri akut
Background DS:
- Pasien mengatakan nyeri tengkuk berkurang
- Pasien mengatakan nyeri berkurang apabila beristirahat
- Pasien mengatakan skala nyeri 2
- Pasien mengatakan badan terasa lemas
- Pasien mengatakan sudah nafsu makan
DO:
 Pasien tampak lemah
 Kesadaran CM
 TTV :
TD : 160/90mmHg N:110x/mnt Temp: 36,8ºC RR 20 x/mnt
 Pasien mengatakan nyeri
- P : peningkatan tekanan pada pembuluh darah ke otak
- Q : seperti di tekan
- R : sakit kepala tengkuk
- S : skala nyeri 2
- T : kadang kadang
 Therapi :
Infus RL 500 cc, 20tpm, Amlodipine 3x10 mg peroral, Injeksi
OMZ 1x 40 mg/hari, Clonidine 1x1 tab, Captopril 2x12,5mg
 Hasil laboratorium :
Hb, 14 gr/dl, Ht: 42 %, Leucocyt: 10,00 10^3/µl, Trombocyt
150 10^3/µl
- Ureum : 23mg/dl, Creatinine 0,7 mg/dl
 hasil elektrolit :
N: 130 mEq/l , K 350 mEq/l, Cl: 102 mEq/l
 GDS : 120mg/dl
Assesment  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
intensitas nyeri.
P = penignkatan pembuluh darah ke orak
Q = seperti di tekan
R = sakit kepala di tengkuk
S = skala nyari 2
T = kadang kadang
 Identifikasi skala nyeri.
Klioen mengatakn nyeri berkurang (2)
 Berikan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
Menganjurkan klien untuk relaksasi nafas dalam
 Fasilitasi istirahat dan tidur.
Pasien mengatakan istirahat dengan nyaman dan tidur dengan
nyanyak
 Kolaborasi pemberian antihipertensi
- Amlodipine 3x10 mg peroral
- Injeksi OMZ 1x 40 mg/hari
- Clonidine 1x1 tab
- Captopril 2x12,5mg
Recommendatio  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
n intensitas nyeri.
 Berikan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri.
 Fasilitasi istirahat dan tidur.
 Discarge planing/ rencana pulang
Yang menyerahkan Yang menerima

(Helmi Ramdhani) (Dinas Malam)

NAMA : Helmi Ramdhani


NIM : 2019740118
HARI : Kamis, 10-09-2020
LAPORAN INDIVIDU
LAPORAN TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN METODE SBAR
Ny B berusia 45th dengan HIV datang dengan keluhan merasa lemas dan mudah lelah.
Klienm mengatakan sudah beberapa minggu merasakan tubuhnya lemas dan kelelahan
klien juga mengatakan nafsu makan berkuang dan adanya penurunan berat badan karena
pakaiannya kebesaran klien juga terlalu lemas untuk bangkit dari tempat tidur.
Situation Identitas Klien : Ny B, 45 tahun
Tgl masuk : 7 September 2020, hari perawatan 4
Diagnosa Medis : HIV
DPJP : dr. S
Masalah Keperawatan : defiasit nutrisi
Background DS:
- Klien mengatakan nafsu makan mulai ada
- Klien mengatakan mual saat makan
- Klien tampak menghabiskan ½ porsi makanannya
DO:
 Klien tampak menghabiskan makanannya ½ porsi.
 Antropometri
BB : 36 Kg (Saat sebelum sakit 50 kg)
TB : 152 Cm
IMT : 15,15 (Underweight)
BBI : 43 – 53 Kg
 Biocemical Data
Hasil Lab : CD4 : 150 cells/µL (tgl. 7/9/20)
 Clinical Sign
Klien terlihat mulai ada nafsu makan
Makanan tersisa ½ porsi
Klien tampak kurus
 Diitory History
Makanan yang dihabiskan tampak habis ½ porsi
Suka dengan makanan apa saja
Tidak ada alergi terhadap makanan atau obat obatan tertentu
Assesment 1. Monitor status nutrisi
Klien mengatakan sudah mulai ada nafsu makan
Klien ada rasa mual saat mau makan
2. Monitor asupan makanan
Klien mengatakan sudah mengahbis kan ½ porsi makanannya
Klien suka makanan apa aja
3. Monitor berat badan
BB : 36 Kg (Saat sebelum sakit 50 kg)
4. Kolaborasi dalam diet tinggi kalori tinggi protein
5. Rencana pemeriksaan ulang CD4 dan LAB(11/9/20)
6. Lanjutkan therapy
Recommendatio 1. Monitor status nutrisi
n 2. Monitor kebutuhan kalori
3. Monitor asupan makanan
4. Monitor berat badan
5. Monitor hasil lab (Hb, Ht, leu, tromb)
6. Kolaborasi dalam diet tinggi kalori tinggi protein
7. Lanjutkan therapy
Yang menyerahkan Yang menerima

