A. Pengertian
Apabila seseorang mengalami gangguan konsep diri maka orang tersebut tidak
akan mampu melakukan aktualisasi diri sehingga Individu tersebut mengalami
gangguan aktualisasi diri karena kebutuhan dari dalam dirinya belum terpenuhi
sehingga untuk mengembangkan potensi dari individu tersebut tidak akan terjadi.
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan
orang lain termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuanya berinteraksi
dengan orang lain dan lingkungannya, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman
dan objek tujuan serta keinginan (Stuart dan Sundeen, 1991).
Menurut Stuart dan Sundeen (1998), ada beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi konsep diri. Faktor tersebut terdiri dari:
a. Teori perkembangan
Konsep diri berkembang secara bertahap sejak lahir seperti mulai
mengenal diri yang terpisah dari lingkungan dan berkembangan melalui
kebiasaan eksplorasi atau pengenalan tubuh, nama panggilan, pengalaman
budaya dan hubungan interpersonal dan kemampuan pada area tertentu yang
dinilai oleh diri sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan
merealisasi potensi yang nyata.
b. Significant other (orang yang terpenting atau orang yang terdekat)
Konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain,
belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri
merupakan interpretasi diri pandangan orang lain terhadap diri, remaja
dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengannya dan pengaruh orang
terdekat atau orang penting sepanjang siklus kehidupan. Remaja seringkali
membangun interaksi sesama teman sebayanya secara khas yaitu dengan cara
berkumpul untuk melakukan aktifitas bersama dengan membentuk kelompok.
Ketika remaja mengalami masalah kulit (jerawat) mereka seringkali merasa
kurang percaya diri ketika berhadapan dengan temannya. Banyaknya
informasi serta interaksi yang dilakukan oleh remaja dengan temannya, maka
akan mengakibatkan remaja tersebut tidak merasa tersingkirkan dari
lingkungannya. Interaksi yang terjadi antara remaja dengan lingkungannya
mempuyai kualitas yang berbeda-beda. Suatu interaksi dikatakan berkualitas,
jika mampu memberikan kesempatan kepada individu untuk mengembangkan
diri dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.
Halaman
0
c. Self Perception (persepsi diri sendiri)
Persepsi individu terhadap diri sendiri, serta pengalamannya mengenai
masalah fisik (jerawat) yang mereka alami, antara lain:
1) Life Style (gaya hidup)
Gaya hidup yang dimiliki oleh kebanyakan dari indivisu sekarang lebih
cenderung pada gaya hidup yang serba instan dan modern
2) Tipe kepribadian
Kepribadian merupakan segala bentuk pola pikiran, emosi dan perilaku
yang berbeda serta mempunyai karakteristik yang menentukan gaya
personal individu dan mempengaruhi interaksinya dengan lingkungan
(Farozin, 2004). Orang dengan kepribadian tipe A (introvert) lebih
mudah mengalami gangguan akibat adanya stress dari pada orang
dengan kepribadian tipe B (ekstrovert). Ciri-ciri orang dengan
kepribadian tipe A (introvert) yaitu tidak sabar, kompetitif, ambisius,
ingin serba sempurna, mudah gelisah, mudah bermusuhan dan mudah
tersinggung, sedangkan orang dengan kepribadian tipe B (ekstrovert)
mempunyai ciri-ciri yang berlawanan dengan orang berkepribadian tipe
A (introvert).
3) Bentuk Anatomi Tubuh
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Kulit dapat dengan mudah dilihat dan diraba dan
menjamin kelangsungan hidup. Kulit dapat menyokong penampilan dan
kepribadian seseorang. Dengan demikian, kulit pada manusia mempunyai
peranan yang sangat penting. Selain fungsi utama yang menjamin
kelangsungan hidup. Kulit dapat menyokong penampilan dan kepribadian
seseorang. Dengan demikian, kulit pada manusia mempunyai peranan yang
sangatpenting. Selain fungsi utama yang menjamin kelangsungan hidup, kulit
juga mempunyai fungsi lain yaitu estetik, ras dan sarana komunikasi non
verbal antara individu satu dengan yang lain.
Wuryanano (2007) menguraikan bagaimana membentuk konsep diri
menjadi lebih baik, maka terlebih dahulu Anda harus mengetahui hal-hal yang
mempengaruhi konsep diri . Untuk membentuk konsep diri menjadi lebih baik
lagi, maka lebih dulu Anda harus mengetahui hal apa yang mempengaruhi
konsep diri. Anda harus tahu bahwa konsep diri dipengaruhi oleh tiga hal,
yaitu:
1. Cita-cita diri
Halaman
1
Cita-cita Diri adalah keinginan untuk mencapai sesuatu tujuan
keinginan pribadi, dan itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar
Anda, orang tua, teman ataupun tetangga.
2. Citra Diri
Citra Diri merupakan suatu produk dari pengalaman masa lalu beserta
sukses dan kegagalannya. Citra diri dibangun oleh sebuah gambaran
tentang diri yang menurut keyakinan dianggap benar.
3. Harga Diri
Pengertian Harga Diri (Self Esteem) Stuart dan Sundeen (1991),
mengatakan bahwa harga diri (self esteem) adalah penilaian individu
terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku
memenuhi ideal dirinya.
Aktualisasi diri adalah kebutuhan alami dan naluriah yang di miliki manusia
untuk melakukan usaha terbaik yang ia bisa. Maslow (Schneider,K.J, dkk, 2001
dalam Arinato, 2009,), menyatakan aktualisasi diri adalah proses menjadi diri
sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik. Proses
Aktualisasi diri akan di bantu serta di hambat oleh pengalaman dan proses belajar
kita dalam masa kanak kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan
perkembangan hidup dan pengalaman seseorang.
Aktualisasi diri pada akhirnya akan merujuk pada peak performance danpeak
experience. Menurut privette (2001, dalam Schneider,K.J, dkk, 2001), peak
performance adalah kondisi terbaik seseorang, yaitu ketika pikiran dan tubuh
bekerja secara bersamaan.Sedangkan peak experience merupakan sebuah momen
yang berharga ketika manusia mencapai kebahagiaan yang sesungguhnya. Jika
aktualisasi merupakan prototype dari kesehatan kepribadian, peak
performancedan peak experience merupakan prototype dari pengalaman yang
positif.
Halaman
2
Ia juga akan mendengarkan apa yang seharusnya didengarkan, bukan
mendengar apa yang ingin diinginkan atau ditakuti orang lain.
b. Penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain apa adanya
Dengan aktualisasi diri seseorang akan memiliki toleransi dan kesabaran
yang tinggi dalam melihat dan menerima kekurangan dan kelebihan
dirinya dan orang lain. Ia juga akan membuka diri terhadap kritik, saran,
atau nasihat yang diberikan orang lain kepada dirinya.
c. Spontanitas, kesederhaan dan kewajaran
Karakteristik ini menunjukkan tindakan, perilaku, dan gagasan yang tidak
dibuat-buat, spontan, dan wajar. Seseorang juga mampu untuk bersikap
lapang dada terhadap kebiasaan masyarakatnya selama tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsipnya. Apabila hal tersebut bertentangan maka ia akan
berani menentang dengan asertif.
d. Terpusat pada persoalan
Dengan aktualisasi diri maka seseorang akan memusatkan seluruh pikiran,
perilaku, dan gagasan pada persoalan-persoalan yang dihadapi oleh umat
manusia, bukan pada persoalan-persoalan yang bersifat kepentingan diri
sendiri.
e. Membutuhkan kesendirian
Seseorang akan cenderung memisahkan diri atas dasar persepsi tentang
sesuatu yang dianggapnya benar, tidak bergantung pada pikiran orang lain.
Hal tersebut membuat seseorang tenang dan logis dalam menghadapi
masalah. Serta mampu mengambil keputusan tanpa dipengaruhi oleh orang
lain.
f. Otonomi (kemandirian terhadap kebudayaan dan lingkungan)
Dengan karakteristik ini seseorang yang telah mencapai aktualisasi diri
akan melakukan apa saja dan dimana saja tanpa pengaruh lingkungan. Ia
akan mudah beradaptasi dan mandiri terhadap persoalan yang datang.
g. Kesegaran dan apresiasi yang berkelanjutan
Dengan aktualisasi diri seseorang akan mempu merasa senang,
mensyukuri, menerima, dan tidak bosan terhadap apa yang dimilikinya
meskipun hal tersebut biasa saja.
h. Kesadaran sosial
Seseorang yang mencapai aktualisasi diri akan timbul kesadaran sosial
untuk bersikap empati, iba, dan ingin membantu orang lain, dan
bermasyarakat.
i. Hubungan interpersonal
Halaman
3
Dengan aktualisasi diri seseorang mampu menjalin hubungan yang baik
dengan orang lain dengan didasari oleh rasa cinta dan kasih sayang.
j. Demokratis
Orang yang mampu mengaktualisasikan diri memiliki sifat demokratis.
Sifat ini dimanifestasikan dengan perilaku yang tidak membedakan orang
lain dalam bergaul berdasarkan penggolongan, etis, agama, suku, ras,
status sosial ekonomi, partai dan lain-lain.
k. Rasa humor yang bermakna dan etis
Seseorang dengan aktualisasi diri memiliki rasa humor yang menghormati
dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan bukan untuk menghina,
merendahkan atau menjelekkan orang lain.
l. Kreativitas
Kreativitas ini diwujudkan dalam kemampuannya melakukan inovasi-
inovasi yang spontan, asli, tidak dibatasi oleh lingkungan maupun orang
lain.
m. Independensi
Seseorang akan mampu mempertahankan gagasan dan pendiriannya tanpa
terpengaruh oleh berbagai kepentingan lain.
n. Pengalaman Puncak (Peak Experience)
Orang yang mampu mengaktualisasikan diri akan memiliki perasaan yang
menyatu dengan alam. Ia merasa tidak ada batasan antara dirinya dengan
alam semesta. Artinya, orang yang mampu mengaktualisasikan diri
terbebas dari sekat-sekat berupa suku, bahasa, agama, ketakutan, keraguan,
dan sekat-sekat lainnya. Oleh karena itu, ia akan memiliki sifat yang jujur,
ikhlas, bersahaja, tulus hati , dan terbuka.
Karakter-karakter ini merupakan cerminan orang yang berada pada pencapaian
kehidupan yang prima (peakexperience). Konsekuensinya ia akan merasakan
bersyukur pada Tuhan, orang tua, orang lain, alam, dan segala sesuatu yang
menyebabkan keberuntungan tersebut.
2. Faktor Predisposisi
Faktor – faktor yang mempengaruhi gambaran diri, adalah munculnya stressor
yang dapat mengganggu integrasi gambaran diri. Stressor dapat berupa :
a. Operasi
Halaman
4
Mastektomi, amputasi, luka operasi yang semuanya mengubah
gambaran diri. Demikian pula tindakan koreksi seperti operasi plastik
atau protesa.
b. Kegagalan fungsi tubuh
Hemiplegi, buta, tuli dapat mengakibatkan depersonalisasi yaitu tidak
mengakui atau asing terhadap bagian tubuh, sering berkaitan dengan
fungsi syaraf.
c. Waham yang berkaitan dengan bentuk dan fungsi tubuh
Sering terjadi pada klien gangguan jiwa. Klien mempersiapkan
penampilan dan pergerakan tubuh sangat berbeda dengan kenyataan.
d. Tergantung pada mesin.
Klien intensife care yang memandang immobilisasi sebagai tantangan,
akibatnya sukar mendapatkan informasi umpan balik. Penggunaan alat –
alat intensife care dianggap sebagai gangguan.
e. Perubahan tubuh
Berkaitan dengan tumbuh kembang, dimana seseorang akan merasakan
perubahan pada dirinya seiring dengan bertambahnya usia. Tidak jarang
seseorang menanggapinya dengan respon negatif dan positif.
Ketidakpuasan juga dirasakan seseorang jika didapati perubahan tubuh
yang tidak ideal.
f. Umpan balik interpersonal yang negatif
Adanya tanggapan yang tidak baik berupa celaan, makian sehingga
membuat seseorang menarik diri.
g. Standart sosial budaya
Berkaitan dengan kultur sosial budaya yang berbeda pada setiap orang
dan keterbatasannya serta keterbelakangan dari budaya tersebut
menyebabkan pengaruh pada gambaran diri individu, seperti adanya
perasaan minder.
3. Faktor Presipitasi
a. Trauma
Penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang
mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran
Adalah stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami individu
dalam peran atau posisi yang diharapkan.
