1
Pada bab ini mahasiswa mampu:
Tujuan pembelajaran:
1.
2.
Saya adalah orang yang mudah menyesuaikan diri, memiliki keluarga yang pengertian.
Namun saya ini orangnya pelupa dan gampang sensitifterhadap keadaan sehingga
gampang menangis.
Saya ini anaknya pemalu, tidak berani berbicara di depan umum. Hal ini mungkin
Karenakebiasaan saya dari kecil yang biasa di rumah dan bermain dengan teman yang itu-
itu saja, jadi merasa suka tidak percaya diri dengan orang-orang baru.
Saya ini anaknya mandiri, ramah, dan disiplin. Tapi saya sering kali mudah panik, sering
gelisah, dan kadang-kadang malas berbuat apa-apa.
Saya sehat, sehingga jarang sakit. Saya mampu bekerja sama dengan baik dan berusaha
tepat waktu.
Menurut Fitts, konsep diri dibagi menjadi dua dimensi pokok, yaitu dimensi internal
dan dimensi eksternal.
Dimensi Internal
Dimensi internal merupakan penilaian yang dilakukan individu terhadap dirinya sendiri
berdasarkan dunia di dalam dirinya. Dimensi internal sendiri terdiri dari tiga bentuk, yaitu:
a. Diri indentitas
Bagian ini merupakan aspek yang paling mendasar pada pengenalan terhadap dirinya
sendiri. Dalam membangun identitas ini seorang individu akan menyematkan label dan
simbul terhadap dirinya. Label dan simbul ini pun akan berubah seiring bertambahnya
waktu dan pengalam dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Sebagai contoh, “saya
ganteng tapi terlalu gemuk”. Seiring waktu, label ini akan dilengkapi sehingga akan
melangkapi keteranagan tentang dirinya sehingga lebih komplek, seperti “ saya ganteng
dan pintar tapi sedikit gemuk”.
b. Diri Pelaku
Diri pelaku ini merupakan persepsi individu tentang perilakunya, yang berisi kesadaran
mengenai “perbuatan yang dilakukannya”. Bagian ini erat kaitannya dengan diri
identitas, karena ada keserasian anatara diri identitas dengan diri perilakunya. Sehingga
individu tersebut dapat mengenali dan menerima, baik sebagai identitas maupun
sebagai pelaku.
c. Diri Penilai/Penerimaan
Diri penilai berfungsi sebagai pengamat, penentu standar, dan evaluator. Seseorang
cenderung memberikan penilaian terhadap persepsinya. Label diri yang telah dikenakan
bukanlah semata-mata menggambarkan dirinya saja, namun juga terdapay nilai-nilai
yang diyakininya. Selanjutnya, penilaian ini berperan dalam menentukan tindakan yang
akan ditampilkannya.
Diri penilai akan menentukan kepuasan seseorang terhadap dirinya atau seberapa jauh
orang lain dalam lingkungannya dapat menerima dirinya. Kepuasan atas diri yang
rendah akan menimbulkan harga diri yang rendah dan akan mengembangkan sikap
ketidak percayaan dalam diri. Sebaliknya, jika seorang individu tersebut memiliki
kepuasan diri yang tinggi, realistis akan kekurangannya, sehingga membuat dirinya
menerima kekurannya dan lebih berorientasi pada perbaikan diri.
Dimensi Eksternal
Dalam dimensi ini, individu menilai dirinya melalui interaksi dalam aktivitas sosialnya, nilai-
nilai yang dianutnya, serta hak-hal lain di luar dirinya. Dimensi ini bersifat umum bagi semua
orang, dan dapat dibagi menjadi lima bentuk, yaitu:
a. Diri Fisik
Diri fisik ini menyangkut persepsi seseorang terhadap keadaan dirinya secara fisik. Label
yang biasanya dapat disematkan adalah perihal kesehatan diri maupun penampilan fisik,
dan keadaan tubuhnya.
b. Diri Etik-Moral
Diri etik-moral ini merupakan persepsi individu terhadap dirinya dengan melihat standar
pertimbangan nilai moral dan etika. Hal ini menyangkut persepsi individu menganai
hubungannya dengan Tuhan, kepuasan akan kehidupan religiusnya, dan nilai moral
yang dipegangnya yang mampu memberikan Batasan atas kebaikan dan keburukan
perilakunya.
c. Diri Pribadi
Hal ini merupakan persepsi individu menganai keadaan dirinya. Persepsi ini tidak
dipengaruhi oleh kondisi fisik atau hubungan dengan orang lain, melainkan dipengaruhi
oleh sejauh mana individu tersebut merasa puas terhadap pribadinya atau sejauh mana
ia merasa menjadi pribadi yang tepat.
d. Diri Keluarga
Diri keluarga menunjukkan perasaan dan harga diri seseorang dalam kedudukannya
sebagai anggota keluarga. Persepsi ini menunjukkan perasaan sebagai bagian dari
keluarga, serta terhadap peran dan fungsinya sebagai anggota keluarga.
e. Diri Sosial
Bagian ini merupakan persepsi seorang individu dalam interaksinya dengan orang lain
dan lingkungan sekitarnya.
Pembentukan konsep diri dalam dimensi eksternal ini dapat dipengaruhi oleh penilaian
dan interaksi dengan orang lain dalam lingkungannya. Seseorang tidak dapat begitu saja
menilai bahwa dirinya memiliki fisik yang baik tanpa munculnya reaksi orang lain yang
memberikan label baik pada fisiknya, begitu pula untuk persepsi lain atas pribadinya.
Pada akhirnya dimensi internal dan esternal akan saling berinteraksi dan membentuk
suatu kesatuan yang utuh. Sehingga terjadilah kombinasi dari tiga dimensi internal dan
lima dimensi eksternal yang akan menciptakan lima belas kombinasi, yaitu identitas fisik,
identitas etik-moral, identitas pribadi, identitas keluarga, identitas sosial, tingkah laku
fisik, tingkah laku etik-moral, tingkah laku pribadi, tingkah laku keluarga, tingkah laku
sosial, penerimaan fisik, penerimaan etik-moral, penerimaan pribadi, penerimaan
keluarga, dan penerimaan sosial.
Konsep diri bukanlah faktor genetik yang dibawa secara otomatis sejak lahir, namun
dipelajari dan terbentuk melalui pengalaman individu dalam berhubungan dengan orang lain
dalam perjalanan hidupnya. Dalam berinteraksi, setiap individu akan menerima tanggapan.
Tanggapan yang diterima tersebut akan dijadikan cermin bagi individu untuk menilai dan
memandang diri sendiri. Dalam kehidupan anak, mereka akan menerima tanggapan dari
orang tua, guru, dan teman sebayanya. Jadi konsep diri terbentuk karena proses umpan
balik dari individu lainnya. Bila individu yakin bahwa orang-orang yang penting baginya
menyenangi mereka, maka mereka akan berfikir positif tentang diri mereka dan sebaliknya.
Menurut beberapa pakar psikologi, batas anatar diri individu mulai menjadi lebih jelas
sebagai hasil dari eksplorasi dan pengalaman dengan tubuhnya sendiri di saat usia 6-7
tahun. Selama periode awal kehidupan, konsep diri individu sepenuhnya didasari oleh
persepsi tentang diri sendiri. Dengan bertambahnya usia, pandangan tentang diri ini menjadi
lebih banyak didasari oleh nilai-nilai yang diperoleh dari interaksi orang lain.
Namun menurut Agustiani, selama masa anak pertengahan dan kahir, kelompok
teman sebaya mulai memainkan peran yang dominan, menggantikan orang tua senagai
orang yang turut berpengaruh pada konsep diri individu. Pada saat itu, anak makin
mengindentifikasikan diri mereka yang disandingkan dengan teman-temannya dan
mengadopsi bentuk-bentuk tingkah laku dari kelompok temannya dari jenis kelamin yang
sama. Diakhir masa anak-anaknya, konsep diri individu mulai agak stabil. Namun ketika mas
pubertas dimulai, maka akan terjadi perubahan drastis pada konsep dirinya. Pubertas ini
menjadi jurang pemisah anatara periode anak-anak dan periode remaja. Remaja muda akan
mempersepsikan dirinya sebagai orang dewasa dengan berbagai cara, namun orang tua
mereka masih mengganggap mereka masih anak-anak. Hampir semua sisi kehidupan
mulaia berubah di saat individu menginjak dewasa, sehingga konsep diri pun terus
mengalami perubahan pada periode ini. Ketidakpastian masa depan membuat kesulitan
dalam menetapkan tujuan secara jelas bagi remaja muda ini. Nilai-nilai dan sikap yang
merupakan bagian dari konsep diri pada akhir masa remaja cenderung menetap dan relatif
menjadi pengatur tingkah laku yang bersifat permanen. Pada usia 25-30 tahun, biasanya
ego individu sebagai manusia dewasa sudah terbentuk dengan lengkap, pada saat itulah
konsep diri menjadi semakin sulit berubah.
Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang dapat
dilihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan.
Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang
terganggu.
Konsep diri positif lebih kepada penerimaan diri bukan sebagai suatu kebanggan
yang besar tentang diri. Konsep diri positif bersifat stabil dan bervariasi. Individu yang
memiliki konsep diri positif adalah individu yang tahu betul tentang dirinya, dapat memahami
dan menerima sejumlah fakta yang bermacam-macam tentang dirinya sendiri, mengevaluasi
dirinya sendiri untuk bersikap dan berperilaku positif serta dapat menerima keberadaan
orang lain. Individu yang memiliki konsep diri yang positif akan merancang tujuan-tujuan
yang sesuai dengan realitas, yaitu tujuan yang mempunyai kemungkinan besar untuk dapat
dicapai, mampu menghadapi kehidupan didepannya serta menganggap bahwa hidup
adalah suatu proses penemuan. Singkatnya, individu yang memiliki konsep diri positif
adalah individu yang tahu betul siapa dirinya sehingga dirinya menerima segala kelebihan
dan kekurangannya, mampu mengevaluasi dirinya untuk menjadi pribadi yang lebih baik
serta mampu merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan realitas.
Sehingga dapat disimpulkan, individu yang memiliki konsep diri negatif adalah
individu yang belum paham mengenai siapa dirinya sehingga dirinya tidak mampu menerima
segala kelebihan dan kekurangannya, tidak dapat mengevaluasi dirinya untuk menjadi
pribadi yang lebih baik serta kesulitan dalam merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan
realitas.
Berkaitan dengan aktualisasi diri, Roger mengatakan bahwa kunci dari aktualiasasi
diri adalah konsep diri. Orang yang memiliki konsep diri positif berarti memiliki penerimaan
diri dan harga diri yang positif. Mereka menganggap dirinya berharga dan cenderung
menerima dirinya sendiri sebagaimana adanya. Sebaliknya, orang yang memiliki konsep diri
negatif, menunjukkan penerimaan diri yang negatif pula. Mereka memiliki perasaan kurang
berharga, yang menyebabkan perasaan benci atau penolakan terhadap didi sendiri. Maka
dapat dikatakan bahwa hanya orang-orang yang memiliki konsep diri positif saja yang akan
mengaktualisasikan diri sepenuhnya.
Kita bisa belajar dari tokoh-tokoh dunia yang mampu membuat konsep diri pada diri
mereka, sebut sajaSoichiro Honda. Dari nama belakangnya, kita pasti sau siapa dia. Dialah
seorang pemilik raksasa perusahaan otomotif dunia. Dikisahkan bahwa disaat sekolah,
duduknya tidak pernah di depan. Dia selalu menjauh dari pandangan guru. Dan bahkan
nilainya jelek di sekolah. Tapi dia tidak bersedih, karena dia meyakini, dunianya disekitar
mesin, motor, dan sepeda. Dia telah menemukan konsep diri positif yang mampu
menyingkirkan segala keterbatasannnya. Ayahnya bernama Gihei Honda seorang tukang
besi yang beralih menjadi pengusaha bengkel sepeda, dialah yang rupanya mencetak
konsep diri bagi Soichiro begitu kuat seperti blok mesin. Walaupun Gihei Honda miskin,
namun ia suka pembaharuan, konsep diri ayahnya inilah yang diwariskan kepada Soichiro.
Jika Andaadalah seseorang yang mencintai pertarungan di lapangan sepak bola,
saya pastikan Anda kenal dengan Messi. Dibalik segala kecemerlangnnya saat ini, dia
mempunyai pengalaman waktu kecilnya begitu menyakitkan. Dia lahir dengan kelainan
hormon yang membuat tubuhnya tak bisa tumbuh seperti anak-anak seusianya. Tapi yang
menjadi mimpinya adalah menjadi pesepak bola dunia. Namun, kondisi fisik membuatnya
terbuang dari sepak bola.Pada 1995, dalam usia delapan tahun, Messi diminati River Plate.
Namun, River Plate tak jadi merekrut Messi karena keberatan membayar biaya pengobatan
bulanan Messi yang mencapai 500 poundsterling atau sekitar Rp 7 juta.Messi tampak
semakin mustahil menjelajahi lebih luas dunia sepak bola, ketika tim medis klub itu
mengatakan kepada keluarganya bahwa Messi hanya bisa tumbuh setinggi tak lebih dari
140 sentimeter.Karena kondisi ekonomi, ayah dan ibu Messi menyerah. Jangankan
membiayai perawatan Messi, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Messi dan tiga
saudaranya saja, Jorge dan Celia, mereka kesulitan.Keadaan Messi dan keluarganya tak
tampak akan membaik. Sampai saat Messi berusia 12 tahun, sanak keluarganya yang
tinggal di Catalonia mendaftarkan Messi untuk mengikuti uji coba di Barcelona.Direktur
Barcelona saat itu, Carlos Rexach, terbang melintasi benua dan tidak menyesal. Dan
sekarang kita lihat bagaimana Messi membuktikan konsep diri positifnya dengan berbagai
kekurangan fisik.Sadar akan kelemahan dapat menjadi pemicu kesuksesan.
Sebuah langkah untuk mengetahui konsep diri Anda saat ini, maka Anda bisa
melakukan refleksi terhadap konsep diri Anda yang dilakukan oleh teman-teman Anda. Anda
bisa membagikan secarik kertas kepada rekan Anda, lalu meminta mereka menuliskan dua
atau tiga kelebihan dan kekurangan Anda. Setelah Anda mendapatkan banyak komentar
tentang diri Anda, maka baca baik-baik hasil refleksi dari teman-teman Anda. Terimalah apa
kata teman-teman Anda, lalu gunakan untuk membuat rencana perbaikan konsep diri Anda.
Setelah memahami bagaimana konsep diri positif dan bagaimana peranan konsedp
diri positif dalam membentuk perilaku dan aktualisasi diri, maka selanjutnya kita perlu belajar
bagaimana kita belajar menghadirkan konsep diri positif dalam diri kita. Banyak sekali cara
untuk menciptakan konsep diri positif pada diri kita. Karena pada dasarnya konsep diri
merupakan wilayah pribadi kita, sehingga kitalah yang sebenarnyadapat menciptakan
konsep diri positif bagi diri kita sendiri melalui identifikasi diri dan interaksi dengan
lingkungan kita.
Untuk memulai belajar menciptakan konsep diri positif, tak ada salahnya kita
meresapi sebuah pesan yang dibungkus dalam sebuah cerita inspiratif dan mengambil
hikmah atas sebuah cerita tersebut. “Cara membuat kesan yang baik”karya Roger Ailes
Dan Jin Kraushar, mungkin dapat membuat kita menciptakan konsep diri positif.
Anda Sudah Memiliki Keajaiban Di Dalam Diri Anda, Kata Konsultan Dari Media Yang
Terkenal Ini. Beginilah Cara Menggunakannya.
Bertahun-tahun yang lalu, ketika sedang mempoduksikan filmdokumter TV tentang geng-
geng New York City, saya mewawancarai sekolompok penjahat remaja. Pimpinannya
seorang pemuda berumur 17 tahun yang penuh keyakinan, yang mengaku menghasilkan
uang $1500 seminggu sebagai penodong.
Saya menanyakan kepadanya bagaimana dia memilih mangsanya. Dia mengatakan kepada
saya bahwa mencari orang yang jalannya tersaru-saruk, kepalanya tertunduk, matanya tidak
terpusat, dan kelihatanya ketakutan ketika melihatnya.
“apakah Saya merupakan mangsa yang baik bagimu?” Saya bertanya.
“tidak, Saya tidak mau berurusan dengan mu.”
“mengapa tidak?”
“ketika Saya mula-mula berjalan memasuki ruangan ini, kau melihat langsung ke mata Saya,
dan kemudian kau melihat Saya ke atas dan kebawah seakan-akan menaksir diri Saya,
untuk memastikan apakah Kau bisa mengalahkan Saya dalam perkelahian. Orang sepeti itu
akan menimbulkan kesulitan.”
Preman jalanan yang tidak berpendidikan ini secara instingtif bisa membaca bahasa tubuh
untuk meramalkan berhasil atau tidaknya suatu perampokan. Dan dia berhasil membacanya
dalam waktu beberapa detik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kita mulai menetapkan dalam pikiran mengenaiorang
lain dalam berberapa detik setelah bertemu. Hampir semua dikomunikasikan tanpa
diucapkan. Secara sadar atau tidak sadar, kita mengisyaratkan perasaan kita yang
sesungguhnya dengan mata, wajah, tubuh dan sikap kita. Pada saat yang bersamaan, kita
mencetuskan antara satu dengan yang lainnya rangkaian reaksi emosional, berkisar dari
keyakinan yang memenangkan sampai rasa takut.
Cobalah pikirkan beberapa pertemuan yang paling berkesan bagi Anda. Perkenalan bagi
calon teman hidup Anda. Sebuah wawancara pekerjaan. Pertemuan dengan seorang yang
masih asing. Pusatkan perhatian pada beberapa detik pertama. Apa yang Anda pikirkan dan
Anda rasakan? Bagaimana Anda ketika itu “membaca” orang lain, dan bagaimana menurut
pikiran Anda dan membaca Anda?
Anda adalah sebuah pesan. Selama 25 tahun saya bekerja bersama beribu-ribu pimpinan
perusahaan dan pimpinan politik, tokoh bisnis pertunjukan, serta pria dan wanita yang ingin
sukses. Saya membantu mereka membuat penampilan yang persuasif, mengatasai
pertanyaan yang mengandung kebencian, berkomunikasi secara lebih efektif. Rahasia
latihan itu selamanya adalah karena Anda seluruh diri Anda sesungguhnya merupakan
sebuah pesan.
Kalau Anda menggunakan semua kualitas Anda yang baik, maka orang lain akaningin
bersama Anda dan berkerjasama dengan Anda. Cobalah tinjau aset pribadi Anda:
penampilan fisik, energi, kemampuan bicara, tinggi rendah dan nada suara, gerak-gerik dan
tingkah laku, pancaran mata, kemampuan mempertahankan rasa tertarik orang lain. Orang
lain akanmembentuk sebuah kesan mengenai diri Anda berdasarkan semua ini.
Sekarang ingatlah kembali tiga kali kesempatan dalam hidupAnda ketika Anda tahu bahwa
Anda membuat kesan yang baik. Apayang membuat Anda berhasil? Saya yakin akan hal ini:
Anda setia kepada apa yang Anda katakan, Anda tahu apa yang Anda bicarakan, dan Anda
begitu terpusat dalam mencurahkan perhatian pada saat itu sehingga semua rasa malu
Anda hilang.
Jadilah diri Anda sendiri. Banyak buku petunjuk yang menasihatkan kepada Anda untuk
masuk ke dalam ruangan dengan mantap dan langsung menyesuai keadaan, menonjolkan
kepribadian Anda untuk membuat orang lain kagum dan terkesan. Semua menganjurkan
agar Anda menyambut orang lain dengan “jabat tangan kekuasaan” sekuat tang besi.
Semua menyuruh Anda untuk menunjukan pandangan kepada orang lain seakan-akan
Anda seorang ahli hipnotis. KalauAnda mengikuti semua nasihat ini, Anda akan membuat
semua orang jadi senewen – termasuk Anda sendiri.
Yang paling baik adalah secara konsisten menjadi diri Anda sendiri, dalam keadaan sebaik-
baiknya. Orang yang paling efektif tidak pernah berganti-ganti watak dari satu situasi ke
situasi lain. Watak Anda akan tetap sama apakh Anda sedang bercakap-cakpa secara akrab
, sedang berpidato dihadapan anggota klub atau sedang diwawancarai untuk suatu
pekerjaan. Nada suara Anda akan tetap sinkron dengan gerak-gerik Anda dan kata-kata
yang Anda ucapkan.”
Walaupun demikian, pembicaraan yang bisa berpidato di muka umum kerap kali
mengirimkan isyarat yang membingungkan pendengarannya. Yang paling saya sukai adalah
jenis yang mengatakan, “ibu-ibu dan bapak-bapak, saya sangat bahagia berada di sini.” –
sambil melihat kesepatunya. Mereka tidak tampak bahgia. Mereka tampak marah, ketakutan
atau tertekan.
Pendengaran akan selalu memperhatika isyarat visual yang menyertai pengungkapan lisan.
Mereka berpikir, dia mengatakan kepada ku bahwa dia bahagia, tapi dia tidak bahagia, dia
tidak jujur
Gunakan mata Anda. Apakah Anda bicara kepada satu orang atua seratus orang, selalulah
ingat kepada mereka. Beberapa orang mulai mengatakan sesuatu sementar melihat
langsung kepada Anda, tetapi setelah mengucapkan tiga kata dalam kalimat pembukaan,
mereka memutuskan kontak mata dan melayang pandangan keluar jendela.
Sementar Anda memasuki sebuah ruangan, gerakkan mata Anda dengan enak dan dengan
pola acak, kemudian langsung kepada orang-orang yang ada dalam ruangan sambil
tersenyum. Ini memperlihatkan Anda bahwa perasaan Anda tenang. Beberapa orang
berpikir memasuki sebuah ruangan penuh orang seperti masuk kedalam kandang singa.
Sayatidak sependapat. Walaupun demikian, kalu memang saya sependapat, saya tidak
akan melihat ke kaki saya, dan saya juga tidak akan melihat ke langit-langit. Saya akan
tetap menujukan pandangan kepada singa.
Tersenyum itu penting, tetapi beberapa orang menganggapnya sebagai aturan permainan,
saling menatap mata dengan Anda dan memperlihatkan wajah berseri-seri sambil
tersenyum manis. Itu sama mengesalkannya dengan bicara dengan seseorang yang sama
sekali tidak melihat kepada Anda. Jenis senyuman yang paling baik adalah manis dan
menyenangkan, bukan dipaksakan.
Dengarlah sebelum melompat. Ayah mengajarkan kepada saya gagasan untuk
“menyerap” orang lain lebih dulu sebelumnya “menproyeksikan” diri saya sendiri. Lalu dia
mengatakan “ nak, kau tidak akan bisa mempelajari apa pun ketika kau bicara.”
Ketika Anda mengikuti pertemuan, pesta atau wawancara, jangan langsung melontarkan
pandangan Anda sendiri. Berhenti dulu sesaat, seraplah apa yang terjadi. Bagaimana
suasana hati orang lain, apakah mereka sedang turun semangatnya, tinggi semangatnya,
bahagia, penuh harapan? Apakah mereka penuh gairah untuk belajar dari Anda, ataukah
mereka memancarkan perlawanan? KalauAnda bisa merasakan apa yang sedang terjadi
dengan orang lain, Anda akan bisa lebih baik menjangkau meraka.
Fokuslah energi Anda. Jack benny mengajarkan kepada saya petunjuk penting lainnya.
Pada akhirnya kariernya, pelawak besar ini mejadi bintang tamu dalam “The Mike Douglas
Show,” ketika saya kebetulan menjadi produser eksekutifnya.
Pada waktu saya bertemu dengan Benny, saya mendapatkan pria lanjut usia yang lemah ini
sedang duduk begelung di sudut Sofa. Saya berfikir, astaga dia akan meninggal di tengah-
tengah pertunjukan!
Dan kemudian tibalah saat mengudara. Saya menahan nafas. Band memainkan “love in
bloom” lagu tema pertunjukan. Benny menghela nafasdan energy seperti memasuki
tubuhnya. Dia meluruskan tubuhnya, dan megejapkan mata kepada saya, tersenyum, dan
sementara pintu terbuka untuk memberinya jalan, dia mulai melangkah dengan ayunan
tangan yang khas dan masukke panggung. Jack benny “yang sesungguhnya” tiba-tiba
tampil didepan kami. Dia telah menyimpan energynya untuk pertunjukan itu.
Bagaimana cara Anda menyimpan energi? Sebelum bertemu dengan seseorang, biasanya
saya duduk diam-diam dan mengatur pikiran saya. Saya bernafas dalam-dalam. Saya
memikirkan tentang tujuan pertemuan- tujuan saya dan tujuan orang yang akan bertemu
dengan saya. Kadang-kdang saya berjalan berkeliling selama beberapa menit, supaya
jantung saya memompa. Begitu saya berjalan melalui ambang pintu itu, saya tidak lagi
memikirkan tentang diri saya. Saya memusatkan perhatian pada orang lain dan berusaha
menemukan hal-hal yang bisa saya sukai pada dirinya.
Energi yang dikendalikan secara semestinya datang sebagai intensitas magnetis yang
diperlihatkan oleh kita semua ketika kita secara tulus mempercayai sesuatu. Ketika
seseorang yang memiliki energi bicara, mereka terlibat dengan pendengarannya dan
pesannya. Mungkin Anda tidak sependapat dengan mereka, tetatp Anda tidak bisa
mempertanyakan keyakinan meraka.
Penting sekalimemperlihatkan air muka penuh kepastian. Kita sering melihat orang bicara
dan kemudian kehilangan kemantapan, kalimatnya mengambang dan membungkam
suaranya sendiri dengan tangannya. Tidak ada seorang pun yang akan mengikuti orang
yang bimbang. Mereka baik bersikap tenang dan hati-hati dan cermat, tetapi tidak bimbang.
Hadapi dengan berani. Pernah sekali saya mengikuti rapat staf di salah satu presiden
direktur yang paling berkuasa di dalam industri hiburan seorang tirani yang paling ditakuti.
Dia marah-marah karena sedikit masalah penjadwalan, mendapat setiap orang.yang
kelihatannya tunduk pada setiap gertakannya. Setelah sampai pada giliran Saya, di berterik,
“ dankau, ailes, apa yang kau lakukan?”
Saya berkata, “yang kau maksud sekarang, sore ini juga atau selam sisa hidupku?” sesaat
sunyi. Orang-orang lainnya terbelalak, terkejut. Kemudian sang presiden direktur
mendongkakkan kepalanya dan tertawa gelak-gelak. Lain-lainnya juga tertawa. Humor
memecahkan ketegangan dari adegan yang sangat tak menyenangkan.
Seandainya saya harus membuat ikhtisar untuk nasihat yang harus saya berikan kepada
klien saya, maka itu adalah, “hadapilah dengan berani!” Anda selalu bisa melihat orang yang
mengangap dirinya terlalu serius. Biasanya mereka murung atau bicara banyak sekali
tentang dirinya.
Lihatlah baik-baik ego Anda sendiri. Apakah Anda terlalu sering mengatakan “aku”? apakah
Anda biasanya memusatkan perhatian pada masalah Anda ? apakah Anda sering
mengeluh?Kalau orang mengemukakakan sebuah gagasan baru, apakah Anda berusaha
menyepelekannya?Kalau Anda menjawab “ya” kepada salah satu pertanyaan tersebut
diatas, maka Anda perlu mengubah sikap Anda. Anda menjemukan teman-teman keluarga
dan rekan-rekan Anda.
RANGKUMAN
LATIHAN
REFERNSI
MAKNA SUKSES
2
Pada bab ini mahasiswa mampu:
Tujuan pembelajaran:
1.
2.
A. Definisi Sukses
Sukses, sebuah kata yang singkat dan selalu menjadi tujuan hidup manusia. Setiap
manusia pasti mendambakan menjadi orang sukses. Namun jika ditanya apa sebenarnya
makna sukses bagi manusia? Apakah sukses itu kaya raya dan banyak uang? Apakah
orang sukses itu adalah orang yang kaya raya dan punya banyak harta? Atau mungkin
sukses itu punya istri cantik dan anak-anak yang baik ?. Ya, memang banyak sekali definisi
dari kata sukses ini. Mungkin setiap orang punya tujuan hidupnya sendiri-sendiri, dan
memiliki definisi sukses menurut dirinya sendiri. Namun apakah anda tahu arti dari kata
sukses yang sebenarnya ?.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sukses memiliki arti “Berhasil atau
beruntung”. Jadi, secara bahasa sukses pada intinya memiliki makna keberhasilan atau
keberuntungan. Keberhasilan atau keberuntungan dalam apa? Jawabannya tentunya
keberhasilan ataupun keberuntungan dalam segala hal. Biasanya orang awam atau
masyarakat mendefinisikan sukses dengan banyaknya harta yang dimiliki oleh seseorang.
Jika ada orang kaya, terutama di usia muda. Maka orang awam pun akan menyebut
pemuda kaya tadi sebagai orang yang sukses. Padahal belum tentu pemuda tadi bahagia.
Sukses menurut pelajar sekolah, bisa jadi ketika tidak ada PR, tidak ada tugas, mendapat
teman dan guru pengajar yang baik, dapat uang saku, libur panjang, mendapat nilai bagus
dan dapat membahagiakan dan membanggakan orang tua, memang sangat sederhana.
Orang yang terpelajar atau orang bijak mengganggap sukses adalah ketika anda merasa
bahagia. Dapat melakukan apa yang anda suka, dan dikelilingi oleh orang-orang yang
menyayanginya. Serta orang lain turut bahagia dengan kehadirannya. Itulah arti sukses
yang sebenarnya. Sukses itu ketika anda dapat menghibur orang lain. Dan orang lain dapat
tertawa bahagia bersama anda. Orang lain menjadi terhibur dengan berbagai lelucon yang
pertunjukkannya. Namun berbeda makna jika kita melihat dari kacamata agama, khususnya
di dalam agama Islam. Sukses sudah jelas artinya, yakni mendapatkan kebahagiaan di
dunia dan di akhirat. Seseorang dapat disebut sebagai orang yang sukses, apabila
mengerjakan semua perintah Tuhan (sesuai dengan Al-quran dan sunnah), dan semaksimal
mungkin menjauhi larangan-Nya. Sehingga hidupnya bermanfaat bagi diri sendiri, orang
lain, lingkungan (alam), dan dianggap baik oleh sang Pencipta. Sehingga ia memperoleh
kebahagiaan baik di dunia dan di akhirat. Di dunia hidup dengan baik, dan di akhirat masuk
kedalam Surga dengan lancar.
Selanjutnya bagaimana pengertian Sukses Menurut Para Ahli. Menurut Brian Tracy
sukses di artikan sebagai berikut. “Success is the ability to live your life the way you want to
live it, doing what you most enjoy, surrounded by people who you admire and respect.”-
Brian Tracy, Million Dollar Habits. Artinya: Sukses adalah kemampuan untuk menjalani
hidup Anda sesuai dengan keinginan Anda, melakukan apa yang yang paling dinikmati,
dikelilingi oleh orang-orang Anda senangi dan hormati. Selanjutnya menurut Earl Nighringale
“Success is the progressive realization of a worthy ideal”. Artinya Sukses adalah realisasi
progresif dari ideal Anda yang bernilai. Kalau menurut Zig Ziglar pengertian sukses adalah
“mendapatkan banyak hal yang bisa dibeli oleh uang dan semua hal yang tak bisa dibeli
oleh uang. Anda bisa membeli kasur, tapi Anda tak bisa membeli tidur yang nyenyak.”
Dari berbagai penjelasan dan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sukses
adalah segala sesuatu yang dapat kita kerjakan sehingga mendapatkan rasa bahagia dan
berhasil, tanpa ada beban atau masalah yang mendatangi di kemudian hari. Itulah yang
disebut dengan sukses yang sebenarnya. Tidak peduli apapun itu, asalkan kita merasa
berhasil dan bahagia, itulah arti sukses yang sebenarnya. Walaupun kita kurang beruntung,
memiliki sedikit harta, asalkan kita bahagia, berarti kita termasuk orang yang sukses. Anak
kecil pun di saat berhasil mendapat layangan yang jatuh akan berkata berhasil, maka itu
juga dapat disebut sebagai sukses. Namun tetap saja pada kenyataannya, sukses akan
dimaknai oleh masyarakat dengan makna sukses dalam arti sempit, yaitu berhasil
mengumpulkan kekayaan, harta yang melimpah, rumah mewah, jabatan, ketenaran, dan
semua yang bersifat material. Hal ini tidak dapat kita pungkiri, karena saat ini kita hidup di
era globalisasi. Dimana era globalisasi memberikan pengaruhnya dalam konteks kapitalisme
dan liberalisme. Pandangan kapitalisme ini memunculkan sikap hidup yang cenderung
kepada materialisme, sedangkan liberalisme mengajarkan kita kepada hidup permisivisme.
Pandangan sukses secara kapitalisme dan liberalisme akhirnya mempunyai dampak
negatif yang dapat merugikan manusia seperti halnya demikian. Beberapa dampak yang
dapat ditimbulkannya adalah menghalalkan segala cara kerena untuk mendapatkan harta,
jabatan, ketenaran menimbulkan persaingan. Ketika persaingan sangat sengit, maka
menghalalkan segala cara bisa jadi alternatif pilihan yang diambil, meski akan merugikan
orang lain. Kedua, egois dan kurang peduli, karena fokus pada tujuan duniawi tanpa
peduli dengan urusan orang lain. Ketiga, tidak dapat menikmati proses mencapai
sukses, karena manusia sering kali tidak puas akan sebuah kesuksesan yang menjadi akhir
pencapaian, sehingga lelah mencapai kesuksesan yang terus menuntut pencapaian
kesuksesan yang lain. Keempat, hidup tidak seimbang, makna sukses yang salah dapat
mengesampingkan sukses secara jiwa dan raga.
Pada akhirnya, pandangan mengenai sukses setiap individu sangat dipengaruhi
oleh pandangan konsep diri setiap individu, tergantung pengaruh mana yang paling
mendominasinya. Pengaruh tersebut bisa datang dari keluarga, teman, pendidikan,
lingkungan sekitar rumah, lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan, hingga pengaruh
media massa. Sehingga lingkungan yang mempengaruhinya tersebut apakah lebih
memberikan makna sukses secara duniawi atau sukses menuju kebahagiaan sejati.
