Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Konsep Diri


Konsep diri adalah pandangan yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri,
yang melibatkan elemen-elemen seperti keyakinan fisik, psikologis, sosial, emosional
aspiratif, dan prestasi yang mereka raih. Konsep diri memiliki peran penting dalam
perilaku individu. Menurut William D. Brooks yang dikutip oleh Jalaluddin Rahmad,
konsep diri merujuk pada cara individu memandang diri mereka sendiri, termasuk
aspek fisik, psikologis, dan sosial, yang terbentuk melalui pengalaman dan interaksi
dengan orang lain. Menurut Hurlock (sebagaimana disebutkan dalam Ghufron dan
Rini), konsep diri adalah gambaran pribadi seseorang tentang dirinya sendiri, yang
mencakup keyakinan mengenai fisik, psikologis, sosial, emosional aspiratif, dan
pencapaian yang telah mereka capai.
Menurut William H. Fitts, sebagaimana dikutip oleh Agustiani, konsep diri
adalah gambaran pribadi yang dimiliki oleh seseorang tentang dirinya sendiri. Konsep
ini terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh melalui interaksi
dengan lingkungan sekitarnya. Selain itu, menurut Chaplin dalam kamus lengkap
psikologi, konsep diri merupakan penilaian individu terhadap dirinya sendiri,
termasuk evaluasi, penilaian, dan penafsiran yang dilakukan oleh individu terkait
dengan dirinya sendiri.
Konsep diri adalah refleksi pemikiran dan perasaan seseorang terhadap dirinya
sendiri. Terdapat dua aspek dalam konsep diri, yakni komponen kognitif dan
komponen afektif. Bagian kognitif dikenal sebagai "gambaran diri" (self image) dan
mencakup pengetahuan individu tentang dirinya, memberikan suatu pandangan
tentang "siapa saya." Pandangan ini dikenal sebagai citra diri. Sementara itu,
komponen afektif melibatkan penilaian individu terhadap dirinya sendiri, yang akan
membentuk bagaimana individu menerima dan menilai harga diri mereka.
B. Ciri-Ciri Konsep Diri
Menurut Wasty Soemanto, terdapat beberapa ciri yang dapat menggambarkan
konsep diri seseorang:
1. Terorganisir
Individu mengumpulkan berbagai informasi untuk membentuk
pandangan tentang dirinya sendiri, dan informasi tersebut diorganisasi ke
dalam kategori-kategori yang lebih luas.
2. Multifaset
Individu mengkategorikan persepsi diri mereka ke dalam berbagai
area, seperti penerimaan sosial, daya tarik fisik, kemampuan atletik, dan
kemampuan akademik.
3. Stabil
Konsep diri secara umum relatif stabil, meskipun beberapa aspek dari
konsep diri dapat berubah.
4. Berkembang
Konsep diri berkembang seiring dengan usia dan pengaruh lingkungan.
Evaluatif: Individu tidak hanya membentuk deskripsi diri mereka dalam
situasi-situasi khusus, tetapi juga melakukan penilaian terhadap diri sendiri.

Menurut Inge Hutagalung, ada beberapa karakteristik orang dengan konsep


diri negatif, seperti sensitif terhadap kritik, kesulitan dalam berkomunikasi, kesulitan
mengakui kesalahan, kesulitan dalam mengekspresikan perasaan, cenderung
mengisolasi diri, malu-malu, dan kurang berminat dalam persaingan. Sebaliknya,
karakteristik orang dengan konsep diri positif termasuk sikap terbuka, kemampuan
berkomunikasi dengan orang lain, responsif terhadap situasi sekitar, keyakinan dalam
mengatasi masalah, merasa setara dengan orang lain, menerima pujian dengan
percaya diri, menyadari keragaman perasaan dan perilaku orang lain, serta
kemampuan untuk melakukan perbaikan pada diri sendiri.

C. Dimensi-Dimensi Konsep Diri


Calhoun dan Accocella (sebagaimana yang dikutip dalam Gufron dan
Risnawita) mengemukakan bahwa konsep diri dapat diuraikan menjadi tiga dimensi
yang penting:
1. Pengetahuan
Dimensi pertama adalah pengetahuan, yang mencakup apa yang individu
ketahui tentang diri mereka sendiri. Ini mencakup berbagai informasi seperti
gambaran fisik, usia, jenis kelamin, kebangsaan, etnisitas, pekerjaan, dan agama.
Pengetahuan ini juga dapat berasal dari kelompok sosial yang diidentifikasi oleh
individu, dan informasi ini dapat berubah seiring dengan perubahan identitas
individu.
2. Harapan
Dimensi kedua adalah harapan, yang merujuk pada pandangan individu
tentang diri mereka pada saat ini, serta pandangan mereka tentang kemungkinan
diri mereka di masa depan. Dengan kata lain, individu memiliki harapan dan
aspirasi terhadap bagaimana mereka ingin menjadi versi ideal dari diri mereka
sendiri.
3. Penilaian
Dimensi ketiga adalah penilaian, di mana individu berfungsi sebagai penilai
terhadap diri mereka sendiri. Ini termasuk menilai sejauh mana diri mereka saat
ini cocok dengan gambaran diri mereka (pengetahuan) dan sejauh mana mereka
telah mencapai harapan dan standar yang mereka tetapkan untuk diri mereka
sendiri. Hasil penilaian ini disebut harga diri, yang dapat mengalami perubahan
tergantung pada sejauh mana kesesuaian antara harapan dan standar diri individu.

Dengan demikian, konsep diri dapat dipahami sebagai hasil gabungan dari
pengetahuan tentang diri, harapan untuk menjadi diri yang ideal, dan penilaian
terhadap sejauh mana individu mencapai standar diri, yang semuanya memengaruhi
harga diri seseorang.

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, B., & Afiatin, T. (1996). Konsep diri, harga diri, dan kepercayaan diri
remaja. Jurnal psikologi, 23(2), 23-30.

Muawanah, L. B., & Pratikto, H. (2012). Kematangan emosi, konsep diri dan kenakalan
remaja. Jurnal Psikologi Tabularasa, 7(1).

Anissa, N., & Handayani, A. (2012). Hubungan antara konsep diri dan kematangan emosi
dengan penyesuaian diri istri yang tinggal bersama keluarga suami. Jurnal Psikologi:
PITUTUR, 1(1), 53-64.

Marsela, R. D., & Supriatna, M. (2019). Konsep diri: Definisi dan faktor. Journal of
Innovative Counseling: Theory, Practice, and Research, 3(02), 65-69.

Zulkarnain, I., Si, M., & Asmara, S. (2020). Membentuk Konsep Diri Melalui Budaya Tutur:
Tinjauan Psikologi Komunikasi. Puspantara.

Anda mungkin juga menyukai