oleh :
KELOMPOK III
b) Selisih Kapasitas
Selisih kapasitas berhubungan dengan BOP tetap yang disebabkan kapasitas sesungguhnya yang dicapai
lebih kecil dibandingkan kapasitas yang dipakai untuk menghitung tarip.
Cara menghitung tarip dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Atau
SK= (KN-KS) TT
Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik kepada pesanan tersebut adalah sebagai
berikut:
Jurnal #8:
Barang dalam proses biaya overhead pabrik Rp. 8.850.000
Biaya overhead pabrik yang dibebankan Rp. 8.850.000
Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi (selain biaya bahan penolong Rp300.000 dan biaya
tenaga kerja tidak langsung sebesar Rp3.000.000 seperti tersebut dalam jurnal # 4 dan # 6):
Biaya depresiasi mesin Rp. 1.500.000
Biaya deprisiasi gedung pabrik Rp. 2.000.000
Biaya asuransi gedung pabrik dan mesin Rp. 700.000
Biaya pemeliharaan mesin Rp. 1.000.000
Biaya pemeliharaan gedung Rp. 500.000
Jumlah Rp. 5.700.000
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi tersebut adalah sebagai berikut:
Jurnal#9:
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp. 5.700.000
Akutansi depresiasi mesin Rp. 1.500.000
Akutansi depresiasi gedung Rp. 2.000.000
Persekot asuransi Rp. 700.000
Persediaan suku cadang Rp. 1.000.000
Persediaan bahan bangunan Rp. 500.000
Untuk mengetahui apakah biaya overhead pabrik yang dibebankan berdasar tarif menyimpang dari biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi, saldo rekening Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan
ditutup ke rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Jurnal penutup tersebut adalah sebagai
berikut:
Jurnal # 10:
Biaya overhead pabrik yang dibebaskan Rp. 8.850.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp. 8.850.000
Selisih biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk dengan biaya overhead Pabrik yang
sesungguhnya terjadi dalam suatu periode akuntansi ditentukan dengan menghitung saldo rekening Biaya
Overhead Pabrik Sesungguhnya. Setelah jurnal #10 dibukukan, saldo rekening Biaya Overhead Pabrik
Sesungguhnya adalah sebagai berikut:
Debit
Jurnal #4 Rp. 300.000
Jurnal #6 Rp. 3.000.000
Jurnal #9 Rp. 5.700.000
Jumlah debet Rp. 9.000.000
Kredit
Jurnal #10 Rp. 8.850.000
Selisih pembebanan kurang Rp. 150.000
Selisih biaya overhead pabrik pada akhirnya dipindahkan ke rekening Selisih Biaya Overhead Pabrik.
Jika terjadi selisih pembebanan kurang, maka dibuat jurnal:
Jurnal #11
Selisih biaya overhead pabrik Rp. 150.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp. 150.000
9.4 Perlakuan terhadap selisih BOP
Perlakuan selisih biaya overhead pabrik.
Ada dua cara perlakuan terhadap selisih BOP :
a) Selisih BOP disebabkan karena selisih anggaran.
Selisih BOP dibebankan kembali ke dalam rekening persediaan produk dalam proses persediaan produk
selesai dan harga pokok penjualan.
Jurnal yang dibuat apabila selisih menguntungkan adalah :
Selisih BOP xxx
Persediaan produk dalam proses xxx
Persediaan produk selesai xxx
Harga pokok penjualan xxx
Diminta :
1.Berapakah BOP tetap & variabel yang dianggarkan.
2.Hitung tarip BOP bulan Januari berdasarkan:
1. Jam mesin (Rp)
2. Biaya bahan baku (%)
3. Biaya tenaga kerja langsung (Rp)
4. Jam kerja langsung (Rp)
5. Unit produksi (Rp)
3.Hitunglah pada BOP sesungguhnya ;
1. Tarip BOP variabel & tetap.
2. selisih BOP.
3. Selisih anggaran |& kapasitas.
4.Buatlah jurnal yang diperlukan.
PENYELESAIAN :
1. BOP Tetap = Rp 4.600.000.
BOP Variabel = 5.525.000.
2.a. Tarif BOP tetap = Rp 4.600.000 / 30.000 = Rp 153,3 jam mesin.
Tarif BOP variabel = Rp 5.525.000 / 30.000 = Rp 184,2 jam mesin.
Tarif BOP = (153,3 + 184,2) = Rp 337,5 jam mesin.
b. Biaya bahan baku :
Tarif BOP = (Rp 10.125.000 / 5.000.000) x 100% = 202,5%
c. Biaya tenaga kerja langsung :
Tarif BOP = (Rp 10.125.000 / 2.500.000) x 100% = 405%
d. Jam kerja langsung :
Tarif BOP = Rp 10.125.000 / 42.000 = Rp 241.
e. Unit produksi :
Tarif BOP = Rp 10.125.000 / 60.000 = Rp 168,75
3.a.BOP tetap = Rp 4.600.000 : 27.500 = 167,3
BOP variabel = 4.750.000 : 27.500 = 172.7
b. Selisih BOP :
BOP yang dibebankan (27.500 x 337,5) Rp 9.281.250.
BOP sesungguhnya 9.350.000.
Selisih BOP (R) Rp 68.750.
c. Selisih Anggaran :
BOP sesungguhnya Rp 9.350.000.
BOP dianggarkan pada kapasitas :
BOP variabel (27.500 x Rp 184,2) = Rp 5.065.500
BOP tetap Rp 4.600.000
Rp. 9.665.500.
Laba 315.500.
Selisih kapasitas :
(metode 1)
BOP tetap dianggarkan Rp 4.600.000.
BOP tetap dibebankan pd produk (27.500 x Rp 153,3) Rp. 4.215.750.
Rugi Rp 384.250.
(metode 2)
Kapasitas dianggarkan 30.000 jam mesin.
Kapasitas dicapai 27.500
2.500 jam mesin
Tarif BOP tetap : Rp 153,3
Selisih kapasitas : (Rp 153,3 x 2500) = Rp 383.25
4. Mencatat pembebanan BOP :
BDP – BOP 9.281.250 –
BOP yang dibebankan – 9.281.250
Mencatat BOP sesungguhnya :
BOP sesungguhnya 9.350.000 –
Berbagai rekening di kredit – 9.350.000