Sebagai manusia yang hanya mempunyai kesempatan hidup sekali di dunia ini,
maka sangat perlu menyakini makna sukses yang sejati. Sehingga dapat terhindar dari
makna sukses yang semu, semakin gelisah, tak terpuaskan, dan tak ada ujungnya. Untuk
mencapai sukses sejati, Satria Hadi Lubis menyampaikan sebuah model yang
menyederhanakan makna sukses yang sejati. Makna sukses sejati dapat di jabarkan dalam
lima makna yang menggiring kita mencapai kesempurnaan hidup. Model makna sukses
tersebut adalah sukses adalah keseimbangan hidup, sukses adalah memberikan
manfaat bagi orang lain, sukses adalah proses mencapai cita-cita mulia, sukses
adalah menikmati kemenangan-kemenangan, dan sukses adalah akhir yang baik.
Berikut penjelasannya:
Konsep sukses Pancasila
C. Hambatan Sukses
Banyak orang menginginkan untuk sukses, namun jalan menuju kesuksesan tidak
semudah yang dibayangkan. Ada beberapa faktor yang mempu menghambat kesuksesan
dalam kehidupan manusia, diantaranya adalah:
D. Kiat Sukses
Banyak sekali orang sukses yang dapat kita ambil pelajaran dari perjalanan hidupnya.
Pelajaran tersebut akan membawa kita menterjemahkan kiat sukses mereka. Adapun
beberapa kiat sukses yang dapat kita ambil adalah sebagai berikut.
1. Tetapkan Tujuan
Sering kali kita tidak tahu harus bagaimana dalam meraih kesuksesan karena kita tidak
tau tujuan kesuksesan itu seperti apa. Enak memang menjalani kehidupan bagaikan air
yang mengalir, tapi orang sukses itu seperti ikan salmon yang berenergi untuk melawan
derasnya aliran air. Tetepkan tujuan kesuksesan kita, atau orang lain yang akan
menetapkan tujuan kita demi kesuksesan mereka.
2. Kenali Konsep Diri Negatif
Konsep diri negatif sangat menghambat kesuksesan manusia. Namun setiap manusia
pasti mempunyai konsep diri negatif. Untuk meraih kesuksesan bukan berarti kita tidak
mau tahu dengan konsep diri negatif kita, malah justru kita harus kenali. Mengenali
konsep diri negatif ini dijadikan bahan perbaikan meraih kesuksesan.
Agar kita lebih mudah memahami konsep sukses, maka tak salah jika kita
mengambil hikmah dari sebuah tulisa berjudul “Rahasia Kebahagiaan Sejati” karya Dennis
Prager.
Saya tinggal dinegeri Disney, Hollywood, negeri yang disinari matahari sepanjang
tahun. Mungkin anda berpikir orang yang hidup di tempat yang begitu menggiurkan dan
penuh kesenangan pasti lebih bahagia daripada orang-orang lainnya. Kalau anda
berpendapat begitu, maka punya gagasan yang keliru tentang hakikat kebahagiaan.
Banyak orang cerdik pandai yang masih menyamakan kabahagiaan dengan
kesenangan. Padahal kenyataannya kesenangan dan kebahagiaan hanya sedikit sekali
atau tidak punya persamaan. Kesenangan adalah apa yang kita alami selama
berlangsungnya tindakan. Kebahagiaan adalah apa yang kita alami sesudah suatu tindakan.
Itu merupakan emosi yang lebih mendalam dan lebih menetap.
Pergi ke taman ria atau pertandingan sepakbola menonton bioskop atau televisi,
merupakan kegiatan menyenangkan yang membantu kita untuk rileks, untuk sementara
melupakanmasalah-masalah kita dan mungkin bahkan membuat kita bisa tertawa. Tetapi itu
tidak mendatangkan kebahagiaan, sebab efek positifnya berakhir ketika kesenangan
berakhir.
Saya sering berpikir bahwa kala bintang-bintang film Hollywood punya peran untuk
dimainkan, itu adalah untuk menyadari kita bahwa kebahagiaan tidak ada hubungannya
dengan kesenangan. Orang-orang yang kaya dan cantikini selalu mengikuti pesta-pesta
yang mewah, punya mobil bagus, rumah megah, segala-galanya yang melambangkan
“kebahagiaan.” Tetapi dalam buku yang mengisahkan riwayat hidup mereka, orang-orang
ternama ini mengungkapkan ketidakbahagiaan yang terpendam di bawah kesenangan
mereka: tekanana jiwa, akoholisme, kecanduan obat terlarang, rumah tangga yang
berantakan, anak-anak yang kabur, rasa kesepian yang luar biasa.
Namun orang terus merasa yakin bahwa pesta yang lebih mewah berikutnya, mobil
yang mahal, liburan yang royal dan rumah yang megah akan bisa melakukan apa yang tidak
bisa dilakukan oleh, pesta mobil, liburan dan rumah lainnya.
Cara orang memegang erat-erat keyakinan bahwa kehidupan yang penuh
kesenangan dan bebas penderitaan sederajat dengan kebahagiaan benar-benar
menghilangkan peluang mereka untuk mencapi kebahagiaan yang sejati. Kalau kesenangna
dan kenikmatan disamakan dengan kebahagiaan, maka penderitaan harus disamakan
dengan ketidakbahagiaan. Tetapi, pada kenyataannya, kebalikkannyalah yang benar: lebih
sering hal-hal yang menuju kebahagiaan melibatkan suatu penderitaan.
Sebagai akibatnya, banyak orang menghindai upaya itu sendiri yang menjadi sumber
kebahagiaan sejati. Mereka menakutkan penderitaan yang pasti akan ditimbulkan oleh hal-
hal seperti perkawinan, membesarkan anak, prestasi professional, kegiatan religius, kerja
dan masyarakat atau kerja amal, dan peningkatan diri sendiri.
Tanyakan kepada serang bujangan mengapa dia tidak mau menikah padahal dia
mendapatkan bahwa kencan semakin tidak memuaskan. Kalau dia jujur, maka dia
mengatakan kepada anda bahwa dia takut membuat komitmen. Sebab komitmen pada
kenyataannya memberikan penderitaan. Kehidupan sebagai bujangan penuh dengan
kesenangan, petualangan dan keasyikan. Perkawinan juga mempunyai saat-saat yang
seperti itu, tetapi itu bukan hal-hal yang paling menonjol.
Demikian pula, pasangan yang memilih untuk tidak punya anak memutuskan untuk
memilih kesenangan tanpa kerepotan dan bukanya kebahagiaan yang mengandung
penderitaan. Mereka bisa makan di luar kapan saja mereka mau. Melancong kemana saja
yang mereka inginkan dan tidur selarut apapun sesuka hati mereka. Pasangan yang sudah
punya bayi atau anak kecil yang sudah mujur kalau bisa tidur nyenyak semalaman atau bisa
berlibur memilih kata menyenangkan untuk memberikan kegiatannya membesarkan anak.
Tetapi pasangan yang memutuskan untuk tidak punya anak tidak pernah mengalami
kesenangan memeluk anaknya atau menidurkan merela di malam hari. Mereka tidak pernah
mengenal rasa sukacita melihat anaknya tumbuh besar atau bermain dengan seorang cucu.
Tentu saja saya suka melakukan hal-hal yang menyenangkan. Saya sula main bola,
bercanda dengan anak-anak (dan orang lainnya), dan mungkin saya punya banyak hobi.
Tetapi bentuk-bentuk kesenangan ini tidak banyak menyumbang dengan cara yang
sesungguhnya kepada kebahagiaan saya. Upaya yang lebih sulit – menulis, membesarkan
anak, membina hubungan yang lebih mendalam dengan istri, usaha berbuat baik di dunia,
akan mendatangkan kebahagiaan lebih besar kepada saya daripada yang bisa ditemukan
dalam kesenangan, yaitu hal yang paling tak kekal.
Memahami dan menerima kebahagiaan sejati tidak ada hubungannya dengan
kesenangan; itulah salah satu kesdaran yang paling membebaskan yang pernah kita
temukan. Hal itu membebaskan waktu: sekarang kita bisa membaktikan waktu lebih banyak
kepada kegiatan yang benar-benar bisa meningkatkan kebahagiaan kita. Hal itu
membebaskan uang: membeli mobil baru atau semua pakaian yang tidak akan
meningkatkan kebahagiaan kita sekarang kita anggap tidak ada gunanya. Dan hal itu juga
membebaskan diri kita dari rasa iri hati: kita sekarang mengerti bahwa semua orang yang
kaya dan penuh glamour, yang kita kira bahagia karena begitu banyak menikmati
kesengangan, sebenernya mungkin bahkan sekali tidak bahagia.
Pada saat kita memahami kesenangan tidak mendatangkan kebahagiaan, kita mulai
menuntut kehidupan secara berbeda. Efeknya mungkin secara harfiah akan mengubah
kehiduapan kita menjadi lebih baik.
~ Henry For
RANGKUMAN
LATIHAN
REFERNSI
MOTIVASI
3
Pada bab ini mahasiswa mampu:
Tujuan pembelajaran:
1.
2.
B. Teori motivasi
Secara garis besar, teori motivasi dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu teori
motivasi dengan pendekatan isi/kepuasan (content theory), teori motivasi dengan
pendekatan proses (process theory) dan teori motivasi dengan pendekatan penguat
(reinforcement theory). Pendekatan teori-teori motivasi ini sering menggambarkan konsep
motivasi pegawai dalam mencapai tujuan pegawai dan organisasi.
Teori-teori ini akan menjawab hal apa yang menyebabkan seseorang bekerja keras
untuk mencapai tujuan kesuksesan, sementara yang lainnya melakukan pekerjaan sesedikit
mungkin.Bagaimana seorang manajer bisa mempengaruhi kinerja bawahannya? Mengapa
orang keluar pekerjaan, datang terlambat ke tempat kerja bahkan tidak masuk kerja?
1. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang
dialami antara satu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila kebutuhan
manusia tidak terpenuhi maka manusia tersebut akan menunjukkan perilaku kecewa.
Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi makamanusia tersebut akan memperlihatkan
perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya.Kebutuhan merupakan
fundamen yang mendasari perilaku manusia. Karena tidak mungkin memahami perilaku
tanpa mengerti kebutuhannya.
Gambar 3.1 Hierarki Kebutuhan Maslow
Sumber: http://intancharamel.blogspot.co.id/2016/03/teori-dan-penerapan-teori-motivasi.html
2. Teori Keadilan
Teori ini digunakan dalam dunia kerja. Keadilan merupakan daya penggerak yang
memotivasi semangat kerja seseorang, jadi perusahaan harus bertindak adil terhadap
setiap pegawainya. Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku pegawai harus dilakukan
secara obyektif. Teori ini melihat perbandingan seseorang dengan orang lain sebagai
referensi berdasarkan input dan juga hasil atau kontribusi masing-masing pegawai.
3. Teori X dan Y
Douglas McGregor mengemukakan pandangan nyata mengenai manusia.
Pandangan pertama pada dasarnya manusia mempunyai konsep diri negatif disebut teori X,
dan yang kedua pada dasarnya manusia mempunyai konsep diri positif disebut teori
Y.McGregor menyimpulkan bahwa pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan
atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk
perilaku mereka terhadap pegawai berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.
6. Teori Pengharapan
Expectancy Theory (teori pengharapan) dikembangkan oleh Vroom pada tahun
1964. Motivasi menurut Vroom, mengarah kepada keputusan mengenai berapa banyak
usaha yang akan dikeluarkan dalam suatu situasi tugas tertentu. Pilihan ini didasarkan pada
suatu urutan harapan dua tahap (usaha untuk mendapatkan prestasi dan prestasi untuk
mendapatkan hasil). Atau dapat dikatakan bahwa motivasi dipengaruhi oleh harapan
individu bahwa pada tingkat usaha tertentu akan menghasilkan tujuan prestasi yang
dimaksudkan.
Vroom menggunakan persamaan matematis untuk mengintegrasikan konsep-
konsep kekuatan atau kemampuan motivasi menjadi model yang dapat diprediksi yaitu
harapan (expectancy), nilai (valence), dan pertautan (instrumentality).Harapan (expectancy)
adalah suatu kesempatan yang diberikan terjadi karena perilaku. Harapan mempunyai nilai
yang berkisar dari nol yang menunjukkan tidak ada kemungkinan bahwa suatu hasil akan
muncul sesudah perilaku atau tindakan tertentu, sampai pada positif satu yang menunjukkan
kepastian bahwa hasil tertentu akan mengikuti suatu tindakan atau perilaku. Harapan yang
dinyatakan dalam probabilitas (kemungkinan).Nilai (Valence) adalah akibat dari perilaku
tertentu mempunyai nilai/martabat tertentu (daya atau nilai memotivasi) bagi setiap individu.
Nilai/valensi ditentukan oleh individu dan tidak merupakan kualitas objektif dari akibat itu
sendiri, sehingga pada situasi tertentu, nilai ini akan berbeda antara satu manusia dengan
manusia lainnya.Pertautan (instrumentality) adalah persepsi dari individu bahwa hasil
tingkat pertama akan dihubungkan pada tingkat kedua.
Teori pengharapan didasarkan pada sejumlah asumsi tentang sebab-sebab
munculnya perilaku tertentu dalam suatu organisasi.
Asumsi 1. Perilaku ditentukan oleh kombinasi kekuatan yang berasal dari dalam individu
dengan kekuatan yang berasal dari luar. Perilaku tidak bisa hanya ditentukan oleh salah
satu saja dari kekuatan tersebut. Setiap individu masuk ke organisasi dengan muatan
psikologis masing-masing. Mereka memiliki pengalaman dan sejarah perkembangan yang
memberikan mereka sejumlah kebutuhan yang bersifat unik, cara memandang sesuatu dan
harapan tentang bagaimana organisasi memperlakukan mereka. Semua hal tersebut
mempengaruhi mempengaruhi bagaimana seseorang memiliki struktur (seperti sistem
pembayaran atas seorang supervisor) yang mempengaruhi perilaku orang. Lingkungan yang
berlainan dalam diri orang yang sama sebagaimana orang yang berlainan cenderung
berperilaku lain dalam lingkungan yang sama.
Asumsi 2. Pegawai mengambil keputusan tentang perilakunya sendiri dalam organisasinya.
namun pada kenyataannya terdapat banyak hal yang membatasi perilaku individu dalam
organisasi, tetapi hampir semua perilaku yang diamati merupakan hasil keputusan individu
yang dilakukan secara sadar. Keputusan-keputusan ini biasanya dibedakan ke dalam dua
kategori. Pertama, individu membuat keputusan tentang bagaimana ia berperilaku sebagai
anggota organisasi, seperti datang ke tempat kerja, tinggal di tempat kerja dan menjadi
anggota dari organisasi. Kedua, individu membuat keputusan tentang seberapa keras ia
bekerja, seberapa banyak dia memproduksi dan seberapa tinggi kualitas hasil kerjanya, dan
sebagainya.
Asumi 3. Masing-masing orang memiliki jenis kebutuhan, keinginan dan tujuan yang
berbeda. Setiap individu tidak mempunyai kesamaan dalam hal harapan jenis outcome
(reward) yang mereka inginkan. Perbedaan-perbedaan ini tidak acak, melainkan dapat diuji
secara sistematis oleh suatu pemahaman tentang perbedaan tersebut berdasarkan
kekuatan kebutuhan individu.
1. Fokus
Anda harus memulai dengan membuat susunan target yang jelas dalam kehidupan
Anda baik untuk target sekolah maupun target dalam urusan pekerjaan. Susunlah target
tersebut dengan baik dan susun sesuai tingkat mulai dari yang mudah hingga sulit untuk
dicapai. Jangan cepat untuk menyerah apalagi cepat tergoda dengan hal-hal lainnya
yang belum tentu bisa Anda kerjakan. Fokuslah pada apa yang sudah Anda rencanakan.
Jangan biarkan diri merasa ragu dan takut ketika teringat masa-masa Anda gagal.
Cobalah untuk menjadikan hal tersebut sebagai pemacu semangat untuk berjuang lebih
baik dan lebih keras lagi.
2. Kembangkan terus tujuan anda
Jangan pernah terpaku pada satu tujuan yang sederhana. Tujuan hidup yang terlalu
sederhana membuat anda tidak memiliki kekuatan lebih. Padahal untuk meraih sesuatu
anda memerlukan tantangan yang lebih besar, untuk mengerahkan kekuatan anda yang
sebenarnya. Tujuan hidup yang besar akan membangkitkan motivasi dan kekuatan
tersendiri dalam hidup Anda.
3. Catat Perkembangan Anda
Setelah menulis target dan tujuan, lakukan hal-hal positif untuk mencapai apa yang
Anda inginkan. Jika Anda berhasil menyelesaikan satu tantangan dan mencapai target,
cobalah untuk membuat catatan kecil di dekatnya.Anda bisa menuliskan hal apa saja
yang sudah dilewati dan rasakan untuk mencapai target tersebut. Ketika melihat tulisan-
tulisan tersebut saat down, tulisan tersebut akan menguatkan Anda kembali. Melalui
catatan perkembangan, Anda tentu akan merasa malu jika akan menyerah begitu saja.
“Dulu aku bisa melakukannya, kenapa sekarang tidak?”.
4. Ambisi dan Tekad yang Kuat
Kita harus berambisi dan bertekad untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya
5. Sikap dan pikiran Positif
Sikap positif di perlukan, saat Anda ingin menumbuhkan motivasi. Setelah kita
melakukan usaha positif kita harus memiliki pikiran positif. Namun jangan terlalu
berkhayal yang tinggi, itu akan menggugurkan motivasi apabila kita gagal.
6. Menghargai Diri Sendiri
Menghargai diri sendiri sangat penting dalam menumbuhkan motivasi. Dengan
menghargai diri kita sendiri, kita akan mampu menghargai kekuatan dan kemampuan
yang kita miliki, maka kita akan termotivasi untuk melakukan sesuatu yang bisa kita
lakukan dengan kekuatan kita. Bentuk konsep diri positif, percaya pada diri Anda.
7. Hampiri bayangan ketakutan akan risiko
Risiko merupakan konsekuensi atas keputusan kita, namun kita tidak boleh takut dengan
risiko yang akan terjadi. Saat Anda dibayang-bayangi kecemasan dan ketakutan, jangan
melarikan diri dari bayangan tersebut. Misalnya selama ini Anda takut akan risiko buruk
yang akan dihadapi masa depan. Datang dan nikmati rasa takut Anda dengan mencoba
mengatasinya. Saat anda berhasil mengatasi rasa takut, saat itu anda telah berhasil
meningkatkan keyakinan diri bahwa anda mampu mencapai hidup yang lebih baik.
8. Tetap tenang walau dalam kondisi tertekan
Sering kali kita berada pada kondisi tertekan, tertekan karena beban hidup maupun
tertekan olah orang lain. Saat kondisi tertekan kita harus bisa menyikapinya dengan
bijak dengan segera menenangkan diri. Ketenangan diri mampu menciptakan dorongan
motivasi yang lebih besar lagi.
9. Ciptakan Sensasi
Ciptakan sesuatu yang dapat “membangunkan” dan membangkitkan gairah anda saat
pagi menjelang. Misalnya, Anda berpikir esok hari harus mendapatkan keuntungan 1
milyar rupiah. Walau kedengarannya mustahil, tapi sensasi ini kadang memacu
semangat anda untuk berkarya lebih baik lagi melebihi apa yang sudah anda lakukan
kemarin.
10. Tinggalkan teman yang tidak perlu
Jangan ragu untuk meninggalkan teman-teman yang tidak dapat mendorong anda
mencapai tujuan. Sebab, siapapun teman anda, seharusnya mampu membawa anda
pada perubahan yang lebih baik. Ketahuilah bergaul dengan orang-orang yang optimis
akan membuat anda berpikir optimis pula. Bersama mereka hidup ini terasa lebih
menyenangkan dan penuh motivasi.
11. Ucapkan “selamat datang” pada setiap masalah
Jalan untuk mencapai tujuan tidak selamanya semulus seperti jalan toll. Suatu saat
Anda akan menghadapi jalan terjal, menanjak dan penuh bebatuan. Jangan memutar
arah untuk mengambil jalan pintas. Hadapi terus jalan tersebut dan pikirkan cara terbaik
untuk bisa melewatinya. Jika Anda memandang masalah sebagai sesuatu yang
mengerikan, Anda akan semakin sulit termotivasi. Sebaliknya bila Anda selalu siap
menghadapi setiap masalah, Anda seakan memiliki energi dan semangat berlebih untuk
mencapai tujuan Anda.
12. Mulailah dengan rasa senang
Jangan pernah merasa terbebani dengan tujuan hidup anda. Coba nikmati hidup dan
jalan yang anda tempuh. Jika sejak awal anda sudah merasa ‘tidak suka’ rasanya
motivasi hidup tidak akan pernah Anda miliki.
13. Berlatih dengan keras
Tidak bisa tidak, Anda harus berlatih terus bila ingin mendapatkan hasil terbaik. Pada
dasarnya tidak ada yang tidak dapat anda raih jika Anda terus berusaha keras. Semakin
giat berlatih semakin mudah pula mengatasi setiap kesulitan.
14. Belajar dari Kegagalan
Kegagalan yang dialami di masa lalu sering menjadi pengganggu perjalanan ke depan.
Cobalah untuk kembali fokus dengan apa yang Anda lakukan dan kerjakan saat ini.
Jadikanlah kegagalan tersebut sebagai tempat untuk mengevaluasi diri dan atur kembali
strategi serta langkah Anda agar tidak mengalami kegagalan berikutnya.Tidak akan ada
motivator sebaik diri Anda sendiri. Tidak ada seorang pun yang mampu mengendalikan
diri kita sendiri kecuali diri kita sendiri. Motivasi terbaik akan selalu berasal dari dalam
diri Anda sendiri karena hanya Anda yang tahu apa kemampuan dan kelemahan Anda.
Oleh karena itu, mari belajar untuk menjadi motivator bagi diri sendiri.
15. Ingatlah kebahagiaan orang lain saat kita meraih sukses
Mengingat orang yang kita cintai bahagia saat kita meraih kesuksesan merupakan jurus
yang ampuh dalam mengembalikan motivasi di saat terpuruk. Coba bayangkan
senyuman orang tua yang begitu menyayangi kita saat kita meraih kesuksesan nantinya.
Pasti perasaan Anda akan bercampur aduk, mulai dari malu jika Anda gagal memenuhi
harapannya, hingga menginginkan senyuman manis dari orang tua yang menjadi
harapan kita berdiri meraih kesuksesan.
16. Tetapkan saat kematian
Anda perlu memikirkan saat kematian meskipun gejala ke arah itu tidak dapat
diprediksikan. Membayangkan saat-saat terakhir dalam hidup ini sesungguhnya
merupakan saat-saat yang sangat sensasional. Anda dapat membayangkan ‘flash back’
dalam kehidupan anda. Sejak Anda menjalani masa kanak-kanak, remaja, hingga tampil
sebagai pribadi yang dewasa dan mandiri. Jika Anda membayangkan ‘ajal’ Anda sudah
dekat, akan memotivasi Anda untuk berbuat lebih banyak lagi selama hidup Anda.
RANGKUMAN
LATIHAN
REFERNSI
PERENCANAAN HIDUP
4
Pada bab ini mahasiswa mampu:
Tujuan pembelajaran:
1.
2.
Dalam satu kesempatan, Chatur dipermalukan Rancho di depan Virus dan teman-
teman sekampusnya. Alhasil, Chatur menantang tak cuma Rancho tapi juga Farhan dan
Raju bahwa 10 tahun ke depan, ia akan lebih sukses di banding mereka. Chatur benar, ia
memang lebih sukses dari Raju dan farhan. Hanya saja tidak diketahui nasib Rancho.
Chatur, Raju dan Farhan pun mencari keberadaan Rancho yang dianggap sebagai
mahasiswa luar biasa di kampus. Rancho selalu mengatakan kepada temannya saat
sedang dalam kesulitan “ALL IS WELL”. Sebuah penggalan cerita dalam film 3 idiot yang
membuat kita belajar akan arti konsep diri, motivasi, kesuksesan, dan perencanaan hidup.
Dalam cerita film itu diceritakan bahwa Chatur adalah seorang mahasiswa yang
sangat ambisius dan selalu menginginkan peringkat pertama di setiap semesternya. Arti
kesuksesan yang dia idamkan adalah sukses dalam pandangan materiil, sehingga dia
melakukan segala cara agar dia selalu menjadi nomer satu. Ternyata dia serius terhadap
tantangan kesuksesan 10 tahun yang dibuatnya sendiri. Dia pun merancanakan karir dan
kehidupannya agar dalam 10 tahun kedepan dia akan punya predikat paling kaya dibanding
teman-teman kuliahnya. Meskipun cerita ini fiktif, namun memberikan pembelajaran yang
bagus tentang bagaimana memaknai kesuksesan dengan mengembangkan konsep diri
dengan kekuatan motivasi pada masing-masing individu. Arah karir untuk pencapaian
kesuksesan pun direncanakan dengan baik sehingga mampu dibuktikan dalam waktu yang
direncanakan.
6. Mitigasi Risiko
Dalam mengarungi kehidupan pasti kita akan menemui banyak hambatan,
rintangan, dan godaan yang kita anggap sebagai risiko di masa depan atas rencana
hidup kita. Dengan adanya perencanaan hidup ini maka dapat mengurangi dampak dari
suatu risiko yang berpotensi atau dapat merugikan maupun membahayakan
pencapaiaan kesuksesan kita. Maka pentingnya perencanaan hidup sangat penting bagi
kehidupan kita karena bisa sangat otomatis memitigasi risiko pencapaian kesuksesan
kita.
Dalam kenyataannya kita sering kali membuat perencaaan hidup yang sangat
fantastis dan kurang realistis, sehingga goal setting kita jauh dari kata SMART tadi. Agar
perencanaan hidup kita lebih efektif, maka perlu juga perlu menganalisis perencanaan kita
dengan analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi
bisnis.Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT
(strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan
yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Meskipun
sering digunakan dalam dunia bisnis, sering kali dapat pula kita terapkan dalam membuat
perencanaan hidup kita. Analisis SWOT ini dapat digunakan dalam perencanaan hidup
sehingga meminimalisir ketidak sesuaian antara kenyataan dan perencaaannya.Analisis
SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang
mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT,
dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari
peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu
menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau
menciptakan sebuah ancaman baru.
2. Tetapkan tujuan
Pikirkan tujuan apa yang ingin Anda capai dalam hidup Anda. Gunakan konsep
diri, peran, prioritas, dan kebutuhan Anda untuk membantu memastikan beberapa hal
yang ingin Anda capai. Tentunya jangan sampai lupa menggunakan pendekatan
SMART dan SWOT. Anggap daftar ini sebagai ‘daftar keinginan’. Apa yang ingin Anda
lakukan sebelum meninggalkan dunia ini. Ingat, ini adalah tujuan yang benar-benar
ingin Anda capai, bukan tujuan yang diinginkan orang lain untuk Anda capai. Bila Anda
membutuhkan bantuan tambahan untuk mempersempit gagasan Anda, Anda bisa
mencoba membagi tujuan Anda dalam beberapa kategori. Sebagai contoh kategori
tersebut adalah Karier/Pekerjaan; Sosial (keluarga dan teman); Keuangan; Kesehatan;
Jalan-jalan; Pengetahuan/Kepandaian, dan Spiritualitas. Lebih spesifik dapat dijabarkan
menjadi tujuan yang spesifik: Menjadi pejabat di Kementerian Keuangan; menikah
dengan “STANers” dan punya dua anak; menghasilkan cukup uang untuk bisa
mengirimkan anak-anak ke perguruan tinggi; menjaga berat badan di angka 60 kg;
mengunjungi semua benua; memperoleh gelar Master di bidang Ekonomi; mengunjungi
candi Borobudur. Buat kategori tujuan ini agar mampu mencapai konsep kesuksesan
sejati Anda.
Tuliskan tujuan spesifik dengan tanggal spesifik sebagai batas waktu mencapai
tujuan tersebut. Setelah Anda selesai membuat garis besar tujuan yang ingin Anda
capai dalam hidup, seperti memperoleh gelar Master, tetapkan tujuan dan batas waktu
yang jelas. Beberapa tujuan yang lebih jelas dari yang sudah Anda buat di langkah
sebelumnya, misalkan mengurangi 5 kg per Juni 2019; diterima di program Master di
bidang Ekonomi per April 2021; bepergian dan mengunjungi candi Borobudur di tahun
2023.
Cari tahu bagaimana cara mencapai tujuan Anda. Artinya Anda harus menilai di
mana posisi Anda sekarang. Langkah-langkah apa yang Anda butuhkan untuk bisa
mencapai tujuan dari titik Anda sekarang. Misalnya, untuk meneruskan tujuan
memperoleh gelar Master di bidang Ekonomi, dari sekarang sampai April 2021, Anda
harus (1) melakukan riset untuk program pasca sarjana ekonomi; (2) menuliskan
dokumen yang dibutuhkan untuk aplikasi program ekonoami; (3) isi semua keperluan
aplikasi dan kirimkan ke pihak yang bersangkutan; (4) tunggu kabar dari kampus. (5)
pilih program yang Anda inginkan dari program-program yang menerima Anda; (6)
mendaftar!
3. Tulis Rencana
Sebuah tindakan nyata dalam membuat perencanaan hidup adalah dengan
menulis rencana hidup kita. Tuliskan langkah-langkah yang Anda butuhkan untuk
mencapai setiap tujuan kesuksesan Anda. Anda bisa melakukan ini dalam format apa
pun yang Anda inginkan. Ditulis tangan, diketik dalam dokumen Word, disdesain
dengan corel draw, dilukis pada kertas besar, dibuat 3 dimensi dengan kardus bekas,
atau apapun yang terpenting bentuknya menarik sehingga Anda tidak segan-segan
untuk selalu melihat rencana hidup Anda yang pada akhirnya mampu mengugah
semangat Anda untuk mencapai kesuksesan. Format apa pun yang Anda pilih, tuliskan
langkah-langkah yang harus Anda lakukan untuk mencapai setiap tujuan dalam urutan
kronologis. Ini adalah hal yang bagus untuk meninjau ulang detail setiap langkah,
seperti kapan Anda lulus dan dengan IPK yang Anda inginkan, nama spesifik program
pascasarjana yang ingin Anda masuki. Atau, bila salah satu tujuan Anda adalah hanya
ingin bahagia dan membahagiakan orang-orang yang Anda kasihi, tuliskan detail apa
yang akan membuat Anda sangat bahagia di sepanjang hidup Anda. Jangan lupa, beri
judul yang menarik bagi Anda.
Sebagai anak muda, saya yakin Anda pasti dapat mebuliskan rencana hidup semenarik
mungkin, sesuai dengan selera Anda. Namun jika Anda merasa kurang kreatif dan tidak
ada ide menarik, sebagai generasi milenial Anda bisa lihat beberapa contoh bentuk
rencana hidup di internet. Beberapa contoh rencana hidup yang dapat Anda ambil
idenya adalah sebagai berikut.
Sumber: https://bibliografi19.wordpress.com/2012/06/23/diantara-aku-peta-hidup-dan-bca/
Gambar 4.2 Contoh Perencanaan Hidup
Sumber : http://sanyaputri07.blogspot.co.id/2015/12/tugas-pkti-1amembuat-peta-rencana-hidup.html
Tak perlu Anda tulis rencana hidup Anda dengan dengan catatan yang detail
sehingga memenuhi tulisan Anda. Ingat, Anda bukan sedang membuat artikel atapun
menulis tugas akhir, Anda sedang menulis rencana hidup Anda. Berikan simbol-simbol yang
menarik Anda untuk melihatnya, dan bisa jadi hanya Anda saja yang tahu arti dari simbul
tersebut. Sebagai pelengkap “dakumen” rencana hidup, tak salah jika Anda menuliskan
catatan setiap perjalanan hidup Anda. Catatan harian dalam perjalanan hidup atau diary
penting untuk menemukan kompas untuk perjalanan hidup kita berikutnya. Ada sebuah
tulisan menarik mengenai pentingnya catatan harian untuk hidup yang disampaikan oleh
Alentha Jane Lindstorm. Sebuah ilustrasi menganai pentingnya catatan harian Anda dapat
disimak dalam tulisan berikut.
“Apakah hari ini Anda masih ingat apa yang terjadi satu tahun yang lalu?” Tanyaku pada
suamiku, Carl, pada waktu sarapan pagi.
Sambil mereguk kopinya, ia menjawab, “Tidak, ada apa?”
Saya melihat suatu entri didalam buku catatan harian kecil kami lima tahun yang lalu
dipangkuanku. ”Disini tertulis, kita menemukan dua bunga krokus kuning ditepi punggung
bukit salju di dekat pintu gerbang padang rumput.”
Wajah Carl mendadak berseri-seri. “Betul. Saya lupa. Dan kita tidak pernah tahu bagaimana
kedua bunga itu sampai di sana”.
Memang bulan April banyak kami jumpai bunga krokis di lapangan. Tetapi menemukan dua
tangkai secara dini dan tak disangka-sangka, membuat kami berdua terharu akan keajaiban
musim semi.
Sejenak kemudian, Saya berkata, “Hari ini salju itu sedang meleleh. Seandainya Saya pergi
ke sana lagi sekarang melihatnya, apakah mereka masih ada?”
Sekali lagi catatan harianku telah memberikan secuil kenangan manis, salah satu kenangan
yang telah kami lupakan. Dan hal itu mendorong kami untuk mengulangi suatu pengalaman
yang mungkin menambah sedikit kenikmatan hari ini.
Saudari sepupuku memberikan buku catatan harian itu segera setelah saya menyesali,
“Otakku bagaikan sebuah saringan. Setiap hari tentu mempunyai hal-hal yang istimewa,
tetapi sekarang adalah hari Kamis, dan saya bahkan tidak ingat lagi apa yang terjadi hari
Selasa yang lalu.”
