Anda di halaman 1dari 89

1

BAB I
PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Mengembangkan diri merupakan tugas bagi setiap individu, agar
dirinya menjadi pribadi yang lebih baik. Untuk dapat mengembangkan diri
secara optimal, individu perlu mengerti dirinya sendiri secara mendalam, baik
mengenai kekuatan yang ada pada dirinya maupun kelemahan-kelemahannya.
Setiap individu selalu menginginkan kehidupannya selalu meningkat.
Hari ini diharapkan lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari
hari ini. Motivasi secara umum diartikan sebagai suatu dorongan yang timbul
dari diri seseorang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Peranan
motivasi ini sangat besar dalam mengarahkan seseorang dalam bertingkah
laku.
Motivasi berprestasi adalah motif yang mendorong individu dalam
mencapai sukses dan bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi dengan
beberapa ukuran keberhasilan, yaitu dengan membandingkan prestasinya
sendiri sebelumnya maupun dengan prestasi orang lain.
Kreatifitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan atau
menghasilkan sesuatu yang baru dan asli, yang sebelumnya belum dikenal
ataupun memecahkan masalah baru yang dihadapi. Kreatifitas itu tidak harus
seluruhnya baru, tetapi dapat pula sebagai gabungan yang sudah ada
dipadukan dengan sesuatu yang baru.
Proses terjadinya komunikasi terbagi menjadi komunikasi verbal dan
komunikasi non verbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang
menggunakan lambang bahasa. Ini mencakup bahasa lisan dan tulisan.
Sedangkan komunikasi no verbal adalah komunikasi dengan gerak-gerik
(gesture), sikap (posture), ekspresi muka, dan lainnya.

1
2

B Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapat rumusan masalah
sebagai berikut :
1 Apakah yang dimaksud dengan analisis diri?
2 Apakah yang dimaksud dengan motivasi berprestasi?
3 Apakah yang dimaksud dengan kreatifitas?
4 Apakah yang dimaksud dengan hubungan interpersonal?
5 Apakah yang dimaksud dengan komunikasi?

C Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian analisis diri.
2. Untuk mengetahui pengertian motivasi berprestasi.
3. Untuk mengetahui pengertian kreatifitas.
4. Untuk mengetahui pengertian hubungan interpersonal.
5. Untuk mengetahui pengertian komunikasi.

D Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:`
1 Bagi mahasiswa, makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan
penambah wawasan dalam hal ilmu Kewirausahaan khususnya mengenai
Pengembangan Diri.
2 Bagi penyusun, dalam pembuatan makalah ini penulis mendapat
pengetahuan mengenai Pengembangan Diri. Manfaat lain yang diperoleh
penulis adalah bisa memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kewirausahaan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. ANALISIS DIRI
3

Mengembangkan diri merupakan tugas bagi setiap


individu, agar dirinya menjadi pribadi yang lebih
baik.Mengembangkan diri secara optimal dapat dilakukan
apabila individu mengerti dirinya sendiri secara mendalam,
baik kekuatan yang ada pada dirinya maupun kelemahan
yang dimiliki.
1. Pengenalan Diri
Pengenalan diri dapat dicapai dengan melalui
pengalaman dan interaksi dengan orang lain. Dalam
mengenali diri sendiri ada beberapacara yang harus
dilakukan diantaranya:
a. Memperhatikan diri sendiri agar lebih peka terhadap
perasaan yang ada, reaksi yang muncul dan
memahami penyebab perasaan itu timbul dan
reaksinya. Seseorang biasanya mengerti sikap dan
emosinya karena hasil observasi tentang
perilakunya. Dengan memperhatikan perilakunya,
seseorang akan menyadari dirinya sebagai pribadi
yang lebih obyektif.
b. Menjelaskan perasaan, persepsi, reaksi,
pengalaman-pengalaman dengan menggunakan
kata-kata sehingga hal-hal tersebut menkadi lebih
jelas dan biasanya memberikan arti yang baru.
Menjelaskan reaksi yang dilakukan dan menceritakan
apa yang dirasakan kepada orang lain yang
dipercaya akan memberikan pemahaman yang baru
tentang dirinya sendiri.
c. Membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain,
tetapi bukan sekedar membandingkan hal-hal yang
konkrit. Melainkan, membandingkan kebaikan,
pengertian, kepandaian, kepekaan akan sulit karrna
tidak ada standar yang obyektif. Meskipun demikian
4

dengan membandingkan diri sendiri dengan


kelompok pembanding yang mempunyai kesamaan
dengan dirinya akan menunjukkan petunjuk tentang
siapa dirinya sehingga seseorang akan menemukan
persamaan sifat-sifat unik yang dimiliki dengan
orang lain.
d. Untuk lebih mengenal dirinya sendiri dengan
3
meminta umpan balik dari orang lain tentang
bagaimana orang lain melihat dan memberikan
reaksi balik terhadap perilakunya. Umpan balik
penting karena dapat menunjukkan apakah
anggapan tentang dirinya sendiri benar atau dengan
umpan balik interpersonal akan mendapat informasi
tentangdirinyayang selama ini tidak diketahui.
Ilustrasi tentang umpan balikyang dapat
meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri
dikemukakan oleh Johari yang dikenal dengan istilah
Johari Window.
"tahu"AKU"tidak tahu"
"tahu"
A ( da e ra h B (daerah
ORANG LAIN
be ba s ) gelap)
"tidak tahu" C (daerah D (daerah
Daerah
pribadi) ketidaksadaran)
bebas (A) adalah
daerah dimana persepsi antara diri sendiri dengan
orang lain sama. Artinya melihat seseorang seperti
melihat dirinya sendiri. Semisal, A merasa percaya diri
dan orang lain juga melihat A sebagai orang yang
mempunyai kepercayaan diri.
Daerah gelap (B) adalah daerah dimana beberapa
hal yang diketahui oleh orang lain tetapi tidak diketahui
yang bersangkutan. Semisal, B mempunyai cara
5

berbicara yang ditangkap oleh orang lain sebagai sikap


sombong tetapi B tidak menyadari bahwa ia sombong.
Daerah pribadi (C) adalah daerah dimana individu
mengetahui sesuatu tentang dirinya sendiri tetapi
disembunyikan agar orang lain tidak dapat melihat.
Semisal C merasa tidak aman dan cemas di lingkungan
sosialnya, tetapi C yang percaya diri, ramah pada
semua orang, murah senyum dan lain-lain
sehinggaborang tidak menyadari kecemasan C.
Daerah ketidaksadaran (D) adalah daerah dimana
tidak diketahui baik individu maupun orang lain.
Seseorang dapat memperluas daerah bebas apabila
seseorang berusaha mempersempit daerah pribadi dan
daerah gelap. Daerah pribadi dapat dipersempit jika
seseorang berani membuka diri agar orang lain lebih
tahu tentang dirinya. Cara ini memang tidak mudah
dilakukan karena seseorang harus merasa aman dan
percaya pada orang lain sebelum seseorang
menceritakan tentang dirinya yang dianggap rahasia
pribadi.
Sedangkan upaya mempersempit daerah gelap
seseorang membutuhkan orang lain untuk memberikan
umpan balik. Umpan balik disini untuk memberikan
informasi konstruktif yang membantu induvidu
memahami bagaimana perilakunya mempengaruhi
orang lain dan bagaimana penilaian orang lain terhadap
perilakunya sehingga individu memiliki tanggung jawab
apakah perilakunya diteruskan atau diperbaiki.
Umpan balik yang diberikan tidak boleh dirasakan
sebagai ancaman agar individu bersifat defensif.
Apabila individu mulai defensif maka individu tidak akan
mendengar dan mengerti umpan balik secara benar.
6

Umpan balik yang menolong diharapkan difokuskan


pada:
1) Perilakunya, bukan kepribadiannya
2) Diskripsinya, bukan penilaiannya
3) Situasi yang spesifik
4) Saat sekarang bukan yang telah lampau
5) Saling membagi rasa, persepsi dan perasaan,
tidak memberi petunjuk.
Dalam pemberian umpan balik harus mengetahui
kesiapan individu yang diberi umpan balik dan umpan
balik tidak terlalu banyak sehingga sulit dimengerti.
Dengan membuka diri dan umpan balik diharapkan
individu mampu mengenal dirinya secara lebih
sehingga mampu mengidentifikasi kelebihan dan
kelemahan.
2. Mengembangkan Kemampuan yang Positif
Setiap individu menginginkan kehidupannya
mengingkat.Hari ini lebih baik dari kemarin dan esok
harus lebih baik dari hari ini. Dalam mengupayakan ini
terdapat beberapa kompone utama yang perlu
diperhatikan:
a. Tujuan Hidup
Tujuan hidup sulit ditentukan karena sering
dikaitkan dengan suatu aspirasi yang besar,
misalnya menjadi direktur bank, manajer
perusahaan dan lain-lain.Meskipun demikian ada
juga yang mampu menyebutkan tujuannya
secara spesifik. Menentukan tujuan akan terasa
mudah apabila dikaitkan dengan keinginan dan
harapan-harapannya sehingga tukuan dapat
dikelompokkan dalam kategori-kategori,
misalnya tujuan dalam kesehatan, hubungan
sosial, kerja, hubungan pribadi dan lain-lain.
Setelah daftar tersusun dengan jelas maka
7

daftar tersebut dapat digunakan sebagai salah


satu sarana menemukan jalan agara dapat
menualani perubahan yang ada dalam dirinya
maupun pengaruh perubahan di luar.
b. Keterampilan-keterampilan yang menunjang
sesuai dengan kebutuhan
Untuk meningkatkan diri, individu perlu
mengetahui keterampilan-keterampilan apa
yang dipunyai yang dapat menunjang
keberhasilan di masa mendatang. Dalam hal ini
perlu diidentifikasikan secara cermat tentang
keterampilan, kemampuan dan bakat yang
menonjol dan dirasa sangat berharga.
c. Karakteristik pribadi (yang mencakup ciri sifat
dan minat) dan keinginan pribadi yang ingin
dipenuh
Komponen ini akan membuat individu
mengerti kemana individu harus melangkah.
Karakteristik yang kuat, lingkungan yang
mendukung, keterampilan-keterampilan yang
siap digunakan, situadi yang mendukung akan
merupakan kombinasi yang dapat menimbulkan
semangat tinggi dalam mencapai tujuan yang
telah dirancang.
Satu hal dari individu yang sangat berperan dalam
meningkatkan kemampuan diri adalah sikap. Sikap akan
berpengaruh baik dalam mempertahankan tujuan yang
akan dicapai atau cara-cara untuk mencapainya. Sikap
yang positif akan membuat individu percaya diri dan
merasa mampu melakukan hal-hal yang ingin
dilakukan. Dengan kepercayaan diri tinggi, individu
tidak akan menyerah terhadap tantangan dan
8

hambatan, individu tersebut akan mencari cara untuk


mengatasi hambatantersebut sehingga individu dapat
meraih tujuan yang telah dirancang. Sedangkan sikap
ragu-ragu atau negatif akan menghambat langkah
untuk mencapai tujuan dan akan menurunkan
keyakinan.
Untuk mengatasi atau menghindari sikap negatif,
sebelum individu melangkah untuk mencapai tujuan
perlu mengkaji terlebih dahulu tentang kekuatan dan
kelemahan yang ada pada dirinya.Kekuatan dan
kelemahan ini mencakup berbagai bidangbaik dari
bidang pendidikan, kepribadian, hubungan sosial dan
lain-lain.Diharapkan individu mampu mengembangkan
kekuatan tersebut dan berusah mengatasi
kelemahannya.
Pengembangan tentang kekuatan yang ada akan
mendorong untuk mengarahkan tujuan yang ingin
dicapai. Semisal, individu yang memiliki kekuatan
hubungan dengan orang lain, mampu berkomunikasi
dengan orang lain, mudah membujuk orang lain untuk
bekerjasama dalam mencari pekerjaan akan memilih
dalam bidang humas atau pemasaran. Individu dengan
hal ini mempunyai sikap positif dalam meraih tujuan
karena mempunyai kemampuan yang merupakan
kekuatan dalam mencapai tujuannya.
3. Pengembangan Motivasi
Motivasi adalah faktor-faktor yang mendorong
seseorang melakukan sesuatu dan mengapa seseorang
melakukan sesuatu. Contohnya mengapa seseorang
sangat tekun melakukan sesuatu sedangkan orang lain
tidak. Motivasi secara umum diartikan sebagai suatu
dorongan yang timbul dari diri seseorang untuk
9

mencapai tujuan yang trlah ditentukan. Peranan


motivasi sangat besar dalam mengarahkan seseorang
dalm bertingkah laku. Proses timbulnya didukung
adanya kebutuhan yang belum terpenuhi. Kebutuhan
seseorang berbeda-beda, kebutuhan akan muncul dan
mempengaruhi tingkah laku. Kebutuhan yang
mempunyai kekuatan terbesar akan menjadi prioritas
utama untuk dilaksanakan.
Proses pertama, individu akan melihat kebutuhan
yang belum terpenuhi. Individu akan memilih
kebutuhan yan mendesak. Setelah menentukan
kebutuhan tersebut, imdividu mengarahkan perilakunya
untuk mencapai tujuan. Pada waktu tertentu individu
akan melihat hasil usahanya yang telah dilakukan.
Individu akan mengevaluasi untuk mengetahui hasil
yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan atau
belum. Setelah itu, akan muncul kebutuhan-kebutuhan
lainyang akan dicari kebutuhan mana yang akan
diprioritaskan. Proses tersebut akan berlangsung terus
menerus sepanjang kehidupan sehingga disimpulkan
seseorang bertindak karena kebutuhan.
Menurut Maslow, kebutuhan manusia berjenjang.
Kebutuhan jenjang palingbawah atau dasar adalah
kebutuhan fisiologis yangerat dengan kelangsungan
hidup manusia seperti makan, minum, pakaian, dan
lain-lain.Kebutuhan pada jenjang kedua adalah
kebutuhan akan rasa aman. Yang dimaksud dengan
rasa aman adalah bebas dari ancaman tentang
pekerjaan.Kebutuhan pada jenjang ketiga adalah
kebutuhan sosial dan afilasi. Kebutuhan ini adalah
kebutuhan akan penerimaan seseorang, kasih sayang,
10

hubungan antar pribad dan pergaulan. Kebutuhan pada


jenjang keempat adalah kebutuhan akan penghargaan
diri yang mencakup masalah status, kekuasaan,
otonomi dan prestise. Kebutuhan pada jenjang tertinggi
adalah kebutuhan aktualisasi diri yaitu kebutuhan untuk
memaksimalkan potensi seseorang apapun
bentuknya.Akan tetapi jenjang Maslow tidak terjadi
sesuai jenjang dari terendah ke jenjang tertinggi.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang
Faktor-faktor yang mempengaruhi ataupun mendorong
seseorang melakukan sesuatu selain kebutuhan dari
individu, antara lain:
a. Internal adalah faktor yang berasal dari individu
sendiri antara lain minat, bakat, tujuan individu dan
lain-lain.
b. Eksternal adalah faktor yang berasal dari luar
individu seperti lingkungan sosial, keluarga, tempat
kerja, pimpinan dan lain-lain.
Motivasi individu dapat berkembang secara optimal
selain dukungan kedua faktor tersebut, kegiatan yang
akan dilakukan hendaknya:
a. Mempunyai nilai personal bagi individu tersebut
b. Hasilnya sangat bermanfaat bagi orang lain
c. Individu mempunyai keyakinan mampu
meraihnya
d. Tugas yang dikerjakan tidak terlalu sulit atau
resiko yang diambil tidak terlalu besar
e. Hasil yang didapatkan sesuaidengan yang
dikatakan.

