Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Konsep diri seseorang adalah penerimaan dirinya sendiri, baik kelemahan
maupun keunggulan yang dimilikinya, baik secara fisik maupun mental serta
pemahama nnya terhadap pergaulan ditengah masyarakat dimana individu itu
berada dan berfungsi sebagai makhluk sosial.
Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan
atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Definisi lain menyebutkan bahwa
konsep diri merupakan semua perasaan dan pemikiran seseorang mengenai
dirinya sendiri. Konsep diri meliputi kemampuan, karakter diri, sikap, tujuan
hidup, kebutuhan dan penampilan diri.
Menurut Jalaluddin Rahmat dalam buku Psikologi Komunikasi
mengemukakan konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita, persepsi ini
boleh bersifat psikologis, sosial dan psikis. Konsep diri bukan hanya gambaran
deskriptif tetapi juga penilaian kita.
Konsep diri mempunyai sifat yang dinamis, artinya tidak luput dari
perubahan. Ada aspek-aspek yang bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu,
namun ada pula yang mudah sekali berubah sesuai dengan situasi sesaat. Dari
berbagai macam sumber pembentukan konsep diri, konsep diri terbentuk
bagaimana pemahaman kita mengenai fisik, sosial, kognitif, moral dan
keluarga.
Pertama dari segi fisik yaitu menyangkut persepsi seseorang tentang
keadaan dirinya secara fisik. Dalam dalam hal ini terlihat persepsi seseorang
terhadap keadaan dirinya (cantik, jelek, menarik atau tidak menarik) dan
keadaan tubuhnya (tinggi, pendek, gemuk, kurus). Kedua dari segi sosial yaitu
bagian ini merupakan penilaian individu terhadap interaksi dirinya dengan
orang lain maupun lingkungan disekitarnya, bagaimana dia bergaul di
masyarakat.
Yang ketiga dari segi kognitif yaitu bagaimana individu tersebut apakah dia
mempunyai kecerdasan yang bagus atau bagaimana. Dan yang keempat dari
segi moral yaitu persepsi seseorang terhadap dirinya dilihat dari standar
perkembangan nilai moral dan etika.

Hal ini menyangkut persepsi seseorang mengenai hubungan dengan tuhan,


kepuasan seseorang tentang kehidupan agamanya dan nilai-nilai moral yang
dipegangnya meliputi batasan baik atau buruk. Seterusnya dari segi keluarga
yaitu menunjukkan seberapa jauh seseorang merasa dekat terhadap dirinya
sebagai anggota keluarga serta terhadap fungsi yang dijalankan sebagaimana
anggota dari suatu keluarga.
Dari hasil persepsi individu mengenai komponen pembentuk konsep diri
itulah yang melahirkan penilaian individu mengenai konsep dirinya sendiri,
apakah dia memiliki konsep diri positif atau negatif. Konsep diri sangat
mempengaruhi kepribadian seseorang, dengan konsep diri yang dimiliki
seseorang akan bertingkah laku sesuai dengan konsep dirinya.
B. Penjelasan Judul
Untuk mengarahkan dalam pemahaman dan memudahkan pembaca dalam
memahami maksud yang ada dalam tulisan ini, maka peneliti perlu untuk
memberikan pengertian istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini, yaitu:
Konsep Diri : Pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang
menyangkut apa yang ia ketahui dan rasakan tentang prilakunya, isi pikiran dan
perasaannya serta bagaimana prilakunya tersebut berpengaruh pada orang lain.
Jadi konsep diri disini mengarah kepada bagaimana seorang individu menilai
dan mengenal dirinya “siapa saya”?
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Konsep Diri
1. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri seseorang adalah penerimaan dirinya sendiri, baik kelemahan
maupun keunggulan yang dimilikinya, baik secara fisik maupun mental serta
pemahamannya terhadap pergaulan ditengah masyarakat dimana individu itu
berada dan berfungsi sebagai makhluk sosial.
Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan
atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Definisi lain menyebutkan bahwa
konsep diri merupakan semua perasaan dan pemikiran seseorang mengenai
dirinya sendiri. Konsep diri meliputi kemampuan, karakter diri, sikap, tujuan
hidup, kebutuhan dan penampilan diri.