Catatan harian itu saya terima dengan sebuah catatan: “Mudah-mudahan ini membantu
anda tetap mengingat ‘hal-hal istimewa’. Tulislah itu setiap hari. Catatlah hanya peristiwa-
peristiwa yang penting bagimu. Kosongkan baris terakhir untuk kenangan yang paling
indah.”
Saya telah mencoba mengisi buku kecil itu dengan sedikit skeptis. Seperti banyak orang,
Saya mulai menulisnya tetapi tidak punya waktu atau motivasi untuk meneruskannya. Tetapi
Saya putuskan untuk mencobanya dengan cara lain.
Hal itu terjadi empat tahun yang lalu , dan hampir semua peristiwa Saya catat. Atas saran
dari saudari sepupuku tadi, Saya membuat tida pedoman bagiku: Bijaksanalah. Saya tak
pernah melakukan apapun yang mungkin mempermalukan saya jika orang lain
membacanya. Tulislah dengan jelas. Adalah sangat membantu jika anda menggunakan
pena yang runcing agar tulisan jelas. gunakan kata-kata kunci untuk menghemat tempat.
Misalnya, pada entri bulan Maret tertulis: “Dua bunga krokus kuning. Salju. Gerbang
lapangan rumput.” Dengan demikian, ingatan akan melengkapinya.
Catatan harianku telah menjadi sebuah teman yang amat berharga, yang memperkaya
hidupku dalam banyak cara. Inilah beberapa hal yang saya lakukan, dan mungkin juga
dapat menolong anda.
Sebuah catatan harian merupakan referensi yang sangat baik dan handal. Saya teringat
bahwa kami hanya punya uang 10 pound untu acara syukuran yang terakhir dan saya baca,
“Ayam seharga 15 pound terlalu kecil.” Tak seorang pun akan membantahnya, tetapi hal itu
sangat menolong bagi tukang masak – saya sendiri – yang keluarganya menanti-nanti roti
berisi daging ayam yang segar.
Berapa tekanan darah Anda menurut hasil tes yang terakhir atau kapan atap gudang anda
harus diganti? Informasi semacam itu sama telitinya dengan catatan harianku. (kalau Anda
pelihara catatan harian selama 5 tahun seperti Saya, niscaya Anda tak perlu lagi harus
mengambil seri majalah 1 tahun dari rak buku untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang
lalu).
Catatan harian kita menemukan diri. Biasanya saya hanya mencatat peristiwa-peristiwa
yang menyenangkan saja, tetapi karena hidup tidak selamanya mulus, maka saya juga
sering mencatat emosi-emosi yang dekstruktif- ketakutan, rasa cemburu, kemarahan.
Sekedar menulisakan hal-hal itu saja sudah membuat hati saya tenteram. Membaca
peristiwa-peristiwa itu kemudian, seringkala mencemaskan hati saya betapa mudahnya saya
tergoncang oleh hal-hal yang sepele. Dan saya memutuskan untuk lebih bijaksana lagi
terhadap gangguan-gangguan semacam itu dikemudian hari.
Kebanyakan di antara kita menjalani hidup yang tak bisa diduga. Tetapi memelihara catatan
harian beberapa minggu dapat menolong anda memahami apa yang memberikan
kegembiraan bagi anda dan apa yang membawa kesedihan. Hal itu dapat menunjukan
kepuasan-kepuasan kecil yang mungkin terluput dari pandangan anda.
Sebelum saya membuat catatan harian, saya sering kali mengutuk diriku sendiri apabila
saya merasa tertekan. Dengan mencoba mengubah sikap dengan cepat makin membuat
saya makin tertekan lagi. Catatan harianku telah menolong saya untuk menerima
penderitaan-penderitaan deengan perasaan sedih sebagai bagaian dari irama hidup. Hal itu
mengungkapkan bahwa suasana hati saya yang buruk cenderung terjadi selama cuaca
mendung dan sirna di kala matahari bersinar lagi. Dan saya terhibur menemukan bahwa
suasana mendung itu telah hilang sebelum tiga hari.
Catatan harian memperbaiki iman kita. Dapatkah anda mengingat apa yang telah
mencemaskan Anda dua tahun lalu? Satu tahun yang lalu? Barangkali tidak. Tetapi catatan
harian dapat. Dan, membalik-balik halaman catatan harian, Anda mungkin merasa
tercengang betapa banyak hari-hari yang menyenangkan telah diselimuti oleh tragedi-
tragedi yang tak pernah terjadi.
Tentu saja tragedi akan menimpa kita. Pada saat-saat seperti itu, sebuah catatan harian
dapat menjanjikan kepada Anda bahwa di balik kesedihan itu terdapat kegembiraan.
Beberapa waktu yang lalu anak anjing kami, yang sangat kusayangi, yang telah bersama
kami selama 12 tahun, mati. Sebuah entri mencatat: “Mayat Kip dikubur hari ini. Tak pernah
ada anjing lain. Mereka mati dan mebuat hati Anda sedih.” Saya masih merasa sedih ketika
membaca entri itu. Tetapi setahun kemudian: “Carl membawa ke rumah seekor anak anjing
sore ini. Saya juga menyukainya. Mengapa kami menunggu begitu lama untuk mengisi
kekosongan itu?”
Catatan harian mempertajam kesadaran kita. Kita semua perlu berpegang pada saat-saat
rawan dan genting, kegembiraan-kegembiraan yang timbul dari hari-hari biasa –
kegembiraan yang oleh Norman Peale disebut sebagai “butir-butir keajaiban dari realita”
miraculous fragments of reality. Mereka merupakan sumber mata air dimana pikiran, di
tengah ketelitian dan kesedihan, dapat beristirahat dan menghimpun tenaga. Terlalu sering
kita menganggap hal-hal itu sebagai sudah sewajarnya atau gagal melihatnya. Tetapi
menunggu-nunggu “Hal-hal istimewa,” saya menjadi sadar akan tanda-tanda akan hujan
dipinggir jalan\yang panas terik, akan sekelompok kupu-kupukuning disepanjang jalan, akan
kicau burungdan sejenak saya terangkat dari kebiasaan-kebiasaan rutinku dan hari itu
merupakan hari yang membahagiakan.
Catatan harian meningkatkan antisipasi. Sebelumnya Saya tidak pernah sadar betapa indah
kalu kita dapat melihat ke deapan. Sekarang, setiap pagi setelah minum kopi, Saya
membaca kembali entri-entri sebelumnya, lalu, terdorong oleh kegembiraan, pikirku
melayang ke hari depan.hal iyu merupakan sesuatu yang jarang tejadi dan bukan
merupakan sesuatu yang aneh, atau mengundang keheranan. Tetapi hal-hal yang paling
menarik perhatian ku dan mencatatnya pada baris terakhir cenderung hanyalah hal-hal yang
paling lumrah srang laba-laba yang di getarkan oleh titik-titik embun, tepi jalan yang tersapu
oleh renda-renda pakaian ratu anne, teriakan burung hantu di petang musim dingin. Dan
mustahil merasa bosen ketika Anda mengantisipasi kegembiraakegembiraan musim-musim
sebelumnya kegembiraan-kegembiraan yang mungkin saya lupakan catatan harianku.
Kapankah burung-burung kutilang akan mencari makan dari buah-buah zaitun berwarna
cokelat ke dendalion yang kuning? Pada petang maret manakah kehinangan lading-ladang
musim dingin akan diusik eh kicauan burung-burung penghisap madu di musim semi.
Pada senja hari biasanya tugas-tugas telah dirapikan dan kernangan sepanjang hari masuk
melalui mata pikiran. Apakah yang akan Anda tulis pada baris terakhir yang di kosongkan
untuk “hal istimewa” yang paling indah? Setangkai bunga kecil yang muncul dari celah jalan
aspal beton, anak kucing putih yang memburu ngengat ditengah terang bulan, pelangi
ganda tidak, kita tidak dapat melihat hujan – yang menakjubkan kita dikala terkenang akan
hal-hal ini dan begitu juga, peristiwa-peristiwa yang tampaknya tidak penting menggerakkan
ingatan-ingatan yang membahagiakan, membantu perkembangan keakraban anggota
keluarga dan membuat seluruh hari kita menjadi cerah. Saya tidak lagi merasa bahwa hal-
hal yang ingin saya pertahankan menjadi sirna tanpa bekas. Catatan harianku menjalin hari-
hari ku. Hal ini menjadi bukti bahwa saya hidup. Dan, dalam kata-kata puisi sara Teasdale,
setiap halaman berbunyi “…memelihara memori/tentang hal-hal yang indah.” Saya dapat
mengalami kembali setiap hal dimana pun saya berada dan kapan pun Saya mau.
RANGKUMAN
LATIHAN
REFERNSI
BUDAYA NUSANTARA
5
Pada bab ini mahasiswa mampu:
Tujuan pembelajaran:
1.
2.
Tujuan mata kuliah budaya nusantara bagi mahasiswa Politeknik Keuangan Negara
STAN adalah untuk mengembangkan kepribadian, kepekaan, dan wawasan pemikiran yang
berkenaan dengan kebudayaan agar daya tangkap, persepsi, dan penalaran mengenai
lingkungan budaya mahasiswa dapat lebih manusiawi. Tujuan tersebut diharapkan mampu:
1. Budaya
Kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Buddhayah, yang merupakan
jamak dari kata buddi yang berarti budi atau akal. Yaitu semua hal yang berkaitan dengan
akal dan budi manusia. Kata budaya ini juga diambil dari bahasa Latin Colere yang berarti
mengolah atau mengerjakan. Dan yang lebih akrab lagi kita membahasakan Culture dalam
bahasa Inggris.Ketika kita membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Budaya
diartikan sebagai pikiran,akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian
kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir
manusia. Namun beberapa ahli telah merumuskan pengertian budaya dengan pendapat
mereka yang sesuai dengan keadaan masyarakat.
Menurut sosiolog Soemardjan dan Soemardi, Budaya merupakan semua hasil karya,
cipta dan rasa dalam masyarakat. Karya masyarakat akan menghasilkan teknologi dan
kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah,material culture,yang diperlukan oleh
manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan
untuk keperluan masyarakat.Jika menurut Koentjaraningrat, seorang antropolog, budaya
merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan serta hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar. Sedikit
berbeda dengan ahli budaya Jensen dan Trenholm dengan mengartikan budaya sebagai
perangkat norma, nilai-nilai budaya, kepercayaan, aturan, adat dan istiadat yang apabila
dilihat secara sosial mengartikan suatu kelompok orang yang mengikat mereka semua dan
memberikan atau mengasihi mereka berupa kesadaran bersama. Budaya-budaya ini
membawa kita semua untuk dapat mempersepsikan dunia agar bagaimana caranya kita
dapat berfikir mengenai diri kita sendiri dan hubungan baik kita dengan hubungan orang lain.
Selain dari itu, budaya juga membawa atau menuntun kita bagaimana caranya menetapkan
dan menggapai tujuan, dan bagaimana juga caranya mempertukarkan pesan.
Dari beberapa pendapat para ahli, maka kita disini dapat menyimpulkan bahwa
budaya merupakan cara hidup yang mengatur agar setiap manusia mengerti dan
memahami bagaimana mereka harus bertindak, berlaku, berbuat dan menentukan sikap
saat berhubungan dengan orang lain yang disesuaikan dengan lingkungan dan zamannya.
Semua hal ini berkaitan dengan cara komunikasi atau bahasa, adat istiadat, dan kebiasaan
yang terjadi di lingkungan tersebut.
2. Kebudayaan
Mungkin kita agak bingung dengan kata Budaya dan Kebudayaan. Karena bagi kita
sebagai orang awam pasti akan mengatakan bahwa antara Budaya dan Kebudayaan itu
merupakan hal yang sama. Memang ada hubungannya, namun ada sedikit perbedaan.
Menurut KBBI, Kebudayaan didefinisikan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal
budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat. Melalui pendekatan
antropologi kebudayaan juga didefiniskan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia
sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya
dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa sedikit perbedaan antara Budaya Dan Kebudayaan adalah bahwa Budaya itu
merupakan cipta, rasa, dan karsa suatu masyarakat, sedangkan Kebudayaan merupakan
hasil dari cipta, rasa, dan karsa masyarakat tersebut. Namun bukan masalah jika banyak
orang yang menyamakan pengertian antara budaya dan kebudayaan, karena pengertian ini
tergantung pada pendefinisan dalam arti sempit atau dengan mendefinisikan dalam arti
luasnya.
Kebudayaan yang diartikan secara sempit biasanya diberi arti terbatas kepada hal-
hal yang indah dan dapat dilihat secara kasat mata seperti candi, tari-tarian, seni rupa, seni
suara, dan kesusasteraan, yaitu yang membuat manusia lebih beradab, lebih luas, dan lebih
berbudi. Sedangkan dalam arti luas didefinikan oleh Koentjaraningrat sebagai keseluruhan
gagasan, tindakan berpola, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan manusia yang
dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar.Kebudayaan yang diartikan secara luas
mempunyai tiga wujud, yaitu :
3. Unsur-Unsur Kebudayaan
Unsur-unsur kebudayaan meliputi semua kebudayaan di dunia ini. Menurut B
Malinowski, kebudayaan di dunia mempunyai tujuh unsur universal. Ketujuh unsur
kebudayaan tersebut antara lain Bahasa, Sistem Pengetahuan, Sistem Organisasi Sosial,
Sistem Teknologi, Sistem Ekonomi, Sistem Religi, dan Kesenian.
1. Bahasa merupakan sebuah pengucapan indah dalam suatu elemen kebudayaan yang
mampu menjadi alat perantara utama bagi manusia untuk meneruskan atau
mengadaptasikan kebudayaan. Ada dua macam bentuk bahasa yaitu bahasa lisan dan
bahasa tulisan.
2. Sistem pengetahuan membahas pada ilmu pengetahuan tentang kondisi alam di
sekeliling manusia dan sifat sifat peralatan yang dipakainya. Sistem pengetahuan
meliputi ruang pengetahuan tentang alam sekitar, floradan fauna, waktu,ruang dan
bilangan, sifat dan tingkah laku sesama manusia, tubuh manusia, dan lain-lain.
3. Sistem Organisasi Sosial adalah sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu
dengan sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial meliputi:
kekerabatan, asosiasi dan perkumpulan, sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup,
perkumpulan.
4. Sistem Teknologimerupakan jumlah keseluruhan teknik yang dimiliki oleh suatu
masyarakat. Meliputi keseluruhan cara bertindak dan berbuat. Hal ini berkaitan dengan
pengumpulan dan pemrosesan bahan mentah untuk dibuat suatu alat kerja, pakaian,
transportasi dan kebutuhan lain berupa benda material.
5. Sistem Ekonomi merupakan segala usaha manusia untuk mendapatkan barang dan jasa
yang dibutuhkan. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang meliputi,
berburu dan mengumpulkan makanan, bercocok tanam, peternakan, perikanan,
perdagangan.
6. Sistem Religi diartikan sebagai sebuah sistem yang terpadu antara keyakinan dan
praktek keagamaan yang berhubungan dengan hal-hal suci dan tidak terjangkau oleh
akal. Sistem Religi meliputi, sistem kepercayaan, sistem nilai dan pandangan hidup,
komunikasi keagamaan, dan upacara keagamaan.
7. Keseniandapat diartikan sebagai segala hasrat manusia terhadap keindahan. Bentuk
keindahan yang beraneka ragam itu timbul dari imajinasi kreatif yang dapat memberikan
kepuasan batin bagi manusia. Secara garis besar, kita dapat memetakan bentuk
kesenian dalam tiga garis besar, yaitu seni rupa, seni suara dan seni tari.
Sebelum berperilaku tersebut dapat disebut pesan, perilaku itu harus memenuhi dua
syarat. Pertama, perilaku harus diobservasi oleh seseorang dan kedua, perilaku harus
mengandung makna. Dengan kata lain, setiap perilaku yang dapat diartikan adalah suatu
pesan. Jika kita memeriksa pernyataan akhir tersebut, kita dapat menemukan beberapa
implikasi, antara lain:
a. Kata setiap menunjukkan kepada kita, baik perilaku verbal maupun perilaku nonverbal
dapat berfungsi sebagai pesan-pesan verbal terdiri dari kata-kata terucap atau tertulis.
Berbicara dan menulis adalah perilaku-perilaku yang menghasilkan kata-kata,
sementara pesan nonverbal adalah seluruh perbendaharaan perilaku lainnya.
b. Perilaku mungkin disadari maupun tidak disadari. Kadang-kadag kita melakukan sesuatu
tanpa menyadarinya, terutama kalau perilaku kita itu bersifat nonverbal. Kebiasaan-
kebiasaan seperti menggigit kuku jari tangan, menganggukan kepala, menatap dan
tersenyum, misalnya, seringkali berlangsung tanpa disadari. Bahkan perilaku-perilaku
seperti duduk membungkuk dikursi, mengunyah permen karet, atau menyesuaikan letak
kacamata, seringkali merupakan perilaku-perilaku tak disadari. Oleh karena suatu pesan
terdiri dari perilaku-perilaku yang dapat diartikan, kita harus mengakui kemungkinan
memberikan pesan yang tidak kita ketahui.
c. Perilaku tanpa sengaja. Misalnya, bila kita malu mungkin menampilkan muka yang
bersemu merah atau berbicara tidak lancar. Kita tak bermaksud untuk menampilkan
muka merah atau suara yang gagap, tetapi toh kita berperilaku demikian. Perilaku yang
tidak disengaja ini menjadi pesan bila seseorang melihatnya dan menangkap suatu
makna dari perilaku itu.
Dengan konsep mengenai hubungan-hubungan perilaku sadar dan tak sadar serta
sengaja dan tak sengaja ini, sekarang kita siap merumuskan suatu definisi komunikasi.
Disini komunikasi didefinisikan sebagai apa yang terjadi bila makna diberikan kepada suatu
perilaku, komunikasi telah terjadi terlepas dari apakah kita menyadari perilaku kita atau
tidak dan menyengajakan atau tidak. Bila kita memikirkan hal ini, kita harus menyadari
bahwa tidak mungkin bagi kita untuk tidak berperilaku. Setiap perilaku memiliki potensi
komunikasi. Maka tidaklah mungkin bagi kita untuk tidak berkomunikasi; dengan kata lain,
kita tak dapat tidak berkomunikasi.
Konsep perilaku yang disinggung dalam definisi diatas juga meliputi segala sesuatu
sebagai rekaman atau akibat dari tindakan-tindakan kita. Contoh akibat perilaku adalah bau
asap rokok yang tercium di sebuah tangga setelah perokoknya meninggalkan tempat itu.
Merokok adalah suatu perilaku, bau asap rokok adalah akibat dari perilaku tersebut makna
yang Anda berikan kepada bau tersebut merupakan refleksi pengalaman-pengalaman lalu
Anda dan sikap Anda terhadap rokok, merokok, merokok ditempat umum, dan mungkin
orang-orang yang merokok.
2. Unsur-unsur Komunikasi
Sebelum kita memeriksa unsur-unsur komunikasi, kita harus memiliki suatu definisi
yang menegaskan unsur-unsur tersebut dan hubungan antar unsur. Karena tujuan kita
dalam mempelajari komunikasi antar budaya adalah untuk mengembangkan keterampilan-
keterampian yang kita terapkan dengan sengaja, definisi kerja komunikasi disini akan
menekankan komunikasi yang dilakukan dengan sengaja. Komunikasi sekarang
didefinisikan sebagai suatu proses dinamik transaksional yang mempengaruhi perilaku
sumber dan penerimanya dengan sengaja menyandi (to code) perilaku mereka untuk
menghasilkan pesan yang mereka salurkan lewat suatu saluran (channel) guna merangsang
atau memperoleh sikap atau perilaku tertentu, komunikasi akan lengkap hanya bila
penerima pesan yang dimaksud mmpersepsi atau mencerap perilaku yang disandi, memberi
makna kepadanya dan terpengaruh olehnya. Dalam transaksi ini harus dimasukkan semua
stimulan sadar-tak sadar, sengaja-tak sengaja, verbal-nonverbal dan kontekstual yang
berperan sebagai isyarat-isyarat kepada sumber dan penerima tentang kualitas dan
kredibilitas pesan.Definisi ini memungkinkan kita mengidentifikasi delapan unsur khusus
komunikasi dalam konteks komunikasi sengaja, yaitu:
a. Sumber (source). Suatu sumber adalah orang yang mempunyai suatu kebutuhan untuk
berkomunikasi. Keinginan sumber untuk berkomunikasi adalah keinginan untuk berbagi
internal states dengan orang lain dengan derajat kesengajaan yang berbeda-beda untuk
mempengaruhi pengetahuan,sikap, dan perilaku orang lain tersebut.
b. Penyandian (endcoding) ialah suatu kegiatan internal untuk memilih dan merancang
perilaku verbal dan nonverbal sesuai dengan aturan tata bahasa dan sintaksis guna
menciptakan suatu pesan,
c. Pesan (massage) sebagai hasil dari perilaku encoding
d. Saluran (channel) ialah alat fisik yang memindahkan pesan dari sumber penerima.
e. Penerima (receiver) ialah orang yang menerima suatu pesan dan sebagai akibatnya
menjadi terhubung dengan sumber pesan.
f. Penyandian balik (decoding) ialah proses internal penerima dan pemberi makna kepada
perilaku sumber yang mewakili perasaan dan pikiran sumber.
g. Respon penerima (receiver response) respon ini bisa beraneka ragam, mulai dari
minimum-maksimal. Respon minimum adalah keputusan penerima untuk mengabaikan
pesan atau tidak berbuat apapun, sedangkan respon maksimum adalah keputusan
penerima yang segera, terbuka dan mungkin mengandung kekerasan.
h. Umpan balik (feedback) ialah informasi yang tersedia bagi sumber yang
memungkinkannya menilai keefektifan komunikasi yang dilakukan untuk mengadakan
penyesuaian-penyesuaian atau perbaikan dalam komunikasi selanjutnya.
Disamping unsur-unsur ini ada beberapa karateristik lainnya yang membantu kita
memahami bagaimana sebenarnya berkomunikasi berlangsung.
a. Komunikasi itu dinamik, sebagai para pelaku komunikasi, secara konstan kita
dipengaruhi oleh pesan orang lain dan sebagai konsekuensinya, kita mengalami
perubahan yang terus menerus.
b. Komunikasi itu interaktif ialah komuniksi terjadi antara sumber dan penerima, yang
saling memperoleh respons.
c. Komunikasi itu tidak dapat dibalik (irreversible) dalam arti bahwa sekali kita mengatakan
sesuatu dan seorang telah meneriam dan mendecode pesan.
d. Komunikasi itu berlangsung dalam konteks fisik dan konteks sosial. Dalam konteks fisik
ketika berinteraksi dengan seseorang terdapat lingkungan fisik tertentu meliputi objek-
objek fisik seperti korden, jendela, karpet, dan lain sebagianya. Sedangkan dalam
konteks sosial ialah dengan menentukan hubungan social antara sumber dan penerima
dengan perbedaan komposisi seperti guru-murid, dokter-pasien, atasan-bawahan dan
lain sebagainya.
4. Persepsi
Persepsi merupakan proses internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasi
dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal. Dengan kata lain persepsi
adalah cara kita megubah energi-energi fisik lingkungan kita menjadi pengalaman yang
bermakna. Komunikasi antarbudaya akan lebih dapat dipahami sebagai perbedaan budaya
dalam mempersepsikan objek-objek sosial dan kejadian. Suatu prinsip penting dalam
pendapat ini adalah bahwa masalah-masalah kecil dalam berkomunikasi sering diperumit
oleh perbedaan-perbedaan persepsi dan oleh karenanya, membawa kita kepada persepsi
yang berbeda-beda atas dunia eksternal.
Tiga unsur sosio-budaya mempunyai pengaruh yang besar dan langsung atas
makna-makna yang kita bangun dalam persepsi kita. unsur-unsur tersebut adalah, sistem-
sistem kepercayaan (belief), nilai(value), sikap(attitude), pandangan dunia(word view), dan
organisasi sosial(social organization).
D. DINAMIKA KEBUDAYAAN
Sumber : http://www.tribunnews.com
Sumber: https://www.kompasiana.com
3) Revolusi
Dapat juga karena adanya revolusi dalam masyarakat itu sendiri, misalnya adanya
pembrontakan atau pertentangan dalam masyarakat, misalnya perubahan dari
pemerintahan Orde Lama (ORLA) Ke Orde Baru (ORBA) atau yang terakhir adanya
reformasi pada tahun 1998.
b. Eksternal Masyarakat
Perubahan ini dikarenakan adanya perubahan lingkungan alam dan lingkungan
masyarakat tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidup dalam lingkungan terbuka,
yang berada pada jalur hubungam dengan masyarakat dan kebudayaan lain cenderung
berubah secara cepat. Beberapa perubahan dapat berupa difusi, asimilasi, akulturasi,
infiltrasi, dan penetrasi.
1) Difusi, yaitu menerima pancaran dari kebudayaan lain. Sebagai contoh masyarakat
Tionghoa di Indonesia membawa kebudayaan leluhurnya berupa makanan antara
lain bakmi, bakso, dan yang semacam itu, yang diterima oleh masyarakat Indonesia
lainnya.
2) Asimilasi, yaitu dua masyarakat dengan kebudayaan yang berbeda saling
memancarkan kebudayaanya ke masyarakat yang lain. Sebagai contoh masyarakat
Tionghoa di Jawa Timur senang makan bakso.
3) Akulturasi, bila kebudayaan luar yang masuk ke dalam suatu masyarakat disaring;
yang sesuai dengan kebutuhan kebudayaan masyarakat yang dimasuk akan
diterima menjadi kebudayaan masyarakat itu, sedangkan yang tidak sesuai ditolak.
Sebagai contoh, kebudayaan Hindu yang brupa tulisan diadopsi oleh bangsa
Indonesia, tetapi sistem perkawinan poliandri pada bangsa Hindu ditolak oleh
bangsa Indonesia.
4) Infiltrasi, yaitu masuknya kebudayaan luar ke dalam suatu masyarakat secara
sembunyi-sembunyi, sehingga masyarakat yang dimasuki kebudayaan luar itu tidak
menyadarinya. Sebagai contoh generasi muda di perkotaan lebih suka mengadakan
acara ulang tahun di café atau di mall, menggantikan acara ulang tahun yang
biasanya diadakan dirumah masing-masing dengan melibatkan orangtua dan
semua anggota keluarganya. Acara di café atau di mall hanya melibatkan teman-
teman dekatnya, sehingga hubungannya dengan orangtua dan keluarganya sendiri
menjadi kurang akrab.
5) Penetrasi, yaitu kebudayaan luar yang memasuki suatu masyarakat secara paksa,
masyarakat yang menerima kebudayaan luar itu tidak mampu menolaknya. Sebagai
contoh, ketika perang Dunia II selesai, jerman yang kalah perang dibagi dua.
Jerman Barat dikuasai Sekutu dengan kebudayaan yang kapitalistik. Sedangkan
Jerman Timur dikuasai Negara-negara sosialis dengan kebudayaannya yang
bersifat sosialistik, sehingga orang di Jerman Timur juga mengadopsi budaya
sosiolistik
1. Dampak Dinamika Kebudayaan
Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan berbeda. Dalam perubahan social terjadi
perubahan struktur social dan pola-pola hubungan social, antara lain sistem status,
hubungan-hubungan didalam keluarga, sistem politik dan kekuasaan, serta persebaran
penduduk. Sedangkan yang dimaksud dengan perubahan kebudayaan adalah perubahan
yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga atau sejumlah warga
masyarakat yang bersangkutan, antara lain aturan-aturan, norma-norma yang digunakan
sebagai pegangan dalam kehidupan, juga teknologi, selera, rasa keindahan atau berupa
kesenian, dan bahasa.
Salah satu bentuk proses perubahan social yang terwujud didalam masyarakat dengan
kebudayaan primitive maupun dengan kebudayaan yang kompleks atau lebih dikenal
kebudayaan maju adalah proses imitsi , yang dilakukan oleh generasi muda terhadap
generasi yang lebih tua,dilakukan dengan belajar meniru yang belum tentu sempurna
bahkan yang tak sempurna, sehingga hasilnya berjalan lambat dan perubahannya baru
terasa apabila sudah mencapai jangka waktu yang panjang.
Sedangkan perubahan didalam masyarakat yang maju biasanya terwujud melalui proses
penemuan (discovery) dalam bentuk ciptaan baru (invention) dan melalui proses difusi.
Proses penerimaan perubahan berbagai factor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya
suatu unsur kebudayaan baru diantaranya :
a. Terbiasanya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan
dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat .
b. Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan
oleh nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka
penerimaan unsur baru itu mengalami kelambatan dan harus disensor dulu oleh
berbagai ukuran yang berlandaskab ajaran agama yang belaku.
c. Corak stuktur social suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan
kebudayaan baru.
d. Suatu unsur kebudayaan di terima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan
yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
e. Apabila unsur baru itu memiliki skala kegiatan teratas, dan apabila dengan mudah
dibuktikan kegunaan nya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.
Pengaruh perubahan kebudayaan dapat menimbulkan dampak positif dan negative. Agar
pengaruh perubahan kebudayaan tidak memberikan dampak negatif, maka perlu adanya
penyesuaian antar budaya. Penyesuaian itu dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor
yang ada di dalam diri perorangan itu, dan faktor eksternal yaitu faktor yang datangnya dari
luar diri seseorang. Berikut ini disampaikan faktor internal dan faktor eksternal yang mempu
mendukung penyesuaian dengan perubahan kebudayaan.
a. Faktor internal, meliputi
1) Watak, yaitu segala tabiat yang membentuk keseluruhan kepribadian seseorang,
antara lain pemarah, pemberani, bertanggung jawab, senang bergaul, dan hal-hal
yang beraitan dengan emosional.
2) Kecakapan, yaitu menyangkut segala sesuatu yang dapat dipelajari, terdiri atas
bahasa, adat istiadat, tatakrama, keadaan geografi, keadaan ekonomi,situasi politik
dan lain-lain.
3) Sikap, yaitu kesiapan mental atau saraf yang terbina melalui pengalaman yang
memberikan pengaruh terhadap bagaimana seseorang menanggapinya segala situasi
yang dihadapi, misalnya optimis, pesimis, berprasangka, skeptik, toleran, atau
moderat.
Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa budaya pasti dan selalu
mengalami perubahan atau perkembangan. Dimana perkembangan ini akan selalu muncul
akibat dinamika perilaku masyarakat sebagai individu maupun kelompok yang membuat,
mengembangkan, dan menggunakan budaya itu sendiri. Perkembangan inovasi akan
mengubah kebudayaan, lingkungan baru berganti akan mengubah kebudayaannya, dan
faktor lain yang dapat membuat perkembangan atau dinamika kebudayaan. Semakin
kompleknya perkembangan dinamika kebudayaan ini akan membawa kepada kemajemukan
budaya yang terlihat dalam kemajemukan masyarakat Indonesia. Tak dapat dipungkiri,
bangsa Indonesia juga mengalami hal serupa, baik dari zaman dahulu, saat ini, hingga di
masa yang akan datang.
Agar lebih memudahkan gambaran akan kemajemukan budaya nusantara, maka kita
akan kembali kepada konsep awal kemajemukan budaya nusantara dengan mempelajari
kemajemukan masyarakat Indonesia. Kemajemukan masyarakat merupakan perbedaan
warga masyarakat ke dalam kelompok-kelompok secara horizontal. Masyarakat majemuk
sering pula disebut dengan masyarakat pluralistik atau diferensiasi sosial. Konsep
masyarakat ini sangat penting untuk memahami karakter dan dinamika kebudayaan
masyarakat Indonesia. Adanya perbedaan-perbedaan itu akan mempengaruhi kestabilan
masyarakat atau bangsa Indonesia.Perbedaan ras dan etnis merupakan faktor yang
dominan dalam membentuk kemajemukan sosial budaya masyarakat. Disamping itu
terdapat faktor yang lain yaitu faktor agama atau kepercayaan.Karena faktor ras dan etnis
sangat dominan pengaruhnya terhadap masyarakat, maka masyarakat yang majemuk
sering disebut “masyarakat multi ras” atau “multi etnis”.Terbentuknya kemajemukan
masyarakat Indonesia karena kondisi geografi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
terdiri kurang lebih ± 17.058 buah pulau besar dan kecil berkembang melahirkan keragaman
budaya. Selanjutnya karena Posisi wilayah Indonesia yang strategis pada posisi silang
sehingga memungkinkan terjadi kontak dengan bangsa-bangsa lain. Akibat pertemuan
dengan pendatang menyebabkan tercipta proses asimilasi melalui perkawinan campuran
(amalgamasi) sehingga terbentuk ras dan etnis. Berikutnya karena perbedaan iklim dan
topografi diantara daerah satu dengan daerah lainnya mengakibatkan terbentuknya aneka
budaya kelompok masyarakat.
Beberapa bentuk kemajemukan masyarakat Indonesiadisebabkan oleh bebarapa hal yang
dapat dilihat antara lain berdasarkan Ras, Etnis,dan Agama. Namun perlu diketahui pula
bahwa kebudayaan barat juga sangat mewarnai kemajemukan masyarakat Indonesia
a. Berdasarkan Ras
Ras didefinisikan sebagai segolongan manusia yang mempunyai persamaan dalam
ciri-ciri fisik dan sifat-sifatnya yang diwariskan secara turun temurun. Perbedaan fisik (tubuh)
yang menonjol adalah warna kulit, bentuk dan warna rambut, bentuk hidung dan mata.
Adanya perbedaan ras yang cukup mencolok ini sering menimbulkan masalah “Streotipe”
dan “diskriminasi”. Streotipe adalah pikiran berprasangka yang didasarkan pada kesan
umum yang dipercayai tentang sifat-sifat dan karakter suatu kelompok ras tertentu. Pikiran
streotipe ini akan mengarahkan sikap diskriminatif terhadap ras lain yang dianggap lebih
rendah derajatnya. Misalnya politik “Aparthied” di Afrika Selatan membatasi secara hukum
dan politik warga Negara kulit hitam oleh kelompok minoritas kulit putih.
Di Amerika, meskipun Negara tersebut sangat mengagungkan Hak Asasi Manusia
dan kebebasan, namun praktik deskriminasi ras ini masih sering terjadi di beberapa daerah
di wilayah Amerika, bahkan menjadi issue politik yang sangat hangat diperbincangkan.
Salah satu praktik deskriminasi yang mencolok adalah Ku Klux Klan (KKK) dikenal juga
sebagai 'The Klan' yang merupakan sebuah kelompok rasis ekstrem di Amerika Serikat,
berdiri pada tanggal 24 Desember1865. Kelompok ini berkeyakinan bahwa ras kulit putih
adalah ras yang terbaik. Mereka mendirikan organisasi tersebut dengan maksud untuk
berjuang memberantas kaum kulit hitam dan minoritas di Amerika Serikat seperti Yahudi,
Asia, dan Katolik Roma. Meskipun kelompok Ku Klux Klan empat tahun setelah berdirinya
diumumkan pemerintah Amerika Serikat sebagai organisasi ilegal, namun masih tetap
menjalankan aksi pembunuhannya terhadap warga kulit hitam. Bahkan, kelompok ini juga
menyerang warga kulit putih yang dianggap sebagai pelindung kulit hitam. Aksi Ku Klux Klan
memuncak pada dasawarsa 1950-1960-an yang akhirnya memunculkan kelompok
perlawanan dari kalangan kulit hitam Amerika dan tokoh-tokoh yang menyerukan
persamaan hak dan anti rasisme seperti Malcolm X dan Martin Luther King. Namun, hingga
kini pemerintah Amerika Serikat dianggap belum pernah melakukan usaha serius untuk
memberantas kelompok yang dikategorikan berbahaya ini.Kekejaman KKK dapat disaksikan
dari film dokumenter Mississippi Burning.
Kembali ke Indonesia, seperti yang kita ketahui bersama dan diakui oleh dunia,
bahwa bangsa Indonesia sendiri sangat kaya akan keberagaman ras. Banyak sekali ciri fisik
antar masyarakat Indonesia yang berbeda-beda. Hal ini merupakan hal yang wajar, namun
perlu ada keyakinan bahwa kita adalah masyarakat yang berbhineka dan harus saling
memahami serta saling hormatinya. Jika melihat sejarahnya, nenek moyang bangsa
Indonesia merupakan campuran penduduk asli dengan bangsa asing sebagai pendatang
dengan berbagai alasan. Adapun beberapa ras yang ada di Indonesia dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis.
1) Ras Austro-Melanesoid
Manusia Indonesia yang tertua sudah ada kira-kira satu juta tahun yang lalu, waktu
paparan sunda masih berupa daratan dan bersambung menjadi satu dengan benua Asia di
bagian Tenggara. Fosilnya diketemukan di lembah Begawan solo, dan oleh para ahli disebut
Pithecantropus Erectus. Mereka dalam kelompok kecil, hidup dari berburu dan meramu. Alat
berburunya berupa alat pemukul dari kayu, kapak dari batu yang dipertajampada salah satu
sisinya. Sejumlah fosil yang menunjukkan bentuknya yang telah berevolusi ditemukan di
desan Ngandong, yang juga terletak di lembah Begawan Solo, dan oleh para ahli disebut
Homo Soloensis. Homo Soloensis ini kemudian berevolusi menjadi manusia seperti
sekarang, tetapi dengan ciri-ciri yang banyak menyerupai penduduk pribumi Australia. Sisa-
sisa fosilnya ditemukan di distrik Wajak (dekat Surabaya) disebut Homo Wajakensis.
Manusia dengan ciri-ciri Austro-Melanesoid yang merupakan nenek moyang manusia Wajak
ini menyebar ke arah timur dan ke arah barat. Yang ke timur menduduki Irian, di Irian
mereka hidup dalam kelompok kecil di muara sungai, hidup dari menangkap ikan, berburu
dan meramu. Peralatannya berupa kapak batu serpih bilah. Dinding juga tempat tinggal
mereka dihiasi dengan gambar-gambar tangan atau binatang dengan warna merah. Bekas
perkampungan mereka disebut abris sous roches (tempat pelindungan dibawah karang),
diketemukan di daerah kepala burung di Papua, juga di kepulauan Kai, Seram, dan
Sulawesi Selatan. Mereka mengembangkan kebudayaan pantai dengan perahu lesung
bercadik. Adanya abris sous roches di Flores Barat dan Timor Barat, menunjukna bahwa
manusia Wajak ini juga bermigrasi ke barat.
Yang bermigrasi ke barat rupa-rupanya suka makan kerang, dan kulitnya mereka
buang di luar perkampungan mereka. Timbunan kulit kerang ini disebut kyokkkenmoddinger
(sampah dapur), terdapat di Sumatera Timur dan Sumatera Utara dekat Medan, dekat
Langsa di Aceh, di Perak, Kedah, dan Pahang (Malaysia). Mereka juga mengembangkan
peralatan berupa kapak genggam berbentuk diskus lonjong. Peralatan ini di ketemukan
selain di gua-gua Jawa Timur juga di Vietnam Utara, yang kemudian terkenal dengan nama
kompleks alat-alat Bacson-Hoabin, berkat penggalian ahli arkeologi Perancis Ny. M. Colani
di Vietnam. Jadi ada persebaran dari Timur ke barat dari Ras Austro-Melanesoidyang
berasal dari Jawa melalui Sumatera, semenanjung Melayu dan Muangthai Selatan sampai
Vietnam Utara.
Tak jarang pula suku yang tidak mempunyai system kekerapaban yang menganut
Klan, sebagai contoh suku Jawa. Dimana suku jawa ini merupakan kelompok suku terbesar
di Indonesia dengan jumlah mencapai 41% dari total populasi orang Indonesia. Orang Jawa
kebanyakan berkumpul di Pulau Jawa, akan tetapi jutaan jiwa telah bermigrasi dan tersebar
ke berbagai pulau di nusantara bahkan ke luar negeri seperti ke Malaysia dan Suriname.
Suku Sunda, Suku Melayu, dan Suku Madura adalah kelompok terbesar berikutnya di
Negara ini.
Banyak suku-suku terpencil, terutama di Kalimantan dan papua, memiliki populasi
kecil yang hanya beranggotakan ratusan orang.Pembagian kelompok suku bangsa di
Indonesia tidak mutlak dan tidak jelas akibat perpindahan penduduk, pencampuran budaya,
dan saling pengaruh. Sebagai contoh sebagian orang berpendapat bahwa orang Banten
dan Cirebon adalah suku tersendiri dengan dialek yang khusus pula, sedangkan sementara
pihak lainnya berpendapat bahwa mereka hanyalah sub-etnik dari Suku Jawa secara
keseluruhan, namun jika dilihat dari bahasanya sangat mirip bahasa sunda kasar. Demikian
pula Suku Baduy yang sementara pihak menganggap mereka sebagai bagian dari
keseluruhan Suku Sunda. Contoh lain pencampuran suku bangsa adalah Suku Betawi yang
merupakan suku bangsa hasil pencampuran berbagai suku bangsa pendatang baik dari
nusantara maupun orang Tionghoa dan Arab yang datang selanjutnya menetap di Batavia
pada era kolonial. Sehingga untuk memperjelas pembagian suku bangsa di Indonesia ini
perlu mempelajari unsur pembantuk suku bangsa yang dapat dilihat dari sejarah
terbentuknya suku bangsa itu sendiri.
Hal-hal yang menjadi unsur pembentuk suku bangsa meliputi Hubungan Darah, Kesamaan
Bahasa, Kesamaan Adat Istiadat, Kesamaan Religi, dan Kesamaan Mitologi.
1. Hubungan Darah
Hubungam darah atau kekerabatan merupakan unsur utama pembentuk suku bangsa.
Menurut keyakinan umat beragama, pada awalnya manusia berasal dari satu nenek
moyang yang sama yaitu Adam dan Hawa. Kemudian dari mereka terlahir anak cucu
yang tinggal bertebaran di bumi. Pada tiap-tiap wilayah yang mereka tinggali
berkelompoklah masyarakat atau suku yang memiliki indentitas yang spesifik dibanding
dengan kelompok yang lain. Secara fisik adanya hubungan darah ini dapat dikenali dari
kesamaan warna kulit, rambut, dan bentuk fisik yang lain.
Dari kesamaan hubungan darah ini munculah suku-suku yang sangat beragam.
Sebelum terbentuknya bangsa-bangsa dan Negara-negara di eropa, sesungguhnya
inggris, prancis, Belanda, portugis, spanyol, dan bangsa-bangsa disekitar eropa
merupakan suku bangsa tidak ubahnya suku jawa, sunda, Madura, bugis, dan suku-
suku lainnya diindonesia.
2. Kesamaan bahasa
Bahasa merupakan unsur pembentuk suku bangsa yang mudah kita kenali. Dalam satu
wilayah dapat terdiri dari beberapa suku. Contohnya yang paling mudah adalah di Pulau
Jawa. Selain itu Pulau Jawa yang banyak mendiami Jawa Timur dan Jawa Tengah, juga
terdapat Suku Sunda yang mendiami Jawa Barat, Suku Betawi yang tinggal di Jakarta
dan sekitarnya. Selain itu juga terdapat Suku Madura yang tinggal di pulau Madura yang
masih bagian dari provinsi Jawa Timur. Dapat juga ditambahkan disini adanya Suku
Tengger yang mediami Gunung Bromo di Jawa Timur.
Jika kita perhatikan unsur pembentukan suku-suku diatas, terlihat dengan mudah yang
menjadi penentunya adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat di tiap-tiap suku
yang bersangkutan. Suku Jawa menggunakan Bahasa Jawa, Suku Sunda
menggunakan Bahasa Sunda, Suku Betawi menggunakan Bahasa Betawi,Suku Madura
menggunakan Bahasa Madura, dan Suku Tengger menggunakan Bahasa Tengger.
3. Kesamaan Adat Istiadat
Kasamaan adat kebiasaan dalam kehidupan dalam kehidupan sehari-hari
budayasesungguhnya lebih luas pengertiannya dari sekedar adat istiadat.Busana adat,
Rumah Adat, hingga dalam upacara perkawinan dan kematian merupakan contoh nyata
perbedaan adat istiadat yang dimiliki oleh suku-suku di Indonesia. Pakaian khas orang
Toraja berbeda dengan pakaian adat orang Batak ataupun Bali. Rumah adat
Minangkabau tentu berbeda dengan Rumah adat orang dari SukuJawa maupun Asmat,
dalam upacara perkawinan terlihat perbedaan yang nyata antara adat Suku Aceh
dengan Suku Sasak ataupun Sumba.
4. Kesamaan religi
Kesamaan agama yang dianut suatu kelompok masyarakat sering menjadi unsur
pembentuk suatu suku bangsa. Suku Aceh, Melayu, Minangkabau, dan Madura identik
dengan agama Islam, sedangkan suku Toraja, Ambon, dan Batak identik dengan agama
Kristen. Sementara itu Bali diindentikkan dengan agama Hindu, dan Suku Tionghoa
indentik dengan agama Konghucu. Kesamaan religi umumnya menjadi unsur pembentuk
suatu suku bangsa, meskipun tidak seluruh anggota masyarakat suatu suku bangsa
mempunyai kenyakinan agama yang homogen. Sebagai contoh meskipun Bali mayoritas
beragama Hindu namun cukup banyak juga masyarakat yang beragama Islam ataupun
Kristen.
5. Kesamaan Mitologi
Mitologi adalah ilmu tentang mitos. Mitologi berkaitan dengan sastra yang mengandung
konsepsi dan dongeng suci mengenai kehidupan makluk halus di suatu kebudayaan.
Mitologi terkait dekat dengan legenda maupun cerita rakyat. Mitos pada umumnya
menceritakan tentang terjadinya alam semesta, dunia, bentuk khas binatang, bentuk
topografi, kehidupan makluk halus dan sebagainya. Mitos itu sendiri, ada yang berasal
dari Indonesia danada juga yang berasal dari luar negeri.
Salah satu mitos yang terdapat pada Suku Batak adalah keyakinan bahwa asal mula
manusia di dunia ini adalah yang tinggal ditanah batak tepatnya saat ini berada diPulau
Samosir. Ada juga mitos di sebagian suku Jawa utamanya di Yogyakarta tentang Nyi
Roro Kidul sebagai penguasa Laut Selatan. Mitos-mitos ini dapat menjadi unsur
pembentuk suatuikatan kesukuan meskipun dalam banyak hal ini bertentangan dengan
ilmu pengetahuan atau bertentangan dengan keyakinan Agama.
c. Berdasarkan Agama
Jauh sebelum mengenal agama, masyarakat Indonesia sudah mengenal
kepercayaan terhadap kekuatan yang berasal dari alam gaib, meskipun mereka belum
dituntun oleh kitab sucinya. Agama adalah kepercayaan kepada Tuhan, kepercayaan
kepada hal alam gaib yang telah dituntun oleh kitab suci. Kepercayaan masyarakat kita
kepada alam gaib dapat dibedakan menjadi dua jenis kepercayaan, yaitu animisme dan
dinamisme. Pertama, Animisme, merupakan kepercayaan kepada roh-roh nenek moyang
dan roh lainnya dari makhluk dan benda alam, mempercayai bahwa setiap benda di Bumi
ini, (seperti kawasan tertentu, gua, pohon atau batu besar), mempunyai jiwa yang mesti
dihormati agar roh tersebut tidak mengganggu manusia, malah membantu mereka dari roh
jahat dalam kehidupan seharian mereka. Kedua, Dinamisme, yang merupakan kepercayaan
bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga atau kekuatan yang dapat memengaruhi
keberhasilan atau kegagalan usaha manusia dalam mempertahankan hidup. Mereka
percaya terhadap kekuatan gaib dan kekuatan itu dapat menolong mereka. Kekuatan gaib
itu terdapat di dalam benda-benda seperti keris, patung, gunung, pohon besar, dan lain
sebagainya. Untuk mendapatkan pertolongan kekuatan gaib tersebut, mereka melakukan
upacara pemberian sesaji atau ritual lainnya.
Setelah mengenal agama, kemajemukan masyarakat Indonesia didasarkan atas
agama. Berdasarkan definisi yang dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, Agama
adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan
Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungannya.Pada era Order Baru, hanya lima agama yang diakui oleh
Pemerintah Indonesia, yakni Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha. Tetapi
setelah era reformasi, berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 6/2000, pemerintah
mencabut larangan atas agama, kepercayaan dan adat istiadat Tionghoa. Selanjutnya
Keppres No.6/2000 dikeluarkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid ini kemudian diperkuat
dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Agama Republik Indonesia Nomor MA/12/2006 yang
menyatakan bahwa pemerintah mengakui keberadaan agama Kong Hu Cu di Indonesia.
Sehingga sampai saat ini Indonesia mengakui enam agama resmi yang dapat dipeluk oleh
masyarakat Indonesia.
Enam Agama yang diakui oleh pemerinta Indonesia. Keenam agama tersebut yakni Agama
Islam dengan Al-Qur’an sebagai kitab sucinya, Kristen Protestan dengan kitab suci bernama
Al-Kitab, Katolik dengan kitab suci bernama Al-Kitab, Hindu dengan kitab suci bernama
Weda, Buddha dengan kitab sucinyaTri Pitaka, dan Kong Hu Cu dengan Si Shu Wu Ching
sebagai kitab sucinya.Perbedaan agama terwujud dalam kenyataan sosial terdiri atas orang-
orang yang menganut agama tertentu, yang termasuk dalam suatu golongan (komunitas)
yang disebut “umat” sehingga dalam kehidupan sehari-hari sering disebut umat Islam, umat
Kristen, umat Katholik, umat Budha, dan umat Hindu. Hal ini menunjukan adanya
kemajemukan agama dalam kehidupan masyarakat.Agama dan kepercayaan merupakan
salah satu dasar ikatan sosial yang berbeda dengan dasar ikatan sosial lainnya, aktivitas
sosial yang penghayatannya bersifat sangat pribadi. Karenanya cenderung berkaitan
dengan kepekaan emosional (perasaan). Agama dan kepercayaan merupakan hal yang
sensitif sehingga mudah mengundang konflik horizontal yang berarti dapat menghambat
proses integrasi sosial dalam masyarakat.
Sifat-sifat Konflik
Kita dapat mengenal dua sifat konflik yang terjadi, sifat konflik tersebut antara lain
konflik tertutup dan konflik terbuka. Konflik tertutup adalah konflik yang terjadi secara
psikologi atau perang urat syaraf, sedangkan Konflik terbuka merupakan konflik yang
wujudnya bentrokan fisik, setidaknya perang mulut.
Bentuk-bentuk Konflik
Banyak sekali bentuk konflik yang terjadi, namun beberapa bentuk konflik ini yang
biasanya kita temui dan bisa merugikan banyak pihak. Beberapa bentuk konflik yang dapat
kita kenal antara lain adalah sebagai berikut.
1) Konflik pribadi, terjadi antar individu;
2) Konflik rasial, adanya perbedaan-perbedaan dalam diri mereka;
3) Konflik antar kelas-kelas sosial, adanya perbedaan kepentingan misalnya: konflik antar
buruh dengan majikan;
4) konflik politik, menyangkut golongan-golongan dalam masyarakat maupun antara
Negara-negara yang berdaulat;
5) Konflik Internasional, akibat perbedaan kepentingan antar Negara yang berdaulat.
Akibat-akibat Konflik
Konflik yang terjadi dapat berakibat dua hal yaitu akibat positif dan akibat negatif. Lebih
jelas lagi dapat kita lihat secara singkat sebagai berikut.
a) Akibat Positif
(1) Bertambahnya solidaritas in-group, merasa senasib sepenanggungan,
(2) Perubahan kepribadian para individu, sadar akan kekurangan dirinya.
(3) Dapat menyelesaikan suatu masalah, kemerdekaan diselesaikan dengan
peperangan.
b) Akibat Negatif
(1) Goyah dan retaknya persatuan kelompok
(2) Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia
(3) Perubahan kepribadian yang tidak menyenangkan, merasa cemas, trauma.
b. Integrasi Sosial
Integrasi adalah penyatuan secara terencana dari bagian-bagian yang berbeda
menjadi satu kesatuan yang serasi. Sedangkan integrasi sosial berarti membuat masyarakat
menjadi suatu keseluruhan yang bulat. Agar proses integrasi dapat berjalan dengan baik
dan normal perlu memperhatikan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi kehidupan
masyarakat bersangkutan. Adapun faktor-faktor sosial mencakup : tujuan masyarakat,
sistem sosial, sistem tindakan dan sistem sanksi.Sebagai contoh, integrasi sosial dalam
program transmigrasi veteran pejuang, transmigrasi yang dilakukan oleh veteran pejuang
seperti mantan anggota ABRI di wilayah Lampung Tengah sekitar tahun 1970-an telah
membawa perubahan besar terhadap kebudayaan asli Lampung. Apalagi kelompok
transmigran ini terdiri dari kesatuan militer yang berbeda, yaitu dari Komando Daerah Militer
Siliwangi dari Jawa Barat, Komando Daerah Militer Diponegoro dari Jawa Tengah, dan
Komando Daerah Militer Brawijaya dari Jawa Timur. Proses dinamika kebudayan
berlangsung ketika berkumpulnya empat kebudayaan yang berbeda. Kebudayaan dari Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Lampung sebagai penduduk aslinya. Proses difusi,
asimilasi, akulturasi, infiltrasi, maupun penetrasi terjadi bukan tanpa disengaja. Proses
dinamika tersebut dilakukan untuk mencoba beradaptasi dengan daerah baru, membangun
kebersamaan diantara mereka, dan mempertahan keberlangsungan hidup mereka. Dari
contoh program transmigrasi tersebut maka terciptalah kemajemukan kebudayaan atau
kemajemukan masyarakat yang ada di kawasan transmigrasi di Lampung Tengah. Hasil
kebudayaan yang tercinta ini mewujudkan beragam unsur kebudayaan baru, mulai dari
sistem bahasa yang sedikit bercampur aduk, sistem teknologi yang diciptakan sebagai
sarana dalam berladang, sistem ekonomi dalam berdagang, sistem religi sebagai wujud
penghambaan kepada Tuhan, hinga sistem kesenian yang merupakan perpaduan antara
budaya masyarakat transmigran tersebut dan masyarakat asli Lampung. Sehingga pada
akhirnya mampu membentuk system budaya baru, mulai dari system nilai budaya, sistem
norma, etika, etiket , pandangan hidup, dan idelogi.Guna menciptakan sebuah integrasi,
maka perlu memperhatikan faktor-faktor yangdapat mempengaruhi integrasi sosial tersebut,
antara lain homogenitas kelompok, besar kecilnya kelompok, perpindahan fisik, komunikasi
yang efektif.
a. Kebudayaan Timur
Dalam kebudayaan timur, pandangan hidup manusia lebih bersifat mistik, intuitif, serta
bersifat religious, dengan menempatkan kehidupan yang berimbang antara dunia dan
akhirat, kepuasan rohani dan jasmani. Karakter kebudayaan timur tidak terletak pada
intelektualitasnya, tetapi pada hatinya yang menyatukan akal budi, intuisi, intelegensia,
dan perasaan. Ini dipandang sebagai puncak perkembangan rohani manusia, yaitu
tertuju kepada tinjauan kesempurnaan. Pemikir timur lebih menekankan segi kejiwaan,
realitas didunia empiris di anggap sebagai sesuatu yang hanya lewat dan bersifat
khayalan (semu atau maya). Orang timur lebih menekankan pada disiplin pengendalian
diri, sederhana, tidak mementingkan dunia materi, bahkan menjauhinya.
Menurut pemikiran timur, sesuatu yang baik itu tidak hanya terletak pada dunia
kebendaan, tidak dengan memanipulasi alam, tidak dengan mengubah masyarakat dan
mencari kesenangan dari diri sendiri, melainkan diperoleh melalui pencarian zat yang
satu, dalam diri sendiri atau diluarnya. Mereka menghayati hidup yang meliputi
keseluruhan eksistensinya. Kebudayaan timur mencari keharmonisan dengan alam yang
memberi kehidupan, makanan, peneduh, bahan untuk seni dan sains. Nafsu untuk
memperoleh nikmat dan kerinduan akan keselamatan dan pembebasan dari penderita
dunia cukup kuat, dan ide ini besarpengaruhnya dalam membentuk mentalitasnnya, teori
dan praktek hidup. Cara memperolehnya bukan pada akal budi, tetapi melalui meditasi,
tirakat (ascetic) dan mistik. Dalam menegakan Norma tidak hanya bersumber pada
ajaran agama, tetapi memadukan pengetahuan, intuisi, pemikiran konkret, simbolik, dan
kebijaksanaan.
Sikap kebudayaan timur terhadap alam tercemin dalam falsafah Hindu yang disebut
tri hita karana, yaitu adanya kesatuan antara tuhan, manusia, dan alam dan ketiganya
adalah penyebab kebahagian. Untuk menjaga hubungan yang harmonis antara manusia
dengan alam, terkadang muncul ekspresi konkret dalam bentuk hubungan mistik antara
manusia dengan alam. Kebudayaan timur menginginkan kekayaan hidup, bukan
kekayaan kebendaan.yaitu berupa ketenangan, ketentraman, menyatu dengan alam.
Selain filsafat Hindu dan Budha, konfusianisme dan taoisme juga telah mempengaruhi
bangsa-bangsa Asia sejak berabad-abad yang lampau. Hal-hal ini mengilhami sistem
pendidikan seni, perundang-undangan dan organisasi, sosial, dan dalam tingkat yang
lebih dalam, telah membentuk karakter dari bangsa-bangsa Asia.
Nilai budaya timur pada intinya banyak bersumber dari agama-agama yang lahir di
dunia timur. pada umumnya manusia-manusia timur menghayati hidupnya yang meliputi
seluruh eksistensinya. Manusia timur lebih menyukai intuisi dari pada akalbudi. Intinya
kepribadian manusia timur tidak terletak pada inteleknya, tetapi pada hatinya. Dengan
hati mereka menyatukan akal budi dan intuisi serta inteligensi dan perasaan.
Pemikiran timur lebih menekankan segi dalam dari jiwa, dan realitas dibelakang
dunia empiris dianggap sebagai sesuatu yang hanya lewat dan bersifat khayalan. Timur
lebih menekankan disiplin mengendalikan diri dari dunia. Dalam hal menegakkan norma,
timur tidak hanya bersumber dari ajaran agama, tetapi ide abstrak atau simbolik pun
terwujud kongkret dalam praktik kehidupannya. Mencari ilmu tidak hanya untuk
menambah pengetahuan intelektual saja, tetapi mencari kebijaksanaan. Jelasnya, dalam
menghadapi kenyatan, rang timur memadukan pengetahuan, intuisi, pemikiran yang
kongkret, simbolik, dan kebijakan. Nilai kehidupan timur yang tertinggi datang dari
dalam, seperti “nrimo” kenyataan, mencari ketenangan dan waktu demi kesenangan,
belajar dari pengalaman, menyatukan diri. Ringkasnya, budaya timur menginginkan
kekayaan hidup, bukan kekayaan benda, tenang tentram, menyatu diri, fatalism,
pasivitas, dan menarik diri.
Reaksi dan sikap budaya timur
Pribadi dalam dunia timur berada dalam keadaan partisipasi yang tidak individuali.
Martabat pribadi dibentuk dalam proses kompromi sosial, tidak di biarkan seorang
mengurus dirinya sendiri. Dalam realitas perkembangan kemanusiaan dan
kemasyarakatan di timur yang dirasakan sekarang, tersembunyi suatu krisis atau
guncangan kebudayaan yang hebat di sebabkan bangsa timur ingin memperlihatkan ciri
khas budayanya dan sekaligus memberi corak pergaulan dunia, sebab kebudayaan nilai
tidak memghendaki adanya kemajuan IPTEK serta keberhasilan pengembangan
penalaran yang di sertai wajah angkuh, bengis dan kejam. Oleh karena itu, adanya krisis
ini menimbulkan kesadaran untuk mempertahankan kembali relevansi nilai-nilai yang
terkandung dala budaya timur. Menurut alfian (1985, 36) ada tiga pola atau corak reaksi
dalam menghadapi tantangan budaya barat, yaitu :
1) Corak reaksi yang menerima dan merangkul bulat-bulat kebudayaan barat. Corak ini
menanggapkebudayaan timur sudah tidak relevan lagi untuk menghadapikondisi
sekarang, hanya kebudayaan barat yang unggul dan mampu melahirkan manusia
yang berkulitas.
2) Corak reaksi sama sekali anti kebudayaan barat. Corak ni menganggap kebudayaan
barat hanya melahirkan manusia buas dan kejam, dan kebudayaan timur yang lebih
unggul
3) Corak reaksi yang berusaha melihat perbenturan kebudayaan timur dengan barat
secara realistis dan kritis. Kritis yang mengguncangkan tidak menyebabkan
hilangnya keseimbangan atau hanya memilih salah satu kebudayaan seperti
digambarkan dalam pola reaksinya. Corak reaksi ini berusaha mengambil jarak dan
menilai secara jujur keungulan kebudayaan barat dan kelemahan kebudayaan timur,
sekaligus mempertahankan relevansi nilai-nilai kebudayaan.
Melihat kenyataan yang di hadapi bangsa timur, yang menjadi strategi kebudayaan
nasional mungkin hanya corak reaksi ketiga yaitu : usaha mengadakan sintesis antara
budaya barat dan budaya timur, atau perpaduan keduanya secara selektif.
b. Kebudayaan barat
Kebudayaan barat sangat berbeda dengan kebudayaan timur. Kebudayaan barat
bersumber dari Filsafat Yunani. Dalam kebudayan barat manusia begitu sadar akan
individualitasnya dan superioritas tekniknya, mereka lebih menekankan objektivitas
daripada perasaan, dan merasa berdiri sendiri sebagai penakluk alam semesta.
Kepentingan individu terletak diatas kepentingan umum. Manusia merupakan aktor
drama dimana ia aktif mengambil bagian dari bentuk sejarah. Manusia adalah ukuran
segalanya. Ia mempunyai kemampuan untuk menyempurnakan hidupnya yang bertitik
tolak dari rasio, intelek dan pengalaman.Pemikiran demikian membuahkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Filsafat barat yang berpangkal pada filsafat positivisme
diwujudkan dalam dunia rasio. Pemikiran tentang nilai-nilai hidup yang meminta
kepekaan hati dianggap sesuatu yang objektif dan tidak bermutu. Bagi mereka waktu
mempunyai arti yang positif dengan dinamika yang kehidupan yang cepat dan aktivitas
yang penuh semangat, orang barat mengubah alam dan masyarakat.
Dengan pandangan hidup manusia adalah pusat sesuatu yang mempunyai
kemampuan rasional, kreatif, dan etetik, mereka telah menghasilkan beberpa nilai dasar
seperti demokrasi, lembaga sosial, dan kesejahteraan ekonomi. Terdapat tiga nilai
penting yang mendasari nilai barat, yaitu martabat manusia, kebebasan, dan teknologi.
Manusia diukur dari kemampuannya, bukan dari kebijaksanaan hatinya. Gerakan
sekularsime pemikiran berkembang meluas ke bidang estetika, moral, dan agama.
Kebudayaan barat ingin membangun agama baru yang tidak bertentangan dengan ilmu
pengetahuan, sebab agama barat hanya sebagai simbul kebudayaan semata.Di barat
kepuasan diperoleh melalui usaha dan perhatian terhadap benda dan kenikmatan
duniawi. Kemajuan teknologi menghasilkan dinamika, perencanaan, organisasi,
manajemen, keberanian berusaha, penguasaan materi, namun sekaligus menggerogoti
kehidupan sosial dan pribadinya. Hal ini tercemin dalam bahasa: menaklukkan ruang
angkasa, menaklukkan alam, menguasai hutan, dan menguasai sumber-sumber
ekonomi lainnya.
Kebudayaan timur bersifat kolektif, sehingga tidak membiarkan seseorang mengurus
dirinya sendiri. Sebaliknya kebudayaan barat bersifat individual, akibat timbul rasa
kesepian dan tertekan. Terdapat tiga reaksi dalam menghadapi tantangan Barat, antara
laian.
1) Menerima dan merangkul bulat-bulat kebudayaan barat, dan menganggap
kebudayaan timur tidak relevan lagi.
2) Anti kebudayaan barat dengan menganggap kebudayaan barat kejam dan buas
3) Melihat benturan secara kritis dan realistis, dan mengambil yang baik dari
kebudayaan barat dan mempertahankan yang baik dari kebudayaan timur. Cara
inilah yang rupanya diambil dalam menghadapi era globalisasi saat ini. Karena
kebudayaan Timur sudah tidak bisa lagi memisahkan kebudayaan barat dalam
kehidupannya.
Filsafat barat telah di pusatkan kepada wujud dunia rasio. oleh karenanya,
pengetahuan mempunyai dasar empiris yang kuat. Demikian pula dalam tradisi agama
barat, dunia barat memiliki arti (Harold marylin, dan Richard, 1979). Dalam kehidupan
budaya barat dalam cara berpikir dan hidupnya lebh terpikat oleh kemajuan material dan
hidup, sehingga tidak cocok dengan cara berpikir untuk meninjau makna dunia dan
makna hidup. Barat hidup dalam dunia teknis dan ilmiah, maka filsafat tradisional dan
pemahaman agama muncul sebagai suatu sistemik ide-ide abstrak tanpa hubungan
dengan yang nyata dan praktik hidup. Akibatnya, pengaruhnya atas hidup dan pikiran
orang makin berkurang karena barat mengunggulkan cara berpikir analitis rasional yakni
filsafat postivisme. Maka mereka mengaggap pikiran nilai-nilai hidup yang meminta
kepekaan hati sebagai suatu subjektif dan tidak bermutu. Ada tiga nilai penting yang
mendasari semua nilai barat yakni martabat manusia, kebebasan, dan teknologi.
Mereka mengaggap bahwa manusia adalah ukuran bagi segalanya. Maksudnya
manusia mempunyai kemampuan untuk memyempurnakan hidupnya sendiri, dengan
syarat bertitik tolak dari rasio, intelek dan pengalaman. Manusia oleh barat dipandang
sebagai pusat segala sesuatu yang mempunyai kemapuan rasional, kreatif, dan estetik
sehingga kebudayaan barat menghasilkan beberapa nilai dasar seperti demokrasi,
lembaga social, dan kesejahteraan ekonomi. Manusia harus mendapat segala yang
bernilai dalam mewujudkan kemampuannya karena manusia yang memiliki nilai
sehingga di ukur dari kemampuannya.
Tentang kebebasan dibarat. Hal ini di mulai dari sosialisasi anak, yang di
biarkan untuk membentuk dirinya sendiri dan mengembangkan bakatnya. Spontansitas
lebih di hargai dan individu bebas dari tekanan dan campur tangan orang lain. Akhirnya
kebebasan itu diwujudkan berbagai bidang kehidupan social, politik, dan kenudayaan,
dan ekonomi. Tradisi kebebasan ini menimbulakan rasa percaya diri dan kemampuan
serta menghilangkan perbedaan status social.
Tetapi sebagai akibat tekanan berat dari kehidupan seperti di bidang ekonomi, sering
kebebasan ini menyebabkan orang menjadi tak bebas lagi. Dengan contoh kebebasan
yang mengakibatkan tuntutan moral, kepribadian dan nilai etika menjadi semakin keras
lagi sehingga sering kebebasan yang dijadikan tumpuan harapan ini hanya menjadi
impian atau utopia belaka.
Tentang teknologi di barat. Cepatnya teknologi di barat menjadi sulit diikuti imajinasi
sehingga banyak benda yang di museumkan. Dibarat tidak sedikit manusia di kuasi oleh
perubahan teknologi sehingga menimbulkan dampak kehilangan arah, hilangnya
kepercayaan diri, terhadap nilai dan iman, timbulnya kecemasan, tekanan hidup, hidup
acuh tak acuh, dan terganggunya kesehatan mental. Akibatnya, teknologi yang tadinya
meningkat nilai eksistensi manusia, secara serempak juga merendahkan maratabat
manusia. Yang menjadi ukuran dalam budaya teknologi sekarang adalah kultur orang,
kuantitas (produksi yang melimpah), kultur buatan (artifisial), control menyeluruh
(kemahakuasaan sistem)
Kita mempunyai rumusan bhinneka tunggal ika, jika dijabarkan satu-persatu katanya
dapat dijabarkan bahwa bhina artinya “pecah”, ika diartikan sebagai kata “itu” dan
tunggal berarti“satu”, sehingga bhinneka tunggal ika dapat diartikan“terpecah itu satu”. Kata
bhinneka tunggal ika dapat didefinisikan bahwa bangsa Indonesia ini terpecah oleh bentuk
kepulaauan yang menghasilkan beragam suku dan budaya, namun Indonesia ini tetep
menjadi satu kesatuan, yaitu bangsa Indonesia.
Meskipun kita sudah mendeklarasikan kesatuan bangsa Indonesia ini, tidak jarang
sifat ke bhinneka-an bangsa kita menimbulkan konflik tingkat nasional yng menyebabkan
terganggunya intergrasi nasional sebagai cita-cita bangsa. Kebudayaan Indonesia demikian
kompleknya menyangkut berbagai segi kehidupan manusia dan masyarakat yang
merupakan unsur utama dalam proses pembangunan diri manusia dan masyarakat itu
sendiri.
Demikian pula masalah kebudayaan menyangkut kepribadian nasional dan langsung
mengenai indentitas suatu bangsa. Logikanya proses pembangunan manusia dan
masyarakat tidak dapat melepaskan diri dari unsur kebudayaan. Manusia dan masyarakat
akan berhasil dalam pembangunan dirinya kalau selalu sadar terhadap pengaruh
kebudayaan yang tak mungkin dapat di tolaknya.Rumusan tentang kebudayaan nasional
indonesia itu dapat dikelompokan ke dalam dua aliran, yaitu :
a. Keindonesiaan sebenarnya sudah ada sejak dahulu kala, mulai dari adat, seni, dan lain
sebagainya. Yang belum ada ialah nasional Indonesia. Jadi, yang perlu di usahakan
oleh bangsa Indonesia dalam membangun kebudayaan nasionalnya adalah bagaimana
memperbaruhi kebudayaansehingga sesuai dengan kebangsaan Indonesia. Jalan yang
terus di tembus ialah perluasan dasar kebudayaan Indonesia dengan caramenyerap dan
memandukan materialisme, intelektualisme, dan individualisme yang diadopsi dari
kebudayaan barat dengan spiritualisme, perasaan, dan klolektivisme yang diwariskan
dari kebudayaan timur. Aliran pertama ini di pelopori oleh Ki Hajar Dewantara.
b. Aliran yang di pelopori oleh Sutan Takdir Alisjahbana menghendaki penciptaan
kebudayaan nasional Indonesia banyak di pengaruhi oleh unsur barat yang dinamis.
Kebudayaan yang baru itu dengan sendirinya mencerminkan pula watak dan
kepribadian bangsa Indonesia yang berbeda dengan watak dan kepribadian sebelumnya
atau disebut dengan masyarakat dan kebudayaan pra Indonesia.
Jika diperhatikan dengan seksama, sebenarnya kedua aliran tersebut menghendaki
adanya peranan kebudayaan barat dalam kebudayaan timur hanya dalam peranannya yang
berbeda. Aliran pertama, Ki Hajar Dewantara, menghendaki perluasan dasar asas barat
sedangakan aliran kedua, Sutan Takdir Alisjahbana, menghendaki semangat barat yang
kreatif dalam segala lapangan kehidupan masyarakat dan kebudayaan Indonesia, emangat
menndukan alam untuk kepentingan manusia.
Pendapat lain yang mengikut sertakan unsur barat adalah pendapat Harsya Bacthiar
yang mengatakan bahwa kebudayaan nasional Indonesia didalam masyarakat Indonesia
yang merdeka haruslah suatu kebudayaan yang baru sama sekali bersih dari
kebudayaannya feodalis dan atau sisa-sisanya, maupun dari ciri-ciri akais sukuisme atau
macam-macam etnosentrisme lainnya.
Sebagai ahli kebudayaan Indonesia, Koentjaraningrat berpendapat, bahwa
pembangunan kebudayaan nasional Indonesia perlu berorientasi ke zaman kekayaan
nenek moyang bangsa Indonesia yang telah lampau, tetapi juga ke zaman sekarang karena
kebudayaan perlu memberi kemampuan kepada bangsa idonesia untuk menghadapi
peradapan dunia masa kini.Berdasarkan fungsinya, kebudayaan nasional menurut
koentjaraningrat adalah :
a. Suatu sistem gagasan dan perlambangan yang memberi indentitas kepada warga
Negara Indonesia
b. Suatu sistem gagasan dan perlambangan yang dapat di pakai oleh semua warga
Negara Indonesia yang bhinneka itu, untuk saling berkomunikasi dan dengan demikian
dapat memperkuat solidaritas.
Fungsi kebudayaan nasional Indonesia sebagai sistem gagasan dan perlambangan
yang memberi identitas kepada warga Negara Indonesia harus memenuhi tiga syarat, yaitu :
a. Merupakan hasil karya warga Negara Indonesia
b. Mengandung ciri-ciri khas Indonesia
c. Hasil karya warga Negara Indonesia yang dinilai tinggi oleh warganya dan menjadi
kebanggaan semua.
Kebudayaan lama dan asli terdapat sebagai puncak-uncak kebudayaan di daerah-
daerah seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan
mampu menuju kearah kemajuan abad, budaya, dan persatuan, tanpa menolak bahan-
bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya
kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
Kebudayaan nasional dalam hal ini diarikan sebagai kebudayaan integral, merupakn suatu
totalitas dari proses dan hasil segala aktivitas bangsa Indonesia dalam bidang estetika,
moral, dan ideasional.
Pancasila yang terkandung nilai-nilai didalamnya, yang meliputi eksistensi manusia
Indonesia, dapat berfungsi sebagai etos kebudayaan nasioanl. Pancasila sebagai etos
kebudayaan Indonesia harus di realisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini,
pancasila berfungsi sebagai kebudayaan normatif yang menjelma berupa personalisasi.
Pesonalisasi tersebut merupakan kebudayaan nasional yang meliputi konsep kepribadian
nasional dan identitas nasional.
F. GOTONG-ROYONG
Gambaran yang paling menarik pada variasi-variasi yang disebutkan diatas adalah
kemampuan sambatan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sedemikian rupa
sehingga sistem sosia-ekonomi dalam desa-desa tetap efektif. Adanya upah mengubah
praktik sambatan dalam bentuk aslinya, sambatan tetap dipertahankan jika situasi mutlak
membutuhkan. Gotong royong juga mempunyai beberapa bentuk baru. Salah satunya
adalah penyelenggaraan pesta, perayaan-perayaan, dan pemberi hadiah secara
kolektif(dibandingkan secara individual).
Dalam abad ke 20 ada suatu bentuk gotong royong dalam perkumpulan tradisional di
Jawa yang dikenal sebagai sinoman .Anggotanya adalah petani-petani yang termasuk
dalam kelas gogol(yang berkuasa). Anggotanya saling menolong satu sama lain dalam
kaitannya dengan kematian, kawinan, kelahiran dll. Bahkan jika seorang anggota pada
suatu kesempatan tidak bisa membantu, maka dia akan mewakilkan keluarganya untuk
membantu yang biasanya dibayar oleh orang yang bersangkutan. Bentuk tolong
menolongnya adalah sumbangan jasa dan makanan mereka, yang pada gilirannya nanti
juga akan dibalas.
Di daerah-daerah yang baru dibentuk seperti daerah transmigrasi, gotong-royong
merupakan sebuah manifestasi dari solidaritas yang telah berurat berakar dalam suatu
masyarakat desa telah dibuktikan secara jelas oleh munculnya sistem inisecara spontan. Di
tempat pemukiman baru dimana jumlah tenaga kerja masih terbatas, namun jumlah tanah
yanga akan digarap masih sangat mentah dan luas. Maka membentuk regu yang akan
bekarjasama dalam membajak tanah setiap anggotanya tetapi juga akan mengerjakan tanah
milik orang lain untuk mendapatkan upah.
Ada suatu sistem gotong royong yang disebut neba, dimana tiga orang bekerja
bersama pada tanah masing-masing orang, mereka mulai bekerja pada tanah orang
pertama pagi hari, pada tanah orang kedua siang hari (setelah makan siang), pada tanah
orang ketiga ke pagi berikutnya dan seterusnya.Cara penggarapan tanah lain lagi disebut
arisan. Seorang anggota regu meminta bantuan dari semua anggota regu yang
bersangkutan untuk menggarap tanahnya, biasanya selama setengah hari, dengan
memberikan upah kepada mereka yang ikut membantu. Uang upah tersebut tidak disimpan
pibadi melainkan disumbangkan untuk simpanan umum yang dipakai untuk kebutuhan
umum (peralatan bajak) untuk dipinjam ke anggota-anggota. Orang yang tidak masuk ke
anggota dapat meminta bantuan dari regu itu, tetapi harus bayar. Inilah yang disebut
perayaan.
Di Bali juga mengenal karma atau seka sebagai wujud gotong royongmeraka,
adapun bentuknya adalah sebagai berikut:
a. krama desa, melibatkan semua kepala keluarga di desa dengan jumlah sekitar 550
kepala keluarga.
b. krama banjar, meliputi suatu wilayah dari suatu desa yang disebut banjar dengan
jumlah kepala keluarga sekitar 20 hingga 70.
c. krama subak, meliputi suatu wilayah yang dikenal sebagai subak yang mempunyai
beberapa ratus hektar dan ratusan buruh tani.
d. krama yang bersifat religius, meliputi pemeliharaan kuil dan kekayaan desa lainnya,
dan juga penyelenggaraan pesta.
e. lumbung banjar, mencakup kerja sama dalam menuai, mengikat, dan menyimpan
padi dalam lumbung. Suatu lumbung mempunyai 30 atau lebih anggota, sesuai
dengan jumlah Gudang yang dapat menampung sampai tiga ton padi.
f. Seka gong, seka barong, dan seka jogged janger, yang meliputi kerjasama di bidang
pertunjukan seni
g. Matetulung atau silihulih meliputi saling menolong secara kolektif dalam membangun
rumah atau membajak sawah. Biasanya akan disediakan makanan dan minuman.
Bentuk saling menolong yang paling dikenal di bali adalah krama subak. Subak
merupakan suatu perkumpulan para petani yang mendapat air dari bendungan atau saluran
air umum. Mereka bekerjasama dalam membendung suatu sungai, mangatur pembagian
air, menjaga keamanan di sawah, dan menentukan waktu untuk menanam.
Lalu bagaimanakah nasib gotong-royong dalam bebrapa dekade terakhir ini. Suatu
penelitian tentang jawa tengah dan jawa timur dalam tahun 1979 menunjukan bahwa
terdapat partisipasi penuh dalam program pembangunan dijalankan melalui gotong royong
yang disebut swadaya masyarakat. Semua penduduk desa ikut ambil bagian tanpa
memandang kekayaan, status ataupun pendidikan. Pada penelitian Pasya (2011), Gotong-
royong ternyata msih ada dan merupakan bentuk solidaritas sosial yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat, terutama mereka yang membentuk komunitas-komunitas, karena
dalam komunitas seperti ini akan terlihat dengan jelas. Gotong-royong terjadi dalam
beberapa aktivitas kehidupan, seperti gotong-royong dalam bentuk kerjabakti, dilakukan
untuk kepentingan bersama; gotong-royong dalam bentuk tolong menolong pada saat
melakukan pesta pernikahan, atau khitanan, beberapa hari sebelum pesta akan dilakukan
terjadi sumbangan dari kenalan, tetangga ataupun kerabat datang membantu dalam bentuk
bahan makanan, uang, ataupun tenaga, kemudian bantuan ini harus dikembalikan minimal
dengan nilai yang sama. Bahkan gotong-royong dapat pula terjadi pada saat adanya
musibah ataupun kematian salah seorang warga komunitas, hal ini tidak dapat disebut
kepentingan bersama ataupun kepentingan pribadi tetapi rasa kemanusiaan yang muncul di
antara warga, karena musibah datangnya tidak diperhitungkan ataupun diketahui, sehingga
warga yang mendapat musibah tersebut memerlukan bantuan dari warga lainnya. Gotong-
royong dapat terjadi di lahan pertanian yang berada di wilayah pedesaan berupa curahan
tenaga pada saat membuka lahan sampai mengerjakan lahan pertanian, dan diakhiri di saat
panen, bantuan dari orang lain seperti ini harus dikembalikan sesuai dengan tenaga yang
orang lain berikan, hal ini terus menerus terjadi yang akhirnya menjadi ciri masyarakat,
terutama yang memiliki mata pencaharian agraris. Khusus bantuan di lahan pertanian
dicontohkan pada petani lahan kering, terutama pada sistem huma, karena pada sistem
pertanian huma sangat jelas sekali pola gotong-royong yang mereka lakukan yaitu azas
timbal-balik.
Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa gotong royong masih tetap dijalankan di
banyak desa dan komunitas, hal ini merupakan suatu modal berharga dalam melaksanakan
program pembangunan di Indonesia.Gotong royong merupakan suatu bentuk saling
menolong yang berlaku di desa-desa Indonesia. Dan salah satu bentuk solidaritas khas
masyarakat agraris tradisional. Masyarakat-masyarakat ini terikat satu sama lain
berdasarkan relasi social yang disebut ikatan primordial, yaitu lewat ikatan keluarga,
dekatnya letak geografis, serta iman kepercayaan. Masyarakat yang hanya didasarkan pada
ikatan emosional dan solidaritas mekanis dikenal sebagai masyarakat yang terintegrasi
secara struktual.
Solidaritas sosial dalam suatu masyarakat didasarkan pada prinsip pertukaran sosial,
misalnya:
a. Sistem bercocok tanam, yaitu pertukaran tanah dengan tenaga
b. Pancen (bantuan tenaga kerja yang siap pakai bagi kepala desa) gugur gunung
(mengerjakan sesuatu bersama-sama tanpa dibayar) atau kerig gaji (pergi melakukan
sesuatu pekerjaan sescara berkelompok, yaitu pertukaran tenaga kerja dengan jasa.
c. Sumbangan atau punjungan (memberi bantuan atau hadiah) yaitu menkarkan barang
dengan barang.
Moralitas pertukaran sosial itulah yang menciptakan hubungan diantara individu-
individu secara ekonomis, social, dan politis. Moralitas mempunyai dampak lebih luas
jangkauan nya daripada situasi pertukaran social itu sendiri, dan tanpa terkecuali
membentuk dasar dari relasi-relasi social. Atas dasar inilah suatu pertukaran social dalam
suatu masyarakat desa tidak hanya dibatasi pada pertukaran social yang lansung, dalam arti
bahwa pemberi langsung mengharapakan akan mendapat sesuatu pada gilirannya dari
penerima. Ada suatu keyakinan bahwa penerina akan berbuat seperti yang telah dilakukan
oleh pemberi. Lebih lagi, pemberi mempunyai harapan bahwa pada suatu hari apa yang ia
berikan akan menerima kembali jika bukan oleh dia sendiri, maka keluarganya bahkan oleh
orang lain lagi. Hal ini sungguh relevan bagi apa yang disebut hutang budi, gawe kebecikan
(melakukan hal yang baik), ngalah luhur wekasane (mempunyai tegang rasa terhadap
orang lain), pada-pada (berbuat demikian pula), tepa selira dan sebagainya.
Walaupun perbedaan sosial masih sederhana dan tingkat spesialisasinya masih
rendah, moralitas dapat menciptakan kekuatan integratif dari suatu pertukaran sosial dan
memperkuat kesatuan masyarakat desa. Solidaritas sosial dalam suatu masyarakat
ditentukan oleh interaksi dan dengan moralitas yang timbul dari interaksi tersebut.
Berdasarkan hal itu, situasi desa-desa di Indonesia sekarang ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
a. Perbedaan struktural mengarah ke perbedaan fungsional walaupun masih berada pada
tingkat tradisional dan tidak mencapai tingkat perbedaan dalam masyarakat industrial.
1) Perbedaan fungsional telah mulai meningkat, dan tidak hanya merupakan suatu
pemisahan unsur-unsur yang identik
2) Karena adanya moralitas dan kesadaran kolektif, walaupun perbedaan fungsional
masih tetap terbatas dan bahkan menekankan perbedaan struktual, telah ada suatu
solidaritas organis.
3) Hal ini memungkinkan timbulnya integrasi fungsional yang lebih kuat dengan akibat
bahwa masyarakat desa tidak merupakan suatu integritas struktual tersendiri.
b. Gotong royong merupakan suatu manifestasi solidaritas sosial tingkat tinggi yang
didasarkan pada moralitas, rasa bersatu,dan konsesus umum.
G. MANUSIA INDONESIA
a. Ciri kesatu
Salah satu ciri manusia Indonesia yang cukup menonjol adalah ialah HIPOKRITIS alias
MUNAFIK. Berpura-pura, lain di muka lain di belakang, merupakan sebuah ciri utama
manusia Indonesia sudah sejak lama, sejak mereka di paksa oleh kekuatan-kekuatan
dari luar untuk menyembunyikan apa yang sebenarnya dirasakannya atau dipikirkannya
ataupun sebenarnya yang dikehendakinya, karena takut akan mendapatka ganjaran
yang membawa bencana pada dirinya.
Sikap munafik yang sudah tertanam kedalam diri manusia Indonesia ini oleh manusia
Indonesia lainnya yang lebih berkuasa dan menindas dan memeras, merampas,
memperkosa kemanusiaan mereka, lebih di pertebal lagi oleh datangnya kekuasaan-
kekuasaan dari luar tanah air kita, semakin tertanam dan berakarlah sikap munafik
dalam diri manusia Indonesia, semakin di diperlakukanlah sikap munafik untuk
menyelamatkan diri agar bisa survive. Orang tambah pandai menyembunyikan kata hati
yang sebenarnya, perasan yang sebenarnya, pikiran yang sebenarnya, dan malahan
keyakinan yang sebenarnya. Sebagai contoh, banyak manusia Indonesia yang
mengutuk dan memaki-maki korupsi, tapi dia sendiri seorang koruptor. Kemunafikan
manusia Indonesia juga terlihat dari sikap asal bapak senang (ABS) dengan tujuan untuk
survive.
b. Ciri kedua
Ciri kedua utama manusia Indonesia masa kini adalah segan dan enggan bertanggung
jawab atas perbuatannya, putusannya, kelakuannya, pikirannya, dan
sebagainya.Menghadapi sikap tidak mau memikul tanggung jawab terhadap suatu yang
merugikan ini, bawahan bukan pula tidak punya jawabannya sendiri, mereka cepat
mengajukan pembelaan. Dan akhirnya yang di atas tidak bertanggung jawab, begitu
pula yang di bawah juga tidak bertanggung jawab atas kesalahan atau keburukan yang
terjadi karena pembelaan diri masing-masing mengimbangi satu terhadap yang lain.
Contoh yang banyak ditemui adalah saat atasan menggeser tanggung jawab tentang
suatu kesalahan, sesuatu yang tidak beres, sesuatu yang tidak baik, satu kegagalan
pada bawahannya, dan seterusnya. Menghadapi sikap ini, bawahan dapat cepat
membela diri dengan mengatakan, ”Saya hanya melaksanakan perintah atasan.”
c. Ciri ketiga
Ciri ketiga utama manusia Indonesia adalah jiwa feodalnya. Jiwa feodal ini hidup
berkembang dengan cemerlang dikalangan atas maupun dikalangan bawah. Dikalangan
atas mengharapkan atau mengkeharuskan, agar manusia-manusia yang berada
“dibawah kedudukannya” baik mengenai kepangkatannya, kekuasaan, kedudukan yang
erat kaitannya dengan kepangkatan atau kekayaan harus mengabdi kepadanya dengan
segala rupa cara yakni, patuh, hormat, takut, tepa selira, merendah diri, tahu diri, tahu
tempatanya, menerima dan melakukan segala hal yang dapat menyenangkan bagi si
kalangan atas tersebut. Sedangkan dikalangan bawah jiwa feodalnya untuk mengabdi
kepada kalangan atas.
Sikap feodal dapat dilihat dalam tata cara upacara resmi kenegaraan, dalam hubungan
organisasi kepegawaian. Istri komandan atau istri menteri otomatis menjadi ketua, tak
peduli kurang cakap atau tak punya bakat memimpin. Akibat jiwa feodal ini, yang
berkuasa tidak suka mendengar kritik dan bawahan amat segan melontarkan kritik
terhadap atasan.
Keadaan seperti ini sangat mempersulit proses-proses perkembangan manusia dan
masyarakat dalam dunia kita ini, dimana keselamatan satu bangsa atau satu masyarakat
tergantung sekali pada lamban atau derasnya arus informasi yang dapat diterimanya
mengenai keadaaan dan perkembangan ekonomi, politik, pengetahuan, teknologi, dan
sebagainya di dunia ini.
d. Ciri Keempat
Ciri keempat utama manusia Indonesia adalah manusia Indonesia masih percaya
tahakyul. Dahulu maupun sekarang juga masih ada yang demikian, manusia Indonesia
percaya bahwa batu, gunung, pantai, sungai, danau, karang, pohon, patung, bangunan,
keris, pisau, pedang, itu punya kekuatan gaib, keramat, dan manusia harus mengatur
hubungan khusus dengan ini semua.
Kepercayaan serupa ini membawa manusia Indonesia jadi tukang bikin lambang. Kita
percaya pada jimat dan jampe. Untuk mengusir hantu, kita memasang sajen dan bunga
di empat sudut halaman, dan untuk menghindari naas atau mengelakkan bala, kita
membuang tujuh macam kembang di tengah simpang empat.
Sampai sekarang manusia Indonesia yang modern pun, yang telah bersekolah, telah
berpendidikan modern, masih terus juga membuat jimat, mantera, dan lambing. Manusia
Indonesia sangat mudah cenderung percaya pada mantera dan semboyan dan lambing
yang dibuatnya sendiri. Negara kita berdasar pancasila, kata kita semua, dan kita pun
lalu mengaso, penuh keyakinan dan kepuasan, bahwa setelah mengucapkannya, maka
masyarakat pancasila pun itu tercipta.
Sampai kini masyarakat pancasila itu belum juga tercermin dalam perundang-undangan
Negara kita, mengenai pajak kekayaan, pajak warisan, jaminan dan lindungan sosial,
jaminan lindungan manusia sakit dan hari tua, undang-undang pendidikan yang
menjamin kesempatan belajar dan mengejar pengetahuan yang sama bagi semua
orang, miskin maupun kaya.
Saat ini, Mochtar Lubis, melanjutkan kritiknya, ”Sekarang kita membikin takhayul dari
berbagai wujud dunia modern. Modernisasi satu takhayul baru, juga pembangunan
ekonomi. Model dari negeri industri maju menjadi takhayul dan lambang baru, dengan
segala mantranya yang dirumuskan dengan kenaikan GNP atau GDP.”
e. Ciri Kelima
Ciri kelima utama manusia Indonesia adalah artistik, karena sikapnya yang memasang
roh, sukma, jiwa, tuah dan kekuasaan pada segala benda alam disekelilingnya, maka
manusia Indonesia dekat pada alam. Manusia Indonesia hidup lebih banyak dengan
naluri, dengan perasaannya, dengan perasaan-perasaan sensuilnya, dan semua ini
mengembangkan daya artistik yang besar dalam dirinya yang dituangkan dalam segala
rupa ciptaan artistik dan kerajinan yang sangat indah-indah, dan serba neka macamnya,
variasinya, warna-warninya. Menurut Mochtar Lubis, ciri artistic manusia Indonesia
adalah paling menarik dan mempesonakan, dan merupakan sumber dan tumpuan
harapan bagi hari depan manusia Indonesia.
f. Ciri Keenam
Ciri keenam manusia Indonesia punya watak yang lemah. Karakter kurang kuat,
manusia Indonesia kurang kuat mempertahankan atau memperjuangkan keyakinannya.
Dia mudah, apalagi jika dipaksa, dan demi untuk survive bersedia mengubah
keyakinannya. Makanya kita dapat melihat gejala pelacuran intelektuil amay mudah
terjadi dengan manusia Indonesia. Ia terjadi bukan saja semasa soekarno bergila-gila
dan menumbangkan segala prinsip-prinsip ilmiah demi “revolusinya soekarno”, tetapi
juga sudah di zaman jepang. Dahulu soekarno mengatakan bahwa inflasi itu baik, asal
demi “revolusi Indonesia”. akibatnya waktu dia jatuh dari kekuasaan, laju inflasi di negeri
kita sudah mencapai 650% setahun dan negeri kita bangkrut, rakyat morat-marit. Tetapi
waktu soekarno berkata demikian, para ahli ekonomi kita bertepuk tangan menyanjung
pikiran briliyan pemimpin besar revolusi itu.
Kegoyahan watak serupa ini merupakan akibat dari ciri masyarakat dan manusia feodal
pula. Dia merupakan segi lain dari sikap ABS untuk menyenangkan atasan dan
menyelamatkan diri.
g. Ciri Lainnya
Dimulai dari ciri yang buruk, Manusia lebih suka tidak bekerja keras, kecuali kalau
terpaksa. Manusia Indonesia kini sudah jadi orang kurang sabar dengan ciri lain yaitu
manusia Indonesia kini tukang menggerutudan manusia Indonesia juga cepat cemburu
serta dengki terhadap orang lain yang dilihatnya lebih baik darinya. Seperti orang yang
lebih maju darinya, lebih kaya darinya, lebih berpangkat, lebih berkuasa, lebih pintar dan
lebih terkenal dari dirinya. Manusia Indonesia juga dikatakan manusia “SOK”. Kalau
berkuasa mudah mabuk berkuasa, kalau kaya mudah mabuk harta. Jadi manusia pada
intinya adalah rakus, dan ciri seperti ini adalah modal besar sebagai koruptor. Manusia
indonesia juga manusia tukang tiru, kepribadiannya sudah terlalu lemah, kita sangat
terpengaruh oleh apa yang datang dari luar. Sifat manusia Indonesia yang lain adalah
kita cenderung bermalas-malasan, maka juga manusia Indonesia masih lemah
mengaitkan antara sebab dan akibat ditambah pula dengan sikap nerima, percaya pada
takdir semua ini sudah begitu ditakdirkan Tuhan, maka tambah kendorlah proses logika
manusia Indonesia. Ciri lain dari manusia Indonesia adalah sikap tidak atau kurang
peduli dengan nasib orang.
Ciri lain dari manusia Indonesia yang merupakan modal utama bagi keselamatan
bangsa kita adalah kasih Ibu dan kasih Bapak pada anak-anaknya, dan pula sebaliknya.
Ikatan kekeluargaan yang mesra, asal jangan dicampur dengan jabatan, adalah suatu
nilai manusia Indonesia yang harus kita pertahankan. Pada umumnya manusia
Indonesia cepat belajar,otak nya cukup encer. Dia mudah dilatih terampil dengan tangan
dan jarinya. Pada umumnya juga manusia yang sabar, dan kesabarannya yang seakan
tak ada batasanya, merupakan kelemahannya pula. pribadi dan watak, sikap dan
tingkah laku manusia dan nilai-nilai yang didukungnya dibentuk oleh masyarakat
lingkungannya, alam hidupnya, dan pula sebagai lambang, yang dipasangnya mengenai
dirinya sendiri.
Manusia dibentuk oleh lingkungannya, masyakatnya dan alam hidupnya dan berbagai
nilai-nilai yang didukung masyarkat dan anggota masyarakat, oleh pendidikan dan
tauladan yang didapatnya disekolah, dirumah, dunia kawan-kawannya, dan lain-lain
sebagainya.
Bagaimana manusia dapat merubah dirinya, jika masyarakat lingkungan tidak berubah,
jika nilai-nilainya tidak berubah, jika lambang semboyannya tidak diisi?
Singkatnya masyarakat feodal, setengah feodal, neofeodal kita dengan segala ciri-ciri
dengan seperti telah uraikan tidak kita ubah secara sadar, maka tidak mungkin manusia
Indonesia akan berubah dan berkembang, menjadi manusia dengan pribadi dan watak
yang utuh, dengan nilai-nilai dan sikap yang kita perlukan untuk menghadapi dunia yang
sekarang.
Kita harus memahami, bahwa kebebasan manusia hanya dapat berkembang jika ada
manusia yang berani bebas. kita harus berani pada diri kita, bahwa sedikitnya semenjak
kedaulatan Indonesia mendapat pengakuan, telah timbul jurang yang semakin besar
antara pretense-pretensi nasional kita (Pancasila, masyarakat Pancasila, menegakkan
rule of law, keadilan, kemakmuran yang merata dan adil, menjamin hak-hak kebebasan
dan kemulyaan insan pembangunan, dan lain-lain yang muluk-muluk). Dengan tingkah
laku pribadi kita sebagai manusia Indonesia atau sebagai kelompok, dan kenyataan-
kenyataan dalam masyarakat kita.
RANGKUMAN
Komunikasi antar budaya
Dalam banyak hal, hubungan antara budaya dan komunikasi bersifat timbal balik.
Keduanya saling mempengaruhi. Budaya tak akan hidup tanpa komunikasi, begitupun
sebaliknya. Masing-masing tak dapat berubah tanpa menyebabkan perubahan pada
yang lainnya.
Kami telah menyebutkan bahwa masalah utama dalam komunikasi antar budaya
adalah kesalahan dalam persepsi social yang disebabkan oleh perbedaan-perbedaan
budaya yang mempengaruhi proses persepsi. Pemberian makna pada pesan dalam
banyk hal dipengaruhi oleh budaya penyadi balik pesan,. Bila pesan yang ditafsrkan
disandi dalam suatu budaya lain, pengaruh-pengaruh dan pengalaman-pengalaman
budaya yang menghailkan pesan mungkin seluruhnya berbeda dari pengaruh-pengaruh
dan pengalaman-pengalaman budaya yang digunakan untuk menyandi balik pesan.
Akibatnya, kesalahan-kesalahan gawat dalam makna mungkin timbul yang tidak
dimaksudkan oleh pelaku-pelaku komunikasi. Kesalahan-kesalahan ini diakibatkan oleh
orang-orang yang berlatarbelakang berbeda dan tidak dapat memahami satu sama
lainnya dengan akurat.
Pendekatan yang telah kami lakukan juga berdasarkan suatu asumsi yang
fundamental: pihak-pihak yang melakukan komunikasi antar budaya harus mempunyai
keinginan yang jujur dan tulus untuk berkomunikasi dan mengaharapkan pengertian
timbal balik. Asumsi ini memerlukan sikap-sikap yang positif dari para pelaku komunikasi
antar budaya dan penghilang hubungan-hubungan superior-inferior yang berdasarkan
keanggotaan dalam budaya-budaya, ras-ras, atau kelompok-kelompok etnik tertentu.
Pemahaman atas perbedaan-perbedaab budaya ini akan menolong kita mengetahui
sumber-sumber masalah yang potensial sedangkan pemahaman atas persamaan-
persamaannya akan membantu kita menjadi lebih dekat pada pihak lain dan pihak lain
merasa lebih dekan pada kita.
Kesimpulan
Uraian historis diatas telah menunjukan hakikat, bentuk, dan kemampuan adapatasi gotong
royong:
1. Sebagai suatu manifestasi dari solidaritas social,gotong royong, dilaksanakan dalam
suatu masyarakat desa dimana integrasi struktual lebih kuat dan integrasi fungsional
belum mencapai integrasi masyarakat industrial.
2. Sistem pemberlakuan denda dalam gotong royong dan dalam masyarakat pada
umumnya merupakan suatu indikasi dari bentuk solidaritas yang lebih organis, yang
dikembangkan melalui hukum retributive, dan ini menandai suatu peralihan dari
integrasi srtuktural ke intergrasi fungsional.
3. Suatu unsur penting dalam gotong royong adalah prinsip diskriminasi atau
pengecualian, terutama jika usaha itu di peruntukan bagi kepentingan desa.
4. Beberapa bentuk gotong royong mempunyai suatu structural yang menyerupai
structural organisai modern dan semua fungsi nya dijalankan secara lebih efektif dan
efesien.
Pada zaman peralihan ini ketkia masyarakat desa sedang mengalami perubahan, baik
sebagai hasil dari usaha-usaha pembangunan maupun sebagai akibat ari proses monetisasi
dan komersialisasi, moralitas suatu masyarakat desa memaikan peranan penting, terutama
dalam mengekang individualime yang melekat pada monetasi dan komersialisasi.
Kesadaran kolektif dapat memperkecil jurang antara petani kaya dan miskin. Konsesus yang
tetap hidup dalam masyarakat desa sekarang ini seharusnya dipakai sebagai dasr bagi
pembentukan bentuk-bentuk solidaritas yang baru. Semangat gotong royong yang berurat
berakar dalam tradidi itu dapat diberi fungsi baru sedemikian rupa sehingga solidaritas desa
terus terwujud dandigunakan sebagai dasar memperbaiki kehidupan para penduduk desa.
LATIHAN
REFERNSI
Pasya, G. K. (2011). Gotong Royong dalam Kehidupan Masyarakat. SOSIETAS, 1(1).
Lubis, M., & Wilde, O. (2001). Manusia Indonesia: sebuah pertanggungjawaban. Yayasan Obor
Indonesia.
Soelaiman, M. M. (1988). Ilmu budaya dasar: suatu pengantar. Eresco.
Koentjaraningrat, R. M. (1994). Kebudayaan, mentalitas, dan pembangunan: bungarampai.
Gramedia Pustaka Utama.
Mulyana, D., & Rakhmat, J. (1990). Komunikasi antarbudaya. Remaja Rosdakarya
Colletta, N. J., & Kayam, U. (1987). Kebudayaan dan pembangunan: sebuah pendekatan terhadap
antropologi terapan di Indonesia. Yayasan Obor Indonesia.
Koentjaraningrat, R. M. (1970). Manusia dan kebudajaan di Indonesia. Djambatan.
katadata.co.id
KERAGAMAN KEBUDAYA INDONESIA
6
Pada bab ini mahasiswa mampu:
Tujuan pembelajaran:
1.
2.
Suku Aceh dalam bahasa Aceh disebut Ureuëng Acèh. Suku ini merupakan suku
penduduk asli yang mendiami wilayah pesisir dan sebagian pedalaman Aceh, Sumatera,
Indonesia. Suku Aceh mempunyai beberapa nama lain, diantaranya adalah Lam Muri
(sejarah melayu), Lambri (Marco Polo), Akhem (orang Portugis), Akhin (orang Belanda),
sedangkan orang Aceh sendiri menyebut daerah mereka Aceh.Suku Aceh sebenarnya
merupakan keturunan berbagai suku, kaum, dan bangsa yang menetap di tanah Aceh yang
terikat dengan kesatuan budaya suku Aceh. Pembentukan suku-suku Aceh terjadi ketika
perpindahan suku-suku asli Mantir dan Lhan (proto Melayu), serta suku-suku Champa,
Melayu, dan Minang (deutro Melayu) yang datang dan membentuk penduduk asli Aceh.
Aceh adalah provinsi paling barat di Indonesia. Letaknya di ujung utara pulau
Sumatera dan Pulau Sabang, sebagai bagian dari provinsi Aceh menjadikannya sebagai titik
paling barat di Indonesia. Ibu kota Provinsi Aceh adalah Kota Banda Aceh. Sempat disebut
sebagai Aceh Darussalam (1511–1959) dan kemudian berganti menjadi Daerah Istimewa
Aceh (1959–2001), Nanggroë Aceh Darussalam (2001–2009) dan saat ini Aceh (2009–
sekarang). Batas alam bagian barat (sungai Simpang Kiri), timur (sungai Tamiang), selatan
(Sumatra Utara). Aceh terbagi terbagi menjadi 8 daerah kabupaten, yaitu Aceh Besar, Pidie,
Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Aceh Barat, dan Aceh Selatan.
Suku bangsa Aceh mendiami daerah Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, dan
sebagian di Kabupaten Aceh Timur, Aceh Selatan, dan Aceh Barat, serta kota Sabang dan
Banda Aceh.
Aceh mempunyai kekayaan sumber alam seperti minyak bumi dan gas alam.
Sumber alam itu terletak di Aceh Utara dan Aceh Timur. Aceh juga terkenal dengan sumber
hutannya, yang terletak di sepanjangjajaran Bukit Barisan, dari Kutacane, Aceh
Tenggara, Seulawah, Aceh Besar, sampai Ulu Masen di Aceh Jaya. Sebuah taman
nasional, yaitu Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) juga terdapat di Aceh Tenggara.
1. Sistem Budaya
a. Kepercayaan
Aceh termasuk salah satu daerah yang paling awal dimasuki dan menerima agama
Islam. Oleh sebab itu propinsi ini dikenal dengan sebutan "Serambi Mekah", maksudnya
"pintu gerbang" yang paling dekat antara Indonesia dengan tempat dari mana agama
tersebut berasal. Orang Aceh terkenal dengan penganut agama Islam yang taat,
pelanggaran antara orang-orang maupun golongan lebih banyak diputuskan berdasarkan
hukum Islam. Hukum Islam berlaku terutama di dalam perkawinan, harta waris, kematian,
dan perselisihan umum. Meskipun demikian kebudayaan asli Aceh tidak hilang begitu saja,
diantara mereka ada yang masih menjalankan praktek kepercayaan animisme dan
dinamisme. Ada orang-orang tertentu yang bisa mempraktekan guna-guna atau ilmu ghaib
dan kelompok masyarakat yang menjalankan beberapa upacara tradisional yang bukan
berasal dari Agama Islam, seperti kenduri blang dan kenduri laut.Kenduri (makan
bersama) adalah suatu unsur yang penting dalam upacara keagamaan, yang diundang
adalah orang laki-laki tetangga. Upacara dilakukan oleh teungku/teungku meunasah, yaitu
orang yang paham ayat-ayat Qur’an. Sehingga dapet dikatakan bahwa beberapa unsur
kebudayaan setempat mendapat pengaruh dan berbaur dengan kebudayaan Islam. Dengan
demikian kebudayaan hasil akulturasi tersebut melahirkan corak kebudayaan Islam-Aceh
yang khas.Walapun Aceh disebut dengan kota serambi mekah tetapi semua agama tetap
diterima dan hidup dengan tentram di Aceh.
b. Mata Pencaharian
Setiap orang yang hidup memerlukan makanan untuk menyambung hidupnya.
Dalam suku Aceh, untuk mendapatkan makanan sebagian besar dari mereka bekerja
sebagai petani dan beternak. Namun, masyarakat yang bermukim di sepanjang pantai
pada umumnya menjadi nelayan, dan tidak sedikit juga yang berdagang.Mata pencaharian
pokok suku aceh adalah bertani di sawah dan ladang dengan tanaman pokok berupa padi,
cengkeh, lada, pala, kelapa dan lain-lain. Disamping bertani, masyarakat suku aceh juga
ada yang beternak kuda, kerbau, sapi dan kambing yang kemudian untuk dipekerjakan di
sawah atau di jual. Selain itu juga ada yang mencari nafkah dengan cara berdagang.
c. Bahasa
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Aceh, yang merupakan bagian dari rumpun
bahasa Melayu-Polinesia Barat dan berkerabat dekat dengan bahasa Cham yang
dipertuturkan di Vietnam dan Kamboja.Bahasa Aceh terbagi dalam beberapa dialek, seperti
dialek Pidie, Meulaboh, Matang, Aceh Besar, dan Tunong. Aksara yang pernah berkembang
dalam masyarakat ini adalah tulisan Arab-Melayu yang mereka sebut tulisan Jawoi.Diantara
bahasa-bahasa daerah yang terdapat di provinsi NAD, bahasa Aceh merupakan bahasa
daerah terbesar dan yang paling banyak penuturnya, yakni sekitar 70 % dari total penduduk
provinsi NAD. Bahkan di kabupaten Aceh Tengah, Aceh Tenggara dan Simeulue, kita dapati
juga sebahagian kecil masyarakatnya yang berbahasa Aceh. Selain itu, di luar provinsi NAD,
yaitu di daerah-daerah perantauan, masih ada juga kelompok-kelompok masyarakat Aceh
yang tetap mempertahankan bahasa Aceh sebagai bahasa ibu mereka. Hal ini dapat kita
jumpai pada komunitas masyarakat Aceh di Medan, Jakarta, Kedah dan Kuala Lumpur di
Malaysia serta Sydney di Australia. Tulisan-tulisan Aceh menggunakan huruf Arab Melayu.
Orang Aceh menyebut huruf Arab-Melayu dengan huruf Jawoe.
2. Sistem Sosial
Bentuk desa bagi orang Aceh disebut gampong. Setiap gampong terdiri atas
kelompok rumah yang letaknya berdekatan satu sama lain (50-100 buah rumah). Rumah
orang Aceh didirikan di atas tiang kayu atau bambu berdasarkan kemampuan orang.
Tujuannya adalah untuk menghindari diri dari serangan binatang buas dan banjir. Selain
itu,menurut kepercayaan penduduk, rumah yang tinggi itu memudahkan upacara pemandian
mayat sebelum di kubur, serta memudahkan roh-roh jahat untuk terus masuk ke dalam
tanah.
Dalam Sistem Sosial Di Aceh, terdapat sistem pemerintahan yang sangat
terintegrasi contohnya, gampong dan mukim.Gampong merupakan kesatuan masyarakat
hukum sebagai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah mukim yang
menempati wilayah tertentu dan berhak menyelenggarakan urusan rumah tangganya
sendiri. Sedangkan Mukimadalah kesatuan masyarakat hukum dalam provinsi Aceh yang
terdiri atas gabungan beberapa gampong yang memiliki batas wilayah tertentu dan harta
kekayaan sendiri, serta berkedudukan langsung di bawah camat yang dipimpin oleh imeum
mukim.Tengku Meunasah, yang memimpin masalah-masalah yang berhubungan dengan
keagamaan pada satu unit pemerintah Gampong (kampung). Imum Mukim (Imam Mukim),
yaitu yang mengurusi masalah keagamaan pada tingkat pemerintahan mukim, yang
bertindak sebagai imam sembahyang pada setiap hari Jumat di sebuah mesjid pada wilayah
mukim yang bersangkutan. Selanjutnya, Pemerintah lama yang tertinggi di pegang oleh
Sultan
Secara singkat, struktur masyarakat lama di Aceh mempunyai urutan sebagai
berikut:
a. Gampong (desa)
b. Mukim (kumpulan desa-desa)
c. Daerah ule balang (distrik)
d. Daerah sagoe (kumpulan beberapa mukim)
e. Daerah Sultan
Dalam sistem sosial suku Aceh di kenal sebuah bangunan yang bernama
Meunasah. Secara etimologi meunasah berasal dari perkataan madrasah, tempat belajar
atau sekolah. Ditinjau dari segi pendidikan, meunasah adalah lembaga pendidikan awal bagi
anak-anak yang dapat disamakan dengan tingkat sekolah dasar. Di meunasah, para murid
diajar menulis/membaca huruf Arab, ilmu agama dalam bahasa Jawi (melayu),
akhlak. Untuk itu, meunasah merupakan lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu-ilmu
agama.
Meunasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang terdapat di Aceh, demikian
fakta-fakta sejarah yang ditemukan oleh peneliti sejarah pendidikan Islam. Maka pada
dasarnya, meunasah memiliki multifungsi bagi masyarakat Aceh, yaitu tidak hanya tempat
belajar bagi anak-anak, tetapi juga berfungsi sebagai (1) Lambang dari kesatuan
masyarakat Aceh, (2) Pusat penyiaran berita untuk warga, (3) Balai gampong (kampung),
(4) Tempat musyawarah seluruh warga gampong, (5) Tempat pejabat-
pejabat gampong memutuskan dan memecahkan masalah-masalah sosial kemasyarakatan,
(6) Tempat warga gampong tidur malam hari dan (7) Tempat tadarus Al-Qur’an serta (8)
Tempar perayaan dan kenduri massal dalam kampung, seperti maulid Nabi Muhammad
SAW., Nazulul Qur’an dan Isra’ Mi’raj. Dengan melihat fungsinya yang begitu banyak, maka
dapat dibayangkan meunasah pada awal perkembangannya merupakan lembaga sosial dan
pendidikan bagi masyarakat Islam Aceh yang demikian strategi, Karena sebagai pemersatu
masyarakat Islam, di samping sebagai lembaga edukatif.
Meunasah dipimpin oleh seorang tengku, yang di Aceh besar disebut tengku
meunasah. Tengku meunasah bertugas untuk membina agama di suatu tempat tertentu. Ia
memiliki tugas-tugas keagamaan, di antara lain, (1) Mengajar anak-anak membaca Al-
Qur’an, (2) Menjadi imam shalat, (3) Mengurus jenazah, (4) Memimpin do’a pada kenduri-
kenduri di wilayahnya, (5) Menyembelih hewan, (6) Mengurus masalah pernikahan, (7)
Mengurus kegiatan-kegiatan Ramadhan, seperti mempersiapkan berbuka puasa bersama di
meunasah, dan lain-lain. Itu berarti Tengku meunasah sama juga penyebutannya bagi
seorang kiyai yang memimpin pesantren.Keberadaan meunasah menandakan sebuah
‘pusat’ kebudayaan telah dibentuk dalam suatu komunitas. Karena meunasah di beberapa
kampung di Aceh, tak hanya dipergunakan untuk kepentingan keagamaan saja (tempat
ibadah). Meunasah bisa juga dipakai sebagai tempat berkumpul, musyawarah bagi warga
untuk menyelesaikan persoalan-persoalan kampung. Atau pada kasus tertentu seperti di
beberapa kampung yang terkena bencana tsunami, meunasah sering juga dijadikan
tempat/lokasi untuk membagikan bantuan logistic sumbangan dari beberapa lembaga
pemerintah maupun non pemerintah untuk korban tsunami.
Pada masa lalu masyarakat Aceh mengenal beberapa lapisan sosial. Di antaranya
ada empat golongan masyarakat, yaitu golongan keluarga sultan, golongan uleebalang,
golongan ulama, dan golongan rakyat biasa. Golongan keluarga sultan merupakan
keturunan bekas sultan-sultan yang pernah berkuasa. Panggilan yang lazim untuk
keturunan sultan ini adalah ampon untuk laki-laki, dan cut untuk perempuan. Golongan
uleebalang adalah orang-orang keturunan bawahan para sultan yang menguasai daerah-
daerah kecil di bawah kerajaan. Biasanya mereka bergelar Teuku. Sedangkan para ulama
atau pemuka agama lazim disebut Teungku atau Tengku.
3. Sistem Kekerabatan
b. Peninggalan Sejarah
Peninggalan Kerajaan Aceh yang pertama dan yang paling dikenal adalah Masjid
Raya Baiturrahman. Masjid yang dibangun Sultan Iskandar Muda pada sekitar tahun 1612
Masehi ini berada di pusat Kota Banda Aceh. Saat agresi militer Belanda II, masjid ini
sempat dibakar. Namun pada selang 4 tahun setelahnya, Belanda membangunnya kembali
untuk meredam amarah rakyat Aceh yang hendak berperang merebut syahid. Saat bencana
Tsunami melanda Aceh pada 26 Desember 2004, masjid peninggalan sejarah Islam di
Indonesia satu ini menjadi pelindung bagi sebagian masyarakat Aceh. Kekokohan
bangunannya tak bisa digentarkan oleh sapuan ombak laut yang kala itu meluluhlantahkan
kota Banda Aceh.
Selain masjid terdapat pula peninggalan berupa benteng. Setelah Kerajaan Hindu,
muncul Kerajaan Islam yang pada masa jayanya dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda. Pada
masa ini, benteng masih dipakai sebagai tempat pertahanan melawan penjajah Portugis.
Sultan Iskandar Muda memberi tugas pada Laksamana Malahayati, ia merupakan seorang
laksamana perempuan pertama di dunia yang memimpin pasukan di wilayah pertahanan
ini.Benteng ini merupakan benteng yang dibangun oleh Kerajaan Lamuri, yaitu sebuah
Kerajaan Hindu pertama di Aceh. Walau pada akhirnya Islam mendominasi di Aceh, tetapi
sultan serta ratu yang memimpin Aceh tak pernah berniat sekalipun menghancurkan jejak
peninggalan nenek moyangnya.
c. Upacara Adat
Terdapat beberapa upacara adat yang sampai saat ini masih kita jumpai di dalam
lingkungan suku Aceh. Beberapa upacara adat yang perlu kita perhatikan antara lain
Syukuran Membangun Rumah, Upacara Aqiqah, Upacara perkawinan, Upacara kelahiran
bayi,Upacara peusijuk, Kenduri apam pada bulan Rajab, dan Makmeugang atau Uroe
Meugang.
d. Tari Tradisional
Tari Saman merupakan sebuah tarian asal Suku Gayo, Aceh yang mulai
dikembangkan pada abad ke 14 oleh seorang ulama besar bernama Syekh Saman. Tarian
ini awalnya hanyalah sebuah permainan rakyat bernama Pok Ane. Kebudayaan Islam yang
masuk ke daerah Gayo pada masa itu berakulturasi dengan permainan Pok Ane, sehingga
nyanyian pengiring permainan Pok Ane yang awalnya hanya bersifat pelengkap, berubah
menjadi nyanyian penuh makna dan pujian pada Allah.
e. Senjata Tradisional
Selain berfungsi sebagai senjata, bagi masyarakat asli Aceh, rencong juga dianggap
sebagai simbol identitas diri. Keberanian, ketangguhan, dan harga diri masyarakat Aceh
terejawantahkan dalam bentuk dan desain senjata jenis belati ini.Di masa silam, siwah juga
digunakan sebagai sarana perlindungan diri dan alat perjuangan melawan penjajahan
Belanda. Namun, dapat juga ditemui senjata ini sebagai perlengkapan pakaian para Ulee
Balang. Siwah yang digunakan para bangsawan tersebut biasanya dilengkapi dengan
hiasan emas dan tahta permata pada sarung dan gagangnya
f. Karakter Orang Aceh
Terdapat dua Karakter Utama Orang Acehyang dapat kita kenal, yaitu sikap
militansi dan loyal atau patuh kepada pemimpin. Kemudian ada lima watak orang orang
Aceh, yaitu: militan, reaktif, konsisten, optimis dan loyal. Hingga saat ini, orang-orang aceh
cenderung mempunyai sikap dan watak seperti itu. Selain itu bangsa Aceh juga sangat
menjaga kehormatannya.Ada sebuah ungkapan yang menggambarkan karakter orang
Aceh, yaitu :
“Ureueng Aceh nyoe hate hana teupeh, boh kreh jeuet ta raba. Meunyoe hate
ka teupeh, bu leubeh han dipeutaba”.
(Orang Aceh kalau hatinya tidak tersingung, kehormatannya pun bisa disentuh.
Kalau hatinya sempat tersingung nasi berlebihan pun tidak akan ditawarkan).
g. Konflik Sosial
Konflik sosial yang pernah terjadi di Aceh ini berkenaan dengan kelompok-kelompok
masyarakat yang menginginkan idealisme yang berbeda dengan pemerintah Indonesia.Akar
permasalahan konflik Aceh mengarah pada kekecewaan masyarakat Aceh terhadap
Republik Indonesia. Kekecewaan masyarakat Aceh diawali ketika Teungku Daud
Beure’uh masuk dalam “Daftar Hitam” yang ingin disingkirkan oleh Pemerintah Pusat.
Seperti kita ketahui Teungku Daud merupakan salah satu tokoh rakyat Aceh dalam
mengusir penjajah dengan ikut sertanya Teungku Daud bersama Republik dengan cara
mengumpulkan dana untuk melawan penjajah.
Janji dari Presiden Soekarno untuk memberikan kebebasan rakyat Aceh
menerapkan syariat Islam tidak ditepati, semakin membuat pedih rakyat Aceh. Kekecewaan
rakyat Aceh yang tidak terbendung akhirnya menimbulkan pemberontakan Darul
Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Pada tahun 1953 pemberontakan ini dapat ditumpas
pada tanggal 26 Mei 1959 ketika Aceh diberikan otonomi luas, terutama dalam bidang
agama, adat dan pendidikan. Konflik yang terjadi di Aceh khususnya Gerakan Separatisme
Aceh berlatar belakang tentang perjanjian antara Inggris dan Kesultanan Aceh pada tahun
1819 dan Perjanjian Anglo Dutch yang menyatakan bahwa Aceh merupakan Negara yang
merdeka, hal inilah yang membuat Gerakan Aceh Merdeka berusaha mengembalikan
kedaulatan tersebut kepada Kesultanan Aceh.
h. Hukum Islam
1) Qanun
Sebagai negeri serambi mekah, maka Aceh ini seperti miniature kehidupan Islam di
jazirah Arab. Tata laku berkehidupan di Aceh di atur dalam syariat Islam. Dalam pengaturan
pemerintahan dan kehidupan masyarakat di Provinsi Aceh kita akan mengenal Qanun.
Secara definisi Qanun merupakan Peraturan Perundang-undangan sejenis Peraturan
Daerah yang mengatur penyelenggaraan pemerintahan dan kehidupan masyarakat di
Provinsi Aceh.
Qanun dibentuk oleh DPRD Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan disahkan oleh
Kepala Daerah setelah mendapatkan persetujuan bersama. Ketentuan ini
mengikutisemangat rumusan Pasal 20 ayat (1) dan (2) UUD 1945 amandemen pertama
yang berisi:Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang.
SetiapRUU dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama.
Dengandemikian qanun merupakan peraturan perundang-undangan di daerah yang dibuat
untukmenyelenggarakan otonomi khusus bagi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan
karenaitu merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kesatuan sistem perundangan
undangan nasional.
2) Wilayatul Hisbah
Dalam menegakkan syariat Islam di negeri serambi mekah ini dikenal sebuah
lembaga bernama Wilayatul Hisbah. Wilayatul Hisbah merupakan sebuah lembaga
pengawasan pelaksanaan Syariat Islam di Provinsi Aceh. Istilah ini juga digunakan oleh
masyarakat umum dan pada pemberitaan media massa sebagai "panggilan" untuk polisi
Syariah Islam.
Berdasarkan peraturan wewenang Wilayatul Hisbah adalah mengawasi, membina
dan menyidikdan tidak memiliki kewenangan untuk menangkap dan menahan.Pasukan yang
membantu Wilayatul Hisbah adalah Polisi Pamong Praja yang dapat melakukan razia dan
menangkap "tangan" ditempat. Khusus pada aturan '“khalwat" di mana dua orang bukan
keluarga yang masih lajang dan berjenis kelamin berbeda ditemukan berduaan ataupun
kode pakaian muslim, penerapan hukumnya pada pelanggarnya dapat ditahan hingga 24
jam.
B. KEBUDAYAAN MELAYU
Suku Melayu adalah sebuah kelompok etnis dari orang-orang Austronesia terutama
yang menghuni Semenanjung Melaya, Sumatra bagian timur, bagian selatan Thailand,
pantai selatan Burma, pulau Singapura, Borneo pesisir termasuk Brunei, Kalimantan Barat,
dan Sarawak dan Sabah pesisir, dan pulau-pulau kecil yang terletak antara lokasi ini - yang
secara kolektif dikenal sebagai Alam Melayu. Lokasi ini sekarang merupakan bagian dari
negara modern Malaysia, Indonesia, Brunei, Singapura, dan Burma.
Nama "Malayu" berasal dari Kerajaan Malayu yang pernah ada di kawasan Sungai Batang
Hari, Jambi. Dalam perkembangannya, Kerajaan Melayu akhirnya takluk dan menjadi
bawahan Kerajaan Sriwijaya. Pemakaian istilah Melayu-pun meluas hingga ke luar
Sumatera, mengikuti teritorial imperium Sriwijaya yang berkembang hingga ke Jawa,
Kalimantan, dan Semenanjung Malaya. Jadi orang Melayu Semenanjung berasal dari
Sumatera.Masa keemasan peradaban Melayu mulai dari era kejayaan Kerajaan Sriwijaya
dan terus berkembang pada masa Kesultanan Malaka sebelum ditaklukan Portugis pada
1511.
Adapun sebaran suku Melayu di Indonesia menurut sensus tahun 2000 terdiri dari Melayu
Tamiang, Melayu Palembang (dalam sensus 1930 tidak digolongkan suku Melayu), Melayu
Bangka-Belitung (pada sensus 1930 tidak digolongkan suku Melayu), Melayu Deli, Melayu
Riau, Melayu Jambi, Melayu Bengkulu, Melayu Pontianak, dan Melayu Sambas. Menurut
beberapa sumber, ternyata suku melayu juga tersebar di berbagai Negara, antara lain
Melayu Siam, Melayu Myanmar, Melayu Malaysia, Melayu Afrika Selatan (Melayu Cape),
dan Melayu Singapura.
1. Sistem Kekerabatan
Sistem kekerabatan pada masyarakat Melayu pada umumnya menganut sistem
bilinial atau bilateral yaitu mengambil garis keturunan dari ayah dan ibu. Perihal pembagian
warisan, anak laki-laki memperoleh bagian yang lebih banyak dari anak perempuan. Dalam
suku Melayu, yang merupakan kelompok kekerabatan terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
Ketiga unsur inilah yang disebut keluarga inti.
Perkawinan yang ideal bagi suku Melayu adalah perjodohan yang ditentukan oleh orang tua.
Hal ini masih kental dirasakan di daerah Riau dan kepulauan Riau hingga saat ini. Terdapat
hal-hal yang menjadi kriteria dalam mencarikan jodoh bagi anak adalah ketaatan dalam
menjalankan syariat agama, tingkah lakunya yang sopan, peramah, tidak sombong, tidak
angkuh dan sebagainya serta diiringi dengan kecantikan atau ketampanan paras dan
fisiknya. Masalah pembatasan jodoh, secara resmi di dalam suku Melayu berpegang teguh
pada hukum syara’ yaitu hukum yang terdapat dalam agama yang mengatur tentang hal
perkawinan tersebut.
2. Agama dan Kepercayaan
Masuknya agama Islam ke Nusantara pada abad ke-12, diserap baik-baik oleh
masyarakat Melayu. Islamisasi tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat jelata, namun
telah menjadi corak pemerintahan kerajaan-kerajaan Melayu. Di antara kerajaan-kerajaan
tersebut ialah Kesultanan Johor, Kesultanan Perak, Kesultanan Pahang, Kesultanan Brunei,
dan Kesultanan Siak. Kedatangan kolonialis Eropa telah menyebabkan terdiasporanya
orang-orang Melayu ke seluruh Nusantara, Sri Lanka, dan Afrika Selatan. Di perantauan,
mereka banyak mengisi pos-pos kerajaan seperti menjadi syahbandar, ulama, dan hakim.
Upacara yang bersifat tradisional sudah tidak ada lagi karena sebagian penduduk beragama
islam dan hanya merayakan hari-hari besar agama islam saja, seperti Hari Raya Idul Fitri
dan Idul Adha.Sikap religius merekasering ditampakkan dalam kegiatan berkunjung ke
makam nenek moyang dengan menaburkan bunga yang disebut “Nyekar”.
3. Kebudayaan Fisik
a. Rumah adat
Rumah adat Selaso Jatuh Kembar adalah sebuah rumah panggung berukuran
besar yang tersusun lebih dari satu tingkat. Rumah ini dinamakan Selaso Jatuh Kembar
karena ia memiliki selasar (selaso) yang lebih rendah (turun) dibandingkan dengan ruang
tengah.Rumah adat selaso jatuh kembar pada masa dahulu digunakan sebagai balai
pertemuan adat. oleh karena itu rumah adat ini juga disebut sebagai Balai Salaso Jatuh.
Kendati bukan digunakan untuk rumah tinggal, rumah adat ini tetap dibagi beberapa
ruangan. ada ruang luas yang berfungsi untuk tempat bersila atau tempat bermusyawarah
dalam pertemuan adat. ada ruang untuk menyimpan benda-benda adat seperti alat musik
tradisional dan perlengkapan tarian, ada anjungan, tempat tidur dan bahkan ada dapur.
Selain rumah adat Selaso Jatuh Kembar, ada pula rumah adat Belah Bubung. Sama
seperti kebanyakan rumah adat Melayu, rumah adat Belah Bubung juga merupakan rumah
dengan struktur panggung dengan tinggi sekitar 2 meter dari permukaan tanah. Dinamai
belah bubung karena rangka atap dari rumah adat Kepulauan Riau ini dibuat menggunakan
bubung (bambu) dan desainnya seperti terbelah dua.
b. Pakaian adat
Baju untuk laki-laki Melayu Riau adalah Baju Kurung Cekak Musang atau Baju
Kurung Teluk Belanga. Perempuan memakai Baju Kurung Kebaya atau Kebaya Pendek.
Kepala hanya memakai sanggul yang dihiasi dengan bunga-bunga.
c. Senjata tradisional
Badik Tumbuk Lado merupakan senjata tradisional yang berasal dari Kepulauan
Riau. Badik sendiri merupakan sebutan untuk senjata tradisional yang dikenal di kalangan
masyarakat bugis dan beberapa daerah di Sumatera. Sedangkan, Tumbuk Lada atau
Tumbuk Lado (Riau) adalah senjata tradisional masyarakat Melayu dan masyarakat
Semenanjung Melayu.
d. Tari tradisional
Tari Tandak adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Riau dan
Kepulauan Riau. Tarian ini tergolong tarian pergaulan yang biasanya ditampilkan oleh para
penari pria dan penari wanita. Dengan berbusana tradisional melayu mereka menari dengan
gerakannya yang khas dan diiringi oleh lagu dan alunan musik pengiring. Tari Tandak ini
merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di daerah Riau dan Kepulauan
Riau. Tarian ini biasanya sering ditampilkan di berbagai acara, baik acara adat maupun
acara budaya yang diselenggarakan di sana.
Tari Tandak lebih difungsikan sebagai media bertemu, bersilaturahmi serta saling
mengenal oleh masyarakat terutama para pemuda dan pemudi. Selain itu tarian ini juga bisa
menjadi suatu hiburan bagi masyarakat saat merayakan sesuatu. Bagi masyarakat Melayu,
Tari Tandak dimaknai sebagai ungkapan kegembiraan dan rasa sukur. Serta
menggambarkan keakraban dan ikatan yang terjalin diantara mereka.Dalam
pertunjukannya, Tari Tandak biasanya ditampilkan secara berpasangan oleh para penari
pria dan wanita. Untuk jumlah para penari biasanya terdiri dari empat pasang atau lebih
penari pria dan wanita. Dengan berbusana khas melayu, penari menari dengan gerakannya
yang khas sambil diiringi oleh lantunan syair atau lagu dan alunan musik pengiring.
Gerakan dalam Tari Tandak merupakan gerakan yang dinamis. Gerakan dalam
tarian ini lebih didominasi oleh gerakan kaki dan tangan yang bergerak lincah. Selain itu
dalam tarian ini juga terdapat beberapa gerakan seperti pencak silat, serta gerakan-gerakan
gaya melayu sumatera yang khas. Apabila kita perhatikan lebih cermat, setiap gerakan
dalam tarian ini memiliki makna khusus di dalamnya.
Dalam perkembangannya, Tari Tandak masih terus dilestarikan dan dikembangkan
hingga sekarang. Berbagai kreasi dan variasi juga sering ditambahkan disetiap
penampilannya agar terlihat menarik, namun tidak meninggalkan ciri khas dan keasliannya.
Tari Tandak ini masih sering ditampilkan di berbagai acara seperti acara adat,
penyambutan, perayaan dan acara daerah lainnya. Selain itu tarian ini juga sering
ditampilkan di berbagai acara budaya seperti pertunjukan seni, festival budaya, serta
promosi pariwisata.
e. Alat Musik Tradisional
Rebana ubi digunakan sebagai alat komunikasi sederhana pada zaman itu karena
bunyinya yang cukup keras. Jumlah pukulan pada rebana ubi memiliki makna tersendiri
yang telah dipahami oleh masyarakt saat itu.
f. Makanan Tradisional
Berbicara tentang makanan tradisional, Riau memiliki makanan khas yang banyak
disukai oleh wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara yang berkunjung ke daerah
ini. Makan khasnya seperti Bolu Kemojo, Lempuk Durian, Es Laksamana Mengamuk, Roti
Jala, Kue Bangkit dan masih banyak yang lain.
g. Karakter Orang
Orang Melayu memegang filsafat yang berakar dari kebudayaan mereka dan
menjadi prinsip hidup mereka. Adapaun filsafat hidup orang melayu ini antara lain "Berturai,
Bergagan, dan Bersyahadat“. Berturai,berarti sopan santun dalam bahasa dan perbuatan,
memegang teguh adat resam, menghargai orang yang datang, dan menerima perubahan
yang baik; Bergagan, mempunyai arti keberanian dan kesanggupan menghadapi
tantangan, harga diri dan kepiawaian; terakhir Bersyahadat, mencirikan orang Melayu
disebut Melayu jika sudah mengucap kalimat syahadat atau beragama Islam. Dari prinsip
hidup ini orang Melayu identik dengan kesopanan dalam pergaulan dan sikap gotong
royong.
h. Bahasa
Bahasa Melayu Riau sudah dibina sedemikian rupa oleh Raja Ali Haji, sehingga
bahasa ini sudah memiliki standar pada zamannya dan juga sudah banyak dipublikasikan,
berupa; buku-buku sastra, buku-buku sejarah dan agama pada era sastra Melayu klasik
pada abad-19.
Dalam perkembangan selanjutnya, hampir seluruh Kepulauan Nusantara
mendapatkan pengaruh langsung dari Suku Melayu yang dibawa oleh pedagang Melayu
telah berdagang ke seluruh wilayah Asia Tenggara.Bahasa Melayu akhirnya menjadi lingua
franca menggantikan Bahasa Sanskerta.Bahasa Melayu yang telah berkembang dan
dipakai oleh banyak masyarakat Nusantara, akhirnya dipilih menjadi bahasa nasional
Malaysia, dan Brunei serta merupakan dasar dari bahasa Indonesia. Dialek terbagi dua,
yaitu Dialek Melayu Bengkalis yang berada di daerah sekitaran Riau (Bengkalis, Tanjung
Batu, Rokan Hilir, Siak), dan dialek Melayu Daratan dan Pesisir : Kepulauan Riau (Karimun,
Dumai, Indragiri) – Johor-Malaysia.
C. KEBUDAYAAN BATAK
Terdapat beberapa versi mengenai asal-usul suku Batak. Menurut legenda yang
dipercayai sebagian masyarakat Batak, suku Batak berasal dari Pusuk Buhit daerah Sianjur
Mula Mula sebelah barat Pangururan di pinggiran Danau Toba. Berbeda dengan para ahli
sejarah, mereka berpendapat bahwa suku Batak berasal dari Thailand yang menyebrang ke
Sumatera melalui Semenanjung Malaysia dan akhirnya sampai ke Sianjur Mula-mula dan
menetap disana. Sedangkan dari prasasti yang ditemukan di Portibi yang bertahun 1208
dan dibaca oleh Prof. Nilakantisari seorang Guru Besar ahli Kepurbakalaan yang berasal
dari Madras, India, menjelaskan bahwa pada tahun 1024 kerajaan Cola dari India
menyerang Sriwijaya dan menguasai daerah Barus. Pasukan dari kerajaan Cola
kemunggkinan adalah orang-orang Tamil karena ditemukan sekitar 1500 orang Tamil yang
bermukim di Barus pada masa itu. Tamil adalah nama salah satu suku yang terdapat di
India.Orang batak sebagian besar mendiami daerah Sumatera Utara dimana terbagi
menjadi Dataran Tinggi Karo, Langkat Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu, Simalungun, Dairi,
Toba, Humbang, Silindung, Angkola, Mandailing dan Kabupaten Tapanuli Tengah. Seperti
suku lain bangsa Indonesia, orang Batak masih hidup di daerah pedesaan. Ada beberapa
kata mengenai territorial orang Batak yakni huta, kuta, lumban, sosor, bius, pertahian, urung
dan pertumpukan.
Karakter orang batak sangat kuat. Sehingga tak sedikit orang batak yang sukses di
rumah sendiri apalagi di perantauan. Ada beberapa prinsip orang suku batak yang masih
dipegang hingga saat ini. Beberapa prinsip hidup orang batak antara lain adalah
Anakkonhido Hamoraon diau yang berarti anakku adalah kekayaanku; Hagabeon,
Hasangapon, Hamoraon berarti perlu mengejar Kesuksesan, Kehormatan, Kekayaan karena
ketiganya itu penting dan berarti untuk orang batak; tidak akan menikah sebelum hidup
mapan; Harta boleh miskin, tetapi adat tetap kaya; Tuak adalah minuman bermakna, bukan
minuman haram; Tidak akan pulang kampung sebelum sukses; Apapun kerjakan, asal
halal!; Biar kambing di kampung sendiri, tapi banteng diperantauan; Marga bisa mengubah
nasib; Musik adalah obat stress; Hancur demi kawan; Cicak menjadi lambang untuk orang
Batak karena layaknya cicak yang ada dimana-mana, mulai dari rumah dengan ukuran kecil,
sedang, besar, di perkampungan maupun perkotaan demikianlah seharusnya orang Batak
bisa beradaptasi dimanapun dia berada. Dan tidak hanya beradaptasi tapi juga bertahan
hidup sekeras apapun permasalahan yang di hadapinya.
Karena prinsip yang dipegang oleh orang batak, maka tercermin kedalam sifat orang batak
yang Nampak dalam pergaulan. Biasanya jika kita berinteraksi dengan orang batak maka
kita akanmenilai bahwa orang batak punya kecenderungan bersifat ceplas-ceplos dalam
berbicara, suka mendominasi dalam kelompok, percaya diri tinggi, Jujur, dan suka
tantangan.
Kelompok kekerabatan suku bangsa Batak berdiam di daerah pedesaan yang disebut Huta
atau Kuta menurut istilah Karo. Biasanya satu Huta didiami oleh keluarga dari satu
marga.Hutamerupakan kesatuan territorial yang dihuni oleh keluarga yang berasal dari satu
klen. Untuk orang Karo disebut juga kesain. Untuk kuta lebih besar dari huta yakni terdiri
dari penduduk yang berasal dari beberapa klen yang berbeda-beda. Dahulu setiap huta atau
kuta dikelilingi suatu parit sebagai pertahanan terhadap musuh dari huta atau kuta lain.
Pada orang Karo, Simalungun dan Mandailing, tiap-tiap desa mempunyai sebuah balai
desa, tempat dilakukan siding-sidang pengadilan dan siding-sidang lain yang disebut balai
kerapatan. Untuk orang toba disebut dengan partukhoan.
Selanjutnya terdapat Lumban, yangmerupakan suatu wilayah yang dihuni oleh
keluarga-keluarga yang merupakan warga dari suatu bagian klen. Ada pula istilah Sosor,
suatu perkampungan baru yang biasanya kecil dan yang didirikan karena huta induk sudah
penuh. Setelah itu sosor juga bisa menjadi huta penuh. Istilah bius, partahian, urung dan
pertumpukan dipakai oleh orang Batak Toba, Angkola, Karo, Simalungun dan Papak dengan
arti yang sama yakni suatu huta atau kuta yang bergabung menjadi satu.Upacara
mendirikan huta baru harus mendapat izin dari huta yang lama (huta induk) dan bersifat
membayar hutang kepada huta induk. Selain itu perlu juga mendapat izin dari bius dengan
cara pemufakatan diisi dengan jamuan makan. Sebelumnya didahului dengan pemberian
sajian kepada dewa tanh yang disebut dengan boraspati ni tano. Sajian terdiri dari sehelai
kain Batak (ragi idup), beras, telor dan kue-kue dari tepung beras. Mantera yang diucapkan
oleh dukun memberi sifat keramat kepada sajian tadi.
Banyak sekali bentuk kebudayaan dari suku Batak. Mulai dari pernikahan, kelahiran, hingga
kematian. Namun terdapat terdapat beberapa kebiasaan Orang Batak yang manarik selain
kebudayaan yang hubungan dengan siklus hidup manusia. Beberapa kebiasaan orang
Batak itu dinamakan Martarombo, Mandok Hata, dan Mangulosi. Orang suku batak, sangat
menjunjung tinggi kekerabatan yang berasal dari marga. Martarombo adalah mencari-cari
hubungan saudara satu dengan yang lainnya. Bila dua orang Batak dengan marga yang
sama saling bertemu, mereka biasanya akan saling mencari titik kekerabatan yang
menghubungkan persaudaraan mereka. Mandok Hata artinya adalah bercakap-cakap
menjelang tahun baru. Ini merupakan satu kebiasaan orang Batak. Biasanya dilakukan saat
kumpul keluarga besar. Saling bercerita mengenai refleksi setahun yang lalu, saling
meminta maaf kemudian merencanakan apa yang ingin dicapai di tahun yang akan datang.
Biasanya dimulai dari orangtua baru ke anak yang paling kecil.Mangulosi adalah adat
tradisi memberikan kain ulos (kain tenun khas Batak) kepada seseorang. Ulos adalah kain
tradisional dari Batak, sama seperti batik dari Jawa dan kain tenun Nusa Tenggara. Ada
bermacam-macam jenis ulos, semua tergantung dengan fungsi pemakaiannya. Setiap
upacara, baik itu pernikahan, kematian memiliki penggunaan kain ulos yang berbeda pula.
Perkawinan orang Batak pada umumnya tidak hanya mengikat seorang laki-laki
dengan seorang wanita, melainkan mengikat juga kerabat laki-laki maupun wanita.
Perkawinan yang dianggap ideal oleh masyarakat Batak ialah perkawinan antara orang-
orang rimpal (marpariban dalam bahasa Toba) yakni antara laki-laki dengan anak
perempuan saudara laki-laki ibunya. Dengan demikian seorang laki-laki Batak sangat
pantang menikah dengan orang wanita dari marganya sendiri dan juga dengan anak
perempuan dari saudara perempuan ayah.
Inisiatif melamar diambil dari kaum kerabat laki-laki dengan cara mengirimkan suatu
delegasi resmi ke rumah si gadis. Kunjungan lamaran ini disebut mungkuni atau ngembah
belo selambar (pada orang Toba disebut marhusip). Apabila lamaran sudah diterima,
sebelum upacara dan pesta perkawinan dapat dilakukan ada perundingan antara kedua
belah pihak yang disebut ngembahmanuk atau marhata sinamot. Perundingan ini memuat:
1) jumlah mas kawin (tukur atau tuhor) berupa uang, harta perhiasan, dan kerbau atau sapi
yang harus diserahkan oleh kaum kerabat laki-laki;
2) jumlah harta yang akan diterima oleh saudara laki-laki ibu dari si gadis (bere-bere atau
upa tulang);
3) jumlah harta yang akan diterima oleh saudara laki-laki ibunya si gadis (perkempun);
4) jumlah yang akan diterima oleh saudara-saudara perempuan dari ibu si gadis (perbibin);
5) jumlah harta yang akan diterima oleh anak beru dari ayah si gadis (perkembaren);
6) jumlah harta yang akan diterima saudara-saudara perempuan ibu si gadis; dan
7) jumlah harta yang akan diterima oleh saudara laki-laki ibu si pemuda (ulu emas)
Sesudah perundingan maka mulai dibicarakan mengenai tanggal diadakannya pesta
perkawinan (petuturken atau erdemu bayu atau marunjuk atau manguhuti). Sesudah pesta
perkawinan, diadakan upacara mukul pada malam harinya kemudian 4 – 7 hari mengadakan
kunjungan-kunjungan resmi pertama kepada ayah si isteri.Suatu syarat penting dalam
perkawinan orang Batak ialah si isteri bisa bergaul baik dengan semua kerabat suaminya.
Suatu hubungan tidak baik dengan satu atau beberapa jabu dari kaum kerabat si suami
yang menjadi serius bisa membawa suasana buruk antara seluruh kaum kerabat si suami
dan bisa membawa perceraian. Secara prinsip orang Batak memperhitungkan keturunan itu
secara patrilineal. Suatu kekerabatan dihitung dengan dasar satu ayah, satu kakek atau satu
nenek moyang. Kelompok kekerabatan yang terkecil ialah keluarga batih sedangkan suatu
kelompok kekerabatan yang besar adalah merga atau marga.
Startifikasi sosial orang Batak tidak amat jelas terlihatnya, hanya berdasarkan empat
prinsip yakni perbedaan tingkat umur, perbedaan pangkat dan jabatan, perbedaan sifat
keaslian, serta status perkawinan. Perbedaan tingkat umur mengacu pada hak dan
kewajiban. Perbedaan pangkat dan jabatan mengacu pada kehidupan sosial sehari-hari.
Perbedaan sifat keaslian mengacu pada perbedaan orang merga taneh. Kepemimpinan
orang Batak terbagi menjadi tiga bidang, yakni kepemimpinan di bidang adat, bidang
pemerintahan dan bidang keagamaan.
Awalnya orang Batak bercocok tanam padi di sawah dengan irigasi, tetapi masih
juga diantara orang Karo, Simalungun dan Pakpak yang masih bercocok tanam di ladang
yang dibuka dari hutan dengan cara menebang dan membakar. Di dalam masyarakat Batak
Karo dan Simalungun ada perbedaan antara golongan yang merupakan keturunan dari
pada pendiri huta dengan golongan yang merupakan keturununan dari penduduk kuta yang
datang kemudian. Golongan para pendiri kuta, ialah para merga taneh yakni memiliki tanah
yang paling luas sedangkan golongan lain biasanya hanya memiliki tanah yang sekedar
cukup untuk hidup. Tumbuhan yang ditanam ialah padi, kopi, palawija. Pada umumnya
orang Batak mengenal sistem gotong royong kuno dalam hal bercocok tanam. Dalam
bahasa Karo disebut raron, sedangkan dalam bahasa Toba disebut marsiurupan. Alat untuk
bercocok tanam cangkul, bajak, tongkat tugal. Bajak ini biasanya ditarik oleh kerbau atau
sapi. Selain bercocok tanam, orang Batak juga melakukan peternakan, terutama kerbau,
sapi dan babi, kambing, ayam dan bebek. Untuk didaerah tepi Danau Toba, mata
pencaharian lain yang dapat dilakukan yakni menangkap ikan.
Pada abad ke-19 agama Islam masuk daerah penyebarannya meliputi batak selatan.
Agama Kristen masuk sekitar tahun 1863 dan penyebarannya meliputi batak utara. Agama
islam disiarkan orang Minangkabau dan dianut oleh sebagian besar orang Mandailing dan
Angkola. Agama Kristen disiarkan ke daerah Toba dan Simalungun sehingga sekarang
sebagian besar Kristen Protestan dianut oleh Batak Utara.
Walaupun demikian banyak sekali masyarakat didaerah pedesaan yang masih
mempertahankan konsep asli religi penduduk batak. Dalam hubungannya dengan roh dan
jiwa. Orang Batak mengenal tiga konsep yaitu : tondi, jiwa, atau roh. Orang batak
mempunyai konsepsi bahwa alam semesta beserta isinya diciptakan oleh Debata Mula Jadi
Na Bolon dan bertempat tinggal diatas langit dan mempunyai nama-nama sesuai dengan
tugasnya dan kedudukannya. Nama-nama tersebut antara lain Debata Mula Jadi
Na,bertempat tinggal diatas langit dan merupakan maha pencipta; Siloan Na Balom,
berkedudukan sebagai penguasa dunia makhluk halus; Sahala, jiwa atau roh kekuatan yang
dimiliki seseorang, Begu, tondinya orang yang sudah mati. Orang batak juga percaya akan
kekuatan sihir dari jimat yang disebut Tongkal.
4. Rumah Adat
Terdapat beberapa bentuk rumah adat yang terdapat di suku Batak. Nama rumah
juga ikut berbeda mengikuti perbedaan bentuk rumahnya. Bentuk dan nama rumah adat ini
merupakan hasil kebudayaan dari tiap-tiap sub suku Batak. Berbagai rumah adat suku
Batak adala sebagai berikut.
1) Rumah adat Batak Toba atau biasa disebut Rumah Bolon telah didaulat menjadi
perwakilan rumah adat Sumatera Utara di kancah nasional. Rumah berbentuk persegi
panjang dan masuk dalam kategori rumah panggung ini umumnya dihuni oleh 4-6
keluarga yang hidup secara bersama-sama. Bentunya hampir mirip jika dilihat dari betuk
fisik atas rumahnya.
2) Rumah adat Siwaluh Jabu begitu biasa disebut, merupakan rumah adat Batak Karo
yang hingga kini keberadaannya masih dapat kita temukan. Rumah ini secara arsitekur
memiliki gaya yang sangat artistik. Dindingnya dibuat miring, atapnya berbentuk segitiga
bertingkat tiga, dan di setiap puncak segitiga tersebut dihiasi dengan kepala kerbau
perlambang kesejahteraan.
3) Batak Simalungun memiliki rumah adat namanya sama dengan rumah adat Batak Toba
yaitu rumah bolon. Meski memiliki nama yang sama, namun secara arsitektur rumah
adat Bolon ala adat Batak Simalungun memiliki perbedaan dengan rumah bolon ala
Batak Toba. Perbedaan tersebut terletak pada tiang penyangga, gaya atap, dan
dekorasinya.Salah satu sisa peninggalan seni arsitektur suku Mandailing di Sumatera
Utara tempo dulu adalah seni arsitektur rumah Bagas Godang. Rumah adat di Sumatera
Utara yang satu ini di masa silam diperuntukan sebagai rumah kediaman raja. Oleh
karena itu, Rumah bagas godang ini biasanya dibangun di atas kompleks yang luas dan
keberadaannya pun umumnya selalu didampingi oleh bangunan Sopo Godang atau balai
adat.
5. Tarian Adat
Tari Tor-tor merupakan kesenian yang dimiliki suku Batak, tarian ini bersifat magis,
ada lagi Tari serampang dua belas yang hanya bersifat hiburan. Sementara alat musik
tradisionalnya ialah Gong dan Saga-saga. Adapun warisan kebudayaan berbentuk kain ialah
kain ulos. Kain hasil kerajinan tenun suku batak ini selalu ditampilkan dalam upacara
perkawinan, mendirikan rumah, upacara kematian, penyerahan harta warisan, menyambut
tamu yang dihormati dan upacara menari Tor-tor.
6. Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh orang Batak adalah bahasa Batak.Dalam kehidupan
dan pergaulan sehari-hari, seperti halnya di Jawa, orang batak memiliki logat yang berbeda-
beda.Logat tersebut antara lain Logat Karo (yang dipakai oleh orang Karo), Logat Pakpak
(yang dipakai oleh Pakpak), Logat Simalungun (yang dipakai oleh Simalungun), Logat Toba
( Yang dipakai oleh orang Toba, Angkola dan Mandailing).
7. Sistem Teknologi
Suku batak sangat identik dengan orang Medan, namun sejatinya suku batak
tersebar diberbagai wilayah sumatera utara. Persebaran suku batak ini tergantung pada sub
suku batak itu sendiri. Adapun beberapa sub suku batak terdiri dari Batak Toba, Batak Karo,
Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing.
Gambar 11.15 Peta Persebaran Suku Batak
9. Batak Toba,
Suku Batak Toba, adalah satu etnik dari sekian banyak rumpun Batak yang terdapat
di Sumatra. Wilayah pemukiman suku Batak Toba meliputi kabupaten Toba Samosir yang
terdiri dari Balige, Laguboti, Parsoburan dan sekitarnya.Pada masa dahulu wilayah suku
Batak Toba berada di Tapanuli Utara dan Tapanuli Tengah, yang disebut sebagai satu
kesatuan etnis saja, yaitu suku Batak Toba. Tetapi karena terdapat perbedaan letak
geografis dan pembagian distrik, maka saat ini suku Batak Toba dibagi menjadi beberapa
puak Batak, yang disebut sebagai Rumpun Tapanuli yang saling berkerabat dekat secara
kultural, yaitu suku Batak Toba, Batak Samosir, Batak Humbang, dan Batak Silindung.
Selain beberapa puak tersebut tadi, suku Batak Toba juga masih berkerabat dengan
suku Batak Angkola dan Batak Mandailing. Salah satu kedekatan antara beberapa puak di
atas adalah dapat dilihat dari mayoritas penduduk asli suku Batak Toba adalah marga-
marga Hutabarat, Panggabean, Simorangkir, Hutagalung, Hutapea dan Lumbantobing. Ke-
enam marga tersebut adalah keturunan dari Guru Mangaloksa, salah satu anak Raja
Hasibuan dari wilayah Toba.Demikian juga dengan marga Nasution yang banyak tinggal di
wilayah Padang Sidempuan adalah saudara kandung marga Siahaan dari Balige, kedua
marga ini berasal dari keturunan leluhur yang sama.
Masyarakat suku Batak Toba, pada dasarnya hidup sebagai petani dan sebagai
nelayan bagi yang bermukim di pesisir danau Toba. Tetapi saat ini berbagai bidang profesi
telah mereka jalani, seperti pedagang, bekerja di sektor swasta maupun di sektor negeri.
Tidak sedikit orang Batak Toba yang sukses di perantauan, menjadi pejabat penting di
pemerintahan, pengacara maupun sebagai pengusaha sukses.
Suku Batak Simalungun, adalah salah satu etnik Batak yang terkonsentrasi di
kabupaten Simalungun provinsi Sumatra Utara. Wilayah kediaman suku Batak Simalungun
berada di antara dua etnik batak lainnya, yaitu suku Karo yang berada di kabupaten Tanah
Karo dan suku Toba. Bahasa Simalungun sendiri memiliki kemiripan dengan bahasa Karo
maupun bahasa Toba.Sehingga bahasa Simalungun disebut sebagai bahasa batak tengah.
Sebagian orang Simalungun saat ini percaya bahwa asal usul orang Simalungun, dikatakan
berasal dari India, tepatnya dari daerah Assam, India Selatan, dari suatu tempat yang
bernama Asom. Dilihat dari adat istiadat dan tradisi budaya orang Simalungun banyak
memiliki kemiripan dengan adat istiadat dan tradisi budaya Batak Karo maupun Batak Toba.
Hal ini mengindikasikan kemungkinan besar suku Simalungun beserta suku Batak
Karo dan Batak Toba berasal dari suatu tempat yang sama. Orang Simalungun berbicara
dalam bahasa Simalungun sebagai bahasa sehari-hari. Awal masuknya agama Kristen ke
wilayah Simalungun di masa lalu, para penginjil RMGmenggunakan bahasa Toba untuk
menyebarkan agama Kristen pada masyarakat suku Simalungun. Pada umumnya orang
Batak Simalungun bisa memahami bahasa Batak Toba, yang menjadi bahasa pengantar
pada masa lalu di wilayah sekitar Danau Toba.
Dalam mitos orang Simalungun, dikatakan bahwa manusia awalnya dikirim oleh oleh
Naibata dan dilengkapi dengan Sinumbah yang bisa berdiam dalam berbagai benda, seperti
alat-alat dapur dan sebagainya, sehingga benda-benda tersebut harus disembah. Orang
Simalungun menyebut roh orang mati sebagai Simagot.Baik Sinumbah maupun Simagot
harus diberikan korban-korban pujaan sehingga mereka akan memperoleh berbagai
keuntungan dari kedua sesembahan tersebut. Masyarakat Simalungun adalah patrilineal.
Marga diturunkan kepada generasi berikutnya melalui pihak laki-laki. Orang yang memiliki
marga yang sama adalah berarti sebagai saudara seketurunan sehingga dipantangkan
(tidak diperbolehkan) untuk saling menikah.Marga-marga pada suku Simalungun terdiri atas
empat marga asli, yaitu Damanik, Purba, Saragih, dan Sinaga. Keempat marga di tersebut
berasal dari marga para Raja-Raja di Simalungun. Selain itu ada juga marga-marga yang
berasal dari luar Simalungun yang sejak dahulu ikut menetap di wilayah adat Simalungun,
kemudian menjadi sub-bagian dari 4 marga di atas.
Karo adalah salah Suku Bangsa yang mendiami Dataran Tinggi Karo, Sumatera
Utara, Indonesia. Suku ini merupakan salah satu suku terbesar dalam Sumatera Utara.
Nama suku ini dijadikan salah satu nama Kabupaten di salah satu wilayah yang mereka
diami (dataran tinggi Karo) yaitu Tanah Karo.Suku ini memiliki bahasa sendiri yang disebut
Bahasa Karo atau Cakap Karo. Pakaian adat suku Karo didominasi dengan warna merah
serta hitam dan penuh dengan perhiasan emas. Karo dianggap sebagai bagian dari suku
kekerabatan Batak, seperti kekerabatan Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Simalungun,
Batak Pak-Pak atau Dairi, dan Batak Karo.Namun kebanyakan masyarakat suku Karo
menggap bahwa mereka bukanlah bagian dari kekerabatan Batak tersebut, tetapi Karo
adalah suku yang berdiri sendiri. Suku Karo juga sering disebut suku Batak Karo. Hal ini
dikarenakan banyaknya marga, kekerabatan, kepercayaan, dan geografis domisilinya yang
dikelilingi etnis-etnis yang dikatakan Batak.
Orang Karo menyebut dirinya kalak Karo, orang diluar Karo dan tidak mengenal
Karo-lah yang kemudian memanggil mereka Batak Karo. Benar tidaknya Karo ini dikatakan
Batak, tergantung pada persepsi Batak yang ditawarkan.Sebab, jika konsep Batak yang
ditawarkan adalah Batak yang didasarkan pada hubungan vertical (geneologi atau
keturunan darah) seperti yang berlaku di Toba-Batak, bahwa Si Raja Batak adalah nenek
moyang bangsa Batak, maka Karo bukanlah Batak! Hal ini dikarenakan eksistensi Karo
yang teridentifikasi lebih awal dibandingkan kemunculan Si Raja Batak ini (Karo jauh sudah
ada sebelum kemunculan Si Raja Batak diabad ke-13 Masehi) yang didasarkan pada fakta
sejarah, logika, dan tradisi di Karo dan suku-suku lainnya yang dikatakan Batak.Namun, jika
batak yang didasarkan pada kekerabatan horizontal (solidaritas, teritorial, dan geografis)
maka Karo adalah bagian dari Batak.
Suku Batak Pakpak, adalah suatu kelompok masyarakat yang terdapat di beberapa
kabupaten di provinsi Sumatra Utara dan di sebagian wilayah provinsi Nanggroe Aceh.
Orang Batak Pakpak, berbicara dalam bahasa sendiri, yaitu bahasa Pakpak. Sedangkan di
Kelasen bahasa Pakpak disebut sebagai bahasa Dairi.Bahasa Pakpak ini merupakan
cabang dari rumpun bahasa Austronesia, yang termasuk dari salah satu cabang dari
rumpun bahasa Batak. Bahasa Batak Pakpak memiliki kekerabatan dengan bahasa Batak
Karo, tapi bahasa Pakpak juga banyak mirip dengan bahasa Batak Toba. Pemakai bahasa
Pakpak sendiri mengalami penurunan diakibatkan banyaknya arus pendatang di luar suku
Pakpak yang memasuki wilayah mereka.
Suku Batak Mandailing/angkola adalah salah satu suku dari sekian banyak Rumpun
Batak yang telah lama hidup dalam suatu komunitas di kabupaten Mandailing-Natal,
penyebaran juga terdapat di kabupaten Padang Lawas, kabupaten Padang Lawas Utara,
dan sebagian kabupaten Tapanuli Selatan yang berada di provinsi Sumatera Utara.Orang
Mandailing/angkola juga menyebar hingga ke wilayah provinsi Sumatra Barat, seperti di
kabupaten Pasaman dan kabupaten Pasaman Barat. Suku Mandailing/angkola memiliki
adat, budaya dan bahasa sendiri. Mereka berbicara dalam bahasa Mandailing/angkola.
Bahasa Mandailing/angkola sendiri sangat berkerabat dengan bahasa Batak Toba.
Dilihat dari tradisi budaya, adat dan bahasa terdapat keterkaitan erat di masa lalu
antara suku Batak Mandailing/angkola dengan suku Batak Toba dan Padang Lawas. Selain
itu mereka juga diperkirakan masih terkait hubungan di masa lalu dengan suku Batak Rokan
dan suku Rao. Suku Mandailing/angkola ini berada di antara beberapa kebudayaan besar,
yaitu budaya Batak Toba dan budaya Minangkabau.
Pada suatu sisi suku Mandailing/angkola sebagai bagian dari rumpun Batak, tapi
keberadaan mereka sempat diklaim berasal dari Minangkabau. Apabila dilihat dari struktur
fisik, budaya, tradisi, adat-istiadat serta bahasa pada masyarakat suku Mandailing/angkola,
bahwa suku Mandailing/angkola ini lebih berkerabat dengan suku Batak Toba, dibanding
dengan suku Minangkabau. Selain itu marga-marga yang ada pada suku
Mandailing/angkola juga banyak yang sama dengan marga-marga pada suku Batak
Toba.Sedangkan dengan suku Minangkabau, sangat berbeda dari struktur fisik, budaya,
tradisi, adat-istiadat serta bahasa pada masyarakat suku Mandailing/angkola sangatlah
berbeda. Hanya karena pada suku Minangkabau terdapat salah satu suku atau marga
Mandailiang, oleh karena itu suku Minangkabau mengklaim bahwa Mandailing/angkola
berasal dari salah satu marga atau suku dari suku Minangkabau tersebut.
1. Mata Pencaharian
Mata pencaharian orang Bgu (salah satu bagian di daerah pantai utara) ialah
meramu sagu. Di daerah pedalaman di hulu-hulu sungai, seperti di daerah hulu Tor
misalnya, pekerjaan mencari sagu merupakan pekerjaan wanita. Adapun pekerjaan laki-laki
ialah berburu, mencari hasil hutan dan sedikit berkebun sedangkan mencari ikan ialah
pekerjaan laki-laki maupun wanita. Tidak hanya ikan, penduduk juga mencari kerang,
berbagai jenis udang dan kepiting, binatang-binatang pantai, kura-kura dan sebagainya
untuk dijadikan lauk pauk pada bubur ataupun roti sagu. Dalam hal berburu, binatang yang
diburu terutama babi, namun di perjalanan dapat juga berburu soa-soa, kanguru, tikus,
kadal, ular, kelelawar hingga berbagai burung. Untuk berkebun, merupakan pekerjaan
sambilan.
2. Sistem Kekerabatan
Suatu rumah di desa Daerah Pantai Utara biasanya didiami oleh satu keluarga batih,
kadang ditambah dengan beberapa kerabat lain, seperti ayah atau ibu yang tua, menantu,
dan cucu-cucu. Seorang kepala keluarga batih tercatat dalam buku gereja yang juga
merupakan buku register desa dengan suatu nama Kristen. Orang Bgu mendapat nama
keluarga dari ayahnya (seperti bentuk marga). Dengan demikian tampak di desa-desa Bgu
dan desa-desa di Pantai Utara lainnya, golongan-golongan atau kolektifa-kolektifa dengan
nama keluarga yang sama, seolah-olah merupakan kelompok kekerabatan atau klen-klen
patrilineal kecil. Di dalam Irian Jaya dikenal fam yang dibawa dari Ambon. Fam merupakan
suatu klen patrilineal, adat untuk mengambil nama fam dari gereja untuk memudahkan
registrasi dalam buku gereja. Sebelum fam dikenal kelompok-kelompok kekerabatan atau
auwet.
Auwet merupakan kelompok-kelompok kekerabatan patrilineal yang hidup di suatu
tanah kering, atau suatu kompleks di daerah hilir sungai Wiruwai. Kelompok-kelompok itu
mempunyai nama khusus seperti Sadot, Bagre, Dansidan dan sebagainya. Kelompok ini
bersifat patrilineal karena mewajibkan pengantin baru untuk tinggal disekitar kediaman
keluarga si suami. Tiap-tiap auwet mempunyai rumah suci yang disebut nar, dimana
disimpam benda-benda suci. Masing-masing auwet memiliki keahlian tertentu seperti ahli
peperangan, pengayauan dan sebagainya. Kemudian penduduk-penduduk dilakukan
pemindahan dari yang di sekitar rawa dipindah ke jalur pantai pasir oleh Pemerintah
Belanda. Setelah proses pemidahan tersebut selesai, semua orang dengan satu nama
registrasi gereja oleh suku bangsa Ambon disebut fam.
4. Religi
Secara resmi orang penduduk Pantai Utara beragama Kristen, namun tanggapan
mengenai dunia gaib dan dunia akhirat masih banyak berasal dari religi mereka yang asli.
Konsepsi mengenai dunia akhirat misalnya adalah Jiwa orang mati melepaskan diri dari
tubuh dan menjadi roh dalam waktu yang berangsur-angsur. Dalam proses itu ia masih
berada di sekitar rumah tempat tinggalnya. Itulah sebabnya keluarga si wafat diasingkan
dalam rumah supaya tidak menulari masyarakat dengan suasana kewafatan dan roh dari si
wafat itu. Kalau sudah terlepas dan bebas dari ikatan kepada duni ini, roh pergi kea lam
baka yang katanya berupa gunung bernama Tardongsau, di dalam hutan rimbanya di
daerah hulu sungai. Berbeda dengan orang yang sudah cukup beriman dengan agama
Kristennya, mereka bekata bahwa roh akan pergi menghadap Tuhan Yesus. Desa roh di
gunung Tardongsau digambarkan seperti suatu desa dimana roh itu hidup tepat serupa
dengan di dunia. Untuk oang Bgu percaya kepada suatu jiwa kedua yang mereka sebut
tnikenya, yakni jiwa orang yang sudah mati menjadi jiwa kedua sebagai anak kecil dalam
tubuh.
Dalam budaya penduduk desa-desa Pantai Utara tidak ada upacara-upacara
keagaman besar-besaran yang memerluakan banyak biaya, tenaga dan yang
mengembangkan secara luas hubungan antar kelompok. Upacara biasanya dilakukan
dengan sekitaran lingkungan hidup individu yang tidak mengandung keagamaan. Upacara
yang biasa dilakukan seperti upacara pemakaman dan berkambung serta upacara Nasrani
tiap hari minggu atau hari besar Nasrani.
E. KEBUDAYAAN PENDUDUK KALIMANTAN TENGAH
Orang-orang dayak di Kalimantan Tengah mendiami desa-desa yang terletak jauh
satu dari yang lain, di tepi-tepi atau dekat sungai-sungai besar dan kecil di provinsi itu.
Komunikasi pada umumnya melalui air dan jarang sekali melalui darat. Rumah-rumah desa
pada umumnya didirikan di tepi jalan yang dibuat sejajar atau tegak lurus dengan sungai.
Bentuk rumah yang paling umum di Kalimantan tengah yang didirikan di atas tonggak-
tonggak setinggi 2,5 meter sehingga untuk memasukinnya diperlukan setengah balok untuk
kaki berpijak. Rumah ini mampu mempunyai bilik/ruangan kecil sampai 50 buah banyaknya.
Rumah tersebut didiami oleh satu sampai lima keluarga batih.
1. Mata Pencaharian
2. Sistem Kekerabatan
3. Sistem Kemasyarakatan/Sosial
Hukum adat masih kental di Kalimantan Tengah. Sanksi hukum adat kebanyakan
berupa pemberian ganti kerugian. Maksud pemberian ganti kerugian ini adalah
mengembalikan keseimbangan ketenangan masyarakat yang dikacaukan oleh kejahatan
seperti misalnya pembunuhan, melarikan isteri orang dan sebagainya. Hukum adat selain
materi dilakukan juga upacara dengan maksud memulihkan keseimbangan alam dengan
jalan mengambil hati para dewa agar tidak marah lagi. Dapat disimpulkan denda terdiri dari
dua yakni uang atau benda-benda antik dan sajian binatang kepada para dewa. Salah satu
upacara yang dilakukan yakni memercikkan darah binatang sajian ke sekeliling desa
sebagai penawar. Upacara ini dikenal dengan nama pilah bila terjadi pelanggaran berupa
pantangan kawin, sumbang dan zina.
Hukum adat diambil keputusannya melalui sidang hukum adat memperhatikan dua
dasar jiwa hukum adat, yakni menanyakan apakah perkara ini pernah terjadi sebelumnya
dan berusaha agar hukuman yang dijatuhkan adil. Jika siding tersebut tidak mendapatkan
hasil, maka siding tersebut diajukan kepada demang, yakni kepala ada tingkat kecamatan.
Hukuman adat harus dijalani sebab apabila tidak dijalani, terdakwa akan diisolasikan dari
masyarakat desanya secara fisik dan rohaniah. Saat ini berlaku dua yakni hukum adat dan
juga hukum pidana Republik Indonesia yang saling mengisi.
Awalnya Dayak belum mempunyai budaya tulis, mereka menggunakan budaya lisan
untuk menularkan pengetahuannya. Salah satu karya sastranya berupa Tetek Tatum,
menceritakan pewarisan budaya mereka yang terancam punah. Sistem organisasi sosialnya
berbentuk bilineal, sistem pengetahuannya ditularkan secara lisan. Selain itu, mereka
mempunyai sistem kalender dan satuan waktu yang berbeda dengan sistem nasional
4. Religi
Religi asli mereka menyembah roh nenek moyang, dewa-dewa dan alam. Namun,
terdapat empat golongan penduduk provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan religinya
yakni:
a) golongan yang menganut agama Islam;
b) golongan yang nenganut agama pribumi;
c) golongan yang menganut agama Kristen; dan
d) golongan yang menganut agama Katolik
Agama asli penduduk pribumi adalah agama Kaharingan. Umat kaharingan percaya
bahwa alam sekitar hidupnya itu penuh dengan mahluk-mahluk halus dan ruh-ruh yang
menempati tiang rumah, batu-batu besar, pohon-pohon besar, hutan beluka, air dan lain
sebagainya. Golongan ruh tersebut dibagi menjadu ruh-ruh baik dan ruh-ruh jahat. Selain itu
ada golongan mahluk halus yang berperan penting bagi orang Dayak yakni ruh nenek
moyang. Menurut orang Dayak jiwa yang sudah mati meninggalkan tubuh dan menempati
alam sekeliling tempat tinggal manusia sebagai liau. Kemudian liau itu akan kembali kepada
dewa tertinggi yang disebut Ranying. Proses tersebut membutuhkan waktu yang lama serta
terdapat berbagai macam rintangan.
