Anda di halaman 1dari 28

Rogers : Person Centered Theory

dan Analisis Biografi Tokoh Bacharuddin Jusuf Habibie

Disusun oleh
Kelas C
Kelompok 4
Salma Fauziah 190110190013
Sonnya A. Nisa 190110190027
Dwi Astrifiani Lathiifah 190110190029
Alya Nindya Putri 190110190031
Nisrina Wafa Salsabila 190110190087
Hadiana Izdihar A. 190110190141

FAKULTAS PSIKOLOGI PADJADJARAN


2020/2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………..1
I. Client Centered-Theory……………………………………...…………………………………………2
A. Basic Assumption……………………………………………………………………………...2
B. The Self and Self Actualization……………………………………………………………..3
C. Awareness……………………………………………………………………………………….4
D. Becoming a Person…………………………………………………………………………….5
E. Barriers to Psychological Health…………………………………………………………….6
F. Person of Tomorrow…………………………………………………………………………..8
II. Biografi B. J. Habibie……………………………………………………..………………………….10
III. Analisis Tokoh……………………………………………………………………..…………………..13
A. The Self and Self Actualization…………………………………………………………….17
B. Self Concept…………………………………………………………………………………..19
C. Becoming a Person…………………………………………………………………………..19
D. Person of Tomorrow………………………………………………………………………...20
IV. Sesi Tanya Jawab………………………………………………………………………………………21
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………….27

1
I. Client Centered-Theory
Carl Ransom Rogers lahir pada 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinois. Ia merupakan
anak keempat dari Walter dan Julia Cushing Rogers. Carl Rogers mengembangkan
teori kepribadian humanistik dari pengalamannya sebagai seorang psikoterapis. Ia
lebih menaruh perhatian untuk menolong orang lain daripada untuk menemukan
alasan mengapa mereka berperilaku seperti yang dilakukan. Tidak seperti theorist
lain, ia terus menyerukan penelitian empiris untuk mendukung baik teori
kepribadian maupun pendekatan terapeutiknya.
Meskipun dia merumuskan teori kepribadian yang ketat dan konsisten secara
internal, Rogers merasa tidak nyaman dengan gagasan teori. Preferensi pribadinya
adalah menjadi penolong orang lain dan bukan pembangun teori. Bagi Rogers, teori
tampaknya membuat hal-hal terlalu kaku dan eksternal, dan dia khawatir teorinya
mungkin menyiratkan ukuran finalitas. Pernyataan aslinya mengenai teori
kepribadian “client-centered” muncul dalam Volume 3 dari Sigmund Koch’s
Psychology: A Study of a Science.

A. Basic Assumption
Menurut Rogers terdapat 2 asumsi utama dari person-centered theory, yaitu
formative tendency dan actualizing tendency.
1. Formative Tendency
Rogers percaya bahwa semua materi baik yang organik (makhluk
hidup) dan anorganik memiliki kecenderungan untuk berevolusi dari
bentuk yang lebih sederhana ke bentuk yang lebih kompleks. Proses
ini disebut formative tendency, proses ini lebih mengutamakan proses
kreatif bukan disintegrasi.
2. Actualizing Tendency
Actualizing tendency adalah kecenderungan dalam diri manusia (dan
makhluk hidup lainnya) untuk bergerak menuju completion dan
pemenuhan potensi diri (fulfillment of potentials). Kecenderungan ini
merupakan motif yang dimiliki manusia, kebutuhan untuk memuaskan
dorongan.
Kecenderungan untuk maintain dan enhance termasuk
kedalam actualizing tendency. Yang termasuk kedalam the need for
maintenance adalah basic need seperti kebutuhan akan makanan,

2
udara, keamanan, bahkan kecenderungan untuk menolak perubahan
dan mempertahankan status quo. Sifat konservatif dari maintenance
needs adalah keinginan untuk melindungi konsep diri mereka saat ini
yang nyaman.
Meskipun manusia memiliki keinginan yang kuat untuk
mempertahankan status quo, manusia juga memiliki keinginan untuk
belajar dan berubah. Kebutuhan untuk menjadi lebih baik,
berkembang, dan achieve growth disebut enhancement. Enhancement
pada self dapat dilihat dari kemauan seseorang untuk mempelajari
hal-hal yang tidak langsung bermanfaat meskipun harus menghadapi
rasa sakit dan ancaman.
The need of enhancement dapat diekspresikan dalam berbagai
bentuk seperti rasa ingin tau, playfulness, eksplorasi diri,
persahabatan, dan kepercayaan bahwa dirinya dapat mencapai
psychological growth. Manusia memiliki creative power untuk
memecahkan masalah dan merubah konsep diri mereka agar semakin
mengarahkan diri. Individu mempersepsikan pengalaman mereka
sebagai kenyataan, dan mereka mengetahui realitas mereka lebih baik
daripada orang lain. Mereka tidak perlu diarahkan, dikendalikan,
dinasehati, atau dimanipulasi untuk memacu mereka menuju
aktualisasi.
Manusia dapat mencapai actualization tendency jika berada
dalam kondisi tertentu. Individu harus berhubungan dengan orang
yang menunjukan congruent, empathy, dan unconditional positive
regard. Ketiga kondisi ini sangat dibutuhkan agar individu dapat
berubah menjadi pribadi yang konstruktif dan mencapai
self-fulfillment maupun self-actualization.

B. The Self and Self Actualization


1. The Self
Self memiliki dua komponen yaitu self concept dan ideal self.
a. Self Concept
Konsep diri atau self concept dianggap sebagai persepsi atau
pandangan individu tentang perilaku, kemampuan, dan

3
karakteristik unik — gambaran mental tentang siapa diri
sebagai pribadi (Brailey, 2003). Self concept berbeda dengan
organismic self (Feist, 2014). Organismic self biasa disebut
sebagai ‘real self’ atau ‘diri nyata' (Counselling tutor, 2011).
Cirinya organismic self bagian dari diri organisme yang bisa
di luar kesadaran bahwa ia memilikinya, sedangkan self
concept selalu berada pada kesadaran dirinya tentang ia
mempersepsikan dirinya walau sebenarnya ia tidak
memilikinya.
b. The ideal self
Ideal self didefinisikan sebagai harapan tentang kondisi diri
kita (diri yang ideal). Maka dari itu, ideal self masih berupa
buah pikir bukan kenyataan dan bersifat cenderung untuk
diwujudkan. Ketika self concept dan ideal self memiliki jarak
yang jauh (bertolak belakang) mengindikasikan incongruence
(ketidaksamaan) dan merupakan tanda unhealthy personality.
2. Self-Actualization
Self-actualization adalah kecenderungan orang untuk
mengaktualisasikan dirinya, yaitu diri sepenuhnya dan diri yang
sesungguhnya. Baik itu dalam bentuk kesadaran (conscious) dan
ketidaksadaran (unconscious), physiological dan kognitif. Ada juga
yang berkata, self akan mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan
perceived in awareness (apa yang ia persepsikan dalam
kesadarannya). Misal, jika ia mempersepsikan dalam dirinya ia
bahagia, maka aktualisasinya dia akan berperilaku dan bersikap
bahagia. Tetapi pada seseorang yang tidak dapat mengaktualisasikan
dirinya atau tidak dapat menyelaraskan dapat menyebabkan tension
(hal ini berkaitan dengan self concept dan ideal self).

