Anda di halaman 1dari 44

Intrapersonal and Interpersonal

Business Communication

Dosen Pengampu:
Ir. Fransiskus Trisakti Haryadi, M.Si., Ph.D.

Mahasiswa :
Erlina Astuti (20/471488/PPT/01146)
1. Intrapersonal Communication
2. Interpersonal Communication
3. Self concept and Dimension of Self
Intrapersonal Communication
Ronald L. Applebaum, et al :
“Komunikasi yang berlangsung di dlm diri kita, meliputi kegiatan
berbicara kpd diri kita sendiri dan kegiatan2 mengambil & memberi
makna (intelektual & emosional) kpd lingkungan kita”
• Berlangsung dalam diri seseorang
• Orang tsb berperan sbg komunikator & komunikan
• Sebelum komunikasi sosial, biasanya orang melakukan komunikasi
intrapersonal dulu
INTRAPERSONAL COMMUNICATION
G. Wiseman & L. Barker

Rangsangan Diskriminasi Ditata &


•Internal Otak
pilih dimaknai
•Eksternal

inkubasi Ideation
Pemikiran, Perencanaan, decoding
pengorganisasian pikiran

Siap untuk disandi Transmission :


(encoding) Verbal, kial, (gesture), dll
Unsur-unsur komunikasi Intrapersonal
• Sensasi : tahap awal penerimaan pesan atau informasi yang
diterima oleh alat indera manusia.
• Persepsi : proses pemberian makna terhadap informasi yang
ditangkap oleh sensasi. Pemberian makna ini melibatkan unsur
subjektif.
• Memori : proses penyimpanan informasi dan evaluasinya dalam
kognitif individu. Kemudian informasi dan evaluasi tersebut
dikeluarkan atau diingat kembali pada suatu saat, baik sadar
maupun tidak sadar.
• Berpikir : proses mengolah, memanipulasi informasi untuk
memenuhi kebutuhan atau menyelesaikan masalah. Proses ini
meliputi pengambilan masalah dan berpikir kreatif.
Bentuk-bentuk komunikasi
intrapersonal

• Berdoa
• Belajar
• Bercermin
• Tidur
• Berfikir
Interpersonal Communication
Komunikasi Interpersonal

• Proses penukaran informasi atau komunikasi yang dilakukan dua


orang atau lebih secara langsung maupun dengan media yang
bertujuan untuk memperoleh reaksi atau feedback dalam bentuk
verbal ataupun non-verbal. Contohnya saat kita mengobrol dengan
teman, dosen , keluarga, dll.
Interpersonal communication
• Proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling
sedikit seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang
dapat langsung diketahui balikannya (komunikasi langsung)
(Muhammad, 2005:159).
• Penggunaan bahasa dan pikiran yang terjadi didalam diri
komunikator sendiri. Dalam komunikasi ini, posisi seorang individu
menjadi pengirim (komunikator) sekaligus penerima pesan
(komunikan) yang memberikan feedback pada dirinya sendiri.
Contoh dari komunikasi ini adalah berdoa, bersyukur, intropeksi diri,
dan berkhayal. Komunikasi Intrapersonal sangat dibutuhkan untuk
memahami diri sendiri.
Ciri-ciri komunikasi interpersonal

1. Dilakukan oleh dua orang atau lebih.


2. Menggunakan media tertentu ( telepon, handphone, dll).
3. Bahasa yang digunakan formal maupun informal.
4. Bersifat dialogis.
Tujuan komunikasi interpersonal
• Menyampaikan informasi.
• Berbagi pengalaman.
• Melakukan kerjasama.
• Menumbuhkan motivasi.
• Sebagai sarana pembelajaran.
• Membentuk hubungan dengan yang lain.
• Mengenal diri sendiri dengan orang lain.
• Menceritakan kekecewaan atau kekesalan.
• Mengetahui dunia luar.
• Mengubah sikap dan perilaku.
Karakteristik Komunikasi Interpersonal

• Mencakup aspek isi pesan dan hubungan;


• Partisipasi dan saling mempengaruhi;
• Ada hubungan saling ketergantungan;
• Tidak dapat ditarik kembali.
Prinsip Komunikasi Interpersonal

• Personalitas hubungan;
• Empati;
• Saling menghargai;
• Menjaga keterbukaan dan iklim yang mendukung;
• Memperlihatkan tingkah laku saling percaya;
• Memperkuat rasa aman terhadap orang lain
Bentuk komunikasi interpersonal
• Wawancara kerja.
• Rapat.
• Diskusi.
• Belajar kelompok.
• Kegiatan jual-beli.
Self Concept and Dimension of Self
Johnson, 1981 dalam A. Supratiknya :

• Pembukaan diri (self-disclosure):


mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang
sedang kita hadapi serta memberikan informasi ttg masa lalu yg
relevan & berguna untuk memahami tanggapan kita di masa kini.
• Keinsyafan diri merupakan langkah pertama bersikap terbuka
kepada orang lain guna menjalin hubungan yg mendalam
• Self-concept merupakan sebuah konsep bagaimana kita sebagai
individu mempersepsikan tingkah laku, kemampuan, maupun
karakteristik diri kita sendiri. Intinya, self-concept adalah gambaran
siapakah kita berdasarkan penglihatan kita sendiri. Contohnya,
ketika kamu punya anggapan “saya adalah teman yang baik”,
berarti kamu punya pandangan (self-concept) bahwa kamu adalah
teman yang baik.
Komponen self concept
• Social: kemampuan kita berinteraksi dengan orang lain
• Competence: kemampuan kita dalam memenuhi kebutuhan dasar
sebagai individu
• Affect: kesadaran akan keadaan emosional kita
• Physical: perasaan kita terhadap tampilan fisik maupun kondisi
kesehatan
• Academic: sukses atau gagalnya kita di sekolah
• Family: bagaimana self-concept terbentuk dari perasaan kita
berfungsi/berperan dengan baik di dalam keluarga
• Psikolog Humanis lainnya, Carl Rogers percaya bahwa terdapat tiga
bagian berbeda dari self-concept, yakni:
• Self-image
• Bagaimana kita melihat diri sendiri. Penting untuk diingat
bahwa self-image tidak sama dengan keadaan sebenarnya.
Seseorang dapat memiliki self-image yang lebih “wah” dan percaya
bahwa mereka lebih baik dari keadaan mereka sebenarnya.
Sebaliknya, seseorang juga bisa memiliki self-image yang negatif
dan membesar-besarkannya. Padahal sebenarnya, keadaannya
tidak seburuk itu.
• Self-esteem
• Self-esteem merupakan seberapa besar seseorang menghargai dirinya
sendiri. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi self-esteem,
diantaranya bagaimana kita membandingkan diri kita dengan orang lain
dan bagaimana orang lain merespon sikap kita. Ketika orang lain
merespon positif terhadap sikap kita, kita akan lebih mudah memiliki self-
esteem yang positif. Sedangkan jika kita membandingkan diri kita dengan
orang lain dan selalu merasa kurang, ini dapat berdampak buruk
untuk self-esteem kita.

• Ideal Self
• Ideal self merupakan bagaimana harapan akan seperti apa diri kita.
Seringkali, bagaimana kita melihat diri kita tidak sama dengan harapan
yang kita inginkan terhadap diri kita.
Konsep diri

Self Image dan Membandingkan social, mengevaluasi diri,


Terlibat dikaitkan dengan orang lain (Status serupa)
Sel Esteem

Mengakibatkan

Individu berfikir “apa, kenapa, bagaimana, kapan, siapa”


di dalam pikirannya dengan berbagai asumsinya

Saat berfikir, monolog internal atau berbicara dengan diri sendiri berjalan. Yang biasanya
logis maupun tidak logis
Dimensi Konsep Diri
Calhoun & Acocella (2002) membagi konsep diri ke dalam tiga dimensi

1. Dimensi pengetahuan, deskripsi seseorang terhadap dirinya. Misalnya jenis


kelamin, etnis, ras, usia, berat badan, atau pekerjaan.
2. Dimensi harapan, kepemilikan seseorang terhadap satu set pandangan
mengenai kemungkinan akan menjadi apa dirinya kelak.
3. Dimensi penilaian, penilai tentang diri sendiri. Berdasarkan hasil penelitiannya
Marsh (2000) menyimpulkan bahwa evaluasi atau penilaian seseorang
terhadap dirinya sendiri dalam rangka untuk memperbaiki diri sendiri di
masa mendatang akan memunculkan konsep diri yang sangat kuat.
Dimensi diri
Dimensi diri pada manusia memiliki kebutuhan dasar
• Dimensi nafsu : keamanan, ketentraman, dan seksual
• Dimensi akal : penghargaan diri dan ingin tahu
• Dimensi kalbu : cinta dan kasih saying
• Dimensi ruh : perwujudan diri dan aktualisasi diri
• Dimensi fitrah : keyakinan dan agama
• Dimensi pertama konsep diri adalah apa yang individu ketahui
tentang diri sendiri. Dalam benak ada satu daftar julukan yang
menggambarkan tentang dirinya: usia, jenis kelamin, kebangsaan,
suku, pekerjaan, dan lain sebagainya.
• Dimensi kedua dari konsep diri adalah pengharapan mengenai diri.
Pada saat individu mempunyai satu set pandangan lain yaitu
tentang kemungkinan individu menjadi apa di masa mendatang.
dimana individu mempunyai pengharapan bagi dirinya sendiri.
• Dimensi ketiga konsep diri adalah penilaian terhadap diri sendiri.
Individu berkedudukan sebagai penilai tentang dirinya sendiri setiap
hari, mengukur apakah individu bertentangan dengan
pengharapannya bagi diri sendiri dan standar individu bagi dirinya
sendiri.
Konsep diri adalah kesadaran dan pemahaman terhadap dirinya sendiri dimana kesadaran dan
pemahaman akan dirinya semakin mencerminkan prinsip hidup dan kehidupannya. William H.
Fitts (dalam Zamroni, 2010)) menjabarkan konsep diri secara lebih rinci, pandangan diri ini ada
lima kategori, yakni:
1. Diri fisik, pandangan seseorang terhadap fisik, kesehatan, penampilan diri dan gerak
motoriknya.
2. Diri keluarga, pandangan dan penilaian seseorang dalam kedudukannya sebagai anggota
keluarga. Seberapa jauh seseorang merasa kuat terhadap dirinya sebagai anggota keluarga,
serta terhadap peran maupun fungsi yang dijalankannya sebagai anggota dari suatu
keluarga.
3. Diri pribadi, bagaimana seseorang menggambarkan identitas dirinya dan bagaimana dirinya
sendiri. Diri pribadi merupakan perasaan dan persepsi seseorang tentang keadaan
pribadinya.
4. Diri moral etik, persepsi seseorang terhadap dirinya dilihat dari standar pertimbangan nilai
moral dan etika. Hal ini menyangkut persepsi seseorang mengenai hubungan dengan
Tuhan, kepuasan seseorang akan kehidupan keagamaannya dan nilai-nilai moral yang
dipegangya, yang meliputi batasan baik dan buruk.
5. Diri sosial, bagaimana seseorang dalam melakukan interaksi sosialnya. Penilaian seseorang
terhadap interaksi dirinya dengan orang lain maupun lingkungan di sekitarnya.
Komponen-komponen konsep diri
1. Physical self atau citra diri
• Merupakan bayangan kebanggan seseorang akan citra tampang tubuh
maupun keseluruhan pribadinya. Hal ini menggambarkan pandangan individu
terhadap tubuhnya dan lain-lain yang berhubungan dengan tubuhnya, seperti
kesehatan, penampilan, ketampanan dan sebagainya
2. Personal self (ideal self) atau diri ideal
• Merupakan harapan idealisme seseorang terhadap jangkauan hidup dan
kehidupannya, akan menjadi apa kehidupannya kelak yang nerupakan aspirasi
setiap individu. Ini menggambarkan seberapa besar penilaian individu
terhadap dirinya, seberapa besar individu merasakan sebagai diri yang
adekuat, dan juga menggambarkan pilihan terhadap kepribadiannya terlepas
dari penilaian terhadap tubuh dan hubungannya dengan orang lain sekitarnya.
Komponen-komponen konsep diri
3. Family self atau citra keluarga
• Merupakan bayangan kebanggan seseorang terhadap citra ayah,
ibu dan sanak saudaranya, ini menggambarkan persepsi diri
individu dalam kaitannya dengan kelompok primer seperti keluarga
dan teman dekatnya.
4. Social self atau citra kelompok sosial
• Merupakan bayangan kebanggaan seseorang terhadap citra diri
kelompok sosialnya dimanapun orang tersebut terkait dengan
komitmennya. Hal ini menggambarkan persepsi diri individu dalam
kaitannya dengan interaksi sosialnya dengan orang lain.
• Pranata (dalam Burn, 2002)
Dimensi Diri
• Melalui dimensi diri kita dapat
merefleksikan, mengantisipasi,
merencanakan, dan memprediksi yang
Dimensi akal merencanakan memudahkan dalam beradaptasi
sesuatu melalui self talk dengan lingkungan
• Dalam konteks komunikasi bisnis, diri
memainkan peran sentral seperti saat
proses negosiasi, diri seseorang akan
Dimensi ruh menata tempat memberikan gambaran mengenai
dimana, dia akan berkomunikasi dirinya maupun perusahaan sesuai
dengan apa yang ada di pikiran
melalui imaging atau visualisasi
kepada orang lain

Dimensi nafsu sebagai penggerak Dimensi kalbu mengevaluasi peristiwa sebelum


untuk menerapkannya dan sesudah berkomunikasi
Need Interpersonal
• Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda
• Salahsatunya adalah kebutuhan social yang dapat diraih dengan
cara komunikasi interpersonal
• Komunikasi dalam organisasi, kebanyakan ditingkatan interpersonal
sehingga sangat penting tiap individu mengenali kebutuhan
interpersonal yang semuanya memilikinya
• Kebutuhan interpersonal adalah kebutuhan untuk saling
berhubungan satu sama lain dengan orang lain
• Kebutuhan interpersonal mengacu kepada kebutuhan yang menjadi
bagian dari sebuah kelompok untuk saling berinteraksi dan memiliki
keterikatan dengan orang lain
• Ada 2 cara untuk lebih memahami diri sendiri ;
a. Dengan “mendengarkan” diri sendiri agar mengenal bagaimana
perasaan dan reaksi kita terhadap berbagai hal serta apa yg
menyebabkan kita bereaksi spt itu
b. Meminta umpan balik dari orang lain terhadap perilaku kita.
• Dengan memahami diri  dapat mengambil keputusan
terhadap suatu perubahan
• Salah satu cara untuk mengenal lebih jauh diri sendiri dengan teknik
Pengenalan diri Johari window (jendela Johari)
• Johari window adalah konsep bagaimana seseorang berhubungan
dengan orang lain yang digambarkan melalui sebuah jendela
dengan matriks sel (masing-masing sel menunjukkan daerahnya)
JOE LUFT & HARRY INGHAM ;
JOHARI WINDOW

DIRI SENDIRI
TAHU TIDAK TAHU

TAHU 1 2
Daerah Terbuka Daerah Buta
ORANG LAIN

3 4
TIDAK Daerah Daerah
TAHU Tersembunyi Tak Sadar
• Daerah Terbuka : hal-hal yang kita ketahui dan diketahui oleh
orang lain
• Daerah Buta : hal-hal yang tidak kita ketahui tetapi diketahui oleh
orang lain
• Daerah Tersembunyi : hal-hal yang kita ketahui tetapi tidak
diketahui orang lain
• Daerah Tak Sadar : hal-hal yang tidak diketahui baik oleh diri sendiri
maupun orang lain
Johnson (1981) ; Manfaat dan Dampak
Pembukaan Diri
1. Merupakan dasar bagi hubungan yg sehat antar pribadi
2. Semakin kita terbuka, makin ia menyukai, ia makin membuka diri
pd kita
3. Orang yg terbuka, terbukti memiliki sifat; kompeten, fleksibel,
adaptif (ciri org yg bahagia)
4. Dasar relasi yg memungkinkan komunikasi intim
5. Bersikap realistik  jujur, tulus, autentik
Johnson ;
Kiat memberikan umpan balik
1. Diarahkan pada perilaku, bukan pribadi pelaku
2. Disampaikan dalam bentuk deskripsi, bukan penilaian
3. Pusatkan pada perilaku dalam situasi spesifik tertentu, bukan
perilaku abstrak
4. Diberikan segera, jangan tunda
5. Dalam bentuk berbagi, bukan petuah
Johnson ;
Kiat memberikan umpan balik
6. Tidak memaksakan umpan balik
7. Jangan memberikan umpan balik
beruntun melebihi batas kemampuan
penerima
8. Diarahkan pada tindak perbuatan yg dapat dirubah, bukan ciri-sifat
9. Perlu keberanian, ketrampilan, empati
Tujuan umpan balik; meningkatkan pemahaman thd org lain 
bahwa dirinya mampu, dicintai dan dihargai.
Kepribadian & Persepsi
• Tiap individu adalah unik  kerangka referensi & pengalaman
pribadi yg berbeda satu sama lain
• ‘Self-concept’  mempengaruhi pola komunikasi dengan orang
lain
• Agar komunikasi efektif  perlu kerjasama memperluas bidang
terbuka, dan memperkecil bidang tersembunyi dan tak sadar
4 Tipe Manusia dalam ‘Self-disclosure’

1. Orang yang open-minded person or of ideal window


2. Orang yang tampil ibarat banteng mabuk; exhibitionist or bull in
China shop
3. Orang yang suka menyendiri spt penyu; loner and loner as turtle
4. Orang yang tipe interviewer
(Hall-Jay, 1988)
Jika bidang 1 diperbesar, kita akan menemukan seorang pribadi (komunikator)
yang ideal, orang yang selalu terbuka dengan orang lain (open minded person
or of ideal window)
Jika bidang 2 diperbesar, kita akan menemukan seorang pribadi yang terlalu
menonjolkan diri namun buta terhadap dirinya sendiri
Jika bidang 3 diperbesar, kita akan menemukan seorang pribadi yang suka
menyendiri, Sifat orang ini seperti penyu
Jika bidang 4 diperbesar, kita akan menemukan seorang pribadi yang tahu
banyak tentang orang lain, namun dia menutup dirinya sendiri
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai