Anda di halaman 1dari 8

Konsep Diri

Oleh :
Amin Akbar, S.Psi., M.A
Email : aminakbar@fip.unp.ac.id

Lisensi Dokumen:
Copyright © 2020 Universitas Negeri Padang
Seluruh dokumen di e-Learning Universitas Negeri Padang, hanya digunakan untuk kalangan
Internal Universitas, untuk kebutuhan Perkuliahan Online. Penggunaan dokumen ini di luar UNP tidak
diizinka dan tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari
Penulis dan Universitas Negeri Padang.
A. Capaian Pembelajaran*)
1. Mahasiswa mampu memahami konsep dirinya sendiri dan Langkah-
langkah untuk mengembangkannya.
2. Mahasiswa memahami konsep perbandingan social dalam memahami
diri

B. Indikator Pencapaian Kompetensi*)


Mahasiswa dapat menggambarkan dirinya dalam beberapa kalimat.

C. Pokok – Pokok Materi*)


1. Konsep Diri
2. Perbandingan sosial dalam membentuk konsep diri
3. Identitas diri dan identitas sosial
D. Uraian Materi*)
A. Konsep Diri

Gambar 1. Who Am I?

Jawaban apa yang bisa kita berikan untuk menjawab pertanyan sederhana
seperti siapa saudara? Nah, jawaban -jawaban yang nantinya akan saudara berikan
atas pertanyaan itulah yang disebut dengan konsep diri. Dalam pengertian yang lebih
jauh, konsep diri dapat diartikan sebagai persepsi dan penilaian terhadap diri sendiri
secara fisik, psikologis, dan sosial. Konsep diri adalah gambaran yang diyakini individu
tentang diri termasuk didalamnya penilaian individu tentang sifat dan potensi yang
dimiliki, hubungan dengan orang lain dan lingkungan sekitar, tujuan hidup, harapan,
maupun keinginan (Sunaryo, 2004). Pada dasarnya aspek yang paling penting dari diri
saudara adalah diri saudara itu sendiri. Saudara dapat mengetahui siapa saudara, jenis
kelamin saudara, apa perasaan dan memori apa yang pernah saudara alami.

Sejatinya konsep diri belum ada dan tidak dibawa sejak kita lahir tapi
berkembang secara bertahap dan dipelajari. Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi konsep diri adalah sebagai berikut:

a. Melalui kontak sosial


Hasil interaksi, hubungan dan pergaulan dengan orang lain akan
memberikan peranan kepada individu dalam membentuk konsep diri
b. Pengalaman proses eksplorasi diri sendiri.
Ketika individu berhasil atau dapat mengeksplorasi diri mereka, artinya
mereka akan dapatmembentuk konsep diri mereka dengan baik.
c. Hubungan dengan orang dekat & berarti bagi diri.
Dalam hal ini biasanya orang yang memiliki kedekatan dengan individu
akan memainkan peran lebih dalam hal membentuk konsep diri dari
individu tersebut, seperti mereka yang mempunyai ikatan emosional dan
dari mereka secara perlahan-lahan individu membentuk konsep dirinya.
Dalam dimensi perkembangan, orang yang memiliki kedekatan tersebut
meliputi semua orang yang mempengaruhi perilaku, pikiran dan perasaan.
Mereka adalah orang tua, saudara dan orang yang tinggal satu rumah
dengan individu.

Salah satu teori yang cukup popular untuk mengetahui konsep diri adalah
Johari window teori. Salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman diri pada
individu adalah dengan menggunakan teori Johari Window, seperti gambar yang di
paparkan di bawah ini.

Gambar 2. Johari Window

Dalam teori ini, dapat kita lihat bahwa terdapat empat bagian yang terbagi
dalam masing-masing kotak,
1. Area Open
Area ini memperlihatkan suatu kondisi yang diketahui oleh individu
sendiri dan juga diketahui oleh orang lain. Misalnya, saudara mengetahui
bahwa saudara adalah individu yang pemarah dan orang lain juga
mengetahui bahwa saudara adalah orang yang pemarah.
2. Area Blind
Pada area ini memperlihatkan sesuatu yang selama ini kita tidak dapat
mengetahuinya tetapi orang lain mengatahui hal tersebut. Salah satu
contohnya adalah kita jarang sadar bahwa kita adalah seseorang yang
egois, namun orang lain tahu bahwa kita adalah seorang yang egois.

3. Area Hidden
Dalam konteks ini memperlihatkan bahwa hanya kita sendiri yang
paham akan diri kita sendiri dan orang lain tidak tahu. Misalnya, tidak
ada yang tahu bahwa kamu adalah orang yang teliti.

4. Unknown
Pada bagian ke empat ini dikatakan “Unknown”, karena baik individu
sendiri maupun orang lain tidak mengetahuinya. Dapat dikatakan pada
are ini sepertinya semua serba misterius. Misalnya ketika kamu dapat
kesempatan memimpin sesuatu atau kelompok.