(Helmi Ramdhani) (Dinas Malam)

LAPORAN KEGIATAN KETUA TIM


RUANG SOKA BAWAH PERSAHABATAN
Nama : Helmi Ramdhani (KATIM 2)
NPM : 2019740118
Hari Senin : Jum’at, 11-09-2020

A. FUNGSI PERENCANAAN
Jam 15.00 WIB1. Menerima serah terima asuhan keperawatan : total pasien : 3 pasien
s/d 20.00 WIB a. Tn.Y 27th dgn fraktur tibia fibula dextra perawatan hari ke 2
b. Ny. E 25th dengan hematemesis melena rawat hari 3
c. Tn A 48th dengan TB Paru hari rawat 1
2. Membagi tugas bersama karu sesuai tingkat ketergantungan
m. Tn.Y : Total Care
n. Ny E: Parsial Care
o. Tn A : Total care
3. Memimpin conference
a. Tn.Y 27 thn dengan fraktur tibia fibula dextra perawatan hari ke 2
DS :
- Klien mengeluh post KLL sepeda motor vs sepda motor
- Klien mengeluh nyeri luka di kaki kanan
- Klien mengeluh skala nyeri 5

DO :
- Keadaan umum klien sakit sedang
- Kesadaran CM
- GCS 15
- Klien tampak meringis
- P : nyeri bertambah ketika bergerak
- Q : nyut nyutan
- R : nyeri terasa diarea kaki kanan
- S : skala nyeri 5
- T : nyeri terasa terus menerus
- TTV :
- TD: 135/80
- N: 100x/menit
- S:36,8° C
- RR: 22x/menit
- Tampak luka di kaki kanan dengan tulang menonjol keluar
- Rontgen Pedis : multiple fraktur tibia fibula dextra
- Terapi :
- IVFD asering 500cc/8jam
- Citicolin 3x500mg
- Ceftriaxone 1x2gr
- Tramadol 3x100mg
- Ranitidin 2x50mg
- Ondancentron 3x1