Kepercayaan terhadap nenek moyang ini tercermin pada kegiatan upacara
keagamaan, seperti upacara pemberi sajian kepada ruh-ruh, upacara mengubur dan
membakar mayat. Apabila orang Dayak meninggal, mayatnya dikubur dalam sebuah peti
mayat dari kayu berbentuk perahu lesung. Kuburan tersebut dianggap sementara karena
setelah itu diadakan pembakaran mayat secara besar-besaran yang disebut tiwah. Abunya
akan ditempatkan pada pemakaman tetap berupa bangunan yang disebut tambak.
F. KEBUDAYAAN MINAHASA
Nenek moyang orang Minahasa selain penduduk pribumi ialah orang yang datang dari
Mongol dan Eropa, terutama Spanyol, Portugis dan Belanda. Orang Minahasa adalah suatu
suku bangsa yang mendiami suatu wilayah pada bagian timur laut Sulawesi Utara. Dalam
ucapan sehari-hari orang Minahasa menyebut diri mereka orang Manado. Penduduk
Minahasa dapat dibagi menjadi delapan golongan yakni:
1) Tonsea dengan dialek Tonsea yang mendiami daerah sekitar bagian timurlaut;
2) Tombulu dengan dialek Tombulu yang mendiami daerah sekitar baratlaut danau
Tondano;
3) Tontemboan dengan dialek Tontemboan yang mendiami daerah sekitar baratdaya
dan selatan dana Tondano atau bagian baratdaya daerah Minahasa;
4) Toulour dengan dialek Toulour yang mendiami daerah bagian timur dan pesisir
danau Tondano;
5) Tonsawang atau Tonsini dengan dialek Tonsawang yang mendiami daerah tengah
Minahasa selatan atau daerah Tombatu;
6) Ratahan mendiami daerah bagian tenggara Minahasa;
7) Ponosakan mendiami daerah bagian tenggara Minahasa; dan
8) Bantik tersebar di pesisir baratlaut, utara dan selatan dari Kota Manado.
Pola perkampungan di Minahasa bersifat menetap, kecuali menjadi padat dan menjadi
luas. Aspek lain dari pola desa di Minahasa ialah bahwa kelompok rumah-rumah itu
mempunyai bentuk memanjang mengikuti jalan raya. Kelancaran komunikasi antar desa
terutama untuk jarak-jarak yang agak jauh ditentukan oleh kendaraan-kendaraan bermotor.
Jika desa tersebut tidak dapat dilalui kendaraan bermotor, maka melalui gerobak yang
ditarik oleh seekor atau dua ekor sapi atau kuda. Bentuk rumah orang Minahasa
menentukan apakah orang kaya atau tidak. Orang yang berada akan membuat rumahnya
dari bahan-bahan yang lebih mahal misalnya seng untuk atap, kaca untuk jendela dan
sebagainya.
1. Mata Pencaharian
Bercocok tanam menjadi suatu mata pencaharian yang pokok bagi orang Minahasa.
Tanaman-tanaman utama dalam sistem bercocok tanam di lading adalah jagung yang
merupakan makanan pokok penduduk, di samping itu juga ditanam berbagai jenis sayur-
sayuran, tanaman bumbu-bumbuan(rempah-rempah), kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar dan
sebagainya. Pengolahan tanah pada sistem bercocok tanam di sawah dengan
menggunakan bajak yang ditarik oleh sapi ataupun dengan alat yang sudah modern. Dalam
pengolahan tanah tersebut keluarga batih menjadi sebagai inti satuan kerja.
Selain bercocok tanam, aktivitas lain yang dilakukan secara sambilan ialah berburu.
Orang Minahasa biasanya memburu tikus hutan, menjerat kalong dan sebagainya. Burung-
burung juga banyak diburu untuk dimakan bukan untuk dipelihara. Untuk daerah yang
berada di daerah pantai atau tepi danau Tondano, mereka melakukan menangkap ikan
sebagai mata pencaharian utamanya.
Selain itu, orang Minahasa juga menghasilkan kerajinan tangan aneka ragam barang-
barang anyaman. Tikar yang terbuat dari daun tumbuh-tumbuhan tertentu, wadah yang
terbuat dari kaukur atau silar, topi dari bambu menjadi barang hasil kerajinan tangan orang
Minahasa. Peternakan untuk orang Minahasa hanya merupakan pekerjaan sambilan saja.
Binatang-binatang peternakan adalah babi, ayam, itik tetapi dalam jumlah kecil dan hanya
untuk keperluan konsumsi rumah tangga.
2. Sistem Kekerabatan
Dalam hal pemilihan jodoh orang Minahasa diberikan oleh adat kebebasan untuk
menentukan diri sendiri. Untuk batasan jodoh dalam perkawinan ada adat exogami yang
mewajibkan orang kawin di luar famili. Sesudah menikah, sewajarnya pengantin baru tinggal
di kediaman baru dan tidak di kediaman kerabat suami maupun kerabat isteri. Bentuk rumah
tangga pada orang Minahasa biasanya terdiri dari hanya satu keluarga batih. Untuk batas-
batas dari hubungan kekerabatan yang terdapat pada orang Minahasa ditentukan oleh
prinsip keturunan bilateral, dimana hubungan kekerabatan dihitung melalui orang-orang
lelaki maupun orang-orang wanita.
3. Sistem Sosial
Kampung sebagai suatu kesatuan administratif dipimpin oleh Hukum tua. Hukum tua
mempunyai kekuasaan yang tertinggi di kampung dalam hal mengatur rakyatnya demi
kesejahteraan keseluruhan mereka. Setiap kampung terbagi ke dalam wilayah-wilayah lebih
kecil yang disebut jaga dan dikepalai oleh kapala jaga.
Adapun stratifikasi sosial yang ada pada orang Minahasa adalah lapisan-lapisan sosial
tak resmi. Lapisan-lapisan ini terdiri dari pegawai-pegawai yang berpendidikan, para
pendeta dan pemuka agama lainnya, kemudian lapisan bawah yang terdiri dari petani,
nelayan, buruh dan lain-lain. Dalama mitologi Minahasari, pernah ada lapisan masyarakat
yang resmi yakni:
a) lapisan tertinggi makarua-siow merupakan golongan yang mengatur agama;
b) lapisan tengah makatelupitu merupakan golongan pemerintah negeri dan pegawai
negeri;
c) paendon tu’a merupakan golongan pemimpin, panglima dan prajurit; dan
d) pasiowan telu merupakan golongan masyarakat biasa.
Burung manguni sebagai simbol daerah Minahasa melambangkan kebajikan dan
kearifan. Falsafah orang Minahasa ‘Manusia hidup untuk menghidupi manusia’.
Tidak ada bentuk kerajaan; dalam sistem sosialnya terdapat mapalus. Sebelum abad
ketujuh Masehi masyarakatnya menganut faham matriarkhat, baru sesudah abad ketujuh
Masehi mereka menganut faham patriarkhat. Sistem kemasyarakatannya mulai dari Awu
yang meluas sampai Kawanua.
4. Religi
Agama yang mempunyai penganut paling banyak di Minahasa adalah agama Kristen
terutama Kristen Protestan. Selanjutnya disusul dengan agama Kristen Katolik, Islam dan
Buddha. Namun, masih banyak unsur agama pribumi dalam kehidupan orang Minahasa.
Unsur-unsur tersebut muncul dalam beberapa upacara adat. Pusat kepercayaan agama
pribumi adalah ruh-ruh nenek moyang yang disebut opo atau dotu.
Dalam konsepsi orang Minahasa jiwa memiliki tiga aspek yakni ingatan (gegenang),
perasaan (pemendam), dan tenaga (keteker). Aspek yang menjelma menjadi ruh ialah
aspek ingatan. Kedudukan ruh dalam dunia akhirat ditentukan berdasarkan perbuatannya di
dunia ini. Untuk saat ini, orang Minahasa masih melakukan upacara penyajian kepada ruh-
ruh. Upacara tersebut dilakukan pada perstiwa-peristiwa penting seorang individu, pada
malam bulan purnama atau saat ada waktu bahaya seperti penyakit dan sebagainya.
G. KEBUDAYAAN AMBON
Pulau Ambon merupakan saah satu pulau dari kepulauan Maluku. Maluku terbagi
menjadi dua bagian, yaitu Maluku Utara (Morotai, Halmahera, Bacan, Obi, Ternate,
Tidore) dan Maluku Selatan (Seram, Buru, Ambon, Banda, kepulauan Sulu, Kei, Aru,
Tanimbar, Barbar, Leti, Wetar). Penduduk yang tinggal di daerah pegunungan adalah
penduduk asli sedangkan penduduk yang tinggal di pantai-pantai pada umumnya adalah
campuran dari penduduk asli dan pendatang.
Desa-desa di pulau Ambon biasanya merupakan sekelompok rumah yang didirikan
sepanjang suatu jalan utama dan saling berdekatan meskipun ada yang berjauhan.
Pusat desa biasanya mudah tampak dengan adanya bangunan-bangunan penting yang
letaknya berdekatan yang disebut baileu, yaitu suatu balai desa dan balai adat, rumah
kediaman raja, gereja, masjid, rumah pendeta, toko, dan warung.
Makanan pokok pada umumnya adalah sagu walaupun sekarang beras sudah biasa
mereka makan, akan tetapi belum menggantikan sagu seluruhnuya. Pada umumnya
mata pencaharian orang Ambon adalah bertani di ladang (kentang, padi, kopi,
tembakau, tebu, singkong, jagung, kacang, cengkih, dan buah-buahan) terkadang juga
berburu, dan penduduk pantai menangkap ikan.
2. Sistem Kekerabatan
Desa di Maluku dinamakan Negeri yang dikepalai oleh seorang Raja (seperti kepala
desa di Jawa). Jabatan-jabatan dalam administrasi desa antara lain:
a. Raja (kepala desa), jabatan yang dulu turun temurun, tetapi sekarang secara resmi
harus dipilih rakyat
b. Aman, kepala adat yang dianggap menguasai suatu bagian desa
c. Kepala soa, kepala bagian desa.
Selain itu, desa-desa mempunyai organisasi-organisasi kemasyarakatan.
Organisasi-organisasi desa tersebut antara lain:
a. Patasiwa dan Patalima, suatu organisasi untuk menghimpun kekuatan politik dan
dulu merupakan suatu organisasi kemiliteran
b. Jojaro, organisasi masyarakat yang terdiri dari pemudi-pemudi yang sudah dewasa
tetapi belum kawin, sedangkan organisasi pemudanya dinamakan ngungare
c. Pela, persatuan persahabatan antara warga dari dua desa atau lebih yang
berdasarkan adat.
4. Religi
Pada umumnya masyarakat Ambon beragama Nasrani dan Islam. Namun masih
tampak adanya banyak sisa-sisa religi asli mereka sebelum memeluk agama Nasrani
dan Islam.Mereka masih percaya akan adanya roh-roh yang harus dihormati dan diberi
makan, minum, dan tempat tinggal supaya tidak menjadi gangguan bagi mereka yang
hidup di dunia. Terdapat upacara cuci negeri yaitu semua penduduk desa wajib
membersihkan segala sesuatu dengan baik, seperti bangunan baileu, rumah, dan
pekarangan. Bila tidak dilakukan dengan baik ada sanksi religinya yaitu orang bisa jatuh
sakit kemudian mati. Selain berfungsi sebagai kebersihan dan keselamatan penduduk,
upacara cuci negeri juga bertujuan untuk menghidupkan rasa hubungan dengan nenek
moyang yang telah membangun baileu, sumber air dan tempat suci lainnya. Terdapat
upacara pembayaran kain berkat, yang dilakukan oleh klen pengantin laki-laki kepada
kepala adat dari desa penganten perempuan. Pembayaran itu berupa kain putih dan
minuman keras (tuak). Kalau hal ini dilupakan, keluarga muda itu akan menjadi sakit dan
mati.
Desa-desa di MInang di sebut nagari, yangterdiri dari dua bagian utama, yaitu
daerah nagari (daerah kediaman utama dan dianggap pusat bagi sebuah desa) dan
daerah taratak(daerah hutan dan ladang).Rumah adat Minangkabau adalah Rumah
Gadang
Sebagian besar orang minangkabau hidup dari tanah, di samping hidup dari
pertanian, penduduk pinggir pantai hidup dari penangkapan ikan, tetapi kebanyakan
bagi mereka penangkapan ikan hanya mata pencaharian sambilan saja.Ada pula yang
hidup dari kerajinan tangan, seperti kerajinan perak bakar dari Koto Gadang dan
pembuatan kain songket dari Silungkang.
2. Sistem Kekerabatan
Garis keturunan berdasarkan garis matrilineal dan pola menetap setelah menikah
adalah uxorilocal. Seorang termasuk keluarga ibunya dan bukan keluarga ayahnya,
seorang ayah berada di luar keluarga anak dan istrinya. Kepentingan suatu keluaraga
diurus oleh seorang laki-laki dewasa dari keluarga yang bertindak sebagai niniek
mamak (saudara laki-laki ibu). Suku dalam kekerabatan Minangkabau menyerupai
suatu klen matrilineal dan jodoh harus dipilih di luar suku. Secara historis dapat
dikatakan bahwa dulu seseorang selalu harus kawin keluar dari sukunya sendiri.
Perkawinan dalam masyarakat Minangkabau sebenarnya tidak mengenal mas kawin.
Beberapa daerah, keluarga pengantin perempuan memberi kepada keluarga pengantin
laki-laki sejumlah uang atau barang sebagai alat, untuk menjemputnya supaya suka
mengawini perempuan tadi, hal itu disebut uang jemputan. Sesudah upacara
perkawinan yang pertama dilakukan di rumah pengantin perempuan, si suami
menumpang tinggal di rumah sitrinya. Kalau terjadi perceraian, si suami harus
meninggalkan rumah sitrinya dan anak-anak dari perkawinan itu akan tinggal bersama
ibunya.
3. Sistem Sosial
10
KSPK & BUDAYA NUSANTARA
0
d. Kamanakan bawah lutuik, Orang yang menghamba pada keluarga urang asa,
mereka tidak punya apa-apa dan hidup dari membantu rumah tangga urang asa
Secara adat, sistem pemerintahan dibedakan dalam dua sistem, yaitu:
a. Laras Bodi-Caniago (sistem demokrasi), dihubungkan dengan tokoh legendaris
Datuek Parapatiek nan Sabatang.
b. Laras Koto-Piliang (sistem otokrasi), dihubungkan dengan tokoh Datuek
Katumenggungan.
Dalam masyarakat yang endogami lokal dijalankan dengan keras, seorang wanita
yang kawin dengan laki-laki dari luar akan diusir dari desanya, tetapi tidak demikian
dengan seorang laki-laki, paling ia hanya dimusuhi oleh Paruiknya saja.
4. Religi
Pertentangan antara paham lama dan baru merupakan suatu proses yang telah
lama berlangsung dalam masyarakat Minangkabau. Ketika itu kaum baru melihat bahwa
agama Islam yang dijalankan di Minangkabau telah menjadi satu dengan adat, sehingga
telah kehilangan hal-hal yang utama dari Islam. Mereka berusaha memurnikan agama
Islam dengan reformasi, dan ini menimbulkan reaksi dari golongan lama. Perkenalan
yang lebih mendalam dengan agama Islam telah menimbulkan suatu kesadaran orang
Minangkabau untuk lebih mementingkan keislamannya dari pada keminangkabauannya,
dan telah menimbulkan kesadaran tentang keganjilan adat minangkabau, seperti
kedudukan seorang ayah dan sistem perkawinan yang kurang sesuai.
10
KSPK & BUDAYA NUSANTARA
1
I. KEBUDAYAAN BUGIS-MAKASSAR
Kebudayaan Bugis-Makassar adalah kebudayaan dari suku bangsa Bugis-Makassar
yang mendiami bagian terbesar dari bagian selatan pulau Sulawesi. Penduduk propinsi
Sulawesi Selatan terdiri dari empat suku bangsa, yaitu Bugis, Makasar, Toraja, dan
Mandar. Orang bugis mendiami kabupaten Bulukumba, Sinjai, Bone, Soppeng, Wajo,
Didenreng-Rappang, Pinreng, Poliwali, Mamasa, Enrekang, Luwu, Pare-Pare, Barru,
Pangkajenen Kepulauan, dan Maros. Orang Makassar mendiami kabupaten Gowa,
Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Maros, dan Pangkajene.
Orang Bugis mengucapkan bahasa Ugi dan orang Makassar bahasa Mangasara.
Huruf yang dipakai dalam naskah kuno Bugis-Makassar kuno adalah aksara lontara,
sebuah sistem huruf yang berasal dari huruf Sansekerta. Ketika Islam masuk,
kesusasteraan Bugis-Makasar ditulis dalam huruf Arab (aksara serang). Buku Sure
Galigo, salah satu buku terpenting dalam kesusasteraan Bugis dan Makassar, suatu
himpunan amat besar dari mitologi yang bagi orang Bugis-Makassar masih mempunyai
nilai keramat.
Sebuah kampung lama dipimpin oleh seorang matowa dengan kedua pembantunya
yang disebut sariang atau parennung. Rumah orang Bugis-Makassar digolongkan
menurut lapisan sosial dari penghuninya, yaitu:
1) Sao-raja (bahasa Bugis) / balla lompo (bahasa Makassar), Rumah besar yang
didiami oleh keluarga kaum bangsawan.
2) Sao piti’ (bahas Bugis) / tarata’ (bahasa Makassar), Bentuknya lebih kecil, tanpa
sapana dan mempunyai hubungan yang bersusun dua.
3) Bola (bahasa Bugis) / balla’ (bahasa Makassar), Rumah untuk rakyat pada
umumnya.
Penduduk Sulawesi Selatan pada umumnya adalah petani yang menanam padi
bergiliran dengan palawija di sawah, penduduk di pegunungan bercocok tanam dengan
teknik peladangan, dan orang Bugis-Makassar di daerah pantai mencari ikan. Orang
Bugis-Makassar terkenal sebagai suku bangsa pelaut di Indonesia karena telah
mengembangkan kebudayaan maritim sejak beberapa abad. Kerajinan rumah tangga
yang khas dari Sulawesi Selatan adalah tenunan sarung sutera dari Mandar dan Wajo
serta tenunan sarung Samarinda dari Bulukumba.
2. Sistem Kekerabatan
10
KSPK & BUDAYA NUSANTARA
2
a. Perkawinan assialang marola, perkawinanantara saudara sepupu derajat satu, baik
dari pihak ayah maupun ibu.
b. Perkawinan assialanna memang, perkawinan antara saudara sepupu derajat kedua,
baik dari pihak ayah maupun ibu.
c. Perkawinan antara ripaddeppe’ mabelae. Perkawinan antara saudara sepupu
derajat ketiga baik dari pihak ayah maupun ibu.
Selain itu, terdapat pula istilah perkawinan yang tidak ideal dan sebaiknya tidak
dilakukan oleh orang Bugis-Makassar, antara lain:
a. Silariang merupakan perkawinan yang tidak dilakukan menurut adat (kawin lari),
disebabkan karena pinangan pihak laki-laki di tolak atau belanja perkawinan yang
ditentukan pihak perempuan terlampau tinggi.
b. Tomasiri’ adalah para kerabat perempuan yang mengejar kedua pelarian silariang,
jika ditemukan kemungkinan si laki-laki dibunuh.
Adapun dalam upacara adat perkawinan, terdapat beberapa deretan kegiatan
perkawinan yang dilangsungkan secara adat, yaitu:
a. Mapuce-puce, kunjungan keluarga laki-laki kepada keluarga perempuan untuk
memeriksa kemungkinan apakah peminangan dapat dilakukan
b. Massuro, kunjungan dari utusan pihak keluarga laki-laki kepada keluarga perempuan
untuk membicarakan waktu pernikahan, jenis mas kawin (sunreng) belanja
perkawinan, penyelenggaraan pestanya, dan sebagainya
c. Madduppa, pemberitahuan kepada semua kaum kerabat mengenai perkawinan yang
akan dating
d. Mappaenre’ balanja, prosesi pada hari pernikahan dimulai, dimana mempelai laki-
laki disertai rombongan membawa berbagai macam makanan, pakaian wanita, dan
mas kawin.
3. Sistem Sosial
Stratifikasi sosial lama dalam buku La Galigo, ada tiga lapisan pokok, yaitu:
a. Anakarung, lapisan kaum kerabat raja-raja
b. To-maradeka Tu-maradeka, lapisan orang merdeka yang sebagian besar dari rakyat
Sulawesi Selatan
c. Ata, lapisan orang budak, orang yang ditangkap dalam peperangan, orang yang
tidak dapat membayar hutang, atau orang yang melanggar pantangan adat.
4. Religi
10
KSPK & BUDAYA NUSANTARA
3
Sekitar 90% penduduk Sulawesi Selatan pemeluk agama Islam, sedangkan hanya
10% memeluk agama Kristen Protestan atau Katolik. Selain mengenal Agama, orang
Bugis-Makassar masih banyak terikat oleh sistem norma dan aturan adat yang dianggap
keramat dan sakral yang keseluruhannya disebut dengan panngaderreng. Sistem adat
keramat dari orang Bugis-Makassar itu berdasarkan atas lima unsur pokok, yaitu:
a. Ade’ adalah unsur bagian dari panngaderrengyang terdiri atas Ade’
akkalabinengengataunorma mengenai hal ikhwal perkawinan serta hubungan
kekerabatan dan Ade’ tana atau norma mengenai hal ikhwal bernegara, memerintah
negara dan berwujud sebagai hukum negara.
b. Bicara’,norma mengenai semua aktivitas dan konsep-konsep yang bersangkut paut
dengan peradilan.
c. Rapang, mejaga kepastian dan keberlangsungan keputusan hokum tak tertulis dari
masa ke masa.
d. Wari’, melakukan klasifikasi dari segala benda, peristiwa dan aktivitasnya dalam
kehidupan masyarakat menurut kategorinya.
e. Sara’, mengandung pranata-pranata dan hukum Islam dan yang melengkapkan
empat unsurnya menjadi lima.
Dalam kesusasteraan Paseng yang memuat amanat-amanat dari nenek moyang,
terdapat beberapa contoh-contaoh dari ungkapan yang diberikan kepada konsep siri’
yaitu:
a. Siri’ emmi rionrowang ri-lino artinya “hanya untuk siri’ itu sajalah kita tinggal di
dunia”, hidup itu ada artinya kalau ada martabat.
b. Mate ri siri’na artinya “mati dalam siri’, mati untuk menegakan martabat diri,
dianggap suatu hal yang terpuji dan terhormat.
c. Mate siri’ artinya “mati siri’, orang yang sudah hilang martabat dirinya adalah seperti
bangkai hidup.
10
KSPK & BUDAYA NUSANTARA
4
J. KEBUDAYAAN BALI
Suku-bangsa Bali sangat kental akan budaya Hindu yang berasal dari zaman
Majapahit dulu. Seiring berkembenangnya zaman, terdapat dua bentuk masyarakat di
Bali, yaitu: Bali Aga dan Bali Majapahit.Bahasa yang digunakan sehari-sehari di Bali
sendiri adalah bahasa Bali yang termasuk sekeluarga dengan bahasa-bahasa Indonesia
di mana struktur perbedaan dengan Bahasa Indonesia sendiri tidak jauh berbeda.
1. Religi
Bali terkenal dengan mayoritas beragama Hindu yang mana memiliki kitab suci weda
sebagai pedoman hidup. Agama Hindu pada umumnya mengenal tiga cara dalam
mewujudkan kedamaian lahir dan batin yaitu:
a. Tattwa (filosofi) dibagi menjadi lima kepercayaan utama, disebut Panca Graha
adalah lima kepercayaan yang mendasar, ialah:
1) Brahman, yaitu percaya kepada adanya Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan
Yang Maha Esa
2) Atman, percaya akan keberadaan atman (roh)
3) Samsara, percaya akan adanya kelahiran kembali atau re-inkarnasi
4) Karma Phala, yaitu percaya kepada adanya hukum sebab akibat
5) Moksa, yaitu percaya kepada kemungkinan menyatunya atman dengan Tuhan
b. Susila (Etika), Ajaran ini menekankan kepada tiga cara berperilaku yang baik, yang
disebuat Tri Kara Parisudha:
1) Manacika Parisudha (berfikir yang baik dan positif)
2) Wacika Parisudha (berkata yang baik dan jujur)
3) Kayika Parisudha (berbuat yang baik)
c. Upacara (yadnya, korban suci). Upacara ini ditujukan kepada lima aspek:
1) Dewa Yadnya, yaitu kepada Ida Sang Hyang Widi Waca, beserta para Dewa
(Bathara).
2) Pitra Yadnya, yaitu yang ditujukan kepada roh leluhur (Yadnya setelah
kematian).
3) Rsi Yadnya, yaitu bagi para Rsi atau orang yang disucikan.
4) Manusia Yadnya, yaitu bagi umat manusia sejak lahir (bayi dalam kandungan)
hingga perkawinan.
5) Bhuta Yadnya, yaitu untuk menetralisir pengaruh-pengaruh alam yang negatif
termasuk dunia supranatural.
Sedangkan ada tiga dewa di dalam kepercayaan Hindu berdasarkan trimurti. Dewa-
dewa atau bathara yang ada di dalam trimurti adalah sebagai berikut:
a. Brahmana Sang Pencipta
b. Wisnu Sang Pemelihara
c. Siwa Sang Penghancur
10
KSPK & BUDAYA NUSANTARA
5
2. Mata Pencaharian
Pada dasarnya penduduk suku Bali mempunyai mata pecaharian dalam bidang
bercocok tanam, kerajinan, perikanan, dan peternakan. Namun bergesernya waktu Bali
menjadi tempat wisata dunia, bergeser pula mata pencaharian mereka ke sektor wisata
dengan mempertahankan budaya lokalnya sebagai identitas dan objek wisata yang
mempunyai daya tarik dan nilai jual yang tinggi.
3. Sistem Sosial
Menganut sistem klan besar dan klan kecil berserta kasta seperti Brahmana,
Ksatrya, Vaisya, dan Sudra. Gelar-gelar untuk klan Brahmana adalah Ida Ayu (wanita)
dan Ida Bagus (pria); gelar bagi warga klan Satria adalah Cokroda dan klan wesia
adalah Gusti.
Lembaga Kemasyarakatan dibagi menjadi beberapa kelompok yang melembaga
dalam lembaga tradisional, yaitu desa, banjar, subak, saka/sekaha, gotong royong.
Desa didasarkan atas kesatuan tempat. Banjar adalah desa adat. Subak adalah
organisasi sistem pengairan. Seka/Sekaha adalah organisasi yang bergerak dalam
lapangan hidup khusus. Gotong Royong adalah kerjasama dalam masyarakat desa.
4. Sistem Kekerabatan
Diutamakan berpasangan dari orang-orang seklan atau yang memiliki derajat yang
sama bilamana dipasangkan dengan klan yang berbeda. Jenis perkawinan itu biasa
disebut dengan indogami. Adapun terdapat perkawinan yang pantang dilakukan anatara
lain Perkawinan seorang ayah dengan anak kandungnya, Perkawinan dengan saudara
sekandungnya atau saudara tirinya, dan Perkawinan dengan keponakannya.
Seseorang dapat memperoleh seorang isteri dengan dua cara, dengan cara
meminang (memadik, ngidih) atau dengan cara melarikan seorang gadis (mrangkat,
ngrorod). Kedua cara itu dapat dilakukan karena berdasarkan adat.
10
KSPK & BUDAYA NUSANTARA
6
K. KEBUDAYAAN SUNDA
Suku Sunda mendiami bagian barat pulau Jawa. Suku Sunda merupakan suku yang
mayoritas menjalankan syariat-syariat Islam. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya
acara slamatan yang dipimpin oleh modin atau guru ngaji dengan membuat tumpeng.
Biasanya diadakan pada hari Kamis atau Jum’at.Bahasa yang digunakan adalah
Bahasa Sunda. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, baik orang dewasa dan
pemuda-pemudi saling menggunakan Bahasa Sunda tanpa membedakan dari segi
stratifikasi bahasa (formal dan non-formal) agar terlihat lebih akrab. Bahasa tersebut
disebut Bahasa Ioma atau Bahasa tengah.Pada umumnya melakukan kegiatan
bercocok tanam seperti berladang dan berburu ikan.
Bagi orang Sunda, keluarga batih adalah yang terpenting, ada pula kelompok yang
disebut dengan bondoroyot, yakni sekelompok kerabat di sekitaran keluarga batih
tersebut. Selain itu, suku Sunda tidak mengenal stratifikasi sosial dan cenderung hidup
secara egaliter.Sistem kekerabatan suku Sunda adalah sistem kekerabatan bilateral.
Orang Sunda mengenal istilah kekerabatan untuk tujuh generasi ke bawah yaitu anak,
incu, buyut, bao, janggawareng, udeg-udeg, dan gantung siwur. Sedangkan, istilah
kekerabatan tujuh generasi ke atas adalah kolot, embah, buyut, bao, janggawareng,
udeg-udeg dan gantung siwur.
Selain itu, terdapat suku Baduy yang menolak perkembangan zaman. Bagi yang
ingin mengikuti perkembangan zaman, maka dianggap menyimpang dan dicap sebagai
Baduy Luar. Bagi yang memiliki hubungan suami-istri dengan seorang Baduy Luar juga
akan dicap sebagai Baduy Luar juga.Adapun ciri-ciri Baduy Luar sebagai berikut:
a. Mereka telah mengenal teknologi, seperti peralatan elektronik, meskipun
penggunaannya tetap merupakan larangan untuk setiap warga Baduy
b. Menggunakan pakaian adat dengan warna hitam atau biru tua (untuk laki-laki) yang
menandakan bahwa mereka tidak suci. Kadang menggunakan pakaian modern
seperti kaus oblong dan jelana jeans.
c. Menggunakan peralatan rumah tangga modern, seperti kasur, bantal, piring dan
gelas kaca, dan plastik.
Dalam upacara pernikahan terdapat dua bagian yang seharusnya dilakukan, yaitu
upacara sebelum pernikahan dan upacara pernikahan. Adapun langkah-langkah
sebelum perkawinan antara lain Peunden omong, Lamaran, Tunangan, Seserahan,
danNgeyeuh sereuh. Setelah kedua pihak setuju akan mengadakan perkawinan, maka
proses pelaksanaan upacara perkawinan dapat disimpulkan dengan melaksnakan
10
KSPK & BUDAYA NUSANTARA
7
Penjemputan calon pengantin pria, Kabagekeun, Akad nikah, Sungkeman, Wejangan,
Saweran, Meuleum harupat, Nincak endog, Buka pintu, danHaup lingkun.
10
KSPK & BUDAYA NUSANTARA
8
L. KEBUDAYAAN JAWA
Suku Jawa merupakan suku yang tidak membedakan-bedakan antara dunia atau
alam yang dapat dilihat dengan alam yang kasat mata. Prinsip mereka adalah narimo
ing pandum, yaitu pasrah dengan apa yang akan terjadi kepada Tuhan semata. Khusus
untuk wanita, mereka memegang prinsip suwarga nunut, neraka katut. Jadi, mereka ikut
atau pasrah dengan keputusan suami.
Bahasa Jawa merupakan bahasa keseharian orang Jawa. Ngoko digunakan untuk
orang yang sepantaran atau lebih muda. Sedangkan, krama digunakan untuk orang
yang lebih tua atau dihormati. Adapun huruf-huruf aksara jawa sebagai berikut:
Ha-Na-Ca-Ra-Ka
Da-Ta-Sa-Wa-La
Pa-Da-Ja-Ya-Nya
Ma-Ga-Ba-Tha-Nga
Aksara tersebut memiliki makna bahwa dahulu ada dua sesuruhan dari Aji Saka
yang satu disuruh menjaga keris pusaka (Sembada) dan satunya ikut dengan Aji Saka
(Dora). Di tengah perjalanan, Aji Saka berhadapan dengan Raja Prabu Dewatacengkar
yang suka memakan manusia. Seiring sengitnya pertarungan, Aji Saka berhasil
mendesak Prabu Dewatacengkar dan melemparnya ke sungai dan berubah menjadi
buaya putih. Untuk mengakhiri musuhnya, Aji Saka menyuruh Dora mengambil keris
pusaka miliknya yang dititipkan di Sembada. Namun, Sembada menolak
memberikannya dengan dalih bahwa Aji Saka mengatakan bahwa hanya Aji Saka
sendiri yang boleh mengambil keris pusaka. Perselisihan pun terjadi dan kedua pelayan
itu sirna setelah bertarung kesaktian. Aji Saka yang terlambat mengetahui kejadian
tersebut mengabadikannya dalam bentuk aksara jawa.
1. Religi
Pada umumnya agama yang dianut oleh Jawa adalah Islam dengan aliran Kejawen.
Acara yang identik dengan Islam Kejawen adalah Slametan yang mana diadakan
biasanya pada lahiran anak dan sejenisnya. Ada juga tahlilan yang biasanya diadakan
pada 7 hari orang meninggal, 40 hari, 100 hari, dan 1000 harinya.
2. Mata Pencaharian
Sebagian besar suku Jawa bekerja sebagai petani. Dalam pertani mereka juga
menggunakan ilmu perbintangan untuk mengetahui musim mana yang cocok untuk
bertani serta merumuskan kapan waktu pembayaran pajak. Namun, mayoritas
penduduk yang tinggal di kota bekerja sebagai pegawai negeri, militer, pedagang, atau
pengrajin.
10
KSPK & BUDAYA NUSANTARA
9
3. Sistem Sosial
Suku Jawa selalu menjaga sikap dan perbuatan mereka. Hal itu disebabkan karena
mereka menghargai orang lain dengan tepa selira (tenggang rasa) agar keharmonisan
satu sama lain bisa terjaga sehingga kebanyakan orang Jawa tidak terlalu suka berkata
terus terang dan menyembunyikan perasaan mereka (tertutup).Dalam strata sosial,
terdapat tiga tatanan, yaitu:Priyayi, Ningrat, dan Wong cilik (Wong baku; Kuli Gandok
atau Lindung; Joko, Sinoman, atau bujangan)
4. Sistem Kekerabatan
11
KSPK & BUDAYA NUSANTARA
0
Latihan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
11
KSPK & BUDAYA NUSANTARA
1