Anda di halaman 1dari 9

NAMA : NI WAYAN WIDHI YADNYANI

NIM : 175020300111052

KELAS : AKUNTANSI BIAYA CE

BIAYA MUTU
DAN
AKUNTANSI UNTUK KEHILANGAN DALAM PROSES PRODUKSI

BIAYA MUTU
Biaya untuk mencapai mutu
 Definisi

Biaya Mutu

Biaya karena kurangnya mutu

 Jenis-Jenis Biaya Mutu


1. Biaya Pencegahan
2. Biaya Penilaian
3. Biaya Kegagalan
 Manajemen Mutu Total
Manajemen mutu total (total quality management-TQM) adalah pendekatan tingkat
diperusahaan atas perbaikan mutu yang mencari cara untuk memperbaiki mutu
disemua proses dan aktivitas.

Karakteristik TQM :
1. Tujuan perusahaan atas semua aktivitas bisnisnya adalah untuk melayani
pelanggan.
2. Manajemen puncak memimpin secara aktif dalam perbaikan mutu.
3. Semua karyawan terlibat secara aktif dalam pebaikan mutu.
4. Perusahaan memiliki sistem untuk mengindentifikasikan masalah mutu,
mengembangkan solusi dan menetapkan tujuan perbaikan mutu.
5. Perusahaan menghargai karyawannya dan memberikan pelatihan terus menerus
serta pengakuan atas pencapaian.
 Peningkatan Mutu secara Berkelanjutan
Cara yang terbaik untuk mengurangi biaya mutu total adalah mengurangi kondisi
kurangnya mutu.
 Pendekatan terbaik :
Berkonsentrasi pada pencegahan yaitu mencari penyebab-penyebab
dari pemborosan dan inefisiensi, kemudianmengembangkan rencana
sistematis untuk menghilangkan penyebab-penyebab tersebut.
 Pendekatan yang juga penting :
Penilaian kinerja. Inpeksi atas produksi guna mencari produk cacat
juga masih penting, juga diperlukan pendekatan pengendalian yang lebih
dinamis. Salah satu pendekatan semacam itu adalah pengendalian proses
secara statistik guna memonitor mutu produk dan mengurangi variabilitasnya

Pebaikan mutu secara berkelanjutan atau terus menerus memerlukan usaha konstan
dari setiap orang didalam perusahaan- baik manajemen maupun karyawan yang saling
bekerjasama.
 Mengukur dan Melaporkan Biaya Mutu
 Diperlukan Akuntan Manajemen yang mampu mengukur biaya mutu.
 Pelaporan biaya mutu memberikan arahan dengan mengindikasikan
kesempatan-kesempatan untuk perbaikan yang substansial.
 Biaya kegagalan dapat disebabkan karena bagian-bagian bermutu rendah
dari pemasok, mesin yang usang, desain produk yang buruk, atau faktor-
faktor lain di luar kendali manajer pusat biaya.

AKUNTANSI UNTUK KERUGIAN PROSES PRODUKSI DALAM SISTEM PERHITUNGAN


BIAYA BERDASARKAN PESANAN

 Akuntansi untuk Bahan Baku Sisa (Scrap)


Bahan baku terdiri atas :
1. Serbuk atau sisa-sisa yang tertinggal setelah bahan baku di proses.
2. Bahan baku cacat yang tidak dapat digunakan maupun direktur ke pemasok.
3. Bagian-bagian yang rusak akibat kecerobohan karyawan atau kegagalan mesin.
Asumsi : Widhi Company mengumpulkan serpihan kayu dari lantai pabrik dan
menjualnya secara periodik ke pabrik kertas terdekat. Penjualan bahan baku sisa
periode sebesar $500. Alternatif akuntansiuntuk penjualan tersebut adalah sebagai
berikut :
 Jumlah yang diakumulasikan di Penjualan Bahan Baku Sisa ditutup ke ihtisar
laba rugi dan ditampilkan di Laporan Laba Rugi sebagai penjualan bahan baku
sisa atau pendapatan lain-lain. Pada saat penjualan, ayat jurnal yang dibuat
adalah:
Kas (atau piutang usaha) 500
Penjualan bahan baku sisa(atau pendapatan lain-lain) 500
 Jumlah yang diakumulasikan dikreditkan ke Harga Pokok Penjualan, sehingga
mengrangi total biaya yang dibebankan ke Pendapatan Penjualan untuk periode
tersebut. Ayat jurnal pada saat penjualan adalah:
Kas(atau piutang usaha) 500
Harga pokok penjualan 500
 Jumlah yang diakumulasikan dapat dikreditkan ke Pengendalian Overhead
Pabrik, sehinga mengurangi biaya overhead untuk periode tersebut. Ayat
jurnal untuk mencatat penjualan bahan baku sisa adalah:
Kas(atau piutang usaha) 500
Pengendali overhead pabrik 500
 Jika bahan baku sisa dapat ditelusuri langsung ke pesanan individual, jumlah
yang direalisasi dari penjalan bahan baku sisa dapat diperlakukan sebagai
pengurang biaya bahan baku yang dibebankankepasanan tersebut. Ayat jurnal
umum untuk mencatat penjualannya adalah :
Kas(atau piutang usaha) 500
Barang dalam proses 500
 Ayat-ayat jurnal tadi mengasumsikan nilai bahan baku sisa dengan nilai
signifikan.
 Jika nilai bahan baku sisa signifikan, maka barang dalam proses dikreditkan dan
persediaan bahan baku sisa di debet. Dengan demikian bahan baku sisa dicatat
sebagai persediaan sampai terjual.
 Akuntansi Untuk Biaya Barang Cacat (Spoiled Goods)
Barang cacat berbeda dengan bahan baku sisa karena barang cacat adalah unit
yang selesai atau separuh selesai namun cacat dalam hal tertentu.
Barang cacat yang disebabkan oleh pelanggan. Jika barang cacat terjadi karena
tindakan tertentu yang dilakukan oleh pelanggan, maka hal tersebut tidak boleh
dianggap sebagai biaya mutu.
Asumsi : plastico inc.memproduksi 1.000 kursi plastik dengan desainkhusus untuk
pizza King Inc. berdasarkan pesanan No 876. Setelah 100 kursi diproduksi, pelanggan
mengubah spesifikasi desain.100 kursi ini tidak dapat digunakan oleh pelanggan dan
tidak dapat diperbaiki sehingga dapat diterima oleh pelanggan. Meskipun demikian,
plastico dapat menjual 100 kursi ini sebagai barang bekas dengan harga $10 per unit
atau totalnya setara dengan $10 per unit atau totalnya setara dengan$1.000. Tambahan
100 kursi diproduksi untuk memenuhi pesanan pelanggan, sehingga totalnyasebesar
1.100 kursi (100 unit cacat dan 1.000 unit yang dapat diterima oleh pelanggan). Total
biaya yang dibebankan ke pesanan No 876 adalah :
Bahan baku $22.000
Tenaga kerja 5.000
Overhead pabrik 11.000
Total biaya pesanan 38.500
 Ayat jurnal untuk mencatat penyelesaian pesanan tersebut dan pengiriman ke
pelanggan adalah :
Persediaan barang cacat 1.000
Harga pokok penjualan 37.500
Barang dalam proses 38.500
 Plastico biasanya menjual hasil produksinya dengan harga 150% dari biaya.
Oleh karena itu, pesanan No 876 ditagihkan ke pizza King Inc. sebesar $56.250
($37.500 biaya x 150%). Ayat jurnal untuk mencatat penagihan pesanan No. 876
adalah:
Piutang usaha(atau kas) 56.250
Penjualan 56.250
 Saat barang cacat kemudian dijual, ayat jurnalnya adalah:
Kas(atau piutang usaha) 1.000
Persediaan barang cacat 1000
Barang cacat yang disebabkan oleh kegagalan internal . Jika barang cacat terjadi
karena kegagalan internal seperti kecerobohan karyawan atau usangnya mesin, biaya
yang tidak tertutup dari penjualan barang cacat sebaiknya dibebankan ke pengendalian
overhead pabrik dan dilaporkan secara periodik kepada manajemen.
Asumsi : fakta yang sama dari ilustrasi plastico sebelumnya, kecuali bahwa 100 unit
kursi cacatyang disebabkan adaanya cacat dicetakan plastik. Dalam kasus ini biaya
produksi setiap kursi adalah$35 ($38.500 total biaya pesanan dibagi dengan 1.100 total
jumlah kursi). Total biaya dari barang cacat adalah sebesar $3.500 ($35 perkursi kali
100 unit kursi rusak) karena kursi rusak dapat dijual seharga $1.000 ($10 per unit-kali
100 kursi). Biaya yang tidak tertutup dari penjualan barang cacatadalah sebesar $2.500
[($35 per unit-$10 nilai sisa)x100 kursi]. Biaya dari 1.000 kursi bagus yangdikirimkan ke
pizza king adalah $35.000($35 per unit-kali 1.000 unit), dan harga jual untuk pesanan
tersebut adalah $52.500 ($35.000 biaya pesanan x150%). Ayat jurnal untuk mencatat
penyelesaian dan pengiriman pesanan adalah:
Persediaan barang cacat 1.000
Pengendali overhead pabrik 2.500
Harga pokok penjualan 35.000
Barang dalam proses $8.500

Piutang usaha 52.500


Penjualan 52.500

 Akuntansi untuk Biaya Pengerjaan Kembali (Rework)


Pengerjaan Kembali adalah proses untuk membetulkan barang cacat.
Pengerjaan kembali yang disebabkan oleh pelanggan. Biaya pengerjaan kembali
dibebankan ke pesanan dan pelanggan harusmembayarnya. Idealnya ditutup oleh
peningkatan harga jual.
Asumsi : Ni Wayan Company memproduksi 200 trailer dengan desain khusus ber-
dasarkan Pesanan 901 untuk memenuhi permintaan desain PT Murni Abadi. Biaya
yang dibebankan ke pesanan 901 adalah:
Bahan Baku $100.000
Tenaga Kerja ($10/jam x 2.000 jam) 20.000
Overhead dibebankan ($40/jam tenaga kerja lngsung) 40.000
Total biaya yang dibebankan ke pesanan no.901 $200.000
Sebelum trail dikirim, pelanggan menginginkan modifikasi sehingga biaya pengerjaan
kembali yang ditambahkan adalah :
Bahan baku ($40/ pasang/suspensi x 200 trailer) $8.000
Tenaga kerja (1/2 per trailer 200 trailer x $10/ jam) 1.000
Overhead dibebankan (40/jam x 100 jam) 4.000
Total biaya pengerjaan kembali yang dibebankan ke pesanan 901 $13.000
Ayat jurnal untuk mencatat biaya pengerjaan kembali pesanan no 901 :
Barang dalam proses 13.000
Bahan baku 8.000
Beban gaji 1.000
Overhead pabrik dibebankan 4.000
Total biaya pesanan no 901 menjadi 213.000, asumsikan heavy load fabricators
menagihkan harga jual pesanan dengan mark up sebesar 50 % atas biaya , maka
pesanan no 901 akan dijual senilai 150 % dari 213000 atau 319500 saat pesanan no
901 dikirimkan ke pelanggan dibuatlah ayat jurnal berikut :

HPP 213.000
Barang dalam proses 213.000

Piutang usaha 319.500


Penjualan 319.500
Pengerjaan kembali yang disebabkan oleh kegagalan internal. Biaya pengerjaan
kembali sebaiknya dibebankan ke Pengendalian Overhead Pabrik dan dilaporkan
secara periodik kepada manajemen.
Asumsi : Ni Wayan Company, asumsikan pengerjaan kembali karenakesalahan
karyawan dalam merakit per trailer, fakta dan data lain samadengan contoh
sebelumnya. Jurnal untuk mencatat pengerjaan kembali:
Pengendalian overhead pabrik 13.000
Bahan baku 8.000
Beban gaji 1.000
Overhead pabrik dibebankan 4.000
 Karena biaya pengerjaan kembali dibebankan ke overhead pabrik, total biaya pesanan
901 tetap $200.000 dan nilai jual adalah sebesar $300.000. Saat pesanan dikirim ke
pelanggan dibuat jurnal :
Harga pokok penjualan 200.000
Barang dalam proses 200.000

Piutang 300.000
Penjualan 300.000

AKUNTANSI UNTUK KERUGIAN PROSES PRODUKSI DALAM SISTEM PERHITUNGAN


BIAYA BERDASARKAN PROSES

 Barang cacat yang Diakibatkan Oleh Kegagalan Internal


Barang cacat disebabkan oleh kegagalan internal, biayanya diukur dan dibebankan
ke pengendalian overhead pabrik, sebagaimana yang dijelaskan
untuk sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan.
Asumsi : Deco Pottery Company memproduksi gelas kopi keramik dalam dua
departemen produksi, departemen pembentukan dan departemen pelapisanGelas rusak
pada saat ini terdiri atas100% selesai untuk bahan baku dan 80% selesai untuk biaya
konversi. Gelas bagus dijual seharga $2,50 per unitdan gelas rusak di jual sebagai
barang cacat seharga $0,50 per unit.
Data produksi bulan November :
Pembentukan Pelapisan
Jumlah unit di barang dalam proses, persediaan awal 4000 3000
Jumlah unit dimulai di departemen pembentukan 21000
Jumlah unit ditransfer ke departemen pelapisan 19000
Jumlah unit yang diterima dari departemen pembentukan 19000
Jumlah unit ditransfer ke persediaan barang jadi 15000
Jumlah unit di barang proses persediaan akhir 3600 4000
Jumlah unit cacat selama periode berjalan 2400 3000
 Asumsikan perusahaan memiliki akun barang dalam proses yang terpisah untuk setiap
departemen produksi, ayat jurnal untuk mencatat tranfer biaya dari departemen
pembentukan adalah:
Barang dalam proses-departemen pelapisan 9.120
Pengendalian overhead pabrik 1.008
Barang dalam proses-departemen pembentukan 10.128
 Unit yang ditranfer dari departemen pelapisan kepersediaan barang jadi adalah 100%
selesai untuk semua elemen biaya(15.000 unit ekuivalen untuk biaya departemen
sebelumnya, bahan baku, tenagakerja, dan overhead).
 Persediaan akhir selesai senilai dengan biaya bahan baku dan departemensebelumnya,
sehingga persediaan akhir tersebut mencerminkan 4.000 unit ekuivalen biaya
bahan baku dan departemen sebelumnya.
 Persediaan akhir hanya 25% selesai untuk biaya konversi,sehingga mewakili 4.000 unit
x 25%=1.000 unit ekuivalen untuk tenaga kerja dan overhead.
 Karena barang cacat dideteksi di akhir proses sebagai hasil dari inpeksi, barang cacat
adalah 100% selesaiuntuk semua elemen biaya, sehingga mewakili 3.000 unit ekuivalen
untuk biaya departemensebelumnya, bahan baku, tenaga kerja, dan overhead.
 Unit ekuivalen untuk setiap elemen biaya didepartemen pelapisan adalah:

 Rata-rata biaya per unit ekuivalen didepartemen pelapisan ditentukan sebagai berikut :
 Jurnal mentransfer biaya dari Departemen Pelapisan :
Pesrsediaan Barang Jadi 14.700
Persediaan Barang Cacat 1.500
Pengendali FOH 1.440
Barang Dalam Proses 17.640
 Jurnal saat barang cacat dijual :
Kas/Piutang Usaha 1.500
Persediaan Barang Cacat 1.500
 Penyusutan (Shrinkage) Normal dalam Produksi
Dalam beberapa proses produksi, unit-unit fisik hilang melalui penguapan atau
proses alami lainnya yang tidak termasuk kegagalan internal.
Asumsi : Sweet-stuff Co. memproduksi sirup wafel di Departemen Pemasakan.Lalu
ditransfer ke Departemen Pembotolan. Bahan ditambahkan di awal proses Departemen
Pemasakan, dicampur, lalu dimasak dalam tong-tongbesar. Selama memasak,
sebagian bahan baku menguap.
 Data produksi Departemen Pemasakan bulan Oktober :
Jumlah gallon di barang dalam proses, persediaan awal 4.000
Jumlah gallon dimulai di departemen pemasakan 26.000
Jumlah gallon ditransfer ke departemen pembotolan 20.000
Jumlah gallon barang dalam proses, persediaan akhir 5.000
Jumlah gallon hilang dalam proses sebelum perioda berjalan 5.000
Penyelia departemen melaporkan persediaan barang dalam proses sepenuhnya selesai
untuk bahan baku dan 25% untuk biaya koversi.
 Data biaya November :
Barang dalam proses, persediaan awal
Biaya bahan baku 5.450
Biaya tenaga kerja 535
Overhead pabrik 1.070
Biaya yang ditambahkan ke proses selama perioda berjalan
Biaya bahan baku 32.550
Biaya tenaga kerja 7.540
Overhead pabrik 15.080
 Unit ekuivalen tiap elemen biaya di Departemen Pemasakan :

 Rata rata biaya per unit ekuivalen di Departemen Pemasakan :

 Asumsikan perusahaan memiliki akun barang dalam proses yang terpisah untuk
setiap departemen produksi, sehingga jurnal transfer biaya dari Departemen
Pemasakan adalah :
BDP Departemen Pembotolan 53.200
BDP Departemen Pemasakan 53.200

Anda mungkin juga menyukai