C. Awareness
Awareness didefinisikan Robert (1959) sebagai representasi simbolik (tidak
benar-benar dalam simbol verbal) dari beberapa porsi pengalaman kita.
Awareness kemudian dibagi kedalam tiga tingkatan:

4
(1) beberapa kejadian yang dialami berada di bawah threshold
sehingga diabaikan atau ditolak
(2) beberapa pengalaman memang dilambangkan secara akurat dan
secara bebas diterima oleh self-structured kita. Contohnya: Ariana Grande
sangat percaya diri dengan kemampuan bernyanyinya. Ia memiliki
self-concept bahwa dirinya bisa menyanyikan lagu apapun dengan merdu.
Ketika tampil dalam sebuah acara, banyak audience yang menghujaninya
tepuk tangan yang meriah dan memuji kemampuannya. Kejadian tidak
mengancam juga konsisten dengan self-concept Ariana tersebut secara akurat
menyimbolkan dirinya dan dengan senang hati Ariana menerima hal tersebut
ke dalam self-structured dirinya
(3) beberapa pengalaman dialami dalam bentuk yang terdistorsi. Yang
termasuk dalam awareness ditingkatan ini adalah pengalaman-pengalaman
yang tidak sesuai dengan self-concept namun di re-shape agar sesuai.
Misalkan, self-concept Ariana Grande adalah dirinya merupakan penyanyi
yang handal. Kemudian, salah satu teman mengatakan bahwa performa
menyanyinya mengalami penurunan karena beberapa kali terdengar fals.
Ariana menyimbolkan peristiwa tersebut sebagai bentuk ke-iri-an temannya
akan keahliannya dalam bernyanyi. Pengalaman positif seperti pujian juga
dapat didistorsikan bila penerima tidak mempercayai pemberi pujian ataupun
merasa tidak pantas mendapatkannya. Pujian ini pada akhirnya berubah
menjadi ancaman yang tersirat.

D. Becoming a Person
Untuk menjadi person, ada proses yang perlu dilewati. Pertama-tama,
seseorang harus memiliki hubungan dengan orang lain, baik positif maupun
negatif. Setelah seseorang mengetahui bahwa orang lain memiliki ukuran
pandangan (regard) kepadanya, dia akan menilai baik terhadap positive
regard dan menilai buruk terhadap negative regard. Positive regard adalah
ketika dia merasa butuh untuk dicintai, disukai, atau diterima orang lain.
Terpenuhinya positive regard adalah syarat menjadi positive self-regard.
Sekalinya menjadi positive self-regard, dia akan terlepas dari kebutuhan
positive regard karena sudah ada di dalam diri dan abadi. Rogers (1959)

5
menyatakan, the person then “becomes in a sense his [or her] own significant
social other.”

E. Barriers to Psychological Health


Tidak semua orang sehat psikologisnya, bahkan mayoritas mengalami
conditions of worth, incongruence, defensiveness, dan disorganization.
1. Conditions of Worth
Conditions of worth adalah anggapan seseorang bahwa ada ekspektasi
dan approval yang dibutuhkan untuk memenuhi positive regard dari
significant other. Hal ini menjadi kriteria orang tersebut dalam
menerima atau menolak pengalamannya.
Ketika seseorang merasakan penerimaan atas perilakunya, dia
jadi percaya bahwa penghargaan itu tidak bersyarat. Adapun jika
seseorang merasakan adanya ketidaksetujuan atas perilakunya, dia
akan berpandangan bahwa penghargaan itu ada syaratnya. Dengan
demikian, dia jadi percaya bahwa penilaian orang lain itu sesuai
dengan pandangan negatif dia terhadap dirinya sehingga semakin
lama, dia semakin asing dari dirinya sendiri atau organismic self.
Persepsi seseorang terhadap pandangan orang lain disebut
external evaluations. Evaluasi tersebut menghambat seseorang dari
terbuka secara penuh kepada pengalamannya. Contohnya adalah
seseorang menolak bahwa suatu kejadian itu menyenangkan karena
orang lain tidak menyetujuinya. Ketidaksesuaian penilaian antara diri
dan orang lain itu menyebabkan incongruence.
2. Incongruence
Organisme dan self bisa jadi tidak saling sesuai. Ketidaksesuaian
(incongruence) antara organismic experience dan self-concept yang
terbangun dapat menimbulkan gangguan psikologis. Hal tersebut
dapat menyebabkan perilaku seseorang jadi tidak konsisten, terkadang
mempertahankan self-actualization dan pada saat yang lain
mempertahankan ekspektasi orang lain.
Semakin seseorang tidak menyadari adanya incongruence pada
dirinya, dia akan semakin vulnerable. Seorang vulnerable sering

6
melakukan perilaku yang tidak dapat dimengerti, baik oleh orang lain
maupun oleh dirinya sendiri.
Akan tetapi, seseorang yang secara samar sadar dari
keberadaan incongruence pada dirinya mengalami anxiety. Seiring
bertambahnya kesadaran seseorang terhadap incongruence tersebut,
anxiety berubah menjadi threat. Anxiety dan threat dapat menjadi
kemajuan seseorang menuju kesehatan psikologis karena merupakan
sinyal tidak konsistennya organismic experience dengan self-concept,
meskipun hal itu tidak menyenangkan.
3. Defensiveness
Defensif adalah perlindungan self-concept terhadap anxiety dan threat
dengan denial atau distorsi pengalaman yang tidak sesuai dengannya
(Rogers, 1959). Self-concept terdiri dari banyak self-descriptive
statements sehingga defensif merupakan fenomena yang memiliki
banyak segi. Ketika salah satu pengalaman seseorang tidak sesuai
dengan satu bagian dari self-conceptnya, Individu tersebut akan
bersikap defensif untuk melindungi struktur self-concept-nya.
Chief defenses terdiri dari distorsi dan denial. Distorsi adalah
sikap ketika individu salah menafsirkan pengalaman yang sebenarnya,
karena berusaha menafsirkan pengalaman tersebut sesuai dengan
beberapa aspek self-concept yang ada pada dirinya. Individu tersebut
merasakan pengalaman dalam kesadaran, tetapi dia gagal untuk
memahami arti sebenarnya dari pengalaman tersebut. Sedangkan
denial adalah sikap ketika individu menolak untuk melihat suatu
pengalaman dalam kesadaran atau menjaga beberapa aspek dari
pengalaman tersebut agar tidak mencapai simbolisasi. Denial tidak
umum seperti distorsi karena sebagian besar pengalaman dapat
dibentuk ulang agar sesuai dengan self-concept saat ini. Menurut
Rogers (1959), baik distorsi maupun denial memiliki tujuan yang
sama yaitu keduanya menjaga agar persepsi individu tentang
pengalaman organismenya tetap konsisten dengan self-concept yang ia
miliki, hal tersebut memungkinkan individu untuk mengabaikan atau

7
memblokir pengalaman yang dapat menyebabkan anxiety atau threat
yang tidak menyenangkan.
4. Disorganization
Disorganized behavior terjadi ketika adanya ketidaksesuaian antara
pengalaman organisme seseorang dengan pandangan mereka tentang
diri mereka sendiri yang terlalu jelas atau terjadi terlalu tiba-tiba
untuk disangkal atau diubah. Disorganization dapat terjadi secara
tiba-tiba, atau dapat terjadi secara bertahap dalam jangka waktu yang
lama. Dalam keadaan tidak terorganisir, orang terkadang berperilaku
konsisten dengan pengalaman organisme mereka dan terkadang sesuai
dengan self concept mereka yang hancur. Contoh kasusnya adalah
seorang wanita yang sebelumnya bijaksana dan sopan yang tiba-tiba
mulai menggunakan bahasa yang secara eksplisit bersifat seksual.
Dalam kasus tersebut, perilaku masih konsisten dengan self concept,
tetapi self concept telah dirusak, self conceptnya bukan lagi sebuah
gestalt atau kesatuan yang utuh, sehingga dia mulai bertingkah laku
dengan cara yang membingungkan, tidak konsisten, dan sama sekali
tidak dapat diprediksi.