b. Ny. E 25 tahun dengan hematemesis melena rawat hari 3


DS :
 Pasien mengatakan bab sudah tidak keluar darah
 Pasien mengatakan mual
 Pasien mengatakan lelah
DO :
- Keadaan umum lemah
- Kesadaran compos mentis
- Akral hangat
- Post transfusi darah 500 cc
- Terpasang NGT produksi 500 cc/24 jam warna merah pucat.
- Di berikan Clear fluid 50 cc/3 jam dalam 1 shift.
- Dilakukan bilas lambung dengan menggunakan Dextrose 5%
tiap shift.
- Intake 2150cc/24 jam
- Output :
- Urine 1600 cc/24 jam
- Produksi NGT 600 cc/24 jam
- Balance cairan – 50 cc
- TTV :
- TD : 110/80 mmHg
- RR : 20x/mnt
- N : 85x /mnt
- Temp : 36,8ºc.
- Hasil laboratorium :
- Hb 11 gr/dl
- HT. 32%
- Trombocyt 180.10^3/µl
- Leucocyt 10,45 10^3/µl
- Gds ; 120 mg/dl
 Therapy :
- Infus NaCL 0,9% 500 c / 6 jam
- Injeksi OMZ 1 x 40 mg
- Injeksi Transamin 3 x 500 mg
c. Tn A 48th dengan TB paru hari rawat 1
DS :
- Klien mengatakan sesak
- Klien mengatakanbatuk kurleb 1 blan & berdahak
- Klien mengatakan demam dan lemas
- Klien mengatakan nafsu makan berkurang
DO :
- Kesadaran CM
- Keadaan umum sakit sedang
- Klien tampak sesak
- Tampak batuk berdahak
- Teraba akral hangat
- TTV
- TD 130/80mmHg
- S 37.7 C
- RR 26x/mnt
- N 90x/mnt
- Saturasi 96%
- Terpasang O2 4liter
- Terpsang infus Nacl 0,9%
- BB 45kg
- TB 165cm
-
4. Menyusun rencana perawatan
a. Tn.Y 27 thn dengan fraktur tibia fibula dextra perawatan hari ke 2
DS :
- Klien mengeluh post KLL sepeda motor vs sepda motor
- Klien mengeluh nyeri luka di kaki kanan
- Klien mengeluh skala nyeri 5

DO :
- Keadaan umum : sakit sedang
- Kesadaran CM
- GCS 15
- Klien tampak meringis
- P : nyeri bertambah ketika bergerak
- Q : nyut nyutan
- R : nyeri terasa diarea kaki kanan
- S : skala nyeri 5
T : nyeri terasa terus menerus
- TTV :
- TD: 135/80
- N: 100x/menit
- S:36,8° C
- RR: 23x/menit
- Tampak luka di kaki kanan dengan tulang menonjol keluar
- Rontgen Pedis : multiple fraktur tibia fibula dextra
- Terapi :
- IVFD asering 500cc/8jam
- Citicolin 3x500mg
- Ceftriaxone 1x2gr
- Tramadol 3x100mg
- Ranitidin 2x50mg
- Ondancentron 3x1
-
Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut b.d Agen Pencedera Fisik Trauma
 Intervensi :
 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan intensitas nyeri.
 Identifikasi skala nyeri.
 Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
 Berikan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri.
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri.
 Fasilitasi istirahat dan tidur.
 Rencana pasang oref
 Kolaborasi pemberian antihipertensi
b. Ny. E 25 tahun dengan hematemesis melena rawat hari 3
DS :
 Pasien mengatakan bab sudah tidak keluar darah
 Pasien mengatakan mual
 Pasien mengatakan lelah
DO :
- Keadaan umum lemah
- Kesadaran compos mentis
- Akral hangat
- Post transfusi darah 500 cc
- Terpasang NGT produksi 500 cc/24 jam warna merah pucat.
- Di berikan Clear fluid 50 cc/3 jam dalam 1 shift.
- Dilakukan bilas lambung dengan menggunakan Dextrose 5%
tiap shift.
- Intake 2150cc/24 jam
- Output :
- Urine 1600 cc/24 jam
- Produksi NGT 600 cc/24 jam
- Balance cairan – 50 cc
- TTV :
- TD : 110/80 mmHg
- RR : 20x/mnt
- N : 85x /mnt
- Temp : 36,8ºc.
- Hasil laboratorium :
- Hb 11 gr/dl
- HT. 32%
- Trombocyt 180.10^3/µl
- Leucocyt 10,45 10^3/µl
- Gds ; 120 mg/dl
 Therapy :
- Infus NaCL 0,9% 500 c / 6 jam
- Injeksi OMZ 1 x 40 mg
- Injeksi Transamin 3 x 500 mg
Diagnosa keperawatan : Resiko syock hipovolemik b/d kehilangan
cairan secara aktif.
Intervensi :
 Obsrvasi tanda dan gejala hipovolemi ( frekuensi nadi
meningkat, tekanan darah menurun, turgor kulit menurun,
membrane mukosa kering, volume urine menurun,
hematocrit meningkat, lemas dan haus ).
 Monitor intake dan output cairan.
 Kolaborasi pemberian cairan intravena
 Kolaborasi pemberian produk darah
c. Tn A 48th dengan TB paru
DS :
- Klien mengatakan sesak
- Klien mengatakanbatuk kurleb 1 blan & berdahak
- Klien mengatakan demam dan lemas
- Klien mengatakan nafsu makan berkurang
DO :
- Kesadaran CM
- Keadaan umum sakit sedang
- Klien tampak sesak
- Tampak batuk berdahak
- TTV
TD 130/80mmHg
S 37.7 C
RR 26x/mnt
N 90x/mnt
- Saturasi 96%
- Terpsang infus Nacl 0,9%
- BB 45kg
- TB 165cm
- Ro Thorax : Gambaran TB Paru aktif
- Hasil pemeriksaan BTA, (positif),
- Therapy :
- O2 dengan nasal kanul 4 liter/menit
- NH 1x400
- Curcuma 3x1
Diagnosa keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif b.d
penumpukakn sekret
Intervensi
- Berikan O2 4 L/mnt
- Monitor pernafasan (adanya suara tambahan)
- Kolaborasi berikan bronkodilator
- Rencana laboratorium (12-9-20)

