REVIEW JURNAL
OLEH:
NIM : C03422061
KELAS : B (PSIKOLOGI)
JURNAL 1:
Tahun 2015
Hasil penelitian Ada beberapa dimensi yang terkandung dalam konsep diri,
yaitu pengetahuan diri seseorang tentang dirinya,
pengharapan mengenai dirinya (descriptive) dan penelitian
(Evaluative) tentang diri sendiri. Struat dan sudden dalam
Salbiah (2003) menggemukan beberapa fakto yang
mempengaruhi pembentukan konsep diri, yaitu :
a. Teori perkembangan konsep diri
Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang
secara bertahap melalui mengenal dan membedakan
dirinya dengan orang lain. Kesadaran dirinya baru muncul
pada tahun kedua kehidupannya.
b. Significant Other ( orang orang yang penting atau
terdekat)
Suatu kondisi dimana individu belajar untuk memahami
penilaian orang lain terhadap dirinya. Coopersmith dalam
calhoun dan acocella (1990) mengemukakan bahwa
perasaan nilai anak sebagai “seseorang” berasal dari nilai
yang di berikan oragtua kepala mereka. Orang terdekat
Anak lainnya adalah ketika anak melai memuaskan
jaringan pergaulannya, yaitu teman sebaya.
C. Self perseftion ( persepsi diri sendiri)
Persepsi individu terhadap diri sendiri dan penelitian ,serta
persepsi individu terhadap pengalamannya akan situasi
tertentu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat di
lihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan
intelektual dan penguasaan lingkungan. Konsep diri yang
negatif dapat di lihat dari hubungan individu dan sosial
yang terganggu.
KONSEP DIRI PADA KANAK-KANAK AKHIR
Bagi anak dalam masa kanak-kanak akhir, ia mulai belajar
berpikir dan merasakan dirinya seperti apa yang telah di
tentukan oleh orang lain dalam lingkungannya,misalnya
orangnya, gurunya,maupun teman-temannya.
Bagaimana anak di perlakukan di rumah, di sekolah dan di
masyarakat akan mempengaruhi pembentukan konsep
dirinya ( hurlock 2013).
Kesimpulan Konsep diri anak ditentukan oleh beberapa aspek seperti
kemampuan fisik, penampilan fisik, hubungan dengan
lawan jenis, hubungan sesama jenis l, hubungan dengan
orang tua, kemampuan matematika, kemampuan verbal,
performansi di sekolah secara umum dan konsep diri
secara umum. Penelitian yang ingin mengeskpolasi konsep
diri anak di harapkan mempertimbangkan aspek-aspek
menurut shalveslon tersebut. Eksporasi terhadap konsep
diri yang terdapat diri anak akan membantu
mengembangkan perilaku yang positif dan mudah di
terima oleh lingkungannya. Hal tersebut di perlakukan oleh
semua anak, termasuk pada anak usia dini dengan
disabilitas, yang membutuhkan konsep diri yang baik untuk
Dapat mengembangkan kemampuan sosial mereka (Harry
bunga,& kiling, 2015).
Kelebihan Penulis merangkum dan menuangkan pembahasan diri
referensi jurnal yang ada dengan sangat baik dan terperinci
sehingga mudah dipahami.
Kekurangan • di dapati lebih dari satu kesalahan dalam penulisan (typo)
seperti kata “bervasiasi” yang seharusnya adalah “
bervariasi “ ,kata “ pengalamandiri” yang seharusnya di
tulis “ pengalaman diri” , dsb . Masih terkait dengan
penulisan, di dapati juga kata yang tidak sesuai dengan
kata buku KBBI, seperti kata “ mengijinkan “ yang
seharusnya di tulis “mengizinkan” , penulisan kata
“oragtua”yang seharusnya di tulis “orag tua” ,dsb.
• Lebih membahas mengenai tinjauan konsep diri pada
anak yang memiliki orang tua seperti ayah dan ibu di
rumah yang memiliki peran cukup signifikan dalam
mengembangkan konsep diri anak, sedangkan anak dalam
status yatim-piatu tidak di bahas bagaimana ia dapat
mengembangkan konsep diri terhadap ayah dan ibu.
• penulis menyarankan untuk mempertimbangkan aspek-
aspek menurut shalveslon jika ingin melakukan penelitian
Yang mengeskplorasi konsep diri anak, karena akan
membantu anak-anak untuk mengarah ke hal yang positif
termasuk untuk anak dengan disabilitas, namun dalam
penulisan ini Minim bahkan tidak di dapati pembahasan
mengenai tujuan konsep diri dari anak disabilitas yang
menurut saya penting juga untuk di bahas.