Konsep diri mencakupi seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya,
karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya dan kepandaiannya,
kegagalannya dan sebagainya. Hal ini akan menentukan individu dalam
kenyataan, dan juga akan menentukan siapa individu itu menurut pikiran
individu sendiri dan akan menjadi apa individu menurut pikirannya sendiri.
Menurut Jalaludin Rahmat mengemukakan konsep diri adalah pandangan
dan perasaan kita, persepsi ini boleh bersifat psikologis, sosial dan psikis.
Konsep diri bukan hanya gambaran deskriptif tetapi juga penilaian kita.
Sedangkan menurut William D. Brooks mengemukakan bahwa konsep diri
merupakan semua persepsi kita terhadap aspek diri yang meliputi aspek fisik,
sosial, psikologis yang didasarkan pada pengalaman dan interaksi kita dengan
orang lain.
Adapun menurut Hurlock konsep diri merupakan pengertian dan harapan
seseorang mengenai bagaimana dirinya yang dicita-citakan dan bagaimana
dirinya dalam realita yang sesungguhnya, baik secara fisik maupun
psikologisnya. Konsep diri seseorang berkaitan dengan kepribaadiannya,
kepribadian seseorang dapat diamati dari prilakunya dalam berbagai situasi dari
pola reaksinya, sedangkan konsep diri tidak langsung dapat diamati seperti
halnya prilaku ekspresi seseorang. Konsep diri terlihat dari pola reaksi tetap
yang mendasari pola prilku seseorang.
Konsep diri adalah pandangan atau perasaan individu tentang dirinya
sendiri. Persepsi tentang diri kita boleh bersifat psikologis, sosial dan fisik. Atau
dapat diartikan bahwa konsep diri bagaimana individu mengamati dirinya
sendiri, sampailah pada gambaran dan penilaian dari individu inilah yang
disebut konsep diri, konsep diri bukan sekedar mengamati tapi juga menilai diri
kita sendiri.
Konsep diri tidak hanya sekedar apa yang dipersepsi seseorang dan seperti
apa ia, melainkan apa yang terdapat dibalik persepsinya, apa yang dipikirkannya
dan sebagainya. Menurut rogers konsep diri tidak dapat dipisahkan antara diri
pribadi dengan bagaimana ia menghayati dunianya yang didasarkan pada
bagaimana pribadi berpengalaman dengan dunia lingkungannya dan merupakan
suatu keutuhan yang membentuk self atau self concept.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah
pandangan individu mengenai siapa dirinya dan itu dapat diperoleh lewat
informasi yang diberikan orang lain pada diri individu.
2. Proses Pembentukan Konsep Diri
Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan
seorang manusia dari kecil hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman dan pola
asuh orangtua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri
yang terbentuk. Sikap atau respon orangtua dan lingkungan akan menjadi bahan
informasi bagi anak untuk menilai siapa dirinya. Oleh sebab itu seringkali anak-
anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola asuh yang keliru dan negatif, atau
lingkungan yang kurang mendukung cendrung mempunyai konsep diri yang
negatif.
Kondisi ini disebabkan sikap orangtua yang misalnya sering marahmarah,
memberi hukuman akibat kekurangan dan lainnya. Akan tetapi jika lingkungan
memberikan sikap yang baik dan positif anak akan merasa dirinya cukup
berharga sehingga tumbuhlah konsep diri yang positif. Konsep diri ini
mempunyai sifat yang dinamis artinya tidak luput dari perubahan. Dari aspek-
aspek yang bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu, ada pula yang mudah
sekali berubah sesuai dengan situasi sesaat.
Selanjutnya konsep diri terbentuk melalui beberapa tahap sebagai berikut :
a. Pemekaran diri sendiri (extension of the self) yang ditandai dengan
kemampuan seseorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai bagian
dari dirinya sendiri. Perasaan egoisme berkurang dan tumbuh perasaan ikut
memiliki, salah satu tandanya yang khas adalah tumbuhnya kemampuan untuk
mencintai orang lain dan alam sekitarnya.
b. Kemampuan untuk melihat diri sendiri (self objectivication) ditandai
dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri (self
insight) dan kemampuan untuk menangkap humor (sense of humor) termasuk
yang menjadikan dirinya sebagai sasaran.
c. Memiliki filsafah hidup tertentu (unifying philosophy of life) hal ini dapat
dilakukan tanpa perlu merumuskannya dn mengucapkannya dalam kata-kata.
Selanjutnya cooley menyatakan konsep diri seseorang diperoleh dari hasil
penilaian atau evaluasi orang lain terhadapnya. Apa yang dipikirkan orang lain
tentang individu menjadi sumber informasi tentang siapa dirinya, selain itu hasil
dari tindakan yang dilakukan juga akan membentuk konsep diri seseorang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa proses pembentukan konsep diri pada diri
seseorang terbentuk dalam waktu yang relatif lama, konsep diri terbentuk
berdasarkan persepsi seseorang terhadap sikap orang lain terhadap dirinya.
3. Dimensi Konsep Diri
Fitts membagi konsep diri dalam dua dimensi yaitu :
a. Dimensi internal : merupakan pengamatan individu terhadap
keseluruhan dirinya, sebagai suatu kesatuan yang unik dan dinamis, yang
meliputi penghayatan terhadap indentitas dirinya, tingkah laku dan penilaian
terhadap dirinya, terdapat tiga aspek dalam dimensi internal yaitu :
1) Diri identitas Ini merupakan aspek yang mendasar dari konsep diri dan
mengacu pada pertanyaan “siapakah saya?” yang mencakup label-label dan
simbol-simbol yang diberikan oleh individu-individu yang bersangkutan untuk
menggambarkan dirinya dan membangun identitasnya.
2) Diri pelaku Merupakan persepsi individu tentang tingkah lakunya yang
berisikan segala kesadaran mengenai apa yang dilakukan oleh diri, selain itu
bagian ini berkaitan erat dengan diri identitas.
3) Diri penerimaan atau penilai Diri penilai berfungsi sebagai pengamat,
penentu standar, dan evaluator. Manusia cendrung memberi penilaian terhadap
apa yang dipersepsikannya, oleh karena itu label-label yang dikenakan pada
dirinya bukanlah semata-mata menggambarkan dirinya.
b. Dimensi eksternal : merupakan penghayatan dan penilaian individu
dalam hubungannya dengan dunia sekitarnya. Khususnya dalam interaksi sosial
yang berkaitan dengan peran-peran individu dalam dirinya, adapun aspek dalam
dimensi eksternal diantaranya yaitu :
1) Diri fisik
Keadaan fisik pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting,
namun ketika keadaan fisik tidak sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian
antara body image dengan self picture) dapat menimbulkan rasa tidak puas dan
kurang percaya diri. Perkembangan atau pertumbuhan anggota-anggota badan
remaja kadang-kadang lebih cepat daripada perkembangan badan.
2) Diri etika/moral
Etika adalah sebuah cabang filsafat yang membicarakan tentang nilai dan
norma yang menentukan prilaku individu dalam hidupnya. Menurut Bertens
etika mempunyai tiga arti yaitu :
a) Etika dalam arti nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan
bagi individu dalam mengatur tingkah lakunya.
b) Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral.
c) Etika dalam arti ilmu tentang baik dan buruk.
3) Diri keluarga
Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama bagi anak.
Selain itu keluarga jugamerupakan fondasi primer bagi perkembangan dan
pembentukan kepribadian anak. Kehidupan dalam keluarga banyak dipengaruhi
oleh proses interaksi dan fakto-faktor tertentu yang memunculkan pola prilaku
sehari-hari dengan anggota keluarga lainnya.
4. Jenis-jenin Konsep Diri
Adapun jenis konsep diri terdiri dari dua jenis yaitu :
a. Konsep Diri Positif
Seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh
percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu termasuk
terhadap kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan dipandang sebagai
kematian melainkan sebagai penemuan dan di masa yang akan datang. Dapat
disimpulkan bahwa konsep diri positif adalah penilaian diri positif dengan
frekuensi tinggi yang kombinasikan dengan penilaian diri negatif yang rendah.