F. Person of Tomorrow
1. More adaptable
Dalam sudut pandang evolusi, person of tomorrow akan lebih
mungkin untuk bertahan hidup. Mereka tidak hanya menyesuaikan
lingkungan statis, tapi juga menyadari bahwa konformitas dan
penyesuaian pada kondisi tetap memiliki nilai long-term survival yang
kecil.
2. Open to their Experiences
Bagi person of tomorrow, semua stimulus, baik yang berasal dari
organisme atau dari lingkungan eksternal, diterima dengan bebas oleh
diri. Mereka akan mendengarkan diri mereka dan mendengar
kebahagiaan, kemarahan, kekecewaan, ketakutan, dan kelembutan
mereka.
3. Trust in their Organismic Selves

8
Person of tomorrow tidak akan bergantung pada arahan orang lain
untuk mendapat bimbingan karena mereka menyadari bahwa
pengalaman mereka sendiri adalah kriteria terbaik untuk membuat
pilihan. Mereka akan melakukan apa yang dirasa benar oleh mereka
karena mereka akan mempercayai perasaan mereka sendiri daripada
pontification orang tua atau aturan masyarakat yang kaku. Namun,
mereka juga akan melihat dengan jelas perasaan dan hak orang lain
yang akan dijadikan pertimbangan dalam membuat keputusan.
4. Life fully in the moment
Kecenderungan berikutnya adalah life fully in the moment atau hidup
sepenuhnya pada saat ini. Karena terbuka pada pengalamannya,
mereka akan mengalami fluiditas (mampu mengalir) dan perubahan
yang konstan. Apa yang mereka alami akan menjadi hal yang baru
dan unik, sesuatu yang belum pernah dialami oleh evolving self
mereka sehingga setiap pengalaman dilihat sebagai kesegaran baru
dan mereka akan menghargai pengalaman saat ini dengan
sepenuhnya. Menurut Roger (1961), kecenderungan ini dirujuk
sebagai kehidupan yang eksistensial. Individu tidak perlu menipu diri
sendiri dan mengesankan orang lain. Mereka akan muda dalam jiwa
dan pikirannya, tanpa dibumbui oleh prasangka tentang bagaimana
dunia seharusnya. Suatu pengalaman akan dijalani dan ditemukan
artinya tanpa harus mengurangi ekspektasi sebelumnya.
5. Harmonious relation with other
Person of tomorrow percaya diri bahwa mereka akan mengalami
hubungan yang harmonis dengan orang lain. Individu tidak
membutuhkan rasa dicintai dan dihargai oleh semua orang sebab tahu
bahwa mereka telah dihargai dan diterima tanpa syarat oleh
seseorang. Mereka akan mencari intimacy dengan orang lain yang
mungkin sama sehatnya. Hubungan yang seperti itu akan
berkontribusi terhadap pertumbuhan berkelanjutan keduanya. Dalam
hubungannya, individu akan bersikap otentik, artinya menjadi apa
adanya tanpa tipu daya, kebohongan, kemunafikan, dan lain-lain.
Individu akan peduli terhadap orang lain namun tidak dalam cara

9
yang menghakimi. Individu akan mencari makna di luar diri dan
merindukan kehidupan spiritual juga kedamaian batin.
6. More integrated
Person of tomorrow lebih utuh tanpa batasan palsu antara proses
kesadaran dan ketidaksadaran sehingga dia dapat membedakan secara
jelas antara apa yang terjadi dan apa yang seharusnya terjadi. Hal
tersebut membuat dia menggunakan perasaan organismic-nya sebagai
kriteria dalam mengevaluasi pengalaman sehingga real self dan ideal
self-nya terhubung. Karena dia tidak lagi membutuhkan perlindungan
diri dalam self-importance, dia tidak akan mengambil perhatian orang
lain lagi. Dengan demikian, dia menjadi percaya diri dan terbuka
dalam mengekspresikan perasaan yang dialaminya.
7. Basic trust of human nature
Person of tomorrow tidak menyakiti orang lain untuk keuntungan
dirinya sendiri, bahkan dia akan peduli kepada orang lain dan siap
membantu ketika dibutuhkan. Dia tetap bisa marah, tapi tidak akan
berlebihan dan agresinya dapat diarahkan dengan baik.
8. Greater richness in life
Person of tomorrow itu terbuka terhadap pengalaman sehingga
pengalaman hidupnya lebih kaya. Dia tidak akan mendistorsi stimulus
internal atau menahan emosinya. Dengan demikian, dia akan merasa
dalam dan hidup pada saat itu sehingga partisipasinya lebih banyak.

II. Biografi Tokoh BJ Habibie


B. J. Habibie atau Bacharudin Jusuf Habibie adalah anak ke-4 dari delapan
bersaudara. Habibie lahir pada tanggal 25 Juni 1936 di Parepare, Indonesia dan
wafat 11 September 2019 di Jakarta. Orang tuanya bernama Alwi Abdul Jalil
Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Mustahil bagi Bangsa Indonesia tidak
mengenalnya, ia merupakan seorang insinyur pesawat terbang Indonesia dan
politikus yang kemudian menjabat sebagai presiden Indonesia (1998–1999). Habibie
juga dikenal sebagai pemimpin perkembangan teknologi dan ekonomi Indonesia
pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21.

10
Sejak kecil, watak B.J. Habibie berbeda dari saudara-saudaranya. Ia
termasuk anak yang senang mengerjakan sesuatu. Di rumah, ia senang membaca
buku apa saja. B.J. Habibie memang lebih serius. Tidak seperti yang lainnya, ia
hanya akan bermain setelah menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Alhasil, Habibie
lebih banyak menghabiskan waktunya untuk belajar dan membaca. Kebiasaannya ini
membuat Kakak Habibie sering menyuruhnya bergaul dan bermain dengan
anak-anak lainnya. Walaupun pada akhirnya, Kakaknya dapat menerima perbedaan
watak yang dimiliki Habibie.
Menginjak bangku taman kanak-kanak, Habibie sudah memiliki cita-cita
untuk menjadi seorang insinyur. Ketertarikannya terhadap pesawat juga sudah
muncul di masa kanak-kanak, ia sangat suka membuat mainan pesawat terbang
dengan blokken (Micano). Ia merupakan anak yang periang, selalu optimis dan tidak
menyusahkan orang lain. Selain itu, B.J. Habibie mempersepsikan dirinya sebagai
seseorang yang suka menyendiri, tertutup, dan tidak merasa pintar maupun bodoh,
ia juga tidak pernah merasa iri dan tidak pernah mengganggu. Sebagaimana
teman-teman sebayanya, ia ikut mengaji bersama kakak dan teman-temannya.
Selama mengaji, B.J. Habibie termasuk anak yang paling rajin dan cepat menghafal
bacaannya, karena itu ia berhasil khatam beberapa kali. Ia merupakan orang yang
sangat tegas berpegang pada prinsipnya. Jika dia disalahkan, B.J. Habibie akan
protes dan berteriak ia tidak bersalah dan ia tidak mau disalahkan karena ia merasa
benar. Tetapi, jika ia bersalah, maka dia akan diam dan tidak melakukan protes
sedikit pun. B.J. Habibie tidak pernah terlibat dalam perkelahian dengan anak-anak
sebayanya. Tetapi hal itu bukan berarti bahwa ia tidak bergaul dengan
teman-temannya. Ia juga memiliki hubungan yang baik dengan saudara-saudaranya
Tanggal 3 September 1950 adalah waktu yang berat bagi Habibie dan
keluarganya. Ayah Habibie meninggal dunia karena serangan jantung. Tidak lama
setelah kematian ayahnya, B.J. Habibie diberangkatkan ke pulau Jawa oleh ibunya
untuk melanjutkan pendidikan sebagai anak laki - laki tertua dalam keluarganya
demi menempuh pendidikan yang lebih baik. Selagi keluarganya tinggal di Parepare,
Habibie berpindah-pindah dari Jakarta hingga ke Bandung. Ia pun berpindah dari
yang asalnya bersekolah di HBS ke SMP bernama Gouvernments Middlebare School
(sekarang SMPN 5) dan melanjutkan ke SMAK yang dikenal sebagai Lyceum.
Setelah lulus SMAK, ia meneruskan pendidikannya di Bandung. Karena ibu Habibie

