Anda di halaman 1dari 29

Pertemuan ke - 5

Bab 7
14th Biaya
and Accounting
Edition
Kualitas
forProduction
Losses
- JOB ORDER
Cost Accounting SYSTEM
William K. Carter

PowerPoint prepared by Kaes

1-1
Tujuan pembelajaran

1. Menjelaskan apa yang dimaksud Biaya Kualitas.


2. Membedakan 3 jenis Biaya Kualitas.
3. Menjelaskan TQM (total quality management) dan
kebutuhan akan perbaikan berkelanjutan (continuous
improvement).
4. Menghitung dan mencatat produksi yang hilang dalam
bentuk SCRAP.
5. Menghitung dan mencatat produksi yang hilang dalam
bentuk SPOILED GOODS.
6. Menghitung dan mencatat produksi yang hilang dalam
bentuk REWORK.
QUALITY
COS
T
(Biaya Kualitas)
Biaya Kualitas

Biaya kualitas bukanlah


hanya biaya yang
dikeluarkan untuk
menghasilkan produk
berkualitas melainkan juga
biaya yang terjadi karena
adanya penurunan kualitas.
Klasifikasi Biaya Kualitas

Prevention Appraisal Failure


Costs Costs Costs

Biaya untuk Biaya untuk Biaya akibat


mencegah mendeteksi terjadinya
terjadinya terjadinya kegagalan
kegagalan kegagalan produk
produk. produk  Internal failure
(scrap, spoilage,
rework, etc)
 External failure
Total Quality Management
Agar dapat bertahan dalam
persaingan usaha, maka
perusahaan harus
menyediakan produk
berkualitas dengan harga
wajar (reasonable price).

TQM bertujuan untuk memperbaiki kualitas seluruh


proses dan aktivitas produksi.
Karakteristik penerapan TQM
Tujuan dari seluruh aktivitas produksi adalah untuk melayani pelanggan.

Manajemen puncak melaksanakan peran aktif kepemimpinan


dalam perbaikan kualitas.

Seluruh karyawan secara aktif terlibat dalam perbaikan


kualitas.

Perusahaan memiliki sistem pengidentifikasi problem kualitas,


pengembangan solusi, dan penetapan tujuan perbaikian
kualitas

Perusahaan menempatkan karyawan sebagai aset bernilai tinggi dan


menyediakan pelatihan berkesinambungan sebagai bentuk pengakuan
atas capaian prestasi.
Mengukur dan Melaporkan
Biaya Kualitas
 Sebagian besar jenis-jenis biaya
kegagalan produk dapat diukur dan
dilaporkan pada setiap periode.
 Biaya kegagalan ini dapat ditelusuri
dan dilaporkan untuk setiap Pusat Biaya
(Cost Center).
 Manajemen puncak tidak harus
menggunakan informasi biaya yang
detail ini untuk bertanggung jawab atas
kegagalan tersebut.
 Manajemen puncak harus secara aktif
berpartisipasi dalam Tim Kualitas.
ACCOUNTING FOR
PRODUCTION
LOSSES
IN JOB ORDER COSTING
Ada 3 bentuk produksi yang hilang

Scrap

Spoiled Goods

Rework

1-10
Apakah Scrap ?

SCRAP Serbuk atau sisa potongan dari


hasil pemrosesan bahan baku.

Bahan baku yang rusak dan tidak dapat digunakan


atau dikembalikan ke pihak penjual.

Bagian yang pecah sebagai akibat dari kegagalan mesin


atau kelalaian karyawan.
Akuntansi untuk Scrap pada sistem job order

Dicatat sebagai Other Income

Dicatat sebagai pengurang Cost


of Goods Sold

Scrap Dicatat sebagai pengurang


FOH Control
Dicatat sebagai
pengurang WIP
Apabila laku
dijual
Akuntansi untuk Scrap pada sistem job order

PT Woodco Manufacturing mengumpulkan serbuk kayu


Ilustrasi dari lantai gudang dan menjualnya ke pabrik kertas
Transaksi terdekat secara berkala. Hasil penjualan bulan ini sebesar
$500.

Alternatif pencatatannya sbb:


Cash (or Accounts Receivable) 500
Scrap Sales (or Other Income) 500

OR
Cash (or Accounts Receivable) 500
Cost of Goods Sold 500

lanjut....
Akuntansi untuk Scrap pada sistem job order

lanjutan....

OR
Cash (or Accounts Receivable) 500
Factory Overhead Control 500

OR
Cash (or Accounts Receivable) 500
Work in Process 500
Apakah Spoiled Goods ?

SPOILED
GOODS
Kerusakan dapat disebabkan
oleh faktor internal.

Kerusakan dapat disebabkan oleh ulah


pelanggan.
Barang rusak yang tidak dapat diperbaiki karena
secara ekonomis tidak layak diperbaiki kembali.
Akuntansi untuk Spoiled Goods pada sistem job order

Rusak karena faktor internal


 Dibebankan ke dalam Factory Overhead Control.
 Apabila nilainya cukup besar dalam memengaruhi
pelaporan biaya produksi, maka sebaiknya
dilaporkan terpisah sebagai kerugian dalam
Laporan Laba Rugi.