Diri positif juga berupa penerimaan diri, seseorang merasa sanggup
memperbaiki dirinya tentang aspek kepribadian yang tidak disenangi dan ia
berusaha untuk mengubahnya.
b. Konsep Diri Negatif
Seseorang memiliki konsep diri negatif apabila pengetahuan mengenai
dirinya sendiri yang sedikit. Seseorang dikatakan mempunyai konsep diri
negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya,
tidak dapat berbuat apa-apa, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya
tarik terhadap hidup. pelajaran berharga untuk melangkah kedepan. Orang
dengan konsep diri positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal
yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan
5. Ciri – ciri Konsep Diri
Menurut Brooks dan emmert dalam Safitri Rahmadani membagi beberapa
ciri-ciri orang dengan konsep diri positif dan negatif yaitu :
a. Ciri-ciri individu yang memiliki konsep diri positif diantaranya :
1) Mereka yakin akan kemampuannya mengatasi masalah.
2) Mereka merasa setara dengan orang lain.
3) Punya rasa malu.
4) Punya pendirian dan nilai-nilai hidup positif.
5) Mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan.
6) Mereka menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan
keinginan dan prilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat.
7) Mereka mampu memperbaiki dirinya karena mereka sanggup
mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya, dan
berusaha mengubahnya.
8) Individu mampu menerima dirinya sendiri, bahwa orang dengan konsep diri
positif mengenal dirinya dengan baik.
9) Punya cita-cita dan tujuan hidup yang jelas.
b. Ciri-ciri individu yang memiliki konsep diri negatif diantaranya :
1) Individu peka terhadap kritikan orang lain, bagi individu ini kritikan adalah
ejekan untuk merendahkan harga dirinya. Individu ini tidak tahan terhadap kritik,
dan cendrung marah, mempertahankan pendapat dengan logika yang keliru.
2) Individu sangat responsif terhadap pujian, dan beraksi secara berlebihan
waulaupun berusaha tidak diperlihatkan.
3) Individu sangat hiperkritis terhadap orang lain, ia banyak mengeluh, mencela
dan meremehkan prestasi orang lain.
4) Mereka tidak pandai mengungkapkan penghargaan dan pengakuannya terhadap
prestasi orang lain.
5) Cendrung merasa tidak disenangi orang lain, akhirnya mereka merasa tidak
diperhatikan. Sehingga mudah bereaksi terhadap orang lain sebagai musuh. Bahkan
dia kurang mampu menunjukkan sikap yang hangat dan bersahabat dengan orang
lain, sehingga dia tidak mampu membangun relasi dengan baik.
6) Individu yang mempunyai konsep diri negatif cendrung bersikap pesimis
terhadap masa depan atau persaingan.
7) Pandangan seseorang terhadap dirinya tidak teratur, tidak memiliki perasaan
kestabilan dan keutuhan diri.
8) Pandangan terhadap diri seseorang yang terlalu kaku, sehingga tidak memiliki
kategori mental yang dapat dikaitkannya dengan informasi yang bertentangan
dengan dirinya.
9) Merasa diri tidak berharga, apapun yang diperoleh tampaknya tidak berharga
dibandingkan dengan apa yang diperoleh oleh orang lain.
6. Isi Konsep Diri
Isi dari konsep diri bersifat relatif, artinya isi konsep diri selalu berkembang meluas
sesuai dengan tingkat usia. Isi dari konsep diriseseorang mencakup beberapa hal
diantaranya :
a. Karakteristik fisik yaitu konsep diri yang berhubungan dengan karakteristik yang
termasuk didalamnya penampilan secara umum.
b. Penampilan secara berpakaian, model rambut dan make up.
c. Sekolah dan pelajaran sekolah yaitu konsep diri berhubungan dengan kegiatan
sekolah dan pelajaran sekolah.
d. Status intelektual, konsep diri yang berhubungan dengan kecerdasan
e. Sikap hubungan sosial keluarga, isi konsep diri berhungan dengan bagaimana
interaksi dengan lingkungan.
f. Kesehatan dan kondisi fisik.
g. Rumah dan hubungan keluarga.
7. Komponen Konsep Diri
Menurut jalaludin Rahmat pada dasarnya konsep diri memiliki tiga komponen yaitu
:
Komponen perseptual sering disebut konsep diri fisik yaitu citra yang dimiliki
seseorang terhadap penampilan jasmaniahnya dan kesan yang ditimbulkannya
terhadap orang lain.
a. Komponen konseptual yaitu kemampuan konsepsi seseorang tentang ciri-ciri
khusus, kemampuan dan ketidakmampuannya, latar belakang hari depannya dan
sebagainya.
b. Komponen sikap yaitu perasaan yang dimiliki seseorang terhadap dirinya sendiri.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri yang terbentuk pada
seseorang terdapat beberapa komponen yang mana individu tersebut memandang
dirinya secara fisik, psikologis, dan sikap. Jadi dari komponen konsep diri tersebut
terbentuklah konsep diri yang positis dan negatif.
8. Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Berbagai faktor dapat mempengaruhi proses pembentukan konsep diri seseorang.
Secara umum konsep diri dipengaruhi oleh orang lain dan kelompok rujukan.
Manusia mengenal dirinya secara kodrati didahului oleh pengenalan terhadap orang
lain terlebih dahulu, namun tidak orang mempunyai pengaruh yang sama. Namun
secara detail konsep diri dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :
a. Pola asuh orangtua
Pola asuh orangtua seperti sudah menjadi faktor sigifikan dalam
mempengaruhi konsep diri yang terbentuk. Sikap positif orangtua yang
terbaca oleh anak akan menumbuhkan konsep dan pemikiran yang positif
serta sikap menghargai diri sendiri. Sikap negatif orangtua akan
mengundang pertanyaan pada anak dan menimbulkan asumsi bahwa dirinya
tidak cukup berharga untuk disayangi dan dihargai.
b. Kegagalan
Kegagalan yang terus menerus dialami seringkali menimbulkan pertanyaan
kepada diri sendiri dan berakhir dengan kesimpulan bahwa semua
penyebabnya terletak pada kelemahan diri. Kegagalan membuat orang
merasa dirinya tidak berguna.
c. Depresi
Orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran yang
cendrung negatif dalam memandang dan merespon segala sesuatu termasuk
menilai diri sendiri. Segala situasi atau stimulus yang netral akan dipersepsi
secara negatif.
d. Kritik internal
Terkadang mengkritik diri sendiri memang dibutuhkan untuk menyadarkan
seseorang akan perbuatan yang telah dilakukan. Kritik terhadap diri sendiri
sering berfungsi menjadi regulator atau ramburambu dalam bertindak dan
berprilaku agar keberadaan kita diterima oleh masyarakat dan dapat
beradaptasi dengan baik.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
B. PENJELASAN JUDUL
BAB 2 LANDASAN TEORITIS
A. KONSEP DIRI
1. PENGERTIAN KONSEP DIRI
2. PROSES PEMBENTUKAN KONSEP DIRI
3. DIMENSI KONSEP DIRI
4. JENIS-JENIS KONSEP DIRI
5. CIRI-CIRI KONSEP DIRI
6. ISI KONSEP DIRI
7. KOMPONEN KONSEP DIRI
8. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FAKTOR DIRI
PENUTUP
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul "konsep diri’’ dengan tepat waktu Makalah
disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Sejarah
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang
konsep diri bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada pak hamzah selaku guru
bimbingan konseling atau BK
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini
PENUTUP

KESIMPULAN

Konsep diri (selv concept) merupakan seperangkat prespektif yang dipercaya


orang mengenai dirinya sendiri. Peranan, talenta, keadaan emosi, nilai,
keterampilan dan keterbatasan sosial, intelektualitas, dan seterusnya yang
membentuk konsep diri (West dan Turner, 2008). Hughes, Galbraith dan White
(2011) yang juga mengatakan bahwa konsep diri merupakan deskripsi mengenai
diri sendiri yang juga mengandung evaluasi terhadap diri. Hal tersebut berkaitan
pula dengan self esteem (harga diri) dari individu
Sehinggahnya setiap siswa haruslah menanamkan konsep diri yang positif
pada mereka. Dikarenakan dapat membentuk karakter-karakter siswa yang baik
dalam hal ini mereka akan lebih bertanggung jawab pada tugas mereka sebagai
pelajar dan mempermudah dalam menjalani proses pembelajaran di sekolah

Anda mungkin juga menyukai