Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikososial dan Budaya


Dosen Pengampu : Ns Endah Sari Purbaningsih M.Kep

Disusun Oleh :
Putri Rahayu (222C1009)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MAHARDIKA


CIREBON

2022
KONSEP TEORI JOHARI WINDOWS

1. DEFINISI

Johari Window atau Jendela Johari merupakan salah satu cara untuk
melihat dinamika dari self-awareness, yang berkaitan dengan perilaku,
perasaan, dan motif kita. Model yang diciptakan oleh Joseph Luft dan Harry
Ingham di tahun 1955 ini berguna untuk mengamati cara kita memahami diri
kita sendiri sebagai bagian dari proses komunikasi. Joseph Luft dan
Harrington Ingham, mengembangkan konsep Johari Window sebagai
perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain yang
digambarkan sebagai sebuah jendela. “Jendela” tersebut terdiri dari matrik 4
sel, masing-masing sel menunjukkan daerah self (diri) baik yang terbuka
maupun yang disembunyikan. Keempat sel tersebut adalah daerah publik,
daerah buta, daerah tersembunyi, dan daerah yang tidak disadari.

Dalam teori johari window dibagi menjadi 4 sel yang menggambarkan


karakter diri, diantaranya adalah sebagai berikut :

a) Open Area / Daerah Terbuka


Open area / daerah terbuka adalah informasi tentang diri kita yang
diketahui oleh orang lain seperti nama, jabatan, pangkat, status
perkawinan, lulusan mana, dll. Area terbuka merujuk kepada perilaku,
perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh diri kita sendiri dan orang
lain. Bagi orang yang telah mengenal potensi dan kemampuan dirinya
sendiri, kelebihan dan kekurangannya sangatlah mudah untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain
sehingga orang dengan type ini pasti selalu menemui kesuksesan setiap
langkahnya, karena orang lain tahu kemampuannya begitu juga dirinya
sendiri. Ketika memulai sebuah hubungan, kita akan menginformasikan
sesuatu yang ringan tentang diri kita. Makin lama maka informasi tentang
diri kita akan terus bertambah secara vertikal sehingga mengurangi hidden
area. Makin besar open area, makin produktif dan menguntungkan
hubungan interpersonal kita.
b) Hidden area
Hidden area berisi informasi yang kita tahu tentang diri kita tapi
tertutup bagi orang lain. Informasi ini meliputi perhatian kita mengenai
atasan, pekerjaan, keuangan, keluarga, kesehatan, dll. Dengan tidak
berbagi mengenai hidden area, biasanya akan menjadi penghambat dalam
berhubungan. Hal ini akan membuat orang lain miskomunikasi tentang
kita, yang kalau dalam hubungan kerja akan mengurangi tingkat
kepercayaan orang. merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang
diketahui oleh orang lain, tetapi tidak diketahui oleh diri kita sendiri.
c) Blind area
Bilnd area yang menentukan bahwa orang lain sadar akan sesuatu
tapi kita tidak. Pada daerah ini orang lain tidak mengenal kita sementara
kita tahu kemampuan dan potensi kita, bila hal tersebut yang terjadi maka
umpan balik dan komunikasi merupakan cara agar kita lebih dikenal
orang terutama kemampuan kita, hilangkan rasa tidak percaya diri
mulailah terbuka. Misalnya bagaimana cara mengurangi grogi, bagaimana
caranya menghadapi dosen A, dll. Sehingga dengan mendapatkan
masukan dari orang lain, blind area akan berkurang. Makin kita
memahami kekuatan dan kelemahan diri kita yang diketahui orang lain,
maka akan bagus dalam bekerja tim. merujuk kepada perilaku, perasaan,
dan motivasi yang diketahui oleh diri kita sendiri, tetapi tidak diketahui
oleh orang lain.
d) Unknown area

Unknown area adalah informasi yang orang lain dan juga kita tidak
mengetahuinya. Sampai kita dapat pengalaman tentang sesuatu hal atau
orang lain melihat sesuatu akan diri kita bagaimana kita bertingkah laku
atau berperasaan. Misalnya ketika pertama kali seneng sama orang lain
selain anggota keluarga kita. Kita tidak pernah bisa mengatakan perasaan
“cinta”. Jendela ini akan mengecil sehubungan kita tumbuh dewasa, mulai
mengembangkan diri atau belajar dari pengalaman.

Yang dimaksud dengan daerah publik adalah daerah yang memuat hal-
hal yang diketahui oleh dirinya dan orang lain. Daerah buta adalah daerah
yang memuat hal-hal yang diketahui oleh orang lain tetapi tidak diketahui oleh
dirinya. Dalam berhubungan interpersonal, orang ini lebih memahami orang
lain tetapi tidak mampu memahami tentang diri, sehingga orang ini seringkali
menyinggung perasaan orang lain dengan tidak sengaja. Daerah tersembunyi
adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh diri sendiri tetapi
tidak diketahui oleh orang lain. Dalam daerah ini, orang
menyembunyikan/menutup dirinya. Informasi tentang dirinya disimpan rapat-
rapat. Daerah yang tidak disadari membuat bagian kepribadian yang direpres
dalam ketidaksadaran, yang tidak diketahui baik oleh diri sendiri maupun
orang lain. Namun demikian ketidaksadaran ini kemungkinan bisa muncul.
Oleh karena adanya perbedaan individual, maka besarnya masing-masing
daerah pada seseorang berbeda dengan orang lain.

2. FUNGSI SELF DISCLOSURE


Self Disclosure tentu mempunyai beberapa fungsi. Menurut derlega dan
Gzrelak ada lima fungsi dari Self Disclosure, yaitu:
a) Ekspresi
Fungsinya adalah untuk mengeluarkan perasaan yang ada dalam
dada sebagai bentuk ekspresi dalam hati.
b) Penjernihan diri
Fungsinya adalah untuk menjernihkan unek-unek yang ada dalam
diri individu, biasanya seorang individu akan menceritakan masalah yang
ia sedang hadapi kepada individu lainnya.
c) Keabsahan Sosial
Seorang individu dapat melihat atau mendengar reaksi dari
pendengar setelah seorang individu tadi mengungkapkan diri.
d) Kendali Sosial
Seorang individu dapat mengemukakan bahkan menyembukan
suatu informasi mengenai dirinya. Perkembangan hubungan, saling
bertukar informasi merupakan hal yang paling penting dalam upaya untuk
membangun sebuah hubungan dan juga bisa meningkatkan keakraban.

3. ASPEK SELF DISCLOSURE


Menurut Sherwin, adapun aspek dari Self Disclosure atau pengungkapan
diri antara lain:
a) Keadaan emosi: emosi seorang individu atau perasaannya kepada individu
yang lain.
b) Hubungan interpersonal: menunjukkan perilaku keakraban yang lebih
besar dalam hubungan interpesonal. Mempunyai hubungan atau ikatan
yang terbentuk dari luar keluarga
c) Masalah pribadi: mengungkapkan perasaan pribadi seorang iindividu baik
itu menguntungkan atau tidak menguntungkan bagi individu tersebut
terhadap suatu perasaan dan perilakunya
d) Masalah umum: situasi menyedihkan atau situasi yang dapat meringankan
pikiran individu dan perselisihan yang dialami oleh seorang individu
tersebut
e) Agama: kemampuan individuuntuk berbagi pengalaman, pikiran dan
emosi terhadap perasaannya kepada Tuhannya, persepsi dan pandangan
individu tentang agamanya yang mampu untuk membantu mengatasi
masalah
f) Seks: kisah percintaan dan asmara
g) Rasa: perasaan suka dan tidak suka terhadap sesuatu diungkapkan kepada
orang lain
h) Gagasan: berbagi persepsi atau situasi yang diungkapkan kepada orang
lain
i) Kerja/ studi/ prestasi: pencapaian sesuai yang diharapkannya, dan
merupakan tanggung jawab seseorang yang diharapkan oleh orang lain
dan harus dipenuhi dalam waktu tertentu.

4. BAHAYA SELF DISCLOSURE


Menurut Bochner, adapun resiko-resiko ketika melakukan pengungkapan
diri antara lain:
a) Penolakan pribadi dan sosial
Biasanya seseorang melakukan self dislosure atau pengungkapan
diri hanya kepada orang yang bisa dipercaya oleh individu itu. Seseorang
akan melakukan pengungkapan diri kepada individu-individu yang dia
anggap dapat memberi dukungan. Namun, akan terjadi suatu penolakan
secara pribadi jika hal yang diungkapkan tidak disukai atau bertolak
belakang oleh pendengar.
b) Kerugian material
Bisa saja pengungkapan diri menyebabkan kerugian materil.
Contohnya jika seorang guru mengungkapkan bahwa ia dulunya seorang
perokok dan peminum berat kepada rekan kerjanya, mesti ia akan dijauhi
dan mendapatkan penugasan mengajar yang tidak menyenangkan.
c) Kesulitan intra pribadi
Jika reaksi individu lain tidak seperti yang diduga, kesulitan intra
pribadi dapat terjadi. Bila seorang individu ditolak dan bukan didukung,
maka itu termasuk dalam jalur kesulitan intra pribadi.
DAFTAR PUSTAKA

David O Sears&Jonathan Freedman, Psikologi sosial Edisi kelima Jilid 1 (Jakarta:


Erlangga, 1985). Hal. 254

Carlo Magno, Sherwin Cuason&Christine Figueroa, The Development of the


Self-disclosure Scale (Manilla: De La salle University). Hal 6

Joseph Devito, Komunikasi Antarmanusia, (Tangerang Selatan: Karisma


Publishing, 2011). Hal. 69-70

Anda mungkin juga menyukai