B. MOTIVASI BERPRESTASI
1. Pengertian Motif-motif dan Motivasi Berprestasi
11

Motif sering diartikan dengan dorongan. Sedangkan


dorongan akan berbentuk tenaga yang meruapakan
gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat sesuatu.
a. Pengertian Motif
Asad (1986) berpendapat bahwa motif didefinisikan
sebagai need atau kebutuhan, want atau keinginan.
Drives atau dorongan atau implus dalam diri manusia.
Motif diarahkan pada tujuan yang mungkin disadari
atau mungkin tidak disadari.
Gerungan (1983) menyatakan bahwa motif itu
mempunyai pengertian yang mencakup semua
penggerak, alasan-alasan, dorongan-dorongan dalam
diri manusia untuk melakukan suatu perbuatan.
Ruch (dalam Ancok dan Rasimin, 1989) menyatakan
bahwa motif sebagai kondisi internal yang komplek
yang mendorong dan mengarahkan individu kepada
tujuan tertentu.
Atkinson (diambil dari Mulyadi, 1982)
mengungkapkan motif merupakan suatu disposisi laten
yang berusaha dengan kuat untuk mencapai tujuan
tertentu : tujuan ini dapat berupa prestasi, afiliasi,
ataupun kekuasaan.
Atas dasar bebrapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa motif merupakan dorongan dari
dalam, inner need yang bersifat komplek, laten dan
potensial, yang memberikan arahan dan perilaku
manusia di dalam mecapai tujuan baik berupa prestasi,
afilikan, ataupun kekuatan.
b. Pengertian Motivasi
12

Crow. A (1983) menyatakan bahwa motivasi adalah


suatu keadaan yang menyebabkan seseorang untuk
melakukan suatu perbuatan atau aktivitas untuk
mencapai tujuan.
Teevan dan Smith (1967), motivasi adalah
konstruksi yang mengaktifkan perilaku, sedangkan
komponen yang lebih spesifik dari motivasi yang
berhubungan dengan tipe perilaku tertentu.
Motivasi yang terdapat dalam individu akan
terealisir dalam suatu perilaku yang mengarah pada
tujuan yang diinginkan untuk memperoleh kepuasan.
c. Pengertian Motivasi Berprestasi
Menurut Hall dan Lindzey, motif berprestasi sebagai
dorongan yang berhubungan dengan prestasi, yaitu
menguasai, mengatur lingkungan sosial, atau fisik,
mengatasi rintangan dan memelihara kualitas kerja
yang tinggi, bersaing melebihi prestasi yang lampau
dan mempengaruhi orang lain. Seseorang yang
memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan
menyukai tugas-tugas yang menantang, bertanggung
jawab, dan terbuka untuk umpan balik yang
memperbaiki prestasi inovatif-kreatif.
McClelland (Mryon Weiner, 1984) menyatakan
bahwa motivasi berprestasi diberi nama virus mental
yaitu n-Ach (Need for Achievement). Virus mental
terjadi pada diri seseorang, cenderung orang itu akan
bertingkah laku secara giat tidak hanya sekedar
mencari keuntungan, namun berupaya lebih keras agar
mencintai pekerjaan, untuk mendapatkan kepuasan
dalam hidup.
13

McClelland dan Heckhausen menyatakan bahwa


motivasi berprestasi adalah motif yang mendorong
individu dalam mencapai sukses dan bertujuan untuk
berhasil dalam kompetisi dengan beberapa ukuran
keberhasilan, yaitu dengan membandingkan
prestasinya sendiri sebelumnya maupun dengan
prestasi orang lain.
2. Ciri-ciri Individu yang Memiliki Motivasi Berprestasi Tinggi
Atkinson (dalam Menhrabian dan Bank, 1975),
menjelaskan bahwa untuk mengetahui motivasi
berprestasi seseorang terdapat dua kecenderungan
perilaku yaitu :
a. Individu yang cenderung mengejar atau mendekati
kesuksesan (tedency approach success)
b. Individu yang berusaha menghindari kegagalan
(tedency avoid failure)
Wyner (dikutip Haditomo, 1988) menyebutkan ciri-
ciri individu yang memiliki motivasi berprestasi yang
tinggi sebagai berikut :
a. Menunjukkan aktivitas yang berprestasi
b. Menunjukkan ketekunan dan tidak putus asa dalam
menghadapi kegagalan
c. Memilih tugas-tugas tingkat kesulitan yang sedang-
sedang.
Menurut McClelland (dikutip dari Gibson, 1988)
dalam risetnya menggambarkan bahwa orang-orang
yang berprestasi tinggi dalam masyarakat adalah :
a. Mereka yang memiliki berprestasi tingg lebih suka
menetapkan sendiri tujuan prestasinya
b. Lebih suka menghindari tujuan prestasi yang mudah
dan sukar karena mereka lebih menyukai tujuan yang
sesuai dengan kemampuan mereka
14

c. Lebih menyukai balikan (feed-back) yang cepat dan


efisien mengenai prestasi mereka
d. Senang dan bertanggung jawab memecahkan setiap
masalah.
Heckhausen (dikutip Malayani, 1982)
mengemukakan ada enam sifat individu yang
mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi. Sifat-sifat
tersebut adalah :
a. Lebih mempunyai kepercayaan dalam menjalankan
tugas yang berhubungan dengan prestasi.
b. Mempunyai sikap yang berorientasi ke masa depan
dan lebih dapat menangguhkan pemuasan untuk
dapat menjalankan penghargaan (reward) pada
waktu keudian
c. Memilih tugas yang kesukarannya sedang
d. Tidak suka membuang-buang waktu
e. Dalam mencari pasangan lebih suka yang memiliki
kemampuan daripada simpatik
f. Lebih tangguh dalam suatu tugas.
Dari pendapat ahli di atas dapat dinyatakan bahwa
pada dasarnya pandangan mereka tidak jauh berbeda
dan semuanya mempunyai gambaran bahwa individu
yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan
selalu bekerja keras, tangguh, tidak mudah putus asa,
berorientasi ke masa depan, menyenangi tugas yang
memiliki tingkat kesulitan yang sedang-sedang saja,
menyukai balikan yang cepat dan efisien mengenai
prestasinya serta mandiri.
Juga bertanggung jawab dala memcahkan masalah
dan pada setiap perilaku berorientasi ke masa depan,
efektif dan efisien dalam upayanya mecapai tujuan.
15

Dalam memilih tugas yang memiliki tantangan dan


disesuaikan dengan kemampuannya.
3. Konsep dan Teori Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi adalah salah satu aspek dari
motif sosial yang paling menarik untuk dikembangkan,
sehingga banyak diteliti para ahli. McClelland
menggunakan istilah n-Ach (Need for Achievement)
atau motivasi berprestasi yaitu kebutuhan untuk meraih
hasil atau prestasi; motif berprestasi ditemukan pada
suatu macam pikiran yang berhubungan dengan
melakukan sesuatu yang baik atau melakukan sesuatu
dengan lebih baik daripada yang sebelumnya, lebih
efisien dan lebih cepat, kurang menggunakan tenaga
dengan hasil baik dan sebagainya.
Witterbottom (dikutip dari Mulyani, 1982)
menyatakan anak yang mempunyai motivasi
berprestasi yang tinggi didapatkan pada keluarga yang
orang tuanya telah melatih anaknya untuk berdiri
sendiri dan menguasai kecakapan tertentu.
Namun menurut Heckhausen dinyatakan motivasi
berprestasi bukan diakibatkan dari latihan berdiri
sendiri sedini mungkin akan tetapi latihan pada umur
delapan tahun. Latihan dini untuk percaya pada diri
sendiri dapat membantu motif berprestasi hanya
apabila itu sesuai dengannya. Ia mendifinisikan motif
berprestasi sebagai suatu usaha untuk meningkatkan
atau mempertahankan kecakapan-kecakapan pribadi
setinggi mungkin dalam segala aktifitas dan suatu
ukuran keunggulan yang dilakukan sebagai
pembanding dalam melakukan aktifitas-aktifitas
16

tersebur, ada dua kemungkinan yaitu berhasil atau


gagal.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi
a. Inteligensi
Inteligensi adalah kemampuan mental yang
kompleks yang ada pada diri seseorang. Kemampuan
tersebut akan melatarbelakangi perilaku seorang baik
di dalam memcahkan masalah maupun menghadapi hal
baru. Makin tinggi inteligensi atau kemampuan
seseorang akan makin cepat dan cermat membaca,
memahami, dan menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi dan semakin tinggi pula tingkat kreativitas
yang dilakukan untuk berprestasi.
b. Kebutuhan dan Pendidikan
Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin
luas cakupan pengetahuan yang dikuasai atau
diperolehnya, baik secara teoritis maupun praktis. Hal
ini melatar belakangi perbedaan baik sikap, pola hidup
maupun strategi yang diambil dalam problem solving,
serta berbagai macam kegiatan dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Konsep Kewirausahaan, Motivasi, dan Motivasi
Berprestasi
Istilah enterpreneur atau kewiraswastaan atau
kewirausahaan dapat diartikan sebagai suatu
kepribadian sikap kemampuan berwirausaha atau
kemampuan yang unggul dalam menciptakan suatu
usaha.
Seorang wirausahawan adalah seorang yang
memiliki kemampuan menempuh usaha dengan segala
resiko dan diambil atau dihadapi dalam
17

memperjuangkan usahanya mencapai keberhasilan


atau dinyatakan berprestasi. Dalam hal ini kemampuan
seorsng wirausahawan harus mampu berpikri kreatif
dan inovatif serta memiliki semangat juang (motivasi
berprestasi) yang tinggi, sehingga mampu menanggung
resiko dalam setiap pengambilan keputusan.
Untuk dapat mengembangkan diri individu tersebut,
harus berupaya melalui :
a. Pendidikan belajar sendiri
b. Berlatih diri berwiraswasta/wirausaha
c. Membentuk mental yang selalu ingin maju
d. Percaya diri sendiri
e. Melalui kebiasaan bersedia rajin berupaya.
(Darustam dkk, 1995)
Dalam kaitannya dengan pengembangan mental
wirausaha maka diperlukan pula pengembangan
sumber daya manusia yang diharapkan sukses sebagai
seorang wiraswastawan. Mereka hendak memiliki sikap
mental :
a. Penuh gagasan, ide
b. Penuh inisiatif dan prakarsa
c. Penuh daya cipta dan kreatifitas
d. Memiliki self motivation yang tinggi
e. Dapat bekerja sama
f. Tahu apa maunya hidup ini
g. Mampu mencegah hambatan mental
h. Tahu menghitung resiko
i. Selalu meningkatkan keterampilan dan salesmanship.
Atas dasar pendapat di atas dapat digambarkan
hendaknya para wirausahawan di samping memiliki
kemampuan managerial skill juga memiliki kemampuan
mental yang tangguh, selalu ingin maju, sukses atau
dengan istilah lain mempunyai motivasi berprestasi
18

yang tinggi dalam mengaktualisasi kemampuannya dan


harapannya.
6. Teori-teori Motivasi dalam Kewirausahaan
a. Teori-teori Petunjuk (prescriptive theories)
Teori-teori petunjuk mengemukakan bagaimana
memotivasi karyawan, teori ini berdasarkan atas
pengalaman coba-coba.
b. Teori-teori Isi (content theories)
Teori-teori isi (content theories)disebut juga teori
kebutuhan (need theories), adalah berkenaan dengan
pertanyaan apa penyebab-penyebab perilaku diulai
dan berhenti. Hal ini berpangkal pada :
1) Kebutuhan-kebutuhan, motif-motif atau dorongan-
dorongan yang mendorong, menekan, memacu, dan
menguatkan karyawan untuk melakukan kegiatan
tersebut.
2) Hubungan karyawan dengan faktor eksternal
(insentif) yang menyarankan menyebabkan,
mendorong dan mempengaruhi seseorang
melakukan kegiatan.
c. Teori Proses (process theories)
Berkenaan dengan bagaimana perilaku dimulai dan
dilaksanakan atau menjelaskan dari motivasi. Terdiri
dari
1) Teori Penghargaan (Expectansy theory)
Individu akan melaksanakan tugas dengan baik
sehingga berprestasi apabila mereka melihat
adanya :
(a) Suatu kemungkinan yang tinggi bila usaha-usaha
mereka dilakukan akan mengarah ke prestasi tinngi.
(b)Probabilitas uang tinggi bahwa prestasi tinggi akan
mengarah kepada hasil-hasil yang menguntungkan.
19

(c) Hasil tersebut, akan menjadi posisi yang seimbang


sebagai penarik efektif mereka.
2) Teori Pembentukan Perilaku (Operant conditioning)
Teori ini dikemukakan oleh B.F Skinner dan dikenal
dengan istilah lain behaviour modification, positif
reinforcement, dan skinner conditioning. Konsep
dasar adalah sebagai berikut; apabila suatu perilaku
diikuti dengan konsekuensi pemuasan
(reinforcement) maka perilaku tersebut akan diulang,
sebaliknya bila perilaku yang diikuti konsekuensi
hukuman, maka perilaku tersebut cenderung tidak
diulang. Dan perilaku di masa yang akan datang
dipelajari atas dasar pengalaman tersebut.
3) Teori Porter-Lowler
Teori Porter-Lowler adalah memberi penghargaan dari
motivasi dengan versi orientasi masa mendatang
dan menekankan atisipasi tanggapan-tanggapan atau
hasil-hasil. Usaha dijalankan atas dasar harapan di
masa yang akan datang bukan pengalaman biasa
yang lalu. Dengan demikian prestasi dapat dicapai
penghargaan akan diterima, kepuasan terjadi dan ini
mengarahkan ke usaha di masa yang akan datang.
Dengan mengembangkan mental kewirausahaan
melalui pengembangan motivasi berprestasi, maka
akan menghasilkan manusia potensi dan produktif
secara tangguh dalam berusaha mencapai tujuan
yang diharapkan.

C. KREATIVITAS
1. Pengertian Kreativitas
20

Dalam pembahasan suatu masalah, sebelum kita


sampai pada pembahasan yang lebih detail tentang
masalah tersebut, terlebih dahulu kita perlu
mengemukakan batasan tentang masalah yang kita
bahas tersebut agar kita mempunyai persepsi yang
sama tentang pengertian masalah yang akan dibahas
tersebut. Konsep tentang kreativitas termasuk konsep
yang luas dan kompleks sehingga sulit merumuskan
secara tepat apa yang dimaksud dengan kreativitas
tersebut, berikut dikemukakan definisi kreativitas dari
para ahli atau peneliti yang pernah membahas masalah
tersebut.
Kreativitas menurut para ahli :
Freedam (1982) mengemukakan kreativitas sebagai
kemampuan untuk memahami dunia, menginterpretasi
pengalaman dan memecahkan masalah dengan cara
yang baru dan asli.
Woolfook (1984) memberikan batasan bahwa
kreativitas adalah kemampuan individu untuk
menghasilkan sesuatu (hasil) yang baru atau asli atau
pemecahan masalah
Guilford (1976) mengemukakan kreativitas adalah
cara-cara berpikir yang divergen, berpikir yang
produktif, berdaya cipta berpikir heuristikdan berpikir
lateral.
Berdasarkan pendapat para ahli psikologi, sejumlah
aspek yang berbeda termasuk dalam kriteria kreativitas
:
a. Sensitivity to problems, artinya kreatifitas dilihat dari
kepekaan terhadap masalah yang muncul.
21

b. Originality, artinya pemecahan masalah dengan cara


baru, bukan meniru pemecahan masalah yang lain.
c. Ingenuity, artinya adanya kecerdikan dalam
pemecahan masalah.
d. Breadth, artinya ketepatan dalam pemecahan
masalah dan berguna.
e. Recognity by peers, artinyaada pengakuan dari
kelompok tentang penemunya.
Salah satu hal yang penting dalam kreativitas adalah
kemampuan berpikiryang menyebar (divergen thinking)
sebagai lawan dari berpikir yang menyatu (convergen
thinking). Dalam convergen thinking ada jawaban yang
benar dan tepat, sedang dalam divergen thinking
dirincikan dengan menghasilkan bermacam-macam
alternatif pemecahan yang luas, yang masing-masing
merupakan kemungkinan yang masuk akal. Para
pemikir yang menyebar tidak terikat harapn-harapan,
tidak menghendaki jawan yang benar, melainkan
diacukan pada pemikiran yang asli. Pemikiran
menyebar menghendaki cara berpikir yang spontan dan
bebas, seperti dalam melamun dan asosiasi bebas,
yang menghasilkan berbagai pemecahan masalah atau
penemuan. Asosiasi bebeas yang digunakan dalam
pemecahan masalah secara kelompok disebut
Brainstroming.
2. Berpikir Kreatif dan Kreativitas
Berpikir kreatif sangat erat hubungannya dengan
kreativitas, karena kreativitas merupakan hasil dari
proses berpikir kreatif yang dilakukan oleh seseorang.
Berpikir kreatif menurut Coleman dan Hammen
(Jalaludin Rakhmat 1989) adalah berpikir yang
22

menghasilkan metode baru. Orang yang berpikir kreatif


akan selalu berusaha memperoleh sesuatu yang baru.
Rawlingson (1971) menjelaskan bahwa berpikir kreatif
dinamakan berpikir divergen atau lateral adalah
menghubungkan ide atau hal-hal yang sebelumnya
tidak berhubungan. Berpikir kreatif disebut juga berpikir
divergen karena terdapat banyak jawaban yang
diajukan untuk memecahkan persoalan yang
dimunculkan dan pikiran itu didorong untuk menyebar
jauh dan meluas mencari pemecahan masalah.
Dalam berpikir kreatif tidak boleh terlalu cepat
memberikan evaluasi terhadap ide-ide yang muncul dan
membuangnya meskipun ide itu kurang berat.
Sebaiknya semua ide itu dicatat dan pada akhir periode
barulah dilakukan evaluasi tentang setiap ide tersebut.
Untuk dapat berpikir kreatif dengan baik diperlukan
keberanian dan keyakinan pada diri sendiri.
Alasan orang berpikir kreatif
Orang berusaha berpikir kreatif karena adanya
keinginan yang kuat pada pribadinya untuk
menghasilkan sesuatu kemajuan, akibat dari adanya
dorongan untuk berprestasi tinggi, serta adanya
kesadaran akan pentingnya sesuatu yang baru tersebut.
Orang berusaha untuk berpikir kreatif dan hal itu telah
dilakukan orang-orang hebat sejak berabad-abad yang
lalu sampai sekarang, hal ini disebabkan adanya
keinginan yang kuat pada pribadi-pribadi orang yang
bersangkutan untuk menghasilkan sesuatu kemajuan
karena adanya dorongan untuk berprestasi (n-Ach) yang
kuat, juga karena ada kesadaran akan pentingnya
23

sesuatu yang memberikan hal yang baru atau sesuatu


yang menghasilkan kepuasan tertentu.
Dorongan-dorongan pada manusia yang cukup
banyak jumlahnya perlu memperoleh kepuasan dan
penyaluran melalui kegiatan berpikir kreatif untuk
menghasilkan sesuatu yang baru. Potensi-potensi yang
dimiliki oleh manusia mendorongnya untuk mampu
mengaktualisasikan diri dalam kegiatan dan kehidupan
masyarakat, sehingga pada hakekatnya setiap manusia
itu bila ada kesempatan, dana, ada kemauan untuk
menggunakan daya kreatifitasnya, ia akan berusaha
melahirkan sesuatu yang baru melalui kegiatan untuk
meciptakannya. Tidak mengherankan bahwa hampir
tiap kurun waktu tertentu terdapat hasil karya berpikir
kreatif dari manusia yang berwujud penemuan-
penemuan dalam teknologi, ilmu pengetahuan, hasil
seni ataupun budidaya yang lain.
3. Ciri-ciri Berpikir Kreatif
Berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli
psikologi terhadap orang-orang yang berpikir kreatif
telah menghasilkan beberapa kriteria atau ciri-ciri orang
yang kreatif.
Menurut Denny dan Davis (1982) dalamm penelitian
terhadap para penulis dan arsitek yang kreatif melalui
identifikasi oleh anggota profesi mereka menghasilkan
bahwa orang yang mempunyai kreatifitas yang tinggi
itu cenderung memiliki ciri-ciri : fleksibel, tidak
konvensional, eksentrik (aneh), bersemangat, bebas,
berpusat pada diri sendiri, bekerja keras, berdedikasi
dan inteligen.
24

Woolfolk dan Nicolich (1984) menjelaskan bahwa


orang yang berpikir kreatif menunjukkan ciri-ciri adanya
sikap kreativitas dalam arti luas, termasuk tujuannya,
nilainya, serta sejumlah sifat kepribadian yang
mendukung orang untuk berpikir bebas, fleksibel, dan
imajinatif.
Menurut Mc. Kinnon (Yellon, 1977), orang-orang yang
kreatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a) Memandang dirinya berbeda dan lebih sering
melukiskan dari mereka sebagai berdaya cipta, tak
tergantung, bersifat individualis.
b) Lebih terbuka dalam pengalaman dan perasaan.
c) Secara relatif tidak tertarik pada detail kecil, tetapi
lebih tertarik pada arti dan implikasi, memiliki
fleksibel kognitif, ketrampilan verbal, berminat untuk
berkomunikasi dengan orang lain, bertindak tepat,
mempunyai keingintahuan intelektual yang besar.
d) Lebih tertarik secara mendalam menyerap
pengalaman daripada mempertimbangkan.
e) Lebih bersifat intuitif.
Mulyono Gandadipura (1983) merangkum hasil
penelitian para ahli terhadap orang-orang yang ahli
berbagai bidang, antara lain : penulis, seniman, arsitek,
ahli matematik, peneliti, menyimpulkan bahwa orang-
orang yang berpikir kreatif mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
a) Bebas dalam berpikir dan bertindak.
b) Tidak menyukai kegiatan yang menuntut
konformitas (kesesuaian).
25

c) Tidak mudah dipengaruhi pendapat umum bila


yakin bahwa pendapatnya benar.
d) Kecenderungan kurang dokmatis dan lebih
realistis.
e) Mengakui dorongan-dorongan dirinya yang tidak
berdasar akal (irrasional).
f) Mengakui hal-hal yang rumit dan baru.
g) Mengakui humor dan memiliki good sense of
humor.
h) Menekankan pentingnya nilai-nilai teoritik dan
estetis.
Sedangkan S.C. Utami Munandar mengemukakan ciri-
ciri orang yang memiliki kemampuan berpikir kreatif
yang tinggi yaitu :
a) Memiliki dorongan ingin tahu yang besar.
b) Sering mengajukan pertanyaan yang baik.
c) Sering banyak gagasan dan usul terhadap suatu
masalah.
d) Bebas dalam menyatakan pendapat.
e) Menonjol dalam salah satu bidang seni.
f) Memiliki pendapat sendiri dan mampu
mengutarakannya.
g) Tidak mudah terpengaruh orang lain.
h) Daya imajinasi kuat.
i) Memiliki tingkat orisionalitas yang tinggi.
j) Dapat bekerja sendiri.
k) Senang mencoba hal-hal yang baru.
Guilford, ahli yang banyak berkecimpung dalam
penelitian penelitian tentang inteligensi menjelaskan
kemampuan orang yang kreatif melalui beberapa ciri :
26

a) Adanya kelancaran, kesigapan, dan kemampuan


menghasilkan banyak gagasan.
b) Adanya fleksibilitas, yaitu kemampuan untuk
menggunakan berbagai pendekatan dalam
mengatasi masalah.
c) Adanya keaslian, yaitu kemampuan menghasilkan
gagasan yang asli.
d) Adanya pengembangan, yaitu kemampuan untuk
melakukan hal-hal secara detail dan terinci.
e) Adanya perumusan kembali, yaitu kemampuan
untuk merumuskan pengertian dengan cara dan
dari sudut pandang yang berbeda.
Dengan memperhatikan beberapa pendapat dan
hasil penelitian para ahli penelitian tersebut tentang
ciri-ciri yang memiliki kemampuan berpikir kreatif,
nampak bahwa perbedaan itu timbul karena adanya
perbedaan subyek yang menjadi sasaran penelitiannya
sehingga ciri-ciri yang cukup menonjol sebagai ciri
pokok berpikir kreatif yaitu :
a) Ciri kelancaran (fluency)
b) Ciri fleksibelitas (flekxibility)
c) Ciri keaslian (organilaty)
Kelancaran adalah dapat menghasilkan banyak ide
atau konsep yang relevan dengan masalah yang
dipecahkan dalam waktu yang singkat. Fleksibilitas
(keluwesan) menunjukkan bahwa individu dapat
memunculkan hal-hal baru yang unik atau tidak biasa.
Jadi indivdu yang memiliki kemampuan berpikir kreatif
adalah individu yang dapat menghasilkan ide-ide baru
yang berbeda dan asli.
27

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas


Manusia adalah makhluk yang paling tiggi
kedudukannya diantarasemua makhluk ciptaaan Tuhan,
yang dikaruniani berbagai kemampuan yang berguna
bagi pengembangan hidupnya, memenuhi
kebutuhanserta menciptakan berbagai produk yang
dapat memberinya kepuasan dan
kebahagiaan.Kreativitas termasuk salah satu
kemampuan manusia yang dapat memberinya
kepuasan dan keberhasilan dalam hidupnya, sehingga
manusia dapat mencapai tingkatan yang oleh Abraham
Maslow disebut aktualisasi diri. Kreativitas dapt dimiliki
oleh setiap manusia meskipun tidak sama antara satu
dengan yang lain, dengan kata lain manusia dapat
menghasilkan kreasi baru jika ia mampu menggunakan
potensi-potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu agar
seseorang mampu mewujudkan potensinya, potensi
tersebut harus selalu dikembangkan agar semakin
produktif.Agar supaya kreatifitas pada seseorang dapat
dikembangkan denganbaik, maka beberapa faktor-
faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 macam,
yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
a. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam
individu yang dapat mempengaruhi kreativitas,
diantaranya :
1) Keterbukaan terhadap pengalaman dan
rangsangan dari luar atau dalam individu.
Keterbukaan terhadap pengalaman adalah
kemampuan menerima segala sumber informasi
dari pengalaman hidupnya sendiri dengan
menerima apa adanya, tanpa ada usaha defense,
28

tanpa kekakuan terhadap pengalaman-


pengalaman tersebut. Dengan demikian individu
kreatif adalah individu yang mampu menerima
perbedaan
2) Evaluasi internal, yaitu kemampuan individu
dalam menilai produk yang dihasilkan ciptaan
seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri, bukan
karena kritik dan pujian dari orang lain. Walaupun
demikian individu tidak tertutup dari
kemungkinan masukan dan kritikan dariorang
lain.
3) Kemampuan untuk bermaian dan mengadakan
eksplorasi terhadap unsur-unsur, bentuk-bentuk,
konsep atau membentuk kombinasi baru dari hal-
hal yang sudah ada sebelumnya.
b. Sedangkan faktor yang berasal dari luar, yaitu faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi kemampuan
seseorang untuk mengembangkan kreativitas adalah:
1) Kebudayaan
a) Kebudayaan dapat mengembangkan
kreativitas individu bilamanakebudayaan itu
memberi kesempatan yang adil bagi
pengembangan kreativitas potensial yang
dimiliki oleh anggota masyarakat. Dengan
memiliki kondisi-kondisi tertentu individu yang
memiliki kreativitas tinggi dapat menghasilkan
karya-karya yang unggul.
b) Struktur masyarakat yang bersifat feodal dan
tradisional dapat menghambat perkembangan
kreativitas indivudu anggota masyarakatnya.
Pada masyarakat yang feodal, kesempatan
untuk mengembangkan kreativitas hanya
29

diperoleh kalangan tertentu saja, kreativitas


yang menyimpang dari norma dan nilai yang
dianut kurang dapat diterima oleh
masyarakat.
Selain itu Arieti (dikutip oleh Munandar, 1988)
mengemukakan tentang sikap-sikap dan kondisi
yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan
kreativitas, yaitu:
Kesendirian, artinya dalam kesendirian itu
memperoleh inspirasi untuk menciptakan
sesuatu yang baru.
Memerlukan waktu untuk berpikir dan
berasa, artinya untuk mengembangkan
kreativitas memerlukan waktu yang khusus,
tidak bercampur dengan kegiatan-kegiatan
yang lain.
Merenung dan melamun dapat menimbulkan
gagasan baru yang dapat mendukung
kreativitas.
Berpikir bebas yang memungkinkan individu
menelusuri bermacam-macam arah,
alternatif, yang dapat melahirkan ide baru.
Kemampuan melihat kesamaan dan analogi
dalam pemecahan masalah dianggap para
ahli sebagai dasar bermacam-macam teknik
kreatif.
Kesediaan menunda pemberian kreatif,
pertimbangan dan penilaian terhadap
gagasan baru, agar tidak mematikan
spontanitas & keberanian berkreasi.
30

Konflik sebagai motivasi,dengan mengubah


konflik menjadi daya pendorong untuk
menciptakan kreativitas.
Kesiagaan dan kedisiplinan, untuk
menciptakan karya yang bersifat kreatif
selain daya imajinasi, bakat, tapi juga disiplin
& kedisiplinan serta kerja keras.
c) Adanya kebudayaan yang creativogenic, yaitu
kebudayaan yang menunjang, memupuk dan
mengembangkan kreativitas dalam
masyarakat. Kebudayaan yang creativogenic
tersebut adalah:
Tersedianya sarana-sarana kebudayaan,
misalnya adanya peralatan, bahan serta
media untuk mengembangkan kreativitas.
Adanya keterbukaan terhadap rangsangan
kebudayaan bagi semua lapisan masyarakat
dan bukan golongan tertentu.
Menekankan pada becoming dan tidak hanya
being, artinya tidak menekankan pada
kepentingan untuk masa sekarang melainkan
berorientasi pada masa mendatang.
Memberi kebebasan terhadap semua warga
negara tanpa diskriminasi terutama dalam
aspek jenis kelamin, artinya wanita diberi
kesempatan yang sama dalam
mengembangkan kreativitas.
Adanya kebebasan setelah pengalaman
tekanan dan tindakan keras, artinya setelah
kemerdekaan diperoleh dan kebebasan
dinikmati, artinya hal ini akan merupakan
daya pendorong bagi tumbuhnya kreativitas.
31

Keterbukaan terhadap rangsangan


kebudayaan yang berbeda-beda sehingga
sintesa yang kreatif antara berbagai
kebudayaan tersebut.
Adanya toleransi terhadap pandangan yang
berbeda-beda (pandangan yg divergen) yang
merupakan indikator kreativitas.
Adanya interaksi antara individu-individu
yang berarti atau yang telah berhasil atau
tokoh-tokoh tertentu, dapat memberikan efek
yang bermakna.
Adanya insentif dan penghargaan bagi hasil
karya kreatif dapat memberikan motivasi
terciptanya produk yang baru.

2) Lingkungan
Faktor eksternal yang lain yang banyak
mempengaruhi pengembangan kreativitas adalah
lingkungan sekktar individu, yaitu:
a) Dalam lingkungan keluarga, orang tua adalah
pemegang otoritas, sehingga peranannya
sangat menentukan pembentukan kreativitas
anak. Sikap orang tua yang mampu
memberikan iklim pada anak sangat besar
pengaruhnya. Orang tua yang membantu,
mendorong dan memberikan penghargaan
terhadap kreatif anak akan menumbuhkan
pikiran anak untuk melakukan kegiatan dan
menghasilkan produk-produk kreativitas.
b) Lingkungan sekolah cukup besar pengaruhnya
terhadap kemampuan berpikir anak untuk
32

menghasilkan produk kreativitas. Pengaruh ini


berasal dari para guru dalam merangsang,
mendorong, serta menyikapi anak untuk
berpikir dan berbuar secara
kreatif.Merangsang dengan cara memberikan
persoalan-persoalan yang dapat dipecahkan
secara kreatif. Mendorong anak untuk berpikir
kreatif dengan cara memberikan fasilitas dan
penghargaan bagi anak yang telah berhasil
dalam kegiatan yang kreatif, pemecahan
masalah dan lain-lain. Menyikapi artinya
menunjukkan sikap yang positif, menciptakan
iklim yang sehat untuk bersaing dalam
menciptakan kreativitas, memberi kebebasan
dalam menciptakan dan berkreasi terhadap
tugas-tugas yang diberikan.
c) Lingkungan pekerjaan yang terdiri atas tugas-
tugas yang harus dilakukan, kesempatan
untuk berkembang, suasana kerja yang
menyenangkan, sikap pimpinan akan
mempengaruhi para pekerja dalam bekerja,
berpikir kreativ atau pengembangan
kreativitas para pekerja dapat terjadi bila
suasana kerja yang kondusif terlaksana dalam
lingkungan kerja tersebut.
d) Masyarakat juga ikut mempunyai peran dalam
pengembangan kreativitas para anggotanya.
Kegiatan-kegiatan dalam masyarakat, baik
yang digerakkan oleh perseorangan ataupun
lembaga kemasyarakatan banyak yang dapat
membantu mendorong timbulnya kreativitas
33

anggota masyarakat, misal dengan


dihasilkannya produk-produk dari
pengembangan hasil seni, kerajinan,
ketrampilan.
Berbagai lembaga permasyarakatan seperti
Karang Taruna, PKK, Pramuka, Sanggar Seni,
membberikan kesempatan para anggotanya
untuk menciptakan produk-produk baru melalui
kreativitas masing-masing.
5. Tahap Dalam Berpikir Kreatif
Dalam berpikir terdapat tahapp-tahap yang dilalui
mulai dari persiapan sampai diperolehnya hasil
pemikiran.Ada beberapa ahli yang merumuskan
tahapan tersebut, antara lain Rawlinson (1971) dan
Wallas (1978). Menurut Rawlinson berpikir kreatif
melewati tahap berikut:
a. Tahap persiapan, yaitu tahap untuk memperoleh
fakta tentang persoalan yang akan dipecahkan
(pengumpulan informasi atau data). Dengan berbagai
fakta yang diperolehnya individu melanjutkan pada
tahap berikutnya.
b. Tahap usaha, yaitu tahap dimana individu
menerapkan cara berfikir divergen (menyebar). Pada
tahap ini diperlukan usaha yang sadar untuk
memisahkan produksi ide dengan menunda lebih
dahulu adanya penilaian terhadap ide-ide yang
muncul. Penilaian baru dilakukan pada tahap akhir
dari proses keseluruhan. Karena belum ada penilaian,
maka semua ide yang muncul dicatat sehingga
dalam tahap ini akan diperoleh banyak ide, termasuk
ide-ide yang aneh.
34

c. Tahap inkubator, yaitu dimana individu seakan-akan


meninggalkan (melepaskan diri)dari persoalan dan
memasukkannya ke dalam bawah sadar
(mengeraminya), sedang kesadarannnya memikirkan
hal-hal yang lain. Tahap usaha ini berlangsung terus
menerus dan ada kemungkinan untuk berbisosiasi ke
biang lain, sebab dalam bawah sadar hambatan
berkurang. Dalam sumban saran, inkubasi terjadi
dengan secara sadar dengan mengeluarkan
ataumenghasilkan banyak ide.
d. Tahap pengertian, yaitu tahap diperolehnya insight,
atau yang biasa disebut Aha Erlibnis. Ciri khas dari
tahap ini adalah adanya sinar penerangan (iluminasi)
yang mendadak yanf menyadarkan orang akan
ditemukannya jawaban. Tahap ini biasanya diikuti
perasaan lega oleh individu.
e. Tahap evaluasi, yaitu tahap dimana ide-ide yang
dihasilkan diperiksa dengan teliti serta kritis dengan
memisahkan ide-ide kurang berguna, tidak sesuai
ataupun yang terlalu mahal biasanya bila
dilaksanakan. Dalam tahap ini semua pengalaman
dan penilaian sengat diperlukan dan sering tahap ini
disebut juga tahap verifikasi.
Sedang menurut Wallas berbikir kreatif hanya
melewati empat tahap, yaitu persiapan, inkubasi,
iluminasi, serta verifikasi.Perbedaan dengan pendapat
Rawlinson terletak pada tahap usaha, pada Wallas
tahap usaha telah masuk dalam tahap persiapan yaitu
adanya pemikiran yang divergen (menyebar).
6. Teknik-Teknik Untuk Berpikir Kritis
35

Agar individu dapat menghasilkan berbagai produk


yang kreatif, yaitu sikap yang bersedia untuk
mencetuskan, menerima serta menilai gagasan-
gagasan baru, yang berbeda dengan yang lain
(biasanya).Untuk dapat memiliki sikap kreatif
diperlukan perangkat pemikiran yang positif terutama
keyakinan bahwa individu mampu berpikir kreatif.
Selain itu sikap kreatif mampu membiarkan gagasan-
gagasan itu dicetuskan tanpa mengadakan penilaian
terlebih dahulu terhadap gagasan tersebut. Ciri yang
lain tentang sikap kreatif tersebut adalah individu
mampu membuka kesadaran dan persepsi serta peka
terhadap masalah-masalah yang ada. Sikap kreatif
menunjukkan adanya pemikiran yang selalu
mempertanyakan masalah serta implikasinya.
Untuk dapat berpikir kreatif dapat ditempuh
berbagai teknik, antara lain menurut A.S Munandar
(1988) adalah:
a. Teknik Pemanasan (warm up)
Berfikir kreatif tidak dapat langsung dilaksanakan,
tetapi harus dimulai dari pemanasan terlebih
dahulu. Kita perlu membebaskan diri dari peraturan
dan hukum berfikir yang berlaku, yaitu satu jawaban
benar, menuju pemikiran yang menghasilkan
banyak jawaban (gagasan). Contoh dari teknik ini
adalah:
1) Dengan cara apa saja mahasiswa pergi ke
kampus?
2) Bagaimana cara berhadapan dengan dosen
secara baik?
36

b. Teknik pemikiran dan perasan berakhir terbuka


(Opened Thoughts And Feelings).
Teknik mendorong individu untuk berfikir kreatif,
divergen, yaitu pertanyaan yang memungkinkan
timbulnya berbagai jawaban yang merupakan
ungkapan fikiran dan perasaan.Misalnya
menyelesaikan suatu cerita yang
dihentikan,menyelesaikan suatu gambar atau
menyelesaikan kalimat: "andai kata"
c. Teknik sumbang saran (Brainstorming)
Teknik dikembangkan oleh Osborn,yaitu teknik
untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok
manusia dalam waktu yang singkat.Tugas dalam
brainstorming tersebut adalah memberikan jawaban
atau gagasan sebanyak mungkin terhadap masalah.
Dalam melakukan sumbang saran ini beberapa
aturan yang perlu diikuti adalah sebagai berikut:
1) Tidak memberikan kritik
Asas pertama dari berpikir divergen adalah
meniadakan sensor untuk kala waktu tertentu.
Hal ini lebih mudah dikatakan daripada
dilaksanakan, karena pada umunya kita
cenderung kritis dan berhati-hati; kita diajarkan
untuk selalu mempertimbangkan, selektif, dan
lebih menghargai kualitas dari pada kuantitas.
Kecenderungan untuk kritis ini menyebabkan
bahwa kita lebih memperhatikan apa yang salah,
apa yang lemah, apa yang keliru pada gagasan
yang diberikan orang lain, daripada
memperhatikan apa yang baik. Kritik yang
37

diberikan terlalu cepat tanpa memberikan


kesempatan untuk mengembangkan suatu
gagasan baru yang dapat mematikan kreativitas.
Kritik yang sering didengar terhadap suatu
gagasan yang diberikan ialah:
Hal itu sudah sering dilakukan,
Hal itu belum pernah dilakukan,
Rasanya tidak akan jalan,
Gagasan itu aneh sekali, dan lain sebagainya.
2) Kebebasan dalam memberikan gagasan
(Freewheeling)
Diperlukan iklim tertentu agar seseorang bebas
dalam mencetuskan gagasan, yaitu iklim dimana
ia merasa aman, diakui, dan dihargai. Apalagi
jika siswa belum biasa untuk berbicara, hal ini
pasti memerlukan latihan.
3) Memberi banyak gagasan (penekanan pada
kuantitas)
Berlaku gagasan quantity breeds quality, dengan
memberikan banyak gagasan, makin besar
kemungkinan bahwa diantara sekian banyak
gagasan ada beberapa yang baik, yang
berkualitas. Jika dalam sidang sumbang saran,
10 persen dari gagasan adalah gagasan yang
baik, yang dapat dikerjakan, maka jika ada 100
gagasan, berarti ada 10 gagasan yang baik,
sedangkan jika yang diberikan 10 gagasan saja,
maka yang termasuk baik hanya satu. Dengan
menekankan kuantitas, disamping kemungkinan
memilih lebih besar, peserta dituntut untuk
berusaha lebih keras dalam menyambung
38

gagasan. Karena tuntutan akan kuantitas maka


gagasan sebaiknya dinyatakan dengan singkat,
elaborasinya dapat menyusul. Yang dicatat
hanya inti pemikiran.
4) Gabungan dan perbaikan ide (membonceng,
hitchhiking)
Dalam sidang sumbang saran tidak jarang
terjadi bahwa gagasan yang diberikan seseorang
menyambung pada gagasan orang lain. Ini
merupakan salah satu manfaat terbesar dari
teknik sumbang saran bahwa peserta sidang
saling memacu dalam pemberian gagasan.
Biasanya suasananya menyenangkan dan
mencerminkan keasyikan, memberikan
pengalaman positif bekerja sama untuk
mencapai tujuan memecahkan masalah.
5) Tidak perlu mempersoalkan timbulnya gagasan
yang tampaknya sama.
Ada beberapa kemungkinan mengapa gagasan
yang diajukan tampak sama:
Kemungkinan gagasan itu memang ada
perbedaannya.
Gagasan itu dapat menimbulkan gagasan
yang lain.
Pada evaluasi, gagasan yang tampak sama
dapat dikeluarkan atau dipisahkan.
Dapat menghambat pencetusan gagasan
baru.
d. Teknik penggunaan daftar kata-kata (check list).
Teknik ini menggunakan daftar kata-kata untuk
merangsang tumbuhnya gagasan-gagasan baru bila
39

timbulnya gagasan itu dapat mengandung


pengertian yang dapat diganti, dapat
dikombinasikan dapat diubah serta dapat diperkecil
atau dikurangi.
e. Teknik mencatat sifat (attribut listing).
Teknik ini dimulai dengan mencatat semua
sifat,ciri dari obyek: ukuranya, bentuknya,
fungsinya, dan sebagainya. Masing-masing ciri
kemudian ditinjau dan dipertimbangkan
kemungkinan-kemungkinan diadakan
perubahan.Setiap gagasan-gagasan diterima dan
tidak boleh memberikan penilaian sebelum semua
gagasan itu dicatat.
7. Hambatan-hambatan dalam Berpikir Kreatif
Hambatan dalam berpikir kreatif adalah
ketidakmampuan satu aliran yang mengalir kepada
inspirasi dan kreativitasan.Ide yang tadinya berapi-api
sekarang mungkin menjadi suatu kekeringan yang tak
berujung.Hal ini dapat terjadi selama berhari-hari,
berbulan bahkan bertahun tahun. Ada terdapat 5
hambatan dalam berpikir kreatif yaitu : Perceptual,
Intellectual, Emotional, Cultural, dan Environmental.
a. Perceptual Blocks
Pada abad ke-19 para ilmuwan mengira bahwa
apa yang ditangkap pancaindra kita sebagai sesuatu
yang nyata dan akurat. Para psikolog menyebut
mata sebagai kamera dan retina sebagai film yang
merekam pola-pola cahaya yang jatuh diatasnya.
Para ilmuwan modern menantang asumsi itu;
kebanyakan percaya bahwa apa yang kita amati
40

dipengaruhi sebagian oleh citra retina mata dan


terutama oleh kondisi pikiran setempat. Oleh karena
itu , kita biasanya mempunyai kesan berlainan
mengenai lingkungan kita:
benda,situasi,orang,ataupun peristiwa disekitar kita
meskipun kita memiliki informasi yang sama
mengenai hal-hal itu. Sebabnya kita sebenarnya
tidak mengetehaui dunia di sekililing kita
sesederhana yang kita duga. Alih-alih , kita
mengkonstruksikan suatu gambar mengenai
dunia tersebut melalui suatu proses aktif dan kreatif
yang kita sebut persepsi.
Kita hidup dalam dunia benda dan manusia, suatu
dunia yang membanjiri indera kita dengan berbagai
stimulus. Hanya dalam keadaan yang sangat luar
biasalah kita sadar akan adanya stimulus, seperti
seberkas sinar , sebuah nada murni , atau pola garis
hitam putih yang teratur. Dalam keadaan biassa,
kita melihat suatu dunia tiga dimensi cahaya dan
warna, mendengar kata, musik, dan bunyi-bunyian
kompleks lainnya.Kita bereaksi untuk menguraikan
pola stimulus yang biasanya hampir tidak kita sadari
bagian-bagian kecilnya. Persepsi adalah proses
dimana kita mengorganisasikan dan menafsirkan
pola stimulus ini dalam lingkungan.Hal-hal yang
mempengaruhi Perceptual Block :
1) Imposition of Self Restrictions suatu pembatasan
diri (mental dan pandangan), hal ini mungkin
diakibatkan adanya suatu kepuasaan diri sehingga
seseorang membatasi diri pada suatu hal
41

(pandangan),status seseorang dalam status sosial


yang mempengaruhi (mental), latar belakang
pendidikan yang mempengaruhi persepsi sehingga
membatasi diri , persepsi dan adanya stereotype.
2) Unable to See The Problems From Varied Names
tidak bisa melihat solusi lain, hal ini terjadi
dikarenakan seseorang tidak mau keluar dari pola
pikirnya dan juga merasa solusi yang dia punya
lebih baik dari yang lain, sehingga dia tidak bisa
melihat solusi lainnya.
3) Fixed Mental Set tidak mau menerima pendapat
orang lain, ini mungkin dikarenakan seseorang
teguh dengan pendirianya,walaupun orang lain
mengkritiknya sehingga tidak mau menerima dan
menolak perubah dan juga berpandangan
subyektif bukan objektif.
4) Difficulty to Establish Remote Relationships
hanya berhubungan dengan teman yang dekat,
berpersepsi bahwa melakukan hubungan itu harus
secara dekat, hal ini mungkin terjadi karena
seseorang beranggapan negative terhadap
lingkungannya yang dia yakini bahwa
lingkungannya tersebut dapat berdampak atau
mempengaruhi dirinya menjadi negatif, adanya
suatu perasaan kenyamanan terhadap seseorang ,
sehingga tidak mau membuka diri.
5) Saturations of Senses suatu keadaan yang jenuh,
ini terjadi karena adanya suatu kebosanan
terhadap suatu hal, rutinitaas yang terlalu pada
dan tidak ada kespesialan dalam suatu
42

rutinitas,serta birokrasi yang berbelit-belit


sehingga seseorang menjadi jenuh.
6) Failure to Utilise All Sensory Inputs tidak berhasil
menggunakan alat indra, hal ini bisa terjadi karena
gangguan terhadap pendengaran dan juga
pengaruh teknologi sehingga seseorang malas
menggunakan alat indra.
Contoh kasus : Seorang lelaki tua berusia 80
tahun berkebangsaan Iran yang bernama Haji. Ia
tidak pernah mandi sejak 20 tahun terakhir, tidak
pernah memakan makanan segar yang, dan ketika
rambutnya mulai memanjang ia tidak
memotongnya menggunakan gunting melainkan
langsung membakarnya. Ia menggap bahwa hal-hal
modern dapat membuatnya tidak bahagia dan
mandi hanya dapat mengganggu kesehatannya.
Dari persepsi inilah yang menghambat ia unuk
berpikir kreatif.
b. Intellectual Block
Intelektual adalah kecerdasan, berakal, dan
berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan
atau totalitas pengertian atau kesadaran, terutama
yg menyangkut pemikiran dan pemahaman.Hal-hal
yang mempengaruhi Intelektual Block: Preference
For Verbal
1) Form lebih senang dengan suatu hal yang
berbau lisan, hal ini diakibatkan oleh karena
adanya suatu anggapan bahwa dengan lisan
seseorang dapat mencurahkan seluruh pikirannya
disbanding tulisan.
43

2) Inadaquate Use of Alternative Problem Solving


tidak mampu mencari alternative pemecah
masalah, ini mungkin terjadi dikarenakan oleh
kefokusan seseorang pada suatu hal dan hanya
berpikir secara logis bukan ilmiah, serta enggan
menggunakan intuisi.
3) Inability to Indetify Hidden Assumptions
ketidakmampuan untuk mengindentifikasi
pendapat tersembuyi, ini bisa terjadi karena
seseorang kekurangan wawasan luas, pengalaman
dan pendidikan, dan juga konsentrasi penuh
terhadap sesuatu.
4) Lack of Correct Relevant Information kurang
mampu mendapat informasi yang tepat, bisa
terjadi karenan gangguan teknis.
5) Need for Closure Forcing Incomplete, Incorrect
Inference memerlukan cara yang benar untuk
mencari kesimpulan, mendapatkan informasi salah
dapat mengakibatkan kesimpulan menjadi salah.
Hal ini terjadi karena seseorang kurang mencari
data-data yang akurat yang mendukung untuk
menarik kesimpulan.
Contoh : terdapat suku polahi di indonesia yg
menganut adat yang unik seperti jika ada salah
satu anggota keluarga yang meninggal maka
mereka akan pindah rumah dan begitu seterusnya
mereka akan berpindah-pindah bila ada yang
meninggal. Hal tersebut sangatlah menyusahkan
karena mereka pun masyarakat yang notabene
tidak mampu, mereka harus tetap pindah
44

meskipun tidak memiliki biaya dan itu sangatlah


tidak kreatif.
c. Emotional Block
Blokemosional dapatmempengaruhi kemampuan
kita untukmengkomunikasikan ide-idekreatif
kitakepada orang lain. Salah
satunyablokemosionaladalahtakutmengambil
risikodanmembuat kesalahan.Inilah sebabnya
mengapamenundapenghakimanadalah strategiyang
digunakanolehorang-orang kreatif.
Blokemosionallain adalahketidakmampuan
untukmentolerirkekacauanatauambiguitas. Ide-ide
barusecara alamitidak sempurna. Merekaakan
menjadikasar di sekitarnyadan mungkin
memilikipoinyang bertentangan.
Melaluiprosesperbaikanberulang-ulang,Andaakan
dapatmenyelesaikanambiguitasini.
Kurangnyatantanganjuga bisa
menjadiblokemosional. Jika Anda tidakditantang,
maka Anda tidakakan tertarikpada hasilnyadantidak
mungkin bahwaAndaakan dapatmenempatkan
banyakenergi kreatif ke dalamide-ide barudan
menarik. Memilihmasalahyang menarik minat Anda,
ataumencari cara untukmenambah gairahuntuk
masalahmenarikakan membantu.Hal-hal yang
mempengaruhi Emotional Block:
1) Fear of Making Mistakes rasa takut membuat
kesalahan atau tidak mau mengambil resiko, ini
mungkin terjadi dikarenakan latar belakang keluarga
45

yang terlalu keras sehingga mempengaruhi mental


seseorang dalam bertingkah laku.
2) Insecurity perasaan tidak nyaman, terjadi karena
kekecewaan seseorang terahadap sesuatu hal
sehingga merasa tidak nyaman terhadap hal
tersebut, dan adanya paranoid dalam dirinya.
3) Fear of Change rasa takut akan perubahan, banyak
orang menolak adanya suatu perubahan
dikarenakan adanya perasaan kenyamanan dan
terdapat keuntungan-keuntungan dalam status quo.
Kemajuan merupakan kata yang merdu.Tetapi
perubahanlah penggeraknya dan perubahan
mempunyai banyak musuh.(Robert F. Kennedy).

Kita takut untuk dengan rendah hati menghadapi


kebenaran tentang diri kita sendiri. Kebenaran akan
memerdekakan kita, tetapi sering kali kebenaran
lebih dulu membuat kita sakit. Rasa takut terhadap
apa yang mungkin kita temukan jika kita dengan
jujur mengakui berbagai cacat, telah membuat kita
tetap tinggal di dalam penjara penyangkalan.
Pertumbuhan sering kali menyakitkan dan
menakutkan.Tidak ada pertumbuhan tanpa
perubahan; tidak ada perubahan tanpa ketakutan
atau kehilangan; dan tidak ada kehilangan tanpa
rasa sakit.Setiap perubahan menimbulkan suatu
macam kehilangan.Anda harus membiarkan cara-
cara lama untuk mengalami yang baru. Kita takut
kehilangan cara-cara lama, bahkan seadainya cara-
cara lama kita menipu diri sendiri, karena, seperti
46

sepasang seaptu yang jebol , sepatu tersebut tidak


nyaman dan terbiasa dipakai.
1) Fear of Being Criticize rasa takut terhadap suatu
kritikan, hal ini terjadi karena seseorang merasa
pendapatnya tidak sesuai dengan dengan pemikiran
orang lain sehingga orang tersebut tidak mau
mengeluarkan pendapatnya dan adanya rasa
kurang percaya diri terhadap gagasannya.
2) Ambiguity adanya dua makna dan tidak dapat
menghadapi dan bertoleransi terhadap hal itu, ini
karena seseorang berpatokan pada suatu hal.
3) Over Motivation terlalu semangat, ini bisa terjadi
karena keoptimisan yang berlebih membuat
seseorang bertindak tidak rasional dan adanya
semangat yang terlalu berlebihan membuat
seseorang merasa kaget ketika telah mencapainya
berbeda dengan ekspetasi dirinya.
4) Difficulty in Visualisationsusah memvisualisasi
sesuatu karena seseorang kurang mampu untuk
berimijinasi, kurangnya wawasan, mendapatkan
informasi yang kurang akurat.
5) More Judgemental lebih suka menghakimi, ada dua
alasan untuk kecenderungan menyalahkan orang
lain. Pertama adalah pertahanan Ego: mencari
kesalahan diri sendiri lebih menyakitkan daripada
mencari kesalahan orang lain. Kedua bersifat
perseptual : kita akan jauh lebih menyadari
sumbangan orang lain terhadap masalah yang
terjadi daripada kontribusi diri kita sendiri, karena
sumbangan mereka terasa lebih nyata.
47

Contoh : farhat abbas yang suka mengkritik orang


lain tanpa memberikan solusi sehingga egonya itu
tidak memberikan hal positif bagi orang lain yang
menjadikan hambatan baginya untuk bertindak
kreatif.
d. Hambatan Internal
Blokbudaya atauhambatandapatberada di
bawahpengaruh sosial.Pertama, individuyang
merupakan anggotasuatu kelompokmungkin
dipengaruhi olehsituasi kelompok. Kedua, anggota
kelompokdapatdipengaruhi olehanggotalain
denganprestise. Terakhir, salah satu anggota dapat
mempengaruhipenilaiandarianggotalain(dalam hal
initidak adaefekprestise).
Sedangkankesesuaianmengharuskankita
bertindakdengan cara tertentuoleh adat,
kreativitasmensyaratkan bahwacarainiditantangdan,
jika perlu, diubah.
Blokbudayadapat diringkasdalam dua kata:
penekanankesesuaian. Dalam hal ini menjadi
seseorang yang berbeda sangat tidak nyaman.Kita
belajarbahwa itubagus untuk menjadibenar,
logisdan praktis untuk mengikuti
aturandanmenghindari kesalahan.Diperlukan sikap
yang melanggar untuk semuanorma-norma ini
untuk berpikir kreatif.Hal-hal yang mempengaruhi
Cultural Block :
1) Ada tanggapan alasan itu benar dan intuisi itu
salah
48

Banyak yang beranggapan bahwa alasan dapat


disertai dengan bukti-bukti sedangkan intuisi hanya
berasal dari kata hati.
2) Bekerja dan bermain tidak dapat dicampur
Orang yang beranggapan bahwa bermain akan
merusak konsentrasi/ kefokusan bekerja.
Contoh : pada film THE INCRIDIBLE HULK yang garis
besar nya adalah seorang ayah yang menghabiskan
hidupnya di lab militer yang membuat pikiran nya
depresi kemudian dia melakukan KDRT kepada
istrinya dan bahkan menyuntikkan serum berbahaya
kepada anaknya dan menjadikan anaknya seorang
monster.
e. Hambatan Lingkungan
Setiap kali kitaberbicaratentang bloklingkungan,
kitaumumnyamengacu
padamasalahyangdiciptakanoleh budayaAnda
tinggaldanlingkungan sekitarAnda. Beberapa
masalahbloklingkungandapat disebabkanoleh
klienmisalnya. Hal ini tidakselalu mudahuntuk
berurusandengan blokyang disebabkanoleh orang
lain, tetapikomunikasibiasanyakuncidalam
memecahkanmasalah tersebut.Hal-hal yang
mempengaruhi Enviromental Block :
1) Boss Idea is The Best atasan itu selalu benar , ini
bisa terjadi karena seseorang mempunyai rasa takut
jika pendapatnya dianngap salah atau melawan.
2) Distraction Kebingungan, dikarenakan tidak dapat
menentukan suatu piliahan dan merasa bimbang
terhadap apa yang akan ia lakukan.
49

3) Over Reliance on Expert bergantung pada ahli-ahli,


ini mungkin terjadi karena tidak percaya diri
terhadap gagassannya, merasa nyaman terhadap
ahlinya, dan acuh terhadap suatu hal.
4) Compulsion Toward Conformity keharusan untuk
menyesuaikan dengan lingkungan, hal ini mungkin
bisa terjadi dikarenakan adanya suatu paksaan ada
setempat dan juga agar bisa diterima oleh
lingkungan sekitar.
Contoh : suku Baduy, dimana mereka diikat oleh
lingkungan adat yang diharuskan untuk tidak boleh
menerima modernisasi
8. Cara-cara Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif
a. Pengertian Berfikir Kreatif
Orang berfikir kreatif karena adanya keinginan yang
kuat pada pribadinya untuk menghasilkan suatu
kemajuan, akibat dari adanya dorongan untuk
berprestasi yang tinggi serta adanya kesadaran akan
pentingnya sesuatu yang baru tersebut.
b. Ciri Berfikir Kreatif
Menurut Denny dan Davis:
1) Fleksibel, artinya luwes, tidak kaku harus mau
menerima ide orang lain.
2) Tidak konvensional, artinya tidak lugu / apa adanya.
3) Eksentrik (aneh), artinya mempunyai pola pikir yang
berbeda dengan orang lain.
4) Bersemangat, artinya mempunyai antusias yang
tinggi
5) Berpusat pada diri sendiri
6) Berdedikasi, artinya memiliki keteguhan yang tinggi
50

7) Intelegen, artinya memiliki pemilihan yang tinggi


c. Sifat Berfikir Kreatif
Berdasarkan analisis faktor, Builford menemukan lima
sifat yang menjadi kemampuan berfikir kreatif:
1) Fluency (kelancaran)
Kemampuan untuk menghasilkan gagasan
2) Flexibilty (keluwesan)
Kemampuan untuk mengemukakan bermacam-
macam pemecahan atau pendekatan
3) Originality (Keaslian)
Kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan
cara-cara yang asli, tidak klise
4) Elaboration (Perumusan Kembali)
Kemampuan untuk menguraikan kemampuan secara
terinci
5) Redefinition (Perumusan Kembali)
Kemampuan untuk meninjau suatu persoalan
berdasarkan perspektif yang berbeda dengan apa
yang sudah diketahui oleh banyak orang.
d. Tahap-tahap Berfikir Kreatif
Dalam berfikir kreatif, terdapat tahap-tahap yang
dilalui, mulai dari persiapan sampai dengan di peroleh
hasil pemikiran. Menurut Rowlinson, berfikir kreatif
melewati tahapan sebagai berikut:
1) Tahap Persiapan
Tahap untuk memperoleh fakta tentang persoalan
yang akan dipecahkan.
2) Tahap Usaha
Tahap dimana individu menerapkan cara berfikir
divergen(menyebar). Pada tahap ini, diperlukan
51

usaha yang sadar untuk memisahkan produksi ide


dengan menunda lebih dahulu adanya penilaian
terhadap ide-ide yang muncul.
3) Tahap Inkubasi
Tahap dimana individu seakan-akan meninggalkan
(melepaskan diri) dari persoalan dan
memasukannya kedalam bawah sadar
(mengeraminya), sedangkan kesadarannya
memikirkan hal-hal yang lain.
4) Tahap Pengertian
Tahap diperolehnya insight atau yang bisa disebut
aba crlibnis. Ciri khas pada tahap ini adalah adanya
surat penerangan (iluminasi) yang mendadak
menyadarkan orang akan ditemukanya jawaban.
5) Tahap Evaluasi
Pada tahap ini ide-ide yang dihasilkan diperiksa
dengan teliti serta dengan kritis memisahkan ide-ide
yang kurang berguna, tidak sesuai ataupun yang
terlalu mahal biayanya bila dilaksanakan.
e. Identifikasi Kreatifitas
Berdasarkan penelitian, kreatifitas dapat
diidentifikasikan menjadi tiga tipe:
1) Menciptakan
Proses membuat sesuatu yang tidak ada menjadi
ada.
2) Memodifikasi
Mencari cara untuk membentuk fungsi-fungsi baru
atau menjadikan sesuatu yang berbeda.
52

3) Mengkombinasikan
Menggabungkan dua hal atau lebih yang
sebelumnya tidak saling berhubungan.
Orang yang kreatif tidak takut dengan sempitnya
lapangan kerja, karena orang yang kreatif dapat
menciptakan lapangan kerja untuk dirinya sendiri
maupun orang lain.
9. Kreatvitas dan Kewirausahaan
Setelah sebelumnya kita sudah membahas apa itu
pengertian kewirausahaan dan wirahusaha yang tentu
hal itu tidak cukup untuk membuat kita menjadi seorang
wirausahaan karna kita butu informasi yang lebih dalam
lagi, sehingga pada kesempatan kali ini kami bermasud
untuk membahas tentang pemikiran kewirausahaan,
kreativitas, dan inovasi sebagai bekal utama untuk
terjung ke dunia wirausaha. Silahkan simak materi
berikut ini.

Pemikiran kewirausahaan, kreativitas, dan Inovasi


53

Pemikiran kewirausahaan, kreativitas, dan Inovasi

Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat


kombinasi-kombinasi baru atau hubungan-hubungan
baru antar unsur, data, variabel yang sudah ada
sebelumnya. Kemampuan untuk memecahkan suatu
masalah dan memanfaatkan suatu peluang didasari oleh
sifat kreativitas dari para pengelolanya, yaitu
kemampuan untuk menciptakan gagasan baru dan
menemukan cara baru dalam menyikapi masalah dan
memanfaatkan peluang. Sedangkan inovasi adalah
kemampuan untuk menerapkan gagasan-gagasan baru
atau pemecahan kreatif terhadapberbagai masalah dan
dalam memanfaatkan peluang. Pengertian kreativitas
dan inovasi secara singkat sering
dianalaogkan :creativity thinking new things,
innovations = doing new things.
Kreativitas tidak selalu dihasilkan dari sesuatu yang
tidak ada sering sekali merupakan perbaikan dari
sesuatu yang telah ada.Sering juga gagasan baru timbul
secara kebetulan yang penting untuk dipahami mengapa
kreativitas dan inovasi tersebut merupakan cirri-ciri yang
melekat kepada wirausaha.
Seperti kita ketahui wirausaha merupakan sumber
pemikiran kreatif dan inovasi. Bagaimana alam pikiran
seseorang wirausaha sehingga menjadi sumber
kreativitas dan inovasi?
a. Seorang wirausaha selalu mengimpikan gagasan baru.
b. Selalu mencari peluang baru atau mencari cara baru
menciptakan peluang baru.
54

c. Selalu berorientasi kepada tindakan.


d. Seorang pemimpi besar, meskipun mimpinya tidak
selalu cepat direalisasikan.
e. Tidak malu untuk memulai sesuatu, walau dari skala
kecil.
f. Tidak pernah memikirkan untuk menyerah, selalu
mencoba lagi.
g. Tidak pernah takut gagal.
Ditinjau dari aspek kreativitas dan inovatif seorang
wirausaha sering diidentifikasikan sebagai orang yang
secara sistematis menerapkan kreativitas / gagasan
baru. Ada yang berpendapat bahwa sifat kreativitas
adalah sifat bawaan sehingga tidak dapat diajarkan
kepada orang lain yang tidak mempunyai sifat bawaan
tersebut.
Akan tetapi, kebanyakan para ahli berpendapat bahwa
pada dasarnya setiap orang adalah kreatif artinya setiap
orang dilahirkan membawa potensi sifat-sifat kreativitas,
akan tetapi orang menjadi tidak kreatif karena factor
lingkungan dan kesalahan-kesalahan cara berpikir.
Kesalahan cara berpikir yang merupakan belenggu
mental untuk berpikir secara kreatif, antara lain :
a. Selalu mempunyai jawaban yang benar, sehingga tidak
pernah menganggap bahwa ada kemungkinan beberapa
jawaban yang benar.
b. Memfokuskan berpikir secara logis, tetapi jika terlalu
memfokuskan kepada berpikir logis akan menghambat
berpikir kreatif.
c. Mentaati peraturan secara menyeluruh, sehingga
mematikan prakarsa-prakarsa.
55

d. Spesialisasi berlebihan, sehingga tidak mengetahui aspek


lasin/bidang lain selain yang ditekuni.
e. Takut dikatakan tidak kreatif atau bodoh, sehingga tidak
berani mengemukakan pendapat.
f. Takut berbuat salah dan gagal.
g. Rasa rendah diri.
Kiat-Kiat Untuk Menjadi Kreatif
Beberapa kiat / kebajikan untuk medorong kreativitas
bagi seluruh sumber daya manuasia dalam organisasi,
antara lain :
a. Kreativitas harus dipandang sebagai suatu kebutuhan
perusahaan.
b. Mempunyai sikap toleransi terhadap keberhasilan atau
kegagalan.
c. Mendorong sikap keingintahuan.
d. Menyikapi masalah sebagai tantangan.
e. Mengadakan pelatihan-pelatihan kreativitas secara
teratur.
f. Menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk
terlaksananya kegiatan yang kretaif.
g. Memberikan penghargaan bagi kreativitas yang berhasil.
h. Membuat model-model teknik mengembangkan
kreativitas untuk dipelajari untuk perorangan maupun
kelompok.
Kiat-kiat untuk mendorong kreativitas disosialisasikan
kepada sumberdaya manusia dalam perusahaan
sehingga semua memahaminya.Perlu dipahami bahwa
kebiasaan sehari-hari pada umumnya cara berpikir kita
dalam memecahkan masalah mempergunakan pikiran
yang logis dengan pendekatan yang bersifat bertahap.
56

Menurut ahli cara berpikir demikian mempergunakan


otak sebelah kiri yang fungsinya untuk berpikir secara
logis. Otak sebelah kanan fungsinya berpikir secara
lateral atau berpikir secara intuitif, tidak terstruktur.
Proses mempersiapkan kreativitas
Masih banyak metode untuk mengembangkan
kreativitas, akan tetapi ada satu hal yang dipahami
bahwa gagasan baru biasanya tidak timbul begitu saja
memerlukan suatu proses atau akibat sutu proses
kreatif, sehingga perlu dipahami bagaimana proses
suatu kreativitas dapat terjadi. Akan tetapi yang sering
dianjurkan melalui proses adalah :
a. Persiapan.
b. Penelitian / Investigasi
c. Transpormasi
d. Inkubasi
e. Iluminasi
f. Verifikasi
g. Implementasi
10.............................................Cara Pengukuran Kreativitas
Kreativitas atau bakat kreatif dapat diukur secara
langsung dan tidak langsung, dan dapat menggunakan
metode tes dan non- tes.Ada alat untuk mengukur ciri-
ciri kepribadian kreatif, dan dapat pula dilakukan
pengamatan langsung terhadap kinerja kreatif.Untuk
mengukur kemampuan intelektual umum, tes individual
lebih cermat, tetapi lebih banyak memakan waktu dan
biaya. Yang sudah digunakan di Indonesia adalah tes
Stanford-Binet dan Wechsler intelligence Scale for
Children. Tes inteligensi kelompok lebih efisien dalam
57

ukuran waktu dan biaya.Keterbatasannya adalah kita


tidak tahu apakah prestasi anak sudah optimal. Di
Indonesiayang sudah banyak digunakan adalah tes
Progressive Matrices, Culture-Fair Intelligence Test dan
Tes Inteligensi Kolektif Indonesia yang khusus
dikontruksi untuk Indonesia.
Tes Potensi Akademik (TPA) yang khusus dirancang
untuk Indonesia, dapat digunakan untuk mengukur
bakat akademik, misalnya sejauh mana seseorang
mampu mengikuti pendidikan tersier.Tes untuk
mengukur bakat kepemimpinan belum banyak
digunakan di Indonesia, demikian pula tes untuk
mengukur bakat dalam salah satu bidang seni atau
bakat psikomotorik. Tes yang digunakan di luar negeri
yang mengukur kreativitas adalah tes dari Guilford yang
mengukur kemampuan berpikir divergen, dengan
membedakan aspek kelancaran, kelenturan,
orisionalitas dan kerincian dalam berpikir.
Selain tes dari Guilford, juga ada tes Torrance yang
digunakan untuk mengukur berpikir kreatif (Torrance
Test of Creative Thinking) dan digunakan mulai usia
prasekolah sampai tamat sekolah menengah.TTCT ini
mempunyai bentuk verbal dan figural. Tes ini telah
digunakan di Indonesia untuk tujuan penelitian. Tes
yang khusus di konstruksi di Indonesia ialah Tes
Kreativitas Verbal (Utami Munandar,1977). Tes ini
disusun berdasarkan model Struktur Intelekdari Guilford,
dengan dimensi operasi berpikir divergen, dimensi
konten, dimensi berpikir verbal, dan berbeda dalam
dimensi produk. Untuk setiap kategori produk ada satu
58

sub-tes. Ada enam sub-tes, yaitu permulaan kata,


menyusun kata, membentuk kalimat tiga kata, sifat-
sifatyang sama, macam-macam penggunaan, dan apa
akibatnya. Setiap sub-tes terdiri dari empat butir. Pada
bentuk parallel (ada dua bentuk) hanya dua butir. Tes ini
seperti tes Guilford mengukur kelancaran,
kelenturan, orisionalitas, dan elaborasi dalam
berpikir.
Tes Kreativitas Figural diadaptasi dari Torrance
Circles Test, dan dibukukan untuk umur 10-18 tahun
oleh Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. TKF kecuali
mengukur aspek kreativitas tersebut di muka, juga
mengukur kreativitas sebagai kemampuan untuk
kombinasi antara unsur-unsuryang diberikan.Skala Sikap
Kreatif yang juga khusus disusun di Indonesia mengukur
dimensi efektif dari kreativitas, yaitu sikap kreatif, yang
dioperalisasi dalam tujuh dimensi. Skala ini disusun
untuk anak SD dan SMP. Skala Penilaian Anak Berbakat
oleh Guru disusun oleh Renzulli dan terdiridari empat
sub-skala, yaitu untuk mengukur fungsi kognitif
(belajar), motivasi, kreativitas dan kepemimpinan.
Sama dengan inteligensi, pengukuran kreativitas bisa
diobyektifkan. Yaitu dengan memberikan suatu hal
(misalnya: pensil) untuk merangsang pemikiran manfaat
dari benda tsb. (misalnya: untuk menulis, menggambar,
mengorek, menggaris, melempar, batas halaman buku,
mencungkil, dsb.). Makin banyak alternatif yang bisa
dikembangkan, makin tinggi skornya, yang juga berarti
makin kreatif. Skor kreativitas itu dinamakan CQ
(creative quotient), yang diperoleh juga dengan cara
59

membandingkan prestasi seseorang dengan kelompok


sebayanya.
a. Contoh Alat Ukur Kreativitas
Tes yang mengukur kreativitas secara langsung,
sejumlah tes kreativitas telah disusun,diantaranya tes
dari Torrance untuk mengukur pemikiran kreatif
(Torrance Test of Creative Thingking : TTCT) yang
mempunyai bentuk verbal dan bentuk figural.
Tes terbaru yang sudah diadaptasi untuk
Indonesia,yaitu tes lingkaran(circles test) dari Torrance.
Tes ini pertama kali digunakan di Indonesia oleh Utami
Munandar (1977) dalam penelitian untuk disertasinya
Creativity and Education, guna membandingkan ukuran
kreativitas verbal dengan ukuran kreativitas
figural.Kemudian tahun 1988 Jurusan Psikologi
Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
melakukan penelitian standarisasi tes lingkaran,dan tes
ini kemudian disebut tes kreativitas figural.Ditentukan
nilai baku untuk usia 10 sampai dengan 18 tahun.
Tahun 1977 diperkenalkan tes kreativitas pertama yang
khusus dikonstruksikan untuk Indonesia,yaitu Tes
Kreativitas Verbal oleh Utami Munandar,berdasarkan
konstruk Model Struktur Intelek dari Guilford.
Tes yang mengukur Unsur-unsur kreativitas,
Kreativitas merupakan suatu konstruk yang multi-
dimensional,terdiri dari berbagai dimensi, yaitu dimensi
kognitif (berfikir kreatif), dimensi afektif (sikap dan
kepribadian),dan dimensi psikomotor (keterampilan
kreatif).Masing-masing dimensi meliputi berbagai
kategori,seperti misalnya dimensi kognitif dari
60

kreativitas-berfikir divergen-mencakup antara lain,


kelancaran, kelenturan dan orisinilitas dalam
berfikir,kemampuan untuk merinci (elaborasi) dan
lain-lain.Untuk masing-masing unsur dikonstruksi tes
tersendiri, misalnya untuk orisinalitas. Beberapa contoh
tes yang mengukur orisinalitas adalah : tes menulis
cerita. Tes penggunaan batu bata yang meminta subjek
untuk memikirkan berbagai macam penggunaan yang
tidak lazim untuk batu bata,tes purdue yang biasanya
digunakan dikawasan industry juga meminta subjek
untuk memberi macam-macam gagasan untuk
penggunaan benda-benda yang berkaitan dengan
industry.
Tes yang mengukur ciri kepribadian kreatif, dari
berbagai hasil ditemukan paling sedikit 50 ciri
kepribadian yang berkaitan dengan kreativitas.Dari ciri-
ciri ini disusun skala yang dapat mengukur sejauh mana
seseorang memiliki ciri-ciri tersebut.Beberapa tes
mengukur ciri-ciri tersebut.Beberapa tes mengukur ciri-
ciri khusus,diantaranya adalah:
1) Tes mengajukan pertanyaan,yang merupakan bagian
dari tes Torrance untuk berfikir kreatif dan dimaksudkan
untuk mengukur kelenturan berfikir.
2) Tes Risk Taking,digunakan untuk menunjukkan dampak
dari pengambilan risiko terhadap kreativitas.
3) Tes Figure Preference dari Barron-Welsh yang
menunjukkan prefensi untuk ketidakteraturan,sebagai
salah satu cirri kepribadian kreatif
4) Tes Sex Role Identity untuk mengukur sejauh mana
seseorang mengidentifikasikan diri dengan peran jenis
61

kelaminnya.Alat yang sudah digunakan di Indonesia


ialah Ben Sex Role Inventory.
Untuk mengatasi keterbatasan dari paper and pencil
test untuk mengukur kreativitas,dirancang beberapa
pendekatan alternatif:
1) Daftar periksa (Checklist) dan Kuisoner, alat ini disusun
berdasarkan penelitian tentang karakteristik khusus
yang dimiliki pribadi kreatif.
2) Daftar pengalaman, teknik ini menilai apa yang telah
dilakukan seseorang dimasa lalu. Beberapa studi
menemukan korelasi yang tinggi antara laporan diri
dan prestasi kreatif dimasa depan.Format yang paling
sederhana meminta seseorang menulis autobiografi
singkat, yang kemudian dinilai untuk kuantitas dan
kualitas prilaku kreatif.
3) Bagian dari berfikir kreatif. Asumsi kita adalah bahwa
kreatif proses yang bergerak salah satunya karena
suatu masalah telah teridentifikasi atau karena orang
berlomba-lomba untuk menghasilkan sesuatu yang
sebelumnya dianggap belum ada dan tidak
mungkin,atau karena seseorang ingin mengetahui apa
yang mungkin jika suatu aktifitas telah berjalan,orang
kemudian harus mulai berfikir tentang berbagai arah
tujuannya.
b. Macam-macam Pengukuran Kreativitas
1) PENGUKURAN KREATIVITAS BERPIKIR
Guilford merupakan salah seorang ahli yang
berusaha mengembangkan instrumen yang diperlukan
untuk mengukur kreativitas berpikir.Temuan baru
Guilford merupakan kemajuan penting dalam psikologi
62

dan pendidikan di mana kreativitas berpikir dapat


diukur dan memungkinkan dihubungkan dengan
gejala-gejala kejiwaan lainnya.Terdapat dua hal yang
dapat disimpulkan dari instumen kreativitas berpikir
yang dikembangkan oleh Guilford.
a) Peserta didorong untuk memberikan penampilan
maksimum dalam menjawab butir-butir instrumen.
Oleh karenanya, instrumen yang dipakai untuk
mengukur kreativitas berpikir merupakan instrumen
jenis tes yang dikenal dengan tes kreativitas
berpikir.
b) Peserta tes tidak memberikan respons atas
alternatif yang sudah disediakan, tapi harus
memproduksi sendiri jawaban atas persoalan yang
diajukan. Oleh karenanya, Guilford menyebut
kreativitas berpikir dengan kemampuan
memproduksi secara divergen (divergent production
abilities).
Tes kreativitas berpikir mengacu kepada model
struktur intelektual Guilford.Dari segi operasi, tes
kreativitas berpikir mengukur kemampuan berpikir
divergen.Dari segi konten, proses berpikir divergen
mengolah bahan berupa figural dan simbol. Sedang
dari segi produk, proses berpikir divergen yang
mengolah bahan berupa figural dan simbol akan
menghasilkan produk berupa unit, kelas, hubungan,
sistem, transformasi dan implikasi. Contoh butir-butir
tes kreativitas berpikir, adalah sebagai berikut :
a) Dari bangun berikut buatlah sebanyak mungkin
gambar! (waktu Anda 1 menit).
63

b) Buatlah sebanyak mungkin kata dengan huruf awal


L dan huruf akhir N! (waktu Anda 1 menit).
c) Buatlah sebanyak mungkin gambar dengan
mengkombinasikan bangun berikut! (waktu Anda 1
menit)
d) Terdapat beberapa benda sebagai berikut :
Anak panah
Lebah
Buaya
Ikan
Layang-layang
Perahu
Dengan menuliskan huruf depannya saja, tentukan
:
Yang dijumpai di udara
Yang dijumpai di air
Binatang
Punya ekor
(waktu Anda 1 menit)
e) Terdapat lima angka yaitu 1, 2, 3, 4, dan 5.
Kombinasikan beberapa angka yang kalau
dijumlahkan hasilnya 7 sebanyak mungkin (waktu
Anda 1 menit).
f) Terdapat empat bangun sebagai berikut:
Kombinasikan dengan berbagai cara untuk
membentuk objek sebanyak mungkin dan
namailah objek itu (waktu Anda 1 menit).
Misalnya:Wajah
64

g) Buatlah kalimat dengan petunjuk huruf berikut


sebanyak mungkin (waktu Anda 1 menit)
M ------ E ------ P
Misalnya : Mengapa engkau pergi.
h) Dari gambar berikut, buanglah tiga garis sehingga
membuang dua kotak.

i) Buatlah sebuah kotak dan hiasilah sehingga


menjadi lebih bagus.
j) Ada dua persamaan : B C = D dan Z = A + D.
Kembangkan sebanyak mungkin persamaan baru
berdasarkan kedua persamaan tersebut! Misalnya :
BC=ZA
Perhitungan skor kreativitas berpikir
Dalam perhitungan skor, jawaban peserta tes atas
butir-butir pertanyaan kreativitas berpikir diubah ke
dalam skor kreativitas berpikir dengan cara tertentu.
Pengukuran kreativitas berpikir dilakukan dengan
meminta peserta tes membuat jawaban sebanyak
mungkin atas butir-butir tugas dalam waktu yang
ditentukan.Untuk dapat diubah menjadi skor, jawaban
diinterpretasikan dalam kelancaran, keluwesan dan
keaslian. Menurut Ellis dan Hunt (1993 : 280), Woolfolk
dan Nicolich (1984 : 144), Good dan Brophy (1990 :
617), Winkel (1996 : 143) dan Rakhmat (1999 : 75),
respons peserta tes akan diinterpretasikan
berdasarkan tingkat kelancaran (fluency), keluwesan
(flexibility) dan keaslian (originality) proses berpikir.
65

Skor kreativitas berpikir adalah skor gabungan dari


ketiga unsur.
Kelancaran menjawab berhubungan dengan
kemampuan menghasilkan banyak gagasan alternatif
pemecahan masalah dalam waktu yang singkat.Unsur
ini mengukur kemampuan menguraikan banyak
alternatif pemecahan masalah.Oleh karenanya
kemampuan ini berhubungan dengan arus ide.
Menurut Good dan Brophy (1999 : 75), kelancaran
adalah kemampuan menghasilkan banyak gagasan
pemecahan masalah dalam waktu singkat. Hal yang
sama dinyatakan oleh Rakhmat (1999 : 75),
kelancaran adalah kemampuan menyebutkan
sebanyak mungkin.
Kelancaran tidak hanya berhubungan dengan
jumlah jawaban, tapi juga kesesuaian jawaban dengan
masalahnya.Tes kreativitas berpikir mendorong
peserta tes menyebutkan sebanyak mungkin jawaban
dalam waktu tertentu dan skor diberikan dengan
menghitung jumlah semua respons yang sesuai
dengan masalahnya. Menurut Ellis dan Hunt (1993 :
280), kelancaran adalah kemampuan menguraikan
banyak alternatif pemecahan masalah sesuai dengan
perangkat yang dipersyaratkan. Sedang menurut
Munandar (1992 : 49), kelancaran adalah kemampuan
memberikan banyak jawaban. Jawaban yang diberikan
hendaknya disesuaikan dengan masalahnya.Bukan
hanya kuantitatas yang diperhatikan, tapi juga
kualitasnya.
66

Keluwesan adalah kemampuan yang berhubungan


dengan kesiapan mengubah arah atau memodifikasi
informasi.Keluwesan berhubungan dengan
kemampuan mengubah dengan mudah pendekatan
pemecahan masalah yang digunakan jika masalah
atau kondisi baru membutuhkan pendekatan baru.
Menurut Good dan Brophy (1990 : 617), keluwesan
dapat mengubah dengan mudah pendekatan
pemecahan masalah yang digunakan, jika masalah
atau kondisi baru membutuhkan pendekatan atau
perspektif baru. Pendapat sama dikemukakan oleh
Ellis dan Hunt (1993 : 280) yang menyatakan bahwa
keluwesan adalah kemampuan mengubah pendekatan
dalam pemecahan masalah. Di samping itu, keluwesan
memungkinkan seseorang melihat suatu masalah dari
berbagai sudut tinjauan. Menurut Munandar (1992 :
49), keluwesan adalah kemampuan melihat masalah
dari berbagai sudut tinjauan.
Dalam tes kreativitas berpikir, keluwesan ditandai
oleh jumlah golongan jawaban yang berbeda.Kadar
keluwesan diukur dengan menghitung jumlah kategori
respons yang berbeda.Peserta tes diminta
memberikan respons sebanyak mungkin, lalu skor
keluwesan diberikan pada jumlah kategori atau
golongan respons.Skor diberikan atas jawaban yang
menunjukkan keragaman atau variasi. Menurut
Woolfolk dan Nicolich (1984 : 144), keluwesan diukur
dengan menghitung jumlah kategori respons yang
berbeda.
67

Keaslian membuat seseorang mampu mengajukan


usulan yang tidak biasa atau unik dan mampu
melakukan pemecahan masalah yang baru atau
khusus. Dengan kata lain, keaslian adalah kemampuan
untuk menghasilkan jawaban yang jarang diberikan
oleh peserta tes. Jawaban original adalah jawaban
yang jarang diberikan oleh anak-anak lain. Keaslian
mengukur kemampuan peserta tes dalam membuat
usulan yang tidak biasa atau unik. Menurut Winkel
(1996 : 143), jawaban mempunyai orisinalitas apabila
sangat sedikit orang yang menghasilkan pikiran
seperti itu. Woolfolk dan Nicolich (1984 : 144)
memberikan kriteria mengenai keaslian. Respons yang
orisinal menurutnya diberikan oleh lebih sedikit dari 5
atau 10 dari 100 peserta pengambil tes.Ada pendapat
yang memberikan kriteria lebih spesifik. Menurutnya,
respons yang diberikan oleh 5 % dari kelompok
bersifat tidak biasa, dan respons yang hanya diberikan
oleh 1 % dari kelompok bersifat unik.
2) PENGUKURAN KREATIVITAS UNTUK ANAK PRASEKOLAH
Menurut Prof. Dr. Sukarni Catur Utami Munandar,
Dipl. Psych., untuk menjadi individu kreatif, dibutuhkan
kemampuan berpikir yang mengalir lancar, bebas, dan
ide yang orisinal yang didapat dari alam pikirannya
sendiri. Berpikir kreatif juga menuntut yang
bersangkutan memiliki banyak gagasan. Agar anak
bisa berpikir kreatif, ia haruslah bisa bersikap terbuka
dan fleksibel dalam mengemukakan gagasan. Makin
banyak ide yang dicetuskannya menandakan makin
kreatif si anak.Untuk mengetahui sejauh mana tingkat
68

kreativitas seorang anak, pakar pendidikan ini


berupaya mengembangkan Tes Kreativitas Verbal
dan Figural.Tes kreativitas verbal dilakukan pada
anak berusia minimal 10 tahun karena dianggap sudah
lancar menulis dan kemampuan berbahasanya pun
sudah berkembang. Sedangkan tes kreativitas figural
dilakukan terhadap anak mulai usia 5 tahun.
Adapun unsur penilaian berfikir kreatif adalah
sebagai berikut :
a) Fleksibel: Anak mampu memberikan jawaban yang
berbeda-beda. Untuk gambar lingkaran, contohnya,
anak mengasosiasikannya sebagai piring, bulan,
bola, telur dadar dan sebagainya. Anak juga diminta
untuk membuat sebanyak mungkin objek mati
maupun hidup pada gambar lingkaran tadi. Namun,
tes kreativitas ini bukan dimaksudkan sebagai tes
menggambar, melainkan sebagai tes gagasan,
sehingga unsur "keindahan" tidak diprioritaskan.
b) Orisinalitas: Anak mampu memberikan jawaban
yang jarang/langka dan berbeda dengan jawaban
anak lain pada umumnya. Dari bentuk lingkaran
yang sama, contohnya, anak mahir
menggambarkannya sebagai wajah orang.
c) Elaborasi: Anak mampu memberikan jawaban
secara rinci sekaligus mampu memperkaya dan
mengembangkan jawaban tersebut. Dia bisa
melengkapi gambar wajah tersebut dengan mata,
hidung, bibir, telinga, leher, rambut sampai
aksesoris semisal kalung dan jepit rambut. Makin
detail ornamen atau organ-organ yang
69

digambarkannya, berarti mencirikan ia anak yang


kreatif. "Jadi, anak yang kreatif tak sekadar
mengemukakan ide, tapi juga dapat
mengembangkan gagasan yang dilontarkannya,"
tandas Utami.
Untuk tes kreativitas figural, ada enam topik
pertanyaan yang diajukan, yaitu :
a) Tes Permulaan Kata
Misalnya kepada anak diberikan huruf "k" dan "a".
Kemudian ia diminta untuk membentuk sebanyak
mungkin kata yang bisa dibentuk dari kedua huruf
tadi. Umpamanya anak menjawab "kami", "kapal",
"karung" dan sebagainya.
b) Tes Membentuk Kata
Kepada anak diberikan kata tertentu, semisal
"proklamasi".Nah, berdasarkan kata tersebut anak
diminta membentuk kata-kata lain sebanyak
mungkin. Umpamanya anak akan menjawab
"kolam", "lama", "silam" dan lain-lain.
c) Tes Kalimat 3 Kata
Misalnya kepada anak diberi tiga huruf, yakni "a",
"m", dan "p". Lalu mintalah ia menyusun sebanyak
mungkin kalimat-kalimat yang diawali dari huruf-
huruf yang diberikan tadi, dengan urutan yang
boleh diubah-ubah. Umpamanya, jawabanya adalah
"Ani makan pisang" atau "Mana payung Anton".
d) Tes Kesamaan Sifat
Misalnya anak mendapat soal mengenai sifat bulat
dan keras.Anak dimita untuk memikirkan dan
menyebutkan sebanyak mungkin benda-benda yang
70

memiliki sifat/ciri-ciri tersebut.Jawabannya mungkin


adalah bola tenis, kelereng, roda kursi, dan
sebagainya.
e) Tes Penggunaan Tak Lazim
Contohnya, anak akan diberi benda yang
ditemuinya sehari-hari. Akan tetapi, ia justru diminta
untuk membuat sesuatu yang tak biasa dengan
benda tersebut. Umpamanya, ketika anak diberi
surat kabar, ia menggunakannya untuk membuat
kapal-kapalan, topi, bola, dan sebagainya, bukan
sebagai bahan bacaan.
f) Tes Sebab-Akibat
Anak mendapat pertanyaan mengenai situasi
tertentu yang dalam keadaan nyata tak pernah
terjadi. Nah, mintalah anak untuk menjawab apa
kira-kira akibatnya bila situasi tersebut betul-betul
terjadi. Dalam hal ini, anak dituntut untuk bebas
berimajinasi.Contohnya adalah pertanyaan, "Apa
jadinya bila semua orang di dunia ini pandai?" atau,
"Apa akibatnya jika setiap orang bisa mengetahui
pikiranmu?"
Menurut Utami, setiap tes tersebut terdiri dari 4
soal. Untuk tes pertama dan kedua, setiap soal
harus dijawab dalam waktu 2 menit.Sedangkan
untuk tes ketiga, diberikan waktu 3 menit untuk
setiap soal, sementara untuk tes berikutnya per soal
diberi durasi 4 menit.
Hasil akhir tes kreativitas ini sama halnya dengan
tes IQ, yakni berupa skor. Anak yang mencapai skor
90-110 berarti tingkat kreativitasnya rata-rata, skor
71

di bawah 80 dikategorikan sangat lamban,


sedangkan yang mampu mencapai skor 130 ke atas
tergolong sangat unggul. Namun dari pengalaman
Utami selama ini, hanya sedikit anak yang bisa
mencapai skor kreativitas yang tinggi.Kebanyakan
berada pada kisaran skor 90-100.Sebaliknya,
banyak sekali anak yang bisa mencapai skor tinggi
untuk tes IQ.Menurutnya, "Hal ini disebabkan
berpikir kreatif kurang dirangsang, sehingga anak
tak terbiasa berpikir bermacam-macam arah."Selain
pengukuran kreativitas yang sudah disebutkan, ada
juga pengukuran skala sikap kreatif yang lebih
menyangkut pada segi afektif. Menurut Utami, dari
berbagai penelitian ternyata kemampuan berpikir
kreatif belumlah cukup jika tanpa disertai sikap
kreatif. Tanpa sikap kreatif ini katanya produk kreatif
pun takkan terwujud. Jadi, berpikir kreatif itu sendiri
harus disertai ciri-ciri sikap kreatif sebagai berikut:
Terbuka terhadap pengalaman baru,
Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,
Tidak takut melakukan kesalahan ketika
mengemukakan ide,
Imajinatif, dan
Berani mengambil risiko terhadap langkah
yang diambil.

D. HUBUNGAN INTERPERSONAL
1. Pengertian Hubungan Interpersonal
a. Siagian (2000), hubungan antar manusia adalah
keseluruhan hubungan baik yang bersifat formal
72

maupun informal yang perlu diciptakan dan dibina


dalam suatu organisasi sedemikian rupa sehingga
tercipta team work yang intim dan harmonis dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
b. Effendy (1998), yaitu hubungan dalam arti luas dan
arti sempit.Dalam arti luas hubungan antar manusia
adalah interkomunikasi yang dilakukan oleh
seseorang kepada orang lain dalam segala situasi
dan di dalam semua bidang kehidupan, sehingga
menimbulkan rasa puas dan bahagia kepada kedua
pihak. Dalam arti sempit adalah interkomunikasi
yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain
secara langsung bertatap muka dalam suatu
organisasi kerja (work organization) dan dalam
berbagai situasi kerja (work situation) dengan tujuan
untuk menggugah kegairahan kerja dengan
semangat kerjasama yang produktif serta dengan
perasaan dan bahagia.
Jadi, Hubungan Interpersonal adalah Keseluruhan
hubungan baik yang bersifat formal maupun informal
yang dilakukan seseorang kepada orang lain dalam
berbagai situasi kerja dengan tujuan untuk
mengembangkan rasa bahagia dan rasa puas, serta
kegiatan untuk meningkatkan dan mengembangkan
hasil yang lebih produktif dan memuaskan.

2. Komunikasi Interpersonal dan Pengembangan Diri


Kehidupan manusia telah terintegrasikan dalam tata
kehidupan yang mengglobal.Akibat dari hal itu, terjadi
kondisi saling ketergantungan dan terjadi pula suasana
73

persaingan terbuka antar manusia, kelompok /


komunitas dalam masyarakat baik dalam upaya
memenuhi kebutuhan maupun untuk dapat berperan
dan diakui eksistensinya.Perkembangan sosial yang
demikian itu berimplikasi bahwa secara individual
manusia senantiasa mengembangkan dirinya, membina
dan mengembangkan potensi dan kemampuan dirinya
agar senantiasa dapat beradaptasi dengan lingkungan
yang terus berubah dan berkembang.
Seseorang mampu mengembangkan dirinya jikalau
orang itu senantiasa dapat melakukan analisa diri,
membina dan mengembangkan potensi diri serta upaya
yang dilakukan oleh seseorang untuk mengenal dirinya,
memahami eksistensi dirinya. Hal ini hanya dapat
dilakukan jikalau seseorang itu mau dan mampu
mengekspresikan dirinya untuk lebih peka dan terbuka
terhadap orang lain. Karena hanya dengan cara itu
masukkan, umpan balik yang bermakna bagi
pemecahan masalah diperoleh. Artinya seseorang itu
senantiasa harus melakukan interaksi dengan orang
lain, menjalin dan membina hubungan yang harmonis
dengan orang lainyang dipandang tepat dan mampu
untuk dijadikan tempat memperoleh umpan balik.
Dalam konteks ini komunikasi interpersonal memiliki
peranan penting.
Hubungan interpersonal sekalipun dalam bentuknya
sederhana akan tetapi merupakan proses yang
komplek. Menurut Gerungan (1991) ada tiga faktor
yang mendasari terjadi hubungan interpersonal, yaitu
imitasi, sugesti, dan simpati. Jika seseorang melakukan
74

interaksi dengan orang lain karena orang itu ingin


mencontoh ,meniru dan menjadikan dia sebagai
teladan, maka hubungan itu terjadi atas dasar imitasi.
Selanjutnya jikalau seseorang itu menjalin hubungan
karena terpengaruhi keberadaan orang lain maka
hubungan itu karena sugesti. Namun jikalau seseorang
menjalin hubungan dengan orang lain karena perasaan
tertarik, maka hubungan itu terjadi atas dasar simpati.
Terjadi hubungan interpersonal baik itu disebabkan
oleh imitasi, sugesti ataupun simpati, intensitas
interaksi yang terjadi yaitu : proses merasakan
memutuskan dan melaksanakan ditentukan oleh
beberapa hal , seperti : tujuan, suasana, peran dan
umpan balik yang diharapkan, tempat, situasi, dan
aturan. Selanjutnya Gerungan (1991) menjelaskan
bahwa hubungan interpersonal yang didasarkan oleh
faktor imitasi ataupun simpati lebih baik bila dibanding
dengan sugesti.
Jikalau seseorang mampu melakukan hubungan
interpersonal dengan baik dimana dia berada, maka
diapun senantiasa akan mampu melakukan komunikasi
interpersonal dengan baik pula. Artinya dia mampu
mendapatkan secara akurat umpan balik yang
diperlukan untuk memecahkan problema yang
dihadapi.
3. Komunikasi Interpersonal dalam Organisasi dan
Kegiatan Bisnis
Sesuai dengan bentuk dan sifat komunikasi
interpersonal , yaitu komunikasi antar pribadi yang
memerlukan kontak langsung dalam bentuk percakapan
75

maka komunikasi interpersonal yang dikembangkan


dalam organisasi dan kegiatan bisnis bertujuan untuk
membentuk pengertian / pemahaman yang lebih
mendalam terhadap sesuatu hal yang bersifat spesifik
serta untuk tujuan tertentu yang sifatnya spesifik pula.
Sebagai contoh : konsultasi, lobby yang dilaksanakan
oleh suatu organisasi biasanya diarahkan untuk
membentuk pengertian yang lebih mendalam tehadap
sesuatu hal untuk merubah sikap dan perilaku guna
kelancaran, pengambilan keputusanataupun
penyusunan program.
Komunikasi interpersonal juga dikembangkan dalam
sistem pemasaran, sebagaimana dilaksanakan oleh
para salesman, detailman untuk pemasaran produk-
produk tertentu serta dalam bisnis multilevel.Hal ini
semakin memperjelas pentingnya melakukan
komunikasi interpersonal. Kenyataan empirik
menunjukkan bahwa keberhasilan pengambilan
keputusan penyelesaian konflik lebih banyak karena
peran lobby demikian pula dalam hal pengembangan
organisasi dan kegiatan bisnis.
4. Tujuan Komunikasi Interpesonal
a. Meningkatkan produktivitas kerja personil organisasi
tersebut;
b. Mencegah timbulnya konflik, terutama konflik
interpersonal atau konflik antar pribadi pada kantor
yang biasanya berdampak terhadap kelangsungan
aktivitas organisasi;
c. Saling terjadi kepuasan antar yang terlibat dalam
komunikasi, artinya interaksi komunikasi berjalan
dengan baik tanpa rintangan; terjadi saling
76

pengertian, saling merasakan, saling menyadari


kebutuhan masing-masing baik biologis maupun
psikologis. (Sri Haryani, 1995:61)
5. Indikator Hubungan Interpersonal
a. Keterbukaan
Hubungan interpersonal yang baik diawali dari
sebuah keterbukaan antara suatu individu terhadap
individu yang lain. Sikap keterbukaan akan membuat
satu sama lain mengetahui apa yang dibicarakan
oleh suatu pihak sehingga masalah yang dialami bisa
dimengerti oleh orang yang menjadi jalinan
komunikasi interpersonal dan menemukan sebuah
solusi.
b. Loyalitas dan Toleransi kepada orang lain
Toleransi akan membuat orang lain merasa
nyaman kepada kita sehingga tercipta sebuah
komunikasi yang baik dan mampu menjalin
hubungan yang lebih baik. Tanpa membedakan
manusia secara agama, ras, suku, bangsa, warna
kulit, dan lain-lain, jelas hubungan interpersonal akan
terjalin dengan baik. Saling menghargai atas latar
belakang yang berbeda, menghormati perbedaan
yang ada akan membuat segala hambatan hubungan
interpersonal berjalan dengan lancar.
c. Kepercayaan kepada sesame
Hubungan interpersonal tidak akan terbangun
tanpa adanya kepercayaan satu sama lain antar
sesame atau ruang lingkup yang menjadi hubungan
interpersonal tersebut. Kepercayaan
akanmembangun sebuah kebersamaan yang tak
ternilai dan menjalin sebuah kerjasama dalam suatu
tim maupun dalam individu itu sendiri.
d. Menghormati Orang lain
77

Hampir sama dengan toleransi, menghormati


sesama merupakan hal yang utama dari sebuah
hubungan interpersonal. Individu menghormati
individu, kelompok, maupun khalayak lainnya akan
membuat hubungan interpersonal tercipta dengan
baik melalui terbangunnya sebuah citra baik yang
baik yang telah dibangun oleh individu tersebut.

