Anda di halaman 1dari 9

NIM : 102122110047

Nama Lengkap: Hilman Husaini

Program Studi : Akuntansi

Mata Kuliah : Akuntansi biaya

Soal Studi Kasus:

Perusahaan PT. ABC adalah sebuah perusahaan manufaktur yang


memproduksi produk A dan produk B. Dalam 5 tahun terakhir perusahaan
mengalami laba minus hingga 5 miliar menurun 5% setiap tahun. Dalam laporan
hasil audit yang diterima oleh pihak manajemen, diketahui bahwa perusahaan
melakukan pembelian asset tetap berupa mesin-mesin produksi yang berlebih,
dibandingkan dengan kapasitas produksi. Jelaskan peranan akuntansi biaya dalam
kasus tersebut, dan kaitannya dengan konsep perbedaan biaya, beban dan kerugian.

Jawab:

Dalam kasus perusahaan PT. ABC, akuntansi biaya memainkan peran


penting dalam mengidentifikasi dan mengelola masalah pembelian aset tetap yang
berlebih. Akuntansi biaya melibatkan pengukuran, analisis, dan pelaporan
informasi biaya yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan. Peranan
akuntansi biaya dalam kasus ini adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi biaya produksi: Akuntansi biaya akan membantu dalam


mengidentifikasi dan mengklasifikasikan biaya yang terkait dengan
produksi produk A dan produk B. Biaya produksi ini meliputi biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
2. Pengukuran biaya produksi: Akuntansi biaya akan mengukur biaya
produksi yang sebenarnya terjadi untuk menghasilkan produk A dan produk
B. Hal ini mencakup penghitungan biaya bahan baku yang digunakan, biaya
tenaga kerja langsung yang dikeluarkan, dan alokasi biaya overhead pabrik.
3. Analisis perbedaan biaya: Akuntansi biaya akan menganalisis perbedaan
antara biaya yang sebenarnya terjadi dengan biaya yang seharusnya terjadi.
Dalam kasus ini, perusahaan melakukan pembelian asset tetap yang
berlebih, sehingga akan ada perbedaan biaya antara biaya yang seharusnya
terjadi berdasarkan kapasitas produksi dan biaya yang sebenarnya terjadi.
4. Pelaporan kerugian: Akuntansi biaya akan membantu dalam melaporkan
kerugian yang timbul akibat pembelian asset tetap yang berlebih tersebut.
Kerugian ini akan mencerminkan perbedaan antara biaya yang seharusnya
terjadi dan biaya yang sebenarnya terjadi.

Konsep perbedaan biaya, beban, dan kerugian berkaitan dengan kasus ini sebagai
berikut:

1. Perbedaan biaya: Perbedaan biaya terjadi ketika biaya yang sebenarnya


terjadi berbeda dengan biaya yang seharusnya terjadi. Dalam kasus ini,
perbedaan biaya terjadi karena perusahaan melakukan pembelian asset tetap
yang berlebih dibandingkan dengan kapasitas produksi yang ada.
2. Beban: Beban merupakan pengeluaran yang timbul dalam kegiatan
operasional perusahaan. Dalam kasus ini, pembelian asset tetap yang
berlebih akan menjadi beban bagi perusahaan karena menghasilkan biaya
yang tidak diperlukan.
3. Kerugian: Kerugian terjadi ketika pengeluaran melebihi pendapatan atau
nilai aset berkurang. Dalam kasus ini, pembelian asset tetap yang berlebih
akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan karena menghasilkan biaya
yang tidak diimbangi oleh peningkatan pendapatan atau manfaat yang
setara.

Dengan menggunakan akuntansi biaya, perusahaan dapat mengidentifikasi,


mengukur, dan menganalisis perbedaan biaya yang terjadi akibat pembelian asset
tetap yang berlebih. Hal ini memungkinkan manajemen untuk mengambil tindakan
yang tepat, seperti mengurangi pembelian yang berlebihan dan mengoptimalkan
penggunaan kapasitas produk.

Soal Hitungan:

1. Di bawah ini adalah catatan PT Seroja Bersama, berkaitan dengan tiga pesanan

Pesanan AA-01 Pesanan AA-02 Pesanan AA-03


Direct Material Rp. 2.440.000 Rp. 2.000.500 Rp. 1.165.500
Direct Labor Rp. 1.770.000 Rp. 1. 080.000 Rp. 1.301.000
Actual Machine
88 Jam 80 Jam 75 Jam
Hour

Catatan: Overhead dibebankan ke masing-masing pesanan berdasarkan actual


machine hour, dengan tarif ditentukan dimuka sebesar Rp.50.000. Seluruh pesanan
selesai dibuat. Buatlah kartu pesanan untuk masing-masing pesanan dan Jurnalnya.

Jawab:

Berikut adalah kartu pesanan dan jurnal untuk masing – masing pesanan:

Kartu Pesanan AA-01:

Pesanan AA-01
Direct Material Rp. 2.440.000
Direct Labor Rp. 1.770.000
Overhead (88 jam x Rp. 50.000) Rp. 4.400.000
Total Biaya Pesanan Rp. 8.610.000

Jurnal untuk pesanan AA-01:

Debit: Pesanan AA-01 (Hutang)

 Direct Material: Rp. 2.440.000


 Direct Labor: Rp. 1.770.000
 Overhead: Rp. 4.440.000

Kredit: Hutang (Jumlah biaya pesanan AA-01)

 Total Biaya Pesanan: Rp. 8.610.000

Kartu Pesanan AA-02:

Pesanan AA-02
Direct Material Rp. 2.000.500
Direct Labor Rp. 1.080.000
Overhead (80 jam x Rp. 50.000) Rp. 4.000.000
Total Biaya Pesanan Rp. 7.080.500