5. Mengorientasi klien baru : ada pasien baru Tn A dengan TB paru

B. FUNGSI PENGORGANISASIAN
Jam 15.00 WIB s/d
1. Menjelaskan tujuan pengorganisasian :
20.00 WIB a. Mempermudah koordinasi antar pihak dalam kelompok
b. Pembagian tugas sesuai dengan kondisi pasien
c. Agar setiap individu mengetahui apa yang akan dilakukan
d. Efisiensi biaya
e. Hubungan antar individu semakin rukun
2. Mendelegasikan pelaksanaan askep pada anggota tim : ketua tim
mendelegasikan pelaksanaan askep Tn.Y (Total care) kepada Perawat
Pelaksanaan Sugesta, Ny.E ( Parsial care ) kepada Perawat pelaksana
Cahya Tn.A ( Total care ) kepada Perawat pelaksana Cahya
3. Menjelaskan rincian tugas dalam tim berdasarkan askep : ketua tim
menjelaskan rincian tugas & intervensi untuk dilaksanakan ke pasien
4. Mengkoordinir kolaborasi bersama tim kesehatan lain : tim
berkolaborasi dengan dokter untuk pelaksanaan terapi medis dan ahli
gizi untuk kebutuhan nutrisi, dan ahli rehabilitasi medis.
5. Mengatur waktu istirahat anggota tim :
a. Jam 18 00 s/d 18.30 : Sugesta
b. Jam 18.30 s/d 19.00 : Cahya
6. Mendokumentasikan perkembangan pasien pada CPPT

C. FUNGSI PENGARAHAN
Jam 15.00 WIB s/d
1. Memberikan pengarahan kepada anggota tim : ketua tim memberikan
20.00 WIB pengarahan terkait peran dan fungsi anggota tim.
2. Memberikan bimbingan : ketua tim memberikan bimbingan kepada
anggota tim
3. Memberikan informasi : ketua tim memberikan informasi terkait
perkembangan pasien kepada anggota tim
4. Melakukan supervisi pemberian askep
a. Sugesta dalam pemberian askep telah baik
b. Cahya dalam pemberian askep telah baik
5. Melibatkan anggota tim sejak awal kegiatan : ketua tim melibatkan
anggota tim dari awal kegiatan sampai dengan selesa
6. Memberikan pujian atau motivasi : ketua tim memberika pujian dan
motivasi kepada ketua tim
7.

D. FUNGSI PENGONTROLAN
Jam 15.00 WIB s/d1. Memberikan umpan balik pada anggota tim atas pelaksanaan renpra :
20.00 WIB perawat pelaksana telah melakukan peran dan fungsi dengan baik
2. Mengevaluasi asuhan keperawatan :
a. Sugesta : telah baik melaksanakan asuhan keperawatan
b. Cahya: telah baik melaksanakan asuhan keperawatan
3. Melakukan timbang terima pasien ke shif berikutnya

Ketua Tim

(Helmi Ramdhani)
Mengetahui:
Kepala Ruangan Fasilitator

(Surtinah) (Ns. Aisyah S.Kep, M. Kep)

NAMA : Helmi Ramdhani


NIM : 2019740118
HARI : SABTU, 12-09-2020
LAPORAN INDIVIDU
LAPORAN TIMBANG TERIMA PASIEN DENGAN METODE SBAR
Pasien Tn.A, umur 48 tahun. Datang ke IGD RS 11-9 2020 diantar oleh anaknya, klien
mengeluh agak sedikit sesak. Klien mengatakan batuk kurang lebih 1 bulan dan berdahak.
Klien mengeluh demam, dan badan lemas, nafsu makan berkurang, klien pernah memiliki
riwayat penyakit TB 5 tahun yang lalu dengan minum obat selama 9 bulan, sebelumnya
klien dirawat di RS 2 mg karena curiga TB kambuh dan hasilnya pemeriksaan diagnostik
belum diambil oleh anaknya karena klien pulang paksa. Hasil pengkajian tanggal 11-9-2020.
Klien mengeluh sesak nafas, batuk berdahak sudah ±1bulan, bernafas terasa berat, nafsu
makan berkurang, mual & muntah, sering berkeringat pada malam hari dan berat badan
turun 5 kg dalam 1 bulan. Klien mengatakan lupa tentang pengobatan TB, Klien mengeluh
terkadang jenuh minum obat TB. klien tampak lemas, TTV Td:130/80 mmhg, S: 37,7C, RR
26x/mnt, N: 90x/mnt, GCS : 15, terpasang O2 4 liter/menit, terpasang infus Nacl 0,9 %, BB
45 kg, TB : 165 cm, dan Sat 96%
Situation Nama : Tn A
Usia : 48 tahun
Diagnosa medis : TB paru
Tanggal masuk RS/ hari rawat : 11-09-2020/ 2
DPJP : Sp Paru
Masalah keperawatan : Bersihan jalan nafas tidak efektif.

Background DS:
- Klien mengatakan sesak
- Klien mengatakanbatuk kurleb 1 blan & berdahak
- Klien mengatakan demam dan lemas
- Klien mengatakan nafsu makan berkurang
DO
 Kesadaran CM
 Keadaan umum sakit sedang
 Klien tampak sesak
 Tampak batuk berdahak
 TTV
TD 130/80mmHg ,S 37.7 C ,RR 26x/mnt ,N 90x/mnt
 Saturasi 96%
 Terpasang O2 4liter
 Terpsang infus Nacl 0,9%
 BB 45kg
 TB 165cm
 Hasil Ro” thorax : TB paru aktif
 Therapy :
Infus RL 500 cc, 20tpm
INH 1x400 mg per oral
Curcuma 3x 1 tab

Assesment 1. Berikan O2 4 liter /menit


Pasien memngatakan sudah tidak terlalu sesak
2. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara nafas tambahan
Pasien terdengan suara tambahan Ronchi (+)
3. Kolaborasi berikan bronkodilator
Ventolin 3x1
4. Hasil Lab (12-9-20)
Hasil laboratorium : Hb : 12,5 gr/dl, Ht : 37 %, Trombocyt 239 /µl, leucocyt
15.0 /µl, LED 30, SGOT 26U/L, SGPT 12 U/L, Nat 130, K 44, CL 102. AGD
PH 7,4. PCO2 35, PO2 100. HCO3 22.00 BE -3,00 saturasi 98%

Recommendation 1. Berikan O2 3 liter /menit


2. Anjurkan pasien untuk istirahat dan nafas dalam
3. Posisikan pasien unruk memaksimalkan ventilasi
4. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara nafas tambahan
5. Monitor respirasi dan status O2

Yang menyerahkan Yang menerima

(Helmi Ramdhani) ( Dinas malam )

Anda mungkin juga menyukai