E. KOMUNIKASI
1. Pengertian Komunikasi
Secara umum ada tiga komponen pokok yang
penting dalam komunikasi, yaitu (a) komunikator dan
komunikan, (b) Informasi / Pesan, (c) media, alat, cara,
metode dalam penyampaian informasi. Ketiga
komponen tersebut merupakan satu kesatuan dalam
proses komunikasi.
Menurut Astrid (1977) yang dimaksud komunikator
adalah individu atau kelompok yang mengambil
prakarsa ataupun yang sedang mengadakan komunikasi
dengan individu atau kelompok sasaran yang lain.
Sedangkan komunikan adalah obyek kegiatan
komunikasi yaitu bahwa hasil dari kegiatan ini adalah
ide dan pikiran komunikator akan diterima sasaranya
atau komunikanya. Selanjutnya komunikan itu sebagai
penerima berita atau informasi. Onong (1981)
mengatakan yang dimaksud dengan informasi adalah
nama suatu kegiatan pengawasan terhadap apa yang
ditukar dan menukarkan dengan dunia luar sehingga
kita dapat menyesuaikan diri terhadapnya dan
berdasarkan informasi tersebut dapat diarasakan
78

terjadinya penyesuaian. Dengan kata lain komunikator


dan komunikan dihubungkan dengan adanya iniformasi
yang merupakan inti atau maksud yang disampaikan
komunikator terhadap komunikan.
2. Proses terjadinya komunikasi
Onong (1981) menerangkan bahwa proses terjadinya
komunikasi dibagi menjadi komunikasi verbal dan non
verbal. Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang
menggunakan lambang bahasa lisan dan tulisan.
Sedangkan komunikasi non verbal merupakan
komunikasi dengan jalan menyangkut gerak-gerik,
sikap, ekspresi muka, pakaian yg bersifat simbolik dan
lain-lain gejalanya sama.
Astrid (1977) mengatakan dalam bentuk sederhana
komunikasi mula-mula harus ada sumber (source)
komunikasi, kemudian ada seseorang sebagai encoder (
penyampai pesan), adanya penyampaian pesan
( message ), selain itu ada komunikan sebagai
penerima pesan ( decoder ) yang diharapkan dapat
berpengaruh terhadap komunikan (effect).

3. Cara-cara agar Komunikasi Efektif dalam Komunikasi


Massa
Onong (1981) menjelaskan agar pesan
membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki, perlu
suatu kondisi tertentu yang harus dipenuhi. Kondisi
tersebut adalah :
79

Pesan harus dicanangkan dan disampaikan


sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian
komunikan
a. Pesan harus menggunakan lambing-lambang dan
tertuju pada pengalaman yang sama antara
komunikan
b. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi
komunikan dam menyarankan beberapa cara untuk
memperoleh kebutuhan tersebut
c. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk
memperoleh kebutuhan tadi sehingga layak bagi
situasi kelompok dimana komunikan berada pada
saat ia digalakkan untuk memberikan tanggapan
yang dikehendaki
d. Perlu mengetahui waktu yang tepat untuk pesan
bahasa yang dipergunakan supaya pesan dapat
dimengerti, sikap dan nilai yang harus ditampilkan
agar efektif dan jenis kelompok dimana komunikasi
akan dilaksanakan
Seseorang dapat menerima pesan dengan baik itu
jika penerima pesan dapat mengerti maksud atau inti
dari informasi yang disampaikan. Ditinjau dari
komponen komunikator untuk melaksankan komunikasi
yang efektif terdapat dua faktor penting dalam diri
komunikator yaitu adanya kepercayaan kepada
komunikator dan daya tarik komunikator.
4. Cara-cara agar Komunikasi Efektif di dalam Organisasi
Agar komunikasi dalam organisasi berjalan dengan
efektif ada tujuh faktor yang harus diperhatikan :
80

a. Saluran komunikasi harus diketahui secara pasti


yaitu dengan penunjukan individu untuk menduduki
suatu posisi. Hal ini harus diberitahukan kepada
anggota organisasi.
b. Saluran komunikasi harus diusahakan sependek
mungkin, makin pendek jalur komunikasi makin
cepat pula komunikasi yang terjadi dan dapat
meminimalisir salah pengertian yang timbul
c. Harus ada saluran dalam komunikasi, artinya orang
harus melapor kepada seseorang yang telah
ditetapkan
d. Setiap komunikasi harus melalui saluran yang
lengkap, artinya komunikasi dari atas kebawah harus
melalui setiap tingkat hierarki organisasi. Ini perlu
untuk menghindari komunikasi yang saling
bertentangan karena adanya bagian organisasi yang
dilompati.
e. Sumber komunikasi harus dapat dipercaya (sumber
komunikasi harus kompeten)
f. Saluran komunikasi tidak boleh diselingi/diganggu
pada waktu komunikasi berlangsung
g. Agar komunikasi efektif, sumber komunikasi dalam
organiasi harus jelas.
5. Hambatan-hambatan dalam Komunikasi
Tidak lah mudah untuk melakukan komunikasi secara
efektif, terdapat pula hambatan hambatan yang bisa
merusak komunikasi maka harus diperhatikan
hambatan hambatan tersebut agar komunikasi
tersebut berhasil dengan baik.
81

Hambatan komunikasi umumnya bersifat obyektif


dan subyektif. Hambatan yang bersifat obyektif adalah
gangguan dan halangan jalanya komunikasi yang tidak
sengaja oleh pihak lain, mungkin disebabkan
kurangnya kemampuan dalam berkomunikasi, misalnya
penyajian yang kurang baik, waktu yang kurang tepat,
penggunaan media yang kurang benar dan sebagainya.
Sedangkan hambatan subyektif adalah suatau
hambtan yang sengaja dibuat oleh orang orang lain
sehingga merupakan gangguan, pertentangan pada
komunikasi. Hambatan ini biasanya terjadi karena
pertentangan pada usaha komunikasi. Hambatan
hambatan ini terjadi oleh karena pertentangan
kepentingan, prejudice, tamak, iri hati, dan apatis.
Hambatan dalam komunikasi yang lain yaitu adanya
noise ( gangguan ), interest (kepentingan), motivasi,
dan prasangka (prejudice). Noice (gangguan) terdapat
dua macam yaitu :
a. Gangguan mekanik merupakan gangguan berupa
fisik
b. Gangguan semantik merupakan kekacuan
mengenai pengertian istilah atau konsep yang
terdapat pada komunikator.
Interest (kepentingan) disni orang hanya
memperhatikan perangsang yang ada hubungannya
dengan kepentingannya. Motivasi mendorong
seseorang melakukan sesuatu yang sesuai dengan
keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Prasangka
merupakan hambatan komunikasi yg paling berat,
karena dalam prasangka ini emosi memaksa menarik
82

kesimpulan tanpa menggunaakan pikiran yang rasional.


Emosi sering membutakan pikiran dan pandangan
terhadap fakta yang nyata sekalipun, oleh karena bila
prasangka sudah menguasai maka seseorang tidak lagi
dapat berpikir secara obyektif dan segala apa yang
dilihatnya negatif.
6. Bentuk Komunikasi
Berbagai bentuk komunikasi banyak kita jumpai di
lingkungan sekitar, dan bahkan terkadang kita juga
melakukan komunikasi tersebut. Terkadang komunikasi
yang kita lakukan bersifat pribadi antar personal, sering
juga kita melakukan komunikasi antar kelompok, antar
kelas, antar institusi, ataupun komunikasi kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Komunikasi dapat diklasifikasikan
menjadi tiga bentuk yaitu komunikasi personal,
komunikasi kelompok dan komunikasi massa.
a. Komunikasi Personal
Komunikasi personal dapat dibagi menjadi dua
yaitu komunikasi Interpersonal dan Intrapersonal.
Komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi
intrapribadi yang artinya komunikasi yang dilakukan
kepada diri sendiri. Proses komunikasi ini terjadi
dimulai dari kegiatan menerima pesan/informasi,
mengolah dan menyimpan, juga menghasilkan
kembali. Contoh kegiatan yang dilakukan pada
komunikasi interpersonal adalah berdoa, bersyukur,
tafakkur, berimajinasi secara kreatif dan lain
sebagainya. Komunikasi interpersonal adalah
komunikasi antarpribadi. Komunikasi ini juga dapat
diartikan sebagai proses pertukaran makna dari
83

orang yang saling berkomunikasi antara satu


individu dengan individu lainnya. Suatu komunikasi
interpersonal dapat terjadi apabila memenuhi
kriteria berikut:
1) Melibatkan perilaku verbal dan nonverbal
2) Adanya umpan balik pribadi
3) Terjadi hubungan/interaksi yang berkesinambungan
4) Bersifat saling persuasif

b. Komunikasi Kelompok
Menurut (Michael Burgoon, 1978) komunikasi
kelompok ialah interaksi tatap muka antara tiga
orang atau lebih dengan tujuan berbagi informasi,
pemecahan masalah yang mana anggotanya dapat
mengingat karakteristik pribadi anggota lain secara
tepat. Sedangkan menurut (Goldberg, 1975)
komunikasi kelompok ialah suatu bidang studi,
penelitian dan penerapan yang menitikberatkan
tidak hanya pada proses kelompok secara umum,
tetapi juga pada perilaku komunikasi individu untuk
memiliki susunan rencana tertentu untuk mencapai
tujuan kelompok. Media komunikasi kelompok ini
ialah seperti Seminar dengan tujuan membicarakan
suatu masalah dengan menampilkan pembicara
kemudian meminta pendapat. Komunikasi kelompok
dapat diartikan sebagai tatap muka dari tiga atau
lebih individu guna memperoleh maksud dan tujuan
yang dikehendaki. Seperti berbagi informasi,
pemeliharaan diri atau pemecahan masalah.
Komunikasi kelompok merupakan komunikasi yang
84

dillakkan oleh beberapa orang lain atau sekelompok


orang.
Contoh komunikasi kelompok antara lain kuliah,
rapat, briefing, seminar, workshop dan lain-lain.
Dalam komunikasi kelompok, setiap individu yang
terlibat dalam kelompok masing-masing
berkomunikasi sesuai dengan peran dan
kedudukannya dalam kelompok tersebut. Pesan
atau informasi yang disampaikan juga menyangkut
kepentingan seluruh anggota kelompok dan bukan
bersifat pribadi
c. Komunikasi Massa
Komunikasi Massa ialah suatu proses dimana
suatu organisasi memproduksi dan menyebarkan
pesan kepada public secara luas, atau suatu proses
komunikasi dimana pesan dari media dicari
digunakan dan dikonsumsi oleh audiens. Oleh
karena itu, komunikasi massa mempunyai
karekteristik utama yaitu media massa sebagai alat
penyebaran pesannya. Fungsi komunikasi Massa itu
sendiri ialah Sebagai Informasi kegiatan untuk
mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan,
opini dan komentar sehingga orang bisa mengetahui
keadaan yang terjadi diluar dirinya.
Komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi
yang menggunakan saluran (media) dalam
menghubungkan komunikator dan komunikan
secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal
yang jauh, sangat heterogen, dan menimbulkan efek
tertentu. Jadi, Komunikasi massa sebagai pesan
85

yang dikomunikasikan melalui media massa pada


sejumlah besar orang. Ciri-ciri komunikasi massa
adalah sebagai berikut:
1) Komunikator biasanya suatu lembaga media massa
2) Hubungan antara komunikator dan pemirsa bukan
bersifat pribadi
3) Menggunakan media massa
4) Mediumnya dapat digunakan oleh orang banyak
5) Komunikan adalah massa, yang bersifat heterogen
6) Penyebaran pesan serentak pada saat yang
bersamaan
7) Umpan balik bersifat tidak langsung
8) Pesan yang disebarkan cendrung tidak langsung
berpengaruh terhadap massa
Dari ciri-ciri tersebut komunikasi massa dapat
diartikan sebagai komunikasi yang ditujukan kepada
sejumlah besar khalayak yang tersebar, heterogen,
melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan
yang sama dapat diterima secara serentak dan
sesaat.
86

BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Analisis diri adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh
seseorang unttuk mengembangkan dirinya menjadi pribadi yang lebih baik
dan selau menginginkan kehidupannya selalu meningkat biasanya
dilakukan dengan dorongan atau motivasi diri baik itu dari dalam dirinya
sendiri atau dari luar dirinya baik lingkungan, keluarga atau peristiwa-
peristiwa yang berkesan. Analisis diri dilakukan dengan beberapa tahapan
yaitu dengan mengintropeksi diri atau pengenalan terhadap diri sendiri.
Dicapai melalui pengalaman dan interaksi dengan orang lain. Yang kedua
melakukan pengembangan kemampuan yang positif, hal ini akan sangat
mempengaruhi apa yang menjadi harapan bagi seseorang yaitu
mengharapkan yang lebih baik dari apa yang sudah pernah dilakukan.
Yang ketiga mengembangkan motivasi, motifasi ini menjadi salah satu
faktor bagi manusia dalam melakukan sesuatu hal. Yang keempat
87

yaitufaktor apa saja yang mempengaruhi seseorang yaitu faktor internal


dan faktor eksternal.
Motivasi berprestasi yakni sebuah dorongan yang dimiliki oleh
seseorang berdasarkkan atas prestasi yang dimilikinya bisa berdasarkan
caranya mengatur lingkungan sosial alatu mengatasi rintangan dan
memelihara kualitas kerja yang tinggi dalam bersaing.
Kreativitas, kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan
atau membuat produk yang baru. Menciptakan suatu produk bearti
memungkinkan seseorang untuk mengubah dan memperkaya dunia ini
dengan penemuan penemuan disegala bidang. Berfikir kreatif tidak boleh
terlalu cepat dalam memberikan kesimpulan maupun evaluasi pada ide-ide
yang tertuang, karena harus dikaji lebih lagi dan perlu di kaji ulang supaya
karya yang dihasilkan dari hasil kreativitas dapat maksimal. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kreativitas ada faktor internal dan faktor eksternal.
Hubungan Interpersonal70yaitu interaksi yang terjadi antara
seseorang dengan orang lain dalam segala situasi dan segala bidang
kehidupan. Mencangkup hubungan antara dua orang atau lebih yang terus
menerus memberikan interaksi atau hubungan.
Komunikasi, yaitu adanya suatu relasi yang terjalin diantara dua
orang atau lebih dalam wujud interaksi antara komunikator dan
komunikan. Adanya komunikasi ini akan menghasilkan sebuah informasi

B. SARAN
Untuk mengetahui lebih jauh dan lebih banyak bahkan lebih
lengkap tentang pembahasan Pengembangan Diri, pembaca dapat
membaca dan mempelajari buku-buku dari berbagai pengarang, karena di
dalam makalah ini penulis hanya membahas garis besarnya saja tentang
pembahassan Sintaksis dan hanya membahas lebih dalam tentang frase.
Di sini penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang bersifat
88

membangun untuk kesempurnaan penulisan makalah-makalah selanjutnya


sangat diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Effendy .1998.Psikologi Manajemen & Administrasi. Bandung: Mandar Maju.


Haryani, Sri, Yulia.1995.Mengelola Sumber Daya Manusia dan Hubungan
Karyawan. Jakarta: Gramedia.
Rakhmat, Jalaludin. 2005.Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Raya.
Riani, Asri Laksmi, dkk. 2005.Dasar-dasar Kewirausahaan. Surakarta: UNS
Press.
Saydam. 1996.Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Djambatan.
Siagian,Sondang, P. 2000.Manajemen Sumber Daya Manusia.Edisi 1. Jakarta:
Bumi Aksara.
Susan. 2015. Bahan ajar Mata Kuliah Hubungan Interpersonal.Yogyakarta:
Pendidikan Ekonomi UNJ.
http://jhonmiduk8.blogspot.co.id/2015/03/hubungan-interpersonal.html
http://psikologi.or.id/psikologi-umum-pengantar/hubungan-interpersonal.html
http://www.jhonmiduk8.blogspot.com
89

Anda mungkin juga menyukai