Rusak karena “ulah” pelanggan


 Tidak dapat diperlakukan sebagai Biaya Kualitas.
 Dicatat sebagai “Spoiled Goods Inventory”.
Akuntansi untuk Spoiled Goods pada sistem job order

Illustration: Rusak akibat “ulah” pelanggan

PT Plastico mendapat pesanan dari Resto Pizza King untuk


membuat 1,000 buah kursi plastik dengan desain khusus dan
dikerjakan sebagai Job 876. Ketika 100 buah kursi telah selesai
dikerjakan, tiba-tiba pelanggan melakukan perubahan spesifikasi.
Tentu saja 100 buah kursi yang telah selesai tersebut tidak
sesuai dengan perubahan spesifikasi dan perusahaan pun sudah
tidak dapat menyesuaikannya dengan spesifikasi baru tersebut.
Namun demikian, PT Plastico masih dapat menjual kursi ini ke
pihak lain dengan harga $10 perunit atau total sebesar $1,000.
Akuntansi untuk Spoiled Goods pada sistem job order

Total biaya yang dikeluarkan untuk mengerjakan


Job 876 sbb:

Materials $22,000
Direct Labor 5,500
Factory Overhead 11,000
Total job cost $38,500
Akuntansi untuk Spoiled Goods pada sistem job order

Jurnal untuk mencatat penyelesaian Job 876 dan


pengiriman ke pelanggan sbb:

Spoiled Goods Inventory 1,000


Cost of Goods Sold 37,500
Work in Process 38,500
Akuntansi untuk Spoiled Goods pada sistem job order

PT Plastico mengenakan harga jual atas setiap produknya


sebesar 150% dari Cost.
Oleh karena itu, Job 876 yang ditagihkan ke Resto Pizza
King adalah sebesar $56,250 ($37,500 cost x 150%).

Jurnal untuk mencatat penagihan Job 876 sbb:

Cash (or Accounts Receivable) 56,250


Sales 56,250
Akuntansi untuk Spoiled Goods pada sistem job order

Pada saat “barang rusak” laku terjual, maka jurnalnya


sbb:

Cash (or Accounts Receivable) 1,000


Spoiled Goods Inventory 1,000
Akuntansi untuk Spoiled Goods pada sistem job order
Illustration: Spoilage caused by the Internal Failure

Dengan kondisi yang sama pada ilustrasi PT Plastico sebelumnya,


asumsikan bahwa kerusakan 100 kursi pesanan disebabkan oleh proses
peleburan bahan baku plastik.
Biaya pembuatan kursi pesanan adalah $35 perkursi dengan rincian: total
biaya $38,500 dibagi dengan 1,100 kursi. Dengan demikian, nilai produk rusak
adalah $3,500 ($35 per kursi dikalikan dengan 100 kursi).
Karena produk rusak tersebut masih dapat dijual dengan harga $1,000,
maka hal ini berarti bahwa biaya kerusakan yang tidak dapat tertutupi adalah
sebesar $2,500.
Harga pokok 1,000 kursi yang sesuai spesifikasi dan dikirimkan ke Resto
Pizza King adalah $35,000 ($35 x 1,000 buah), dan terjual dengan harga
$52,500 ($35,000 cost x 150%).
Akuntansi untuk Spoiled Goods pada sistem job order

Jurnal pencatatan atas penyelesaian pekerjaan dan


pengiriman produk pesanan sbb:

Spoiled Goods Inventory 1,000


Factory Overhead Control 2,500
Cost of Goods Sold 35,000
Work in Process 38,500

Cash (or Accounts Receivable) 52,500


Sales 52,500
Akuntansi untuk Rework pada sistem job order

REWORK Perlakukan akuntansi atas biaya rework


ini bergantung pada faktor penyebab
terjadinya rework.

Seperti halnya barang rusak, rework dapat


disebabkan oleh ulah konsumen maupun oleh
faktor internal.
adalah proses untuk memperbaiki barang cacat (defective
goods)
Akuntansi untuk Rework pada sistem job order

Rework yang disebabkan oleh “ulah” konsumen


Biaya rework (materials, payroll, and FOH) dibebankan ke
dalam Job.

Rework yang disebabkan oleh faktor internal

Biaya rework (materials, payroll, and FOH) harus


dibebankan ke dalam Factory Overhead Control.
Akuntansi untuk Rework pada sistem job order

Jurnal:
Rework yang disebabkan oleh konsumen
Work in Process 13,000
Materials 8,000
Payroll 1,000
Applied Factory Overhead 4,000

Rework yang disebabkan faktor internal


Factory Overhead Control 13,000
Materials 8,000
Payroll 1,000
Applied Factory Overhead 4,000

Selesai
Selesai
$
1-27
Home
Assignme
nt
P7–5
P7–6

Anda mungkin juga menyukai