Anda di halaman 1dari 8

TUGAS AKUNTANSI BIAYA

METODE HARGA POKOK PROSES

Dosen Pengampu : I Ketut Sunarwijaya, SE ,M.si

oleh :
KELOMPOK III
NI KADEK RATNA KUMALASARI (1802612010027) (27)
NI MADE NATALIA APRIANI (1802612010031) (31)
NI NYOMAN SRINITIASIH (1802612010033) (33)
DIYAH PUSPITA HANDAYANI (1802612010005) (05)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2020

1
A. Pengaruh Produk yang Hilang pada Awal Proses Terhadap Harga Pokok
Produk

Produk yang hilang di awal proses dianggap belum menyerap biaya produksi yang
dikeluarkan dalam departemen tersebut, sehingga tidak diikutsertakan dalam
perhitungan-perhitungan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan. Produk yang
hilang diawal proses padadepartemen pertama mengakibatkan naiknya harga pokok
produksi per satuan. Pada departemen berikutnya produk yang hilang diawal proses
ini mempunyai akibat yaitu :

 Menaikan harga pokok produksi persatuan yang diterima dari departemen


sebelumnya.

 Menaikan harga pokok produksi per satuan yang ditambahkan dalam


departemen produksi berikunya.

B. Pengaruh Produk yang Hilang pada Akhir Proses terhadap Harga Pokok
Produk

Produk yang hilang pada akhir proses sudah ikut menyerap biaya produksi yang
dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga harus diperhitungkan
dalam penentuan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan oleh departemen tersebut
baik di dalam departemen produksi pertama maupun setelah departemen produksi
pertama. Harga pokok produk yang hilang harus dihitung dan harga pokok ini
diperlakukan sebagai tambahan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke
departemen produksi berikutnya atau kegudang. Hal ini akan mengakibatkan harga
pokok per satuan produk selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya atau
kegudang menjadi lebih tinggi.

2
C. Cara Menghitung Harga Pokok Produk apabila Terdapat Produk yang
Hilang pada Tahap Awal Proses

Data Produksi Departemen A dan Departemen B Bulan Januari 2020

Departemen A Departemen B
Produk yang dimasukkan dalam proses 1000 kg

Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg -

Produk selesai yang ditransfer ke Gudang 400kg

Produk dalam proses akhir bulan, dengan

tingkat penyelesaian sebagai berikut :

Biaya bahan baku & penolong 100% biaya 200 kg -

konversi 40%

Biaya bahan penolong 60%, biaya konversi 50% - 100 kg

Produk yang hilang pada awal proses 100 kg 200 kg

Biaya Produksi Departemen A dan Departemen B Bulan Januari 2020

Departemen A Departemen B
Biaya bahan baku Rp 22.500 Rp. 0

Biaya bahan penolong 26.100 16.100

Biaya tenaga kerja 35.100 22.500

Biaya overhead pabrik 46.800 24.750


Jumlah biaya produksi Rp 130.500 Rp 63.350

Perhitungan Harga Pokok Produksi di Departemen A

3
Perhitungan Biaya Produksi Per Unit Departemen A Bulan Januari 2020

Biaya Biaya per kg


Jumlah Produksi yang Dihasilkan
Produksi Produk yang
oleh Departemen A ( unit
Departemen Dihasilkan oleh
ekuivalensi)
A Departemen A

Jenis Biaya (1) (2) (2) : (1)

700 kg + 100% x 200 kg = 900 kg


Biaya bahan baku Rp 22.500 Rp 25
700 kg + 100% x 200 kg = 900 kg
Biaya bahan penolong Rp 26.100 Rp 29
700 kg + 40% x 200 kg = 780 kg
Biaya tenaga kerja Rp 35.100 Rp 45
700 kg + 40% x 200 kg = 780 kg
Biaya overhead pabrik Rp 46.800 Rp 60

Rp 130.500 Rp 159

Karena produk yang hilang terjadi pada awal proses, maka produk tersebut tidak ikut
menyerap biaya produksi yang dikeluarkan oleh departemen A dalam bulan Januari
2011. Oleh karena itu produk yang hilang tersebut tidak diikut sertakan dalam
perhitungan unit ekivalensi produk yang dihasilkan oleh departemen A. Akibatnya
biaya produksi per kg produk yang dihasilkan oleh departemen A menjadi lebih
tinggi.

Perhitungan Biaya

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : Rp 111.300


700 x Rp 159
Harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir bulan
(200 kg) :
Biaya bahan baku Rp 5.000
Biaya bahan penolong Rp 5.800
Biaya tenaga kerja Rp 3.600
Biaya overhead pabrik Rp 4.800
Rp 19.200

4
Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan Dep. B:

Perhitungan Biaya Produksi Per Unit Departemen B Bulan Januari 2020

Biaya Biaya per kg


Jumlah Produksi yang Dihasilkan
Produksi Produk yang
oleh Departemen B (unit
Departemen Dihasilkan oleh
ekuivalensi)
B Departemen B

Jenis Biaya (1) (2) (2) : (1)

Biaya bahan penolong 400 kg + 60% x 100 kg = 460 kg Rp 16.100 Rp 35


Biaya tenaga kerja 400 kg + 50% x 100 kg = 450 kg Rp 22.500 Rp 50
Biaya overhead pabrik 400 kg + 50% x 100 kg = 450 kg Rp 24.750 Rp 55

Rp 63.350 Rp 140

Penyesuaian harga pokok produksi per satuan produk =

Rp. 111.300 / (700 kg – 200 kg) = Rp. 222.60

Perhitungan Harga Pokok Produk Jadi & Persediaan Produk Dalam Proses Dep. B:
Harga pokok produk jadi: 400 kg x Rp. 140 = Rp. 56.000

Harga Pokok dari Dep. A : 400 kg x Rp. 222.60 89.040

Rp. 145.040

Harga persediaan produk dalam proses:

Harga Pokok dari Dep. A Rp. 222.60 x 100 kg Rp. 22.600

Bi. Bahan penolong (60% x 100 x Rp. 35) 2.100

Bi. tenaga kerja (50% x 100 x Rp. 50) 2.500

Bi. overhead pabrik (50% x 100 x Rp. 55) 2.750

Rp. 29.610

5
D. Cara Menghitung Harga Pokok Produk apabila Terdapat Produk yang
Hilang pada Akhir Proses

a. Perhitungan harga pokok produk di departemen A

Biaya perkg
Biaya
Jumlah produk yang produk
Produksi
dihasilkan oleh dihasilkan
Departemen A
departemen A departemen A
(Rp)
(Rp)
Jenis biaya 1 2 2:1
700+100%x200kg+100kg
Biaya bahan baku 22.500 22,5
= 1000kg
700+100%x200kg+100kg
Biaya bahan penolong 26.100 26,1
= 1000kg
700+40%x200kg+100kg
Biaya tenaga kerja 35.100 39,89
= 880kg
700+40%x200kg+100kg
Biaya overhead pabrik 46.800 53,18
= 880kg
130.500 141,67

Biaya penghitungan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B dan
persediaan produk dalam proses akhir dalam departemen A disajikan dalam tabel
berikut :

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke


departemen B : 700 x Rp 141,67 99.169
Penyesuaian harga pokok produk selesai karena adanya
14.167
produk yang hilang pada akhir proses : 100 x Rp 141,67
Harga pokok produk setelah ditransfer ke dep B setelah
113.336
disesuaikan

6
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir
bulan (200kg) :
Biaya bahan baku 200kg x 100% x Rp
22,5
Biaya bahan penolong 200kg x 100% x Rp Rp 4500
26,1 5.220
Biaya tenaga kerja 200kg x 40% x Rp 3.191,2
39,89 4.254,4
Biaya overhead pabrik 200kg x 40% x Rp
53,18
Rp 17.165,6

Perhitungan harga pokok produksi Per Satuan Dep. B:

Biaya Biaya per kg


Jumlah Produksi yang Dihasilkan
Produksi Produk yang
oleh Departemen B (unit
Departemen Dihasilkan oleh
ekuivalensi)
B Departemen B

Jenis Biaya (1) (2) (2) : (1)

Biaya bahan penolong 400 kg + 60% x 100 kg = 460 kg Rp 16.100 Rp 35


Biaya tenaga kerja 400 kg + 50% x 100 kg = 450 kg Rp 22.500 Rp 50
Biaya overhead pabrik 400 kg + 50% x 100 kg = 450 kg Rp 24.750 Rp 55

Rp 63.350 Rp 140

Perhitungan Harga Pokok Produk Jadi & Persediaan Produk Dalam Proses Dep. B :
Harga pokok produk jadi: 400 kg x Rp. 140 = Rp. 56.000

Penyesuaian harga pokok produksi per satuan produk dari Dep. A:

7
Harga Pokok dari Dep. A : 400 kg x Rp. 161.91 = 64.764

Produk hilang akhir proses: 200 kg x (Rp. 161.91 + Rp. 140) = 60.382

Rp. 125.146

Harga persediaan produk dalam proses:

Harga Pokok dari Dep. A Rp. 161.91 x 100 kg = Rp. 16.191

Bi. Bahan penolong (60% x 100 x Rp. 35) 2100

Bi. tenaga kerja (50% x 100 x Rp. 50) 2500

Bi. overhead pabrik (50% x 100 x Rp. 55) 2.750

Rp. 23.541

Anda mungkin juga menyukai