Konsep diri sangat penting bagi individu untuk dapat mengetahui apa yang
menjadi kekurangan dan kelebihan yang individu miliki sehingga individu dapat
menonjolkan apa yang ia punya dan menambal apa yang menjadi kekurangan dalam
dirinya. Konsep diri ini dapat berkembang baik apabila:

a. Adanya budaya dan keluarga yang memberikan pengalaman positif


terhadap individu
b. Individu memperoleh kemampuan yang berarti
c. Mampu mengaktualisasikan diri

Hal tersebut akan membuat individu menyadari potensi yang ada pada dirinya,
dan dapat mengeksplorasi potensi yang ada tersebut. Beberapa contoh yang dapat
diberikan dalam menggambarkan diri kita dapat dibedakan dalam dua bentuk,
pertama konsep diri yang positif dan konsep diri yang negatif. Konsep diri yang positif
akan memberikan gambaran yang kuat dari dalam diri kita seperti saya adalah orang
yang bertanggung jawab, saya adalah orang jujur, saya adalah orang yang bisa
menerima masukan orang lain dan sebbagainya. Sementara konsep diri yang negatif
adalah konsep diri yang menggambarkan kelemahan kita seperti saya adalah orang
yang bergantung pada orang lain, saya adalah orang yang mudah menyerah, saya
adalah orang yang mudah terpengaruh orang lain dan sebagainya.

Setelah kita mencoba membahas mengenai konsep diri maka kita tidak bisa
lepas berbicara mengenai diri social. Charles H Cooley (1902) mencoba memberikan
gambaran terkait diri social, bahwa kita adalah seperti diri yang terlihat di kaca,
dimana kita menggunakkan persepsi orang lain sebagai dalam mempersepsikan diri
kita sendiri. Pendapat tersebut dipertajam oleh George Herbert Mead yang
menyatakan bahwa orang umumnya lebih senang memuji diri kita dari pada
memberikan kritik terhadap diri kita.

Selain menggunakkan teori diri yang terlihat di kaca, kita juga dapat melahirkan
atau membentuk konsep diri dengan membandingkan diri dengan orang lain.
Beberapa ahli menyebutkan bahwa tidak baik untuk dan tidak elok ketika harus
membandingkan dirimu dengan orang lain karena maasing-masing memiliki cerita
yang berbeda. Namun pada dasarnya membandingkan diri dengan orang lain dapat
menjakdi sesuatu yang positif apabila dikmaknai dengan cara yang berbeda. Kita tidak
akan pernah tahu kenapa kita pendek, kenapa kita putih dan rambut kita lurus tanpa
membandingkan dengan orang lain. Dalam teori social comparison yang dijelaskan
oleh Festinger bahwa terdapat dua macam perbandingan social yaitu:

1. Upward Comparison.
Adalah suatu perbandingan yang dilakukan oleh individu dengan
membandingkan dirinya dengan orang yang berada di atasnyaa. Hal
tersebut menjadi buruk ketika individu merasa minder atau merasa rendah
diri setelah melakukan perbandingan. Namun, hal tersebut tentu dapat
menjadi positif ketika kita bisa memaknai dengan cara yang berbeda
mengubah perbandingan tersebut untuk bisa semgat menyamain orang
yang kita lakukan perbandingan.
Contoh: Kamu punya teman sekelas yang mendapatkan nilai ujian 95
sementara nilai kamu hanya 65, setelah kamu mengetahui nilai temen
sekelas kamu lalu membuat dirimu merasa rendah diri dan membentuk
konsep diri bahwa kamu bodoh itu adalah sesuatu yang salah. Coba ubah
perbandingan tersebut menjadi lecutan bagi kamu untuk mendapatkan nilai
yang sama dengan teman yang kamu jadikan perbandingan.
2. Downward Comparison.
Dimana suatu perbandingan yang dilakukan oleh individu dengan
membandingkan dirinya dengan orang lain yang berada di bawahnya. Hal
tersebut sejatinya memiliki dua dampak, menjadi positif ketika ada rasa
syukur di dalamnya dan menjadi negative ketika kamu menjadi sombong
dan memandang rendah orang lain.

Sejatinya perbandingan social dapat membentuk konsep baru dalam diri kita,
perbandingan melahirkan dua pandangan yang dapat membentuk konsep diri bagi
individu. Semua tergantung kepada individu mengaitkannya pada sisi yang mana,
konsep diri yang elok dan bagus ketika kita memandang positif sebuah perbandingan
dan menjadi konsep diri yang buruk ketika kita memandang dari sisi lainnya.

*) Ditulis dalam modul ini yang kemudian saat dipublikasikan ke e-Learning di upload dalam format PDF
**) Di tulis dalam dokumen terpisah dan dijadikan sebagai bagian dari Aktifitas pada e-Learning

E. Latihan/Kasus/Tugas
Mahasiswa akan diberikan beberapa tugas sederhana untuk mengetahui pemahaman mahasiswa
terkait materi ini dan agar mahasiswa dapat mengaplikasikan materi ini untuk dirinya sendiri.

a. Bagaimana kita mengetahui diri kita? Seberapa akuratkah?


b. Siapa saya? Lengkapi kalimat ini, Saya adalah ? Buat sebanyak mungkin pertanyaan
ini, sebanyak dan setau saudara.
c. Apakah saudara pernah membandingkan diri dengan orang lain? Untuk Apa? Lalu apa
yang saudara lakukan setelahnya
F. Daftar Rujukan
Myers, David G (2012). Psikologi Sosial Jilid 1. Jakarta: Salemba Humanika

Anda mungkin juga menyukai