11
tidak merasa nyaman meninggalkan anaknya sendirian di Bandung, akhirnya ia dan
sekeluarga pindah ke Bandung.
Habibie hanya menjalani kuliah di ITB selama enam bulan dan selama
menjadi mahasiswa di ITB, B.J. Habibie mulai mengembangkan daya tariknya
terhadap bidang pesawat terbang. Ia pernah bergabung di Aeromodeling Club. Ia
juga mempunyai model pesawat terbang yang dibuat sendiri dan selalu diperagakan,
tetapi model tersebut tak sempat disempurnakan dan akhirnya ia melanjutkan
kuliahnya di Technische Hochschule Aschen, Jerman karena alm. ayahnya dan
ibunya menginginkan anaknya menempuh pendidikan di luar negeri.
Di Jerman, ia mengambil jurusan konstruksi pesawat terbang. Ibunya sendiri
yang mendaftarkan B.J. Habibie untuk mendapat beasiswa, yang pada saat itu
membeli devisa pemerintah sudah dianggap sebagai beasiswa. Bagi orang tuanya,
pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Setelah suaminya meninggal, Ny.
R.A. Tuti Marini Habibie bertekad agar anak-anaknya dapat melanjutkan pendidikan
semaksimal kemampuannya, termasuk ke luar negeri. Ia berusaha untuk membiayai
hidup anaknya itu selama di rantau dengan menggunakan peninggalan suaminya,
menjual perhiasannya dan bekerja keras agar dapat tercukupi kebutuhan hidup
anaknya di sana. Dengan situasi tersebut, hal itu membuat B.J. Habibie semakin
bersemangat untuk menyelesaikan pendidikannya dengan baik. Walaupun itu sangat
berat baginya dengan membayangkan akan betapa sepinya merantau di negeri orang.
Dalam kelas-kelas yang diikutinya ia merupakan salah satu mahasiswa yang menarik
perhatian, karena kecerdasan dan sikapnya yang kritis terhadap suatu hal. Di luar
kegiatan kuliah, pergaulan B.J. Habibie dengan masyarakat juga baik, tidak hanya
terhadap mahasiswa Indonesia dan mahasiswa asing teman-temannya, tetapi juga
dengan rakyat kecil di pinggir jalan. Dengan siapa saja ia berdialog atau mengobrol.
Jika pulang kuliah melalui kantor pos di muka Kaufkhop ia biasa menyapa penyapu
jalan yang sedang bekerja. Pertemuan ini bisa menjadi percakapan yang asyik. Oleh
teman-temannya ia biasa terlihat mengobrol dengan penyapu jalan sambil duduk di
trotoar. Ia juga sering melakukan kegiatan sosial dan mengikuti pagelaran seni
dengan mahasiswa Indonesia di Aachen, Jerman.
Di kampusnya, Habibie termasuk salah satu mahasiswa di Aachen yang
membentuk suatu tempat pertemuan mahasiswa. Ini dilakukannya untuk
menghilangkan rasa keterasingan, khususnya mahasiswa Indonesia yang belajar di

12
Jerman Barat. Di tahun 1950-an, ia menjadi ketua seminar PPI. Ide seminar yang
datang dari kalangan mahasiswa ini merupakan suatu yang penting dan baru di masa
itu. Seminar mahasiswa Indonesia se-Eropa mencerminkan adanya suatu gagasan
positif dari generasi muda yang menerobos pemikiran kelompok yang terkotak-kotak
karena aspirasi politik. Seminar ini merupakan usaha pembekalan bagi mahasiswa
terutama B.J. Habibie untuk pulang ke tanah air. Hal ini juga menjadi bukti bahwa
ia merupakan orang yang peduli terhadap tanah airnya dengan berusaha untuk
membantu menyelesaikan permasalahan negara pada saat itu. Bahkan karena
kesibukannya mengurus seminar tersebut, ia mendapat serangan penyakit semacam
influenza yang virus-nya masuk ke jantung hingga ia mengalami kritis dan sempat
dipindahkan ke kamar mayat karena hampir tidak ada harapan bagi B.J. Habibie
untuk hidup. Namun, karena kemauannya dan juga takdir ia bisa melalui masa kritis
tersebut dengan baik.
Setelah lulus pada tahun 1960 dan menerima gelar diploma, ia kemudian
kembali ke Indonesia tahun 1962 setelah mendapat waktu libur selama 2 bulan. Di
masa liburan tersebut tepatnya pada tanggal 12 Mei 1962, Habibie menikahi Hasri
Ainun Bestari di Bandung. Setelah menikah mereka tinggal di Aachen, Jerman Barat
karena Habibie masih harus menyelesaikan studinya untuk mendapatkan gelar
doktor. Butuh 3 tahun untuk ia menyelesaikan gelar doktornya, ia lulus pada tahun
1965 dengan predikat summa cum laude.
Saat Habibie sedang menyelesaikan studinya untuk meraih gelar dokter,
Ainun melahirkan anak pertamanya yang kemudian diberi nama Ilham Akbar.
Setelah pindah ke Hamburg dari Aachen, mereka memiliki anak kedua yaitu Thareq
Kemal. Penghasilan B.J. Habibie yang pas-pasan sebagai peneliti aeronautika dan
pengawas produksi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari membuatnya selalu
pulang larut malam. Apalagi saat Ainun sedang mengandung, pengeluaran nya
menjadi lebih besar, karena ia juga harus membayar asuransi kesehatan ibu hamil
yang mencakup banyak hal agar ia bisa tenang dan memastikan Ainun dan bayinya
bisa terus sehat. Setelah kelahiran anaknya, beban pengeluaran dan kebutuhan
menjadi semakin bertambah hingga pada suatu waktu, Ainun memutuskan untuk
bekerja dan membantu suaminya mencari nafkah, namun karena pekerjaan tersebut,
hal itu malah membuat anaknya tidak terurus dan sangat menyita waktu
keluarganya. Ainun merasa bahwa keputusan yang ia ambil tidak sejalan dengan

13
falsafah hidupnya untuk mengutamakan anak dan keluarga daripada mencari
kepuasan profesional dan penghasilan tinggi. Sehingga ia berunding dengan B.J.
Habibie dan memutuskan untuk berhenti bekerja. Disela kesibukannya dalam
bekerja, B.J. Habibie tetap menyempatkan waktunya untuk keluarga dan membantu
dan merawat istrinya dengan membantunya mencuci piring dan mencuci popok bayi.
Hidup bagi mereka berdua benar-benar prihatin dan keras. Tetapi keduanya bisa
saling mengerti dan menyemangati satu-sama lain. Dengan hidup mereka yang
pas-pasan, mereka berdua dapat saling menghayati perasaan dan pikiran
masing-masing tanpa bicara. Tanpa diberi tahu sebelumnya, seringkali karena tidak
sempat, mereka dengan sendirinya melakukan sesuatu seperti yang diinginkan satu
sama lain. Pada tahun 1965 B.J. Habibie mendapat gelar Dr. Ingenieur dengan
penilaian summa cum laude, dari sini karir Habibie semakin meningkat. Beliau
bekerja sebagai Assistant Research Scientist di Technische Hochschule Aachen pada
tahun 1965. Lalu beliau berpindah pekerjaan ke HFB (Hamburger Flugzeugbau)
dengan tugas untuk mengembangkan pesawat terbang pada Analisis Struktur
Pesawat Terbang, dan kemudian menjabat Kepala Divisi Metode dan Teknologi
pada industri pesawat terbang komersial dan militer dari tahun 1969 hingga 1973.