Jurnal untuk pesanan AA-02:

Debit: Pesanan AA-02 (Hutang)

 Direct Material: Rp. 2.000.500


 Direct Labor: Rp. 1.080.000
 Overhead: Rp. 4.000.000

Kredit: Hutang (Jumlah biaya pesanan AA-02)

 Total Biaya Pesanan: Rp. 7.080.500

Kartu Pesanan AA-03:

Pesanan AA-03
Direct Material Rp. 1.165.500
Direct Labor Rp. 1.301.000
Overhead (75 jam x Rp. 50.000) Rp. 3.750.000
Total Biaya Pesanan Rp. 6.216.500
Jumlah untuk pesanan AA-03:

Debit: Pesanan AA-03 (Hutang)

 Direct Material: Rp. 1.165.500


 Direct Labor: Rp. 1.301.000
 Overhead: Rp. 3.750.000

Kredit Hutang (Jumlah biaya pesanan AA-03)

 Total Biaya Pesanan: Rp. 6.216.500

Pada jurnal diatas, biaya langsung (direct material dan direct labor) serta
biaya overhead (dihitung berdasarkan actual machine hour) di-debit ke kartu
pesanan masing-masing. setelah itu, jumlah total biaya pesanan di-kredit ke akun
hutang sebagai representasi dari biaya yang masih harus dibayar.

Penting untuk dicatat bahwa jurnal di atas hanya mencakup biaya-biaya


yang terkait dengan pesanan tersebut. Biaya overhead dihitung berdasarkan actual
machine hour dan dibebankan ke masing-masing pesanan sesuai dengan tarif Rp.
50.000 per jam mesin yang digunakan.

2. Berikut ini laporan dari PT. Semesta Alam, produk yang dimasukkan dlm proses
35.000 unit, produk selesai yang ditransfer ke Dept B 30.000 unit, produk selesai
ditransfer ke gudang 25.000 unit. Produk dalam proses akhir bulan di Dept A 5.000
unit (tgkt penyelesaian direct material 100 %, direct labor dan OM 75 %). Produk
dlm proses akhir bulan di Dept B adalah 5.000 unit (Tingkat penyelesaian biaya
konversi 80%). Buatlah laporan biaya produksi masing-masing departemen dan
jurnalnya.

Data Biaya produksi Dept A Dept B

Biaya bahan baku Rp3.500.000 -


Biaya tenaga kerja Rp5.000.500 Rp4.720.000

Biaya overhead pabrik Rp7.124.000 Rp3.532.035

Jawab:

Untuk membuat laporan biaya produksi masing – masing departemen, kita perlu
menghitung biaya produksi total dan tingkat penyelesaian untuk setiap departemen.
Kemudian, kita dapat mengalokasikan biaya overhead pabrik ke setiap departemen
berdasarkan tingkat penyelesaian biaya konversi. Berikut adalah laporan biaya
produksi untuk masing – masing departemen:

Departemen A:

 Biaya Bahan Baku: Rp. 3.500.000


 Biaya Tenaga Kerja: Rp. 5.000.500
 Biaya Overhead Pabrik: Rp. 7.124.000

Total Biaya Produksi Departemen A:

= Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Overhead Pabrik

= Rp. 3.500.000 + Rp. 5.000.500 + Rp. 7.124.000

= Rp. 15.624.500

Tingkat Penyelesaian Direct Material:

= 100%

Tingkat Penyelesaian Direct Labor dan OM:

= 75%
Produk Dalam Proses Akhir Bulan di Departemen A:

= 5.000 unit

Biaya Produksi Per unit di Departemen A:

= Total Biaya Produksi Departemen A / (Produk Dalam Proses Akhir Bulan di


Departemen A x Tingkat Penyelesaian Direct Material)

= Rp. 15.624.500 / (5.000 x 100%)

= Rp. 3.124,90

Departemen B:

 Biaya Bahan Baku: -


 Biaya Tenaga Kerja: Rp. 4.720.000
 Biaya Overhead Pabrik: Rp. 3.532.035

Total Biaya Produksi Departemen B:

= Biaya Tenaga Kerja + Biaya Overhead Pabrik

= Rp. 4.720.000 + Rp. 3.352.035

= Rp. 8.252.035

Tingkat Penyelesaian Biaya Konversi:

= 80%

Produk Dalam Proses Akhir Bulan di Departemen B:

= 5.000 unit
Biaya Produksi Per Unit di Departemen B:

= Total Biaya Produksi Departemen B / (Produk Dalam Proses Akhir Bulan di


Departemen B x Tingkat Penyelesaian Biaya Konversi)

= Rp. 8.252.035 / (5.000 x 80%)

= Rp. 3.281,61

Jurnal Biaya Produksi Departemen A:

No. Akun Debit Debit Akun Kredit Kredit


1. Bahan Baku Rp. 3.500.000
2. Tenaga Kerja Rp. 5.000.500
3. Overhead Rp. 7.124.000
Pabrik
4. Produk Biaya Rp.
Dalam Proses Produksi A 15.624.500
5. Biaya Rp.
Produksii A 15.624.500

Jurnal Biaya Produksi Departemen B:

No. Akun Debit Debit Akun Kredit Kredit


1. Tenaga Kerja Rp.4.720.000
2. Overhead Rp. 3.532.035
Pabrik
3. Produk Biaya Rp. 8.252.035
Dalam Proses Produksi B
4. Biaya Rp. 8.252.035
Produksi B
Dalam jurnal, “Biaya Produksi A” dan “Biaya Produksi B” adalah akun-akun yang
mencatat biaya produksi yang dialokasikan ke masing-masing departemen. Akun
“Produk Dalam Proses” mencatat produk yang sedang dalam proses di setiap
departemen.

Anda mungkin juga menyukai