1. Transisi peran perkembangan
Perubahan normative yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan
ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau
keluarga dan norma – norma budaya, nilai – nilai dan tekanan untuk
penyesuaian diri. Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman
pada identitas. Setiap perkembangan harus dilalui individu dengan
menjelaskan tugas perkembangan yang berbeda – beda. Hal ini
merupakan stressor bagi konsep diri.
Halaman
5
2. Transisi peran situasi
Transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan, bertambah atau
berkurangnya orang yang penting dalam kehidupan individu melalui
kelahiran atau kematian orang yang berarti. Perubahan status
menyebabkan perubahan peran yang dapat menimbulkan ketegangan
peran yaitu konflik peran, peran tidak jelas atau peran berlebihan.
3. Transisi peran sehat – sakit
Pergeseran dari keadaaan sehat ke keadaan sakit. Stressor pada tubuh
dapat menyebabkan gangguan gambaran diri dan berakibat perubahan
konsep diri. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua komponen
konsep diri. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh :
Kehilangan bagian tubuh
Perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh
Perubahan fisik berhubungan dengan tumbuh kembang normal
Prosedur medis dan keperawatan.
4. Mekanisme Koping
a. Jangka Pendek
Kegiatan yang memberi dukungan sementara ( kompetisi olahraga,
kontes popularitas )
b. Jangka Panjang
Menutup identitas dari orang – orang yang berarti, tanpa
mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi diri sendiri.
Terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari orang lain.
Identitas negatif
B. Rentang Respon
Halaman
6
Keterangan:
a. Aktualisasi diri: pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan
latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan diterima.
b. Konsep diri: apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi dir
c. Harga diri rendah: transisi antara respon konsep diri adaptif dengan
konsep diri maladiptif
d. Keracunan identitas: kegagalan aspek individu mengintergrasikan aspek-
aspek identitas masa kanak-kanak ke dalam kematang aspek psikososial,
kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
e. Depersonalisasi: perasaan yang tidak realistik dan asing terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemassan, kepanikan serta tidak
dapat membedakan dirinya dnegan orang lain. ( Keliat , 1998).
C. Penatalaksanaan Medis
Terapi Spesialis
1. Terapi individu : Terapi Penghentian Pikiran (Thought Stopping)
2. Terapi Kelompok : Terapi Suportif
3. Terapi Keluarga : Terapi Family Psiko Edukasi
4. Terapi Komunitas : Terapi ACT
D. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas
Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan
klien tentang: nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan
klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan.
Usia dan No. RM Lihat RM
Alamat
Pekerjaan
Mahasiswa menuliskan sumber data / informan
2. Alasan Masuk
Tanyakan kepada klien/keluarga:
Apa yang menyebabkan klien/keluarga datang ke Rumah Sakit saat ini?
Bagaimaa gambaran gejala tersebut ?
3. Faktor Predisposisi
Tanyakan riwayat timbulnya gejala gangguan jiwa saat ini
Tanyakan penyebab munculnya gejala tersebut.
Apa saja yang sudah dilakukan oleh keluarga mengatasi masalah ini ?
Bagaimana hasilnya ?
4. Faktor Presipitasi
1) Riwayat Penyakit Masa Lalu
Halaman
7
1) Tanyakan kepada klien/keluarga apakah klien
pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu, bila ya beri tanda 3
pada kotak ya dan bila tidak beri tanda 3 pada kotak tidak
2) Apabila pada poin 1 ya, maka tanyakan
bagaimana hasil pengobatan sebelumnya. Apabila dia dapat
beradaptasi di masyarakat tanpa ada gejala-gejala gangguan jiwa
maka beri tanda 3 pada kotak berhasil. Apabila dia dapat beradaptasi
tapi masih ada gejala-gejala sisa maka beri tanda 3 pada kotak kurang
berhasil. Apabila tidak ada kemajuan atau gejala-gejala bertambah
atau menetap maka beri tanda 3 pada kotak tidak berhasil.
3) Tanyakan apakah klien pernah mengalami
gangguan fisik / penyakit termasuk gangguan pertumbuhan dan
perkembangan
2) Riwayat Psikososial
1) Tanyakan pada klien apakah klien pernah
melakukan dan atau mengalami dan atau menyaksikan penganiayaan
fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga
dan tindakan kriminal. Beri tanda 3 sesuai dengan penjelasan klien /
keluarga apakah klien sebagai pelaku dan atau korban, dan atau saksi,
maka beri tanda 4 pada kotak pertama. Isi usia saat kejadian pada
kotak ke dua. Jika klien pernah mengalami pelaku dan jelas tentang
kejadian yang dialami klien
2) Tanyakan pengalaman masa lalu lain yang tidak
menyenangkan baik bio, psiko, sosio, kultural, spiritual seperti
(kegagalan, kehilangan / perpisahan / kematian, trauma selama tumbuh
kembang) yang pernah dialami klien pada masa lalu
3) Bagaimana kesan kepribadian klien ?
3) Riwayat Penyakit Keluarga
1) Tanyakan kepada klien / keluarga apakah ada
anggota keluarga lainnya yang mengalami gangguan jiwa, jika ada beri
tanda 3 pada kotak ya dan jika tidak beri tanda 3 pada kotak tidak.
Apabila ada anggota keluarga lain yang mengalami gangguan jiwa
maka tanyakan bagaimana hubungan klien dengan anggota keluarga
terdekat. Tanyakan apa gejala yang dialami serta riwayat pengobatan
dan perawatan yang pernah diberikan pada anggota keluarga tersebut.
Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
Halaman
8
5. Status Mental
Beri tanda 3 pada kotak sesuai dengan keadaan klien boleh lebih dari satu :
a. Penampilan
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga
Penampilan tidak rapi jika dari ujung rambut sampai ujung kaki
ada yang tidak rapi.
Misalnya : rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resleting
tidak dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti.
Penggunaan pakaian tidak sesuai. Misalnya : pakaian dalam
dipakai di luar baju
Cara berpakaian tidak seperti biasanya jika penggunaan pakaian
tidak tepat (waktu, tempat, identitas, situasi/kondisi)
Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak
tercantum
Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
b. Kesadaran
1) Kuantitatif/penurunan kesadaran
Compos mentis : sadarkan diri
Apatis : individu mulai mengantuk acuh tak acuh
terhadap rangsang yang masuk, diperlukan rangsang yang kuat
untuk menarik perhatian
Somnolensia: jelas sudah mengantuk, diperlukan rangsang yang
kuat lagi untuk menarik perhatian
Sopor : ingatan, orientasi dan pertimbangan sudah hilang
Subkoma dan koma : tidak ada respon terhadap rangsang yang keras
2) Kualitatif
Tidak berubah : Mampu mengadakan hubungan dan pembatasan
dengan lingkungannya dan dirinya (sesuai dengan kenyataan)
Berubah : Tidak mampu mengadakan hubungan dan pembatasan
dengan lingkungannya dan dirinya pada taraf tidak sesuai dengan
kenyataan
Gangguan tidur : Dapat berupa insomnia, somnambulisme,
nightmare, narkolepsi
Meninggi : Keadaan dengan respon yang meninggi terhadap
rangsang seperti suara terasa lebih keras, warna terlihat lebih
tenang, dll.
Hipnosa : Kesadaran yang sengaja diubah menurun menyempit
Disosiasi : Tingkah laku / kejadian yang memisahkan dirinya secra
psikologik dengan kesadarannya contoh : trans, fugue dll
3) Orientasi waktu, tempat dan orang jelas
1) Jelaskan data objektif dan subjektif terkait hal-
hal diatas
2) Masalah keperawatan sesuai dengan data
4) Aktivitas Motorik
Halaman
9
1) Data ini didapatkan melalui hasil observasi
perawat / keluarga.
Kelambatan:
Hipokinesa, hipoaktifitas : gerakan atau aktivitas yang
berkurang
Sub stupor katatonik : reaksi terhadap lingkungan sangat
berkurang gerakan dan aktivitas menjadi lambat
Katalepsi : mempertahankan secara kaku posisi badan
tertentu juga bila hendak diubah orang lain
Flexibilitas serea : mempertahankan posisi yang dibuat
orang lain
Peningkatan:
Hiperkinesa, hiperaktivitas : gerakan atau aktivitas
yang berlebihan
Gaduh gelisah katonik : aktivitas motorik yang
tidak bertujuan yang berkali-kali seakan tidak
dipengaruhi rangsang luar
Tik : gerakan involunter sekejap dan berkali-kali
mengenai sekelompok oto yang relatif kecil
Grimase : gerakan otot muka yang berubah-ubah
yang tidak dapat dikontrol
Tremor : jari-jari yang tampak gemetar ketika klien
menjulurkan tangan
Kompulsif : kegiatan yang dilakukan berulang-
ulang, seperti berulangkali mencuci tangan, mencuci
muka, mandi, mengeringkan tangan
Mannerism : pergerakan yang stereotipe dan testrsi
(seperti bermain sandiwara)
Ekhopraksia : meniru gerakan orang lain pada saat
dilihatnya.
Verbegerasi : berkali-kali mengucapkan sebuah kata
yang tidak tercantum
2) Jelaskan aktivitas yang ditampilkan klien dan
kondisi lain yang tidak tercantum
3) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
5) Afek-emosi
1) Data ini didapatkan melalui hasil observasi
perawat / keluarga
Adekuat : afek emosi yang sesuai dengan stimulus yang
ada
Inadekuat : emosi yang tidak sesuai atau bertentangan
dengan stimulus yang ada
Halaman
10
Datar/dangkal : tidak ada perubahan roman muka pada
saat ada stimulus yang menyenangkan atau menyedihkan
Tumpul : hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang
kuat
Labil : emosi yang cepat berubah-ubah
Anhedonia : ketidak mampuan merasakan kesenangan
Kesepian : merasa dirinya ditinggalkan
Eforia : rasa gembira yang berlebihan
Ambivalensi : afek emosi yang berlawanan timbul
bersama-sama terhadap seseorang, obyek atau sesuatu
hal.
Apati : berkurangnya afek emosi terhadap sesuatu atau
semua hal disertai rasa terpencil dan tidak peduli
Marah : sudah jelas
Depresif/sedih : seperti perasaan susah, tak berguna,
gagal, putus asa dsb
Cemas : perasaan khawatir yang tidak jelas obyeknya,
sebutkan tingkatnya
b. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai
dengan data
6) Persepsi
a. Apakah ada halusinasi ? kalau ada
termasuk jenis apa ?
b. Apakah ada ilusi ? kalau ada
deskripsikan
Jenis-jenis
halusinasi sudah jelas
Jelaskan isi
halusinasi, frekuensi gejala yang tampak pada saat klien
berhalusinasi
Masalah
keperawatan sesuai dengan data
c. Apakah ada depersonalisasi : perasaan
aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa pribadinya tidak
seperti biasanya, tidak menurut kenyataan.
d. Derealisasi : perasaan aneh tentang
lingkungannya dan tidak menurut kenyataan
e. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai
dengan data
7) Proses pikir
a. Arus Pikir
Halaman
11
Data diperoleh dari observasi pada saat wawancara.
Koheren : kalimat / pembicaraan dapat dipahami dengan
baik
Inkoheren: kalimat tidak terbentuk, pembicaraan sulit
dipahami
Sirkumstansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi
sampai pada tujuan pembicaraan
Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak
sampai pada tujuan
Asosiasi longgar : pembicaraan tak ada hubungan antara
satu kalimat dengan kalimat lainnya, dan klien tidak
menyadarinya
Flight of Ideas : pembicaraan yang melompat dari satu
topik ke topik lainnya masih ada hubungan yang tidak
logis dan tidak sampai pada tujuan
Bloking : pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan
eksternal kemudian dilanjutkan kembali
Perseverasi : berulang-ulang menceritakan sesuatu ide,
tema secara berlebihan
Logorea : pembicaraan cepat tidak terkontrol
Neologisme : membentuk kata-kata baru yang tidak
dipahami oleh umum
Irelevansi : ucapan yang tidak ada hubungannya dengan
pertanyaan atau dengan hal yang sedang dibicarakan
Assosiasi bunyi : mengucapkan perkataan yang
mempunyai persamaan bunyi
Main kata-kata : membuat sajak secara tidak wajar
Afasi : bisa sensorik (tidak mengerti pembicaraan orang
lain), motorik (tidak bisa atau sukar berbicara)
Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat
wawancara
Masalah keperawatan sesuai dengan data
b. Isi pikir
Data didapatkan melalui wawancara
Obsesi : pikiran yang selalu muncul meski klien
berusaha menghilangkannya
Phobia : ketakutan yang phatalogis / tidak logis
terhadap obyek / situasi tertentu
Ekstasi : kegembiraan yang luar biasa
Fantasi : isi pikiran tentang sesuatu keadaan atau
kejadian yang diinginkan
Bunuh diri : ide bunuh diri
Halaman
12
Ideas of reference : pembicaraan orang lain, benda-
benda atau sesuatu kejadian yang dihubungkan dengan
dirinya.
Pikiran Magis : keyakinan klien tentang
kemampuannya melakukan hal-hal yang mustahil/diluar
kemampuannya
Preokupasi : pikiran yang terpaku pada satu ide
Alienasi : perasaan bahwa dirinya sudah menjadi
lain, berbeda, asing
Rendah diri : merendahkan atau menghina diri
sendiri, menyalahkan diri sendiri tentang suatu hal yang
pernah atau tidak pernah dilakukan
Pesimisme : mempunyai pandangan yang suram
mengenai banyak hal dalam hidupnya
Waham
Agama
Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan
dan diucapkan secara berulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan
Somatik / hipokondrik
Klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dan
dikatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan
kenyataan
Kebesran
Klien mempunyai keyakinan yang berlebihan
terhadap kemampuannya yang disampaikan secara
berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan
Curiga
Klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang
atau kelompok yang berusaha merugikan atau
mencederai dirinya yang disampaikan secara
berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
Nihilistik
Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia /
meninggal yang dinyatakan secara berulang yang
tidak sesuai dengan kenyataan
Kejaran
Halaman
13
Yakin bahwa ada orang / kelompok yang
mengganggu, dimata-matai atau kejelekan sedang
dibicarakan orang banyak
Dosa
Keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau
kesalahan yang besar yang tidak bisa diampuni
Waham bizar
Sisip pikir
Klien yakin ada ide pikiran orang lain yang disispkan
di dalam pikiran yang disampaikansecara berulang
dan tidak sesuai dengan kenyataan
Siar pikir
Klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang
dia pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada
orang tersebut yang dinyatakan secara berulang dan
tidak sesuai dengan kenyataan
Kontrol pikir
Klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari
luar
Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat
wawancara
Masalah keperawatan sesuai dengan data
c. Bentuk pikir
Realistik : cara berpikir sesuai kenyataan/ realita yang
ada
Nonrealistik : cara berpikir yang tidak sesuai dengan
kenyataan
Autistik : cara berpikir berdasarkan
lamunan/fantasi/halusinasi/wahamnya sendiri
Dereistik : cara berpikir dimana proses mentalnya
tidak ada sangkut pautnya dengan kenyataan, logika,
atau pengalaman.
8) Memori
Data diperoleh melalui wawancara
Gangguan daya ingat jangka panjang : Tidak dapat
mengingat kejadian yang terjadi lebih dari satu bulan
Halaman
14
Gangguan daya ingat jangka pendek : Tidak dapat
mengingat kejadian yang terjadi dalam minggu terakhir
Gangguan daya ingat saat ini : Tidak dapat
mengingat kejadian yang baru saja terjadi
Amnesia : Sebutkan macamnya : Amnesia retrograde /
anterograde
Paramnesia : Ingatan yang keliru karena distorsi
pemanggilan kembali
Contoh :
- De javu
Seperti sudah pernah melihat sesuatu tetapi
sebenarnya belum
- Jamais vu
Seperti belum pernah melihat sesuatu tetapi
sebenarnya sudah
- Konfabulasi
Secara tidak sadar mengisi lubang-lubang dalam
ingatannya dengan cerita yang tidak sesuai dengan
kenyataan
- Fasse reconaisance
Pengelan kembali yang keliru, merasa bahwa itu
benar tetapi sesungguhnya tidak benar
Hipermnesia : Penahanan dalam ingatan dan
pemanggilan kembali yang berlebihan
Jelaskan sesuai dengan data terkait
Masalah keperawatan sesuai dengan data
9) Tingkat konsentrasi dan berhitung
Data diperoleh melalui wawancara
a. Mudah dialihkan : Perhatian klien
mudah berganti dari satu obyek ke obyek lain
b. Tidak mampu berkonsentrasi : Klien
selalu minta agar
pertanyaan diulang / tidak dapat menjelaskan kembali
pembicaraan
c. Tidak mampu berhitung :
Tidak dapat melakukan
penambahan / pengurangan pada benda-benda nyata
Jelaskan sesuai dengan data terkait
Masalah keperawatan sesuai dengan data
10) Kemampuan penilaian
Data diperoleh dari wawancara
Halaman
15
a. Gangguan kemampuan penilaian ringan
: Dapat mengambil keputusan yang
sederhana dengan bantuan orang lain. Contoh : berikan
kesempatan pada klien untuk memilih mandi dulu
sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi. Jika
diberi penjelasan, klien dapat mengambil keputusan
b. Gangguan kemampuan penilaian
bermakna : Tidak mampu mengambil keputusan
walaupun dibantu orang lain. Contoh : berikan
kesempatan pada klien untuk memilih mandi dulu
sebelum mandi. Jika diberi penjelasan klien masih tidak
mampu mengambil keputusan
Jelaskan sesuai dengan data terkait
Masalah keperawatan sesuai dengan data
11) Daya Tilik Diri / insight
Data diperoleh dari wawancara
a. Mengingkari penyakit yang diderita :
Tidak menyadari gejala penyakit (perubahan fisik, emosi)
pada dirinya dan merasa tidak perlu pertolongan
b. Menyalahkan hal-hal diluar dirinya :
Menyalahkan orang lain / lingkungan yang menyebabkan
kondisi saat ini
Jelaskan sesuai dengan data terkait
Masalah keperawatan sesuai dengan data
12) Interaksi selama wawancara
Data ini didapatkankan melalui hasil wawancara dan observasi
perawat / keluarga
a. Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah
tersinggung sudah jelas
b. Kontak mata kurang : tidak mau
menatap lawan bicara
c. Defensif : selalu berusaha
mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya
d. Curiga : menunjukkan sikap/perasaan
tidak percaya pada orang lain
Jelaskan sesuai dengan data terkait
Masalah keperawatan sesuai dengan data
6. Fisik
Halaman
16
Pengkajian fisik difokuskan pada sistem fungsi organ :
Ukur dan observasi tanda-tanda vital : tekanan
darah, nadi, suhu, pernapasan klien
Ukur tinggi badan dan berat badan klien
Tanyakan apakah, berat badan naik atau turun
dan beri tanda 3 sesuai hasil
Tanyakan kepada klien / keluarga, apakah ada
keluhan fisik yang dirasakan oleh klien, bila ada beri tanda 3 di kotak
ya dan bila tidak beri tanda 3 pada kotak tidak
Kaji/lakukan pemeriksaan fisik lebih lanjut
sistem dan fungsi organ dan jelaskan sesuai dengan keluhan yang ada
Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
yang ada
7. Psikososial
1) Konsep diri
a. Citra tubuh :
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang
disukai dan tidak disukai
b. Identitas diri, tanyakan tentang :
Status dan posisi klien sebelum dirawat
Kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat
kerja, kelompok)
Kepuasan klien sebagai laki-laki / perempuan
c. Peran : Tanyakan,
Tugas / peran yang diemban dalam keluarga / kelompok /
masyarakat
Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas / peran tersebut
d. Ideal diri : Tanyakan,
Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas / peran
Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempot kerja,
masyarakat)
Harapan klien terhadap penyakitnya
e. Harga diri : Tanyakan,
Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi no. 2a, b, c, d
Penilaian / penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
2) Genogram
a. Buatlah genogram minimal tiga generasi
yang dapat menggambarkan hubungan klien dan keluarga.
Jelaskan masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan
keputusan dan pola asuh
Halaman
17
b. Masalah keperawatan ditulis sesuai
dengan data
3) Hubungan sosial
a. Tanyakan pada klien siapa orang terdekat
dalam kehidupannya, tempat mengadu, tempat bicara, minta
bantuan atau sokongan
b. Tanyakan pada klien kelompok apa saja
yang diikuti dalam masyarakat
c. Tanyakan pada klien sejauh mana ia
terlibat dalam kelompok di masyarakat
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai
dengan data
4) Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Tanyakan tentang,
Pandangan dan keyakinan,
terhadap gangguan jiwa sesuai dengan norma budaya dan
agama yang dianut
Pandangan masyarakat setempat
tentang gangguan jia
b. Kegiatan ibadah : Tanyakan,
Kegiatan ibadah di rumah secara individu dan kelompok
Pendapat klien/keluarga tentang kegiatan ibadah
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai
dengan data
8. Aktifitas Sehari-Hari (Adl)
1) Makan
a. Observasi dan tanyakan tentang :
frekuensi, jumlah, variasi, macam (suka / tidak suka / pantang)
dan cara makan
b. Observasi kemampuan klien dalam
menyiapkan dan membersihkan alat makan
2) BAB/BAK
a. Observasi kemampuan klien untuk
BAB/BAK
Pergi, menggunakan dan
membersihkan WC
Membersihkan diri dan
merapikan pakaian
3) Mandi
Halaman
18
a. Observasi dan tanyakan tentang
frekuensi, cara mandi, menyikat gigi, cuci rambut, gunting kuku,
cukur (kumis, jenggot dan rambut)
b. Observasi kebersihan tubuh dan bau
badan
4) Berpakaian
a. Observasi kemampuan klien dalam
mengambil, memilih dan mengenakan pakaian dan alas kaki
b. Observasi penampilan dandanan klien
c. Tanyakan dan observasi frekuensi ganti
pakaian
d. Nilai kemampuan yang harus dimiliki
klien : mengambil, memilih dan mengenakan pakaian
5) Istirahat dan Tidur
a. Observasi dan tanyakan tentang :
Lama dan waktu tidur siang /
malam
Persiapan sebelum tidur seperti :
menyikat gigi, cuci kaki dan berdoa
Aktivitas sesudah tidur seperti :
merapikan tempat tidur, mandi / cuci muka dan menyikat
gigi
6) Penggunaan Obat
a. Observasi dan tanyakan kepada klien dan
keluarga tentang :
Penggunaan obat : frekuensi, jenis, dosis, waktu dan cara
pemberian
Reaksi obat
7) Pemeliharaan Kesehatan
a. Tanyakan kepada klien dan keluarga
tentang :
Apa, bagaimana, kapan dan
kemana perawat lanjut
Siapa saja sistem pendukung
yang dimiliki (keluarga, teman, instituisi dan lembaga
pelayanan kesehatan) dan cara penggunaannya
8) Aktivitas di Dalam Rumah
Halaman
19
a. Tanyakan kemampuan klien dalam :
Merencanakan, mengolah dan
menyajikan makanan
Merapikan rumah (kamar tidur,
dapur, menyapu, mengepel)
Mencuci pakaian sendiri
Mengatur kebutuhan biaya
sehari-hari
9) Aktivitas di luar Rumah
a. Tanyakan kemampuan klien
Belanja untuk keperluan sehari-
hari
Dalam melakukan perjalanan
mandiri dengan berjalan kaki, menggunakan kendaraan
pribadi, kendaraan umum
Aktivitas lain yang dilakukan di
luar rumah (bayar listrik/telepon/air, kantor pos dan bank)
Jelaskan data terkait
Masalah keperawatan ditulis sesuai data
9. Mekanisme Koping
Data didapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Beri tanda 3
pada kotak koping yang dimiliki klien, baik adaptif maupun maladaptif.
10. Masalah-Masalah Psikososial Dan Lingkungan
Data didapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Pada tiap
masalah yang dimiliki klien beri uraian spesifik, singkat dan jelas.
11. Pengetahuan
Data didapatkan melalui wawancara pada klien . Pada tiap item yang dimiliki
oleh klien simpulkan dalam masalah.
12. Aspek Medik
Tuliskan diagnosa medik klien yang telah dirumuskan oleh dokter yang
merawat. Tuliskan obat-obatan klien saatini, baik obat fisik, psikofarmaka dan
terapi lain.
E. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang terkait dengan gangguan konsep diri yang berhubungan dengan
atau yang terkait dengan aktualisasi diri adalah sebagai berikut:
Keputusan
Risiko pelemahan martabat
Risiko kesepian
Gangguan identitas pribadi
Risiko gangguan identitas pribadi
Kesiapan meningkatkan konsep diri
Halaman
20
Gangguan citra tubuh
1. Keputusasaan
a. Definisi
Kondisi subjektif yang ditandai dengan individu memandang hanya sedikit
atau bahkan tidak ada alternatif atau pilihan pribadi dan tidak mampu
memobilisasi energi demi kepentingan sendiri.
b. Batasan Karakteristik
Menutup mata
Penurunan afek
Penurunan selera makan
Penurunan respon terhadap stimulus
Penurunan verbalisasi
Kurang inisiatif
Kurang keterlibatan dalam asuhan
Pasif
Mengangkat bahu sebagai respon terhadap orang yang mengajak
bicara
Gangguan pola tidur
Meninggalkan orang yang mengajka bicara
Isyarat verbal (misalnya : isi putus asa, “saya tidak dapat”,
menghela napas)
c. Faktor Yang Berhubungan
Diasingkan
Penurunan kondisi fisiologis
Stres jangka panjang
Kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual
Kehilangan kepercayaan pada nilai penting
Pembatasan aktiivitas jangka panjang
Isolasi sosial
2. Risiko Pelemahan Martabat
a. Definisi
Berisiko terhadap persepsi kehilangan rasa hormat dan kehormatan.
b. Faktor Risiko
Keganjilan budaya
Pengungkapan informasi rahasia
Pemajanan tubuh
Halaman
21
Ketidakadekuatan partisipasi dalam pembuatan keputusan
Kehilangan kendali fungsi tubuh
Merasa tidak diperlakukan secara manusiawi
Merasa terhina
Merasa terganggua oleh praktisi
Merasakan invasi terhadap privasinya
Label yang menstigma
Penggunaa istilah medis yang membingungkan
3. Risiko Kesepian
a. Definisi
Berisiko mengalami ketidaknyamanan yang berkaitan dengan keinginan
atau kebutuhan untuk melakukan lebih banyak kontak dengan orang lain.
b. Faktor Risiko
Deprivasi afek/kasih sayang (misalnya : kematian pasangan)
Deprivasi katektis (misalnya : tidak ada teman bicara)
Isolasi fisik (misalnya : isolasi karena penyakit infeksius)
Isolasi sosial (misalnya : ditolak oleh kelompok sebaya)
4. Gangguan Identitas Pribadi
a. Definisi
Ketidakmampuan mempertahankan persepsi diri yang utuh dan terintegrasi.
b. Batasan Karakteristik
Sifat personal kontradiktif
Deskripsi waham tentang diri sendiri
Gangguan citra tubuh
Kebingungan gender
Ketidakefektifan koping
Gangguan hubungan
Ketidakefektifan performa peran
Merasa koping
Merasa aneh
Perasaan yang berfluktuasi tentang diri sendiri
Ketidakmampuan membedakan stimulus internal dan eksternal
Ketidakpastian tentang nilai budaya (misalnya : mempertanyakan
kepercayaan, agama, dan moral)
Ketidakpastian tentang tujuan
Halaman
22
Ketidakpastian tentang nilai ideologis (misalnya : mepertanyakan
kepercayaan, agama, dan moral)
c. Faktor Yang Berhubungan
Harga diri rendah kronik
Indoktrinasi pemujaan
Diskontinuitas budaya
Diskriminasi
Disfungsi proses keluarga
Mengonsumsi zat kimia toksik
Inhalasi zat kimia toksik
Kondisi manik
Gangguan kepribadan ganda
Sindrom otak organik
Prasangka
Gangguan psikiatrik (misalnya : psikosis, depresi, gangguan
disosiatif)
Krisis situasional
Harga diri rendah situasional
Perubahan peran sosial
Tahap perkembangan
Tahap pertumbuhan
Penggunaan obat psikoaktif
5. Risiko Gangguan Identitas Pribadi
a. Definisi
Risiko ketidkmampuan mempertahankan persepsi diri yang terintegrasi dan
komplet
b. Faktor Risiko
Harga diri rendah kronik
Indoktrinasi pemujaan
Diskontinuitas budaya
Diskriminasi
Disfungsi proses keluarga
Mengonsumsi zat kimia toksik
Inhalasi zat kimia toksik
Kondisi manik
Gangguan kepribadan ganda
Halaman
23
Sindrom otak organik
Prasangka
Gangguan psikiatrik (misalnya : psikosis, depresi, gangguan
disosiatif)
Krisis situasional
Harga diri rendah situasional
Perubahan peran sosial
Tahap perkembangan
Tahap pertumbuhan
Penggunaan obat psikoaktif
6. Kesiapan Meningkatkan Konsep Diri
a. Definisi
Pola persepsi atau gagasan tentang diri yang memadai untuk kesejahteraan
dan dapat ditingkatkan.
b. Batasan Karakterisitik
Menerima keterbatasan
Menerima kekuatan
Tindakan selaras dengan ekspresi verbal
Mengekspresikan kepercayaan diri dalam kemampuan
Mengekspresikan kepuasan dengan citra tubuh
Mengekspresikan kepuasan dengan identitas pribadi
Mengekspresikan kepuasan dengan performa peran
Mengekspresikan kepuasan dengan rasa berharga
Mengekspresikan kepuasan dengan gagasan tentang diri sendiri
Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan konsep diri
7. Gangguan Citra Tubuh
a. Definisi: konfusi dalam gambaran mental tentang diri-fisik individu
b. Batasan Karakteristik:
Perilaku mengenali tubuh individu
Perilaku menghindari tubuh individu
Perilaku memantau tubuh individu
Respon nonverbal terhadap perubahan actual pada tubuh (mis:
penampilan, struktur, fungsi)
Respon nonverbal terhadap persepsi perubahan pada tubuh (mis:
penampilan, struktur, fungsi)
Mengungkapkan perasaan yang mencerminkan perubahan
pandangan tentang tubuh individu (mis: perubahan, struktur, fungsi)
Mengungkapkan persepsi yang mencerminkan perubahan individu
dalam penampilan
Halaman
24
Perubahan actual pada fungsi
Perubahan actual pada struktur
Perilaku mengenali tubuh individu
Perilaku memantau tubuh individu
Perubahan dalam kemampuan memperkirakan hubungan special
tubuh terhadap lingkungan
Perubahan dalam keterlibatan social
Perluasan batasan tubuh untuk menggabungkan objek lingkungan
Secara sengaja menyembunyikan bagian tubuh
Secara sengaja menonjolkan bagian tubuh
Kehilangan bagian tubuh
Tidak melihat bagian tubuh
Tidak menyentuh bagian tubuh
Trauma pada bagian yang tidak berfungsi
Secara tidak sengaja menonjolkan bagian tubuh
Subjektif
Depersonalisasi kehilangan melalui kata ganti yang netral
Depersonalisasi bagian melalui kata ganti yang netral
Penekanan pada kekuatan yang tersisa
Ketakutan terhadap reaksi orang lain
Fokus pada penampilan masa lalu
Perasaan negative tentang sesuatu
Personalisasi kehilangan dengan menyebutkannya
Fokus pada perubahan
Fokus pada kehilangan
Menolak memverifikasi perubahan actual
Mengungkapkan perubahan gaya hidup
c. Faktor yang Berhubungan:
Biofisik, kognitif
Budaya, tahap perkembangan
Penyakit, cedera
Perceptual, psikososial, spiritual
Pembedahan, trauma
Terapi penyakit
F. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
1. Resiko gangguan NOC NIC
identitas pribadi - Distorted throught Behavior Management:
Definisi: resiko self control Self-Harm
ketidakmampuan - Identity - Dorong pasien
mempertahankan - Self mutilation untuk
persepsi diri yang restraint mengungkapkan
terintegrasi dan komplit Kriteria Hasil secara verbal
Faktor Risiko: - Mengungkapkan konsekuensi dari
- Harga diri rendah secara verbal perubahan fisik dan
kronik tentang identitas emosi yang
- Indoktrinasi
personal mempengaruhi
Halaman
25
pemujaan - Mengungkapkan konsep diri
- Diskontinuitas secara verbalFamily involvement
budaya penguatan tentang promotion:
- Diskriminasi identitas personal - Bina hubungan
- Disfungsi proses - Memperlihatkan dengan pasien sejak
keluarga kesesuaian perilaku masuk ke rumah
- Mengonsumsi zat verbal dan non sakit
kimia toksik verbal - Fasilitas
- Kondisomanic pengambilan
- Gangguan keputusan
kepribadian ganda kolaboratif
- Sindrom otak - Menjadi
organic penghubung antara
- Prasangka
pasien dan keluarga
- Gangguan psikiatrik
Self awareness
(mis: psikosis, enhancement
depresi, gangguan - Pantau pernyataan
disosiatif) pasien tentang harga
- Krisis situasional
dirinya
- Harga diri rendah
- Nilai apakah pasien
situasional
percaya diri
- Perubahan peran
terhadap
sosial
penilaiannya
- Tahap
- Pantau frekuensi
perkembangan
ungkapan verbal
- Tahap pertumbuhan
- Gangguan obat yang negative
psikoatif terhadap diri sendiri
- Dorong pasien
untuk
mengidentifikasi
kekuatan
- Berikan pengalaman
yang dapat
meningkatkan
otonomi pasien jika
perlu
- Hindari member
kritik negative
- Dorong pasien
untuk mengevaluasi
perilakunya sendiri.
2. Resiko pelemahan NOC NIC
martabat Human Dignity, Risk for Patient Rights Protection
Definisi: berisiko Comprimise - berikan pasien
terhadap persepsi Kriteria Hasil: dokumen “hak
kehilangan rasa hormat - Pelanggaran pasien”
dan kehormatan pemulohan - berikan privasi
Batasan Karakteristik: - Penerimaan: kondisi (misal: tirai tertutup
- Keganjilan budaya kesehatan penuh, selimuti
- Pengungkapan - Mampu beradaptasi pasien) selama
Halaman
26
informasi rahasia dengan kecacatan aktivitas hygiene,
- Pemajanan tubuh fisik eliminasi,
- Ketidakadekuatan - Citra tubuh berpakaian dan
partisipasi dalam - Usus kontinensia selama prosedur
pembuatan - Kepuasan klien: pengobatan
keputusan peduli: tingkat - lindungi kerahasiaan
- Kehilangan kendali persepsi positif informasi kesehatan
fungsi tubuh perhatian perawat pasien
- Merasa tidak terhadap klien - jangan pernah
diperlukan secara - Kepuasan klien: mendesak atau
manusiawi pemenuhan memaksa (missal:
- Merasa terhina kebutuhan budaya menggunakan
- Merasa terganggu - Kepuasan klien: teknik menakut-
oleh prktisi perlingdungan hak: nakuti pasien untuk
- Merasa invasi tingkat persepsi menyetujui
terhadap privasinya positif perlindungan tindakan)
- Label yang hak moral klien - Harga yang
menstigma yang diberikan oleh diungkapkan dalam
- Penggunaan istilah perawat surat wasiat pasien
medis yang - Mempertahankan (atau arahan lanjut
membingungkan privasi dan perawatan pasien)
kerahasiaan klien - Bantu atasi situasi
terjaga yang melibatkan
- Kepuasan klien: asuhan yang tidak
perawatan aman atau tidak
psikologis adekuat
- Nyaman/tenang - Bekerjasama dengan
kematian dokter dan tenaga
- Kondisi nyaman: administrasi rumah
social budaya sakit untuk
- Mengatasi
menghormati
- Keterlibatan dalam
harapan pasien dan
pengambilan
keluarga
keputusan - Hargai permintaan
perawatan tertulis DNR (Do
- Tingkat depresi
Not Resuscitate)
- Akhir hidup
atau menolak
bermartabat
- Tentukan siapa yang
- Mengatasi keluarga
- Fungsi keluarga secara hokum
- Kondisi social bertanggungjawab
keluarga memberi
- Berharap persetujuan terapi
G. Referensi
Kelliat. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan jiwa. Jakarta : EGC
Kusuma,Hardhi.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis.
Yogyakarta: Mediaction
Herdman, T. Heather. 2013. Diagnosis Keperawatan 2012-2014. Jakarta : EGC
Schneider,K.J., dkk. 2001. The Handbook of Humanistic Psychology. California :
Sage Publication.inc.
Stuart and Sundeen. 1998. Buku Keperawatan (Alih Bahasa) Achir Yani S.Hamid.
Edisi 3. Jakarta : EGC
Wilkinson, Judith M. 2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC
Wuryanano. 2007. The 21 Priciples to Build and Develop Fighting Spirit. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
Halaman
30