Atas kinerja dan kredibilitasnya, ia pun dipercaya sebagai Vice President


sekaligus Direktur Teknologi di MBB periode 1973-1978 serta menjadi Penasihat
Senior bidang teknologi untuk Dewan Direktur MBB (1978). Dialah satu-satunya
orang Asia yang menduduki jabatan nomor dua di perusahaan pesawat terbang
Jerman ini. Beliau juga menciptakan rumusan Habibie yang dapat ditemukan di
AGARD (Advisor Group for Aerospace Research and Development), berisi prinsip -
prinsip ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dalam mendesain pesawat terbang standar
NATO. Rumusan tersebut bahkan dijadikan bahan kuliah di berbagai fakultas
teknik. Habibie diberi julukan “Mr. Crack” karena termasuk orang pertama di dunia
yang dapat menghitung crack propagation on random sampai ke atom - atomnya.
Crack propagation ini sangat sulit dan sangat penting bagi retakan struktur pesawat.
Pada masa mudanya, Habibie banyak mendapatkan penghargaan sebagai
anggota kehormatan di bidang Engineering dari berbagai negara, seperti Jepang,
Malaysia, Kerajaan Inggris, Amerika, Perancis, Swedia, Amerika. Prestasi
Habibie yang mengharumkan Bangsa Indonesia membuat Ibnu Sutowo memintanya

14
untuk kembali ke tanah air. Dalam perjumpaan itu, Ibnu terlebih dahulu
menggambarkan situasi tanah air, tentang pembangunan yang sedang digalakan,
rencana-rencana yang akan dijalankan dan cita-cita rakyat Indonesia yang belum
tercapai serta pesan Presiden Soeharto agar B.J Habibie bersiap pulang. Dalam
percakapan itu, Ibnu juga menyampaikan berbagai hambatan yang ada, antara lain
yang berkaitan dengan ketertinggalan Indonesia dalam bidang ilmu dan teknologi
dibandingkan negara-negara lain. Hingga Ibnu berkata kepada Habibie, “Anda
harus malu pada diri sendiri sebagai bangsa Indonesia”. Setelah pertemuan tersebut
Habibie menyatakan bahwa dirinya akan kembali kepada ke tanah air.
Di tanah air ia menciptakan suatu industri pesawat terbang canggih yang
tidak pernah dipercaya orang akan bisa dilakukan oleh orang-orang Indonesia. Ia
selalu mengatakan bahwa semua yang bisa disaksikan sekarang ini bukanlah hasil
karyanya sendiri, melainkan karya dari seluruh putra-putri Indonesia yang bekerja di
Industri Pesawat terbang Nusantara (IPTN). Ia merupakan orang yang terencana,
penuh perhitungan dan konsisten. Jauh sebelum bersama teman-temannya di Eropa,
ia sudah mengatur strategi jika kelak ia pulang ke Indonesia, ia akan pulang dengan
rekan-rekannya yang memiliki tekad dan cinta yang sama pada tanah air untuk
mengabdikan diri dan membagi ilmu yang ia punya dalam mengembangkan
teknologi tinggi bagi bangsa dan negara Indonesia. Sehingga rekam jejak Habibie di
tanah air antara lain ialah ia diangkat Soeharto menjadi Menteri Negara Riset dan
Teknologi selama 2 dekade mulai dari 1978 hingga 1998. Lalu, 14 Maret 1998
Habibie terpilih menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia dalam Kabinet
Pembangunan VII. Ia juga menduduki posisi ketua umum ICMI (Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia) saat masih menjadi menteri. Tragedi Mei 1998,
awal muncul Era Reformasi membawa perubahan posisi Habibie. Kerusuhan Mei
1998 yang melanda beberapa kota di Indonesia dan berpusat di Jakarta telah
menggulingkan Presiden Soeharto yang sudah menjabat selama 32 tahun. Hal itu
menyebabkan Habibie naik ke kursi Presiden terhitung sejak 21 Mei 1998. Habibie
harus mengawal Era Reformasi dengan menghadapi ketidakstabilan dan disintegrasi
pasca kerusuhan Mei 1998. Sebagai presiden, Habibie segera membentuk kabinet
baru dengan tugas penting untuk mengembalikan dukungan dari dana moneter
internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan
ekonomi. Dia juga membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada

15
kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi. Meski singkat menjadi presiden,
tapi Habibie berhasil membuat terobosan untuk Indonesia di antaranya yaitu
Undang-Undang Anti Monopoli atau Undang-Undang Persaingan Sehat,
Undang-Undang Partai Politik, dan Undang-Undang Otonomi Daerah. Selain itu
juga, Habibie menciptakan beberapa perubahan seperti membebaskan masyarakat
untuk menyalurkan aspirasinya sehingga banyak lahir partai-partai baru. Ia juga
menghapus larangan berdirinya serikat buruh independen dan membuat 12
Ketetapan MPR. Dari sektor ekonomi, Habibie sukses menekan nilai tukar rupiah
terhadap dolar yang awalnya berkisar Rp10.000 hingga Rp15.000 dan di akhir
pemerintahannya nilai rupiah meroket hingga 6.500 yang belum terulang lagi hingga
tahun 2016. Saat ia menjadi presiden, ada satu hal yang sangat krusial soal otonomi
Provinsi Timor-Timur. Atas usul PBB, Presiden Habibie mengadakan jejak
pendapat yang diselenggarakan 30 Agustus 1999 di bawah pengawasan UNAMET
(United Nations Mission for East Timor) dan diikuti oleh penduduk Timor Timur.
Menurut Hasil yang diumumkan di New York dan Dili pada tanggal 4 September
1999 yang diikuti oleh 451.792 penduduk Timor-Timur. Sebesar 78.5% penduduk
Timor Timur menyatakan menolak otonomi khusus yang ditawarkan Indonesia.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka MPR RI dalam Sidang Umum MPR
pada 1999 mencabut TAP MPR No. VI/1978 dan mengembalikan Timor Timur
seperti pada 1975.Dalam bahasa lain, Provinsi Timor-Timur lepas dari Indonesia
dan menjadi Negara Timor Leste. Hal inilah yang memicu pihak oposisi Habibie
berusaha keras menjatuhkannya. Hingga akhirnya Habibie resmi selesai sebagai
Presiden RI yang Ke-3 pada tanggal 20 Oktober 1999. ia memutuskan untuk tidak
mencalonkan diri lagi setelah laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR.
Setelah tidak menjabat sebagai presiden lagi, Habibie memilih tinggal di Jerman.
Namun, pada era kepresidenan SBY, Habibie kembali aktif sebagai penasehat
presiden dalam rangka mengawali proses demokrasi di Indonesia melalui organisasi
yang didirikannya (Habibie Center). Ia juga aktif kembali di Partai Golkar sebagai
Ketua Dewan Penasehat. Pada tanggal 22 Mei 2010, Habibie harus kehilangan sang
istri akibat kanker ovarium yang dideritanya. Sebagai bentuk kecintaan Habibie
kepada mendiang istrinya, Ia menulis sebuah buku bertajuk “Habibie & Ainun”
setebal 323 halaman yang kemudian diangkat ke film layar lebar dengan judul yang
sama.

16
Banyak karya yang ia torehkan untuk negara Indonesia, ide-nya yang selalu
dianggap tidak mungkin ternyata dapat diwujudkan dengan baik. Seperti janjinya
pada tahun 1974 untuk membuktikan bahwa 10 tahun kemudian, Indonesia akan
menunjukkan karyanya memproduksi pesawat terbang pertama rancangan dan
buatan putra-putri Indonesia. Tidak hanya itu, ia juga mewujudkan rencananya yang
lain dengan membentuk sebuah lembaga yang mengontrol mikro-ekonomi Indonesia
yaitu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi serta Laboratorium Pusat
penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di tahun 1986. Banyak orang
mengartikan jika Habibie berbicara mengenai pesawat terbang maka yang
disasarinya adalah benar-benar pesawat terbang. Padahal sebenarnya, jika ia
berbicara mengenai pesawat terbang yang disasarinya adalah bagaimana membuat
generasi Indonesia itu pintar dan berdaya saing di masa depan. Baginya satu hari
adalah waktu yang sangat sebentar, ia menghabiskan waktu di kehidupannya lebih
kepada pekerjaan dan sedikit waktu yang ia habiskan untuk keluarga. Hal tersebut ia
lakukan untuk membantu kemajuan negara.

III. Analisis Tokoh


A. The Self and Self Actualization
Ketika masih duduk di bangku taman kanak-kanak (TK), Habibie kecil
menggambarkan diri idealnya di masa depan. Ia pernah ditanya oleh
gurunya, “Rudy, kalau besar mau jadi apa?” Habibie kemudian menjawab
dengan tegas dan pasti bahwa ia mau menjadi insinyur. Hal tersebut mungkin
disebabkan ia mendengar kehebatan seorang insinyur yang menjadi
pembicaraan masyarakat Parepare. Sejak kecil, ia telah membuat keputusan
dan melakukan hal-hal yang akan membantu mengaktualisasikan dirinya
sebagai insinyur. Ia gemar membaca dan menyukai pelajaran eksak terutama
matematika dan fisika. Bahkan demi menempuh pendidikan yang lebih baik,
sejak SMP, Habibie merantau ke Pulau Jawa. Ia rela meninggalkan kampung
halamannya Parepare, Sulawesi Selatan. Untuk mewujudkan cita-citanya,
Habibie melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi di Institut
Teknologi Bandung. Selama menjadi mahasiswa ITB, B.J. Habibie mulai
mengembangkan daya tariknya terhadap bidang pesawat terbang. Ia
bergabung di Aeromodelling Club dan membuat sendiri model pesawat
terbang yang selalu diperagakannya, tetapi model tersebut tak sempat

17
disempurnakan. Setelah 6 bulan berkuliah di ITB, ia memutuskan untuk
pindah kuliah ke Technische Hochschule Aachen, Jerman, dengan mengambil
jurusan konstruksi pesawat terbang hingga S2. Hal tersebut ia lakukan untuk
mengaktualisasikan ideal self nya sebagai insinyur.
Habibie juga mengembangkan ideal self-nya yang lain, yaitu individu
nasionalis. Ia telah membayangkan jika kelak ia pulang ke Indonesia, ia akan
mengajak rekan-rekannya yang memiliki tekad dan cinta yang sama pada
tanah air untuk mengabdikan diri dan membagi ilmu yang mereka punya
dalam mengembangkan teknologi tinggi bagi bangsa dan negara Indonesia.
Di antara upaya untuk mengaktualisasikan dirinya sebagai nasionalis, ia
mengajukan diri sebagai ketua Kongres Persatuan Pelajar Indonesia (PPI). Ia
memiliki kontribusi yang penting dalam pengusulan Ide seminar yang baru di
masa itu. Idenya mencerminkan adanya suatu gagasan positif dari generasi
muda yang menerobos pemikiran kelompok yang terkotak-kotak karena
aspirasi politik. Hal ini juga menjadi bukti bahwa ia merupakan orang yang
peduli terhadap tanah airnya dengan berusaha untuk membantu
menyelesaikan permasalahan negara pada saat itu. Bahkan karena
kesibukannya mengurus seminar tersebut, ia mendapat serangan penyakit
semacam influenza yang virus-nya masuk ke jantung hingga ia mengalami
kritis dan sempat dipindahkan ke kamar mayat karena hampir tidak ada
harapan bagi B.J. Habibie untuk hidup. Namun, karena kemauannya dan
juga takdir ia bisa melalui masa kritis tersebut dengan baik.
Selanjutnya, untuk lebih membantu pengembangan bangsa Indonesia,
Habibie kembali ke tanah air dan menciptakan suatu industri pesawat terbang
canggih yang tidak pernah dipercaya orang akan bisa dilakukan oleh
orang-orang Indonesia, yaitu Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).
Saat di tanah air, Habibie juga mengabdi sebagai Menteri Negara Riset dan
Teknologi Kabinet Pembangunan selama 5 periode (1978-1998), Ketua Tim
Keputusan Presiden (Keppres) 35, Wakil Presiden RI (1998), dan bahkan
menjadi Presiden RI (1998-1999) setelah Soeharto mengundurkan diri pada
peristiwa konflik 1998.

B. Self Concept

18
Pada buku biografinya yang berjudul The True Life Habibie karya Makka,
Habibie menceritakan masa mudanya, bagaimana persepsi ia sebagai pribadi
di masa mudanya, “Saya orang yang suka menyendiri. Jadi, tidak ambil
pusing. Saya tidak merasa lebih pintar, tapi juga tidak merasa lebih bodoh,
tidak pernah merasa iri, dan juga tidak pernah mengganggu. I’m a sweet
boy, not a problem maker child.” Selain itu, Habibie memandang dirinya
sebagai orang yang sangat tegas dalam berpegang terhadap prinsipnya. Jika
dia disalahkan, B.J. Habibie akan protes dan berteriak ia tidak bersalah dan
ia tidak mau disalahkan karena ia merasa benar. Tidak hanya itu, tetapi juga
dalam hal waktu, ia sangat disiplin.

C. Becoming a Person
Habibie merupakan individu yang telah sukses mencapai ‘a person’. Ketika
ia kecil, Habibie menjalin kontak yang baik dengan keluarga dan
teman-temannya. Dalam teori Roger, hal tersebut merupakan syarat pertama
dalam perjalanan perwujudan ‘a person’. Syarat kedua berupa pemerolehan
positive regards pun telah terpenuhi. Habibie kecil memiliki watak yang
berbeda dari saudara-saudaranya. Ia suka menyendiri, tertutup, rajin belajar,
serius, dan berprinsip. Wataknya tersebut awalnya kurang diterima oleh
kakak Habibie sehingga kakaknya sering membujuk Habibie untuk bergaul
dan bermain bersama anak-anak lainnya. Pada akhirnya, kakak Habibie
menerima, menyukai, dan menyayangi Habibie dengan watak berbedanya
tersebut.
Selain kakaknya, Ibu Habibie juga menunjukkan kepeduliannya
terhadap cita-cita Habibie. Ibunya memberi dukungan untuk melanjutkan
pendidikan setinggi-tingginya meskipun dengan berbagai risiko. Bahkan, ibu
Habibie berusaha untuk membiayai hidup anaknya selama di rantau dengan
menggunakan peninggalan suaminya, menjual perhiasannya, dan bekerja
keras agar dapat tercukupi kebutuhan hidup anaknya selama ia belajar di luar
negeri. Situasi tersebut membuat B.J. Habibie semakin bersemangat untuk
menyelesaikan pendidikannya dengan baik, walaupun itu sangat berat
baginya dengan membayangkan akan betapa sepinya merantau di negeri
orang.

19
Selain dari lingkungan keluarga, Habibie pun menerima
unconditional positive regards dari istrinya tercinta. Ainun tidak menuntut
B.J. Habibie sesuai dengan ekspektasi dirinya. Saat menemani Habibie
melanjutkan pendidikan doktornya di Jerman, Ainun menerima watak
Habibie sebagai orang yang pekerja keras dan masih belum mapan dalam
dunia pekerjaan. Walaupun saat itu kondisi ekonomi keduanya pas-pasan,
Ainun tetap memahami, mengerti dan mendukung Habibie dalam mencapai
cita-citanya.
Dengan dukungan dari orang-orang terdekatnya, Habibie menjadi
percaya diri. Ia menyadari, menerima, dan mencintai dirinya tanpa
memerlukan pengakuan dan penerimaan yang berkelanjutan (continued
positive regards). Banyak karya yang ia torehkan untuk negara Indonesia.
Idenya yang selalu dianggap tidak mungkin oleh orang lain ternyata dapat
diwujudkan dengan baik. Penolakan-penolakan yang ia terima tidak
mematahkan semangatnya. Hal tersebut menunjukkan ia telah mencapai
positive self-regard dan tidak mengalami conditions of worth.

D. Person of Tomorrow
a. More Adaptable
Di luar kegiatan kuliah, pergaulan B.J. Habibie dengan masyarakat
baik, tidak hanya terhadap mahasiswa Indonesia dan mahasiswa asing
teman-temannya, tetapi juga dengan rakyat kecil di pinggir jalan. Jika
pulang kuliah melalui kantor pos ia biasa menyapa penyapu jalan
yang sedang bekerja. Ia juga sering melakukan kegiatan sosial dan
mengikuti pagelaran seni dengan mahasiswa Indonesia di Aachen,
Jerman.
b. Open to Their Experience
Habibie merupakan orang yang sangat tegas berpegang pada
prinsipnya. Jika dia disalahkan, B.J. Habibie akan protes dan
berteriak ia tidak bersalah dan ia tidak mau disalahkan karena ia
merasa benar. Tetapi, jika ia bersalah, maka dia akan diam dan tidak
melakukan protes sedikit pun. Habibie akan menerima kesalahannya
dan tidak akan mencari - cari alasan untuk membela dirinya.
c. Trust in Their Organismic Self

20
Dalam mengambil keputusan Habibie selalu mempercayai dirinya dan
tidak pernah bergantung pada orang lain. Meskipun ide yang
disampaikan oleh Habibie selalu ditolak oleh banyak orang dan
dianggap tidak mungkin, beliau tetap mempercayai dirinya untuk
mewujudkan ide-idenya tersebut dan tidak menghiraukan pendapat
orang lain yang dapat menjatuhkannya.
Seperti janjinya pada tahun 1974 untuk membuktikan bahwa
10 tahun kemudian, Indonesia akan menunjukkan karyanya
memproduksi pesawat terbang pertama rancangan dan buatan
putra-putri Indonesia. Tidak hanya itu, ia juga mewujudkan
rencananya yang lain dengan membentuk sebuah lembaga yang
mengontrol mikro-ekonomi Indonesia yaitu Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi serta Laboratorium Pusat penelitian Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi di tahun 1986.
d. Harmonious Relation With Other
Habibie tidak meminta untuk dicintai oleh semua orang, karena ia
telah dicintai dan diterima tanpa syarat oleh seseorang, yaitu Ainun.
Mereka berdua telah hidup bersama selama 48 tahun 10 hari, selama
itu pula mereka sama-sama berkembang. Mereka memiliki hubungan
yang otentik, keduanya saling mengerti dan menyemangati satu-sama
lain. Dengan hidup mereka yang pas-pasan, mereka berdua dapat
saling menghayati perasaan dan pikiran masing-masing tanpa bicara.
Tanpa diberi tahu sebelumnya, seringkali karena tidak sempat,
mereka dengan sendirinya melakukan sesuatu seperti yang diinginkan
satu sama lain.
e. Life Fully in the Moment
Habibie selalu menghargai setiap detik dari hidupnya. Ia sadar bahwa
setiap orang memiliki waktu yang sama, 24 jam. Karena itu, ia selalu
berusaha memanfaatkan waktunya dengan baik, dengan bekerja dan
menebar manfaat bagi sesama. Ia berkata bahwa hidup bagaikan
menaiki sepeda, kalau berhenti, kita jatuh. Jadi jika ia berhenti
bekerja, ia akan mati. Meski ketika umurnya sudah tua, jiwanya tetap
muda.

21
f. More Integrated
Habibie merasa bersyukur karena ia mampu menyelesaikan setiap
masalah yang dia hadapi dan menebarkan manfaat yang bisa
dirasakan oleh orang-orang sekitarnya. Hal ini sesuai dengan pesan
yang diberikan ayahnya, untuk menjadi mata air yang memberikan
kehidupan bagi sekitarnya.
g. Basic Trust of Human Nature
Ketika proyek pesawat nasional N250 yang dimatikan oleh Dana
Moneter Internasional (IMF), karena dianggap tidak sesuai dengan
program penyehatan ekonomi Indonesia, Habibie merasa kecewa.
Namun, ia tidak mengekspresikan kekecewaannya dengan
menyalahkan orang lain atau bertindak gegabah. Ia justru berusaha
mengambil sisi positif dari hal tersebut. Setelah menjadi presiden
pun, Habibie tidak menghidupkan lagi proyek pesawat yang
terbengkalai itu, meskipun ia mampu. Sebab ia tidak ingin bertindak
karena emosi sesaat. Ia sadar bahwa menghadapi masalah inflasi
tinggi, suku bunga tinggi, nilai rupiah anjlok, yang menurutnya jauh
lebih penting dibanding proyek itu. Ia mengalah, untuk menang.
Memenangkan rakyat.
h. Greater Richness on Self
Meskipun tidak mudah, Habibie berusaha untuk tidak menyesali apa
yang telah terjadi dalam hidupnya. Apa yang terjadi biarlah terjadi. Ia
tidak ingin menghabiskan waktu untuk mencari kenapa penyebab dan
alasan suatu kejadian. Ia menerima semua pengalamannya. Hanya
satu penyesalannya, hampir tiap saat, ia merasa bersalah sebab tidak
bisa menjaga istrinya, Ainun. Ketika penyesalan itu muncul, ia selalu
‘lari’ ke Al-Quran. Dalam suatu kesempatan wawancara Habibie
berkata, “Untungnya ada Tuhan. Kalau tidak, saya mungkin sudah
jadi gila”

22
SESI TANYA JAWAB

1. Fasya Adisa (023)


Apakah ada contoh BJ Habibie melakukan denial of positive experience? Jika tidak,
mengapa?
Jawaban :
Jawabannya adalah tidak, B.J. Habibie tidak pernah melakukan denial
terhadap positive experiences nya. Karena denial merupakan salah satu
perilaku defensif. Ketika salah satu pengalaman kita tidak sesuai dengan satu
bagian dari self-concept kita, dengan denial ini, kita menolak untuk melihat
suatu pengalaman dalam kesadaran, atau setidaknya kita menjaga beberapa
aspek agar tidak mencapai simbolisasi dengan tujuan untuk menjaga persepsi
kita tentang pengalaman organisme kita konsisten dengan self-concept.
Sedangkan seperti yang dijelaskan sebelumnya, B.J. Habibie bisa menerima
pengalaman organismenya, dan antara self concept dan pengalamannya sudah
sesuai. Antara real self dan self concept-nya sudah sesuai.

2. Annisa Dafa (047)


Pada PPT yang ditampilkan tadi, dikatakan bahwa jika ketiga therapeutic condition
(congruence, unconditional positive regard, dan empathy) telah terpenuhi secara
optimal akan memunculkan suatu karakteristik. Lalu, bagaimana penerapan
therapeutic condition tersebut pada tokoh B. J. Habibie?
Jawaban :
Congruence adalah tidak adanya gap antara ideal-self dan self-concept
sehingga dirinya terintegrasi dengan baik. Ketika Habibie memiliki ideal-self
untuk menjadi insinyur atau orang yang bermanfaat, Habibie melakukan usaha
untuk mencapai ideal self-nya tersebut sampai akhirnya bisa benar-benar
tercapai. Sebab itu, dapat dikatakan bahwa Habibie ini telah congruence.
Unconditional positive regards didapat Habibie dari keluarganya dan
Ibu Ainun yang mau menerima Habibie apa adanya tanpa ada syarat-syarat
tertentu
Empathy adalah kemampuan untuk memahami perasaan orang lain dan
memberikan bantuan yang memang dibutuhkan orang tersebut. Habibie

23
mendapat empati dari Ibu Ainun, yaitu saat Habibie sedang bekerja dan mulai
merasa pusing karena selalu salah hitung sehingga tak kunjung menemukan
jawaban. Saat itu, Ibu Ainun memahami dan menenangkan Habibie. Lalu,
setelah Habibie tenang, ibu Ainun memintanya untuk menghitung kembali
sampai jawabannya ditemukan. Saat ada kesulitan ekonomi, Ibu Ainun juga
ikut bekerja agar bisa membantu menutupi pengeluaran keluarga. Disamping
itu, Habibie juga memberikan empati pada Ibu Ainun sehingga empati dalam
hubungan keduanya berlangsung dua arah. Saat Ibu ainun sedang hamil dan
merasa kesulitan, Habibie membantu mengerjakan pekerjaan rumah seperti
mencuci piring dan lain-lain.

3. Alifah Finandya (019)


Salah satu karakteristik person of tomorrow adalah more integrated, di mana suatu
individu mampu mengurangi jarak antara real self dan ideal self. Pada PPT yang
ditampilkan, tidak ada penjelasan detail terhadap poin tersebut, hanya menjelaskan
pengekspresian perasaan saja. Bagaimana bentuk pengurangan jarak antara real self
dan ideal self dalam hidup B.J. Habibie?
Jawaban :
Ideal self Habibie adalah menjadi ibarat mata air yang jernih, yang bisa
memberikan kehidupan bagi sekitarnya. Ia berusaha mencapai ideal self
tersebut dengan banyak belajar dan bekerja keras sepanjang hidupnya. Hingga
akhirnya, ia mampu menjadi orang yang bermanfaat bukan hanya bagi
beberapa orang, tetapi masyarakat Indonesia. Sosok dan Jasa Habibie bahkan
masih bisa kita kenang sampai saat ini.

4. Haula Hakika (093)


Apakah Habibie pernah mengalami perubahan self-concept dan mengalami
masa-masa ragu sehingga ideal-self-nya berubah? Jika iya, bisa tolong dijelaskan
peristiwa dan alasan dibalik perubahan self-concept dan ideal-self tersebut?
Jawaban :
a. Jawabannya, pernah. Habibie pernah mengalami perubahan self
concept. Salah satunya ketika beliau diminta oleh Soeharto sebagai
wakil presiden.
Latar belakang peristiwanya :

24
Pada saat itu, Soeharto telah mengutus beberapa utusannya untuk
membujuk Habibie sebagai wakil presiden. Mulanya Habibie ragu
akan jabatan tersebut, tetapi karena hal itu mendesak untuk kemajuan
bangsa Indonesia, beliau memberanikan dirinya untuk menjawab
panggilan sebagai Wakil Presiden Indonesia. Peristiwa tersebut
menjadi titik balik Habibie terkait self-concept-nya yang mulanya
hanya mempersepsikan dirinya warga negara Indonesia yang berada di
Jerman untuk kemudian berubah menjadi seorang Wakil Presiden RI.
b. Untuk ideal self-nya kami temukan tidak ada perubahan. Pada buku
True Life of Habibie (2008) karya Makka, Habibie selalu
mencerminkan dan mengatakan bahwa ia mencintai negaranya dan
ingin berbuat banyak kepada negaranya (mencerminkan sifat
nasionalis). Dirinya mengatakan bahwa ia ingin menjadi insinyur sejak
kecil. Kami simpulkan bahwa terdapat dua ideal self pada diri Habibie,
yaitu insinyur dan nasionalis. Disamping itu, Habibie memiliki
karakter yang kuat dan cenderung konstan dengan impiannya. Bila ia
menginginkan sesuatu maka ia akan berusaha se-kuat mungkin untuk
mendapatkannya. Dia memiliki pendirian yang kukuh dan sadar
dengan apa yang diinginkan. Walaupun ideal self-nya tidak berubah,
namun adanya memiliki kemungkinan perubahan pada dinamikanya.

5. Maria Carolin (011)


Sebagai manusia biasa, apakah Habibie pernah mengalami salah satu barriers to
psychological health? jika ada yang manakah itu?
Jawaban :
Barriers to psychological health pada dasarnya disebabkan tidak terpenuhinya
unconditional positive regard, yakni apabila positive regard itu harus dicapai
dengan persyaratan dari significant other. Individu menganggap bahwa
penilaian orang lain sesuai dengan penilaian negatifnya terhadap dirinya
sendiri. Hal ini dapat menyebabkan incongruence beserta gangguan-gangguan
lainnya. Adapun dalam konteks kehidupan B. J. Habibie, beliau telah memiliki
positive self-regard sehingga tidak mengalami gangguan yang
menyebabkannya harus menggunakan barriers to psychological health.

25
6. Timothea (065)
Orang yang sehat secara psikologis kan katanya more adaptable (mudah beradaptasi).
Apakah ada tolak ukur untuk adaptasi itu sendiri, seperti jangka waktu ia beradaptasi?
Apakah begitu pindah ke Jerman ia langsung beradaptasi atau butuh waktu beberapa
bulan?
Jawaban :
Untuk di biografinya sendiri, tidak dijelaskan berapa lama waktu
beradaptasinya. Namun, tolak ukurnya bisa dilihat dari usaha Habibie untuk
berbaur dengan masyarakat di Jerman. Saat pindah ke Jerman, habibie merasa
kesepian dan berat karena ia berada di lingkungan yang asing. Untuk
mengatasi kesepiannya, Habibie berusaha menjadi siswa yang kritis di kelas
dan ramah pada orang-orang baru. Ia menyapa siapa saja yang ditemuinya,
termasuk penyapu di jalan. Ia juga membentuk pertemuan mahasiswa
indonesia agar bisa beradaptasi dan bersosialisasi dengan lebih mudah. Selain
itu, Habibie juga aktif di berbagai organisasi seperti PPI (Perkumpulan Pelajar
Indonesia) dan kegiatan sosial lainnya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Bailey, J. Self-image, self-concept, and self-identity revisited. J Natl Med Assoc.


200;95(5):383-86.
Britannica. Retrieved from B.J Habibie | Facts, Biography, & Presidency | Britannic
Fans Club 188maxbet. (2016, June 2). 188Maxbet | Pesawat Terbang N250 dan Sumpah
Bj. Habibie [Video]. https://www.youtube.com/watch?v=aKZdJ6NNsa8
IPM Muhamka. (2014, February 12). Mata Najwa Habibie Hari Ini Full Episode 5
Februari 2014 [Video]. YouTube.
https://www.youtube.com/watch?v=3OU1VL66sE8
Lesmana, D. S. [Design Your Own Life]. (2020, February 24). BJ Habibie: Bagaimana
Anda Menghabiskan Masa Muda Anda? [Video]. YouTube.
https://www.youtube.com/watch?v=qQx0XZqrTNI
Makka, M.A (2008). The True Life of Habibie : Cerita di Balik kesuksesan (1st ed).
Depok, Pustaka Iman.
Makka, M.A (2012). Biografi Bacharuddin Jusuf Habibie: Dari Ilmuwan ke Negarawan
sampai Minandito. 2012. Jakarta, THT Mandiri.
Maradona, S. (2020, August 21). Habibie: Saya Tidak Marah, Saya Kecewa.
REPUBLIKA.CO.ID.
https://republika.co.id/berita/qfd8j1475/habibie-saya-tidak-marah-saya-kecewa
Nabila, I. & Gipty, M. (2019, September 13). TERNYATA BJ Habibie Pernah Ungkap
Penyesalan Terbesar Semasa Hidupnya kepada Najwa Shihab.
TRIBUN-TIMUR.COM.
https://makassar.tribunnews.com/2019/09/13/ternyata-bj-habibie-pernah-ungkap-pen
yesalan-terbesar-semasa-hidupnya-kepada-najwa-shihab
Organismic Self • Counselling Tutor
Sevenplus Creative Studio. (2016, August 15). Samsung Galaxy - Pesan dari Bapak BJ
Habibie [Video]. https://www.youtube.com/watch?v=vC9eZAElMXQ
Shihab, N. [Najwa Shihab]. (2019, September 12). Selamat Jalan Presiden Habibie: Cinta
Habibie untuk Indonesia (Part 5) | Mata Najwa [video]. YouTube.
https://www.youtube.com/watch?v=RlKe0em_D2Y
Wikipedia. Retrieved from B. J. Habibie - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ray, Michaale. B.J. Habibie president of Indonesia.

27

Anda mungkin juga menyukai