Anda di halaman 1dari 10

Critical Book Report (CBR) dan Critical Jurnal Review (CJR) Perkembangan Peserta Didik

A. Critical Book Report (CBR)


I. BUKU 1
Judul buku : Membutuk Konsep Diri Melelui Budaya Tutur.
Penulis : Dr. Sakhyan Asmara, MSP, Raras Sutatminingsih, S.Psi M.Psi,
Ph.D, Dr. Iskandar Zulkarnain, M.Si
Penerbit : Puspantara Publishing.
Tahun : 2020
Judul BAB : Perkembangan Konsep Diri Individu.
Sub BAB : - Jenis-jenis Konsep diri
- Karakteristik konsep diri
Ringkasan :

A. Jenis-jenis konsep diri.


Adapun jenis-jenis konsep diri yaitu :
Menurut William D.Brooks jenis-jenis konsep diri terbagi menjadi dua yaitu konsep diri
positif dan konsep diri negative.
1. Konsep diri positif
 Peka pada kritik
 Responsif sekali terhadap pujian
 Hiperkritis
 Cenderung merasa tidak disenangi orang lain
 Bersikap pesimistis terhadap kompetisi
2. Konsep diri negative
 Yakin akan kemampuan mengatasi masalah
 Merasa setara dengan orang lain
 Menerima pujian tanpa rasa malu
 Sadar setiap keinginan dan perilaku tidak selalu
 Disetujui masyarakat
 Mampu memperbaiki diri
Dan menurut pendapat Fitt yang sejalan dengan pendapat Burns (1993: 66)
mengemukakan bahwa, Jenis-jenis konsep diri memiliki 4 (empat) komponen
penting yaitu :
1 Keyakman atau pengetahuan (komponen kognitif).
2 Emosional (komponen afektif),
3 Evaluasi, dan
4 Predisposisi untuk berespon (komponen konatif).
B. Karakteristik konsep diri
Karakteristik konsep diri yang normal menurut Schneiders (1964 :55), terdiri
atas 7 karakteristik, yaitu :
1. Tidak terdapat emosionalitas yang berlebihan (Absence of Excessive
Emotiond y). Konsep diri seseorang yang normal dapat ditandai dengan
adanya emosi yang relatif tidak berlebihan atau tidak terdapat gangguan
emosi. Individu mampu mengatasi masalah bagaimanapun sulitnya.
2. Tidak terdapat mekanisme psikologis (Absence of Psychological
Mechanisms). Dimaksudkan disini bahwa kejujuran atau keterusterangan
terhadap adanya masalah ataupun konflik yang dihadapi individu, akan
lebih terlihat sebagai reaksi yang normal. daripada suatu reaksi yang
diikuti dengan mekanisme mekanisme pertahanan diri seperti rasionalisasi,
proyeksi, ataupun kompensasi Dengan kata lain, individu yang tidak
memiliki mekanisme psikologis dalam penyesuaian dirinya adalah
individu yang dapat memberikan reaksi yang wajar terhadap masalah atau
situasi yang dihadapinya.
3. Tidak terdapat perasaan frustrasi pribadi (Absence of The Sense of
Personal Frustration). Adanya perasaan frustrasi, akan membuat individu
sulit atau bahkan tidak mungkin berreaksi secara normal terhadap situasi
maupun masalah yang dihadapinya. Individu ini akan menghadapi
kesulitan dalam mengolah pemikiran, perasaan. motif. atau tingkah
lakunya secara efisien dalam menghadapi situasi atau masalah.
4. Pertimbangan rasional dan pengarahan diri (Rational Deliberation
and Self Direction). Pertimbangan rasional tidak dapat berjalan dengan
baik apabila disertai dengan emosi yang berlebihan. sehingga individu
tidak dapat mengarahkan dirinya.
5. Kemampuan untuk belajar dan memanfaatkan pengalaman (Ability
to Learn). Suatu diri yang normal selalu dapat ditandai dengan sejumlah
pertumbuhan atau perkembangan yang berhubungan dengan cara-cara
seorang individu menyelesaikan situasi atau ancaman bagi dirinya. Melalui
belajar secara kontinyu, individu akan dapat mengembangkan kualitas
dirinya serta mampu menghadapi tuntutan dari lingkungannya dalam
kehidupan kesehariannya.
6. Pemanfaatan pengalaman (Utilization of Past Experience). Adanya
kesediaan individu untuk belajar dari pengalaman dan memanfaatkannya
merupakan hal yang penting bagi penyesuaian diri yang normal.
7. Sikap-sikap yang realistis dan obyektif (Realistic and Objective.
Attitudes). Karakteristik ini berhubungan erat dengan orientasi seorang
individu terhadap realitas yang dihadapinya. Sikap yang realistik dan
obyektif, didasarkan pada proses belajar.

II. BUKU 2
Judul buku : Perkembangan Peserta Didik
Penulis : Drs. Kemali Syarif M.pd
Penerbit : Unimed Press
Tahun : 2013
Judul BAB : Perkembangan Konsep Diri Individu
Sub BAB : Karakteristik konsep diri
Ringkasan :
1. Karakteristik Konsep Diri Anak Usia Sekolah Dasar.
Menurut Santrock (1995), perubahan-perubahan dalam konsep diri anak selama
tahun-tahun sekolah dasar dapat dilihat sekurang kurangnya dari tiga karakteristik
konsep diri, yaitu :
(1) karakteristik internal
Karakteristik internal. Berbeda dengan anak-anak prasekolah, anak usia
sekolah dasar lebih memahami dirinya melalui karakteristik internal daripada
melalui karakteristik eksternal. Anak-anak pada masa pertengahan dan akhir
lebih cenderung mendefenisikan dirinya melalui keadaan-keadaan dalam yang
subjektif daripada melalui keadaan keadaan luar.

(2) karakteristik aspek-aspek social.


Karakteristik aspek-aspek sosial. Selama tahun-tahun sekolah dasar, aspek-
aspek sosial dari pemahaman dirinya juga meningkat. Dalam suatu investigasi,
anak-anak sekolah dasar seringkali menjadikan kelompok-kelompok sosial
sebagai acuan dalam deskripsi diri mereka (Livesly & Bromley, 1983).

(3) karakteristik perbandingan sosial.


Karakteristik perbandingin sosial. Pemahaman diri anak-anak usia sekolah
dasar juga mengacu pada perbandingan sosial (social comparison). Pada tahap
perkembangan ini, anak-anak cenderung membedakan diri mereka dan orang
lain secara komparatif daripada secara absolut.
2. Karakteristik Konsep Diri Remaja (SMP-SMA)
Santrock (1998) menyebutkan sejumlah karakteristik penting perkembangan
konsep diri pada masa remaja, yaitu :
a. Abstract and idealistic.
Pada masa remaja, anak-anak lebih mungkin membuat gambaran tentang diri
mereka dengan kata-kata yang abstrak dan idealistik. Idealistik tersebut
merupakan suatu pemikiran pada suatu hal yang dianggap benar berdasarkan
pengalaman, serta mempunyai cita-cita tinggi untuk mencapai hasil yag
maksimal.
b. Differentiated.
Konsep diri remaja bisa menjadi semakin terdiferensiasi
(differentiated).dibandingkan dengan anak anak, lebih mungkin memahami
bahwa dirinya memiliki diri-diri yang berbeda-beda (differentiated selves),
sesuai dengan peran atau konteks tertentu.
c. Contradictions Within the Self.
Setelah remaja mendeferensiasikan dirinya ke dalam sejumlah peraan dan
dalam konteks yang berbeda-beda, maka muncullah kontradiksi antara diri-diri
yang terdiferensiasi ini. kontradiktif yang digunakan remaja dalam
mendeskripsikan dirinya (seperti: jelek dan menarik, mudah bosan dansuka
bersenang- senang.
d. The Fluctiating Self.
Seorang peneliti menjelaskan sifat fluktuasi dalam diri remaja tersebut disebut
dengan metafora “The Barometic” (diri barometik). Maksudnya adalah diri
seorang remaja akan terus memiliki ciri ketidakstabilan hingga masa dimana
remaja berhasil membentuk teori mengenai dirinya yang lebih utuh. Tetapi
biasanya tidk tejadi hingga.

e. Real and Ideal, True and False Selves.


Remaja cenderung menunjukan diri yang palsu ketika berada pada lingkungan
teman- teman sekelasnya. Namun, ketika berada bersama teman-teman
terdekatnya, kecil kemungkinan remaja menunjukan dirinya yang palsu. Diri
yang palsu ditunjukan oleh ramaja agar membuat orang lain mengaguminya.
Karena remaja cenderung ingin terlihat hebat, dan menjadi pusat perhatian.
f. Social Comparison.
Dibandingkan dengan anak-anak remaja lebih senang menggunakan
perbandingan untuk mengevaluasi diri mereka. Namun, kesedian remaja untuk
mengevaluasi diri sendiri akan menurun pada masa ini, karena menurut
mereka perbandingan sosial itu tidak diinginkan.
g. Self-Conscious.
Karakteristik lain pada remaja yaitu bahwa remaja lebih sadar akan dirinya
disbanding dengan anak-anak. Remaja menjadi lebih introspektif, yang mana
hal ini merupakan bagian dari kesadaran diri mereka dan bagian dari
eksplorasi diri.
h. Self -Protective. Self-Protective
Merupakan mekanisme untuk mempertahankan diri. Dalam upaya melindungi
dirinya, remaja cenderung menolak adanya karakteristik negatif dalam diri
mereka. Mereka cenderung berusaha menunjukan diri yang memiliki sifat
periang, cantik, menarik, dan suka bersenang-senang. Dibandingkan sifat
jelek, pemurung, penyendiri, dan pendiam. Hal ini merupakan kecenderungan
remaja untuk menggambarkan dirinya secara idealistik.
i. Unconscious.
Unconscious merupakan karateristik yang tdai disadari. Artinya, remaja yang
lebih tua yakin adanya aspek-aspek tertentu dari pengalaman mental diri
mereka yang berada di luar kesadaran atau kontrol mereka dibandingkan
dengan remaja yang lebih mudah.

j. Self-Integration
Pada masa remaja akhir konsep diri remaja akan lebih terintegrasi, dimana
bagian yang berbeda-beda dari diri secara sistematik menjadi satu kesatuan.
Maksudnya adalah remaja yang lebih tua lebih mampu mendeteksi adanya
ketidakkonsistenan dalam gambaran diri mereka. Pada saat yang sama, ketika
remaja menghadapi tekanan untuk membagi-bagi diri menjadi sejumlah peran,
munculah pemikiran formal operasional yang mendorong proses integrase dan
perkembangan dari suatu teori diri yang konsisten dan koheren.

III. KRITIK
a. Kelebihan :
Buku Utama :
Kelebihan buku utama yaitu pembahasannya lebih mudah di mengerti dan
dijelaskan secara sitematis dengan Bahasa yang mudah dipahami. Dan teori-
teori yang digunakan juga jelas karena diambil dari pendapat-pendapat ahli.
Buku utama ini memmiliki cover buku yang menarik sehingga pembaca
tertarik untuk membacanya.
Buku Pembanding :
Kelebihan buku pembanding, dalam buku ini dari setiap sub materi terdapat
contoh-contoh yang dapat memperjelas setiap materinya dan menyediakan
soal-soal latihan untuk mengevaluasi pembelajaran pada setiap bab.
b. Kekurangan :
Buku Utama
Kekurangan pada buku utama yaitu banyaknya pengulangan materi yang
sudah di jelaskan pada bab sebelumnya di jelaskan kembali pada BAB
berikutnya.
Buku Pembanding
Kekurangan pada buku pembanding ini sub materi yang kurang lengkap.
Seperti, tidak ada di jelaskan mengenai jenis-jenis Konsep diri dan terdapat
beberapa istilah yang tidak di jelaskan maknanya sehingga membuat pembaca
sulit memahaminya.
c. Perbedaan :
Buku utama memiliki pembahasan mengenai jenis-jenis konsep diri,
Sedangkan Buku pembanding tidak ada menjelaskan mengenai jenis-jenis
konsep diri.
d. Kesamaan : Kedua buku ini tidak memiliki kesamaan, dikarenakan dari segi
pembahasan kedua buku ini mengambil dari pendapat yang berbeda.
e. Keluasan :
Setelah saya melakukan critical dari kedua buku ini. Dari segi Pembahasan
Buku pembanding lebih luas dari pada buku utama, dikarenakan buku
pembanding memaparkan materi dengan berbagai sudut pandang dari para
ahli sedangkan buku utama hanya menjelaskan dari satu sudut pandang saja.

B. Critical Jurnal Review


1. Jurnal I
Judul jurnal : PEMBENTUKAN KONSEP DIRI REMAJA
Penulis : Andi Syahraeni
Penerbit Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Tahun :2019
Vol : Vol.6 No 2
Judul BAB : Perkembangan Konsep diri Individu
Sub BAB : Jenis-jenis konsep diri
Ringkasan :
Jenis-jenis Konsep Diri
Konsep diri memunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan perilaku
individu. Individu memandang atau menilai dirinya sendiri akan tampak jelas dari
seluruh perilakunya. Hurlock membagi konsep diri menjadi empat bagian, yaitu:
konsep diri dasar, konsep diri sementara, konsep diri sosial dan konsep diri ideal.
Berikut ini diuraikan jenisjenis konsep diri tersebut.
A. Konsep Diri Dasar
Konsep diri dasar meliputi persepsi mengenai penampilan, kemampuan dan peran
status dalam kehidupan, nilai-nilai, kepercayaan serta aspirasinya. Konsep diri
dasar cenderung memiliki kenyataan yang sebenarnya individu melihat dirinya
seperti keadaan sebenarnya, bukan seperti yang diinginkannya.
B. Konsep Diri Sementara
Konsep diri sementara adalah konsep diri yang sifatnya hanya sementara saja
dijadikan patokan. Apabila tempat dan situasi berbeda, konsep-konsep ini
dapat menghilang. Konsep diri sementara ini terbentuk dari interaksi dengan
lingkungan dan besarnya dipengaruhi oleh suasana hati, emosi dan
pengalaman baru yang dilaluinya.
C. Konsep Diri Sosial
Konsep diri sosial timbul berdasarkan cara seseorang mempercayai persepsi
orang lain tentang dirinya, jadi tergantung kepada sikap dan perbuatan orang
lain pada dirinya. Konsep diri sosial diperoleh melaui interaksi sosial dengan
orang lain.
D. Konsep Diri Ideal
Konsep diri ideal terbentuk dari persepsi dan keyakinan remaja tentang dirinya
yang diharapkan, atau yang ingin dan seharusnya dimilikinya.
Jurnal II
Judul jurnal : PENGARUH KONSEP DIRI, MINAT DAN INTELIGENSI
TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH
METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK
Penulis :Hasrian rudi Setiawan, widya masitah
Penerbit : Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Tahun : 2017
Vol : Vol.9 No 2 halaman 20-34
Judul BAB : Perkembangan Konsep diri Individu
Sub BAB : Jenis-jenis konsep diri
Ringkasan :
Jenis-jenis konsep diri
Pertama, Konsep diri Positif.
Konsep diri positif yaitu lebih kepada penerimaan diri bukan sebagai suatukebanggan
yang besar tentang diri.Konsep diri bersifat stabil danbervariasi. Individu yang
memiliki konsep diri positif adalah individu yang tahu betul tentang dirinya sendiri,
dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang sangat bermacammacam tentang
dirinya sendiri, evaluasi terhadap dirinya sendiri, menjadi positif dan dapat menerima
keberadaan orang lain. Individu yang memiliki konsep diri positif akan merancang
tujuan tujuan yang sesuai dengan realitas, yaitu tujuan yang memiliki kemungkinan
besar untuk dicapai, mampu menghadapi kehidupan didepannya serta menganggap
bahwa hidup adalah suatu proses penemuan.

Kedua, Konsep diri negatif.


Konsep diri negatif menurut Calhoun dan Acocella membagi konsep diri negatif
menjadi dua tipe yaitu: 1).Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar benar
tidak teratur, tidak memiliki perasaan, kestabilan dan keutuhan diri. Individu tersebut
benarbenar tidak tahu siapa dirinya, apa kekuatan dan kelemahannya atau tentang apa
yang dihargai dalam kehidupannya. 2). Pandangan tentang dirinya sendiri terlalu
stabil dan teratur. Hal ini bisa terjadi karena individu, dididik dengan cara yang sangat
keras, sehingga menciptakan citra diri yang tidak mengizinkan adanya penyimpangan
dari seperagkat hukum yang di dalam pemikirannya merupakan cara hidup yang tepat.
Jurnal III
Judul jurnal : URGENSI KARAKTERISTIK KONSEP DIRI DALAM
MEMBANGUN MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH
ATAS
Penulis : Siti Miftahul Janah
Penerbit : Psikologia (Jurnal Psikologi)
Tahun : 2020
Vol : Vol 5 (2)
Judul BAB : Perkembangan Konsep diri Individu
Sub BAB : Karakteristik Konsep diri
Ringkasan :
Karakteristik Konsep diri remaja
Santrock menyebutkan beberapa karakteristik pada konsep diri di masa remaja,
yaitu:
Abstract and idealistic. Pada masa ini, remaja lebih membuat gambaran tentang
diri mereka dengan kata-kata yang abstrak dan idealistik. Meskipun tidak semua
remaja menggambarkan diri mereka dengan cara idealis, namun sebagian besar
dari mereka membedakan dengan diri yang diidamkannya.
Differentiated. Jika dibandingkan dengan anak yang lebih muda, remaja lebih
menggambarkan dirinya sesuai dengan konteks yang semakin terdiferensiasi.
Misalnya, remaja menggambarkan dirinya menggunakan sejumlah karakteristik
dalam hubungannya dengan lawan jenis.
Contradictions Whitin the Self. Setelahremaja mendiferensiasikan dirinya ke
dalam beberapa peran dan dalam konteks yang berbeda-beda maka muncullah
kontradiksi antara diri-diri yang terdiferensiasi.
The Fluctuating Self. Sifat kontradiktif dalam diri remaja pada gilirannya
memunculkan fluktuasi diri dalam berbagai situasi dan lintas waktu yang tidak
mengejutkan.
Real and Ideal, True and False Selves.Munculnya kemampuan remaja untuk
mengkontruksikan diri ideal mereka di samping diri yang sebenarnya, kemampuan
untuk menyadari adanya perbedaan antara diri yang nyata dan yang ideal
menunjukkan adanya peningkatan kemampuan kognitif pada diri mereka. Selain
tentang nyata dan ideal, remaja cenderung menunjukkan diri yang palsu ketika
berada di lingkungan teman kelasnya. Namun, ketika mereka berada di sekitar
teman dekatnya kecil kemungkinan mereka menunjukkan diri palsu.
Social Comparison. Sejumlah ahli perkembangan percaya, remaja lebih sering
menggunakan social comparison untuk mengevaluasi diri mereka sendiri. Namun
kesediaan remaja untuk mengakui penggunaan tersebut cenderung menurun
karena suatu sebab.
Self-Concious. Remaja lebih sadar akan dirinya, dalam karakteristik ini remaja
lebih introspektif dan eksploratif. Namun, kadang-kadang mereka meminta
penjelasan.
Self-Protective. Dalam upaya melindungi diri mereka, remaja cenderung menolak
adanya karakteristik negatif dalam diri mereka. Kecenderungan remaja untuk
melindungi dirinya sesuai dengan gambaran karakteristik konsep diri idealistik.
Unconcious. Konsep diri melibatkan adanya pengenalan bahwa komponen yang
tidak disadari termasuk dalam dirinya, sama seperti komponen yang disadari.
Pengenalan seperti ini tidak akan muncul hingga masa remaja akhir.
Self-Integration. Terutama pada masa remaja akhir, konsep diri menjadi lebih
terintegrasi. Dimana bagian dari diri yang berbeda-beda dari diri secara sistematik
menjadi satu kesatuan. Ketika remaja membentuk sejumlah konsep diri, tugas
untuk mengintegrasikan berbagai konsep diri ini menjadi suatu masalah. Pada saat
yang sama, ketika remaja menghadapi tekanan untuk membagi-bagi diri menjadi
sejumlah peran, munculah pemikiran yang mendorong proses integrasi dan
perkembangan dari suatu teori diri yang konsisten dan koheren

Jurnal IV
Judul jurnal : Perkembangan Konsep Diri Anak Usia Dini Di Masa Pandemic
Penulis : Juli Maini Sitepu , Melyani Sari Sitepu
Penerbit : SiNTESa
Tahun : 2021
Vol : -
Judul BAB : Perkembangan Konsep diri Individu
Sub BAB : Karakteristik Konsep diri
Ringkasan :
Karakteristik Konsep diri anak usia dini
Dalam pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasionak No.20/2003 ayat 1,
disebutkan bahwa yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam
rentang usia 0-6 tahun (Fadillah, 2012). Ilmuan perkembangan mempelajari tiga
domain atau aspek dari seorang
individu, yaitu (Diane E. papalia, 2014) :
1. Fisik yang mencakup pertumbuhan badan dan otak, kapasitas sensoris,
keterampilan motorik dan kesehatan.
2. Kognitif yang mencakup belajar, atensi, memori, bahasa, berpikir, penalaran,
dan kreativitas.
3. Perkembangan psikososial yang mencakup emosi, kepribadian, dan hubungan
sosial.
Anak usia dini berbeda dengan usia lainnya, sebab mereka memiliki beberapa
karakteristik seperti (Fadillah, 2012) :
1. Unik, yaitu sifat anak berbeda satu dengan yang lainnya. Anak memiliki
bawaan, minat, kapabilitas, dan latar belakang kehidupan masing-masing.
2. Egosentris, yaitu anak lebih cenderung melihat dan memahami sesuatu dari
sudut pandang dan kepentingannya sendiri.
3. Aktif dan energik, yaitu anak lazimnya senang melakukan berbagai aktivitas.
4. Rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal.
5. Eksploratif dan berjiwa petualang, yaitu anak terdorong oleh rasa ingin tahu
yang kuat dan senang menjelajah, mencoba, dan mempelajari hal-hal yang baru
6. Spontan, yaitu perilaku yang ditampilkan anak umumnya relative asli tidak
ditutup-tutupi sehingga merefleksikan apa yang ada dalam perasaan dan
pikirannya.
7. Senang dan kaya dengan fantasi, yaitu anak senang dengan hal-hal yang
imajinatif.
George S. Morrison mengatakan anak usia dini memiliki karakteristik yang unik,
sebab mereka memiliki karakteristik perkembangan, fisik, dan perilaku yang
serupa. Hal yang membuat mereka unik dapat dilihat dari berbagai macam aspek
perkembangannya, antara lain
(George S.Morrison, 2012) :
8. Perkembangan Fisik. Anak usia dini memiliki banyak energy dan selalu ingin
menggunakannya dalam aktivitas fisik seperti berlari, mendaki, dan melompat.
9. Perkembangan Sosial dan Emosional. Pada usia ini anak masih terus belajar
untuk mengatur emosi dan interaksi sosial mereka.
10. Perkembangan Kognitif dan Bahasa. Pada usia ini masa perkembangan
kecerdasan dan bahasa yang sangat pesat. Anak memiliki kapasitas besar untuk
belajar kata-kata dan menyukai tantangan mempelajari kata-kata baru sehingga di
usia ini anak sangat suka berbicara, bertanya dan memiliki keinginan besar untuk
mengetahui sesuatu yang baru yang belum pernah ia ketahui sebelumnya.

III. KRITIK
Kelebihan :
Jurnal I : Dari segi pembahasan materi sudah sangat lengkap dan Dari segi tata
penulisan juga baik.
Jurna Il : Kelebihan jurnal ini mempunyai abstrak yang jelas, sehingga hanya
membaca abstrak saja pembaca dapat mengetahui hasil dari jurnal tersebut.
Jurnal III : Kelebihan dari jurnal ini yaitu Penjelasan teori-teori yang lengkap dan
ringkas, sehingga pembaca lebih mudah memahami materi yang di jabarkan.
Jurnal IV : Pembahsan isi jurnal yang lengkap dan jelas karena diambil dari beberapa
pendapat ahli.
Kekurangan :
Jurnal I : Tidak ada nya penelitian yang dilakukan dalam jurnal tersebut.
Jurnal II : Dalam Jurnal ini terlalu banyak data-data dari pada teori. Dari segi
penulisan masih sedikit kurang rapi.
Jurnal III : Kekurangan dari jurnal ini yaitu, ada terdapat beberapa kata-kata yang sulit
dipahami.
Jurnal IV : Tidak memiliki Volume, Dalam jurnal ini tidak melakukan penelitian
secara langsung hanya menggunakan metode penelitian literasi dari para ahli.
Perbedaan : Ke-4 Jurnal ini memiliki perbedaan disetiap pembahasannya.Seperti
Jurnal I dan II yang memiliki pembahasan sub materi yang sama namun
penjelasannya yang berbeda karena menjelaskan dari pendapat para ahli yang
berbeda. Dan Jurnal III dan IV jugaa sama seperti itu.
Kesamaan : Setelah saya melakukan critical pada kesempat jurnal tersebut tidak
adanya kesamaan dikarenakan setiap jurnal memiliki pendapat yang berbeda.
Keluasan : Materi dari ke-4 jurnal tersebut cukup luas karena memaparkan dari
sudut pandang yang berbeda. Bisa dibilang cukup menambah wawasan dan
memperluas pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai