Jika harga jual bahan baku sisa memiliki nilai yang signifikan, maka bahan
baku sisa akan dicatat sebagai ”Persediaan” dalam kartu persediaan pada
saat bahan baku sisa diserahkan oleh bagian produksi ke bagian gudang
sampai menunggu untuk dijual.
Ayat jurnal pada saat penyerahan bahan baku sisa adalah sebagai berikut:
Keterangan Debit Kredit
Persediaan bahan baku sisa xxx
Barang dalam proses xxx
Jika bahan baku sisa merupakan hasil dari bahan baku cacat atau bagian-
bagian yang rusak, maka harus dianggap sebagai biaya kegagalan internal
yang seharusnya dapat dikurangi atau dihilangkan. Bahan baku sisa jenis ini
harus ditentukan dan dilaporkan ke manajemen. Manajemen sebaiknya
mengambil langkah-langkah untuk mengidentifikasikan penyebabnya.
2. Karena kesalahan
Terjadinya produk cacat akibat kesalahan dalam proses produksi seperti
kurangnya perencanaan, pengawasan, dan pengendalian, kelalaian pekerja.
Maka biaya untuk memperbaiki produk cacat ini diperlakukan sebagai rugi
produk cacat.
Contoh kasus :
PT Dinda Star adalah perusahaan yang menghasilkan komponen untuk
radio. Pada bulan September 2006 perusahaan menerima pesanan 3.000 unit
komponen. Harga pokok untuk satu unit komponen Rp 1.800, yang terdiri
bahan baku langsung Rp 700, tenaga kerja langsung Rp 800, dan BOP
dibebankan Rp 300. Terjadi kerusakan sebanyak 100 unit, dianggap sebagai
kerusakan karena kesalahan. Produk ini perlu diperbaiki dengan
mengeluarkan : biaya bahan baku langsung Rp 15.000, biaya tenaga kerja
langsung Rp 10.000, biaya overhead pabrik Rp 1.000.
Jurnal :
Keterangan Debit Kredit
Rugi produk cacat 26.000
Persediaan bahan-bahan 15.000
Beban gaji 10.000
Macam-macam kredit 1.000
C. Barang Rusak
Barang rusak adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi, dimana
produk yang dihasilkan tersebut tidak sesuai dengan standar mutu yang
ditetapkan, tetapi secara ekonomis produk tersebut dapat diperbaiki dengan
mengeluarkan biaya yang lebih besar dari nilai jualnya setelah produk tesebut
diperbaiki. Produk rusak ini umumnya diketahui setelah proses produksi
selesai.
Faktor penyebab terjadi barang rusak :
1. Bersifat normal
Setiap proses produksi tidak akan bisa dihindari terjadinya produk rusak,
maka perusahaan akan memperhitungkan sebelum proses produksi dimulai.
2. Karena kesalahan
Terjadinya produk rusak diakibatkan kesalahan dalam proses produksi,
masalah ini karena kurangnya perencanaan dan pengawasan terhadap tenaga
kerja.
Perlakuan Harga Pokok Produk Rusak Laku dijual
a. Bersifat normal
Produk rusak normal laku dijual, maka hasil penjualan produk rusak
diperlakukan sebagai pengurang pengendali overhead pabrik.
Contoh kasus :
PT. Sabang adalah perusahaan yang menghasilkan mainan anak-anak dari
bahan plastik. Pada bulan Juli 2007 perusahaan menerima pesanan 2.000
unit mainan anak-anak. Harga pokok untuk satu unit mainan anak-anak ini
sebesar Rp 2000,- yang terdiri dari bahan baku langsung Rp 900,- tenaga
kerja langsung Rp 600,- dan BOP dibebankan Rp 500,-. Karena proses
produksi mainan ini agak rumit terjadi kerusakan. Dari pesanan 2.000 unit
tersebut, perusahaan memproduksi 2.050 unit, sebanyak50 unit terjadi
kerusakan normal, yang laku dijual dengan harga Rp1.000,- per-unit
Harga Pokok Produk Selesai :
HP. Produk Selesai, produk baik : 2.000 unit × Rp 2.000 = Rp
4.000.000
HP. Produk Rusak : 50 unit × Rp 2.000 = Rp 100.000
HP. Produk Selesai, produk baik = Rp
4.100.000
Harga pokok produk rusak sebesar Rp 100.000,- diperlakukan sebagai
pengendali overhead pabrik. Hasil penjualan produk rusak Rp 50.000,-
(50 unit x Rp 1000)
Jurnal :
Keterangan Debit Kredit
Kas 50.000
Pengendali Overhead Pabrik 50.000
Produk Dalam Proses – Bahan 45.000
Produk Dalam Proses – Tenaga Kerja 30.000
Produk Dalam Proses – BOP 25.000
Perhitungan :
Produk Dalam Proses – Bahan : 50 unit x Rp 900 = Rp 45.000
Produk Dalam Proses – Tenaga Kerja : 50 unit x Rp 600 = Rp 30.000
Produk Dalam Proses – BOP : 50 unit x Rp 500 = Rp 25.000
b. Karena kesalahan
Produk rusak karena kesalahan laku dijual, maka hasil penjualan produk
rusak diperlakukan sebagai pengurang rugi produk rusak.
Harga Pokok Produk Rusak Rp 100.000
Penjualan Produk Rusak : 50 unit x Rp 1.000 Rp 50.000
Rugi Produk Rusak Rp 50.000
Jurnal :
Keterangan Debit Kredit
Kas 50.000
Rugi Produk Rusak 50.000
Produk Dalam Proses – Bahan 45.000
Produk Dalam Proses – Tenaga Kerja 30.000
Produk Dalam Proses – BOP 25.000