Anda di halaman 1dari 4

UAS PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

REVIEW JURNAL

OLEH:

NAMA : INDRIYANI PADJOLO

NIM : C03422061

KELAS : B (PSIKOLOGI)

JURNAL 1:

Tinjauan konsep dari dan dimensinya pada anak dalam


Judul masa kanak-kanak akhir.

Jurnal Jurnal psikologi pendidikan dan konseling

Volume dan Volume 1 nomor 2 Desember 201. Hal 116 - 124


halaman

Tahun 2015

Penulis Beatriks Novianti kiling dan Indra Yohanes kiling

Reviewer Indriyani padjolo

Pembahasan mengenai konsep diri sudah di bicarakan


Pendahuluan sejak para filsuf mulai bertanya tanya mengenai “diri”
Wiliam James, salah satu pelopor psikologi mencoba
menguraikan perbedaan dari “diri” yang menjadi sumber
dikotomi. James membedakan diri menjadi dua komponen
yaitu “aku objek” (me) dan “aku subjek” (I). “Aku objek”
adalah keseluruhan diri seseorang yang dapat di sebut
miliknya, termaksud di dalamnya kemampuan,
karakteristik sosial dan kepribadian, serta kepemilikan
materi. Menurut James,diri ini terdiri dari : 1) diri spritual
menyangkut keputusan terhadap apa yang telah kita
lakukan, bukan terhadap apa yang kita punya. 2) diri
kebendaan terdiri atas pakaian dan milik milik kebendaan
yang kita lihat sebagai bagian dari kita. 3) diri sosial adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan orang lain.
Setiap Individu Memiliki banyak diri -diri sosial yang berada
beda, sebanyak individu-individu dan grup-grup yang di
anggap penting. 4) diri badaniah berkaitan dengan kondisi
fisik seseorang, seperti tinggi,gemuk,pendek,berotot,
mancung atau pesek, kulit terang atau gelap, rambut
kriting atau lurus. Teorinya yang terkenal adalah looking -
glass-self (jahnson dan medinnus l, 1974,yaitu bagaimana
konsep diri seseorang di pengaruhi oleh pendapat orang
lain terhadap dirinya. Kaca cermin menentukan evaluasi -
evalusi yang di bayangkan oleh orang lain tentang kita.
Dengan kata lain, konsep diri merupakan dari penelitian
atau evaluasi terhadap diri sendiri dan pendapat orang lain
mengenai dirinya sendiri. Uraian uraian mengenai konsep
diri yang ada mengarahkan konsep diri kepada hal hal
yang berkaitan dengan individu itu sendiri, yang di
dalamnya mencakup pandangannya terhadap dirinya apa
yang ia peroleh dari hasil evaluasinya terhadap orang lain
lakukan, katakan terhadap dirinya. Hasil dari apa yang ia
ketahui, yang ia harapkan dan ai evaluasi itu dapat berupa
fisik, emosi, sosial maupun spiritual. Konsep diri akan di
kupas lebih lanjut dalam tulisan dalam konteks anak.
Tujuan Agar dapat membantu akademis untuk melakukan
penelitian penilaian terkait konsep diri anak.

Subjek Anak-anak dalam masa kanak-kanak akhir.


penelitian

Metode Rasearch and development


penelitian

Hasil penelitian Ada beberapa dimensi yang terkandung dalam konsep diri,
yaitu pengetahuan diri seseorang tentang dirinya,
pengharapan mengenai dirinya (descriptive) dan penelitian
(Evaluative) tentang diri sendiri. Struat dan sudden dalam
Salbiah (2003) menggemukan beberapa fakto yang
mempengaruhi pembentukan konsep diri, yaitu :
a. Teori perkembangan konsep diri
Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang
secara bertahap melalui mengenal dan membedakan
dirinya dengan orang lain. Kesadaran dirinya baru muncul
pada tahun kedua kehidupannya.
b. Significant Other ( orang orang yang penting atau
terdekat)
Suatu kondisi dimana individu belajar untuk memahami
penilaian orang lain terhadap dirinya. Coopersmith dalam
calhoun dan acocella (1990) mengemukakan bahwa
perasaan nilai anak sebagai “seseorang” berasal dari nilai
yang di berikan oragtua kepala mereka. Orang terdekat
Anak lainnya adalah ketika anak melai memuaskan
jaringan pergaulannya, yaitu teman sebaya.
C. Self perseftion ( persepsi diri sendiri)
Persepsi individu terhadap diri sendiri dan penelitian ,serta
persepsi individu terhadap pengalamannya akan situasi
tertentu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat di
lihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan
intelektual dan penguasaan lingkungan. Konsep diri yang
negatif dapat di lihat dari hubungan individu dan sosial
yang terganggu.
KONSEP DIRI PADA KANAK-KANAK AKHIR
Bagi anak dalam masa kanak-kanak akhir, ia mulai belajar
berpikir dan merasakan dirinya seperti apa yang telah di
tentukan oleh orang lain dalam lingkungannya,misalnya
orangnya, gurunya,maupun teman-temannya.
Bagaimana anak di perlakukan di rumah, di sekolah dan di
masyarakat akan mempengaruhi pembentukan konsep
dirinya ( hurlock 2013).
Kesimpulan Konsep diri anak ditentukan oleh beberapa aspek seperti
kemampuan fisik, penampilan fisik, hubungan dengan
lawan jenis, hubungan sesama jenis l, hubungan dengan
orang tua, kemampuan matematika, kemampuan verbal,
performansi di sekolah secara umum dan konsep diri
secara umum. Penelitian yang ingin mengeskpolasi konsep
diri anak di harapkan mempertimbangkan aspek-aspek
menurut shalveslon tersebut. Eksporasi terhadap konsep
diri yang terdapat diri anak akan membantu
mengembangkan perilaku yang positif dan mudah di
terima oleh lingkungannya. Hal tersebut di perlakukan oleh
semua anak, termasuk pada anak usia dini dengan
disabilitas, yang membutuhkan konsep diri yang baik untuk
Dapat mengembangkan kemampuan sosial mereka (Harry
bunga,& kiling, 2015).
Kelebihan Penulis merangkum dan menuangkan pembahasan diri
referensi jurnal yang ada dengan sangat baik dan terperinci
sehingga mudah dipahami.
Kekurangan • di dapati lebih dari satu kesalahan dalam penulisan (typo)
seperti kata “bervasiasi” yang seharusnya adalah “
bervariasi “ ,kata “ pengalamandiri” yang seharusnya di
tulis “ pengalaman diri” , dsb . Masih terkait dengan
penulisan, di dapati juga kata yang tidak sesuai dengan
kata buku KBBI, seperti kata “ mengijinkan “ yang
seharusnya di tulis “mengizinkan” , penulisan kata
“oragtua”yang seharusnya di tulis “orag tua” ,dsb.
• Lebih membahas mengenai tinjauan konsep diri pada
anak yang memiliki orang tua seperti ayah dan ibu di
rumah yang memiliki peran cukup signifikan dalam
mengembangkan konsep diri anak, sedangkan anak dalam
status yatim-piatu tidak di bahas bagaimana ia dapat
mengembangkan konsep diri terhadap ayah dan ibu.
• penulis menyarankan untuk mempertimbangkan aspek-
aspek menurut shalveslon jika ingin melakukan penelitian
Yang mengeskplorasi konsep diri anak, karena akan
membantu anak-anak untuk mengarah ke hal yang positif
termasuk untuk anak dengan disabilitas, namun dalam
penulisan ini Minim bahkan tidak di dapati pembahasan
mengenai tujuan konsep diri dari anak disabilitas yang
menurut saya penting juga untuk di bahas.

Anda mungkin juga menyukai